Professional Documents
Culture Documents
OLEH
KELOMPOK 2
BAMBANG PARDOSI
4143220023
4143220023
4143220023
4143220023
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga Kami kelompok 2 dapat menyelesaikan
Makalah yang berjudul Makanan dan Sistem Pencernaan
Dimana pada makalah kami ini, akan dijelaskan tentang jenis-jenis
makanan dan hewan-hewan apa saja yang memakan makanan tersebut. Nantinya,
akan dibahas pula tentang kelas hewan berdasarkan jenis makanan yang
dimakannya sehari-hari. Dalam makalah ini kami juga akan membahas bagaimana
proses pencernaan dari hewan Herbivora, Karnivora, dan Omnivora serta beberapa
contoh hewan yang invertebrate.
Makalah ini dibuat masih jau dari kata sempurna. Kami masih perlu
bimbingan dalam pepnyelesainnya agar makalah ini dapat lebih berisi ilmu yang
lebih dari awal kami membuatnya. Akhir kata kami kelompk 2 ucapkan
terimakasih.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap makhluk hiduo di bumi ini harus makan dan mencerna makanan
agar dapat mempertahankan kehidupannua (tumbuh, berkembang, berbiak, dan
sebagainya) hewan memerlukan masukan makanan yang mengandung berbagai
senyawa (nutrisi). Nutrisi dapat dibagi menjadi beberapa kelompok. Hewan pada
umumnya tidak dapat memproduksi sendiri (dalam tubuhnya) nutrisi ini, jadi
harus ada masukan dari luar. Di dalam tubuh, bahan ini dapat diubah atau
dikonversikan menjadi berbagai senyawa lain yang diperlukan, langsung
digunakan untuk membentuk struktur tubuh, energi, metabolisme, berbiak dan
sebagainya atau disimpan sebagai cadangan. Nutrisi yang masuk saling emmbantu
dan mempengaruhi, sehingga seringkali tidak dapat dikatakan bahwa salah satu
nutrisi selalu lebih penting dari pada yang lainnya.
Hewan memiliki sistem pencernaan. Hewan sederhana atau satu sel
mempunyai sistem pencernaannya sederhana, sedang hwan yang lenih kompleks
atau multiseluler memiliki sistem percernaan yang kompleks pula. Hewan dapat
dibagi ke dalam berbagai golongan atas dasar sistem pencernaan atau cara makan
ataupun jenis pakan yang dipilihnya. Hewan mampu mencerna pakan secara
mekanis atau secara kimia. Pada hewan multiselulas dapat dijumpai berbagai
organ dan peralatan yang berperan dalam pencernaan dengan fungsi khusus
yang tidak terdapat pada hewan yang lebih sederhana.
Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu makhluk
hidup memproses sebuah zat, dalam rangkak untuk mengubah secara kimia atau
mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Pencernaan terjadi pada organisme multi sel,
sel, dan tingakat sub-sel, biasanya pada hewan.
Pencernaan biasanya dibagi menjadi aktivitas mekanik dan kimia. Dalam
kebanyakan vertebrata, pencernaan adalah suatu proses banyak-tingkat dalam
sebuah sistem pencernaan, setelah ingesti dari bahan mentah, kebanyakan
organisme lain. Proses ingesti biasanya melibatkan beberapa tipe manipulasi
mekanik.
Strutur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan,
tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis
makanannya. Pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih
sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hwanhewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan
secara ekstrasel.
BAB II
ISI
Organ-organ Pencernaan
Secara berturut-turut pencernaan pada reptil meliputi :
1) Rongga mulut, pada bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas
dan rahang bawah, masing-masing memiliki deretan gigi yang
berbentuk kerucut, gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung
ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang
melekat pada tulang lidah dengan ujung bercapang dua.
2) Esofagus (kerongkongan)
3) Ventrikulus (Lambung)
4) Intestinum; terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada
anus.
Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu,
dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambir dan
bewarna kemerahan). Kantung empedu terletak pada tepi sebelah
kanan hati. Pankreas berada di antara lambung dan duodenum,
berbentuk pipih kekuning-kuningan.
Mekanisme Pencernaan Pada Reptil
Pada ular berbisa, terdapat gigi bisa yang tumbuh pada langit-langit
mulutnya. Bisa digunakan untuk melumpuhkan atau membunuh
mangsanya. Lidah pada cicak digunakan untuk menangkap mangsa.
Ular, berkarung dan cicak tidak mengunyah mangsa. Makanan yang
ditangkap langsung dikunyaknya. Bentuk lambung pada reptilian
sesuai dengan bentuk tubuhnya. Kura-kura memiliki lambung
membulat, ular dan berkarung memiliki bentuk lambung yang
memanjang. Sistem pencernaan makanan pada reptil, memiliki kelenjar
pencernaan yaitu hati, kantung empedu dan pakreas. Setelah makanan
masuk kedalam rongga mulut yang dikunyah oleh gigi yang berbentuk
kerucut, menuju ke esofagus lalu menuju ke ventrikulus. Kemudian
menuju intestinum lalu bermuara ke anus.
d. Sistem pencernaan pada burung
Organ-Organ Pencernaan
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil,
dan buah-buahan.
Saluran pencernaan pada burung dapat diliat pada gambar 6, yaitu terdiri
dari;
Organ-organ pencernaan
Gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar berfungsi untuk
mengunyak rerumputan yang sulut di cerna. Di samping itu, pada hewan
ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu :
Rumen (perut besar), Retikulum (Perut jala), Omasum (perut kitab), dan
abomasum (perut masam).
Mekanisme Sistem Pencernaan Pada Ruminansia
Mula-mula makanan masuk ke perut besar (rumen) dan perut jala
(retikulum), dimana terjadi fermentasi, percampuran dan pemilihan materi
tumbuhan. Isi rumen di muntahkan dan di pemah lagi, untuk menghancurkan
serabut tanaman secara mekanis kembali. Secara periodik materi yang dipamah
dan di fermentasi di salurkan dari retikulo rumen ke omasum yang berkelenjar,
yang mirip dengan lambung mamalia lainnya.
Rumen
Karbohidrat struktural
Perombakan karbohidrat struktural (selulosa dan hemiselulosa)
oleh bakteri sebagian besar menghasilkan asam asetat. Bakteri
pendegredasi karbohidrat struktural ini sensitif terhadap kandungan lemak
dan tingkat keasaman dalam rumen. Bahan pakan dengan kandungan
lemak yang tinggi atau kondisi rumen yang terlalu asam dapaat menekan
pertumbuhan atau membunih bakteri pendegredasi selulosa. Kondisi ini
dapat menurunkan kecernaan dan konsumsi pakan oleh ternak.
Karbohidrat struktural yang keluar dari rumen kecil kemungkinan dapat
dipecah dalam saluran pencernaan selanjutnya.