Professional Documents
Culture Documents
HEMATOCHEZIA
RUANG KENANGA RS MARGONO SOEKARJO
A. PENGERTIAN
Hematochezia adalah BAB berdarah yang menyebabkan tinja menjadi berwarna merah
terang akibat darah. Perdarahan dari anus dengan warna merah segar dinamakan
hematochezia. Berak darah atau biasa disebut hematochezia ditandai dengan keluarnya
darah berwarna merah terang dari anus, dapat berbentuk gumpalan atau telah
bercampur dengan tinja.
B. ETIOLOGI
Penyebab dari hematochezia ini adalah berasal dari saluran cerna bagian bawah. Nama
penyakit yang mendasarinya adalah hemoroid (wasir), infeksi kuman seperti amuba,
tifus, disentri yang berat, kanker usus besar, radang usus besar menahun oleh sebab
penyakit autoimun (inflammatory bowel disease).
Upper GI saluran (biasanya kotoran hitam):
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Keluar darah segar dari anus sebelum 14 jam
2. Lemas, pusing, pucat
3. Konstipasi
4. Nyeri Perut
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan awal yang harus dilakukan adalah pemeriksaan tinja dan colok dubur.
Pemeriksaan lanjutan yang perlu dilakukan adalah kolonoskopi. Kolonoskopi
merupakan pilihan dalam diagnosis dan terapi perdarahan saluran cerna bawah. Polip
juvenis dapat diterapi dengan polipektomi melalui kolonoskopi, tindakan hemostasis
lain seperti skleroterapi, elektrokauterisasi, laser dan ligasi banding dapat dilakukan
pada kelainan pembuluh darah kolon.
E. PENATALAKSANAAN
Pengobatan yang dilakukan adalah perbaikan keadaan umum, karena pada penderita ini
keadaan badan agak lemas karena kekurangan darah dalam waktu yang lama.
Pengobatan definitif disesuaikan dengan penyebabnya. Pada beberapa kasus dapat
terjadi perdarahan yang banyak sehingga diperlukan tindakan bedah untuk mencari
sumber perdarahan dan menghentikannya atau pada kasus yang tidak dapat dioperasi
perlu tindakan radiologi intervensi untuk memberikan injeksi koagulasi pada fokus
perdarahan.
F. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Riwayat Kesehatan
1. Riwayat mengidap : Penyakit Hepatitis kronis, cirrochis hepatis, hepatoma, ulkus
2.
3.
4.
5.
peptikum
Kanker saluran pencernaan bagian atas
Riwayat penyakit darah, misalnya DIC
Riwayat penggunaan obat-obat ulserogenik
Kebiasaan/gaya hidup : Alkoholisme, kebiasaan makan
Pengkajian Umum
1. Intake : anorexia, mual, muntah, penurunan berat badan
2. Eliminasi :
BAB : konstipasi atau diare, adakah melena (warna darah hitam, konsistensi pekat,
jumlahnya)
BAK : warna gelap, konsistensi pekat
Neurosensori : adanya penurunan kesadaran (bingung, halusinasi, koma).
3. Respirasi : sesak, dyspnoe, hipoxia
4. Aktifitas : lemah, lelah, letargi, penurunan tonus otot
Pengkajian Fisik
1. Kesadaran, tekanan darah, nadi, temperatur, respirasi
2. Inspeksi :
Mata : conjungtiva (ada tidaknya anemis)
Mulut : adanya isi lambung yang bercampur darah
Ekstremitas : ujung-ujung jari pucat
Kulit : dingin
3. Auskultasi :
Paru
Jantung : irama cepat atau lambat
Usus : peristaltik menurun
4. Perkusi :
Abdomen : terdengar sonor, kembung atau tidak
Reflek patela : menurun
5. Studi diagnostik
Pengkajian Khusus
Pengkajian Kebutuhan Fisiologis
1. Oksigen
Yang dikaji adalah :
a. Jumlah serta warna darah hematemesis.
b. Warna kecoklatan : darah dari lambung kemungkinan masih tertinggal,
potensial aspirasi.
c. Posisi tidur klien : untuk mencegah adanya muntah masuk ke jalan nafas,
mencegah renjatan.
d. Tanda-tanda renjatan : bisa terjadi apabila jumlah darah > 500 cc dan terjadi
secara kontinyu.
Jumlah perdarahan : observasi tanda-tanda hemodinamik yaitu tekanan darah, nadi,
pernapasan, temperatur. Biasanya tekanan darah (sistolik) 110 mmHg, pernafasan
cepat, nadi 110 x/menit, suhu antara 38 - 39 derajat Celcius, kulit dingin pucat atau
cyanosis pada bibir, ujung-ujung ekstremitas, sirkulasi darah ke ginjal berkurang,
menyebabkan urine berkurang.
2. Cairan
Keadaan yang perlu dikaji pada klien yang berhubungan dengan kebutuhan cairan yaitu
jumlah perdarahan yang terjadi. Jumlah darah akan menentukan cairan pengganti.
Dikaji : macam perdarahan/cara pengeluaran darah untuk menentukan lokasi
perdarahan serta jenis pembuluh darah yang pecah. Perdarahan yang terjadi secara
tiba-tiba, warna darah merah segar, serta keluarnya secara kontinyu menggambarkan
perdarahan yang terjadi pada saluran pencernaan bagian atas dan terjadi pecahnya
pembuluh darah arteri. Jika fase emergency sudah berlalu, pada fase berikutnya
lakukan pengkajian terhadap
a. Keseimbangan intake output. Pengkajian ini dilakukan pada klien hematemesis
melena yang disebabkan oleh pecahnya varices esofagus sebagai akibat dari
cirrochis hepatis yang sering mengalami asites dan edema.
b. Pemberian cairan infus yang diberikan pada klien.
c. Output urine dan catat jumlahnya per 24 jam.
d. Tanda-tanda dehidrasi seperti turgor kulit yang menurun, mata cekung, jumlah urin
yang sedikit. Untuk klien dengan hemetemesis melena sering mengalami gangguan
fungsi ginjal.
3. Nutrisi
Dikaji :
a. Kemampuan klien untuk beradaptasi dengan diit : 3 hari I cair selanjutnya
makanan lunak.
b. Pola makan klien
c. BB sebelum terjadi perdarahan