Professional Documents
Culture Documents
EKPERIMEN BELLAK
Bellak menemukan bahwa subyek lebih sering menunjukkan sifat agresif
terhadap obyek yang mengandung unsur agresi,walaupun dalam keadaan biasa
menurut individu benda tersebut terlihat biasa
Contoh: belati / cerita agresi(kegunaan belati)
Apperseptive psycology individu dalam memberikan respon berdasarkan
keadaan obyektif tersebut. Oleh Allport disebut adaptive behavior
merupakan tingkah laku yang di tekankan pada apa yang dilakukan (obyektif)
Expresive behavior merupakan tingkah laku yang di titik beratkan pada
perbuatan sebagai reaksi stimulus yang di hadapi.
Konsep psikoanalisa
3. Proses transference
Transference merupakan hubungan antara klien dengan analisnya,disini di
tekankan kepada analist agar tidak terlalu memberikan celaan dan pujian.Dalam
proses transference klien mentransfer sentimennya yang terbentuk dari masa lalu
kepada analist.klien sebenarnya mengharapkan celaan ,pujian dan hukaman untuk
mengurangi kecemasan yang dirasakan,tetapi celaan dan pujian dapat memicu
apperseptive distortion,yang mana banyak hal yang terjadi klient mempunyai
perasaan terhadap analist,karena klient memandang analist dengan parental
images yang di dapat waktu masa kecil.
adalah
orang
yang
mengalami
keadaan
dimana
jiwanya
1. Behavioral Approach
Mementingkan
yang
tampak
dari
luar
dan
melupakan
peranan
bersifat konstan
Hanya berkembang pada pendekatan kuantitatif dan sifatnya obyektif
Memunculkan psikotest yang sifatnya kuantitatif dan bersifat eksak
Misal : Tes Intelegensi
2. Functional Approach
Prinsip dasar
Banyak bidang yang bisa digunakan dalam test proyektif, dengan sarat harus
memiliki priunsip dasar tes proyektif, ciri- cirinya:
1. Bersifat Unstruktur
Mempunyai efek subyektif dan memiliki alternatif pilihan yang banyak
2. Bersifat Ambiguous
Memungkinkan seseorang memproyeksikan need,emosi dan perasaan
tanpa disadari dan memberikan jawaban dangan interpretasinya sendiri
3. Bersifat Global Approach
Hal ini disebabkan karena obyek yang relatif mengakibatkan terjadi
perbedaan kesimpulan
4. Bersifat Berkesimpulan Luas
Mengakibatkan validitas dan rellabilitas tes proyektif jauh lebih sulit. Oleh
karena itu dituntut betul betul menguasiai teorinya
tes Ro ,SSCT
Teknik Konstruksi : subyek menyusun cerita bergambar,sehingga
gambar menghasilkan cerita,disini subyek dituntut kreatifitasnya,
yang belum
individu
Terjadinya Proyeksi
1. PENOLAKAN: orang yang ingin meringankan beban tetapi memanifestasikan
dengan penolakan keinginan yang sudah ada. Misal : Seseorang yang ingin
menjadi dosen tetapi tidak diterima saya memang tidak ingin jadi dosen
kok,maka tidak serius waktu tes
TEKNIK PROYEKTIF
Teknik proyektif merupakan cara pengungkapan motif, nilai, keadaan emosi,
need yang sukar diungkapkan dalam keadaan wajar,dengan cara subyek diberikan
gambar yang ambiguous,kemudian subyek memberikan respon pada stimulus,dan
tanpa disadari dalam respon tersebut subyek memproyeksikan dorongan yang ada
pada dirinya melalui koreksidangan tuntunan yang bersifat eksternal.Menurut
Murray reaksi individu terhadap stimulus ambiguous tersebut merupakan
kerjasama antara need dan press yang disebut thema
Ada 2 macam teknik/ metode proyektif, yaitu:
1. Teknik Verbal: materi dan komunikasi antara tester dan testee atau respon
subyek berwujud verbal( lisan atau tulisan)
2. Teknik Non Verbal: materi bukan dalam bentuk bahasa, bahasa hanya
berperan sebagai media komunikasi antara tester dan testee
Dalam teknik proyeksi verbal dan noverbal, keduanya banyak membutuhkan
respon verbal. Tetapi dalam teknik non verbal yang banyak ditekankan adalah
performance atau ekspresi. Sebaliknya dalam teknik verbal, stimulus yang
diberikan juga berbentuk verbal. Jawaban yang diharapkan dari subyek juga
menitikberatkan pada sejauh mana kemampuan subyek dalam menggunakan
bahasa.
Teknik Verbal
Bentuk jawaban teknik verbal ada dua macam. Bentuk oral (wawancara) dan
bentuk tulisan yaitu dengan meneruskan essay. Kelemahan yang dimiliki teknik
ini adalah teknik ini hanya bias digunakan kepada mereka yang mempunyai
kemampuan verbal. Orang bisu , buta huruf, atau mereka yang berpendidikan
rendah.
alat tes pembanding guna memperkuat hasil yang telah didapat. Alat ini juga
dapat mengetahui tingkah laku apakah respensif atau tidak terhadap
lingkungan.
2. EPPS
Tujuan tes: mengungkap needs manusia
waktu
Bias dilakukan secara individual maupun klasikal
Ditunjukkan untuk ilmu pengetahuan, penelitian personal variable dan
20 Needs
Terdiri dari pandangan-pandangan pernyataan. Ada 15 pasangan
pernyataan yang sama dan diatur sedemikian rupa sehingga tidak
menyolok. Ini berguna untuk mengetahui kesungguhan dalam
mengerjakan tes.
Syarat untuk bias diskor: minimal 9 pasang sama. Jika kurang dari itu,
maka tes harus diulang.
Kelemahan:
o Kecenderungan testee menjawap atas social desirability
o Sifat dualism. Dimana dalam skoring dibutuhkan table persentil
yang berdasarkan rata-rata populasi, tapi hasil yang didapat
tidak bias dibandingkan dengan orang lain.
o Disebut juga Forced choice. Karena subyek dipaksa hanya
memilih jawaban yang ada saja.
o Hasil akhir ditentukan oleh profil kebutuhan
o Bersifat IPSATIVE yaitu need seseorang
tidak
bias
salah
Pencipta: Hath Ways dan Mc Kinley
Tes verbal lainnya seperti Kuder, SOV
Asumsi diciptakannya tes non verbal ini adalah bahwa individu memerlukan
kebebasan untuk mengekspresikan diri. Biasanya berupa rangsang berbentuk
gambar yang sangat ambigu. Individu akan mencoba menerapkan persepsinya
yang yang sudah dipengaruhi oleh berbagai pengalaman dai masa lampau. Contoh
tes non verbal seperti TAT, CAY, Draw a Man, dan Wartegg.
Tes proyektif yang bersifat non verbal lainnya adalah seperti:
1.
2.
3.
4.
5.
Tes Grafis
Tes Wartegg
Goodenough-Harris Drawing Test
VMI
Bender Gestalt
kepribadian,
diagnosis,
dan
psikoterapi.
Dengan
demikian