You are on page 1of 17

PERSEPSI KOGNITIF MURNI SERTA BEBERAPA

ASPEK YANG BERHUBUNGAN DENGAN


STIMULUSRESPON
Persepsi kognitif murni (pure perception) mirip dengan appersepsi,yaitu suatu
proses yang sebetulnya berlawanan dengan appersepsi distorsi, contoh hasil karya
seni seniman yang berbeda antara yang satu dengan yang lain,walaupun themanya
sama.
Contoh : Hutan =pohon hijau
Hutan =pohon kuning
Persepsi kognitif = Tingkah laku yang umumnya rasional atau bias disebut
tingkah laku adaptif

EKPERIMEN BELLAK
Bellak menemukan bahwa subyek lebih sering menunjukkan sifat agresif
terhadap obyek yang mengandung unsur agresi,walaupun dalam keadaan biasa
menurut individu benda tersebut terlihat biasa
Contoh: belati / cerita agresi(kegunaan belati)
Apperseptive psycology individu dalam memberikan respon berdasarkan
keadaan obyektif tersebut. Oleh Allport disebut adaptive behavior

PRINSIP-PRINSIP ADAPTIVE BEHAVIOR


1. Adaptive behavior berbanding terbalik dengan kejelasan stimulus,semakin
jelas stimulus semakin kecil variasi adaptive behavior
Contoh: tes TAT variasi respon< respon tes RO

Tes Proyektif umumnya unstructured,dengan tujuan agar menghasilkan


sebanyak mungkin respon apersepsi distorsi
2. Adaptive behavior sangat di tentukan oleh pola
Contoh:
a. Itu gambar apa ? dari pada
b. Ceritakan gambar ini
Dengan contoh yang di atas sudah terlihat pola (b) lebih banyak variasi
daripada pola (a),pola (b) melihat dari sisi subyektif,sedangkan pola (a)
melkihat dari sisi obyektif
3. Yang mempengaruhi adaptive behavior adalah kondisi fisik psikis individu,
individu yang dalam keadaan normal lebih sedikit variasi adaptive
behaviornya daripada yang tidak normal.
Contoh:Orang yang lapar respon nya akan terarah ke makanan,beda dengan
yang tidak lapar
Perbedaan ini disebut oleh Allport Expresive behavior
Dapat disimpulkan

bahwa Adaptive behavior dan juga Apperception

merupakan tingkah laku yang di tekankan pada apa yang dilakukan (obyektif)
Expresive behavior merupakan tingkah laku yang di titik beratkan pada
perbuatan sebagai reaksi stimulus yang di hadapi.

USAHA UNTUK MENYATUKAN KONSEP-KONSEP


APPERSEPSI DISTORSI DENGAN KONSEP DASAR
PSIKOANALISA
Apperceptive psychology dan instrumennya merupakan turunan dari
konsep psikoanalisa dan psikologi klinis.tetapi proses penyatutan dua konsep
tersebut sering dijumpai ketidak sepakatan pendapat antara dua kelompok,
Contoh missal dalam teori Gestalt ,khususnya membicarakan learning dan
persepsi , sering dijumpai kurangnya integrasi metode pendekatan dari kelompok
psikoanalisa dan kelompok non psikoanalisa

Konsep psikoanalisa

Banyak berkaitan dengan teori belajar


Banyak berkaitan dengan sejarah kehidupan ,terutama masa lalu
Adanya hukum- hukum terjadinya interaktif antara persepsi

2. Fenomena dalam Massa


Dalam Massa dapat terjadi apperseptive distortion, dimana individu yang
menjadi anggota massa akan memproyerksikan massa sebagai faktor yang
melemahkan ego atau super ego,dimana individu mengikuti dinamika massa

3. Proses transference
Transference merupakan hubungan antara klien dengan analisnya,disini di
tekankan kepada analist agar tidak terlalu memberikan celaan dan pujian.Dalam
proses transference klien mentransfer sentimennya yang terbentuk dari masa lalu
kepada analist.klien sebenarnya mengharapkan celaan ,pujian dan hukaman untuk
mengurangi kecemasan yang dirasakan,tetapi celaan dan pujian dapat memicu
apperseptive distortion,yang mana banyak hal yang terjadi klient mempunyai
perasaan terhadap analist,karena klient memandang analist dengan parental
images yang di dapat waktu masa kecil.

4. Pada Penderita Psikosis


Psikosis

adalah

orang

yang

mengalami

keadaan

dimana

jiwanya

tergoncang,mengalami halusinasi,emosi tidak stabil mudah berbuat hal-hal yang


bersifat appersepsi distorsi. Dimana hal ini di pengaruhi pengalaman masa lalu
yang ditekan ke daerah ketidak sadaran,sehingga control ego yang lemah dan
mengganggu aktivitas individu

5. Proses Dalam Terapi


Menurut psikoanalisa ada 4 tahap:
a. Komunikasi
Dengan cara ini therapist berusaha menemukan element-element
terkecil(denominator)yang menyebabkan timbulnya tingkah laku yang
disebut COMMON DENOMINATION.
b. Interpretasi
Setelah menemukan denominator pada pasien maka di dapatkan polapola tingkah laku yang salah,kemudian terapis berusaha memperlihatkan
kepada pasien tingkah laku yang salah agar pasien menyadari dan
menguranginya,ada 3 tahap dalam interpretasi yaitu:
1. Horisontal study
Mencari common denomination dari tingkah laku yang berhungan
dengan interpersonalnya
2. Vertical study
Studi ini menitik beratkan pada pengalaman masa lalu
3. Relationship to the Therapist
Dalam usaha melacak kehidupan pasien sangat besar bantuan
hubungan pasien dengan terapis,sehingga diperlukan analisa terhadap
situasi transference
c. Insight
Insight merupakan keadaan dimana si pasien menyadari akan dirinya
sakit,proses insight dapat di analisis dari 2 segi yaitu;
1. Intellectual insight

Disini pasien memperlihatkan proses berfikir sehingga dapat


mempelajari dan bertingkah laku yang lebih baik.
2. Emotional Insight
Pasien mampu memperlihatkan perasaan sebagai kelanjutan dari
Intelektual insight
d. Working Through
Merupakan realisasi dari Insight,dimana klien di minta untuk
menguasai konflik-konflik yang membawa dia kepada terapis
Realisasi Working Through tidak lepas dari:
1. Kognisi (secara intelektual)
Secara intelektual klien memahami danmengaplikasikan apa yang
sudah di pelajari dari terapis,sehingga dia dapatmenyesuaikan dirinya
dengan beberapa kondisi
2. Emosi (secara therapeutic)
Tingkah laku emosional dalam bentuk transferan oleh klien supaya di
terapkan dalam kehidupan sehari-hari
3. Konasi ( secara behavioral)
Dengan mental set yang baru ,klien menghadapi berbagai masalah
dengan cara dianalisa seksamadan diselesaikan dengan adjustment
yang kontan dan readjustment antara mental set dan realita

PENDEKATAN TERHADAP KEMUNGKINAN


PROYEKTIF
Psikologi Proyektif merupakan protes terhadap aliran bersifat struktualism dan
kurang mengenal kehidupan psikis terlalu mendalam , dalam perkembangannya
psikologi proyektifd ad 2 tipe pendekatan yaitu:

1. Behavioral Approach

Mementingkan

ketidaksadaran yang berperan menentukan struktur pribadi individu


Hanya mendasarkan pada tingkah laku dan sifat hubungannya,yang

yang

tampak

dari

luar

dan

melupakan

peranan

bersifat konstan
Hanya berkembang pada pendekatan kuantitatif dan sifatnya obyektif
Memunculkan psikotest yang sifatnya kuantitatif dan bersifat eksak
Misal : Tes Intelegensi

2. Functional Approach

Memandang tingkah laku manusia yang bersifat dinamis dan aktif,dengan

tujuan dapat menyesuaikan diri dengan sekitar


Lebih memperhatikan hal- hal internal yang tidak disadari justru

mempengaruhi bperbuatan yang sifatnya proyeksi


Berkembang ke pendekatan kuantitatif dan melahirkan instrument tes yang
bersifat subyektif dan proyektif
Catatan:Keduanya mempunyai peran yang penting dan saling mengisi

SIFAT DAN KLASIFIKASI TEST PROYEKTIF


Sebenarnya setiap orang memproyeksikan bagian dari dirinya dalam tingkah
laku sehari-hari,melalui aktivitasnya dapat diketahui jiwa seseorang,
Setelah dilakukan eksperiman detemukan autistic perception yaitu proses
peningkatan efisiensi kognitif dalam ego dengan tujukan untuk meredakan depresi
yang dialaminya.

Prinsip dasar
Banyak bidang yang bisa digunakan dalam test proyektif, dengan sarat harus
memiliki priunsip dasar tes proyektif, ciri- cirinya:
1. Bersifat Unstruktur
Mempunyai efek subyektif dan memiliki alternatif pilihan yang banyak
2. Bersifat Ambiguous
Memungkinkan seseorang memproyeksikan need,emosi dan perasaan
tanpa disadari dan memberikan jawaban dangan interpretasinya sendiri
3. Bersifat Global Approach
Hal ini disebabkan karena obyek yang relatif mengakibatkan terjadi
perbedaan kesimpulan
4. Bersifat Berkesimpulan Luas
Mengakibatkan validitas dan rellabilitas tes proyektif jauh lebih sulit. Oleh
karena itu dituntut betul betul menguasiai teorinya

Sifat- sifat lain Test Proyektif


Ciri ciri test proyektif hanya dimiliki test TAT,yaitu :
1. Poly valensi
Test tersebut dapat disajikan dalam berbagai situasi, missal :figur/ manusia
kabur latar belakang jelas atau sebaliknya
2. Poly Semi
Klien harus dapat memberikan kepastian atau kejelasan pada
gambar yang kabur
3. Mono semi

Kalau kedua gambarnya sama

jelasnya ,maka kemungkinan

respon testee relative sama


4. A- semi
Apabila kedua gambarnya kabur ,maka akan mengakibatkan
timbulnya variasi jawaban yang banyak dan ini adalah sifat yang
baik karena dapat mengungkap lebih dalam aspek- aspek
ketidaksadaran dalam diri individu

Klasifikasi Test Proyektif


Ada 2 macam metode yaitu :
L.K.FRANK: menganalisa sifat respon yang diberikan subyek
ZUBIN : melakukan klasifikasi dengan asumsi dasar sifat
materi test
Klasifikasi Frank ada 5 yaitu:
Teknik Konstitutif : testee dihadapkan pada situasi materi yang belum
berstruktur dan diharapkaan subyek mengaturnya menjadi berstruktur

missal :tes wartegg,DCT,Tes Ro


Teknik Konstruktif : Subyek diminta membuat sesuatu dari materi
yang relative belum terbentuk,missal : Mozaic tes,Block design,

Human figure drawing.


Teknik Interpretatif : subyek dihadapkan pada materi , kemudian
menginterpretasikan stimulus dengan alasan masing masing. MISAL

: TAT, CAT, Word Associate, SSCT


Teknbik Katartif : Subyek diharapkan memberikan reaksi,.Dari reaksi
ini diharapkan segala hambatan psikis yanga ada pada individu bias di
ekspresikan sehingga timbul efek-efek seperti (kelegaan,ketenangan ,

dan lain-lain)MISAL: play technique, psikodrama , role playing


Teknik Refraktif : Subyek dihadapkan pada materi,dan diharapkan
dapat meng ekspresikan kebutuhan,perasaan, dan sentiment melalui
tingkah laku, oleh Allport disebut metode ekspresif. Misal: graphology
test,Bender Gestalt, Baum Test

Dari ke 5 macam klasifikasi di atas ada overlap diantara satu sma


lainnya,yang jelas dalam teknik-teknik ini mendasarkan pada visual dalam
sifat- sifatnya dan ini sesuai dengan syarat- syarat tes proyektif
Klasifikasi WUND lebih sederhana ada 2 yaitu :

Impressi: subyek menjelaskan pengalaman yang berkesan.Misal

:EPPS(buat jawaban ya atau tidak)


Expressi: proses dan penyesuaian individu terhadap lingkungan
Teknik ini didapatkan Wund terhadap feeling, emotion dan

adjustment,sedangkan klasifikasi yang dikemukakan oleh Lindzey lebih


menekankan pada jawaban ada 5 macam yaitu:

Teknik assosiasi :subyek dihadapkan pada materi dan diminta


merespon stimulusnya yang pertama kali muncul dalam pikiran missal:

tes Ro ,SSCT
Teknik Konstruksi : subyek menyusun cerita bergambar,sehingga
gambar menghasilkan cerita,disini subyek dituntut kreatifitasnya,

missal: TAT,CAT,TAT model M Clelland,MAPS


Teknik Completion:subyek diberikan materi yang tidak berstruktur dan
diminta untuk melengkapi materi(kalimat atau cerita)

yang belum

lengka.penyekoran relatif lebih sederhana,missal SSCT,Wartegg


Teknik Choise or Ordering : Subyek disodorkan materi dan disuruh
memilih beberapa alternatif yang sudah disediakan. Misal: study of
values(Allport, Vermon, Lyndzey dengan dasar teori dari E.Spanger)
tes ini ada 2 yaitu:
1. Masalah umpan jawaban(a,b,c,d)
Tugas subyek:mengurut jawaban. Misal : no. 1-a,2-b,3-c dst
2. Ingin mengukur tingkat need berprestasi seseorang. Bentuknya

seperangkat gambar dan subyek diminta mengurutkan


Teknik Expressive : Subyek diberi materi kasar dan diminta
membentuk materinya, yang diutamakan cara mengerjakan,bukan
hasilnya,karena disini subyek diharapkan ekpresi need , emosi , motif.
Misal : role playing, menggambar, bermain

BEBERAPA PANDANGAN TENTANG PROYEKSI


Pandangan Tentang Proyeksi
Ada 3 macam pandangan tentang proyeksi:
1. Proyeksi = pengamatan normal yang berwujud perpindahan penghayatan dari
individu ke dunia luar/ orang lain dan saling mempengaruhi hasil pengamatan
individu dengan kenyataan obyektif yang ada di dunia luar
2. Proyeksi = gejala yang mengarah pada halusinasi,sesuatu yang ada pada
individu diproyeksikan dalam bentuk sesuatu
3. Proyeksi = gejala yang mengarah pada ilusi, dua pengamatan

individu

diorganisir berdasarkan prinsip afeksi, sehingga ada pengaruh emosi, missal


adanya harapan kuat individu yang mempengaruhi pengamatan
Corak corak proyeksi meliputi:
a. Dimana individu dilibatkan pada orang lain dan tidak mengikutsertakan orang
tersebut dalam diri sendiri
b. Proyeksi yang bersifat timbal balik antara individu dengan orang lain atau
dunia luar yang di proyeksikan. Misal :orang yang berbuat salah , kemudian
melihat orang lain yang dapat dikenai kesalahan itu dan menganggap orang
lain tersebut yang menyalahkan dirinya
c. Proyeksi diarahkan secara afeksi kepada orang lain dan dirinya sendiri. Missal
:A simpati pada B
B menganggap A mencintainya

Terjadinya Proyeksi
1. PENOLAKAN: orang yang ingin meringankan beban tetapi memanifestasikan
dengan penolakan keinginan yang sudah ada. Misal : Seseorang yang ingin
menjadi dosen tetapi tidak diterima saya memang tidak ingin jadi dosen
kok,maka tidak serius waktu tes

2. Suatu usaha pendekatan pada diri seseorang: pendekatan subyek dengan


subyek yang lain yang sebelumnya ada pemutusan hubungan. Misal: Orang
yang putus dan ingin kembali menjalin asmara dengan kekasihnya lagi
3. Merupakan bentuk hubungan antara subyek dengan obyek: suatu kesatuan
yang terjadi bukan karena komunikasi, tetapi didasari emosi. Misal: seseorang
yang ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain.

TEKNIK PROYEKTIF
Teknik proyektif merupakan cara pengungkapan motif, nilai, keadaan emosi,
need yang sukar diungkapkan dalam keadaan wajar,dengan cara subyek diberikan
gambar yang ambiguous,kemudian subyek memberikan respon pada stimulus,dan
tanpa disadari dalam respon tersebut subyek memproyeksikan dorongan yang ada
pada dirinya melalui koreksidangan tuntunan yang bersifat eksternal.Menurut
Murray reaksi individu terhadap stimulus ambiguous tersebut merupakan
kerjasama antara need dan press yang disebut thema
Ada 2 macam teknik/ metode proyektif, yaitu:
1. Teknik Verbal: materi dan komunikasi antara tester dan testee atau respon
subyek berwujud verbal( lisan atau tulisan)
2. Teknik Non Verbal: materi bukan dalam bentuk bahasa, bahasa hanya
berperan sebagai media komunikasi antara tester dan testee
Dalam teknik proyeksi verbal dan noverbal, keduanya banyak membutuhkan
respon verbal. Tetapi dalam teknik non verbal yang banyak ditekankan adalah
performance atau ekspresi. Sebaliknya dalam teknik verbal, stimulus yang
diberikan juga berbentuk verbal. Jawaban yang diharapkan dari subyek juga
menitikberatkan pada sejauh mana kemampuan subyek dalam menggunakan
bahasa.

Teknik Verbal
Bentuk jawaban teknik verbal ada dua macam. Bentuk oral (wawancara) dan
bentuk tulisan yaitu dengan meneruskan essay. Kelemahan yang dimiliki teknik
ini adalah teknik ini hanya bias digunakan kepada mereka yang mempunyai
kemampuan verbal. Orang bisu , buta huruf, atau mereka yang berpendidikan
rendah.

Sejarah Timbulnya tes verbal


Metode asosiasi bebas, teknik verbal belum berupa tulisan. Selanjutnya Galton
(1829) menggunakan 75 kata yang masing-masing tertulis dalam sebuah karton,
dan testee diharapkan langsung merespon dengan sebanyak-banyaknya kata.
Kemudian Wund mengadakan perbaikan yaitu subyek hanya diperbolehkan
menjawab satu respon saja.
Kemudian muncul Cattle dan Jung yang muncul dengan alat tesnya.
Rappaport menggunakan 60 kata yang didasarkan pada psikoanalisa. Kent dan
Roranoff mengembangkan tes asosiasi kata-kata.
Macam-macam Tes Verbal
1. SSCT
Pengembangan dari teknik kata-kata
Dibuat oleh Joseph Sacks & Sidney Levy di New York
Sifat: sederhana, fleksibel, interpretasinya mudah dan dapat dipakai pada

ranah pendidikan dan klinis.


Bentuk: terdiri dari 60 kalimat. Sifat anstruktur pada kalimat yang belum

selesai harus subyek selesaikan.


Instruksi: selesaikan kalimat-kalimat ini secepat mungkin yaitu setelah
anda selesai membaca kalimat-kalimat yang telah disediakan. Jangan
berhenti terlalu lama untuk melanjutkan kalimat tersebut. Dalam
menyelesaikan kalimat tersebut, dengan apa yang pertama kali muncul

dari pikiran anda.


Tujuan tes: mengungkap kemungkinan kegagalan individu dalam
menyesuaikan diri
Karena melum ada standarisasi, maka SSCT perlu rater pembanding dan

alat tes pembanding guna memperkuat hasil yang telah didapat. Alat ini juga
dapat mengetahui tingkah laku apakah respensif atau tidak terhadap
lingkungan.
2. EPPS
Tujuan tes: mengungkap needs manusia

Power tes yang menekankan penyelesaian tugas tanpa membatasi

waktu
Bias dilakukan secara individual maupun klasikal
Ditunjukkan untuk ilmu pengetahuan, penelitian personal variable dan

kemudian digunakan untuk konseling


Orientasi: orang-orang normal
Untuk mengungkap 15 Needs
Penyusunannya berdasarkan tes yang dibuat Murray yang mengungkap

20 Needs
Terdiri dari pandangan-pandangan pernyataan. Ada 15 pasangan
pernyataan yang sama dan diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menyolok. Ini berguna untuk mengetahui kesungguhan dalam

mengerjakan tes.
Syarat untuk bias diskor: minimal 9 pasang sama. Jika kurang dari itu,
maka tes harus diulang.
Kelemahan:
o Kecenderungan testee menjawap atas social desirability
o Sifat dualism. Dimana dalam skoring dibutuhkan table persentil
yang berdasarkan rata-rata populasi, tapi hasil yang didapat
tidak bias dibandingkan dengan orang lain.
o Disebut juga Forced choice. Karena subyek dipaksa hanya
memilih jawaban yang ada saja.
o Hasil akhir ditentukan oleh profil kebutuhan
o Bersifat IPSATIVE yaitu need seseorang

tidak

bias

dibandingkan dengan needs orang lain


3. MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory)
Sering digunakan untuk kepentingan klinis
Digunakan oleh individu usia 16 55 tahun
Terdiri dari 556 item
Subyek diminta mengelompikkan item dalam golongan benar atau

salah
Pencipta: Hath Ways dan Mc Kinley
Tes verbal lainnya seperti Kuder, SOV

Teknik Non Verbal

Asumsi diciptakannya tes non verbal ini adalah bahwa individu memerlukan
kebebasan untuk mengekspresikan diri. Biasanya berupa rangsang berbentuk
gambar yang sangat ambigu. Individu akan mencoba menerapkan persepsinya
yang yang sudah dipengaruhi oleh berbagai pengalaman dai masa lampau. Contoh
tes non verbal seperti TAT, CAY, Draw a Man, dan Wartegg.
Tes proyektif yang bersifat non verbal lainnya adalah seperti:
1.
2.
3.
4.
5.

CATH (Chlid Apperception Test Human)


CATS (Child Apperception Test Supplement)
SAT (Senior Apperception Technique)
GPPT (Group Personality Projective Test)
Szondy Test

Tes proyektif yang berupa goresan tangan adalah;


1.
2.
3.
4.
5.

Tes Grafis
Tes Wartegg
Goodenough-Harris Drawing Test
VMI
Bender Gestalt

Tes proyektif yang berupa bercak adalah:


1. Tes Rorschach
2. HIT (Holtzman Inkblot Technique)

PENGGUNAAN TES PROYEKTIF


Dalam Bidang klinis
Dalam bidang klinis, tes proyektif sering digunakan sebagai alat untuk
penelitian

kepribadian,

diagnosis,

dan

psikoterapi.

Dengan

demikian

memungkinkan untuk dilakukannya revisi terhadap alat tersebut.


Tes proyektif yang digunakan biasanya sudah familiar atau sudah dipahami
dengan baik kegunaanya.

Dalam Bidang Non Klinis


Selain digunakan dalam bidang klinis, tes ini juga digunakan dalam bidang
non klinis. Misalnya dalam bidang industry organisasi, pendidikan, social, serta

dalam bidang penelitian tindakan.tes dalam teknik proyektif memiliki keunggulan


dapat memunculkan respon spontan. Karena pada umumnya tes proyektif dibuat
sedemikian rupa sehingga bersifat ambiguous. Stimulus yang demikian akanm
erangsang subyek untuk memberikan respon yang sesuai dengan apa yang
dirasakannya tanpa merasa terpaksa atau khawatir terhadap akibat dari respon
yang diberikan.

You might also like