Professional Documents
Culture Documents
1. Selly Martika
2. Siti Rifaah Isnaniyah
3. Silvi Rusdiana
4. Rusmiati Agustina
5. Sandy Yuda S
a) Anatomi Apendiks
Merupakan organ berbentuk tabing, kurang lebih 10 cm dan berpangkal
diseikum lumennya sempit dibagian proximal dan melebar dibagian distal apendiks
dilapisi oleh lapisan sub mukosa yang mengandung banyak jaringan limfe . Apendiks
diperdarahi oleh arteri apendikular . Pada posisinya yang normal apendiks terletak
pada dinding abdomen dibawah titik Mc Burney.
b) Fisiologi
Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml perhari lendir itu secara normal
dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke seikum. Hambatan aliran
lendir di muara apendiks tampaknya berperan pada patogenesis appendisitis.
Immunoglobulin sekreator yang dihasilkan oleh GALT ( Gut Associated Lymphoid
Tissue ) yang terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk apendiks , ialah IgA
immunoglobulin ini sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun
pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi sistem imun tubuh sebab jumlah jaringan
limfe disini kecil sekali jika dibandingkan dengan jumlah di saluran cerna dan seluruh
tubuh.
3. Etiologi
a. Fekalit
b. Streptococcus
c. Cacing ascariasis
d. Hyperplasia jaringan limfe
e. Trauma daerah abdomen
f. Adanya fekalit dalam lumen appendiks karena penyumbatan feces, lumen
melebar dan mengadakan perangsangan terhadap pembuluh darah.
4. Tanda dan gejala
Gejala klinis pada appendisitis adalah nyeri perut. Pada mulanya nyeri
perut ini hilang timbul seperti kolik dan terasa disekitar umbilicus, bila
penderita platus atau BAB rasa sakitnya akan berkurang, bila proses radang
telah menjalar ke peritonium parietal setempat, maka akan timbul nyeri local
pada perut kanan bawah daerah Mc Burney bila terjadi perforasi untuk
sementara rasa sakit ynag hebat diseluruh perut. Anoreksi hampir selalu
terdapat dan muntah merupakan hal yang khas. Biasanya terjadi konstipasi
tetapi pada anak-anak dan pada penderita yang appendiks dekat rectum sering
terjadi diare. Gejala umum lainnya adalah demam mula-mula demam tidak
begitu tinggi tetapi menjadi hiperpireksi bila terjadi perforasi.
5. Klasifikasi
Appendisitis dibagi menjadi beberapa klasifikasi yaitu :
a) Appendisitis akut : yaitu peradangan yang terjadi pada umbai
cacingsecaramendadakdanmeluas melalui peritoneum parietal sehingga
timbul rasa sakit yang mendadak.
b) Appendisitis infiltrat peradangan umbai cacing yang melekat pada dinding
perut.
c) Appendisitis kronis peradangan appendiks yang terjadi secara menahun
yang merupakan kelanjutan appendiks infiltrat yang tidak mendapat
pengobatan dan perawatan intensif sehingga gejalanya menghilang dan
suatu saat akan timbul lagi gejala tersebut.
d) Appendisitis abses yaitu kelanjutan dari appendicitis kronis yang kurang
perawatannya dan kuman cukup ganas sehingga menimbulkan abses.
6. Komplikasi
Komplikasi apendiksitis adalah sepsis yang dapat berkembang menjadi
perforasi, abses, peritonitis. Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah
nyeri. Gejala nyeri antara lain demam suhu 37,5 0C38,50C atau lebih tinggi,
penampilan toksik, meningkatnya nyeri, spasme otot dinding perut kuadran
kanan bawah dengan tanda peritonitis umum atau abses yang terlokalisasi
ileus, demam, malaise, dan lekositosis. (Seymour, 2003).
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah rutin akan menunjukan lekostosis ringan dan hitung
jenis bergeser kekiri pada perforasi terjadi lekositosis yang lebih tinggi.
Pemeriksaan urine penting untuk membedakan appendicitis dengan kelainan
ginjal, kadang-kadang ditemukan lekosit pada urine penderita appendicitis.
Pemeriksaan photo polos abdomen tidak menunjukan tanda pasti appendicitis
tetapi mempunyai arti penting dalam membedakan appendicitis dengan
obstruksi usus halus atau batu ureter kanan. Adanya fekolit merupakan hal ini
DAFTAR PUSTAKA
subyek maupun obyek, adapun tujuan pengkajian adalah memberikan gambaran yang
terus menerus mengenai kesehatan pasien.
Pada tahap pengkajian ini , yang
1. Anamnesa
a) Meliputi
- Nama
- Umur
- jenis kelamin
- agama
- suku bangsa
- status perkawinan
- pendidikan
- pekerjaan
- golongan darah
- penghasilan
- alamat
- penanggung jawab
- tanggal dan jam masuk rumah sakit,
- nomor register
- diagnosa medis.
b. keluhan utama
keluhan atau yang paling dirasakan saat dilakukan pengkajian meliputi
demam,diare disertai muntah dengan hasil pengkajian klien mengatakan
bahwa badannya terasa lemas,demam disertai muntah
c. Riwayat Penyakit Sekarang
meliputi kesehatan saat ini, dari riwayat mengapa klien bisa masuk rumah
sakit (perjalanan sakit klien sampai ia dibawa kerumah sakit) misalmya
Ny N mengatakatan badannya panas 2 hari yang lalu, BAB 5x/hari warna
kuning kehijauan bercampur lendir, dan disertai dengan muntah 2x/hari, lalu
dibawa ke IGD RSUD M dan menjalani rawat inap di ruang mawari RSUD M
Jawa tengah.
Perut
Inspeksi
: simetris
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/mnt
Palpasi
: Turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik
Perkusi
: Hipertimpan,perut kembung
Punggung :
Tidak ada kelainan tulang belakang (kyfosis, lordosis, skoliosis) tidak ada
nyeri gerak.
- Genetalia :
jenis kelamin perempuan, tidak odem, tidak ada kelainan, kulit perineal
kemerahan
- Anus :
Tidak ada benjolan mencurigakan,kulit daerah anus kemerahan.
- Ekstremitas :
Lengan kiri terpasang infus, kedua kaki bergerak bebas, tidak ada odem.
3. Pengkajian Fungsional Gordon
a) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Meliputi jawaban klien atau persepsi klien tentang kesehatan
b) Pola nutrisi dan metabolikMakan :
meliputi nafsu makan, jenis makanan, porsi makanan dan makanan habis atau
tersisa
c) Pola Eliminasi :
Meliputi konsistensi BAB, cair atau tidak. Bau.warna. begitu pula dengan BAK,
bau amoniak atau tidak, warna kekeruhan atau jernih.
d) Pola aktifitas dan latihan
Meliputi aktivitas klien, kemampuan beraktivitas klien.
e) Pola istirahat tidur
Meliputi pola tidur pasien, kenyenyakan dalam tidur pasien, lama tidur normal
atau tidaknya, kenyamanan waktu tidur
f) Pola hubungan dengan orang lain :
Meliputi hubungan atau interaksi sosial pasien dengan orang lain baik keluarga.
Tetangga atau masyarakat sekitar. Baik atau tidaknya
g) Pola reproduksi / seksual :
Meliputi jenis kelamin klien, serta tidak mengalami gangguan genetalia atau tidak
h) Pola mekanisme koping :
Meliputi tindakan yang dilakukan pasien apabila dia mengalami hal serupa (sakit)
atau mengalami penyakit lain, seperti misalnya berobat ke tenaga kesehatan dan
bagaimana hasilnya.
b. Post operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera.
2.
Intervensi
Minta klien untuk menilai
nyeri atau ketidaknyamanan
pada skala 0 10
Gunakan bagan alir nyeri
untuk memantau peredaan
nyeri oleh analgesic dan
kemungkinan
efek
sampingnya.
Kaji dampak agama, budaya,
kepercayaan, dan lingkungan
terhadap nyeri dan respon klien
Dalam mengkaji nyeri klien,
gunakan kata-kata yang sesuai
dengan usia dan tingkat
perkembangan pasien.
5. Informasikan kepada pasien
2.
2.
Klien
akan
dapat
melaporkan
asupan3.
makanan dan cairan
Nutrisi,
adekuat dengan criteria
ketidakseimbangan hasil :
:
kurang
dari Berat badan meningkat 1
kebutuhan tubuh
kg
4.
Komponen gizi adekuat
Menoleransi diet-diet5.
yang dianjurkan
b) Post Operasi
No. Diagnose
keperawatan
1.
Nyeri akut
intervensi
Klien
akan
dapat
Minta klien untuk menilai
melaporkan
nyeri nyeri atau ketidaknyamanan
berkurang dalam waktu 3 pada skala 0 10
jam dengan criteria hasil :
Gunakan bagan alir nyeri
Klien mengeluh nyeri untuk memantau peredaan
jarang
nyeri oleh analgesic dan
Skala nyeri 4
kemungkinan
efek
Rileks
sampingnya.
Selera makan normal 9. Kaji dampak agama, budaya,
Tidak ada bukti nyeri kepercayaan, dan lingkungan
yang diamati
terhadap nyeri dan respon klien
Dapat melakukan teknik
10. Dalam mengkaji nyeri klien,
relaksasi nafas dalam
gunakan kata-kata yang sesuai
dengan usia dan tingkat
perkembangan pasien.
3.
Klien
akan
dapat
melaporkan
tidak
Mobilitas fisik, mengalami
gangguan
hambatan
dalam waktu 2 x 24 jam
dengan criteria hasil :
Tidak
mengalami
gangguan sendi dan otot
Bisa berjalan
Bisa bergerak dengan
mudah
Defisiensi
pengutahuan
Klien
akan
dapat
melaporkan
deskripsi
rasional untuk apendiks
dalam waktu 2 jam
dengan criteria hasil :
Klien dan keluarga dapat
mengidentifikasikan
kebutuhan
informasi
tambahan tentang program
terapi
4.
Insomnia
Klien
akan
dapat
melaporkan kualitas tidur
tidak terganggu dalam
waktu 1 x 24 jam dengan
criteria hasil :
Jumlah jam tidur
setidaknya 5 jam/24 jam
Perasaan segar setelah
tidur
Terbangun di waktu yang
sesuai
4.EVALUASI
Fase akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan
yang diberikan. Evaluasi asuhan keperawatan adalah tahap akhir dari keseluruhan tindakan
keperawatan yang telah dilakukan. Hasil akhir yang diharapkan dari perawatan pasien post
operasi appendisitis adalah komplikasi dapat dicegah / minimal, nyeri terkontrol , prosedur
bedah/prognosis, program terapi dapat dipahami, kecemasan pada pasien / keluarga dapat
berkurang /teratasi, tidak terjadi inekfsi/keseimbangan cairan dan elektrolit dapat
dipertahankan
Evaluasi ini bersifat formatif, yaitu evaluasi yang dilakukan secara terus menerus untuk
menilai hasil tindakan yang dilakukan disebut juga evaluasi tujuan jangka pendek. Dapat pula
bersifat sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan sekaligus pada akhir semua tindakan yang
dilakukan sekaligus disebut juga mengevaluasi tujuan jangka panjang