You are on page 1of 98

Masalah Kependudukan Yang Berdampak Terhadap Kesehatan # Kemiskinan

Kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan


materiil dasar berdasarkan standar tertentu. Adapun standar ini lebih dikenal
dengan garis kemiskinan, yaitu tingkat pengeluaran atas kebutuhan pokok yang
meliputi sandang, pangan, papan secara layak. Untuk menanggulangi kemiskinan
tersebut, pemerintah Indonesia mencanangkan Inpres Desa Tertinggal. Program ini
dilakukan dengan melalui dua tahap. Pertama pemerintah menentukan desa-desa
yang memiliki pemusatan penduduk miskin yang tinggi, yang disebut desa
tertinggal. Jumlah desa tertinggal mencapai sepertiga dari jumlah seluruh desa di
Indonesia. Kedua, pemerintah menghimpun penduduk-penduduk di desa tertinggal
ke dalam suatu wadah di bawah naungan lembaga kesejahteraan desa, misalnya
KUD, kelompok tani, dan sebagainya. Kemudian pemerintah memberikan anggaran
bagi tiap desa tertinggal yang dapat dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok di sana
untuk memulai usaha yang dapat berjalan, berkelanjutan, ramah lingkungan, dan
tepat. Upaya yang berbeda juga dapat diterapkan untuk menanggulangi
kemiskinan, di antaranya: 1. Meningkatkan sumber daya ekonomi yang dimiliki
penduduk miskin Misalnya dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian
yang sempit dengan intensifikasi pertanian, memberikan bekal keterampilan untuk
mengolah barang-barang bekas di sekitarnya, misalnya kaleng bekas, besi bekas,
plastik bekas, membimbing penduduk untuk jeli memerhatikan dan memanfaatkan
peluang usaha di sekitarnya, seperti penduduk yang tinggal di daerah rawa
memanfaatkan enceng gondok untuk bahan kerajinan, penduduk di daerah gunung
memanfaatkan bunga pinus sebagai kerajinan, dan lain-lain. 2. Memberikan
program penyuluhan dan pembekalanketerampilan Pemerintah hendaknya intensif
terjun ke masyarakat untuk memberikan pengajaran dan pelatihan keterampilan
bagi penduduk miskin agar dapat menghasilkan sesuatu guna menunjang
pendapatannya. Pemerintah mencarikan bapak asuh terutama para pengusahapengusaha untuk menggandeng masyarakat dalam mengembangkan usaha. 3.
Menyediakan pasar-pasar bagi penjualan produksi penduduk Pasar merupakan
fasilitas penting dalam menunjang pendapatan penduduk. Selain sebagai tempat
memasarkan hasil produksi masyarakat, keberadaan pasar juga bisa memotivasi
masyarakat untuk lebih produktif lagi. Karena masyarakat tidak perlu kawatir lagi
akan mengalami kesulitan memasarkan hasil produksinya. # Kesehatan Kualitas
penduduk yang diuraikan sebelumnya yang berpengaruh terhadap kemiskinan,
ternyata juga berpengaruh pada kesehatan penduduk. Kemiskinan akan berdampak
pada kesehatan. Penduduk miskin cenderung memiliki pola hidup kurang bersih dan
tidak sehat. Kondisi kehidupan yang memprihatinkan mengharuskan penduduk
miskin bekerja keras melebihi standar kerja penduduk yang lebih mampu, sehingga
mengesampingkan aspek kesehatannya. Ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar secara layak berdampak pada kesehatan mereka.
Ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan pangan secara sehat dan bergizi
berdampak pada rendahnya gizi. Ketidakmampuan dalam emenuhi kebutuhan

perumahan mengharuskan mereka tinggal di kolong jembatan, bantaran sungai,


atau rumah seadanya, sehingga kebutuhan akan sanitasi air bersih juga tidak
terpenuhi. Ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan pakaian secara layak
berdampak pada kesehatan kulit dan organ-organ tubuh lainnya. Dampak dari
tingkat kesehatan penduduk yang rendah tersebut adalah tingginya angka
kematian (terutama bayi dan ibu). Untuk menanggulangi masalah kesehatan
tersebut dapat dilakukan dengan: 1. Peningkatan gizi masyarakat. Hal ini dapat
dilakukan dengan memberi makanan tambahan yang bergizi terutama bagi anakanak. Program ini dapat dioptimalkan melalui pemberdayaan posyandu dan
kegiatan PKK. 2. Pelaksanaan imunisasi. Berdasarkan prinsip pencegahan lebih baik
dari pengobatan, program imunisasi bertujuan melindungi tiap anak dari penyakit
umum. Hal tersebut dapat dilaksanakan melalui PIN (Pekan Imunisasi Nasional). 3.
Penambahan fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan harus mampu menampung dan
menjangkau masyarakat di daerah-daerah tertinggal. Penambahan fasilitas
kesehatan ini meliputi rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, polindes
(pondok bersalin desa), posyandu. Penambahan fasilitas ini dimaksudkan untuk
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti imunisasi, KB,
pengobatan, dan lain-lain. Dengan demikian dapat mengurangi tingginya angka
kematian bayi, dan meningkatkan angka harapan hidup masyarakat. 4. Penyediaan
pelayanan kesehatan gratis. Pemerintah menyediakan pelayanan gratis bagi
penduduk miskin dalam bentuk Askeskin (asuransi kesehatan masyarakat miskin)
dan kartu sehat yang dapat digunakan untuk memperoleh layanan kesehatan
secara murah, atau bahkan gratis di rumah sakit pemerintah atau puskesmas. 5.
Pengadaan obat generik. Pemerintah harus mengembangkan pengadaan obat
murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat bawah. Penyediaan obat murah ini
dapat berupa obat generik. 6. Penambahan jumlah tenaga medis. Agar pelayanan
kesehatan dapat mencakup seluruh lapisan masyarakat dan mencakup seluruh
wilayah Indonesia diperlukan penambahan jumlah tenaga medis, seperti dokter,
bidan, perawat. Tenaga medis tersebut juga harus memiliki dedikasi tinggi untuk
ditempatkan di daerah-daerah terpencil serta berdedikasi tinggi melayani
masyarakat miskin. 7. Melakukan penyuluhan tentang arti pentingnya kebersihan
dan pola hidup sehat Penyuluhan semacam ini juga bisa melibatkan
lembagalembaga lain di luar lembaga kesehatan, seperti sekolah, organisasi
kemasyarakatan, tokoh-tokoh masyarakat. Jika kesadaran akan arti pentingnya
pola hidup sehat sudah tertanam dengan baik, maka masyarakat akan dengan
sendirinyaterhindar dari berbagai penyakit. # Pengangguran Rendahnya tingkat
kesehatan penduduk dan tingginya angka kekurangan gizi masyarakat, secara
umum dapat berdampak pada rendahnya daya pikir dan kemampuan kerja
penduduk. Oleh sebab itulah pada sebagian besar negara-negara berkembang dan
negaranegara miskin, kualitas SDM-nya masih rendah, baik dalam pengetahuan
maupun keterampilan. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab tingginya
angka pengangguran. Karena pada umumnya penduduk-penduduk tersebut sulit

tertampung di dunia kerja. Di samping itu, penyebab tingginya angka


pengangguran adalah rendahnya kualitas pendidikan penduduk dan tingginya
kuantitas penduduk. Pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak diimbangi dengan
pertumbuhan lapangan kerja, menyebabkan tingkat persaingan tinggi dan tingkat
kesempatan kerja cenderung menurun. Untuk menanggulangi masalah
pengangguran diperlukan dua usaha penanggulangan, yakni usaha perbaikan
kualitas SDM dan penciptaan lapangan kerja. Adapun usaha-usaha tersebut, antara
lain: 1. Peningkatan keterampilan kerja masyarakat. Program ini dapat dilakukan
melalui pendidikan keterampilan singkat maupun berjangka di Balai Latihan Kerja
(BLK). 2. Pembentukan Tenaga Kerja Muda Mandiri Profesional (TKMMP). Program
ini bertujuan mencari anak-anak muda berpotensi di masing-masing daerah untuk
kemudian dibimbing, dibina, dan dibentuk menjadi seorang yang mandiri dan
profesional. Dari program ini diharapkan akan muncul tenaga-tenaga kerja muda
yang mampu membuka usaha-usaha sendiri sehingga dapat menyerap tenaga
kerja. 3. Pelaksanaan padat karya. Padat karya adalah usaha yang lebih
mengedepankan penggunaan dan penyerapan tenaga kerja dalam jumlah banyak
dibandingkan dengan modalnya. 4. Penciptaan iklim usaha dan investasi yang
kondusif. Hal ini terkait dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan politik. Jika stabilitas
di masing-masing aspek tersebut kondusif, maka akan banyak orang termotivasi
untuk membuka usaha. Bahkan akan memancing investor asing untuk berinvestasi
dan membuka usaha di Indonesia. Dengan demikian akan dapat menambah
lapangan pekerjaan baru. Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke
TwitterBerbagi ke Facebook
Fertilitas (Kelahiran) Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil
reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata
lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Natalitas mempunyai
arti yang sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas
menyangkut peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan natalitas
mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
Mortalitas (Kematian) Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara
tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk.
Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga
bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan
kesehatan. Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda tanda kehidupan
secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Data
kematian sangat diperlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna perancangan
pembangunan. Misalnya, perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, dan

jasa jasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data kematian juga diperlukan
untuk kepentingan evaluasi terhadap program program kebijakan penduduk.
Migrasi Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk. Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk
ditelaah secara khusus mengingat adanya densitas (kepadatan) dan distribusi
penduduk yang tidak merata, adanya faktor faktor pendorong dan penarik bagi
orang orang untuk melakukan migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk
transportasi semakin lancar. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan
untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara
atau pun batas administratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering
diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah
lain. Migrasi antar bangsa (migrasi internasional) tidak begitu berpengaruh dalam
menambah atau mengurangi jumlah penduduk suatu negara kecuali di beberapa
negara tertentu yang berkenaan dengan pengungsian, akibat dari bencana baik
alam maupun perang. Pada umumnya orang yang datang dan pergi antarnegara
boleh dikatakan berimbang saja jumlahnya. Peraturan peraturan atau undang
undang yang dibuat oleh banyak negara umumnya sangat sulit dan ketat bagi
seseorang untuk bisa menjadi warga negara atau menetap secara permanen di
suatu negara lain.
0 komentar Link ke posting ini

Pengertian fertilitas,mortalitas dan migrasi


11 November 2014
Pengertian Fertilitas (kelahiran)
Fertilitas merupakan kemampuan berproduksi yang sebenarnya dari
penduduk (actual reproduction performance). Atau jumlah kelahiran
hidup yang dimiliki oleh seorang atau sekelompok perempuan.

Kelahiran yang dimaksud disini hanya mencakup kelahiran hidup, jadi


bayi yang dilahirkan menunjukan tanda-tanda hidup meskipun hanya
sebentar dan terlepas dari lamanya bayi itu dikandung.
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi
yang nyata dari seseorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan
kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup.
Fekunditas, sebaliknya, merupakan potensi fisik untuk melahirkan
anak. Jadi merupakan lawan arti kata sterilitas. Natalitas mempunyai
arti sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas
mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan
natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan
reproduksi manusia.
Istilah fertilitias sering disebut dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu
terlepasnya bayi dari rahim seorang wanita dengan adanya tandatanda kehidupan, seperti bernapas, berteriak, bergerak, jantung
berdenyut dan lain sebagainya. Sedangkan paritas merupakan jumlah
anak yang telah dipunyai oleh wanita. Apabila waktu lahir tidak ada
tanda-tanda kehidupan, maka disebut dengan lahir mati (still live)
yang di dalam demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa
kelahiran.
Kemampuan fisiologis wanita untuk memberikan kelahiran atau
berpartisipasi dalam reproduksi dikenal dengan istilah fekunditas.

Tidak adanya kemampuan ini disebut infekunditas, sterilitas atau


infertilitas fisiologis.
Pengetahuan yang cukup dapat dipercaya mengenai proporsi dari
wanita yang tergolong subur dan tidak subur belum tersedia. Ada
petunjuk bahwa di beberapa masyarakat yang dapat dikatakan semua
wanita kawin dan ada tekanan sosial yang kuat terhadap wanita/
pasangan untuk mempunyai anak, hanya sekiat satu atau dua persen
saja dari mereka yang telah menjalani perkawinan beberapa tahun
tetapi tidak mempunyai anak. Seorang wanita dikatakan subur jika
wanita tersebut pernah melahirkan paling sedikit seorang bayi.
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan
pengukuran mortalitas (kematian) karena seorang wanita hanya
meninggal sekali, tetapi dapat melahirkan lebih dari seorang bayi.
Kompleksnya pengukuran fertilitas ini karena kelahiran melibatkan
dua orang (suami dan istri), sedangkan kematian hanya melibatkan
satu orang saja (orang yang meninggal). Seseorang yang meninggal
pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu orang tersebut
tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya, seorang wanita
yang telah melahirkan seorang anak, tidak berarti resiko melahirkan
dari wanita tersebut menurun.
Pengaruh Fertilitas

Menurut Ida Bagus Mantra (1985), terdapat sejumlah factor yang


dapat mempengaruhi fertilitas yang dibedakan atas factor-faktor
demografi dan factor-faktor non demografi. Factor-faktor demografi
antara lain: struktur atau komposisi umur, status perkawinan, umur
kawin pertama, keperidian atau fekunditas, dan proporsi penduduk
yang kawin. Factor-faktor non demografi antaranya keadaan ekonomi
penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita, urbanisasi dan
industrialisasi. Factor-faktor tersebut dapat berpengaruh secara
langsung ataupun tidak langsung terhadap fertilitas.
Davis dan blake (1956 dalam Ida Bagus Mantra,1985) memperinci
pengaruh factor social melalui 11 variable antara yang
dikelompokkan sebagai berikut:
1.

Variable-variabel yang mempengaruhi hubungan kelamin

2.

Umur memulai hubungan kelamin (kawin)

3.

Selibat permanen, yaitu proporsi wanita yang tidak pernah


adakan hubungan kelamin

4.

Lamanya masa reproduksi yang hilang karena perceraian,


perpisahan atau ditinggal pergi oleh suami
meninggal.

5.

Abstinensi sukarela

dan suami

6.

Abstinensi karena terpaksa (impotensi, sakit, berpisah


sementara yang tidak dapat dihindari.

7.

Frekuensi hubungan seks.

1.

Variable-variabel yang mempengaruhi kemungkinan


konsepsi

7.

Keperidian dan kemandulan (fekunditas dan infekunditas).

8.

Menggunakan atau tidak menggunakan alat kontrasepsi.

9.

Kesuburan atau kemandulan yang disengaja (sterilitas)

1.

Variable-variabel yang mempengaruhi kehamilan dan


kelahiran dengan selamat

1.

Kematian janin oleh factor-faktor yang tidak dissengaja

2.

Kematian janin oleh factor-faktor yang disengaja

1.

Pengertian Mortalitas (kematian)

Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena


akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi,
per dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah
satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata
mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950
kematian per tahun. Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang
merujuk pada jumlah individual yang memiliki penyakit selama periode
waktu tertentu.
Statistik sepuluh Negara dengan angka mortalitas tertinggi di dunia :
1.

Angola 192.50

2.

Afganistan 165.96

3.

Sierra Leone 145.24

4.

Mozambik 137.08

5.

Liberia 295.00

6.

Niger 122.66

7.

Somalia 118.52

8.

Mali 117.99

9.

Tajikistan 112.10

10.

Guinea-Bissau 108.72

(Sumber : Wikipedia.com)

Pengaruh Mortalitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian dibagi menjadi dua yaitu:

Faktor langsung (faktor dari dalam)

1.

Umur

2.

Jenis kelamin

3.

Penyakit

4.

Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri


2) Faktor tidak langsung (faktor dari luar)

1.

Tekanan, baik psikis maupun fisik,

2.

Kedudukan dalam perkawinan

3.

Kedudukan sosial-ekonomi,

4.

Tingkat pendidikan,

5.

Pekerjaan,

6.

Beban anak yang dilahirkan,

7.

Tempat tinggal dan lingkungan,

8.

Tingkat pencemaran lingkungan,

9.

Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah penyakit,

10.

Politik dan bencana alam.

1.

Pengertian Migrasi (Perpindahan)


Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang
satu ke tempat yang lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi
internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati
batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang
merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah
satu negara saja.
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas
penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah
lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara)
misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula
mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk
permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari
suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas
administrasi dengan tujuan untuk menetap.
Jenis-jenis Migrasi

Migrasi dapat terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara.


Berdasarkan hal tersebut, migrasi dapat dibagi atas dua golongan
yaitu :
1.

Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu


negara ke negara lainnya. Migrasi internasional dapat dibedakan atas
tiga macam yaitu :

2.

Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara


lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut
imigran.

3.

Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara


lain. Orang yang melakukan emigrasi

4.

disebut emigran.

Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara


asalnya.

1.

Migrasi Nasional, yaitu perpindahan penduduk dari daerah ke


daerah lain pada Negara tersebut. dibagi menjadi empat , yaitu :
Urbanisasi => Dari Desa ke Kota
Transmigrasi => Dari Pulau ke Pulau
Ruralisasi => Dari Kota ke Desa
Evakuasi => Dari tempat yang tidak aman ke tempat yang aman

Pengaruh Migrasi

Pada dasarnya faktor-faktor orang yang melakukan migrasi dibagi


menjadi dua, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik.
1.

contoh faktor pendorong:

Berkurangnya lapangan pekerjaaan di tempat asal

Bencan alam seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus dll

Adanya wabah penyakit berbahaya

Makin berkurangnya sumber-sumber alam ditempat asal

Adanya tekanan atau diskriminasi politik, agama atau suku di


daerah asal

Alasan perkawinan atau pekerjaan yang mengharuskan pindah


dari daerah asal

2.

Contoh faktor penarik:

Adanya rasa kecocokan di tempat yang baru atau kesempatan


untuk memasuki lapangan pekerjaan yang cocok

Kesempatan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik

Kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi

Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang dianaggap


menyenangkan misalnya iklim, perumahan, sekolah dan fasilitasfasilitas umum lainnya

Banyak terdapat tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan


sebagai daya tarik bagi penduduk-penduduk pedesaan atau kota kecil

Sabtu, 29 November 2008


INFERTILITAS
I. Definisi
Fertilitas didefinisikan sebagai kemampuan bereproduksi atau yang disebut dengan
keadaan fertil. Istilah ini harus dibedakan dengan fekundabilitas yaitu kemungkinan
kehamilan setiap bulan, dan fekunditas yaitu kemampuan untuk melahirkan dalam
satu siklus menstruasi.
Infertilitas (subfertil) menyatakan kesuburan yang berkurang. Suatu pasangan
disebut infertil apabila istri tidak hamil dalam waktu satu tahun setelah menikah
(hubungan seksual) tanpa menggunakan kontrasepsi.
Sterilitas adalah istilah yang dipergunakan bagi seseorang yang mutlak tidak
mungkin mendapatkan keturunan, misalnya perempuan dengan aplasia genitalis
atau pria tanpa testes.
II. Epidemiologi
Menurut Whitelaw, pasangan yang sehat 56,5 % menjadi hamil pada bulan
pertama, dan 78,9 % pada bulan pertama. Kejadian infertilitas di Amerika Serikat
sebesar 12 %.
Fertilitas dipengaruhi umur, ternyata fertilitas menurun setelah usia 35 tahun.
Menurut Guttmacher, kejadian infertilitas pada wanita umur 16-20 tahun sebesar
4,5 %, umur 35-40 tahun 31,3 % dan umur lebih dari 40 tahun sebesar 70 %.

III. Pembagian Infertilitas


Infertilitas dibagi menjadi 2 bagian yaitu primer dan sekunder. Istilah infertilitas
primer digunakan apabila istri belum pernah hamil sama sekali, sedangkan
infertilitas sekunder pada istri yang pernah hamil.

IV. Etiologi
Penyebab infertilitas secara umum dibagi menjadi 2 bagian:
1. faktor pria
a. kelainan produksi sperma
b. kelainan fungsi sperma
c. obstruksi pada sistem duktal
2. faktor wanita
a. gangguan ovulasi
b. kelainan anatomis
FAKTOR PRIA
Fisiologi
Saluran reproduksi pria terdiri dari testis, epididimis, vas deferens, prostat, vesica
seminalis, duktus ejakulatorius, kelenjar bulbouretra, dan uretra. Testis mengandung
2 jenis sel: sel Sertoli di tubulus seminiferus (tempat terjadinya spermatogenesis),
dan sel Leydig (tempat sintesis androgen). Pada pria, kelenjar hipofisis
mensekresikan LH dan FSH, yang bekerja pada testis. LH merangsang sintesis dan
sekresi testosteron oleh sel Leydig, dan FSH merangsang sel Sertoli untuk
mensekresi inhibin. FSH dan testosteron bekerja pada tubulus seminiferus untuk
merangsang spermatogenesis.

Gambar 1 : Sistem Pengaturan Spermatogenesis Hipotalamus - Hipofisis

Pada manusia, proses perubahan spermatogonia menjadi sel sperma matang


berlangsung selama 74 hari. Spermatogonia yang imatur mengalami pembelahan
mitotik, menghasilkan spermatosit, yang kemudian mengalami miosis, atau
pembelahan reduksi, yang paling berperan menghasilkan spermatozoa yang
mengandung 23 kromosom. Spermatozoa kemudian masuk ke epididimis, dan
berubah selama 12-21 hari sampai matang dan menjadi lebih motil.
Selama ejakulasi, spermatozoa matang dilepaskan dari vas deferens bersama
dengan cairan dari prostat, vesica seminalis, dan kelenjar bulbouretra. Semen yang
dilepaskan merupakan gelatin campuran dari spermatozoa dan plasma semen; akan

tetapi pencairan umumnya muncul dalam 20-30 menit karena adanya enzim
proteolitik dalam cairan prostat. Spermatozoa yang dilepaskan tidak selalu mampu
untuk fertilisasi. Akibatnya, rangkaian kejadian elektrik dan biokimiawi yang rumit,
dinamakan kapasitasi, menggantikan lapisan permukaan luar sperma sebelum
fertilisasi dapat terjadi. Normalnya, kapasitasi terjadi pada mukus serviks, tetapi
dapat pula muncul dalam media fisiologis in vitro. Pada akhir fertilisasi, sperma
mengalami reaksi akrosom (pelepasan enzim dari membran dalam akrosom) yang
mengakibatkan pemecahan membran plasma luar dan fusinya dengan membran
akrosom luar. Beberapa enzim dalam akrosom berperan penting dalam penetrasi
sperma ke zona pellucida sel telur. Saat sperma penetrasi ke sel telur, terjadi
pengerasan dari zona pellucida (reaksi kortikal), yang mencegah penetrasi sperma
lainnya.
Etiologi
Ada banyak penyebab infertilitas pria, namun dapat dirangkum menjadi 3 faktor
utama: kelainan produksi sperma, kelainan fungsi sperma, dan obstruksi pada
sistem duktal.
Kelainan produksi sperma dapat berasal dari kegagalan testis primer
(hipergonadotropic hipogonadism), akibat kelainan genetik (Klinefelter syndrome, Y
chromosome microdeletions), kerusakan pada anatomi testis (cryptorchidism,
varicocele), infeksi (mumps orchitis), atau gonadotoksin. Stimulasi gonadotropin
yang abnormal akibat genetik (defisiensi gonadotropin terisolasi), efek langsung
maupun tidak langsung tumor hipofisis atau hipotalamus, atau penggunaan
androgen eksogen (penekanan sekresi gonadotropin) merupakan penyebab lain
produksi sperma yang kurang.
Kelainan fungsi sperma ada kaitannya dengan antibodi antisperma, peradangan
saluran genital (prostatitis), varicocele, kegagalan reaksi akrosom, kelainan biokimia
(spesies oksigen reaktif), atau masalah dalam pengikatan sperma (ke zona
pellucida) atau penetrasi. Obstruksi pada sistem duktal dapat berasal dari
vasektomi, tidak adanya vas deferens kongenital bilateral, maupun obstruksi
kongenital atau didapat pada epididimis atau duktus ejakulatorius.
Gonadotoksin. Paparan lingkungan yang relevan mencakup panas, rokok, radiasi,
logam berat, pelarut organik, dan pestisida. Peningkatan suhu skrotum dapat
mempengaruhi spermatogenesis, dan febris juga dapat berakibat pada penurunan
densitas dan motilitas sperma yang sementara maupun permanen.
Analisis Semen
Jika terdapat infertilitas pada pria, hampir selalu diperlukan analisis semen. Evaluasi

pertama faktor infertilitas pria harus mencakup setidaknya dua analisis semen yang
tepat yang diambil sekurang-kurangnya berjarak 4 minggu.
Berikut ini adalah nilai-nilai normal yang direkomendasikan oleh WHO:
Volume 1,5 5,0 ml
pH > 7,2
Viskositas < 3 (skala 0-4)
Konsentrasi sperma > 20 juta / ml
Jumlah sperma total > 40 juta / ejakulasi
Motilitas > 50%
Kemajuan > 2 (skala 0-4)
Morfologi normal > 50% normal
> 30% normal
> 14% normal
Round cells < 5 juta / ml
Aglutinasi sperma < 2 (skala 0-3)
Nilai abnormal menunjukkan adanya faktor infertilitas pria yang membutuhkan
evaluasi klinis dan laboratorium tambahan. Kejadian infertilitas pria meningkat
dengan jumlah parameter semen utama (konsentrasi, motilitas, morfologi): jika satu
parameter abnormal kemungkinan infertil 2-3 kali lebih tinggi, jika ada dua yang
abnormal 5-7 kali lebih tinggi, dan jika ketiga-tiganya abnormal 16 kali.
FAKTOR WANITA
Gangguan Ovulasi
Gangguan ovulasi jumlahnya sekitar 30-40% dari seluruh kasus infertilitas wanita.
Gangguan-gangguan ini umumnya sangat mudah didiagnosis menjadi penyebab
infertilitas. Panjang siklus menstruasi normal pada wanita usia reproduktif bervariasi
antara 25-35 hari; kebanyakan wanita memiliki panjang siklus 27-31 hari. Wanita
yang memiliki haid bulanan teratur (rata-rata tiap 4 minggu) dengan moliminal
symptom, seperti pembengkakan payudara premenstruasi dan dismenorea, hampir
selalu memiliki siklus ovulasi yang bervariasi. Karena ovulasi sangat berperan
dalam konsepsi, ovulasi harus dicatat sebagai bagian dari penilaian dasar pasangan
infertil.
Penyebab gangguan ovulasi dapat dijabarkan menjadi 3:
1. faktor susunan saraf pusat
yaitu: tumor, disfungsi hipotalamus, faktor psikogen, disfungsi hipofisis
2. faktor-faktor intermediet
yaitu : gizi, penyakit kronis, penyakit metabolis
3. faktor-faktor ovarial

yaitu : tumor-tumor, disfungsi ovarial dan sindrom Turner


Metode Penilaian Ovulasi
Evaluasi ovulasi merupakan bagian penting dari seluruh penilaian infertilitas.
Seluruh metode berbeda-beda, dan bermanfaat, tidak ada satupun yang lebih baik
dari yang lain. Berikut akan dibahas beberapa metode penilaian ovulasi yang
banyak digunakan di masyarakat.
(i) Basal Body Temperature (BBT)
Metode yang termudah dan termurah untuk mendeteksi ovulasi adalah dengan
mencatat suhu tubuh setiap pagi pada kartu BBT. Suhu tubuh diukur sebelum
pasien beraktivitas, makan atau minum. Tidak boleh merokok. Metode ini dianjurkan
karena ketepatan angka kisaran suhunya tidak terlalu melenceng. Suhu tubuh
diukur setiap hari dan juga dicatat waktu koitus. Prinsip pencatatan ini sederhana.
Sekresi progesteron oleh ovarium umumnya terjadi hanya setelah ovulasi.
Progesteron adalah hormon termogenik; sekresi progesteron mengakibatkan
naiknya suhu sekitar 0,5 oF diatas suhu tubuh dasar pada fase folikuler, yang
berkisar antara 97-98 oF. Perbedaan antara dua fase siklus menghasilkan pola
bifasik yang khas sebagai indikasi ovulasi. Seringkali terdapat titik terendah di
antara fluktuasi produksi LH, tetapi tidak konsisten. Fase lutein ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh selama sekurang-kurangnya 10 hari.
(ii) Midluteal Serum Progesteron
Peningkatan kadar progesteron serum mendasari perubahan secara tidak langsung
pada ovulasi. Batas terendah kadar progesteron pada fase lutein bervariasi untuk
tiap laboratorium, namun kadar > 3ng/ml (10 nmol/l) menandakan pasti adanya
ovulasi. Pengukuran harus dilakukan saat sekresi progesteron mencapai puncaknya
pada fase midlutein (biasanya pada hari ke 21-23 dari siklus ideal 28 hari). Khasnya,
ovulasi dianggap terjadi bila kadarnya lebih tinggi dari 3 ng/ml. Interpretasi dalam
satu kali pengukuran kadar progesteron dipersulit dengan adanya variasi alami
sekresi hormon ini; sehingga kadar yang rendah belum tentu menandakan
anovulasi, tetapi jika konsentrasinya cukup pada fase lutein, menunjukkan ada
ovulasi sebelumnya.
(iii) Monitoring Luteinizing Hormone
Pencatatan gelombang produksi LH merupakan metode untuk memprediksi ovulasi.
Ovulasi muncul 34-36 jam setelah onset gelombang LH dan sekitar 10-12 jam
setelah puncak LH. Beberapa perusahaan obat telah mengembangkan peralatan
yang bisa digunakan sendiri di rumah untuk mendeteksi gelombang LH pada urine.
Peralatan ini cukup akurat, cepat, nyaman, dan relatif murah.
(iv) Biopsi Endometrium

Metode lain untuk menunjukkan adanya ovulasi adalah biopsi endometrium;


penemuan sekret endometrium memastikan adanya ovulasi. Karena prosedur ini
lebih invasif daripada metode lain dan tidak nyaman bagi beberapa orang, peran
utamanya dalam evaluasi infertilitas bukanlah untuk menunjukkan adanya ovulasi,
tetapi lebih kepada apakah ada gangguan pada fase lutein. Umumnya, biopsi
dilakukan 2-3 hari sebelum hari pertama perkiraan haid.
(v) Ultrasound Monitoring
Ovulasi dapat dicatat dengan memonitor perkembangan folikel dominan oleh
ultrasound sampai terjadi ovulasi. Ovulasi ditandai dengan adanya penurunan
ukuran folikel dan munculnya cairan dalam cul-de-sac. Ovulasi dilaporkan terjadi
saat ukuran folikel mencapai 21-23 mm, meskipun mungkin saja ukuran folikel
bervariasi dari 17 hingga 29 mm. Karena ketidaknyamanan dan mahalnya teknik
pengukuran ini, penggunaan metode ini untuk mengetahui adanya ovulasi tidak
dianjurkan, hasilnya lebih baik digunakan pada pasien-pasien ART untuk memonitor
induksi ovulasinya.
(vi) Gangguan Fase Lutein
Dinyatakan ada gangguan fase lutein bila pada 2 biopsi endometrium menunjukkan
keterlambatan perkembangan histologis endometrium lebih dari 2 hari dari hari
siklus yang sesungguhnya.
(vii) Vaginal Smear
Pembentukkan progesteron menimbulkan perubahan-perubahan sitologis pada selsel superfisial.
(viii) pemeriksaan lendir serviks
Adanya progesteron menyebabkan perubahan sifat lendir serviks yaitu lendir
tersebut menjadi lebih kental, juga hilangnya gambaran fern (daun pakis) yang
terlihat pada lendir yang telah dikeringkan.
Kelainan Anatomis
Kelainan anatomis yang sering ditemukan berhubungan dengan infertilitas adalah
abnormalitas tuba fallopii dan peritoneum, faktor serviks, serta faktor uterus.

1. Faktor Tuba dan Peritoneum


Faktor tuba dan peritoneum menjadi penyebab kasus infertilitas yang cukup banyak
dan merupakan diagnosis primer pada 30-40% pasangan infertil. Faktor tuba
mencakup kerusakan atau obstruksi tuba fallopii, biasanya berhubungan dengan
penyakit peradangan panggul, pembedahan panggul atau tuba sebelumnya.
Adanya riwayat Pelvic Inflammatory Disease (PID), abortus septik, ruptur apendiks,

pembedahan tuba, atau kehamilan ektopik sebelumnya menjadi faktor resiko besar
untuk terjadinya kerusakan tuba. PID tidak diragukan lagi menjadi penyebab utama
infertilitas faktor tuba dan kehamilan ektopik. Studi klasik pada wanita dengan
diagnosis PID setelah dilaparoskopi menunjukkan bahwa resiko infertilitas tuba
sekunder meningkat seiring dengan jumlah dan tingkat keparahan infeksi panggul;
secara keseluruhan, insidensi berkisar pada 10-12% setelah 1 kali menderita PID,
23-35% setelah 2 kali menderita PID, dan 54-75% setelah menderita 3 kali episode
akut PID. Resiko kehamilan ektopik meningkat 6-7 kali lipat setelah infeksi panggul.
Meskipun banyak wanita dengan penyakit tuba atau perlekatan pelvis tidak
diketahui adanya riwayat infeksi sebelumnya, terbukti kuat bahwa silent infection
sekali lagi merupakan penyebab yang paling sering. Penyebab lain faktor infertilitas
tuba adalah peradangan akibat endometriosis, inflammatory bowel disease, atau
trauma pembedahan.
Mekanisme infertilitas faktor tuba di antaranya adalah kelainan anatomi yang
mencegah bersatunya sperma dan ovum. Obstruksi tuba proksimal mencegah
sperma mencapai tuba falopi bagian distal dimana fertilisasi normalnya terjadi.
Oklusi tuba bagian distal mencegah ovum tertangkap dari ovarium yang
berdekatan.

Gambar 2 : Hidrosalpinx Kerusakan Tuba.

Gambar 3 : Endometriosis
Histerosalpingografi (HSG)
HSG merupakan tes pertama untuk mendeteksi adanya patensi tuba. Tes harus
dilakukan di antara siklus pada hari ke-6 hingga 11. Untuk mengurangi
kemungkinan infeksi berkaitan dengan prosedur, menghindari bercampurnya darah
dan bekuan di intrauterine, idealnya HSG dilakukan setelah 2-5 hari setelah haid
berhenti; serta untuk mencegah kemungkinan iradiasi fetus, HSG harus dilakukan
sebelum ovulasi.
Laparoskopi
Gold standard untuk diagnosis penyakit tuba dan peritoneum adalah laparoskopi.

Pemeriksaan harus mencakup uterus, anterior dan posterior cul-de-sac, permukaan


dan fossa ovarium, serta tuba falopi. Teknik ini menghasilkan visualisasi dari seluruh
organ pelvis serta memungkinkan deteksi fibroid uterine intramural dan serosal,
perlekatan perituba dan periovarium, serta endometriosis. Patensi tuba dapat
dikonfirmasi melalui laparoskopi dengan observasi saluran, seperti metilen biru atau
indigo carmine, melalui pembukaan fimbria tuba. Laparoskopi memungkinkan
penilaian yang teliti dari struktur tuba, khususnya fimbria.
2. Faktor Serviks
Faktor serviks berjumlah tidak lebih dari 5% penyebab infertilitas secara
keseluruhan. Tes klasik untuk evaluasi peran potensial faktor serviks pada
infertilitas adalah postcoital test (PCT). PCT dibuat untuk menilai kualitas mukus
serviks, adanya sperma dan jumlah sperma motil pada saluran genitalia wanita
setelah coitus, serta interaksi antara mukus serviks dan sperma.
PCT harus dilakukan tepat sebelum ovulasi karena interpretasinya yang baik
membutuhkan pemeriksaan mukus serviks pada saat paparan dengan estrogen
yang cukup. Kadar estrogen serum mencapai puncak tepat sebelum ovulasi,
menjadi stimulus yang optimal untuk glandula serviks sensitif-estrogen penghasil
mukus. PCT harus dilakukan 1 atau 2 hari sebelum waktu antisipasi dari ovulasi. LH
urine pasien dapat membantu dalam menjadwalkan tes untuk pasien dengan siklus
yang ireguler. Namun ada satu kontroversi mengenai waktu coitus sebelum
pemeriksaan mukus serviks. Meskipun interval yang optimal adalah kurang dari 2
jam dari coitus ke PCT, tes yang adekuat tetap dapat dilakukan dalam 24 jam
setelah coitus. Meskipun datanya tidak pasti, namun jika coitus setelah 2 hari
abstinensia, atau rata-rata 2-12 jam sebelum PCT dilakukan, informasi yang
disampaikan tetap adekuat. Satu hal lagi, para pasangan harus diingatkan untuk
tidak menggunakan lubrikan yang mungkin mengandung agen spermisida.
3. Faktor Uterus
Kelainan uterus secara umum banyak dikaitkan dengan abortus berulang daripada
dianggap sebagai infertilitas. Padahal, kelainan anatomi tertentu dari uterus dapat
dianggap sebagai penyebab infertilitas. Fibroid uteri, khususnya leiomyoma
submukosa, ada kaitannya dengan abortus. Beberapa peneliti berspekulasi bahwa
lokasi fibroid dalam rongga endometrium dapat berpengaruh pada sistem
transportasi sperma atau bahkan pada pada proses implantasi. Perdarahan
abnormal dikarenakan fibroid uteri ini mungkin tidak akan membuat persiapan yang
baik dari endometrium untuk implantasi yang berhasil. Hubungan antara fibroid
intramural dan submukosa dengan infertilitas mungkin bahkan lebih kecil daripada

dengan hubungannya dengan abortus. Akan tetapi, fibroid merupakan penyebab


yang kurang sering pada infertilitas, bahkan myomektomi abdomen lebih dapat
menyebabkan infertilitas melalui pembentukan perlekatan post-operatif. Malformasi
uterus kongenital, seperti uterus unicorneata, septum uteri, dan uterus didelphys,
lebih erat kaitannya dengan abortus spontan daripada dengan infertilitas.
Hubungan antara in utero DES dengan infertilitas tetap masih kontroversial.
Kelainan uterus, seperti rongga endometrium klasik berbentuk-T sama seperti
kelainan serviks dan tuba, tampak sangat berkaitan dengan paparan DES.
Hubungan antara kelainan ini dengan infertilitas sebenarnya masih kurang jelas;
ada yang melaporkan bahwa peningkatan insidensi infertilitas dan yang lain-lain
tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada angka infertilitas, baik antara
wanita terpajan DES dan wanita yang tidak terpajan DES. Akan tetapi, tidak ada
pembedahan yang efektif untuk menolong wanita dengan malformasi uterus
terkait-DES.
Pasien dengan perlekatan intrauterine, atau Ashermans syndrome, dapat menjadi
infertil. Dalam bentuk yang lebih berat, Ashermans syndrome dihubungkan dengan
amenore, iregularitas menstruasi, dan abortus spontan. Seperti myoma submukosa,
perlekatan intrauterine diduga berpengaruh pada implantasi embrio.
Infertilitas yang Tidak Teridentifikasi
Infertilitas yang tidak teridentifikasi didiagnosis bila seluruh elemen standar
evaluasi infertilitas menunjukkan hasil yang normal. Insidensi infertilitas ini berkisar
dari 10% sampai paling tinggi 30% di antara populasi infertil, tergantung dari
kriteria diagnostik yang digunakan. Minimal, diagnosis infertilitas tak teridentifikasi
menunjukkan analisis semen yang normal, bukti objektif adanya ovulasi, rongga
uterus yang normal, serta patensi tuba bilateral. Sebelumnya, diharapkan hasil PCT
yang positif dan penanggalan endometrium in phase, tetapi kriteria ini tidak lagi
digunakan.

V. Terapi
1. Faktor Pria
Terapi Medis
Infertilitas pria umumnya tidak banyak yang dapat diobati. Namun evaluasi yang
teliti memungkinkan para pria dengan beberapa kondisi tertentu sembuh dengan
terapi medis.
(i) Hipogonadotropik Hipogonadisme
Para pria dengan kegagalan testis sekunder berkaitan dengan hipogonadotropik

hipogonadisme mewakili sekelompok pria yang mungkin sembuh dengan terapi


medis, setelah penyebab infertilitasnya diketahui dengan pasti.
- Exogenous Pulsatile GnRH
Terapi dengan GnRH eksogen dapat berhasil mengembalikan kadar normal sekresi
gonadotropin sehingga dapat menginduksi produksi testosteron dan
spermatogenesis. Bukti adanya spermatogenesis dapat diamati dalam jangka waktu
setahun setelah terapi GnRH eksogen dimulai, tetapi mungkin perlu waktu 2 tahun
terapi untuk mencapai pertumbuhan testis, spermatogenesis, dan fertilitas yang
maksimal; pria dengan endokrinopati setelah usia pubertas pada umumnya
berespon lebih cepat dibanding pria dengan defisiensi GnRH kongenital.
- Gonadotropin Eksogen
Spermatogenesis normal dapat diinduksi dengan terapi kombinasi hCG dan human
menopausal gonadotropin (hMG, mengandung FSH dan LH) atau FSH murni (450 IU
per minggu dalam 2-3 dosis terbagi). Sekali spermatogenesis dicapai dengan terapi
kombinasi hCG dan FSH/hMG, selanjutnya dapat dipertahankan hanya dengan hCG
untuk intervalnya, meskipun kualitas semen perlahan menurun lagi tanpa terapi
FSH lebih lanjut.
- Dopamin Agonis
Terapi dengan bromokriptin atau kabergolin secara efektif dapat mengembalikan
kadar prolaktin dan testosteron normal, dan kemudian meningkatkan libido, potensi,
kualitas semen, dan fertilitas pada pria dengan hipogonad hiperprolaktinemia.
Meningkatnya kadar dan potensi testosteron diamati kira-kira selama 3-6 bulan
setelah prolaktin normal dicapai; perubahan pada kualitas semen umumnya
memakan waktu lebih lama.
(ii) Eugonadisme Hipogonadotropik
Pria dengan oligospermia berat (kurang dari 5 juta sperma/ml), kadar testosteron
rendah (kurang dari 300 ng/dL) dan rasio testosteron (ng/dL) / estradiol (pg/mL)
rendah yang abnormal (kurang dari 10) dapat berhasil bila mendapat terapi medis
dengan inhibitor aromatase. Pada pria-pria seperti ini, terapi (testolakton 50-100 mg
2x/hari, anatrazole 1 mg/hari) dapat menormalkan rasio dan meningkatkan kualitas
semen.
(iii) Oligospermia, Asthenospermia, dan Teratospermia Idiopatik
Sebagian besar pria infertil eugonadotropik, jantan, bahkan benar-benar, tetapi
memiliki densitas sperma yang rendah atau kelainan semen lainnya yang
penyebabnya tidak diketahui. Pria subfertil idiopatik sudah menjadi umum, dan
terapi medis empiris yang menjadi perhatian sudah dikembangkan; androgen,
gonadotropin, dan antiestrogen. Sayangnya, tidak ada terapi medis yang terbukti
efektif untuk meningkatkan parameter semen atau fertilitas pada pria dengan

subfertilitas idiopatik.
- Androgen
Terapi androgen telah dipercaya sebagai stimulasi spermatogenesis, secara
langsung dengan meningkatkan konsentrasi andogen testis, dan tidak langsung
dengan meningkatkan rebound sekresi gonadotropin hipofisis setelah interval
supresi terinduksi androgen. Akan tetapi, hasil meta-analisis dari 11 uji coba klinis
yang mencakup hampir 1000 pria menunjukkan bahwa tidak ada strategi terapi
yang terbukti dapat meningkatkan parameter semen atau fertilitas.
- Gonadotropin
Hasil penelitian tentang penggunaan FSH eksogen untuk stimulasi spermatogenesis
secara langsung banyak mendapat pertentangan. Sementara pada 2 percobaan
acak pada pria subfertil tidak terbukti terdapat peningkatan parameter semen
maupun fertilitas, yang lain menunjukkan bahwa FSH eksogen dapat meningkatkan
kualitas semen pada pria dengan oligospermia idiopatik yang biopsi testisnya
menunjukkan hipospermatogenesis, FSH, serta kadar inhibin-B yang normal.
- Antiestrogen
Terapi empiris (3-6 bulan) dengan klomifen sitrat (25 mg/hari) atau tamoxifen (20
mg/hari) umum digunakan untuk stimulasi peningkatan sekresi gonadotropin
hipofisis dan spermatogenesis pada pria dengan subfertilitas idiopatik. Akan tetapi
hasil dari beberapa studi tidak konsisten. Di satu sisi terapi tampaknya berhasil
untuk beberapa orang, tetapi belum ada metode yang terbukti bahwa terlihat
perbedaan antara siapa yang berespon dan siapa yang tidak. Selain itu, terapi
antiestrogen tidak terlalu efektif.
Intrauterine Insemination
Inseminasi buatan telah banyak digunakan untuk pasangan infertil selama hampir
200 tahun dan diterima sebagai bentuk terapi untuk para pria dengan hipospadia
berat, ejakulasi retrograd, impotensi neurologis, dan disfungsi seksual. Selain itu
inseminasi buatan juga digunakan untuk mengatasi oligospermia, asthenospermia,
volume ejakulasi rendah, antibodi antisperma, dan faktor serviks.
Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan memasukkan sperma ke dalam ostium
serviks atau langsung ke dalam uterus, namun kini IUI sudah luas digunakan, untuk
beberapa alasan. Yang paling penting, hasil IUI lebih baik dibanding hasil pada
inseminasi serviks. Data yang ada menunjukkan bahwa siklus kesuburan bervariasi
antara 3-10% bila IUI dilakukan dengan menggunakan sperma pasangan infertil,
dan 3 kali lebih tinggi (9-30%) bila menggunakan sperma donor.
Terapi Bedah

Meskipun IVF dengan ICSI sekarang menjadi sarana untuk mengobati pria dengan
bentuk infertilitas yang paling berat sekalipun; termasuk obstruksi saluran
reproduksi yang tidak dapat diperbaiki dan azoospermia non-obstruktif. Selain itu
beberapa teknik lain dalam terapi bedah untuk infertilitas pria di antaranya adalah :
Assisted Reproductive Technologies (ART)
IVF dan ICSI telah menjadi revolusi dalam terapi infertilitas pria. IVF merupakan
inseminasi tiap oosit dengan 2-6 juta sperma; sehingga, metode ini terbatas hanya
bila pria sangat oligospermik. Dengan teknik yang berkembang, jumlah sperma
motil yang digunakan untuk inseminasi cukup 50.000-100.000 per oosit, sehingga
membuka jalan untuk melakukan ART pada pasangan dengan faktor infertilitas
pria.
2. Faktor Wanita
Faktor Ovulasi
Pasien dengan faktor infertilitas ovulasi memiliki angka keberhasilan tinggi dengan
terapi infertilitas. Pilihan terapi untuk faktor infertilitas ovulasi mencakup berbagai
induksi medis untuk ovulasi yang bervariasi serta penanganan bedah untuk ovarium
polikistiknya.
Terapi Medis
Klomifen Sitrat
Regimen generasi pertama untuk induksi medis ovulasi pada hampir sebagian besar
pasien dengan infertilitas ovulasi adalah klomifen sitrat (Clomid, Serophene).
Seluruh pasien yang diobati dengan obat ini memiliki sumbu fungsional hipofisis
hipotalamus ovarium. Klomifen sitrat merupakan estrogen sintetis yang lemah,
tetapi bekerja secara klinis sebagai estrogen antagonis untuk induksi ovulasi pada
dosis farmakologis. Meskipun klomifen sitrat memiliki efek antiestrogen di
hipotalamus yang menginduksi ovulasi, efeknya pada jaringan sensitif estrogen
dapat agonis maupun antagonis. Pada hipotalamus, klomifen sitrat mengikat dan
memblok reseptor estrogen untuk jangka waktu yang lama, menurunkan feedback
estrogen ovarium hipotalamus. Efek ini dipercaya meningkatkan amplitudo
fluktuasi GnRH pada beberapa wanita dengan anovulasi. Peningkatan GnRH
kemudian memberi sinyal dari hipotalamus ke hipofisis, menghasilkan
meningkatnya sekresi gonadotropin.
Angka keberhasilan penggunaan klomifen sitrat untuk induksi ovulasi sangat tinggi,
dengan angka ovulasi 80-85% dan angka konsepsi mencapai 40%. Sebagian besar
kehamilan terjadi dalam 6 bulan pertama terapi. Efek samping klomifen sitrat

antara lain sindrom hiperstimulasi ovarium, mual, vasomotor flushes, rasa tidak
enak pada panggul, nyeri payudara, dan kelainan penglihatan. Penggunaan
klomifen sitrat dikaitkan dengan 35-60% insidensi rekrutmen folikuler multipel;
tetapi insidensi kehamilan multipel dengan obat ini hanya 5-8%, dan sebagian besar
kehamilan yang terjadi adalah kehamilan kembar.
Gonadotropin
Induksi ovulasi dengan gonadotropin merupakan terapi terpilih untuk wanita dimana
terapi klomifen sitrat tidak berhasil dan untuk wanita dengan disfungsi ovulasi
sekunder akibat hipogonadotropik hipogonadisme. Obat yang biasa digunakan
untuk indikasi ini adalah hMG. Human menopausal gonadotropin (Pergonal,
Humegon) merupakan campuran FSH dan LH yang dimurnikan dari urine wanita
yang post-menopause serta dipakai secara injeksi intramuskular sebagai campuran
75 IU FSH dan 75 IU LH. Mekanisme kerja hMG masih kontroversi dibanding dengan
klomifen sitrat. Jaringan ovarium fungsional penting untuk keberhasilan terapi,
karena suplemen hMG atau penggantian gonadotropin alami pada wanita,
merangsang perkembangan folikel ovarium. Seperti pada siklus ovulasi spontan,
FSH dan LH bekerja pada sel lutein thekal. Terapi dengan hCG khusus digunakan
pada siklus terstimulasi hMG untuk meningkatkan maturasi oosit, menginduksi
ovulasi, dan memungkinkan pembentukan dan berfungsinya corpus luteum. Terapi
dengan hMG paling berhasil untuk wanita dengan hipogonadotropik hipogonadisme,
dengan angka kumulatif kehamilan 91,2% setelah 6 siklus terapi hMG tunggal.
Tabel 3. Induksi Ovulasi : Waktu pemberian klomifen sitrat dan Gonadotropin.
Terapi GnRH
Pasien dengan kegagalan hipotalamus dan faktor infertilitas ovulasi adalah kandidat
paling sesuai untuk induksi ovulasi dengan GnRH. Agar menyerupai interaksi
hipotalamus-hipofisis fisiologis, GnRH harus diberikan dalam dosis denyut,
menghindari penurunan regulasi hipotalamus-hipofisis-ovarium. Karena GnRH
dengan cepat didegradasi dan kemudian menjadi tidak efektif bila digunakan secara
oral, GnRH dosis denyut digunakan secara intravena atau subkutan dengan sistem
penghantar-pompa mini. Efek samping terapi denyut GnRH sangat berkaitan
dengan fungsi pompa dan rute penghantaran (sebagai contoh flebitis pada lokasi
penyuntikan). Maka kemudian dianjurkan pada wanita dengan riwayat endokarditis
bakterial untuk dilakukan hanya secara subkutan.
Faktor Tuba dan Peritoneum
Oklusi Tuba

Proksimal
Terapi oklusi tuba proksimal telah banyak mendapat perhatian. Akan tetapi. angka
keberhasilan prosedur ini dapat menjadi sulit dipastikan karena diagnosis obstruksi
tuba proksimal dengan HSG terkenal tidak akurat.
Distal
Terapi penyakit tuba distal mencakup koreksi bedah melalui fimbrioplasti atau
neosalpingotomi. Secara definisi, fimbrioplasti adalah lisis dari perlekatan fimbria
atau dilatasi fimosis fimbria, sementara neosalpingostomi maksudnya adalah
pembentukan pembukaan tuba yang baru pada tuba falopi yang tersumbat.
Pasien dengan penyakit tuba proksimal dan distal menjadi kandidat yang paling
buruk untuk menjalani penanganan infertilitas secara bedah. Penelitian terapi
bedah untuk pasien-pasien ini jumlahnya baru sedikit tetapi secara umum telah
menggambarkan hasil yang suram. Kelompok pasien ini paling baik diterapi dengan
IVF.
Faktor Peritoneum
Faktor infertilitas peritoneum dan faktor infertilitas tuba sering terjadi secara
bersamaan, dan pendekatan terapinya hampir sama. Seperti halnya perlekatan
tuba, perlekatan peritoneum mungkin saja merupakan akibat proses peradangan
panggul atau abdomen atau prosedur pembedahan panggul. Jika penyakit
perlekatan peritoneum yang signifikan diyakini mempengaruhi motilitas tuba atau
akses ovum ke fimbria tuba, adhesiolisis bedah minor merupakan terapi terpilih.
Sebab utama lain faktor infertilitas peritoneum yang tidak didiskusikan sebagai
kelainan tuba adalah endometriosis. Data terapi endometriosis berkaitan dengan
infertilitas menunjukkan bahwa tidak ada bukti cukup yang menyatakan
endometriosis ringan atau minimal dapat menyebabkan infertilitas. Peran
endometriosis yang lebih berat sangat erat kaitannya dengan penyakit perlekatan.
Faktor Serviks
Patensi anatomi dan produksi mukus dengan jumlah yang cukup adalah 2
karakteristik serviks yang penting untuk reproduksi normal. Terapi faktor infertilitas
serviks ditujukan pada kelainan daerah ini. Riwayat terpapar DES, biopsi konus
sebelumnya atau kauterisasi serviks, kelainan kongenital, servisitis, anovulasi, dan
penggunaan klomifen sitrat untuk induksi ovulasi semuanya berkaitan dengan
potensial stenosis servikal atau kualitas mukus yang buruk. Adanya antibodi
antisperma pada mukus serviks juga dapat mengakibatkan interaksi sperma dan
mukus serviks yang buruk.
Terapi antibodi antisperma pada mukus serviks sampai saat ini masih menjadi topik
perdebatan. Baik ART maupun IUI diduga sangat potensial memberi keuntungan

pada pasien dengan antibodi antisperma, namun data relevan masih tetap belum
dapat disimpulkan. Demikian pula, meskipun IUI dilakukan secara luas digunakan
untuk infertilitas faktor serviks tanpa kelainan imunitas humoral, data angka
fertilitas selanjutnya juga belum ada yang konsisten.
Faktor Uterus
Terapi utama infertilitas faktor uterus adalah dengan pembedahan. Sebelumnya,
terapi untuk polip intrauterine dan leiomyoma dilakukan dengan histeroskopis,
meskipun untuk membuang beberapa fibroid submukosa yang bertangkai dan polip
intrauterine cukup dilakukan di ruang kerja dokter.
Infertilitas yang tidak teridentifikasi
Di antara pasangan dengan infertilitas yang tak teridentifikasi, IVF merupakan
terapi terpilih untuk sebagian pasangan, sementara bagi sebagian yang lain
merupakan terapi cara terakhir. Sejumlah peneliti mengamati adanya insidensi
tinggi kegagalan fertilisasi dan penurunan angka kehamilan secara keseluruhan
pada pasangan yang telah gagal diterapi dengan gonadotropin/IUI, menandakan
adanya kelainan fertilisasi, perkembangan embrionik dini atau implantasi yang
berpengaruh pada infertilitas yang tak teridentifikasi pada banyak pasangan.
ASSISTED REPRODUCTIVE TECHNOLOGIES (ART)
ART antara lain mencakup AVF, GIFT, ZIFT, donor oosit, dan cryopreserved embryo
transfers. Angka keberhasilan teknik-teknik ini diringkas pada tabel berikut.
In Vitro Fertilization
Biasanya, pasien tanpa tuba falopi atau dengan kerusakan tuba sebelumnya dan
dengan prognosis buruk untuk perbaikan yang efektif adalah kandidat untuk
dilakukannya IVF primer. Beberapa pasien dengan sterilisasi tuba sebelumnya
paling tepat mendapat rujukan primer untuk IVF. Pasien yang gagal berkonsepsi
dalam 18 bulan setelah perbaikan tuba juga merupakan kandidat untuk ART. Pasien
yang gagal berkonsepsi setelah 3-6 kali siklus induksi ovulasi dan kombinasi dengan
inseminasi juga harus dirujuk untuk ART.
Transfer Embrio
Jumlah dan pemilihan embrio untuk transfer embrio bukan hal yang mudah.
Keberhasilan induksi ovulasi cara modern dan regimen fertilisasi memungkinkan
pembentukan embrio dalam jumlah yang cukup banyak untuk ditransferkan dalam
1 kali siklus. Kriopreservasi dari embrio ini memungkinkan transfer embrio ke pasien

yang sama pada siklus berikutnya yang tidak distimulasi. Beberapa pasien
menerima kriopreservasi embrio selama siklus alami, yang lain menjalani persiapan
endometrium dengan estrogen dan progesteron eksogen.
GIFT / ZIFT / TET
Dibandingkan dengan standar regimen transfer IVF, transfer gamet atau embrio ke
tuba falopi dapat menyerupai proses reproduksi fisiologi. Teknik seperti GIFT, ZIFT,
dan Tubal Embryo Transfer (TET) seluruhnya mempergunakan mikrolingkungan tuba
sebagai titik pertama kontak setelah transfer. Pasien yang dianggap calon yang
tepat untuk teknik ini harus memiliki tuba falopi yang berfungsi. Seperti standar IVF,
seluruh regimen menyebabkan induksi ovulasi dengan hMG/hCG setelah
downregulasi agonis GnRH. Hal yang berbeda pada teknik ini adalah waktu
transfernya.
Untuk prosedur GIFT, perolehan oosit dilakukan baik secara transvaginal atau
laparoskopis dan segera diikuti dengan laparoskopi penempatan oosit yang
diperbaharui serta sperma yang telah diproses ke dalam tuba falopi. Kelemahan
GIFT ini adalah ketergantungan terhadap laparoskopi dan ketidakmampuan
menunjukkan fertilisasi sebelum transfer gamet. Alternatif untuk pendekatan
laparoskopi adalah penempatan gamet transervikal ke dalam tuba falopi. Usaha
GIFT transervikal telah dicoba dengan angka keberhasilan dan reproduksibilitas
yang rendah. Pasien yang terpilih untuk dilakukan GIFT primer yang gagal
berkonsepsi harus dievaluasi ulang untuk menentukan kapasitas fertilisasinya.
Pada prosedur ZIFT, perolehan oosit difertilisasi dan dikultur semalaman. Embrio
stadium zigot kemudian ditransfer ke dalam tuba falopi secara laparoskopik 24 jam
setelah perolehan oosit.
TET mencakup kultur embrio lebih dari 24 jam sebelum laparoskopik transfer tuba
atau laparoskopik transfer embrio kriopreservasi ke dalam tuba falopi. Seluruh
prosedur transfer diikuti dengan dukungan fase lutein standar.
Donor Oosit
Wanita dengan kegagalan ovarium tidak memiliki pilihan banyak. Penggunaan
donor oosit tampaknya menjadi metode pilihan dimana sebagian besar pasien yang
menggunakan metode ini punya kemungkinan besar untuk hamil. Pasien lain yang
sesuai untuk teknologi donor oosit antara lain adalah yang punya riwayat kegagalan
fertilisasi, khususnya dalam kaitan dengan infertilitas faktor oosit. Program donor
oosit yang merupakan donor langsung dan rahasia sekarang tersedia di berbagai
pusat pelayanan. Tipe paling sering dari program donor oosit adalah dimana pasien
infertil harus menyediakan donor fertilnya sendiri khususnya teman atau saudara

kandung, tetapi sering kali donor diberi kompensasi uang oleh pasien.
ALGORITMA PENATALAKSANAAN INFERTILITAS
Pemeriksaan untuk pasangan infertil (PASUTRI) secara lengkap
A. Pemeriksaan istri
1. Anamnesis :
o Lama infertilitas
o Riwayat haid. Ovulasi, dimenore
o Riwayat sanggama, frekuensi sanggama, dispareuni
o Riwayat komplikasi postpartum, abortus, KET, kehamilan terakhir
o Kontrasepsi yang digunakan sebelumnya
o Pemeriksaan infertilitas dan pengobatab sebelumnya
o Riwayat penyakit sistemik ( TBC, DM, Tiroid)
o Pengobatan radiasi, sitostatika, alkoolisme
o Riwayat bedah perut/ hipofisis/ ginekologi
o Riwayat PID, PHS, Lekore
o Riwayat keluar ASI
o Pengetahuan kesuburan
2. Pemeriksaan fisik :
o Pemeriksaan fisik umum
o Pemeriksaan payudara termasuk ada / tidaknya sekresi asi (galaktore)
3. Pemeriksaan dalam
o Genitalia, termasuk kemungkinan cacat bawaan
4. Profil ovulasi dan endokrin :
o FSH, prolaktin, estradiol, progesteron
o Fungsi tiroid
o Uji gestagen
o Suhu basal badan
o USG
o Biopsi endometrium
5. Pemeriksaan utero-tuba-peritoneum :
o HSG, histeroskopi, laparoskopi
6. Uji pasca sanggama
7. Kariotip lekosit
B. Pemeriksaan suami
1. Anamnesis :

o Lamanya infertilitas, primer / sekunder


o Pemeriksaan dan pengobatan sebelumnya
o Riwayat penyakit sistemik yang mungkin mengganggu fertilitas : parotitis,
sinusitis kronis, bronkitis kronis, KP, hipertensi, DM, penyakit tiroid
o Kelainan pada testis ; kelainan kongenital, kriptorkhidi, trauma / torsi testis
o Penggunaan obat-obatan : sitostatika, radiasi, androgen, kortikosteroid, antihipertensi, anti-ulkus peptikum, psikotropika, narkotika
o Operasi terdahulu : daerah genital, hernia, torsi testis, kriptorkidi, prostat
o Infeksi saluran kencing-kelamin (PHS)
o Sanggama : - frekuensi (>3x/minggu, baik)
- keteraturan
- ereksi
- ejakulasi (di dalam / di luar vagina)
2. Pemeriksaan fisik termasuk tanda kelamin sekunder
3. Pemeriksaan genital :
Meliputi penis, skrotum, inguinal, testis, epididimis, vas deferens, funikulus
Spermatikus.
4. Laboratorium:
Termasuk didalamnya adalah analisis sperma (sebaiknya 2x pemeriksaan
sebagai data dasar, dengan interval 2 minggu) dan pemeriksaan hormon :
FSH, LH, Testosteron)
o Pemeriksaan bakteriologis terhadap sperma dan pijatan prostat bila perlu
o Pemeriksaan urine pasca orgasmus untuk memeriksa adakah sedimen
spermatozoa, bila perlu fruktosa.
o Antibodi antisperma
o Sitologi sperma
o Biokomia plasma semen
o Kariotip
5. Pemeriksaan penunjang lain :
o Termografi
o Ekografi doppler, Ultrasonografi Doppler Sound
o Rontgen sela tursika, bila ada indikasi
o Biopsi testis, bila ada indikasi
Pengelolaan Infertilitas dasar terdiri dari:
1. Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan ginekologi
2. Suhu basal badan, uji pasca sanggama
3. Pemeriksaan hormonal

4. Penilaian siklus haid, USG, HSG


5. Uji penetrasi sperma invitro dan invivo
6. Uji gestagen
7. Uji stimulasi ovulasi
8. Laparoskopi dan histeroskopi diagnostik
Diposkan oleh aselmahumka di 05.58
Label: REPRODUKSI

TIDAK ADA KOMENTAR:


Poskan Komentar
Posting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut
Arsip Blog
2008 (2)

November (2)

INFERTILITAS

Ketuban Pecah Dini

Mengenai Saya
aselmahumka
Lihat profil lengkapku

catatan kuliah lenteraimpian


hidup hanya sekali hiduplah yang berarti

about midwife

who am I?

Posted by: lenteraimpian | February 13, 2010

INFERTILITAS (ketidaksuburan)
Infertilitas adalah ketidakmampuan wanita mewujudkan konsepsi, hamil, hingga
melahirkan bayi atau ketidakmampuan laki-laki untuk menghamili wanita.

Infertilitas adalah kesulitan untuk memperoleh keturunan pada pasangan yang tidak
menggunakan kontrasepsi dan melakukan hubungan senggama secara teratur.
Dua jenis infertilitas
1. infertilitas primer
pasangan tidak pernah mengalami konsepsi meskipun mereka melakukan hubungan
seksual secara teratur (2-3 kali seminggu) selama paling sedikit 12 bulan tanpa
proteksi/tanpa menggunakan alat kontrasepsi
2. infertilitas sekunder
pasangan sebelumnya mengalami konsepsi, tetapi kemudian tidak mampu konsepsi lagi
meskipun mereka melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa proteksi selama
12 bulan.
Etiologi
Negara berkembang laki-laki 40%, wanita 40%, sekitar 20% karena kedua pasangan
atau penyebab yang belum diketahui. Pada negara maju banyak wanita dan laki-laki
yang mengidap infeksi traktus genitalis yang ditularkan secara seksual.
Faktor penyebab infertilitas pada wanita
1. penyumbatan kedua tuba
saluran telur (tuba fallopii) mempunyai fungsi yang sangat vital dalam proses
kehamilan, yaitu sebagai tempat saluran spermatozoa dan ovum, tempat terjadinya
konsepsi, tempat tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi menuju rahim, untuk
dapat bernidasi. Gangguan fungsi saluran telur (tuba fallopii) akan menyebabkan
pasangan infertil. Contoh gangguan tersebut antara lain terjadi perlengketan,
penyempitan dan pembuntuan saluran.
2. gangguan ovulasi
gangguan yang berhubungan dengan ovulasi otomatis akan mengganggu pengelauran
sel telur dari ovarium yang mengakibatkan gangguan proses konsepsi
3. masalah serviks
bentuk serviks yang abnormal (retrofleksi) akan mengakibatkan sulitnya spermatozoa
masuk kedalam saluran telur yang mengakibatkan sulit terjadi proses konsepsi.
Polip (tumor jinak), stenosis, non histole mucus (kualitas lendir mulut rahim jelek)
4. masalah vagina (vaginismus, vaginistis dan lain-lain)
5. rahim (mioma, endometritis, endometriosis, uterus bicornis, arculatus, prolaps
rahim)
6. ovarium
tumor, kista, gangguan menstruasi (amenore, oligomenore dengan atau tanpa ovulasi)

7. masalah endokrin
gangguan sistem hormonal wanita dan dapat disertai kelainan bawaan, gangguan
pelepasan sel telur, gangguan pada korpus luteum, gangguan implantasi hasil konsepsi
dalam rahim, hiper/hipotoroid.
8. faktor lain
prolaktinemia (tumor pada hipofisis)
faktor penyebab infertilitas pada pria
1. varikokel
suatu keadaan dimana pembuluh darah menuju bauh zakar terlalu besar, sehingga
jumlah dan kemampuan gerak spermatozoa berkurang yang berarti mengurangi
kemampuannya untuk menimbulkan kehamilan
2. hipospadia
muara saluran kencing letaknya abnormal, antara lain pada permukaan bauh zakar
3. ejakulasi retrograd
ejakulasi dimana air mani masuk kedalam kandung kemih
4. buah zakar tidak turun
5. kegagalan testikuler
dapat terjadi karena buah zakar atrofi atau bauh zakar tidak turun
6. kegagalan fungsional
kemampuan ereksi kurang, kelainan pembentukan spermatozoa, gangguan pada
sperma
faktor lainnya

Penyakit Menular Seksual (PMS) tanpa pengobatan yang memadai

Kebiasaan merokok

Kebiasaan minum-minuman keras

Penggunaan NAPZA

Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)

Pengelolaan infertilitas
1)

Pasangan suami isteri harus dipandang sebagai satu kesatuan biologis

2)

Kekurangan salah satu dari mereka akan dapat diatasi oleh yang lainnya

sehingga kehamilan dapat berlangsung


3)

Pasangan suami isteri sebaiknya dapat mengikuti pemeriksaan yang telah

dijadwalkan
4)

Suami dilakukan pemeriksaan fisik umum, fisik khusus dan analisis sperma

Langkah pemeriksaan infertilitas dilakukan sebagai berikut


1)

Anamnesa

Pada anamnesa dapat diketahui keharmonisan keluarga, lamanya menikah, hubungan


seksual yang dilakukan (frekuensi, tingkat kepuasan, teknik hubungan seksual), apakah
masing-masing pernah menikah dan pernah mempunyai anak, kesuburan (PMS,
pengalaman operasi, merokok, minum-minuman keras, mengkonsumsi obat medis atau
non medis)
2)

Pemeriksaan fisik

Tekanan darah, nadi, sushu tubuh, dan juga dilakukan foto toraks pada keduanya
3)

Pemeriksaan laboratorium
1.

Umum : dilakukan pemeriksaan laboratorium dasar secara rutin (darah,


urine lengkap, fungsi hepar dan ginjal, gula darah)

2.

Khusus :

suami
pemeriksaan dan analisis sperma , syaratnya tidak berhubungan selama 3-5 hari ,
bahan yang ditampung harus mencapai lab dalam waktu 30 menit-1 jam, pemeriksaan
setelah ejakulasi 2 jam di lab. Jumlah spermatozoa minimal 20 juta. Pemeriksaan
dilakukan untuk mengetahui volume, viscositas, bau, rupa, fruktosa, kemampuan
menggumpal dan mancair kembali dari sperma
isteri
Pemeriksaan dalam
Diharapkan mendapat gambaran alat kelamin wanita secara umum, yaitu liang
senggama, kelainan mulut rahim, kelainan rahim, pemeriksaan sonde untuk
menentukan dalamnya rahim, kelainan fungsi alat reproduksi(perlekatan dengan
sekitarnya, adanya tumor di ovarium, arah mulut rahim abnormal, sehingga
dinasihatkan tentang teknik hubungan seksual).
Pemeriksaan terhadap ovulasi
Dengan pemeriksaan suhu basal badan (Progesteron yang dikeluarkan oleh korpus
luteum dapat meningkatkan suhu basal badan yang diukur segera setelah membuka
mata, kapan sebenarnya terjadi ovulasi apakah saat suhu basal rendah atau meningkat
masih belum jelas, biasanya saat ovulasi suhu badan bifasik)

Uji lendir serviks dan sitologi vagina (Dilakukan untuk mempelajari pengaruh
progesteron dan estrogen pada lendir serviks dan vagina. Lendir serviks
menjelang ovulasi menjadi lebih jernih, daya membenang bertambah)

Biopsi lapisan dalam rahim (endometrium)


Pemeriksaan terhadap saluran telur (Gangguan fungsi saluran telur akan
menyebabkan pasangan infertilitas, gangguan perjalanan hasil konsepsi dapat
menimbulkan kehamilan diluar kandungan)
Pemeriksaan untuk menentukan potensi tuba fallopii dengan cara, antara lain:

Pertubasi (pemeriksaan dengan memasukan gas CO2 kedalam mulut rahim,


rahim dan selanjutnya kedalam saluran tuba)

Hidrotubasi (memasukan cairan kombinasi antibiotik, preparat kortison dan


aua steril dalam jumlah 15-20cc melalui mulut rahim menuju rahim selanjutnya
ke tuba fallopii)

Histerosalpingografi (pemeriksaan dengan memasukan bahan kontras ke


dalam rahim dan selanjutnya ke tuba fallopii)

Pemeriksaan khusus lainnya

Histeroskopi

Pemeriksaan dengan menggunakan alat optik kedalam rahim untuk mendapat


keterangan tentang mulut rahim, saluran telur, dan rahim(normal, edema, tersumbat
oleh kelainan dalam rahim)tentang lapisan dalam rahim (karena pengaruh hormon,
terdapat mioma, polip) dan keterangan lain yang diperlukan.

Laparoskopi

Pemeriksaan dengan memasukan alat optik kedalam ruang abdomen untuk


mendapatkan keterangan tentang keadaan indung telur (besarnya dan situasi
permukaan, adanya folikel graff, korpus luteum/korpus albican, bentuk abnormal yang
dijumpai), keadaan tuba fallopii, keadaan peritoneum, rahim dan sekitarnya,
pengambilan cairan peritoneum untuk pemeriksaan sitologi

Ultrasonografi (USG)

Sangat penting terutama vaginal ultrasonografi untuk mendapatkan gambaran lebih


jelas situasi anatomi alat kelamin bagian dalam mengikuti tumbuh kembang folikel graff

yang matang, epnuntun aspirasi ovum pada folikel graff untuk bayi tabung. USG vaginal
didahului pemberian pengobatan klomifen sitrat/obat perangsang indung telur

Pemeriksaan uji pasca senggama

Untuk mengetahui kemampuan tembus spermatozoa menyerbu lendir serviks,


pemeriksaan jumlah spermatooa, hal ini dilakukan saat masa ovulasi hari ke 12, 13, 14
menstruasi

Pemeriksaan hormonal

Untuk mengetahui tentang hipofise dan ovarial aksis, hormon yang diperiksa FSH, LH,
estrogen, progesteron dan prolaktin.
Seluruh pemeriksaan diharapkan selesai dalam waktu tiga siklus.
Penatalaksanaan pasangan infertil
1. Penyebab idiopatik

Setelah dilakukan pemeriksaan semuanya baik, tetapi pasangan tersebut


belum juga hamil, faktor yang diperkirakan antara lain adalah stress karena
tidak hamil misalnya karena dikejar makin tuanya umur.

Masalah alergi, biasanya masalah yang kompleks, masing-masing pasangan


biasanya berpisah secara baik-baik dan dengan pasangan baru menjadi hamil

Keyakinan terhadap Alloh subhanahu wataala disamping berobat, juga harus


disertai doa yang tulus agar dikaruniai keturunan

2. Faktor hormonal
Bervariasi, tergantung gangguan hormonnya, gangguan pada proses ovulasi diinduksi
ovulasi dengan klomifen sitrat dan lainnya, tingginya prolaktin diobati dengan
bromokriptin atau parlodel, gangguan kurangnya progesteron dapat diobati dengan
progesteron atau sejenisnya
3. Kelainan tuba
Infertil diobati dengan bedah rekonstruksi tuba, kegagalan fungsi tuba dapat
diselesaikan dengan rekayasa canggih (bayi tabung)
4. Bila semua usaha yang telah diupayakan gagal, maka bersabarlah dan ikhlas dengan
segala ketetapanNya dan jika menginginkan untuk mengadopsi anak, maka sebaiknya

dipikirkan baik-baik terlebih dahulu, bagaimana hukumnya secara agama, peraturan


hukum yang berlaku maupun adat/norma di masyarakat.
About these ads

Related

INFEKSI SALURAN REPRODUKSI (ISR) DAN PENYAKIT MENULAR


SEKSUAL (PMS)In "kesehatan reproduksi"
PAPANICOLAU SMEAR (PAP SMEAR)In "kesehatan reproduksi"
PERMASALAHAN KESEHATAN WANITA DALAM DIMENSI SOSIAL DAN
UPAYA MENGATASINYAIn "ilmu sosial budaya"
Posted in kesehatan reproduksi
PAPANICOLAU SMEAR (PAP SMEAR)
SIFILIS

LEAVE A REPLY

CATEGORIES
1

anatomi

ASKEB

etika profesi

gizi

ilmu kesehatan anak

ilmu sosial budaya

info kesehatan

kesehatan reproduksi

konsep kebidanan

MTBS

obgyn

patologi

psikologi kebidanan

seni kebidanan

women
WELCOME

KALENDER ISLAMI
KALENDER
February 2010
M

T W

Mar

Mar

9 10 11 12 13 14

15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28

KATEGORI

1 (1)

anatomi (1)

ASKEB (21)
o

BBL (4)

kehamilan (10)

persalinan (9)

etika profesi (1)

gizi (6)

ilmu kesehatan anak (2)

ilmu sosial budaya (8)

info kesehatan (10)

kesehatan reproduksi (9)

konsep kebidanan (2)

MTBS (6)

obgyn (1)

patologi (8)

psikologi kebidanan (9)

seni kebidanan (3)

women (5)
TULISAN TERATAS

GIZI PADA LANSIA

MASALAH-MASALAH GIZI DI INDONESIA

ASI EKSKLUSIF DAN CARA MENYUSUI YANG BENAR

MACAM-MACAM GANGGUAN MENSTRUASI

IMUNISASI
TULISAN TERBARU

ANEKA NASI TIM

ANEKA BUBUR UNTUK BAYI

Teknik Memenuhi Rasa Nyaman Pada Masa Hamil (Distraksi & Relaksasi)

PERAWATAN PAYUDARA PADA KEHAMILAN (breast care)

ASI EKSKLUSIF DAN CARA MENYUSUI YANG BENAR


KOMENTAR

nano on INFEKSI
SALURAN REPRODUKSI
(IS
Askeb Anc Ibu Hamil
on TANDA BAHAYA DAN
KOMPLIKASI PA
diana on MASALAHMASALAH YANG LAZIM
TER
diare pada ibu hamil
on TANDA BAHAYA DAN
KOMPLIKASI PA
Nur Aviv on TANDA
BAHAYA DAN
KOMPLIKASI PA

andhyta on ASUHAN
PADA IBU BERSALIN
KALA
afrida on MACAMMACAM GANGGUAN
MENSTRUAS

ARCHIVES

April 2010 (8)

March 2010 (18)

February 2010 (34)

March 2008 (2)

December 2007 (3)

November 2007 (1)


Create a free website or blog at WordPress.com. | The Ocean Mist Theme.

Follow

Follow catatan kuliah lenteraimpian


Get every new post delivered to your Inbox.
Join 32 other followers
Sign me up

Build a website with WordPress.com

Lahirnya seorang anak adalah dambaan setiap pernikahan. Kehadiran


seorang anak merupakan hal yang sangat dinanti-nanti oleh hampir setiap
pasangan suami istri di dunia ini. Setelah menikah, hal pertama yang pasti
ditanyakan kepada sepasang pengantin biasanya mau punya anak
berapa? atau mau punya anak laki-laki atau perempuan?.
Betapa besar arti kehadiran seorang anak dalam sebuah keluarga. Rasanya
sungguh menyenangkan bila rumah kita semarak dengan suara tangis dan
tawa bayi. Namun apa jadinya bila setelah menikah, sang anak belum juga
muncul karena sang istri tak kunjung hamil. Di luar sana masih banyak

pasangan yang telah menikah bertahun-tahun namun belum juga dikaruniai


anak.
Dari sekian banyak isu yang berkembang tentang belum hadirnya
seorang

anak

dalam

sebuah

keluarga,

isu

tentang

ketidaksuburan

(infertilitas) adalah hal yang paling mencuat ditengah masyarakat.


Mengupas Infertilitas
Secara medis, infertilitas dibagi menjadi 2 jenis. Pertama, infertilitas
primer yaitu suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu dan
belum pernah memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual
sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa
menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun. Kedua, infertilitas
sekunder yang berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak
sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun
berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat
atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Untuk

menanggulangi

masalah

infertilitas

ini,

banyak

yang

menggunakan obat-obatan khusus infertilitas sebagai solusinya. Namun bila


obat-obatan saja tidak mampu membantu untuk memiliki buah hati, namun
tekniknologi kedokteran saat ini sudah semakin canggih. Teknologi tersebut
dinamai ICSI (Intra Cytoplasmic Injection) dan Bayi Tabung (Fertilisasi In
Vitro). Dari sekian banyak teknik kedokteran, teknologi bantuan reproduksi
bayi tabung adalah salah satu teknik yang paling sering digunakan. Banyak
pasangan suami istri yang bisa tersenyum bahagia karena berhasil
mendapatkan buah hati melalui teknik bayi tabung ini.
Apa Itu Bayi Tabung?

Bidandelima's Blog
Just another WordPress.com site

Skip to content

Home

About

Download KTI

Perkembangan Bayi

Perpustakaan

Program Bidan Delima

video
PERDARAHAN POST PARTUM
Mitos-Mitos Seputar Kehamilan

Kelainan Menstruasi
Posted on May 31, 2011by bidandelima

5 Votes

Meskipun tidak dikategorikan sebagai pengancam jiwa, kelainan mensturasi akut dapat menggangu
kehidupan wanita kesuatu titik disfungsi yang signifikan. terdapat beberapa jenis kelainan menstruasi.
Pada bagian ini saya akan membahas secara singkat beberapa jenis yang umum.
Telah dilaporkan sekitar 3/4 dari semua wanita mengalami gejala-gejala fisiologi dan psikologis yang
tidak nyaman saat mendekati masa menstruasi. Kondisi ini diklasifikasikan sebagai PMS atau
Premenstrual Syndrome, dan berkisar dari ringan hingga berat. Kelainan menstruasi lainnya termasuk
amenorrhea, yaitu ketiadaan menstruasi; menorrhagia atau pendarahan hebat dan

dysmenorrhea atau dikenal sebagai


kram menstruasi yang parah. Beberapa gejala fisik yang muncul lebih sering di saat menstruasi tidak
langsung diklasifikasikan sebagai kelainan namun mereka tetap dapat menimbulkan ketidaknyamanan.
Sendawa, payudara yang mengendur, kenaikan berat badan sementara, tekanan dalam perut, sakit
kepala, bercak-bercak sakit pada otot dan persendian, kelelahan, gingivitis, jantung yang berdebar-debar,
rona merah, sangat sensitif akan suara dan bau, agitasi dan insomnia adalah beberapa gejala tersebut.
Pertanyaan mengapa beberapa wanita mengalami masalah menstruasi yang parah sementara yang lain
sepertinya tidak terpengaruh ternyata tidak dapat dijawab sepenuhnya oleh banyak dokter. Para ilmuwan
percaya bahwa ini diakibatkan fluktuasi tingkat hormon, hal ini disebut dominasi estrogen, dimana
hormon estrogen lebih kuat daripada hormon progesteron. Dalam buku yang saya karang bersama Dr.
Richard Passwater dan Rita Elkins M.H. berjudul Soy Smart Health, dijabarkan secara detail bagaimana
estrogen dan progesteron yang tidak seimbang dapat mempengaruhi wanita.

Hormon-hormon lain di luar itu juga berpengaruh dalam masalah menstruasi. Sebagai contoh, wanita
yang mempunyai kista dalam indung telurnya memiliki kandungan hormon androgen, atau hormon
lelaki, yang lebih tinggi dalam sistem tubuhnya. Hormon prolactin, yang tinggi pada wanita yang tidak
sedang hamil atau menyusui dapat memicu amenorrhea. Terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon
thyroid juga dapat menyebabkan masalah menstruasi.
Bila tubuh mampu mempertahankan tingkat hormon yang normal selama menstruasi mungkin banyak
tanda dan gejala menstruasi yang dapat dihindari. Disinilah saya percaya noni juice mampu berperan
penting.
Salah satu laporan penggunaan noni oleh penyembuh kuno Kahuna adalah bagi masalah wanita. Sedikit
yang mereka ketahui bahwa terdapat suatu substansi dalam noni yang juga ditemukan dalam suplemen
alami pada tahun 1950-an yang disebut bromelain. Substansi ini secara antusias diteliti oleh perusahaanperusahaan farmasi raksasa sebagai perawatan bagi, diantara yang lain, kram menstruasi yang parah. Dr.
Ralph Heinicke yang mempelopori penelitian noni, menemukan bahwa bromelain membantu
menurunkan rasa sakit pada wanita yang kram menstruasi. Selanjutnya, dalam penelitian lain beliau
menemukan bahwa noni juga membantu meringankan kram menstruasi. Melalui penelitian yang
berkesinambungan, Dr. Heinicke membantu menjembatani jurang antara bromelain dan noni. Dalam
penelitian saya, dari 4.008 wanita yang mengkonsumsi noni juice untuk mengurangi rasa sakit dan
ketidaknyamanan pada saat menstruasi, 80% di antaranya melaporkan keberhasilan. Takaran
penggunaan noni : Jumlah konsumsi rata-rata dari 80% responden yang melaporkan keberhasilan
adalah 75 CC setiap hari.
(Sumber Berita: /buku NONI JUICE (How Much, How Often, For What Edisi Keempat mencakup
informasi lebih dari 27.000 pengguna noni juice ) karya dr. Neil Solomon)

Nyeri haid (dismenerrohoe)

Pada saat menstruasi, cewek kadang mengalami nyeri. Sifat dan


derajat rasa nyeri ini bervariasi. Mulai dari yang ringan sampai yang
berat.

Untuk yang berat, lazim disebut dismenorrhoe. Keadaan nyeri yang


hebat itu dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Nyeri haid ada dua macam:

1. Nyeri haid primer, timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri
dengan berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon
tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan
melahirkan. Nyeri haid ini normal, namun dapat berlebihan bila
dipengaruhi oleh faktor psikis dan fisik, seperti stres, shock,
penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang
darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala ini tidak
membahayakan kesehatan.

2. Nyeri haid sekunder, biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika


ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim,
kista/polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim
yang dapat mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.

Pre menstruasi syndrome

PMS (pre menstruasi syndrome) atau gejala pre-menstruasi, dapat


menyertai sebelum atau saat menstruasi. Antara lain:

Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa


lelah.

Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya


asam.

Emosi menjadi labil. Biasanya kita mudah uring-uringan, sensitif,


dan perasaan-perasaan negatif lainnya.

Mengalami kram perut (dismenorrhoe).

Kepala nyeri.

Pingsan.

Berat badan bertambah, karena tubuh menyimpan air dalam jumlah


yang banyak.

Pinggang terasa pegal.

Cara mengatasinya

Kalau kita mengalami PMS kita bisa melakukan hal-hal di bawah ini;

1. Kurangi makanan bergaram, seperti kentang goreng, kacangkacangan, dan makanan berbumbu, untuk mengurangi penahanan air
berlebih.

2. Kurangi makanan berupa tepung, gula, kafein, coklat.

3. Tambahkan makanan yang mengandung kalsium dan vitamin C


dosis tinggi, seminggu sebelum menstruasi.

4. Makan makanan berserat dan perbanyak minum air putih.

5. Jika menstruasi cukup banyak mengeluarkan darah, perbanyak


makan makanan atau suplemen yang mengandung zat besi agar
terhindar dari anemia.

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mengatasi sakit perut
waktu menstruasi:

Kompres dengan botol panas (hangat) tepat pada bagian yang terasa
kram (bisa perut atau pinggang bagian belakang).

Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk


menenangkan diri.

Minum minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi.

Menggosok-gosok perut/pinggang yang sakit.

Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Ini


bisa membantu relaksasi.

Tarik napas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi.

Obat-obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter. Boleh


minum analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko
obat, asal dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari.

Gangguan menstruasi lain, yaitu Amenorrhoe atau tidak mendapatkan


haid sama sekali. Ada beberapa hal yang dapat menjadi penyebabnya:

1. Disebut Hymen imperforata, yaitu selaput dara tidak berlubang.


Sehingga darah menstruasi terhambat untuk keluar. Biasanya
keadaan ini diketahui bila cewek sudah waktunya mens tetapi belum
mendapatkannya. Dia mengeluh sakit perut setiap bulan. Untuk
mengatasi hal ini biasanya dioperasi untuk melubangi selaput
daranya.

2. Menstruasi anovulatoire, yaitu rangsangan hormon-hormon yang


tidak mencukupi untuk membentuk lapisan dinding rahim, hingga
tidak terjadi haid atau hanya sedikit. Kurangnya rangsangan hormon
ini menyebabkan endometrium tidak terbentuk dan keadaan ini
menyebabkan cewek tidak mengalami masa subur karena sel telur
tidak terbentuk. Pengobatannya dengan terapi hormon.

3. Amenorrhoea sekunder, biasanya penderita sudah pernah mens


sebelumnya. Hal ini diakibatkan oleh berbagai keadaan seperti
hipotensi, anemia, infeksi, kelemahan kondisi tubuh secara umum.
Selain itu, bisa juga disebabkan oleh stres psikologis. Apabila terjadi
kondisi ini sebaiknya memeriksakan diri ke dokter.

Kita harus segera mencari pertolongan kalau mengalami hal-hal


sebagai berikut:

Apabila menstruasi yang pertama (menarche) mulai keluar sebelum


usia 8 tahun, atau belum mengalami menstruasi setelah usia melewati
18 tahun.

Apabila siklus menstruasi kurang dari 14 hari, atau lebih dari 35-40
hari sekali.

Apabila lamanya menstruasi lebih dari 14 hari.

Apabila volume darah haid sangat banyak (ganti pembalut 10 kali per
hari).

Sakit perut sampai tidak bisa mengerjakan aktivitas sehari-hari atau


bahkan sampai pingsan. Atau jika rasa nyeri itu semakin lama
semakin bertambah intensitasnya.

Muncul noktah darah (spotting) di antara dua siklus haid.

Warna darah kelihatan tidak seperti biasanya, menjadi lebih


kecoklatan atau merah muda segar atau kalau darah mens keluar
sampai bergumpal-gumpal.
Darah mens berbau anyir, bahkan berbau busuk.
KELAINAN HAID

Kelainan haid adalah masalah fisik atau mental yang mempengaruhi


siklus menstruasi, menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak biasa
yang lebih banyak atau sedikit, terlambatnya menarche atau hilangnya
siklus menstruasi tertentu.
Kelainan haid sering menimbulkan kecemasan pada wanita karena
kehawatiran akan pengaruh kelainan haid terhadap kesuburan dan
kesehatan wanita pada umumnya.
Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah peluruhan dinding uterus (endometrium) pada
setiap bulan secara periodik1,2. Menstruasi biasanya terjadi selama 27 hari dengan rata-rata durasi menstruasi + 4,7 hari. Saat menstruasi

dapat kehilangan darah sekitar 10-80 cc darah dengan rata-rata 35


cc4,5. Siklus yang normal berlangsung 24-35 hari4.
Haid pertama kali disebut menarche1,3,4. Menarche diawali dengan
gejala pubertas lainnya seperti pertumbuhan payudara (telarche),
tumbuh rambut kemaluan (puberche) dan tumbuh rambut ketiak3.
Menarche diikuti oleh siklus yang panjang sekitar 5-7 tahun, lalu
regularitas siklus haid meningkat sehingga siklus haid memendek
untuk mencapai masa siklus yang tetap4. Perubahan irreguler menjadi
reguler ini berhubungan dengan terjadinya pematangan poros
Hipotalamus Hipofise Ovarium4. Kemudian, saat wanita mulai
memasuki masa menopause, irreguleritas siklus terjadi kembali
karena mulai didominasi siklus-siklus yang anovulatoir4.
Menstruasi terbagi dalam empat stadium yaitu,
1. Stadium Menstruasi atau Deskuamasi,
Pada stadium ini, endometrium luruh dari dinding rahim disertai
dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tertinggal yaitu stratum
basale. Darah ini tidak membeku karena adanya fermen yang
mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan-potongan
mukosa3,5. Bila darah banyak keluar, fermen tidak mencukupi hingga
timbul bekuan darah dalam darah haid3. Pada saat ini ovarium mulai
membentuk estrogen2.
2. Stadium Post Menstruum atau Regenerasi,
Pada stadium regenerasi, endometrium mulai menebal. Luka
peluruhan ditutup oleh selaput lendir baru yang terbentuk dari sel
epitel kelenjar-kelenjar endometrium. Pada saat ini tebal
endometrium 0,5 mm. Stadium ini sudah mulai saat stadium
menstruasi dan berlangsung 4 hari3.

3. Stadium intermenstruum atau stadium proliferasi


Pada stadium proliferasi, endometrium tumbuh menjadi cepat
menjadi tebal 3,5 mm. Kelenjar endometrium tumbuh lebih cepat
hingga berkelok-kelok. Stadium proliferasi berlangsung pada hari ke
5-14 dari hari haid pertama3. Pada saat ini terjadi peningkatan FSH
yang memicu terjadinya pematangan folikel di ovarium menjadi
folikel de graaf. Folikel ini menghasilkan estrogen dimana estrogen
menghambat kerja FSH sehingga pembentukan folikel lainnya dapat
dihambat sehingga didapatkan satu folikel de graaf saja yang matang.
Estrogen memulai pembentukan lapisan baru pada uterus3,5.
Ketika folikel telah matang, folikel mensekresikan cukup estradiol
untuk memacu terjadinya pelepasan LH secara akut3,5. Pelepasan LH
ini terjadi pada hari ke-12 dan bertahan selama 48 jam. LH
mematangkan ovum, menipiskan dinding folikel sehingga
memungkinkan untuk terjadinya letupan pada folikel agar terjadi
ovulasi. Pada ovarium manakah ovulasi terjadi masih belum
diketahui, ovulasi terjadi pada ovarium secara acak. Pada beberapa
wanita, ovulasi disertai oleh nyeri tengah siklus yang disebut
mittelschmerz akibat ada cairan yang terbebas dari folikel yang
meletup yang jatuh ke rongga abdomen dan merangsang terjadinya
rangsang peritoneum. Perubahan hormonal tiba-tiba saat ovulasi
dapat menyebabkan perdarahan ringan pada tengah siklus. Pada
beberapa penelitian didapatkan peningkatan kemampuan penciuman
perempuan saat ovulasi5.
4. Stadium praementruum atau stadium sekresi3.
Pada stadium sekresi, tebal endometrium kira-kira tetap tetapi bentuk
kelenjar menjadi berliku dan mengeluarkan getah. Dalam

endometrium sudah terjadi penimbunan glikogen dan kapur untuk


makanan telur. Stadium sekresi ini berlangsung pada hari ke 14-28
dari haid hari pertama3. Setelah terjadi ovulasi, folikel yang sudah
kehilangan ovum berubah menjadi korpus luteum di bawah pengaruh
kelenjar hipofise. Korpus luteum menghasilkan progesteron dan
tambahan estrogen untuk sekitar 2 minggu, setelah itu korpus luteum
mati. Progesteron bertugas untuk menghasilkan lapisan yang cocok
untuk implantasi embrio. Progesteron meningkatkan suhu basal
sekitar 0,5- 10F. Bila fertilisasi terjadi, embrio akan mengalir ke dalam
kavum uteri dan berimplantasi 6-12 hari setelah ovulasi. Segera
setelah implantasi embrio memberikan sinyal pada sistem maternal.
Sinyal awal berupa hCG. Sinyal ini berguna untuk mempertahankan
korpus luteum agar dapat terus menghasilkan progesteron3. Bila tidak
terjadi kehamilan, endometrium akan meluruh sehingga terjadilah
menstruasi3,5. prostaglandin dihasilkan dari dinding uterus dan
menyebabkan otot uterus kontraksi. Proses ini membantu untuk
mengeluarkan darah dari uterus dari dinding rongga uterus. Proses ini
juga menjelaskan bagaimana terjadinya nyeri saat haid2.
Gambar Siklus Menstruasi3
Kelainan Haid
Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidak seimbangan hormonhormon yang mengatur haid, namun dapat juga disebabkan oleh
kondisi medis lainnya2.
Banyaknya perdarahan ditentukan oleh lebarnya pembukuh darah,
banyaknya pembuluh darah yang terbuka, dan tekanan intravaskular.
Lamanya pedarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau

daya regenerasi. Daya regenerasi berkurang pada infeksi, mioma,


polip dan pada karsinoma6.
I. Kelainan Panjang Siklus
I.1. Amenorrhea (tidak ada periode haid)
a. Definisi
Amenorrhea bukan merupakan penyakit namun merupakan gejala.
Amenorrhe dapat terjadi pada menopouse, sebelum pubertas, dalam
kehamilan dan dalam masa laktasi. Bila tidak menyusukan, haid
datang 3 bulan post partum namun bila menyusukan, haid datang
pada bulan ke-66.
Amenorrhea dapat dibagi menjadi amenorrhea primer dan sekunder.
Amenorrhe primer berarti seorang perempuan belum mengalami
haid2 setelah usia 16 tahun7 tetapi telah terdapat tanda-tanda seks
sekunder atau tidak terjadi haid sampai 14 tahun tanpa adanya tandatanda seks sekunder. Amenorrhea biasanya terjadi pada gadis dengan
underweight atau pada aktivitas berat dimana cadangan lemak
mempengaruhi untuk memacu pelepasan hormon7.
Amenorrhea sekunder berarti telah terjadi haid, tetapi haid terhenti
untuk masa tiga siklus atau lebih dari enam bulan.
b. Etiologi
Amenorrhea dapat terjadi akibat gangguan pada komponen yang
berperan pada proses haid. Komponen tersebut digambarkan dalam
bagan sebagai berikut:
Lingkungan
Kompartemen IV
SSP

Hipotalamus
kompartemen III GnRH
Hipofise anterior
Kompartemen II FSH LH
Ovarium
Kompartemen I progesteron estrogen
Uterus
Haid
Kelainan Kompartemen I: Kelainan saluran uterus
1. Sindrom Asherman
Pada sindrom ini terjadi amenorrhea sekunder. Keadaan ini terjadi
akibat kuretase postpartum berlebihan sehingga terjadi sikatrik dan
perlengketan. Endometrium mungkin memiliki tekanan yang begitu
besar. Pasien dengan asherman sindrom dapat mengalamai keluhan
lain seperti dismenorrhea dan hypomenorrhea.
Pada masa lalu, asherman sindorm diobati dengan dilatasi dan
kuretase untuk menghancurkan sikatrik. Sekarang dapat digunakan
histeroskopi dengan melisiskan adhesi dengan memotong dan
membakar dengan hasil yang lebih baik dibanding kuretase yang tidak
terarah. Setelah dilakukan histeroskopi, perlu dicegah terjadinya
kembali perlengketan dengan memasang IUD. Dapat juga
menggunakan folley kateter pediatrik dengan memasukan 3 cc dan
baru dilepas setelah 7 hari9.
2. Mullerian anomali
Pada keadaan ini, vagina, servik dan uterus mungkin tidak ada. Atau

pada keadaan lain, uterus mungkin ada namun tidak terdapat rongga,
atau terdapatnya rongga namun endometrium sangat sedikit9.
Penanganan pada pasien ini dilakukannya operasi dengan
menggunakan teknik vecchietti atau teknik Frank untuk membentuk
saluran vagina buatan. Penundaan operasi dapat menyebabkan
terjadinya inflamasi9.
3. Insensitivitas Androgen (testicular feminization)
Insenitivitas androgen komplit didiagnosa bila didapatkan kanalis
vagina namun tidak didapatkan uterus. Pasien ini berupa pria
pseudohermaprodit dimana ketentuan pria ditentukan dari adanya
kromosom XY dan pasien memilliki testes. Pseudohermaprodit berarti
genitalia berlawanan dengan gonad. Sehingga pada pasien ini secara
fenotip tampak seperti wanita tapi tidak ditemukannya rambut pubis
dan rambut ketiak. Pada pasien ini terdapat testosteron darah yang
normal atau sedikit meningkat dan kenaikan LH
Pada insensitivitas androgen inkomplit (1:10 dibandingkan yang
komplit), individu mendapat sedikit pengaruh androgen. Individu ini
mungkin memiliki pembesaran klitoris, dan phallus mungkin ada.
Rambut pubis dan ketiak ada dan terdapat pertumbuhan payudara9.
Kelainan Kompartemen II
1. Kelainan ovarium
Kelainan ovarium dapat menyebabkan amenorrhea primer maupun
sekunder. 30-40% amenorrhea primer mengalami kelainan
perkembangan ovarium (Gonadal disgenesis). Pasien ini dapat terdiri
dari pasien dengan kariotip 45X (50%), mosaik (25%), 46XX (25%).
Wanita dengan gonadal disgenesis diseratai amenorrhea sekunder
berhubungan dengan kariotip 46xx, mosaik, 47 xxx ,dan 459.

2. Sindrom Turner
Pada sindrom ini terjadi kehilangan satu X. Kromososm X aktif dalam
oosit untuk menghindari percepatan kematian folikel. Karena pada
pasien ini terjadi kekurangan folikel, terjadi kekurangan hormon sex
gonadal saat pubertas sehingga terjadi amenorrhea primer9.
3. Kegagalan ovarium prematur
Sekitar 1% wanita akan mengalami hal ini sebelum usia 40 tahun. Hal
ini juga terjadi pada wanita dengan amenorrhea. Kegagalan ovarium
yang prematur dapat disebabkan kelainan genetik dengan
peningkatan kematian folikel. Dapat juga merupakan proses autoimun
dimana folikel dihancurkan9.
4. Efek radiasi dan kemoterapi
Efek radiasi tergantung dari umur dan dosis radiasi. Fungsi barium
dapat kembali setelah bertahun-tahun kemudian. Di lain pihak
kerusakan tidak akan muncul hingga terjadinya kegagalan ovarium
prematur. Ketika radiasi diberikan di luar pelvis, radiasi tidak
memberikan resiko terjadinya kegagalan ovarium prematur. Gonad
tidak dalam keadaan bahaya ketika di dapur menggunakan oven
microwave yang berdaya penetrasi rendah9.
Kelainan Kompartemen III
Gangguan pada kompartemen ini dapat berupa gangguan pada
hipofise anterior. Gangguan dapat berupa adanya tumor yang bersifat
mendesak ataupun menghasilkan hormon yang membuat haid
menjadi terganggu9. Tumor mikroadenoma dapat diterapi dengan
menggunakan agonis dopamin dimana dopamin dapat menghambat
pelepasan prolaktin lebih lanjut sehingga pembesaran tumor hipofise
dan prolaktinemia dapat dicegah. Operasi dapat dilakukan terutama

bila tumor masih kecil. Namun angka rekurensi setelah operasi sangat
besar lagipula struktur tumor sulit dibedakan dengan jaringan
hipofise sehat sehingga operasi sering kali meninggalkan sisa. Pada
makroadenoma dapat diberikan agonis dopamin terlebih dahulu
untuk memperkecil ukuran tumor. Setelah operasi dapat dilanjutkan
dengan pemberian radiasi namun radiasi ini dapat memicu terjadinya
tumor di tempat lain pada otak9.
Kelainan Kompartemen IV
Gangguan pada pasien ini disebabkan oleh gangguan mental yang
secara tidak langsung menyebabkan terjadinya pelepasan
neurotransmiter seperti serotonin yang dapat menghambat lepasnya
gonadotropin. Gangguan pada kompartemen ini dapat terjadi pada
penderita anoreksia nervosa maupun atlet atau penari balet yang
mengalami latihan dengan ketegangan9.
Amenorrhea dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit lain
seperti penyakit kronis (TBC), penyakit metabolik seperti penyakit
tiroid, pankreas dan glandula suprarenalis, kelainan gizi (obesitas dan
underweight), kelainan hepar dan ginjal6.
c. Pengelolaan & prognosa
Pengelolaan pada pasien ini tergantung dengan penyebab. Bila
penyebab adalah kelainan genetik, prognosa kesembuhan buruk.
Menurut beberapa penelitian, dapat dilakukan terapi sulih hormon,
namun fertilitas belum tentu dapat dipertahankan9.
d. Komplikasi
Komplikasi yang paling ditakutkan dari amenorrhea adalah

infertilitas. Komplikasi lainnya adalah tidak percaya dirinya penderita


sehingga dapat menggangu kompartemen IV dan terjadilah lingkaran
setan terjadinya amenorrhea. Komplikasi lainnya munculnya gejalagejala lain akibat insufisiensi hormon seperti osteoporosis9.
e. Langkah-langkah diagnosa bila ditemukan amenorrhea
Yang harus dilakukan adalah lakukan pemeriksaan TSH karena pada
keadaan hipotroid terjadi penurunan dopamin sehingga merangsang
pelepasan TRH. TRH merangsang hipofise anterior untuk
menghasilkan prolaktin dimana prolaktin akan menghambat
pelepasan GnRH. Namun pada satu waktu, saat hipofise anterior
terangsang secara kronik, hipofise anterior dapat membesar sehingga
meningkatkan sekresi GnRH dan menyebabkan terjadinya
pematangan folikel yang terburu-buru sehingga terjadi kegagalan
ovarium prematur. Sehingga harus diwaspadai bila terjadi suatu
tanda-tanda hipotiroid, amenorrhea dan galaktorrhea9.
Keadaan amenorrhea yang disertai keadaan galaktorrhea dapat juga
terjadi pada sindrom chiari-Frommel yang terjadi setelah kehamilan
dan merupakan amenorrhea laktasi yang berkepanjangan. Diduga
keadaan ini disebabkan oleh inhibisi dari faktor imhibisi prolaktin
dari hipofise. Pada sindrom Forbes-Albright terdapat adenoma
chromopob dimana banyak dihasilkan prolaktin. Pada sindrom
Ahoemada del-Costello tidak terdapat hubungan antara kehamilan
dengan tumor hipofise. Sindrom ini diduga akibat obat-obatan seperti
kontrasepsi dan fenotiazin6.
Pasien juga seharusnya dilakukan progesteron challenge. Bila dengan
pemberian progesteron lalu dilakukan withdrawl terjadi haid, maka
dipastikan amenorrhea disebabkan anovulasi. Terapi yang diberikan

pada pasien ini adalah pemberian progesteron9.


Perlu juga diberikan preparat estrogen bila dengan pemberian
progesteron tidak menghasilkan haid untuk mencari apakah penyebab
terjadinya amenorrhea akibat kurangnya estrogen9.
Bila dengan langkah-langkah di atas tidak didapatkan hasil yang
memuaskan, lakukan pemeriksaan FSH dan LH untuk mencari
apakah penyebab amenorrhea ada pada kompartemen III9.
f. Amenorrhea pada atlet dengan latihan berlebih
Saat dilakukan latihan berlebih, dibutuhkan kalori yang banyak
sehingga cadangan kolesterol tubuh habis dan bahan untuk
pembentukan hormon steroid seksual (estrogen & progesteron) tidak
tercukupi. Pada keadaan tersebut juga terjadi pemecahan estrogen
berlebih untuk mencukupi kebutuhan bahan bakar dan terjadilah
defisiensi estrogen dan progeteron yang memicu terjadinya
amenorrhea. Pada keadaan latihan berlebih banyak dihasilkan
endorpin yang merupakan derifat morfin. Endorpin menyebabkan
penurunan GnRH sehingga estrogen dan progesteron menurun. Pada
keadaan stress berlebih, corticotropin releasing hormon dilepaskan,
pada peningkatan CRH, terjadi peningkatan opoid yang dapat
menekan pemebentukan GnRH2,9.
I.2 Oligomenorrhea
a. Definisi
Oligomenorrhea disebut juga sebagai haid jarang atau siklus
panjang6,10. Oligomenorrhea terjadi bila siklus lebih dari 35 hari.
Darah haid biasanya berkurang1,9,11.

b. Etiologi
Oligomenorrhea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat
juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan
hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik seperti
kehilangan berat badan berlebih11.
Oligomenorrhea sering terdapat pada wanita astenis6. Dapat juga
terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada
keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih tinggi dari kadara pada
wanita normal. Oligomenorrhea dapat juga terjadi pada stress fisik
dan emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen
dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan
ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas1.
Oligomenorrhea yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan
stadium folikular, perpanjangan stadium luteal, ataupun perpanjang
kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba memanjang maka dapat
disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit6.
c. Gejala
Gejala oligomenorrhea terdiri dari periode menstruasi yang lebih
panjang dari 35 hari dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1
tahun. Beberapa wanita dengan oligomenorrhea mungkin sulit hamil.
Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin
mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut
juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus1.
d. Pengobatan
Pengobatan oligomenorrhea tergantung dengan penyebab1. Pada
oligomenorrhea dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita

yang mendekati menopouse tidak memerlukan terapi6. Perbaikan


status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi dapat
memperbaiki keadaan oligomenorrhea. Oligomenorrhea sering diobati
dengan pil KB untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormonal.
Pasien dengan sindrom ovarium polikistik juga sering diterapi dengan
hormonal. Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin
diperlukan. Pengobatan alternatif lainnya dapat menggunakan
akupuntur atau ramuan herbal1.
e. Komplikasi
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas
dan stress emosional pada penderita sehingga dapat meperburuk
terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan buruk bila
oligomenorrhea mengarah pada infertilitas atau tanda dari
keganasan1.
1.3 Polimenorrhea
a. Definisi
Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari 21
hari5 dan menurut literatur lain siklus lebih pendek dari 25 hari6,12.
b. Etiologi
Bila siklus pendek namun teratur ada kemungkinan stadium
proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau kedua stadium
memendek. Yang paling sering dijumpai adalah pemendekan stadium
proliferasi. Bila siklus lebih pendek dari 21 hari kemungkinan
melibatkan stadium sekresi juga dan hal ini menyebabkan
infertilitas6.

Siklus yang tadinya normal menjadi pendek biasanya disebabkan


pemendekan stadium sekresi karena korpus luteum lekas mati. Hal ini
sering terjadi pada disfungsi ovarium saat klimakterium, pubertas
atau penyakit kronik seperti TBC6.
c. Terapi
Keadaan ini dapat diperbaiki dengan menggunakan terapi hormonal.
Stadium proliferasi dapat diperpanjang dengan estrogen dan stadium
sekresi dapat diperpanjang dengan kombinasi estrogen-progesteron6.
I.4. Metrorrhagia
Metrorrhagia adalah perdarahan tidak teratur dan tidak ada
hubungannya dengan haid6 namun keadaan ini sering dianggap oleh
wanita sebagai haid walaupun berupa bercak11,12.
Metrorrhagia dapat disebabkan oleh kehamilan seperti abortus
ataupun kehamilan ektopik6 dan dapat juga disebabkan oleh faktor
luar kehamilan seperti ovulasi, polip endometrium dan karsinoma
serviks. Akhir-akhir ini, estrogen eksogen menjadi penyebab tersering
metrorrhagia11. Terapi yang diberikan tergantung etiologi.
II. Kelainan Jumlah Darah Haid
II.1 Menorrhagia
a. Definisi
Menorrhagia adalah pengeluaran darah haid yang terlalu banyak dan
biasanya disertai dengan pada siklus yang teratur6,11.
Menorrhagia biasanya berhubungan dengan nocturrhagia yaitu suatu
keadaan dimana menstruasi mempengaruhi pola tidur wanita dimana
waita harus mengganti pembalut pada tengah malam. Menorrhagia

juga berhubungan dengan kram selama haid yang tidak bisa


dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga sering merasakan
kelemahan, pusing, muntah dan mual berulang selama haid12.
b. Etiologi
Etiologi menorrhagia dikelompokan dalam 4 kategori yaitu,
i. Gangguan pembekuan,
Walaupun keadaan perdarahan tertentu seperti ITP dan penyakit von
willebrands berhubungan dengan peningkatan menorrhagia, namun
efek kelainan pembekuan terhadap individu bervariasi. Pada wanita
dengan tromboitopenia kehilangan darah berhubungan dengan
jumlah trombosit selama haid. Splenektomi terbukti menurunkan
kehilangan darah13.
ii. disfunctional uterine bleeding (DUB),
Pada dasarnya peluruhan saat haid bersifat self limited karena haid
berlangsung secara simultan di seluruh endometrium serta jaringan
endometrium yang terbentuk oleh estrogen dan progesterone normal
bersifat stabil. Pada DUB, keadaan ini sering terganggu4.
DUB dapat terjadi disertai ovulasi maupun anovulasi. Pada keadaan
terjadinya ovulasi, perdarahan bersifat lebih banyak dan siklik hampir
sesuai dengan siklus haid. Pada keadaan anovulasi, perdarahan
bersifat namun dengan siklus yang tidak teratur sehingga sering
disebut menometrorrhagia. DUB dapat disebabkan estrogen
withdrawl bleeding, progesteron withdrawl bleeding, estrogen
breakthrough bleeding, progesterone breakthrough bleeding4,
Estrogen withdrawl bleeding terjadi pada keadaan setelah
ooparektomi bilateral, radiasi folikel yang matur atau penghentian
tiba-tiba obat-obatan yang mengandung estrogen4.
Estrogen breakthrough bleeding menyebabkan lapisan endometrium

menjadi semakin menebal namun akhirnya runtuh karena kurang


sempurnanya struktur endometrium karena tidak sebandingnya
jumlah progesterone yang ada disbanding jumlah estrogen.
Perdarahan biasanya bersifat spotting. Estrogen breakthrough
bleeding yang berkelanjutan mengacu pada keadaan amenorrhea
namun secara tiba-tiba dapat mengakibatkan perdarahan yang
banyak4.
Progesteron withdrawl bleeding terjadi bila korpus luteum
dihilangkan. Progesteron withdrawl bleeding hanya akan terjadi bila
diawali proliferasi endometrium yang diatur oleh estrogen. Namun
bila kadar estrogen meningkat 10-20 kali lipat, progesteron withdrawl
bleeding tidak akan terjadi4.
Progesterone breakthrough bleeding terjadi bila kadar progesterone
melebihi keseimbangan dengan estrogen. Dinding endometrium yang
menebal akan meluruh sedikit demi sedikit akibat struktur yang tidak
kuat. Hal ini terjadi saat menggunakan pil kontrasepsi dalam jangka
waktu lama4.
Pada keadaan progesteron withdrawl bleeding dan estrogen
breakthrough bleeding diberikan terapi progesteron sehingga tercapai
keseimbangan jumlah progesterone-estrogen. Progesterone bersifat
antiestrogen dimana menstimulasi perubahan estradiol menjadi
estron sulfat yaitu bentuk tidak aktif estrogen. Progesterone juga
menghambat pembentukan reseptor estrogen. Estrogen juga
mencegah transkripsi onkogen yang dimediasi oleh estrogen4.
Pada oligomenorrhea (estrogen breakthrough bleeding) preparat
progesterone yang digunakan adalah medroxypogesteronaseta, 5-10
mg/hari selama 10 hari. Pada menorrhagia (estrogen breakthrough
bleeding yang berlangsung lama dan progesteron withdrawl bleeding)

progestin digunakan selama 10 hari hingga 2 minggu untuk


menstabilkan dinding endometrium lalu dihentikan secara tiba-tiba
dengan maksud mengikis semua dinding endometrium dan bersifat
kuretase alami4.
Terapi estrogen diberikan pada Estrogen withdrawl bleeding dan
progesterone breakthrough bleeding untuk memperkuat stroma
tempat kelenjar yang hiperplasia karena dirangsang progesterone.
Pada keadaan ini diberikan 25 mg estrogen terkonjugasi secara intra
vena tiap 4 jam hingga perdarahan berhenti atau selama 24 jam untuk
menghindari terbentuknya trombus pada kapiler uterus. Semua terapi
estrogen harus diikuti terapi progesteron dan withdrawl bleeding4.
Dapat juga diberikan anti prostaglandin untuk vasokontriksi darah
sehingga perdarahan dapat berhenti4.
Desmopresin asetat (analog sintetik dari arginin vasopresin)
digunakan untuk mengobati DUB pada pasien gangguan pembekuan
terutama pada penyakit von willebrands dan dapat diberikan
intranasal maupun intravena. Pengobatan dapat meningkatkan kadar
faktor VIII dan faktor von willebrands yang berlangsung sekitar 8
jam4.
iii. Gangguan pada organ dalam pelvis
Menorrrhagia biasanya berhubungan dengan fibroid pada uterus,
adenommiosis, infeksi pelvis, polips endometrial, dan adanya benda
asing seperti IUD. Wanita dengan perdarahan haid melebihi 200 cc
50% mengalami fibroid. 40% pasien dengan adenomiosis mengalami
perdarahan haid melebihi 80cc13. Menorrhagia pada retrofleksi
disebabkan karena bendungan pada vena uterus sedangkan pada
mioma uteri, menorrhagia disebabkan oleh kontraksi otot yang
kurang kuat, permukaan endometrium yang luas dan bendungan vena

uterus6.
iv. Gangguan medis lainnya
Gangguan medis lainnya yang dapat menyebabkan menorrhea
diantaranya hipotiroid dan sindrom cushing, patifisiologi terjadinya
belum diketahui dengan pasti11,13. Dapat juga terjadi pada hipertensi,
dekompsatio cordis dan infeksi dimana dapat menurunkan kualitas
pembuluh darah. Menorrhagia dapat terjadi pada orang asthenia dan
yang baru sembuh dari penyakit berat karena menyebabkan kualitas
miometrium yang jelek6.
c. Terapi
Terapi menorrhagia sangat tergantung usia pasien, keinginan untuk
memiliki anak, ukuran uterus keseluruhan, dan ada tidaknya fibroid
atau polip. Spektrum pengobatannya sangat luas mulai dari
pengawasan sederhana, terapi hormon, operasi invasif minimal
seperti pengangkatan dinding endometrium (endomiometrial
resection atau EMR), polip (polipektomi), atau fibroid (miomektomi)
dan histerektomi (pada kasus yang refrakter)12.
Dapat juga digunakan herbal yarrow, nettles purse, agrimony,
ramuan cina, ladies mantle, vervain dan raspbery merah yang
diperkirakan dapat memperkuat uterus. Vitex juga dianjurkan untuk
mengobati menorrhea dan sindrom pre-mentrual. Dianjurkan juga
pemberian suplemen besi untuk mengganti besi yang hilang melalui
perdarahan. Vitamin yang diberikan adalah vitamin A karena wanita
dengan lehilangan darah hebat biasanya mengalami penurunan kadar
vitamin A dan K yang dibutuhkan untuk pembekuan darah. Vitamin
C, zinc dan bioflavinoids dibutuhkan untuk memperkuat vena dan
kapiler7.

d. Prognosis
Prognosis pada semua ketidakteraturan adalah baik bila diterapi dari
awal.
II.2. Hipomenorrhea (kriptomenorrhea)
Hipomenorrhea adalah suatu keadan dimana jumlah darah haid
sangat sedikit (<30cc)1,11, kadang-kadang hanya berupa spotting11.
Dapat disebabkan oleh stenosis pada himen, servik atau uterus. Pasien
dengan obat kontrasepsi kadang memberikan keluhan ini11. Hal ini
juga dapat terjadi pada hipoplasia uteri dimana jaringan endometrium
sedikit6.
II.2.3. Dismenorrhea
a. Definisi
Dismenorrhea adalah nyeri sewaktu haid6,7,12,13. Dismenorrhea
terdiri dari gejala yang kompleks berupa kram perut bagian bawah
yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala
gastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum2,7,13.
b. Klasifikasi
Dismenorrhea primer (idiopatik)
Dismenorrhea primer adalah dismenorrhea yang mulai terasa sejak
menarche dan tidak ditemukan kelainan dari alat kandungan atau
organ lainnya2,6. Dismenorrhea primer terjadi pada 90% wanita dan
biasanya terasa setelah mereka menarche dan berlanjut hingga usia
pertengahan 20-an atau hingga mereka memiliki anak. Sekitar 10%
penderita dismenorrhea primer tidak dapat mengikuti kegiatan
sehari-hari. Gejala nya mulai terasa pada 1 atau 2 hari sebelum haid

dan berakhir setelah haid dimulai7. Biasanya nyeri berakhir setelah


diberi kompres panas atau oleh pemberian analgesik10.
Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu hiperaktivitas uterus,
endotelin, prostaglandin, vasopressin dan kerusakan saraf perifer.
Hiperaktivitas uterus berhubungan dengan aliran darah uterus.
Hiperaktivitas uterus terjadi pada endometriosis dan adenomiosis.
Uterus yang berkontraksi menyebabkan angina sehingga terjadilah
nyeri13.
Endotelin adalah uterotonin poten pada uterus yang tidak hamil.
Endotelin berperan menginduksi kontraksi otot polos pada perbatasan
dengan kelenjar endometrium. Tempat yang paling banyak
mengandung ikatan endotelin adala epitel kelenjar pada tempat
tersebut. Endotelin tersebut dapat menginduksi pelepasan PGF2 dan
menginduksi kelenjar lainnya untuk menghasilkan endorpin lainnya
(parakrin). Iskemi yang terjadi akibat kontraksi selanjutnya
merangsang pelepasan endorpin dan PGF2 sehingga akan
menyebabkan disperistaltis lebih lanjut13.
Endometrium wanita dengan dismenorrhea menghasilkan PGF2
lebih banyak daripada wanita normal. PGF2 adalah oksitoksi dan
vasokonstriktor yang poten yang bila diberikan pada uterus akan
menghasilkan nyeri dan mengakibatkan pengeluaran darah haid.
Alasan mengapa PGF2 lebih tinggi pada wanita tertentu belum
diketahui dengan pasti13. Pada beberapa wanita, prostaglandin dapat
mengakibatkan otot polos dalam sistem gastrointestinal berkontraksi
sehingga menyebabkan mual, muntah dan diare7.
Vasopresin merupakan vasokonstriktor yang menstimulasi
miometrium berkontraksi. Pada hari pertama menstruasi,kadar
vasopresin meningkat pada wanita dengan dismenorrhea13.

Kerusakan saraf perifer pada miometrium dan serviks oleh persalinan.


Hal ini menjelaskan mengapa pada wanita yang telah melahirkan
dismenorrhea dapat berkurang13.
Dismenorrhea sekunder
Dismenorrhea sekunder biasanya terjadi kemudian setelah
menarche6. Biasanya disebabkan hal lain6,7. Nyeri biasanya bersifat
regular pada setiap haid namun berlangsung lebih lama dan bisa
berlangsung selama siklus. Nyeri mungkin nyeri pada salah satu sisi
abdomen7.
Dismenorrhea sekunder dapat disebabkan oleh endometriosis dimana
jaringan uterus tumbuh di luar uterus dan ini dapat terjadi pada
wanita tua maupun muda. Implan ini masih bereaksi terhadap
estrogen dan progesteron sehingga dapat meluruh sat haid. Hasil
peluruhan bila jatuh ke dalam rongga abdomen dan merangsang
peritoneum akan menghasilkan nyeri. Endometriosis ditemukan pada
10-15% wanita usia 25-33 tahun2. Dismenorrhea sekunder dapat juga
disebabkan fibroid, penyakit radang panggul; IUD; tumor pada tuba
fallopi, usus atau vesika urinaria; polip uteri; inflmatory bowel
desease; skar atau perlengketan akibat operasi sebelumnya dan
adenomiosis yaitu suatu keadaan dimana endometrium tumbuh
menembus miometrium6,7.
c. Terapi
Dismenorrhea primer biasanya diobati oleh NSAID seperti ibuprofen
dan naproxen yang dapat mengurangi nyeri pada 64% penderita
dissmenorrhea primer. Pil kontrasepsi menghilangkan nyeri dan
gejala lainnya pada 90% penderita dengan menekan ovulasi dan

jumlah perdarahan. Terapi ini membutuhkan waktu 3 siklus untuk


menghilangkan gejala. Kompres panas juga dapat mengurangi nyeri7.
DAFTAR PUSTAKA
1. Menstrual Disorder. www. en.wikipedia.org. diakses tanggal 17
Pebruari 2006
2. Kims Story. http://www.humanillnesses.com. Diakses tanggal 17
Pebruari 2006
3. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-UNPAD. Fisiologi Alat-alat
reproduksi Wanita dalam Obstetri Fisiologi. Bandung. Penerbitan
Eleman. 1983: 73-78
4. Disfunctional Uterine Bleeding in Novack Gynecology.
Philladelphia. Lippincot &William.inc. 2002: 575-591
5. Menstrual Disorder http://en.wikipwdia.org diakses tanggal 18
Pebruari 2006
6. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-UNPAD. Kelainan haid dalam
Ginekologi. Bandung. Elstar Offset. 1981 : 31-39
7. Menstrual Disorder. http://www.healthatoz.com. Diakses tanggal
18 Pebruari 2006
8. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-UNPAD. Amenore dalam
Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi RSUP dr.
Hasan Sadikin, bagian II Ginekologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi
FK-UNPAD. Bandung. 1997 : 36-40

9. Sperof, Glass, Kace. Amenorrhea in Clinical Gynecologic


Endokrinology & Infertility. 6th edition. Washington. 1999: 421-475
10.Diagnostic Procedure in menstrual
disorder. http://www.familypractice.com. Diakses tanggal 17 Pebruari
2006
11. Silberstein, Taaly. Complication of Menstruation; Abnormal
Bleeding in Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis Treatment. 9th
edition. India. McGraw-Hill Companies, Inc. 2003 ; 623-630
12. Menstrual Disorder. http://www.cmdrc.com. Diakses tanggal 17
Pebruari 2006
13. Lumsden, Ann Marie; McGavigan, Jay. Menstruation and
Menstrual Disorder in Gynecology. 3rd edition. China. Elsevier
Science Limited. 2003 : 459-467

Bidandelima's Blog
Just another WordPress.com site

Skip to content

Home

About

Download KTI

Perkembangan Bayi

Perpustakaan

Program Bidan Delima

video
Susu Ibu Hamil
Mengapa Diet Buruk untuk Wanita Hamil

Tips Melakukan Perjalanan Saat Hamil


Posted on January 7, 2015by bidandelima

Rate This

Melakukan perjalanan selama hamil tentulah


diperlukan kiat-kiat tertentu agar perjalanan tersebut menjadi aman
namun menyenangkan. Sejauh tidak ada komplikasi atau perhatian
lebih terhadap kondisi kandungan anda, secara umum bepergian bagi
ibu hamil di fase awal kehamilan adalah aman. Tidak ada alasan

khusus anda harus membatalkan rencana perjalanan anda, kecuali


dokter menyarankan anda tidak bepergian. Berikut beberapa tips yang
dapat anda lakukan guna melakukan perjalanan selama hamil:
Lakukan Pemeriksaan Terlebih Dulu
Pastikan untuk melakukan check-up ke dokter kandungan sebelum
melakukan perjalanan. Jangan berangkat sebelum Anda mendapatkan
hasil pemeriksaan kesehatan dari dokter. Jika mungkin, miliki
asuransi perjalanan untuk melindungi kehamilan Anda dari berbagai
kemungkinan yang dapat terjadi, misalnya perawatan medis ketika
melahirkan, melahirkan bayi secara prematur, dan biaya perubahan
jadwal perjalanan pulang jika Anda tiba-tiba melahirkan di tempat
tujuan.
Pemilihan Waktu
Jika tidak ada komplikasi pada kandungan, momen terbaik untuk
melakukan perjalanan adalah pada periode 14 dan 28 minggu masa
kehamilan. Cari tahu fasilitas perawatan kesehatan apa saja yang
terdapat di tempat tujuan, untuk berjaga-jaga apabila Anda
membutuhkan pertolongan medis yang mendesak. Selain itu, sangat
dianjurkan untuk membawa cacatan medis agar Anda dapat
memberikan informasi relevan mengenai riwayat kehamilan kepada
dokter jika diperlukan.
Utamakan Kenyamanan
Mengingat Anda tengah berbadan dua, sebaiknya gunakan
pelengkapan yang nyaman. Misalnya dalam memilih alas kaki,
gunakan sepatu atau sandal dengan hak rata. Gunakan pakaian yang
nyaman, cari bahan yang bisa menyerap keringat agar Anda tidak
kepanasan.

Saat diperjalanan, usahakan untuk releks dan jangan tegang. Cari


posisi yang nyaman untuk duduk. Pikirkan hal-hal yang positif.
Ingatkan orang yang menyetir untuk lebih berhati-hati, minta ia untuk
menghindari lubang atau jalan yang rusak, agar perjalanan Anda tidak
terganggu.
Musik bisa membuat ibu hamil lebih releks, selain itu musik juga
dapat memberi ketenangan untuk si jabang bayi. Dengarkan musik
slow, sambil menikmati perjalanan.
Bawa Selalu Makanan dan Minuman
Jangan berpergian dengan perut kosong, apalagi bila anda sedang
mengalami morning sickness (mual-muntah). Bawalah beberapa
makanan kecil untuk mencegah mual. Karena selama kehamilan anda
tak pernah tahu kapan anda menjadi lapar. Pilih cemilan yang bergizi
dan tentunya tidak berbahaya untuk kandungan. Untuk air minum,
pilih air minum kemasan agar lebih praktis dan terjamin kualitasnya.
Melakukan Perjalanan Darat
Jika lewat darat, pastikan pilih kendaraan yang nyaman. Namun
tetap, lakukan perjalanan pendek dan hindari perjalanan jauh. Jalan
darat bisa sangat melelahkan, sehingga batasi berkendara tidak lebih
dari 5-6 jam perhari. Pakai sabuk pengaman dengan benar untuk
memastikan anda dari goncangan tiba-tiba. Jika perlu pilih mobil
yang memiliki kantung udara pengaman dan aktifkan kantung udara
setiap saat. Menjauhlah sebisa mungkin dari dashboard demi
menghindari tumbukan dengan perut jika sewaktu-waktu ada
kecelakaan atau pengereman mendadak. Beristirahat tiap dua jam

sekali. Hentikan mobil lalu lakukan peregangan di sekitar mobil.


Bersantailah sejenak untuk makan, minum dan buang air kecil.
Bila anda harus memilih bis atau kereta, pilihlah bepergian dengan
kereta. Pesan tempat duduk di gang agar anda mudah ke toilet karena
ibu hamil gampang buang air kecil. Jangan membawa koper atau
bagasi sendiri, mintalah bantuan orang lain untuk membawa koper
anda.
Melakukan Perjalanan Dengan Pesawat
Ini mungkin alat teraman melakukan perjalanan saat hamil. Pesawat
memiliki kabin dengan tekanan oksigen cukup, sehingga anda tak
perlu khawatir kehilangan nafas saat di ketinggian. Namun perlu
dilakukan saat memesan tiket, informasikan kepada petugas tentang
kehamilan anda. Beberapa maskapai mungkin meminta surat
keterangan dokter jika perjalanan dilakukan di atas usia 30 minggu
kehamilan. Pilihlah kursi dengan ruang yang cukup bagi kaki untuk
mempermudah anda bangkit jika ingin menuju kamar kecil. Bila anda
sedik risau tentang detektor metal di bandara, tak perlu cemas, alat itu
tidak berbahaya bagi bayi anda.
Pilihlah kursi dengan ruang yang cukup bagi kaki untuk
mempermudah anda bangkit jika ingin menuju kamar kecil. Bila anda
sedik risau tentang detektor metal di bandara, tak perlu cemas, alat itu
tidak berbahaya bagi bayi anda. Kelembaban udara di pesawat rendah
sehingga anda perlu banyakminum air untuk menghindari dehidrasi
terutama pada penerbangan jauh. Gerakkan kaki setiap 15 menit
mengingat ibu hamil sering mengalamikejang kaki akibat

penggumpalan di pembuluh darah balik akibat terlalulama duduk.


Diantaranya dengan meluruskan kaki, memutar pergelangankaki,
menggerakkan ibu jari.
Melakukan Perjalanan Laut
Berpergian lewat laut? Cobalah sebisa mungkin tak memilih jenis
perjalanan ini. Itu dapat membuat perut anda terguncang dan anda
pun jelas tak nyaman. Bagaimanapun bila anda harus, pastikan ada
dokter di kapal dan kapal memiliki cukup fasilitas medis untuk
mengatasi ketidaknyamanan anda. Kapal biasanya memiliki panduan
keamanan bagi wanita hamil, pergilah temui petugas khusus ini untuk
membuat perjalanan anda lebih nyaman. Jika anda khawatir mabuk
laut siapkan kantung muntah atau bawa sekantung permen jahe untuk
mengurangi mual.
Sumber

:
Tips
Melakukan
Perjalanan
Saat
Hamil

Bidanku.com http://bidanku.com/tips-melakukan-perjalanansaat-hamil#ixzz3O7SNum5I

About these ads


Related

Tips Perjalanan Mudik Lebaraan Saat HamilIn "kehamilan"


Pentingnya Melakukan Test Darah Saat HamilIn "kehamilan"
Pentingnya Melakukan Test Darah Saat HamilIn "kehamilan"

About bidandelima
Bismillah... Cukuplah bl aq merasa mulia krn Engkau sbg Tuhan bagiq & cukuplh
bila aq bangga bahwa aq mnjd hamba bagiMu. Engkau bagiq sebagaimana yg aq
cintai, mk berilah aq taufik sebagaimna yg Engkau cintai. (Sayidina Ali
Karamallahu Wajnah) "Ya Allah, Jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan

mereka, jangan Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku
lantaran ketidaktahuan mereka" (Abu Bakar As-Shiddiq. ra)
View all posts by bidandelima
This entry was posted in kehamilan. Bookmark the permalink.
Susu Ibu Hamil
Mengapa Diet Buruk untuk Wanita Hamil

Leave a Reply

google search

Search

Gratis Newsletter

Daftarkan diri anda di Internet


Marketing Newsletter saya secara
GRATIS & saya akan berikan tips
& rahasia bagaimana mendapatkan
duit lewat Internet secara
konsisten, mulai dari sekarang.
Join 3 other followers

Ya Saya Mau Gratis!

Recent Posts

Mengatasi Hidung Tersumbat Pada Bayi Baru Lahir

Penyebab Kelainan Kongenital Pada Bayi Baru Lahir

Kehamilan Lewat Waktu (Prolonged Pregnancy)

MIOMA UTERI

SC (SECTIO CAESARIA)

HIPERTENSI

GAGAL GINJAL KRONIK/ CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

Gangguan Sistem Pernapasan pada Manusia

Penyebab Mimisan dan Cara Mengatasinya

Macam-macam Penyakit Jantung

SISTEM PEREDARAN DARAH & CARA KERJA JANTUNG

BRONCHOPNEUMONIA PADA ANAK

PICA, Ngidam yang Berbahaya

Mengapa Diet Buruk untuk Wanita Hamil

Tips Melakukan Perjalanan Saat Hamil

Archives

January 2015 (16)

October 2014 (2)

September 2014 (6)

August 2014 (3)

June 2014 (8)

May 2014 (2)

April 2014 (8)

March 2014 (1)

September 2013 (17)

March 2012 (1)

January 2012 (1)

December 2011 (1)

November 2011 (5)

October 2011 (1)

June 2011 (2)

May 2011 (14)

November 2010 (50)

October 2010 (9)

Blog Stats

126,401 Pengunjung

Bidandelima's Blog
The Twenty Ten Theme. Blog at WordPress.com.
Follow

Follow Bidandelima's Blog

Get every new post delivered to your Inbox.


Sign me up

Build a website with WordPress.com

Mengapa Diet Buruk untuk Wanita Hamil


Posted on January 7, 2015by bidandelima

Rate This

Janin untuk pertumbuhan hanya


mengandalkan gizi yang dikonsumsi oleh ibunya, mengkonsumsi
makanan yang tepat itu sangat penting, dibandingkan dengan
kebiasaan kesehatan prenatal . Salah satu kebiasaan yang berpotensi
berbahaya pada saat anda hamil adalah pada saat membatasi jumlah
makanan yang anda makan, kebiasaan membatasi jumlah makanan
dapat memiliki efek samping terhadap janin. Salah satu faktor utama
yang dapat berkembang terhadap bayi nantinya, apabila tidak cukup

makan selama kehamilan memungkinkan rendahnya berat badan bayi


anda pada saat melahirkan. Karena itu bayi anda sangat
membutuhkan nutrisi dari makanan yang anda makan agar dapat
berkembang dalam rahim. Adapun pada saat anda membatasi jumlah
makanan, menyebabkan berkurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk
tumbuh berat badan yang sehat sebelum kelahirannya. Berat badan
lahir rendah meningkatkan risiko anak anda untuk masalah lain
seperti jaringan terbelakang atau masalah kesehatan serius lainnya.
Kekurangan nutrisi akibat diet selama kehamilan juga dapat
berkontribusi pasca kehamilan, sehingga menyebabkan bayi prematur
nantinya. Bayi prematur yang lahir sebelum 37 minggu kehamilan,
memiliki risiko yang tinggi terhadap perkembangan paru-paru dan
organ lainnya, serta infeksi, pendarahan di otak, sakit kuning, sistem
pencernaan yang kurang baik, dan kebutaan. Dalam beberapa kasus,
masalah kesehatan bisa sangat serius sehingga dapat menyebabkan
kematian bayi.
Kesehatan Ibu
Membatasi jumlah makanan dapat mempengaruhi kesehatan anda
serta bayi anda. Misalnya, saat anda hamil membutuhkan
peningkatan kebutuhan darah yang baik bagi anda dan bayi anda,
tubuh anda membutuhkan peningkatan sel-sel darah merah.
Membatasi jumlah makanan saat hamil juga dapat menyebabkan
berbagai gannguan bagi ibu seperti sakit kepala, lemah, pusing, mual,
dan bahkan pingsan, yang dapat berbahaya bagi ibu dan bayi.
Puasa
Yang perlu diingat bahwa ada perbedaan antara membatasi jumlah
makanan selama kehamilan, seperti anoreksia atau gangguan makan

lainnya dengan berpuasa untuk kesehatan, tujuan budaya atau


spiritual. Apabila berpuasa untuk waktu yang lama, konsultasikan
dengan dokter anda untuk memastikan bahwa anda dan bayi anda
cukup sehat untuk berpuasa. Beberapa cara berpuasa pada saat anda
hamil :

Diusahakan untuk makan pada saat sahur.


Pada saat berpuasa mungkin akan mengalami dehidrasi karena
itu pada saat sahur ataupun berpuka puasa untuk minum yang
banyak.
Memperhatikan kandungan gizi dan mineral yang anda makan
apakah sudah cukup.
Istirahat yang cukup dengan mengurangi segala aktifitas baik
dirumah maupun dikantor.
Memperbaiki menu makanan pada saat sahur ataupun berbuka
puasa, apabila berat anda menurun.
Apabila saat berpuasa berat badan anda menurun sebaiknya
mencoba untuk memakanan makanan yang bergizi pada saat sahur.
Periksakan kehamilan anda pada dokter sesuai jadwal, apabila
ada perubahan pada berat badan ataupun gerakan janin tidak
seperti biasanya sebelum anda melakukan berpuasa. mungkin
dokter menyarankan untuk menghentikan puasanya dan mencoba
untuk memperbaiki pola makannya.

KELAINAN SIKLUS MENSTRUASI


Dr. Suparyanto, M.Kes

KELAINAN SIKLUS MENSTRUASI

PENGERTIAN HAID

Haid adalah perdarahan secara priodik dan siklik dari rahim disertai pengeluaran

(deskuamiasi) endometrium, yang dipengaruhi oleh hormon-hormon tertentu.

Hormon-hormon ini diatur oleh otak, alat-alat kandungan, kelenjar tyroid, dan beberapa

kelenjar lainnya.

Hormon-hormon tersebut adalah:


1.

FSH/folice stimulating hormone yang dikeluarkan oleh otak.

2.

Estrogen yang dihasilkan kandung telur.

3.

LH/luteinizing hormone yang dihasilkan otak.

4.

Progesteron yang dihasilkan kandung telur.

Hormon-hormon tersebut mempunyai pola-pola tertentu. Setelah menstruasi selesai,

endometrium (otot rahim bagian dalam) menjadi semakin tebal karena pengaruh FSH dan
estrogen.

Jika terjadi ovulasi, selaput ini menjadi semakin tebal lagi. Mentruasi tersebut biasanya

terjadi pada wanita setiap 28 hari sekali atau disebut juga iklus mentruasi, dengan masa
mentruasi sekitar 7 hari. Namun, siklus mentruasi ini dapat bervariasi pada setiap orang. Siklus
ini dapat memendek atau memanjang. Wanita pertama kali menstruasi dinamakan menarche.
SIKLUS MENTRUASI

Siklus mentruasi terdiri atas.

1.Fase proliferasi.

Dibawah pengaruh estrogen, endometrium mengalami regenerasi, kelenjar memanjang,


dan jaringan ikat bertambah. Fase ini biasanya terjadi selama 7-9 hari.
2.Fase sekresi.

Dibawah pengaruh progesteron, kelenjar membesar dan melebar serta berkelok-kelok,


juga mengeluarkan banyak getah dan jaringan ikat diantaranya menjadi sembab. Fase ini
biasanya terjadi selama 11 hari.
3.Fase iskemia/prementruasi.

Jika telur tidak dibuahi, korpus luteum berdegenerasi dan lapisan endometrium
mengalami pengerutan. Saat ini hormon progesteron dan estrogen turun. fase Ini biasanya
terjadi selama 3 hari.
4.Fase mentruasi.

Fase ini biasanya terjadi selama 3-6 hari

GANGGUAN HAID DAN SIKLUS

Siklus perdarahan haid lamanya kurang lebih 2-6 hari, pada hari ke lima sampai ke 14

adalah fase folikuler atau prolifirasi yang di mulai setelah perdarahan berakhir dan berlangsung
sampai saat ovulasi. Fase ini berguna untuk menumbuhkan endometrium agar setiap menerima
ovum yang telah dibuahi. Pada fase ini dalam ovarium yang telah dibuahi . Pada fase ini dalam
ovarium terjadi pematangan folikel akibat pengaruh follice stimulating hormone (FSH) folikel ini
akan menghasilkan estradol dalam jumlah banyak. Pembentukan estradiol terus meningkat
sampai kira-kira hari ke-13.

Puncak sekresi luetinizing Hormone (LH) akan memacu terjadiny ovulasi pada hari ke

14. Hari ke 14-28 adalah fase luteal atau fase sekresi yang mempunyai ciri khas terbentuknya
korpus luteum dan terjadinya perubahan pada kelenjar endometrium. Pengaruh estrogen
terhadap endometrium paling terlihat pada hari ke 22, yaitu saat nidasi seharusnya terjadi.

Bila tidak terjadi nidasi, estradiol dan progesteron akan menghambat FSH dan LH

sehingga korpus luteum tidak dapat berkembang lagi. Akibat pengaruh estradiol dan
progesteron akan terjadi penyempitan pembuluh darah endometrium yang berlanjut dengan
iskemia. Dengan demikian, endometrium akan terlepas dan timbul perdarahan (Ariff mansjoer.
dkk. 2000. 371).
KELAINAN SIKLUS

Kelainan haid yang dijumpai dapat berupa kelainan siklus atau kelainan dari jumlah

darah yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan.


1.Polimenorea

Pada kelainan ini, siklus mentruasi memendek. Siklus mentruasi yang biasanya terjadi
sekitar 28 hari, pada kasus polimenorea akan terjadi kurang dari 28 hari. Yaitu sekitar 21 hari
dan darah yang keluar bisa sama atau lebih banyak dari pada biasanya. Kelainan ini biasanya
terjadi karena adanya gangguan hormonal atau adanya endometriosis (terdapat jaringan serupa
sel rahim di luar rahim) atau adanya peradangan.
2.Oligomenorea

Pada kelainan ini, Siklus mentruasi menjadi lebih panjang, yaitu lebih dari 35 hari dan
perdarahanya biasanya hanya sedikit. Kelainan ini biasnya terjadi karena adanya kelainan
hormonal, gangguan gizi, dan gangguan kejiwaan seperti stres atau karena penyakit-penyakit
tertentu.
3.Amenorea

Keadaan di mana tidak terjadinya mentruasi selama 3 bulan berturut-turut. Amenorea ini
di bagi 2, yaitu

1.

Amenorea primer

2.

Amenorea sekunder

OLIGOMENOREA

Oligomenorea merupakan suatu kondisi dimana siklus haid lebih panjang, lebih dari 35

hari (nomal: 25-35 hari). Apabila panjangnya siklus lebih dari tiga bulan, hal itu sudah
dinamakan amenorea. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang.

Oligomenorea dan amenorea sering kali mempunyai dasar yang sama, perbedaannya

terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak
terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi
lebih panjang dari biasanya.

Oligomenore yang terjadi pada remaja, seringkali disebabkan karena kurangnya

sinkronisasi antara hipotalamus, kelenjar pituari dan indung telur. Hipotalamus merupakan
bagian otak yang mengatur suhu tubuh, metabolisme sel dan fungsi dasar seperti makan, tidur
dan reproduksi. Hipotalamus mengatur pengeluaran hormon yang mengatur kelenjar pituari.
Kemudian

kelenjar

pituari

akan

merangsang

produksi

hormon

yang

mempengaruhi

pertumbuhan dan reproduksi. Pada awal dan akhir masa reproduksi wanita, beberapa hormon
tersebut dapat menjadi kurang tersinkronisasi, sehingga akan menyebabkan terjadinya haid
yang tidak teratur.

Oligomenorea yang menetap dapat terjadi akibat dari:


1.

Perpanjangan stadium follikuler.

2.

Perpanjangan stadium luteal.

3.

Kedua stadium diatas menjadi panjang.

Pada PCOS (polycystic ovary syndrome), oligomenore dapat disebabkan oleh kadar

hormon wanita & hormon pria yang tidak sesuai. Hormon pria diproduksi dalam jumlah yang
kecil oleh setiap wanita, tetapi pada wanita yang mengalami PCOS, kadar hormon pria tersebut
(androgen) lebih tinggi dibandingkan pada wanita lain. Pada atlet wanita, model, artis, penari,
oligomenore terjadi karena rasio antara lemak tubuh dengan berat badan turun sangat jauh.
PENYEBAB OLIGOMENOREA

Oligomenorea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan

kelainan endoktrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau


sebab sistematik seperti kehilangan berat badan berlebih. Dapat juga terjadi pada wanita
dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan androgen yang lebih
tinggi dari kadar pada wanita normal. Oligomenore dapat juga terjadi pada stress fisik dan

emosional, penyakit kronis, tumor yang mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk.
Oligomenorrhe dapat juga disebabkan ketidak seimbangan hormonal seperti pada awal
pubertas.Oligomenore yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium folikular,
perpanjangan stadium luteal, ataupun perpanjang kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba-tiba
memanjang maka dapat disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit.
GEJALA-GEJALA DARI OLIGOMENOREA MELIPUTI :
1.

Periode siklus menstruasi yang lebih dari 35 hari sekali, dimana hanya

didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun.


2.

Haid yang tidak teratur dengan jumlah yang tidak tentu.

3.

Pada beberapa wanita yang mengalami oligomenore terkadang juga mengalami

kesulitan untuk hamil.

Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab, wanita tersebut mungkin mengalami

osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk
mengalami kanker uterus.
PENANGANAN

Pengobatan oligomenore tergantung dengan penyebab, berikut uraiannya:


1.

Pada oligomenore dengan anovulatoir serta pada remaja dan wanita yang

mendekati menopouse tidak memerlukan terapi.


2.

Perbaikan

status gizi

pada penderita dengan

gangguan

nutrisi

dapat

memperbaiki keadaan oligomenore.


3.

Oligomenore sering diobati dengan pil KB untuk memperbaiki ketidak

seimbangan hormonal.
4.

Bila gejala terjadi akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan: Adanya

tumor yang mempengaruhi pengeluaran hormon estrogen, maka tumor ini perlu di tindak
lanjuti seperti dengan operasi, kemoterapi, dll
5.

Pengobatan alternatif lainnya dapat menggunakan akupuntur atau ramuan

herbal.
Pengobatan herbal seperti :
1.

Air degan

2.

Lalapan daun pepaya yg sudah direbus

3.

Minum jamu dari kunyit dan asam jawa campur sedikit gula jawa.

4.

2 rimpang kunyit, sendok teh ketumbar, sendok teh biji pala, genggam

daun srigading. Semua bahan ditumbuk halus, direbus dengan 1 kliter air sampai
mendidih, saring dan dinginkan. Minum 1 gelas perhari untuk memperlancar haid.
KOMPLIKASI

Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya fertilitas dan setres emosional

pada penderita sehingga dapat memperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa
akan memburuk bila oligomenorea mengarah pada fertilitas atau tanda dari keganasan
(Zumrohhasanah, 2008, oligominorea, http:/www, diakses pada tgl 10 April 2011, jam 15:00).

Pada umumnya oligomenorea yang avulator tidak memerlukan teraphi, kalau mendekati

amenorea maka dapat diusahakan mangadakan ovulasi. Kelainan banyaknya perdarahan dan
lamanya perdarahan, banyak perdarahan ditentukan oleh:
1.

Lebarnya pembuluh darah: pada hipoplasia uteri, astheni, tumor-tumor yang

mengurangi daya kontraksi seperti mioma.


2.

Banyaknya pembuluh darah yang terbuka atau luasnya luka: pada uterus

myomatosus, endrometriosis interna.


3.

Tekanan intravaskuler: tekanan arteriil meninggi, pada tumor-tumor, kelainan

letak.
4.

Daya beku darah.

Kita tahu bahwa darah haid terlalu banyak apabila ada bekuan darah dalam darah haid.

Lamanya perdarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau dengan perkataan lain oleh
daya regenerasi endometrium. Daya regenerasi berkurang pada infeksi, pada myoma atau polip
dan pada carcinoma (Offset, Elstar. 1981).
DAFTAR PUSTAKA

1.

Alimul, Aziz. 2007. Riset Kepercayaan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:

Salemba medika
2.

Arikunto.

Suharsini.

2010.

Prosedur

Penelitian

Suatu

Pendekatan

Praktik.Jakarta: PT Renika Cipta


3.

Budiarto. Eko, SKM. 2006. Biostatiktik untuk Kedokteran dan Kesehatan

Masyarakat. Jakarta.
4.

Ian Danny Kurniawan, 2010, Angka Kejadian Oligomenorea, htt:/www, diakses

pada tanggal 10 april 2011, jam 15:00

5.

Mansjoer. Arif. Dkk. 2002. Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta. Media Aesculapus

6.

Manuaba. Ida Ayu Chandra, 2009, Memahami Kesehatan ReproduksiWanita.

Jakarta, EGC
7.

Notoajdmojo. Soekkidjo.2005. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT.

Renika Cipta.
8.

Notoajdmojo. Soekkidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Renika

Cipta
9.

Notoatmojdo. Soekidjo.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Renika

Cipta.
10.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian. Jakarta:

Salemba Medika.
11.

Najibah.Yahya, Dipi, 2010. KesehatanReproduksiPranikah. Jakarta:CIBTAC

12.

Offest, Elstar. 1981. Ginekologi. Bandung.

13.

Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Ilmu Kandungan.Jakarta. Yayasan Bina Pustaka.

14.

Rahmat,2010,Pengertian Mahasiswa, http/ id. diakses, pada tanggal 10 april

2011, pada jam, 15:00


15.

Saundres Company,W.B,dkk. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta.

Kedokteran EGC.
16.

Sugiyono, 2009. Metodelogi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Menstruasi adalah siklus alami pada tubuh wanita. Siklus menstruasi


pertama umumnya terjadi pada gadis remaja saat mereka memasuki
masa pubertas, yaitu antara usia 8-16 tahun.

Siklus ini kebanyakan dimulai pada usia 12 tahun atau sekitar 2-3
tahun setelah payudara mulai tumbuh. Mereka juga mungkin akan
mengalami menstruasi pertama pada usia yang sama dengan ibu
atau kakak perempuan mereka. Menstruasi akan terus berlangsung
sampai menopause tiba. Menopause biasanya terjadi pada wanita
usia 40 tahun hingga pertengahan usia 50 tahun.
Siklus menstruasi umumnya akan muncul tiap sekitar empat
minggu, dimulai sejak hari pertama menstruasi sampai hari
pertama menstruasi berikutnya tiba. Tetapi tidak semua
wanita mengalami siklus yang sama. Wanita berusia 40-an
dan gadis remaja cenderung memiliki siklus yang lebih lama.
Hormon estrogen dalam tubuh wanita akan meningkat pada
tiap siklus menstruasi untuk bersiap menghadapi

kemungkinan terjadinya kehamilan. Masa ovulasi atau


pelepasan sel telur dari ovarium akan terjadi dan dinding
rahim akan menebal.Jika tidak dibuahi, sel telur akan diserap
tubuh dan dinding rahim yang sudah menebal akan luruh,
kemudian mengalir keluar dari tubuh bercampur dengan
darah.
Gejala Menstruasi
Saat menstruasi, wanita akan mengalami pendarahan dari
vagina selama kira-kira 2-7 hari dengan volume darah ratarata sekitar 40mililiter. Tetapi ada juga sebagian wanita yang
mengeluarkan darah yang lebih banyak. Volume pendarahan
terbanyak selama menstruasi biasanya terjadi pada hari
pertama dan kedua.
Menstruasi juga dapat berubah, tergantung kondisi Anda.
Perubahan ini memang tidak perlu dicemaskan karena belum
tentu mengindikasikan masalah kesehatan. Tetapi disarankan
bagi Anda untuk tetap memeriksakan diri ke dokter jika
mengalami kondisi gangguan pada siklus menstruasi.
Dalam siklus menstruasi, perubahan kadar hormon di dalam
tubuh wanita akan terjadi, khususnya pada masa sebelum
menstruasi. Berubahnya jumlah hormon dapat menyebabkan
dampak pada fisik dan emosi yang terkadang dapat muncul
berhari-hari sebelum menstruasi. Gejala ini disebut sindrom
prahaid (PMS).
Beberapa perubahan fisik yang biasanya muncul sebelum
menstruasi berlangsung adalah:

Lemas dan lelah.

Sakit kepala.
Perut kembung dan mual.
Payudara yang membesar dan terasa nyeri.

Kenaikan berat badan.

Nyeri pada otot, sendi, punggung, serta perut bagian


bawah.
Berkurangnya gairah seks.
Perubahan pada nafsu makan.
Diare atau konstipasi.
Sedangkan perubahan emosi yang bisa terjadi pada saat
wanita mengalami sindrom prahaid adalah:

Merasa sedih atau depresi.


Sering uring-uringan.

Suasana hati yang tidak stabil.

Sulit berkonsentrasi.

Mudah menangis.

Kecemasan berlebihan.

Linglung dan pelupa.

Turunnya rasa percaya diri.

Ada beberapa gejala yang akan berkurang saat menstruasi


sudah mulai dan hilang beberapa hari setelah menstruasi
selesai. Tetapi gejala lainnya, terutama kenaikan berat badan,

harus diatasi dengan penyesuaian pola makan sehat dan


olahraga secara rutin.
Jika Anda mengalami rasa sakit atau kram perut saat
menstruasi hingga mengganggu aktivitas, berikut ini adalah
beberapa cara yang bisa digunakan untuk menguranginya:

Menghangatkan perut, misalnya dengan kompres air


hangat.
Olahraga ringan.
Berbaring dan menaruh bantal di bawah lutut atau
berbaring miring dan menekuk lutut ke arah dada.
Memijat perut bagian bawah.
Meminum obat pereda rasa sakit (analgesik),
misalnya parasetamol.
Kelainan pada Siklus Menstruasi
Durasi serta volume pendarahan pada siklus menstruasi yang
dialami tiap wanita berbeda-beda. Tiap wanita dianjurkan
untuk memperhatikan atau mencatat siklus menstruasinya
agar dapat segera menyadari jika muncul kejanggalan
tertentu. Siklus menstruasi yang tidak biasa atau volume
darah yang berlebihan terkadang dapat mengindikasikan
adanya komplikasi atau masalah kesehatan. Permasalahan
dalam menstruasi yang umum terjadi dibagi dalam empat
kategori, yaitu:
Menorrhagia

Menorrhagia adalah volume darah yang berlebihan saat


menstruasi. Beberapa gejala dalam kondisi ini adalah:
Volume darah yang terlalu banyak sehingga harus
mengganti pembalut tiap jam dan ini berlangsung selama
beberapa jam.
Harus menggunakan dua pembalut untuk menampung
pendarahan.
Harus bangun untuk mengganti pembalut pada saat
tidur.
Mengalami gejala anemia, misalnya kelelahan atau
napas pendek.
Durasi menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari.
Terdapat gumpalan darah berukuran besar lebih dari
sehari.
Harus membatasi rutinitas karena volume darah yang
hilang berlebihan saat menstruasi.
Selain menggunakan pembalut berdaya serap tinggi, volume
pendarahan yang terlalu banyak ini juga dapat dikurangi
dengan intrauterine device (IUD). Alat ini akan dimasukkan ke
rahim dan dapat mengeluarkan hormon progestogen. IUD
akan mencegah penebalan dinding rahim sehingga
pendarahan haid pun berkurang.
Alternatif lainnya adalah dengan obat tranexamic acid. Obat
ini bekerja dengan membantu darah dalam rahim agar
membeku.
Menorrhagia bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari
ketidakseimbangan hormon hingga fibroid yang tumbuh pada

rahim. Oleh karena itu, sebaiknya periksakan diri ke dokter


jika mengalami pendarahan yang berlebihan agar dapat
ditangani dengan baik.
Amenorrhoea
Amenorrhoea adalah istilah medis di mana menstruasi
terhenti sama sekali. Kondisi ini biasanya diakibatkan tidak
adanya produksi sel telur. Tanpa mengalami masa subur,
seorang wanita tidak akan bisa hamil.
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan masalah ini,
termasuk:

Obat-obatan.

Stres berat.

Berat badan yang turun secara drastis atau berat badan


di bawah normal.

Olahraga yang berlebihan.

Menggunakan metode kontrasepsi.

Sindrom ovarium polikistik.

Abnormalitas pada saluran peredaran darah haid.

Hipertiroidisme atau hipotiroidisme.


Jika penyebabnya sudah diatasi, menstruasi biasanya akan
kembali.
Dysmenorrhoea
Rasa sakit saat menstruasi (dysmenorrhoea) adalah hal biasa
yang pernah dirasakan tiap wanita. Rasa nyeri atau sakit ini

biasanya terjadi sebelum dan pada saat menstruasi. Letak


sakitnya juga berbeda-beda, misalnya pada:
Vagina

Punggung bagian bawah

Panggul

Perut bagian bawah


Obat pereda sakit juga dapat digunakan untuk mengatasinya.
Tetapi hubungilah dokter jika Anda mengalami sakit yang
tidak tertahankan saat mengalami menstruasi untuk
memastikan bahwa kondisi ini bukan disebabkan oleh
penyakit tertentu. Rasa sakit saat menstruasi yang tidak
disebabkan oleh penyakit tertentu, cenderung berkurang
seiring bertambahnya usia dan setelah melahirkan.
Oligomenorrhoea
Kurun waktu siklus menstruasi umumnya sekitar 28 hari.
Sedangkan durasi menstruasi biasanya berlangsung selama
2-7 hari. Tetapi ada juga wanita yang mengalami menstruasi
secara tidak teratur dan kondisi ini disebut
sebagaioligomenorrhoea.
Jika mengalami oligomenorrhoea, jarak antara menstruasi
yang dialami serta volume darah yang keluar akan berbedabeda. Terdapat beberapa penyebabnya seperti penggunaan
kontrasepsi, perubahan berat badan yang drastis dan stres,
sehingga penanganannya pun berbeda-beda.

You might also like