Professional Documents
Culture Documents
jasa jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data kematian juga diperlukan
untuk kepentingan evaluasi terhadap program program kebijakan penduduk.
Migrasi Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk. Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk
ditelaah secara khusus mengingat adanya densitas (kepadatan) dan distribusi
penduduk yang tidak merata, adanya faktor faktor pendorong dan penarik bagi
orang orang untuk melakukan migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk
transportasi semakin lancar. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan
untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara
atau pun batas administratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering
diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah
lain. Migrasi antar bangsa (migrasi internasional) tidak begitu berpengaruh dalam
menambah atau mengurangi jumlah penduduk suatu negara kecuali di beberapa
negara tertentu yang berkenaan dengan pengungsian, akibat dari bencana baik
alam maupun perang. Pada umumnya orang yang datang dan pergi antarnegara
boleh dikatakan berimbang saja jumlahnya. Peraturan peraturan atau undang
undang yang dibuat oleh banyak negara umumnya sangat sulit dan ketat bagi
seseorang untuk bisa menjadi warga negara atau menetap secara permanen di
suatu negara lain.
0 komentar Link ke posting ini
2.
3.
4.
5.
Abstinensi sukarela
dan suami
6.
7.
1.
7.
8.
9.
1.
1.
2.
1.
Angola 192.50
2.
Afganistan 165.96
3.
4.
Mozambik 137.08
5.
Liberia 295.00
6.
Niger 122.66
7.
Somalia 118.52
8.
Mali 117.99
9.
Tajikistan 112.10
10.
Guinea-Bissau 108.72
(Sumber : Wikipedia.com)
Pengaruh Mortalitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi dua yaitu:
1.
Umur
2.
Jenis kelamin
3.
Penyakit
4.
1.
2.
3.
Kedudukan sosial-ekonomi,
4.
Tingkat pendidikan,
5.
Pekerjaan,
6.
7.
8.
9.
10.
1.
2.
3.
4.
disebut emigran.
1.
Pengaruh Migrasi
2.
IV. Etiologi
Penyebab infertilitas secara umum dibagi menjadi 2 bagian:
1. faktor pria
a. kelainan produksi sperma
b. kelainan fungsi sperma
c. obstruksi pada sistem duktal
2. faktor wanita
a. gangguan ovulasi
b. kelainan anatomis
FAKTOR PRIA
Fisiologi
Saluran reproduksi pria terdiri dari testis, epididimis, vas deferens, prostat, vesica
seminalis, duktus ejakulatorius, kelenjar bulbouretra, dan uretra. Testis mengandung
2 jenis sel: sel Sertoli di tubulus seminiferus (tempat terjadinya spermatogenesis),
dan sel Leydig (tempat sintesis androgen). Pada pria, kelenjar hipofisis
mensekresikan LH dan FSH, yang bekerja pada testis. LH merangsang sintesis dan
sekresi testosteron oleh sel Leydig, dan FSH merangsang sel Sertoli untuk
mensekresi inhibin. FSH dan testosteron bekerja pada tubulus seminiferus untuk
merangsang spermatogenesis.
tetapi pencairan umumnya muncul dalam 20-30 menit karena adanya enzim
proteolitik dalam cairan prostat. Spermatozoa yang dilepaskan tidak selalu mampu
untuk fertilisasi. Akibatnya, rangkaian kejadian elektrik dan biokimiawi yang rumit,
dinamakan kapasitasi, menggantikan lapisan permukaan luar sperma sebelum
fertilisasi dapat terjadi. Normalnya, kapasitasi terjadi pada mukus serviks, tetapi
dapat pula muncul dalam media fisiologis in vitro. Pada akhir fertilisasi, sperma
mengalami reaksi akrosom (pelepasan enzim dari membran dalam akrosom) yang
mengakibatkan pemecahan membran plasma luar dan fusinya dengan membran
akrosom luar. Beberapa enzim dalam akrosom berperan penting dalam penetrasi
sperma ke zona pellucida sel telur. Saat sperma penetrasi ke sel telur, terjadi
pengerasan dari zona pellucida (reaksi kortikal), yang mencegah penetrasi sperma
lainnya.
Etiologi
Ada banyak penyebab infertilitas pria, namun dapat dirangkum menjadi 3 faktor
utama: kelainan produksi sperma, kelainan fungsi sperma, dan obstruksi pada
sistem duktal.
Kelainan produksi sperma dapat berasal dari kegagalan testis primer
(hipergonadotropic hipogonadism), akibat kelainan genetik (Klinefelter syndrome, Y
chromosome microdeletions), kerusakan pada anatomi testis (cryptorchidism,
varicocele), infeksi (mumps orchitis), atau gonadotoksin. Stimulasi gonadotropin
yang abnormal akibat genetik (defisiensi gonadotropin terisolasi), efek langsung
maupun tidak langsung tumor hipofisis atau hipotalamus, atau penggunaan
androgen eksogen (penekanan sekresi gonadotropin) merupakan penyebab lain
produksi sperma yang kurang.
Kelainan fungsi sperma ada kaitannya dengan antibodi antisperma, peradangan
saluran genital (prostatitis), varicocele, kegagalan reaksi akrosom, kelainan biokimia
(spesies oksigen reaktif), atau masalah dalam pengikatan sperma (ke zona
pellucida) atau penetrasi. Obstruksi pada sistem duktal dapat berasal dari
vasektomi, tidak adanya vas deferens kongenital bilateral, maupun obstruksi
kongenital atau didapat pada epididimis atau duktus ejakulatorius.
Gonadotoksin. Paparan lingkungan yang relevan mencakup panas, rokok, radiasi,
logam berat, pelarut organik, dan pestisida. Peningkatan suhu skrotum dapat
mempengaruhi spermatogenesis, dan febris juga dapat berakibat pada penurunan
densitas dan motilitas sperma yang sementara maupun permanen.
Analisis Semen
Jika terdapat infertilitas pada pria, hampir selalu diperlukan analisis semen. Evaluasi
pertama faktor infertilitas pria harus mencakup setidaknya dua analisis semen yang
tepat yang diambil sekurang-kurangnya berjarak 4 minggu.
Berikut ini adalah nilai-nilai normal yang direkomendasikan oleh WHO:
Volume 1,5 5,0 ml
pH > 7,2
Viskositas < 3 (skala 0-4)
Konsentrasi sperma > 20 juta / ml
Jumlah sperma total > 40 juta / ejakulasi
Motilitas > 50%
Kemajuan > 2 (skala 0-4)
Morfologi normal > 50% normal
> 30% normal
> 14% normal
Round cells < 5 juta / ml
Aglutinasi sperma < 2 (skala 0-3)
Nilai abnormal menunjukkan adanya faktor infertilitas pria yang membutuhkan
evaluasi klinis dan laboratorium tambahan. Kejadian infertilitas pria meningkat
dengan jumlah parameter semen utama (konsentrasi, motilitas, morfologi): jika satu
parameter abnormal kemungkinan infertil 2-3 kali lebih tinggi, jika ada dua yang
abnormal 5-7 kali lebih tinggi, dan jika ketiga-tiganya abnormal 16 kali.
FAKTOR WANITA
Gangguan Ovulasi
Gangguan ovulasi jumlahnya sekitar 30-40% dari seluruh kasus infertilitas wanita.
Gangguan-gangguan ini umumnya sangat mudah didiagnosis menjadi penyebab
infertilitas. Panjang siklus menstruasi normal pada wanita usia reproduktif bervariasi
antara 25-35 hari; kebanyakan wanita memiliki panjang siklus 27-31 hari. Wanita
yang memiliki haid bulanan teratur (rata-rata tiap 4 minggu) dengan moliminal
symptom, seperti pembengkakan payudara premenstruasi dan dismenorea, hampir
selalu memiliki siklus ovulasi yang bervariasi. Karena ovulasi sangat berperan
dalam konsepsi, ovulasi harus dicatat sebagai bagian dari penilaian dasar pasangan
infertil.
Penyebab gangguan ovulasi dapat dijabarkan menjadi 3:
1. faktor susunan saraf pusat
yaitu: tumor, disfungsi hipotalamus, faktor psikogen, disfungsi hipofisis
2. faktor-faktor intermediet
yaitu : gizi, penyakit kronis, penyakit metabolis
3. faktor-faktor ovarial
pembedahan tuba, atau kehamilan ektopik sebelumnya menjadi faktor resiko besar
untuk terjadinya kerusakan tuba. PID tidak diragukan lagi menjadi penyebab utama
infertilitas faktor tuba dan kehamilan ektopik. Studi klasik pada wanita dengan
diagnosis PID setelah dilaparoskopi menunjukkan bahwa resiko infertilitas tuba
sekunder meningkat seiring dengan jumlah dan tingkat keparahan infeksi panggul;
secara keseluruhan, insidensi berkisar pada 10-12% setelah 1 kali menderita PID,
23-35% setelah 2 kali menderita PID, dan 54-75% setelah menderita 3 kali episode
akut PID. Resiko kehamilan ektopik meningkat 6-7 kali lipat setelah infeksi panggul.
Meskipun banyak wanita dengan penyakit tuba atau perlekatan pelvis tidak
diketahui adanya riwayat infeksi sebelumnya, terbukti kuat bahwa silent infection
sekali lagi merupakan penyebab yang paling sering. Penyebab lain faktor infertilitas
tuba adalah peradangan akibat endometriosis, inflammatory bowel disease, atau
trauma pembedahan.
Mekanisme infertilitas faktor tuba di antaranya adalah kelainan anatomi yang
mencegah bersatunya sperma dan ovum. Obstruksi tuba proksimal mencegah
sperma mencapai tuba falopi bagian distal dimana fertilisasi normalnya terjadi.
Oklusi tuba bagian distal mencegah ovum tertangkap dari ovarium yang
berdekatan.
Gambar 3 : Endometriosis
Histerosalpingografi (HSG)
HSG merupakan tes pertama untuk mendeteksi adanya patensi tuba. Tes harus
dilakukan di antara siklus pada hari ke-6 hingga 11. Untuk mengurangi
kemungkinan infeksi berkaitan dengan prosedur, menghindari bercampurnya darah
dan bekuan di intrauterine, idealnya HSG dilakukan setelah 2-5 hari setelah haid
berhenti; serta untuk mencegah kemungkinan iradiasi fetus, HSG harus dilakukan
sebelum ovulasi.
Laparoskopi
Gold standard untuk diagnosis penyakit tuba dan peritoneum adalah laparoskopi.
V. Terapi
1. Faktor Pria
Terapi Medis
Infertilitas pria umumnya tidak banyak yang dapat diobati. Namun evaluasi yang
teliti memungkinkan para pria dengan beberapa kondisi tertentu sembuh dengan
terapi medis.
(i) Hipogonadotropik Hipogonadisme
Para pria dengan kegagalan testis sekunder berkaitan dengan hipogonadotropik
subfertilitas idiopatik.
- Androgen
Terapi androgen telah dipercaya sebagai stimulasi spermatogenesis, secara
langsung dengan meningkatkan konsentrasi andogen testis, dan tidak langsung
dengan meningkatkan rebound sekresi gonadotropin hipofisis setelah interval
supresi terinduksi androgen. Akan tetapi, hasil meta-analisis dari 11 uji coba klinis
yang mencakup hampir 1000 pria menunjukkan bahwa tidak ada strategi terapi
yang terbukti dapat meningkatkan parameter semen atau fertilitas.
- Gonadotropin
Hasil penelitian tentang penggunaan FSH eksogen untuk stimulasi spermatogenesis
secara langsung banyak mendapat pertentangan. Sementara pada 2 percobaan
acak pada pria subfertil tidak terbukti terdapat peningkatan parameter semen
maupun fertilitas, yang lain menunjukkan bahwa FSH eksogen dapat meningkatkan
kualitas semen pada pria dengan oligospermia idiopatik yang biopsi testisnya
menunjukkan hipospermatogenesis, FSH, serta kadar inhibin-B yang normal.
- Antiestrogen
Terapi empiris (3-6 bulan) dengan klomifen sitrat (25 mg/hari) atau tamoxifen (20
mg/hari) umum digunakan untuk stimulasi peningkatan sekresi gonadotropin
hipofisis dan spermatogenesis pada pria dengan subfertilitas idiopatik. Akan tetapi
hasil dari beberapa studi tidak konsisten. Di satu sisi terapi tampaknya berhasil
untuk beberapa orang, tetapi belum ada metode yang terbukti bahwa terlihat
perbedaan antara siapa yang berespon dan siapa yang tidak. Selain itu, terapi
antiestrogen tidak terlalu efektif.
Intrauterine Insemination
Inseminasi buatan telah banyak digunakan untuk pasangan infertil selama hampir
200 tahun dan diterima sebagai bentuk terapi untuk para pria dengan hipospadia
berat, ejakulasi retrograd, impotensi neurologis, dan disfungsi seksual. Selain itu
inseminasi buatan juga digunakan untuk mengatasi oligospermia, asthenospermia,
volume ejakulasi rendah, antibodi antisperma, dan faktor serviks.
Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan memasukkan sperma ke dalam ostium
serviks atau langsung ke dalam uterus, namun kini IUI sudah luas digunakan, untuk
beberapa alasan. Yang paling penting, hasil IUI lebih baik dibanding hasil pada
inseminasi serviks. Data yang ada menunjukkan bahwa siklus kesuburan bervariasi
antara 3-10% bila IUI dilakukan dengan menggunakan sperma pasangan infertil,
dan 3 kali lebih tinggi (9-30%) bila menggunakan sperma donor.
Terapi Bedah
Meskipun IVF dengan ICSI sekarang menjadi sarana untuk mengobati pria dengan
bentuk infertilitas yang paling berat sekalipun; termasuk obstruksi saluran
reproduksi yang tidak dapat diperbaiki dan azoospermia non-obstruktif. Selain itu
beberapa teknik lain dalam terapi bedah untuk infertilitas pria di antaranya adalah :
Assisted Reproductive Technologies (ART)
IVF dan ICSI telah menjadi revolusi dalam terapi infertilitas pria. IVF merupakan
inseminasi tiap oosit dengan 2-6 juta sperma; sehingga, metode ini terbatas hanya
bila pria sangat oligospermik. Dengan teknik yang berkembang, jumlah sperma
motil yang digunakan untuk inseminasi cukup 50.000-100.000 per oosit, sehingga
membuka jalan untuk melakukan ART pada pasangan dengan faktor infertilitas
pria.
2. Faktor Wanita
Faktor Ovulasi
Pasien dengan faktor infertilitas ovulasi memiliki angka keberhasilan tinggi dengan
terapi infertilitas. Pilihan terapi untuk faktor infertilitas ovulasi mencakup berbagai
induksi medis untuk ovulasi yang bervariasi serta penanganan bedah untuk ovarium
polikistiknya.
Terapi Medis
Klomifen Sitrat
Regimen generasi pertama untuk induksi medis ovulasi pada hampir sebagian besar
pasien dengan infertilitas ovulasi adalah klomifen sitrat (Clomid, Serophene).
Seluruh pasien yang diobati dengan obat ini memiliki sumbu fungsional hipofisis
hipotalamus ovarium. Klomifen sitrat merupakan estrogen sintetis yang lemah,
tetapi bekerja secara klinis sebagai estrogen antagonis untuk induksi ovulasi pada
dosis farmakologis. Meskipun klomifen sitrat memiliki efek antiestrogen di
hipotalamus yang menginduksi ovulasi, efeknya pada jaringan sensitif estrogen
dapat agonis maupun antagonis. Pada hipotalamus, klomifen sitrat mengikat dan
memblok reseptor estrogen untuk jangka waktu yang lama, menurunkan feedback
estrogen ovarium hipotalamus. Efek ini dipercaya meningkatkan amplitudo
fluktuasi GnRH pada beberapa wanita dengan anovulasi. Peningkatan GnRH
kemudian memberi sinyal dari hipotalamus ke hipofisis, menghasilkan
meningkatnya sekresi gonadotropin.
Angka keberhasilan penggunaan klomifen sitrat untuk induksi ovulasi sangat tinggi,
dengan angka ovulasi 80-85% dan angka konsepsi mencapai 40%. Sebagian besar
kehamilan terjadi dalam 6 bulan pertama terapi. Efek samping klomifen sitrat
antara lain sindrom hiperstimulasi ovarium, mual, vasomotor flushes, rasa tidak
enak pada panggul, nyeri payudara, dan kelainan penglihatan. Penggunaan
klomifen sitrat dikaitkan dengan 35-60% insidensi rekrutmen folikuler multipel;
tetapi insidensi kehamilan multipel dengan obat ini hanya 5-8%, dan sebagian besar
kehamilan yang terjadi adalah kehamilan kembar.
Gonadotropin
Induksi ovulasi dengan gonadotropin merupakan terapi terpilih untuk wanita dimana
terapi klomifen sitrat tidak berhasil dan untuk wanita dengan disfungsi ovulasi
sekunder akibat hipogonadotropik hipogonadisme. Obat yang biasa digunakan
untuk indikasi ini adalah hMG. Human menopausal gonadotropin (Pergonal,
Humegon) merupakan campuran FSH dan LH yang dimurnikan dari urine wanita
yang post-menopause serta dipakai secara injeksi intramuskular sebagai campuran
75 IU FSH dan 75 IU LH. Mekanisme kerja hMG masih kontroversi dibanding dengan
klomifen sitrat. Jaringan ovarium fungsional penting untuk keberhasilan terapi,
karena suplemen hMG atau penggantian gonadotropin alami pada wanita,
merangsang perkembangan folikel ovarium. Seperti pada siklus ovulasi spontan,
FSH dan LH bekerja pada sel lutein thekal. Terapi dengan hCG khusus digunakan
pada siklus terstimulasi hMG untuk meningkatkan maturasi oosit, menginduksi
ovulasi, dan memungkinkan pembentukan dan berfungsinya corpus luteum. Terapi
dengan hMG paling berhasil untuk wanita dengan hipogonadotropik hipogonadisme,
dengan angka kumulatif kehamilan 91,2% setelah 6 siklus terapi hMG tunggal.
Tabel 3. Induksi Ovulasi : Waktu pemberian klomifen sitrat dan Gonadotropin.
Terapi GnRH
Pasien dengan kegagalan hipotalamus dan faktor infertilitas ovulasi adalah kandidat
paling sesuai untuk induksi ovulasi dengan GnRH. Agar menyerupai interaksi
hipotalamus-hipofisis fisiologis, GnRH harus diberikan dalam dosis denyut,
menghindari penurunan regulasi hipotalamus-hipofisis-ovarium. Karena GnRH
dengan cepat didegradasi dan kemudian menjadi tidak efektif bila digunakan secara
oral, GnRH dosis denyut digunakan secara intravena atau subkutan dengan sistem
penghantar-pompa mini. Efek samping terapi denyut GnRH sangat berkaitan
dengan fungsi pompa dan rute penghantaran (sebagai contoh flebitis pada lokasi
penyuntikan). Maka kemudian dianjurkan pada wanita dengan riwayat endokarditis
bakterial untuk dilakukan hanya secara subkutan.
Faktor Tuba dan Peritoneum
Oklusi Tuba
Proksimal
Terapi oklusi tuba proksimal telah banyak mendapat perhatian. Akan tetapi. angka
keberhasilan prosedur ini dapat menjadi sulit dipastikan karena diagnosis obstruksi
tuba proksimal dengan HSG terkenal tidak akurat.
Distal
Terapi penyakit tuba distal mencakup koreksi bedah melalui fimbrioplasti atau
neosalpingotomi. Secara definisi, fimbrioplasti adalah lisis dari perlekatan fimbria
atau dilatasi fimosis fimbria, sementara neosalpingostomi maksudnya adalah
pembentukan pembukaan tuba yang baru pada tuba falopi yang tersumbat.
Pasien dengan penyakit tuba proksimal dan distal menjadi kandidat yang paling
buruk untuk menjalani penanganan infertilitas secara bedah. Penelitian terapi
bedah untuk pasien-pasien ini jumlahnya baru sedikit tetapi secara umum telah
menggambarkan hasil yang suram. Kelompok pasien ini paling baik diterapi dengan
IVF.
Faktor Peritoneum
Faktor infertilitas peritoneum dan faktor infertilitas tuba sering terjadi secara
bersamaan, dan pendekatan terapinya hampir sama. Seperti halnya perlekatan
tuba, perlekatan peritoneum mungkin saja merupakan akibat proses peradangan
panggul atau abdomen atau prosedur pembedahan panggul. Jika penyakit
perlekatan peritoneum yang signifikan diyakini mempengaruhi motilitas tuba atau
akses ovum ke fimbria tuba, adhesiolisis bedah minor merupakan terapi terpilih.
Sebab utama lain faktor infertilitas peritoneum yang tidak didiskusikan sebagai
kelainan tuba adalah endometriosis. Data terapi endometriosis berkaitan dengan
infertilitas menunjukkan bahwa tidak ada bukti cukup yang menyatakan
endometriosis ringan atau minimal dapat menyebabkan infertilitas. Peran
endometriosis yang lebih berat sangat erat kaitannya dengan penyakit perlekatan.
Faktor Serviks
Patensi anatomi dan produksi mukus dengan jumlah yang cukup adalah 2
karakteristik serviks yang penting untuk reproduksi normal. Terapi faktor infertilitas
serviks ditujukan pada kelainan daerah ini. Riwayat terpapar DES, biopsi konus
sebelumnya atau kauterisasi serviks, kelainan kongenital, servisitis, anovulasi, dan
penggunaan klomifen sitrat untuk induksi ovulasi semuanya berkaitan dengan
potensial stenosis servikal atau kualitas mukus yang buruk. Adanya antibodi
antisperma pada mukus serviks juga dapat mengakibatkan interaksi sperma dan
mukus serviks yang buruk.
Terapi antibodi antisperma pada mukus serviks sampai saat ini masih menjadi topik
perdebatan. Baik ART maupun IUI diduga sangat potensial memberi keuntungan
pada pasien dengan antibodi antisperma, namun data relevan masih tetap belum
dapat disimpulkan. Demikian pula, meskipun IUI dilakukan secara luas digunakan
untuk infertilitas faktor serviks tanpa kelainan imunitas humoral, data angka
fertilitas selanjutnya juga belum ada yang konsisten.
Faktor Uterus
Terapi utama infertilitas faktor uterus adalah dengan pembedahan. Sebelumnya,
terapi untuk polip intrauterine dan leiomyoma dilakukan dengan histeroskopis,
meskipun untuk membuang beberapa fibroid submukosa yang bertangkai dan polip
intrauterine cukup dilakukan di ruang kerja dokter.
Infertilitas yang tidak teridentifikasi
Di antara pasangan dengan infertilitas yang tak teridentifikasi, IVF merupakan
terapi terpilih untuk sebagian pasangan, sementara bagi sebagian yang lain
merupakan terapi cara terakhir. Sejumlah peneliti mengamati adanya insidensi
tinggi kegagalan fertilisasi dan penurunan angka kehamilan secara keseluruhan
pada pasangan yang telah gagal diterapi dengan gonadotropin/IUI, menandakan
adanya kelainan fertilisasi, perkembangan embrionik dini atau implantasi yang
berpengaruh pada infertilitas yang tak teridentifikasi pada banyak pasangan.
ASSISTED REPRODUCTIVE TECHNOLOGIES (ART)
ART antara lain mencakup AVF, GIFT, ZIFT, donor oosit, dan cryopreserved embryo
transfers. Angka keberhasilan teknik-teknik ini diringkas pada tabel berikut.
In Vitro Fertilization
Biasanya, pasien tanpa tuba falopi atau dengan kerusakan tuba sebelumnya dan
dengan prognosis buruk untuk perbaikan yang efektif adalah kandidat untuk
dilakukannya IVF primer. Beberapa pasien dengan sterilisasi tuba sebelumnya
paling tepat mendapat rujukan primer untuk IVF. Pasien yang gagal berkonsepsi
dalam 18 bulan setelah perbaikan tuba juga merupakan kandidat untuk ART. Pasien
yang gagal berkonsepsi setelah 3-6 kali siklus induksi ovulasi dan kombinasi dengan
inseminasi juga harus dirujuk untuk ART.
Transfer Embrio
Jumlah dan pemilihan embrio untuk transfer embrio bukan hal yang mudah.
Keberhasilan induksi ovulasi cara modern dan regimen fertilisasi memungkinkan
pembentukan embrio dalam jumlah yang cukup banyak untuk ditransferkan dalam
1 kali siklus. Kriopreservasi dari embrio ini memungkinkan transfer embrio ke pasien
yang sama pada siklus berikutnya yang tidak distimulasi. Beberapa pasien
menerima kriopreservasi embrio selama siklus alami, yang lain menjalani persiapan
endometrium dengan estrogen dan progesteron eksogen.
GIFT / ZIFT / TET
Dibandingkan dengan standar regimen transfer IVF, transfer gamet atau embrio ke
tuba falopi dapat menyerupai proses reproduksi fisiologi. Teknik seperti GIFT, ZIFT,
dan Tubal Embryo Transfer (TET) seluruhnya mempergunakan mikrolingkungan tuba
sebagai titik pertama kontak setelah transfer. Pasien yang dianggap calon yang
tepat untuk teknik ini harus memiliki tuba falopi yang berfungsi. Seperti standar IVF,
seluruh regimen menyebabkan induksi ovulasi dengan hMG/hCG setelah
downregulasi agonis GnRH. Hal yang berbeda pada teknik ini adalah waktu
transfernya.
Untuk prosedur GIFT, perolehan oosit dilakukan baik secara transvaginal atau
laparoskopis dan segera diikuti dengan laparoskopi penempatan oosit yang
diperbaharui serta sperma yang telah diproses ke dalam tuba falopi. Kelemahan
GIFT ini adalah ketergantungan terhadap laparoskopi dan ketidakmampuan
menunjukkan fertilisasi sebelum transfer gamet. Alternatif untuk pendekatan
laparoskopi adalah penempatan gamet transervikal ke dalam tuba falopi. Usaha
GIFT transervikal telah dicoba dengan angka keberhasilan dan reproduksibilitas
yang rendah. Pasien yang terpilih untuk dilakukan GIFT primer yang gagal
berkonsepsi harus dievaluasi ulang untuk menentukan kapasitas fertilisasinya.
Pada prosedur ZIFT, perolehan oosit difertilisasi dan dikultur semalaman. Embrio
stadium zigot kemudian ditransfer ke dalam tuba falopi secara laparoskopik 24 jam
setelah perolehan oosit.
TET mencakup kultur embrio lebih dari 24 jam sebelum laparoskopik transfer tuba
atau laparoskopik transfer embrio kriopreservasi ke dalam tuba falopi. Seluruh
prosedur transfer diikuti dengan dukungan fase lutein standar.
Donor Oosit
Wanita dengan kegagalan ovarium tidak memiliki pilihan banyak. Penggunaan
donor oosit tampaknya menjadi metode pilihan dimana sebagian besar pasien yang
menggunakan metode ini punya kemungkinan besar untuk hamil. Pasien lain yang
sesuai untuk teknologi donor oosit antara lain adalah yang punya riwayat kegagalan
fertilisasi, khususnya dalam kaitan dengan infertilitas faktor oosit. Program donor
oosit yang merupakan donor langsung dan rahasia sekarang tersedia di berbagai
pusat pelayanan. Tipe paling sering dari program donor oosit adalah dimana pasien
infertil harus menyediakan donor fertilnya sendiri khususnya teman atau saudara
kandung, tetapi sering kali donor diberi kompensasi uang oleh pasien.
ALGORITMA PENATALAKSANAAN INFERTILITAS
Pemeriksaan untuk pasangan infertil (PASUTRI) secara lengkap
A. Pemeriksaan istri
1. Anamnesis :
o Lama infertilitas
o Riwayat haid. Ovulasi, dimenore
o Riwayat sanggama, frekuensi sanggama, dispareuni
o Riwayat komplikasi postpartum, abortus, KET, kehamilan terakhir
o Kontrasepsi yang digunakan sebelumnya
o Pemeriksaan infertilitas dan pengobatab sebelumnya
o Riwayat penyakit sistemik ( TBC, DM, Tiroid)
o Pengobatan radiasi, sitostatika, alkoolisme
o Riwayat bedah perut/ hipofisis/ ginekologi
o Riwayat PID, PHS, Lekore
o Riwayat keluar ASI
o Pengetahuan kesuburan
2. Pemeriksaan fisik :
o Pemeriksaan fisik umum
o Pemeriksaan payudara termasuk ada / tidaknya sekresi asi (galaktore)
3. Pemeriksaan dalam
o Genitalia, termasuk kemungkinan cacat bawaan
4. Profil ovulasi dan endokrin :
o FSH, prolaktin, estradiol, progesteron
o Fungsi tiroid
o Uji gestagen
o Suhu basal badan
o USG
o Biopsi endometrium
5. Pemeriksaan utero-tuba-peritoneum :
o HSG, histeroskopi, laparoskopi
6. Uji pasca sanggama
7. Kariotip lekosit
B. Pemeriksaan suami
1. Anamnesis :
Pengikut
Arsip Blog
2008 (2)
November (2)
INFERTILITAS
Mengenai Saya
aselmahumka
Lihat profil lengkapku
about midwife
who am I?
INFERTILITAS (ketidaksuburan)
Infertilitas adalah ketidakmampuan wanita mewujudkan konsepsi, hamil, hingga
melahirkan bayi atau ketidakmampuan laki-laki untuk menghamili wanita.
Infertilitas adalah kesulitan untuk memperoleh keturunan pada pasangan yang tidak
menggunakan kontrasepsi dan melakukan hubungan senggama secara teratur.
Dua jenis infertilitas
1. infertilitas primer
pasangan tidak pernah mengalami konsepsi meskipun mereka melakukan hubungan
seksual secara teratur (2-3 kali seminggu) selama paling sedikit 12 bulan tanpa
proteksi/tanpa menggunakan alat kontrasepsi
2. infertilitas sekunder
pasangan sebelumnya mengalami konsepsi, tetapi kemudian tidak mampu konsepsi lagi
meskipun mereka melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa proteksi selama
12 bulan.
Etiologi
Negara berkembang laki-laki 40%, wanita 40%, sekitar 20% karena kedua pasangan
atau penyebab yang belum diketahui. Pada negara maju banyak wanita dan laki-laki
yang mengidap infeksi traktus genitalis yang ditularkan secara seksual.
Faktor penyebab infertilitas pada wanita
1. penyumbatan kedua tuba
saluran telur (tuba fallopii) mempunyai fungsi yang sangat vital dalam proses
kehamilan, yaitu sebagai tempat saluran spermatozoa dan ovum, tempat terjadinya
konsepsi, tempat tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi menuju rahim, untuk
dapat bernidasi. Gangguan fungsi saluran telur (tuba fallopii) akan menyebabkan
pasangan infertil. Contoh gangguan tersebut antara lain terjadi perlengketan,
penyempitan dan pembuntuan saluran.
2. gangguan ovulasi
gangguan yang berhubungan dengan ovulasi otomatis akan mengganggu pengelauran
sel telur dari ovarium yang mengakibatkan gangguan proses konsepsi
3. masalah serviks
bentuk serviks yang abnormal (retrofleksi) akan mengakibatkan sulitnya spermatozoa
masuk kedalam saluran telur yang mengakibatkan sulit terjadi proses konsepsi.
Polip (tumor jinak), stenosis, non histole mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek)
4. masalah vagina (vaginismus, vaginistis dan lain-lain)
5. rahim (mioma, endometritis, endometriosis, uterus bicornis, arculatus, prolaps
rahim)
6. ovarium
tumor, kista, gangguan menstruasi (amenore, oligomenore dengan atau tanpa ovulasi)
7. masalah endokrin
gangguan sistem hormonal wanita dan dapat disertai kelainan bawaan, gangguan
pelepasan sel telur, gangguan pada korpus luteum, gangguan implantasi hasil konsepsi
dalam rahim, hiper/hipotoroid.
8. faktor lain
prolaktinemia (tumor pada hipofisis)
faktor penyebab infertilitas pada pria
1. varikokel
suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu besar, sehingga
jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berarti mengurangi
kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan
2. hipospadia
muara saluran kencing letaknya abnormal, antara lain pada permukaan bauh zakar
3. ejakulasi retrograd
ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung kemih
4. buah zakar tidak turun
5. kegagalan testikuler
dapat terjadi karena buah zakar atrofi atau bauh zakar tidak turun
6. kegagalan fungsional
kemampuan ereksi kurang, kelainan pembentukan spermatozoa, gangguan pada
sperma
faktor lainnya
Kebiasaan merokok
Penggunaan NAPZA
Pengelolaan infertilitas
1)
2)
Kekurangan salah satu dari mereka akan dapat diatasi oleh yang lainnya
dijadwalkan
4)
Suami dilakukan pemeriksaan fisik umum, fisik khusus dan analisis sperma
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Tekanan darah, nadi, sushu tubuh, dan juga dilakukan foto toraks pada keduanya
3)
Pemeriksaan laboratorium
1.
2.
Khusus :
suami
pemeriksaan dan analisis sperma , syaratnya tidak berhubungan selama 3-5 hari ,
bahan yang ditampung harus mencapai lab dalam waktu 30 menit-1 jam, pemeriksaan
setelah ejakulasi 2 jam di lab. Jumlah spermatozoa minimal 20 juta. Pemeriksaan
dilakukan untuk mengetahui volume, viscositas, bau, rupa, fruktosa, kemampuan
menggumpal dan mancair kembali dari sperma
isteri
Pemeriksaan dalam
Diharapkan mendapat gambaran alat kelamin wanita secara umum, yaitu liang
senggama, kelainan mulut rahim, kelainan rahim, pemeriksaan sonde untuk
menentukan dalamnya rahim, kelainan fungsi alat reproduksi(perlekatan dengan
sekitarnya, adanya tumor di ovarium, arah mulut rahim abnormal, sehingga
dinasihatkan tentang teknik hubungan seksual).
Pemeriksaan terhadap ovulasi
Dengan pemeriksaan suhu basal badan (Progesteron yang dikeluarkan oleh korpus
luteum dapat meningkatkan suhu basal badan yang diukur segera setelah membuka
mata, kapan sebenarnya terjadi ovulasi apakah saat suhu basal rendah atau meningkat
masih belum jelas, biasanya saat ovulasi suhu badan bifasik)
Uji lendir serviks dan sitologi vagina (Dilakukan untuk mempelajari pengaruh
progesteron dan estrogen pada lendir serviks dan vagina. Lendir serviks
menjelang ovulasi menjadi lebih jernih, daya membenang bertambah)
Histeroskopi
Laparoskopi
Ultrasonografi (USG)
yang matang, epnuntun aspirasi ovum pada folikel graff untuk bayi tabung. USG vaginal
didahului pemberian pengobatan klomifen sitrat/obat perangsang indung telur
Pemeriksaan hormonal
Untuk mengetahui tentang hipofise dan ovarial aksis, hormon yang diperiksa FSH, LH,
estrogen, progesteron dan prolaktin.
Seluruh pemeriksaan diharapkan selesai dalam waktu tiga siklus.
Penatalaksanaan pasangan infertil
1. Penyebab idiopatik
2. Faktor hormonal
Bervariasi, tergantung gangguan hormonnya, gangguan pada proses ovulasi diinduksi
ovulasi dengan klomifen sitrat dan lainnya, tingginya prolaktin diobati dengan
bromokriptin atau parlodel, gangguan kurangnya progesteron dapat diobati dengan
progesteron atau sejenisnya
3. Kelainan tuba
Infertil diobati dengan bedah rekonstruksi tuba, kegagalan fungsi tuba dapat
diselesaikan dengan rekayasa canggih (bayi tabung)
4. Bila semua usaha yang telah diupayakan gagal, maka bersabarlah dan ikhlas dengan
segala ketetapanNya dan jika menginginkan untuk mengadopsi anak, maka sebaiknya
Related
LEAVE A REPLY
CATEGORIES
1
anatomi
ASKEB
etika profesi
gizi
info kesehatan
kesehatan reproduksi
konsep kebidanan
MTBS
obgyn
patologi
psikologi kebidanan
seni kebidanan
women
WELCOME
KALENDER ISLAMI
KALENDER
February 2010
M
T W
Mar
Mar
9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
KATEGORI
1 (1)
anatomi (1)
ASKEB (21)
o
BBL (4)
kehamilan (10)
persalinan (9)
gizi (6)
MTBS (6)
obgyn (1)
patologi (8)
women (5)
TULISAN TERATAS
IMUNISASI
TULISAN TERBARU
Teknik Memenuhi Rasa Nyaman Pada Masa Hamil (Distraksi & Relaksasi)
nano on INFEKSI
SALURAN REPRODUKSI
(IS
Askeb Anc Ibu Hamil
on TANDA BAHAYA DAN
KOMPLIKASI PA
diana on MASALAHMASALAH YANG LAZIM
TER
diare pada ibu hamil
on TANDA BAHAYA DAN
KOMPLIKASI PA
Nur Aviv on TANDA
BAHAYA DAN
KOMPLIKASI PA
andhyta on ASUHAN
PADA IBU BERSALIN
KALA
afrida on MACAMMACAM GANGGUAN
MENSTRUAS
ARCHIVES
Follow
anak
dalam
sebuah
keluarga,
isu
tentang
ketidaksuburan
menanggulangi
masalah
infertilitas
ini,
banyak
yang
Bidandelima's Blog
Just another WordPress.com site
Skip to content
Home
About
Download KTI
Perkembangan Bayi
Perpustakaan
video
PERDARAHAN POST PARTUM
Mitos-Mitos Seputar Kehamilan
Kelainan Menstruasi
Posted on May 31, 2011by bidandelima
5 Votes
Meskipun tidak dikategorikan sebagai pengancam jiwa, kelainan mensturasi akut dapat menggangu
kehidupan wanita kesuatu titik disfungsi yang signifikan. terdapat beberapa jenis kelainan menstruasi.
Pada bagian ini saya akan membahas secara singkat beberapa jenis yang umum.
Telah dilaporkan sekitar 3/4 dari semua wanita mengalami gejala-gejala fisiologi dan psikologis yang
tidak nyaman saat mendekati masa menstruasi. Kondisi ini diklasifikasikan sebagai PMS atau
Premenstrual Syndrome, dan berkisar dari ringan hingga berat. Kelainan menstruasi lainnya termasuk
amenorrhea, yaitu ketiadaan menstruasi; menorrhagia atau pendarahan hebat dan
Hormon-hormon lain di luar itu juga berpengaruh dalam masalah menstruasi. Sebagai contoh, wanita
yang mempunyai kista dalam indung telurnya memiliki kandungan hormon androgen, atau hormon
lelaki, yang lebih tinggi dalam sistem tubuhnya. Hormon prolactin, yang tinggi pada wanita yang tidak
sedang hamil atau menyusui dapat memicu amenorrhea. Terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon
thyroid juga dapat menyebabkan masalah menstruasi.
Bila tubuh mampu mempertahankan tingkat hormon yang normal selama menstruasi mungkin banyak
tanda dan gejala menstruasi yang dapat dihindari. Disinilah saya percaya noni juice mampu berperan
penting.
Salah satu laporan penggunaan noni oleh penyembuh kuno Kahuna adalah bagi masalah wanita. Sedikit
yang mereka ketahui bahwa terdapat suatu substansi dalam noni yang juga ditemukan dalam suplemen
alami pada tahun 1950-an yang disebut bromelain. Substansi ini secara antusias diteliti oleh perusahaanperusahaan farmasi raksasa sebagai perawatan bagi, diantara yang lain, kram menstruasi yang parah. Dr.
Ralph Heinicke yang mempelopori penelitian noni, menemukan bahwa bromelain membantu
menurunkan rasa sakit pada wanita yang kram menstruasi. Selanjutnya, dalam penelitian lain beliau
menemukan bahwa noni juga membantu meringankan kram menstruasi. Melalui penelitian yang
berkesinambungan, Dr. Heinicke membantu menjembatani jurang antara bromelain dan noni. Dalam
penelitian saya, dari 4.008 wanita yang mengkonsumsi noni juice untuk mengurangi rasa sakit dan
ketidaknyamanan pada saat menstruasi, 80% di antaranya melaporkan keberhasilan. Takaran
penggunaan noni : Jumlah konsumsi rata-rata dari 80% responden yang melaporkan keberhasilan
adalah 75 CC setiap hari.
(Sumber Berita: /buku NONI JUICE (How Much, How Often, For What Edisi Keempat mencakup
informasi lebih dari 27.000 pengguna noni juice ) karya dr. Neil Solomon)
1. Nyeri haid primer, timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri
dengan berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon
tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan
melahirkan. Nyeri haid ini normal, namun dapat berlebihan bila
dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, seperti stres, shock,
penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang
darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala ini tidak
membahayakan kesehatan.
Kepala nyeri.
Pingsan.
Cara mengatasinya
Kalau kita mengalami PMS kita bisa melakukan hal-hal di bawah ini;
1. Kurangi makanan bergaram, seperti kentang goreng, kacangkacangan, dan makanan berbumbu, untuk mengurangi penahanan air
berlebih.
Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sakit perut
waktu menstruasi:
Kompres dengan botol panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa
kram (bisa perut atau pinggang bagian belakang).
Apabila siklus menstruasi kurang dari 14 hari, atau lebih dari 35-40
hari sekali.
Apabila volume darah haid sangat banyak (ganti pembalut 10 kali per
hari).
Hipotalamus
kompartemen III GnRH
Hipofise anterior
Kompartemen II FSH LH
Ovarium
Kompartemen I progesteron estrogen
Uterus
Haid
Kelainan Kompartemen I: Kelainan saluran uterus
1. Sindrom Asherman
Pada sindrom ini terjadi amenorrhea sekunder. Keadaan ini terjadi
akibat kuretase postpartum berlebihan sehingga terjadi sikatrik dan
perlengketan. Endometrium mungkin memiliki tekanan yang begitu
besar. Pasien dengan asherman sindrom dapat mengalamai keluhan
lain seperti dismenorrhea dan hypomenorrhea.
Pada masa lalu, asherman sindorm diobati dengan dilatasi dan
kuretase untuk menghancurkan sikatrik. Sekarang dapat digunakan
histeroskopi dengan melisiskan adhesi dengan memotong dan
membakar dengan hasil yang lebih baik dibanding kuretase yang tidak
terarah. Setelah dilakukan histeroskopi, perlu dicegah terjadinya
kembali perlengketan dengan memasang IUD. Dapat juga
menggunakan folley kateter pediatrik dengan memasukan 3 cc dan
baru dilepas setelah 7 hari9.
2. Mullerian anomali
Pada keadaan ini, vagina, servik dan uterus mungkin tidak ada. Atau
pada keadaan lain, uterus mungkin ada namun tidak terdapat rongga,
atau terdapatnya rongga namun endometrium sangat sedikit9.
Penanganan pada pasien ini dilakukannya operasi dengan
menggunakan teknik vecchietti atau teknik Frank untuk membentuk
saluran vagina buatan. Penundaan operasi dapat menyebabkan
terjadinya inflamasi9.
3. Insensitivitas Androgen (testicular feminization)
Insenitivitas androgen komplit didiagnosa bila didapatkan kanalis
vagina namun tidak didapatkan uterus. Pasien ini berupa pria
pseudohermaprodit dimana ketentuan pria ditentukan dari adanya
kromosom XY dan pasien memilliki testes. Pseudohermaprodit berarti
genitalia berlawanan dengan gonad. Sehingga pada pasien ini secara
fenotip tampak seperti wanita tapi tidak ditemukannya rambut pubis
dan rambut ketiak. Pada pasien ini terdapat testosteron darah yang
normal atau sedikit meningkat dan kenaikan LH
Pada insensitivitas androgen inkomplit (1:10 dibandingkan yang
komplit), individu mendapat sedikit pengaruh androgen. Individu ini
mungkin memiliki pembesaran klitoris, dan phallus mungkin ada.
Rambut pubis dan ketiak ada dan terdapat pertumbuhan payudara9.
Kelainan Kompartemen II
1. Kelainan ovarium
Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun
sekunder. 30-40% amenorrhea primer mengalami kelainan
perkembangan ovarium (Gonadal disgenesis). Pasien ini dapat terdiri
dari pasien dengan kariotip 45X (50%), mosaik (25%), 46XX (25%).
Wanita dengan gonadal disgenesis diseratai amenorrhea sekunder
berhubungan dengan kariotip 46xx, mosaik, 47 xxx ,dan 459.
2. Sindrom Turner
Pada sindrom ini terjadi kehilangan satu X. Kromososm X aktif dalam
oosit untuk menghindari percepatan kematian folikel. Karena pada
pasien ini terjadi kekurangan folikel, terjadi kekurangan hormon sex
gonadal saat pubertas sehingga terjadi amenorrhea primer9.
3. Kegagalan ovarium prematur
Sekitar 1% wanita akan mengalami hal ini sebelum usia 40 tahun. Hal
ini juga terjadi pada wanita dengan amenorrhea. Kegagalan ovarium
yang prematur dapat disebabkan kelainan genetik dengan
peningkatan kematian folikel. Dapat juga merupakan proses autoimun
dimana folikel dihancurkan9.
4. Efek radiasi dan kemoterapi
Efek radiasi tergantung dari umur dan dosis radiasi. Fungsi barium
dapat kembali setelah bertahun-tahun kemudian. Di lain pihak
kerusakan tidak akan muncul hingga terjadinya kegagalan ovarium
prematur. Ketika radiasi diberikan di luar pelvis, radiasi tidak
memberikan resiko terjadinya kegagalan ovarium prematur. Gonad
tidak dalam keadaan bahaya ketika di dapur menggunakan oven
microwave yang berdaya penetrasi rendah9.
Kelainan Kompartemen III
Gangguan pada kompartemen ini dapat berupa gangguan pada
hipofise anterior. Gangguan dapat berupa adanya tumor yang bersifat
mendesak ataupun menghasilkan hormon yang membuat haid
menjadi terganggu9. Tumor mikroadenoma dapat diterapi dengan
menggunakan agonis dopamin dimana dopamin dapat menghambat
pelepasan prolaktin lebih lanjut sehingga pembesaran tumor hipofise
dan prolaktinemia dapat dicegah. Operasi dapat dilakukan terutama
bila tumor masih kecil. Namun angka rekurensi setelah operasi sangat
besar lagipula struktur tumor sulit dibedakan dengan jaringan
hipofise sehat sehingga operasi sering kali meninggalkan sisa. Pada
makroadenoma dapat diberikan agonis dopamin terlebih dahulu
untuk memperkecil ukuran tumor. Setelah operasi dapat dilanjutkan
dengan pemberian radiasi namun radiasi ini dapat memicu terjadinya
tumor di tempat lain pada otak9.
Kelainan Kompartemen IV
Gangguan pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental yang
secara tidak langsung menyebabkan terjadinya pelepasan
neurotransmiter seperti serotonin yang dapat menghambat lepasnya
gonadotropin. Gangguan pada kompartemen ini dapat terjadi pada
penderita anoreksia nervosa maupun atlet atau penari balet yang
mengalami latihan dengan ketegangan9.
Amenorrhea dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit lain
seperti penyakit kronis (TBC), penyakit metabolik seperti penyakit
tiroid, pankreas dan glandula suprarenalis, kelainan gizi (obesitas dan
underweight), kelainan hepar dan ginjal6.
c. Pengelolaan & prognosa
Pengelolaan pada pasien ini tergantung dengan penyebab. Bila
penyebab adalah kelainan genetik, prognosa kesembuhan buruk.
Menurut beberapa penelitian, dapat dilakukan terapi sulih hormon,
namun fertilitas belum tentu dapat dipertahankan9.
d. Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakutkan dari amenorrhea adalah
b. Etiologi
Oligomenorrhea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat
juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan
hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik seperti
kehilangan berat badan berlebih11.
Oligomenorrhea sering terdapat pada wanita astenis6. Dapat juga
terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada
keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadara pada
wanita normal. Oligomenorrhea dapat juga terjadi pada stress fisik
dan emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen
dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan
ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas1.
Oligomenorrhea yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan
stadium folikular, perpanjangan stadium luteal, ataupun perpanjang
kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba memanjang maka dapat
disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit6.
c. Gejala
Gejala oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih
panjang dari 35 hari dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1
tahun. Beberapa wanita dengan oligomenorrhea mungkin sulit hamil.
Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin
mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut
juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus1.
d. Pengobatan
Pengobatan oligomenorrhea tergantung dengan penyebab1. Pada
oligomenorrhea dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita
uterus6.
iv. Gangguan medis lainnya
Gangguan medis lainnya yang dapat menyebabkan menorrhea
diantaranya hipotiroid dan sindrom cushing, patifisiologi terjadinya
belum diketahui dengan pasti11,13. Dapat juga terjadi pada hipertensi,
dekompsatio cordis dan infeksi dimana dapat menurunkan kualitas
pembuluh darah. Menorrhagia dapat terjadi pada orang asthenia dan
yang baru sembuh dari penyakit berat karena menyebabkan kualitas
miometrium yang jelek6.
c. Terapi
Terapi menorrhagia sangat tergantung usia pasien, keinginan untuk
memiliki anak, ukuran uterus keseluruhan, dan ada tidaknya fibroid
atau polip. Spektrum pengobatannya sangat luas mulai dari
pengawasan sederhana, terapi hormon, operasi invasif minimal
seperti pengangkatan dinding endometrium (endomiometrial
resection atau EMR), polip (polipektomi), atau fibroid (miomektomi)
dan histerektomi (pada kasus yang refrakter)12.
Dapat juga digunakan herbal yarrow, nettles purse, agrimony,
ramuan cina, ladies mantle, vervain dan raspbery merah yang
diperkirakan dapat memperkuat uterus. Vitex juga dianjurkan untuk
mengobati menorrhea dan sindrom pre-mentrual. Dianjurkan juga
pemberian suplemen besi untuk mengganti besi yang hilang melalui
perdarahan. Vitamin yang diberikan adalah vitamin A karena wanita
dengan lehilangan darah hebat biasanya mengalami penurunan kadar
vitamin A dan K yang dibutuhkan untuk pembekuan darah. Vitamin
C, zinc dan bioflavinoids dibutuhkan untuk memperkuat vena dan
kapiler7.
d. Prognosis
Prognosis pada semua ketidakteraturan adalah baik bila diterapi dari
awal.
II.2. Hipomenorrhea (kriptomenorrhea)
Hipomenorrhea adalah suatu keadan dimana jumlah darah haid
sangat sedikit (<30cc)1,11, kadang-kadang hanya berupa spotting11.
Dapat disebabkan oleh stenosis pada himen, servik atau uterus. Pasien
dengan obat kontrasepsi kadang memberikan keluhan ini11. Hal ini
juga dapat terjadi pada hipoplasia uteri dimana jaringan endometrium
sedikit6.
II.2.3. Dismenorrhea
a. Definisi
Dismenorrhea adalah nyeri sewaktu haid6,7,12,13. Dismenorrhea
terdiri dari gejala yang kompleks berupa kram perut bagian bawah
yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala
gastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum2,7,13.
b. Klasifikasi
Dismenorrhea primer (idiopatik)
Dismenorrhea primer adalah dismenorrhea yang mulai terasa sejak
menarche dan tidak ditemukan kelainan dari alat kandungan atau
organ lainnya2,6. Dismenorrhea primer terjadi pada 90% wanita dan
biasanya terasa setelah mereka menarche dan berlanjut hingga usia
pertengahan 20-an atau hingga mereka memiliki anak. Sekitar 10%
penderita dismenorrhea primer tidak dapat mengikuti kegiatan
sehari-hari. Gejala nya mulai terasa pada 1 atau 2 hari sebelum haid
Bidandelima's Blog
Just another WordPress.com site
Skip to content
Home
About
Download KTI
Perkembangan Bayi
Perpustakaan
video
Susu Ibu Hamil
Mengapa Diet Buruk untuk Wanita Hamil
Rate This
:
Tips
Melakukan
Perjalanan
Saat
Hamil
Bidanku.com http://bidanku.com/tips-melakukan-perjalanansaat-hamil#ixzz3O7SNum5I
About bidandelima
Bismillah... Cukuplah bl aq merasa mulia krn Engkau sbg Tuhan bagiq & cukuplh
bila aq bangga bahwa aq mnjd hamba bagiMu. Engkau bagiq sebagaimana yg aq
cintai, mk berilah aq taufik sebagaimna yg Engkau cintai. (Sayidina Ali
Karamallahu Wajnah) "Ya Allah, Jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan
mereka, jangan Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku
lantaran ketidaktahuan mereka" (Abu Bakar As-Shiddiq. ra)
View all posts by bidandelima
This entry was posted in kehamilan. Bookmark the permalink.
Susu Ibu Hamil
Mengapa Diet Buruk untuk Wanita Hamil
Leave a Reply
google search
Search
Gratis Newsletter
Recent Posts
MIOMA UTERI
SC (SECTIO CAESARIA)
HIPERTENSI
Archives
Blog Stats
126,401 Pengunjung
Bidandelima's Blog
The Twenty Ten Theme. Blog at WordPress.com.
Follow
Rate This
PENGERTIAN HAID
Haid adalah perdarahan secara priodik dan siklik dari rahim disertai pengeluaran
Hormon-hormon ini diatur oleh otak, alat-alat kandungan, kelenjar tyroid, dan beberapa
kelenjar lainnya.
2.
3.
4.
endometrium (otot rahim bagian dalam) menjadi semakin tebal karena pengaruh FSH dan
estrogen.
Jika terjadi ovulasi, selaput ini menjadi semakin tebal lagi. Mentruasi tersebut biasanya
terjadi pada wanita setiap 28 hari sekali atau disebut juga iklus mentruasi, dengan masa
mentruasi sekitar 7 hari. Namun, siklus mentruasi ini dapat bervariasi pada setiap orang. Siklus
ini dapat memendek atau memanjang. Wanita pertama kali menstruasi dinamakan menarche.
SIKLUS MENTRUASI
1.Fase proliferasi.
Jika telur tidak dibuahi, korpus luteum berdegenerasi dan lapisan endometrium
mengalami pengerutan. Saat ini hormon progesteron dan estrogen turun. fase Ini biasanya
terjadi selama 3 hari.
4.Fase mentruasi.
Siklus perdarahan haid lamanya kurang lebih 2-6 hari, pada hari ke lima sampai ke 14
adalah fase folikuler atau prolifirasi yang di mulai setelah perdarahan berakhir dan berlangsung
sampai saat ovulasi. Fase ini berguna untuk menumbuhkan endometrium agar setiap menerima
ovum yang telah dibuahi. Pada fase ini dalam ovarium yang telah dibuahi . Pada fase ini dalam
ovarium terjadi pematangan folikel akibat pengaruh follice stimulating hormone (FSH) folikel ini
akan menghasilkan estradol dalam jumlah banyak. Pembentukan estradiol terus meningkat
sampai kira-kira hari ke-13.
Puncak sekresi luetinizing Hormone (LH) akan memacu terjadiny ovulasi pada hari ke
14. Hari ke 14-28 adalah fase luteal atau fase sekresi yang mempunyai ciri khas terbentuknya
korpus luteum dan terjadinya perubahan pada kelenjar endometrium. Pengaruh estrogen
terhadap endometrium paling terlihat pada hari ke 22, yaitu saat nidasi seharusnya terjadi.
Bila tidak terjadi nidasi, estradiol dan progesteron akan menghambat FSH dan LH
sehingga korpus luteum tidak dapat berkembang lagi. Akibat pengaruh estradiol dan
progesteron akan terjadi penyempitan pembuluh darah endometrium yang berlanjut dengan
iskemia. Dengan demikian, endometrium akan terlepas dan timbul perdarahan (Ariff mansjoer.
dkk. 2000. 371).
KELAINAN SIKLUS
Kelainan haid yang dijumpai dapat berupa kelainan siklus atau kelainan dari jumlah
Pada kelainan ini, siklus mentruasi memendek. Siklus mentruasi yang biasanya terjadi
sekitar 28 hari, pada kasus polimenorea akan terjadi kurang dari 28 hari. Yaitu sekitar 21 hari
dan darah yang keluar bisa sama atau lebih banyak dari pada biasanya. Kelainan ini biasanya
terjadi karena adanya gangguan hormonal atau adanya endometriosis (terdapat jaringan serupa
sel rahim di luar rahim) atau adanya peradangan.
2.Oligomenorea
Pada kelainan ini, Siklus mentruasi menjadi lebih panjang, yaitu lebih dari 35 hari dan
perdarahanya biasanya hanya sedikit. Kelainan ini biasnya terjadi karena adanya kelainan
hormonal, gangguan gizi, dan gangguan kejiwaan seperti stres atau karena penyakit-penyakit
tertentu.
3.Amenorea
Keadaan di mana tidak terjadinya mentruasi selama 3 bulan berturut-turut. Amenorea ini
di bagi 2, yaitu
1.
Amenorea primer
2.
Amenorea sekunder
OLIGOMENOREA
Oligomenorea merupakan suatu kondisi dimana siklus haid lebih panjang, lebih dari 35
hari (nomal: 25-35 hari). Apabila panjangnya siklus lebih dari tiga bulan, hal itu sudah
dinamakan amenorea. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang.
Oligomenorea dan amenorea sering kali mempunyai dasar yang sama, perbedaannya
terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak
terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi
lebih panjang dari biasanya.
sinkronisasi antara hipotalamus, kelenjar pituari dan indung telur. Hipotalamus merupakan
bagian otak yang mengatur suhu tubuh, metabolisme sel dan fungsi dasar seperti makan, tidur
dan reproduksi. Hipotalamus mengatur pengeluaran hormon yang mengatur kelenjar pituari.
Kemudian
kelenjar
pituari
akan
merangsang
produksi
hormon
yang
mempengaruhi
pertumbuhan dan reproduksi. Pada awal dan akhir masa reproduksi wanita, beberapa hormon
tersebut dapat menjadi kurang tersinkronisasi, sehingga akan menyebabkan terjadinya haid
yang tidak teratur.
2.
3.
Pada PCOS (polycystic ovary syndrome), oligomenore dapat disebabkan oleh kadar
hormon wanita & hormon pria yang tidak sesuai. Hormon pria diproduksi dalam jumlah yang
kecil oleh setiap wanita, tetapi pada wanita yang mengalami PCOS, kadar hormon pria tersebut
(androgen) lebih tinggi dibandingkan pada wanita lain. Pada atlet wanita, model, artis, penari,
oligomenore terjadi karena rasio antara lemak tubuh dengan berat badan turun sangat jauh.
PENYEBAB OLIGOMENOREA
emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk.
Oligomenorrhe dapat juga disebabkan ketidak seimbangan hormonal seperti pada awal
pubertas.Oligomenore yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular,
perpanjangan stadium luteal, ataupun perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba
memanjang maka dapat disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit.
GEJALA-GEJALA DARI OLIGOMENOREA MELIPUTI :
1.
Periode siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali, dimana hanya
3.
Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin mengalami
osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk
mengalami kanker uterus.
PENANGANAN
Pada oligomenore dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang
Perbaikan
status gizi
gangguan
nutrisi
dapat
seimbangan hormonal.
4.
Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan: Adanya
tumor yang mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen, maka tumor ini perlu di tindak
lanjuti seperti dengan operasi, kemoterapi, dll
5.
herbal.
Pengobatan herbal seperti :
1.
Air degan
2.
3.
Minum jamu dari kunyit dan asam jawa campur sedikit gula jawa.
4.
2 rimpang kunyit, sendok teh ketumbar, sendok teh biji pala, genggam
daun srigading. Semua bahan ditumbuk halus, direbus dengan 1 kliter air sampai
mendidih, saring dan dinginkan. Minum 1 gelas perhari untuk memperlancar haid.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan setres emosional
pada penderita sehingga dapat memperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa
akan memburuk bila oligomenorea mengarah pada fertilitas atau tanda dari keganasan
(Zumrohhasanah, 2008, oligominorea, http:/www, diakses pada tgl 10 April 2011, jam 15:00).
Pada umumnya oligomenorea yang avulator tidak memerlukan teraphi, kalau mendekati
amenorea maka dapat diusahakan mangadakan ovulasi. Kelainan banyaknya perdarahan dan
lamanya perdarahan, banyak perdarahan ditentukan oleh:
1.
Banyaknya pembuluh darah yang terbuka atau luasnya luka: pada uterus
letak.
4.
Kita tahu bahwa darah haid terlalu banyak apabila ada bekuan darah dalam darah haid.
Lamanya perdarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau dengan perkataan lain oleh
daya regenerasi endometrium. Daya regenerasi berkurang pada infeksi, pada myoma atau polip
dan pada carcinoma (Offset, Elstar. 1981).
DAFTAR PUSTAKA
1.
Alimul, Aziz. 2007. Riset Kepercayaan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba medika
2.
Arikunto.
Suharsini.
2010.
Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan
Masyarakat. Jakarta.
4.
5.
6.
Jakarta, EGC
7.
Renika Cipta.
8.
Cipta
9.
Cipta.
10.
Salemba Medika.
11.
12.
13.
14.
Kedokteran EGC.
16.
Alfabeta.
Siklus ini kebanyakan dimulai pada usia 12 tahun atau sekitar 2-3
tahun setelah payudara mulai tumbuh. Mereka juga mungkin akan
mengalami menstruasi pertama pada usia yang sama dengan ibu
atau kakak perempuan mereka. Menstruasi akan terus berlangsung
sampai menopause tiba. Menopause biasanya terjadi pada wanita
usia 40 tahun hingga pertengahan usia 50 tahun.
Siklus menstruasi umumnya akan muncul tiap sekitar empat
minggu, dimulai sejak hari pertama menstruasi sampai hari
pertama menstruasi berikutnya tiba. Tetapi tidak semua
wanita mengalami siklus yang sama. Wanita berusia 40-an
dan gadis remaja cenderung memiliki siklus yang lebih lama.
Hormon estrogen dalam tubuh wanita akan meningkat pada
tiap siklus menstruasi untuk bersiap menghadapi
Sakit kepala.
Perut kembung dan mual.
Payudara yang membesar dan terasa nyeri.
Sulit berkonsentrasi.
Mudah menangis.
Kecemasan berlebihan.
Obat-obatan.
Stres berat.
Panggul