Professional Documents
Culture Documents
PENGERTIAN PANCASILA
A. Asal Mula Kata Pancasila
Etimologi kata Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India (bahasa kasta
Brahmana) yaitu panca yang berarti lima dan sila yang berarti dasar. Jadi secara
harfiah, Pancasila dapat diartikan sebagai lima dasar.
2.
Rantai tersebut terdiri atas mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling
berkait membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan
yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun
melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain
dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.
3.
MAKNA
DAN
CONTOH
PELANGAGARAN
YANG
di Indonesia, merupakan pekerjaan rumah yang tak kunjung selesai. Mereka berkeliaran
di jalanan, tidur di trotoar, dan jauh dari hidup layak, apalagi sejahtera. Orang yang teras
tokonya disinggahi tunawisma, mengusir mereka dengan paksa bahkan perasaan jijik.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya. Contoh pelanggaran: Kurangnya
pendataan terhadap kelompok rentan: warga binaan hukum, kalangan difabel, pasien,
tenaga kesehatan, dan penduduk daerah sengketa. (Komnas HAM 2014).
3. Mengembangkan
sikap
saling
mencintai
sesama
manusia.
Contoh
pelanggaran: Banyaknya kasus kekerasan terhadap buruh dan pembantu rumah tangga.
Ada yang disiksa secara fisik, dihina lewat perkataan, gajinya dipotong sesuka hati, dll.
4. Mengembangkan
sikap
saling
tenggang
rasa,
dan
tepa
selira.
Contoh pelanggaran: Pedesaan masih dianggap sebagai tempat yang subur bagi warisan
budaya. Namun, ternyata zaman yang lekas bergulir ini sedikit banyak telah
mempengaruhi kita. Sudah jarang penduduk yang mau bekerja bersama tanpa dibayar,
datang membantu acara di rumah tetangga,dll.
5. Mengembangkan
sikap
tidak
semena-mena
terhadap
orang
lain.
Contoh pelanggaran: Masyarakat masih banyak yang memasung keluarga mereka yang
mengalami gangguan kejiwaan. Pasung begitu membatasi, bukan hanya kebebasan fisik
namun juga kejiwaan manusia. Akibat masalah ekonomi, jamak mereka tidak diberi
6.
sukarelawan.
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. . Contoh pelanggaran: Seorang terduga
anggota ISIS, berperan menyebarkan paham radikal melalui situs yang mengangkat isu
SARA demi menyebarkan kebencian.Juga mendistribusikan buletin terjemahan untuk
8.
seribu bahasa meski tahu apa yang mereka lakukan bertentangan dengan apa yang
diajarkan di sekolah.
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
Contoh pelanggaran: Tindakan merusak lingkungan berupa pencemaran udara oleh asap
pabrik, membuang sampah ke laut, hingga penggundulan hutan yang bangsa ini lakukan
di atas tanahnya sendiri, merupakan ketidakpedulian terhadap dunia, alam semesta tanpa
sekat-sekat negara. Hukum sebab-akibat bisa menjelaskannya, apapun yang kita lakukan
di sini, berpengaruh di sana.
10. Mengembangkan sikap hormat-menghormati, dan bekerja sama dengan bangsa
lain.
pernyataan perdana menteri Australia Tony Abbott. Rakyat negara ini berang, beramairamai kumpulkan koin, tak terima bantuan yang diperolehnya dulu diingat-ingat.
Alangkah anggunnya jika kita tak perlu merespon demikian kasar, cukup berterima kasih,
tanpa mengurangi ketegasan keputusan.
Sila ke-dua Pancasila ini mengandung makna warga Negara Indonesia mengakui adanya
manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia yang memiliki kedudukan, dan derajat
yang lebih tiinggi dan harus dipertahankan dengan kehidupan yang layak), memperlakukan
manusia secara adil dan beradab di mana manusia memiliki daya cipta, rasa, karsa, niat dan
keinginan sehingga jelas adanya perbedaan antara manusia dan hewan.
Jadi sila kedua ini menghendaki warga Negara untuk menghormati kedudukan setiap
manusia dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing, setiap manusia berhak mempunyai
kehidupan yang layak dan bertindak jujur serta menggunakan norma sopan santun dalam
pergaulan sesama manusia.
Makna dari sila ini diharapkan dapat mendorong seseorang untuk senantiasa
menghormati harkat dan martabat oranglain sebagai pribadi dan anggota masyarakat. Dengan
sikap ini diharapkan dapat menyadarkan bahwa dirinya merupakan makhluk sosial yang
mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Atas dasar sikap perikemanusiaan ini, maka
bangsa Indonesia menghormati hak hidup bangsa lain menurut aspirasinya masing-masing.
Dan menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi ini. Hal itu dikarenakan berlawanan
dengan nilai perikemanusiaan.
4.
5.
6.
7.
Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga dijadikan pedoman hidup
bangsa Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir dan batin dalam masyarakat yang
heterogen (beraneka ragam). Pancasila kemudian menjadi jiwa dan kepribadian bangsa
Indonesia, Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri
khas bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat
membedakan dengan bangsa lain. Setiap sila Pancasila mengandung nilai-nilai yang menjadi
dasar norma dan aturan dalam kehidupan sehari-hari dalam hidup bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Banyak sekali nilai yang terkandung dalam sila Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab dan harus kita terapkan, antara lain: Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Menyambut
tantangan ke depan bangsa Indonesia dalam menghadapi era globalisasi ekonomi, ancaman
bahaya laten terorisme, komunisme dan fundamentalisme merupakan sebuah tantangan
tersendiri bagi bangsa Indonesia. Disamping itu yang patut diwaspadai adalah
pengelompokan suku bangsa di Indonesia yang kini semakin kuat. Ketika bangsa ini kembali
dicoba oleh pengaruh asing untuk dikotak kotakan tidak saja oleh konflik vertikal tetapi juga
oleh pandangan terhadap ke Tuhanan Yang Maha Esa.
Pemahaman nasionalisme yang berkurang turut menjadikan sila kedua Pancasila
merupakan sesuatu yang amat penting untuk dikaji. Di saat negara membutuhkan soliditas
dan persatuan hingga sikap gotong royong, sebagian kecil masyarakat terutama justru yang
ada di perkotaan justru lebih mengutamakan kelompoknya, golonganya bahkan negara lain
dibandingkan kepentingan negaranya. Untuk itu sebaiknya setiap komponen masyarakat
saling berinterospeksi diri untuk dikemudian bersatu bahu membahu membawa bangsa ini
dari keterpurukan dan krisis multidimensi. Dari beberapa butir isi dari sila ke 2 Pancasila kita
dapat merasakan adanya degradasi (kemunduran) perilaku masyarakat Indonesia.
8.
IMPLEMENTASI
SILA
KEDUA
DALAM
KEHIDUPAN
MASYARAKAT
Sesuai dengan butir-butir sila kedua yang telah diuraikan pada pembahasan diatas, sila
perikemanusiaan ini memiliki makna yang sangat berarti sebagai landasan kehidupan
manusia. Sila ini dijadikan sebagai pedoman bertingkah laku dalam masyarakat. Selain itu
peri kemanusiaan adalah naluri manusia yang berkembang sejak lahir. Sama halnya dengan
naluri manusia yang lain, seperti naluri suka berkumpul, naluri berkeluarga, dan lain-lain.
Oleh karena peri kemanusiaan merupakan naluri, maka tidak mungkin manusia
menghapuskannya. Dengan perasaan peri kemanusiaan itulah manusia dapat membentuk
masyarakat yang penuh kasih sayang serta saling menghormati diantara anggota-anggotanya.
Oleh karena itu tepatlah rumusan sila kemanusiaan yang adil dan beradab masuk dalam
falsafah Pancasila. Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam sila ini membentuk watak
bangsa kita menjadi bangsa yang lemah lembut, sopan santun, tengang rasa, saling
mencintai, bergotong royong dalam kebaikan, dan lain sebagainya. Sehubungan dengan hal
tersebut maka pengamalannya adalah sebagai berikut :
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesame
manusia. Butir ini menghendaki bahwa setiap manusia mempunyai martabat, sehingga tidak
boleh melecehkan
manusia yang lain, atau menghalangi manusia lain untuk hidup secara
layak, serta menghormati kepunyaan atau milik (harta, sifat dan karakter) orang lain.
2. Saling mencintai sesama manusia. Kata cinta menghendaki adanya suatu keinginan
yang sangat besar untuk memperoleh sesuatu dan rasa untuk memiliki dan kalau perlu
pengorbanan untuk mempertahankannya. Dengan perasaan cinta pula manusia dapat
mempergiat hubungan social seperti kerjasama, gotong royong, dan solidaritas. Dengan rasa
cinta kasih itu pula orang akan berbuat ikhlas, saling membesarkan hati, saling berlaku setia
dan jujur, saling menghargai harkat dan derajat satu sama lain.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa. Sikap ini menghendaki adanya usaha dan
kemauan dari setiap manusia Indonesia untuk menghargai dan menghormati perasaan orang
lain. Harusnya dalam bertingkah laku baik lisan maupun perbuatan kepada orang lain,
hendaknya diukur dengan diri kita sendiri; bilamana kita tidak senang disakiti hatinya, maka
janganlah kita menyakiti orang lain. Sikap tenggang rasa juga dapat kita wujudkan dalam
toleransi dalam beragama.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Semena-mena berarti sewenang-wenang,
berat sebelah, dan tidak berimbang. Oleh sebab itu butir ini menghendaki, perilaku setiap
manusia terhadap orang tidak boleh sewenang-wenang, harus menjunjung tinggi hak dan
kewajiban.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Setiap warga Negara harus menjunjung tinggi
dan melaksanakan nilai-nilai kemanusiaan dengan baik, seperti :
a. Mengakui adanya masyarakat yang bersifat majemuk.
b. Melakukan musyawarah dengan dasar kesadaran dan kedewasaan untuk menerima
kompromi.
c.
d.
e.
f.
9. KESIMPULAN
Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku
yang penting dan baik. Salah satu isi dari Pancasila tersebut adalah Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab yang mengajarkan bahwa kita harus menjadi masyarakat yang taat dan beradab
bagi negaranya sendiri. . Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam sila ini membentuk watak
bangsa kita menjadi bangsa yang lemah lembut, sopan santun, tenggang rasa, saling
mencintai, bergotong royong dalam kebaikan, dan lain sebagainya.Sila ini juga mengajarkan
agar kita menghargai masyarakat kecil di sekitar kita,,karena dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara tidak boleh membedakan martabat,pangkat,dan derajat.