Professional Documents
Culture Documents
Gambar 2.5
Gejala
:
Demam tinggi, nyeri kepala, lemah, gangguan pencernanaan, hipersalivasi,
gigi dan gusi mudah berdarah.
Pemeriksaan
:
Mukosa mulut dan faring hiperemis; membran putih keabu-abuan di atas
tonsil, uvula, dinding faring dan gusi; kel.submandibula membesar, mulut berbau.
Terapi
:
Antibiotik spektrum luas selama 1 minggu, menjaga higiene mulut dan
pemberian vitamin C dan vitamin B kompleks.
b. Angina agranulositosis
Disebabkan oleh keracunan obat golongan amidopirin, sulfa dan arsen. Ulkus di
sekitar mulut dan faring di sertai tanda radang. (Genitalia, saluran cerna).
c. Tonsilitis difteri
Disebabkan Corynebacterium diphteriae (gram +)
Tanda dan gejala :
Gambar 2.5
Gejala umum :
Demam, nyeri kepala, nafsu makan menurun, badan lemah serta sakit
tenggorokan
Gejala lokal :
Tonsil membengkak ditutupi bercak putih yang
semakin meluas
Tabel 2.1
2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa tonsilitis akut
adalah :
pemeriksaan laboratorium meliputi :6
a Leukosit : terjadi peningkatan
b Hemoglobin : terjadi penurunan
c Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat.
Rontgen, antara lain:
b X ray sinus paranasal untuk menyingkirkan sepsis fokal
c X-ray nasofaring jaringan lunak untuk menyingkirkan hipertrofi adenoid.
3. Komplikasi
Meskipun jarang, tonsilitis akut dapat menimbulkan komplikasi lokal yaitu abses
peritonsil, abses parafaring dan otitis media akut. Komplikasi lain yang bersifat sistemik
dapat timbul terutama oleh kuman Streptokokus beta hemolitikus berupa sepsis dan
infeksinya dapat tersebar ke organ lain seperti bronkus (bronkitis), ginjal (nefritis akut &
glomerulonefritis akut), jantung (miokarditis & endokarditis), sendi (artritis) dan vaskuler
(plebitis). Komplikasi yang dapat muncul bila tonsilitis akut tidak tertangani dengan baik
adalah :3
a Tonsilitis kronis
b Otitis media
4. Penatalaksanaan
a Tonsilitis viral: istirahat, minum cukup, analgetika dan antivirus diberikan bila gejala
berat.1
3
:
1) Indikasi Absolut
Pembengkakan tonsil yang menyebabkan obstruksi jalan nafas, disfagia berat,
gangguan tidur dan komplikasi kardiopulmoner
Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis & drainase
Tonsilitis yang menimbulkan kejang demam
Tonsilitis yang membutuhkan biopsi untuk menentukan patologi anatomi
2) Indikasi Relatif
Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil pertahun dengan terapi antibiotik
adekuat
Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan pemberian terapi
medis
Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus yang tidak membaik
DAFTAR PUSTAKA
Soepardi.E.A,et all. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
Leher. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. pg:212-25.
Adams.G.L, Boies.L.R, Higler. P.A. Boies Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Penyakitpenyakit Nasofaring dan Orofaring. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1997.
pg: 330-44.
Lee, K.J. MD. Essential Otolaryngology Head & Neck Surgery. 2003. McGraw-Hill.
Jackson C. Disease of the nose, throat and ear. 2 nd ed. Philadelphia: WB Sunders Co.
1959. pg: 239-59.