You are on page 1of 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI (Air Susu Ibu)


1. Definisi
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi, tidak
satupun makanan lain yang dapat menggantikan ASI, karena ASI
mempunyai kelebihan yang meliputi tiga aspek yaitu aspek gizi, aspek
kekebalan dan aspek kejiwaan berupa jalinan kasih sayang penting untuk
perkembangan mental dan kecerdasan anak (Depkes RI, 2005).
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan cairan seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan
padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim
(Roesli, 2009). Pemberian ASI Eksklusif merupakan pemberian ASI (air
susu ibu) saja kepada bayi berumur 0 6 bulan

tanpa tambahan cairan

ataupun makanan lain (Depkes RI, 2007). ASI dapat diberikan sampai bayi
berusia 2 tahun (Kristiyansari, 2009).
2. Kandungan ASI
Air susu ibu (ASI) mengandung semua zat gizi yang diperlukan
bayi dalam 4 6 bulan pertama kehidupan, dianjurkan pada masa ini bayi
hanya diberikan ASI.

Kandungan zat gizi dalam ASI, menurut Soedibyo S. (1997) yaitu :


a). ASI mengandung protein dan lemak yang paling cocok untuk bayi
dalam jumlah yang tepat.
b). ASI mengandung lebih banyak laktosa (gula susu) daripada susu
lainnya dan laktosa merupakan zat yang diperlukan bayi manusia.
c). ASI mengandung vitamin yang cukup bagi bayi. Bayi selama 6 bulan
pertama tidak memerlukan vitamin tambahan.
d). ASI mengandung zat besi yang cukup untuk bayi. Tidak terlalu banyak
zat besi yang dikandung, tetapi zat besi ini diserap usus bayi dengan baik.
Bayi yang disusui tidak akan menderita anemia kekurangan zat besi.
e). ASI mengandung cukup air bagi bayi bahkan pada iklim yang panas.
f). ASI mengandung garam, kalsium dan fosfat dalam jumlah yang tepat.
3. Manfaat ASI
Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari ASI, maka ASI
harus diberikan secara eksklusif pada bayi segera setelah dilahirkan atau
paling lambat 30 menit setelah lahir, karena daya isap bayi pada saat itu
paling kuat untuk merangsang produksi ASI selanjutnya. ASI yang keluar
beberapa hari setelah persalinan disebut kolostrum (Depkes RI, 2005).
Kolostrum mengandung zat kekebalan dan vitamin A yang tinggi,
Oleh karena itu, harus diberikan ASI eksklusif pada bayi. Sekalipun
produksi ASI pada hari-hari pertama baru sedikit, namun dapat mencukupi
kebutuhan bayi. Pemberian air gula, air tajin dan masakan pralaktal
(sebelum ASI lancar diproduksi) lain harus dihindari (Depkes RI, 2005).

Pada usia 0 6 bulan, bayi cukup diberi ASI saja (ASI esklusif),
karena produksi ASI pada periode tersebut sudah mencukupi kebutuhan
bayi untuk tumbuh kembang yang sehat. Pemberian makanan selain ASI
pada umur 0 4 bulan dapat membahayakan bayi, karena bayi belum
mampu memproduksi enzim untuk mencerna makanan bukan ASI.
Apabila pada periode ini, bayi dipaksa menerima makanan bukan ASI,
maka akan timbul gangguan kesehatan pada bayi seperti diare, alergi dan
bahaya lain yang fatal. Tanda bahwa ASI eksklusif memenuhi kebutuhan
bayi antara lain bayi tidak rewel dan tumbuh sesuai dengan grafik pada
Kartu Menuju Sehat (KMS).
Bayi yang disusui lebih sedikit terkena diare bila dibandingkan
dengan bayi yang diberikan makanan buatan. Bayi tersebut juga lebih
sedikit menderita infeksi saluran pernafasan dan telinga tengah. Bayi yang
diberi ASI akan menderita infeksi lebih sedikit, karena :
a). ASI bersih dan bebas bakteri sehingga tidak membuat bayi sakit.
b). ASI mengandung antibodi atau zat kekebalan immunoglobulin
terhadap banyak infeksi. Hal ini akan membantu melindungi bayi terhadap
infeksi sampai bayi bisa membuat antibodinya sendiri.
c). ASI mengandung sel darah putih atau leukosit hidup yang membantu
memerangi infeksi.
d). ASI mengandung zat yang disebut faktor bifidus yang membantu
bakteria khusus yaitu lactobacillus bifidus, tumbuh dalam usus halus bayi.
Lactobacillus bifidus mencegah bakteria berbahaya lainnya tumbuh yang
dapat menyebabkan diare.

e). ASI mengandung laktoferin yang mengikat zat besi. Hal ini mencegah
pertumbuhan beberapa bakteria berbahaya yang juga memerlukan zat
besi.
4.
Pola pemberian ASI
Agar pemberian ASI eksklusif dapat berhasil, selain tidak
memberikan makanan lain perlu pula diperhatikan cara menyusui yang
baik dan benar yaitu tidak dijadwal, ASI diberikan sesering mungkin
termasuk menyusui pada malam hari. Ibu menggunakan payudara kiri dan
kanan secara bergantian tiap kali menyusui. Disamping itu, posisi ibu bisa
duduk atau tiduran dengan suasana tenang dan santai. Bayi dipeluk dengan
posisi menghadap ibu. Isapan mulut bayi pada puting susu harus baik yaitu
sebagian besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk ke mulut bayi.
Apabila payudara terasa penuh dan bayi belum mengisap secara efektif,
sebaiknya ASI dikeluarkan dengan menggunakan tangan yang bersih
(Depkes RI, 2005).
Keadaan gizi ibu yang baik selama hamil dan menyusui serta
persiapan psikologi selama kehamilan akan menunjang keberhasilan
menyusui. Seorang ibu yang menyusui harus menjaga ketenangan pikiran,
menghindari kelelahan, membuang rasa khawatir yang berlebihan dan
percaya diri bahwa ASI-nya mencukupi untuk kebutuhan bayi (Depkes RI,
1996).
5. Masalah Pemberian ASI
Kegagalan

pemberian

ASI

eksklusif

akan

menyebabkan

kekurangan jumlah sel otak sebanyak 15% 20%, sehingga menghambat

10

perkembangan kecerdasan bayi pada tahap selanjutnya. Pada umur 4 6


bulan (masa transisi), bayi terus minum ASI dan mulai diperkenalkan
dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI berbentuk lumat
atau setengah cair. Pada umur 6 9 bulan, kuantitas dan kualitas MP-ASI
perlu diperhatikan.MP-ASI diberikan sesuai dengan umur bayi, minimal
diberikan 3 kali sehari. Porsi MP-ASI setiap kali makan yaitu pada umur 6
bulan minimal 6 sendok makan. Pada umur 7 bulan minimal 7 sendok
makan. Pada umur 8 9 bulan berturut-turut berikan 8 dan 9 sendok
makan (Depkes RI, 2005).
Sejak umur 10 bulan, makanan keluarga perlu diperkenalkan pada
bayi agar pada saat umur 12 bulan, bayi sudah dapat makan bersama
keluarga. Porsi makan anak 12 bulan kira-kira separuh dari porsi orang
dewasa. Pemberian ASI tetap diberikan sampai bayi berumur 2 tahun.
Makanan selingan yang bergizi (bubur kacang hijau, biskuit, pepaya dan
jeruk) perlu diberikan. Pada umur 24 bulan, secara bertahap anak perlu
disapih antara lain dengan menjarangkan waktu menyusui (Depkes RI,
1996).
Apabila ibu menghadapi masalah grafik pertubuhan bayi tidak sesuai
KMS, puting lecet, payudara bengkak, puting terbenam dan lain-lain
dianjurkan menghubungi petugas kesehatan, bidan, klinik laktasi di Rumah
Sakit Sayang Bayi (RSSB) atau Kelompok Pendukung ASI (KPA). Bagi
ibu pekerja dianjurkan untuk tetap menyusui sebelum dan sesudah bekerja
(Depkes RI, 1996).

11

B. Faktor risiko yang menghambat pemberian ASI eksklusif pada bayi


1. Usia
Umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Waktu reproduksi sehat adalah antara umur 20-35 tahun (Manuaba,
2002).
Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa
akan

lebih

dipercaya

dari

orang

yang

belum

cukup

tinggi

kedewasaannya (Nursalam, 2001). Kematangan individu dengan


pertambahan usia berhubungan erat dengan kemampuan analisis
terhadap permasalahan atau fenomena yang ditemukan menyatakan
bahwa kemampuan analisis akan berjalan sesuai dengan pertambahan
usia, seorang individu diharapkan dapat belajar untuk memperoleh
pengetahuan dan keterampilan (Slameto, 2003).
2. Tingkat pendidikan
Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses pengembangan
sumberdaya manusia. Pendidikan merupakan suatu proses pendidikan
jangka panjang yang dilakukan secara sistematis dan prosedurnya
diorganisir melalui konsep belajar manajerial perorangan dan
pengetahuan teoritis untuk tujuan umum (Andrew, 1996).
Pendidikan yang cukup merupakan dasar dalam pengembangan
wawasan sarana yang memudahkan untuk dimotivasi serta turut

12

menentukan cara berpikir seseorang dalam menerima pengetahuan,


sikap dan perilaku masyarakat (Sciartino, 1999).
3. Pekerjaan
Para ibu yang bekerja dari pagi hingga sore tidak memiliki waktu
yang cukup bagi para anak dan keluarga. Dalam hal ini ibu mempunyai
peran ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga dan wanita pekerja.
Keadaan yang demikian dapat mempengaruhi keadaan gizi keluarga
khususnya anak bayi dan usia. Para ibu yang bekerja tidak mempunyai
waktu yang cukup untuk memperhatikan makanan anak yang sesuai
dengan kebutuhan dan kecukupan. (Sajogyo, 2001).
4. Pendapatan keluarga
Indonesia dan negara lain menunjukkan bahwa terdapat faktor
risiko yang timbal balik antara kurang gizi dan kemiskinan. Kemiskinan
merupakan penyebab pokok atau akar masalah gizi buruk, proporsi
anak yang gizi kurang dan gizi buruk berbanding terbalik dengan
pendapatan. Semakin kecil pendapatan penduduk, semakin tinggi
persentase anak yang kekurangan gizi sebaliknya semakin tinggi
pendapatan semakin kecil persentase gizi buruk (Adisasmito, 2007).
Kecenderungan penurunan pengeluaran sesuai dengan kenaikan
pendapatannya, namun pengeluaran untuk pangan masih merupakan
bagian terbesar dari pengeluaran rumah tangga Indonesia, disamping itu
salah satu penyebab malnutrisi (kurang gizi) disebabkan oleh faktor
ekonomi dan sosial budaya yang secara nyata telah memberikan

13

gambaran menyeluruh mengenai masalah gizi di daerah masyarakat


miskin.
Faktor risiko pendapatan dan gizi dalam keluarga didorong oleh
pengaruh yang menguntungkan dari peningkatan pendapatan untuk
perbaikan kesehatan dan gizi. Sebaliknya jika pendapatan seseorang
maka daya beli berkurang sehingga kemungkinan kebiasaan makan dan
beberapa cara lain menghalangi perbaikan gizi sehingga kurang efektif
untuk anak-anak (Winarno, 1993).
5. Pengetahuan
Pengetahuan adalah sejumlah informasi yang dikumpulkan yang
dipahami dan pengenalan terhadap sesuatu hal atau benda-benda
secara obyektif. Pengetahuan atau kognitif seseorang tentang ASI
adalah hasil yang terjadi setelah seorang melakukan pengenalan
terhadap suatu obyek tertentu yang sebagian besar diperoleh melalui
indera mata dan telinga.

Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif

diharapkan akan menjadi dasar untuk bersikap positif terhadap


pemberian ASI kepada bayinya dan selanjutnya akan mendorong ibu
untuk memberikan ASI kepada bayinya (Notoatmodjo, 2003).
6. Praktik / tindakan
Praktik atau tindakan adalah merupakan salah satu dari tiga
perilaku

berbentuk

perbuatan

(action)

terhadap

situasi

atau

rangsangan dari luar. Perbuatan atau praktik tidak sama dengan


perilaku, melainkan hanya sebagaian dari perwujudan perilaku.
Perwujudan dari perilaku yang lain dapat melalui pengetahuan dan

14

sikap. Sebagai contoh disini adalah prosedur yang benar dalam


pemberian ASI oleh ibunya kepada bayinya.
Pengukuran praktik atau tindakan dapat diukur secara langsung atau
tidak langsung. Secara langsung adalah dengan mengobservasi
tindakan atau kegiatan responden sedangkan tidak langsung adalah
dengan wawancara terhadap semua kegiatan yang telah dilakukan.
Perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang harus ada unsur
pengetahuan,

keyakinan

dan

banyak

sarana

kemudahan

(Notoadmodjo, 2003).
7. Ante natal care (ANC)
a). Memberikan penernagan dan penyuluhan tentang manfaat dan
keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun
bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol.
b). Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting
susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu
dipantaukenaikan berat badan ibu hamil.
c). Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu
mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
d). Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan
trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat
belum hamil.
e). Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini
perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang

15

hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya


(Depkes RI, 2005).
.
8. IMD(Inisisai Menyusui Dini)
Inisiasi menyusui dini (IMD)
ASI merupakan makanan bayi yang paling penting terutama pada
bulan-bulan pertama kehidupan. Pemberian ASI eksklusif adalah
Air Susu Ibu yang diberikan kepada bayi berusia 0-6 bulan tanpa
diberikan makanan dan minuman tambahan lain kecuali vitamin,
mineral dan obat-obatan.
Berdasarkan stadium laktasi komposisi ASI dibedakan menjadi 3
macam, yaitu: Kolostrum, ASI masa transisi, ASI mature
(Departemen kesehatan RI, 1999).
Manfaat ASI adalah memberi segala kebutuhan bayi, baik dari segi
gizi, imunologis, maupun psikologis. ASI bersifat species-specific
dan lebih unggul dibandingkan dengan makanan pengganti untuk
bayi. ASI merupakan makanan alamiah dengan komposisi nutrisi
yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI
mudah dicerna dan diserap, jarang menyebabkan konstipasi.
(Suririnah, 2004)
Dari penelitian Dinas Kesehatan Surabaya disebutkan bahwa
dengan memisahkan si ibu dengan si bayi ternyata sdaya tahan
tubuh si bayi akan drop hingga mencapai 25%. Ketika ibu si ibu

16

bersama dengan si bayi daya tahan si bayi akan berada dalam


kondisi prima, dan si ibu bisa melakukan proteksi terhadap si bayi
jika memang perlu.ASI mengandung substansi yang menunjang
perkembangan system saraf dan pertumbuhan otak. ASI kaya akan
antibodi untuk melawan infeksi. ASI dapat membantu bayi untuk
merespon secara baik terhadap vaksin mengingat jumlah antibodi
yang tinggi pada bayi usia 7-12 bulan yang menyusui. Bayi yang
menyusui lebih sedikit mengalami alergi.
Cara pemberian ASI eksklusif adalah sejak lahir, sesegera mungkin
(setengah-l jam sejak lahir). Pada jam pertama bayi menemukan
payudara ibunya, ini merupakan awal dari inisiasi menyusu dini
dan hubungan menyusui berkelanjutan dalam kehidupan antara ibu
dan bayi. Prosesnya setelah melakukan inisiasi menyusu dini maka
dilanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan
diteruskan hingga dua tahun.(Selasi, 2009)
Inisiasi Menyusu Dini atau yang dikenal sekarang dengan IMD
merupakan langkah awal menuju kesuksesan menyusui, salah satu
faktor penting dari pembangunan sumber daya manusia kedepan.
Selain manfaat seperti diatas dapat dirasakan manfaat yang seperti :
mampu

mengurangi

pendarahan

pasca

melahirkan

(karena

pengeluaran hormon oksitosin), mencegah kanker payudara dan


kanker indung telur, dan mampu mengurangi pengeroposan tulang.
IMD juga merupakan metode KB paling aman, ekonomis, dan

17

menghemat waktu. Berat badan dan rahim (uterus) pun lebih cepat
kembali normal.
Indikasi IMD, Ibu dan bayi harus dalam keadaan yang stabil.
Artinya, ibu dan bayi tidak memerlukan perawatan atau tindakan
medis paska pesalinannya, apabila memerlukan perawatan medis
(resusitasi) IMD harus dihentikan atau tidak dilakukan.
9. Dukungan keluarga
Menyatakan bahwa yang dimaksud dengan keluarga adalah
sekelompok orang yang tinggal di bawah satu atap atau dalam satu
bangunan yang mempunyai dapur dan anggaran rumah tangga
yang sama (Sukami, 2003). Pendapat lain mengatakan bahwa
keluarga adalah sebagai unit yang terdiri dari ayah, ibu dan anakanak mereka dan memperlihatkan pembagian kerja menurut jenis
kelamin (Potter & Perry, 2005).
Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh
keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Fungsi keluarga
terbagi atas :
a) Fungsi afektif, yaitu fungsi pemeliharaan kepribadian untuk
stabilitas kaum dewasa, memenuhi kebutuhan para anggota
keluarga.
b) Fungsi sosialisasi dan fungsi penempatan sosial, untuk mengajari
anak anak bagaimana berfungsi dan menerima peran sosial
dewasa seperti suami-ayah, dan istri-ibu.

18

c) Fungsi reproduksi, untuk menjaga kelangsungan generasi dan


juga untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
d) Fungsi ekonomis, untuk mengadakan sumber ekonomi yang
memadai dan pengalokasian sumber tersebut secara efektif.
e) Fungsi perawatan kesehatan, untuk pengadaan kebutuhan fisik,
pangan, sandang, papan dan perawatan kesehatan (Friedman, 1998)
10. Dukungan petugas kesehatan
Sumber penguat yang yang menentukan tindakan/perilaku
dukungan kesehatan salah satunya dari tenaga kesehatan (perawat,
bidan atau dokter). Dalam hal ini dorongan dari petugas kesehatan
terhadap ibu bayi untuk memberikan ASI eksklusif bagi bayinya
Green (1980).

You might also like

  • Bab V
    Bab V
    Document20 pages
    Bab V
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Document11 pages
    Bab Iv
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Document3 pages
    Bab Iii
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Diagnosis Banding 1
    Diagnosis Banding 1
    Document5 pages
    Diagnosis Banding 1
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Document7 pages
    Lamp Iran
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Bab V
    Bab V
    Document12 pages
    Bab V
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Document9 pages
    Bab Iv
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Bab 1 Pendahuluan Morbus Hansen
    Bab 1 Pendahuluan Morbus Hansen
    Document2 pages
    Bab 1 Pendahuluan Morbus Hansen
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Document3 pages
    Bab Iii
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document18 pages
    Bab Ii
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document4 pages
    Bab Ii
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Tonsilitis Kronis: Patofisiologi dan Manifestasi Klinis
    Tonsilitis Kronis: Patofisiologi dan Manifestasi Klinis
    Document2 pages
    Tonsilitis Kronis: Patofisiologi dan Manifestasi Klinis
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Bab 1 Pendahuluan Morbus Hansen
    Bab 1 Pendahuluan Morbus Hansen
    Document2 pages
    Bab 1 Pendahuluan Morbus Hansen
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document3 pages
    Cover
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document4 pages
    Bab I
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Bedah TO Latihan
    Bedah TO Latihan
    Document29 pages
    Bedah TO Latihan
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document3 pages
    Cover
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Bab Vii
    Bab Vii
    Document2 pages
    Bab Vii
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Forensik To 12april14
    Forensik To 12april14
    Document3 pages
    Forensik To 12april14
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document2 pages
    Daftar Pustaka
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Anastesi
    Anastesi
    Document2 pages
    Anastesi
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document4 pages
    Bab I
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Jiwa
    Jiwa
    Document3 pages
    Jiwa
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • UEIOOWUE
    UEIOOWUE
    Document10 pages
    UEIOOWUE
    misbah
    No ratings yet
  • MINPROC
    MINPROC
    Document2 pages
    MINPROC
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • JUDUL
    JUDUL
    Document5 pages
    JUDUL
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Bioetik To 12april14
    Bioetik To 12april14
    Document18 pages
    Bioetik To 12april14
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Interna
    Interna
    Document3 pages
    Interna
    Angga Prawira
    No ratings yet
  • Soal Anak
    Soal Anak
    Document3 pages
    Soal Anak
    Angga Prawira
    No ratings yet