Professional Documents
Culture Documents
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 01/PRT/M/2016
TENTANG
TATA CARA PERIZINAN PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DAN
PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
perlu ditetapkan
1.
Pemerintahan
Indonesia
Tahun
(Lembaran
2014
Nomor
Negara
292,
-2-
2.
Tahun
1982
Nomor
37,
Tambahan
Peraturan
Pemerintah
Nomor
121
Tahun
2015
tentang
Organisasi
Kementerian
Negara
Nomor 15
Rakyat
(Lembaran
Negara
Republik
7.
Kerja
Kementerian
Pekerjaan
Umum
Dan
8.
Kerja
Pekerjaan
Unit
Umum
Pelaksana
Dan
Teknis
Perumahan
Kementerian
Rakyat
(Berita
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
RAKYAT TENTANG TATA CARA PERIZINAN PENGUSAHAAN
SUMBER DAYA AIR DAN PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR.
-3-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1.
Sumber Daya Air adalah air, sumber air, dan daya air
yang terkandung di dalamnya.
2.
3.
4.
atau
kerugian
bagi
kehidupan
dan
6.
7.
Pengelolaan
Sumber
merencanakan,
mengevaluasi
Daya
Air
melaksanakan,
penyelenggaraan
adalah
upaya
memantau,
konservasi
dan
sumber
Pengusahaan
Sumber
Daya
Air
adalah
upaya
Penggunaan
Sumber
Daya
Air
adalah
upaya
-4-
izin
adalah
Menteri,
gubernur
atau
adalah
unit
yang
dibentuk
khusus
pada
menjalankan
pengusahaan
sumber
proses
daya
administrasi
air
dan/atau
izin
izin
Rakyat
yang
mempunyai
tugas
-5-
memegang
kekuasaan
pemerintahan
negara
penyelenggara
Pemerintahan
Daerah
yang
adalah
menteri
yang
menyelenggarakan
adalah
kepala
daerah
sebagai
unsur
Pemerintahan
Daerah
tingkat
kabupaten/kota.
Pasal 2
(1)
sumber
daya
air
atau
perizinan
b.
-6-
Pasal 4
Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a.
b.
c.
d.
perpanjangan,
perubahan,
dan
pencabutan
izin
hak
dan
kewajiban
pemegang
izin
pengusahaan
(1)
(2)
a.
b.
c.
d.
-7-
b.
c.
pengusahaan
sumber
air
atau
penggunaan
(1)
Pengusahaan
sumber
daya
air
sebagai
media
(2)
a.
b.
c.
transportasi;
d.
olahraga;
e.
pariwisata; atau
f.
Pengusahaan
air
dan
daya
air
sebagai
materi
pengusahaan
air
baku
sebagai
bahan
baku
produksi;
b.
usaha industri;
c.
usaha makanan;
d.
usaha perhotelan;
e.
usaha perkebunan;
f.
g.
h.
-8-
(3)
b.
c.
d.
pemanfaatan
bantaran
dan/atau
sempadan
(4)
b.
c.
d.
e.
-9-
Pasal 7
Penggunaan sumber daya air sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (2), diberikan untuk jenis kegiatan
berupa:
a.
b.
sudah
ada
yang
dilakukan
dengan
cara
d.
(1)
Pemenuhan
keperluan
air
dalam
jumlah
besar
b.
(2)
Pemenuhan
kebutuhan
pokok
sehari-hari
yang
memperendah,
dan
membelokkan
sumber air.
(3)
c,
meliputi
prasarana
irigasi,
air
irigasi,
- 10 -
a.
atau
pembangkit
listrik
tenaga
atau
rentangan
perpipaan,
jaringan
kabel listrik;
c.
pemanfaatan
sungai
bantaran
untuk
dan/atau
kegiatan
sempadan
konstruksi
bagi
pemerintah
antara
lain
jembatan,
e.
f.
g.
- 11 -
Pasal 9
(1)
(2)
Izin
pengusahaan
sumber
daya
air
atau
izin
b.
pemenuhan
kebutuhan
pokok
sehari-hari
yang
d.
pokok
sehari-hari
melalui
sistem
f.
g.
(1)
Izin
b.
c.
- 12 -
d.
e.
koperasi; atau
f.
(2)
Izin
penggunaan
sumber
daya
air
sebagaimana
instansi pemerintah;
b.
badan hukum;
c.
d.
(3)
Izin
pengusahaan
sumber
daya
air
dan
izin
ayat
(1)
dan
ayat
(2),
dikecualikan
bagi
memenuhi keperluan pokok kehidupan seharihari dan/atau untuk hewan peliharaan; dan
b.
(4)
(5)
- 13 -
penggunaan
sumber
daya
air
untuk
air
penggunaan
sumber
daya
air
sebagaimana
orang
perseorangan
yang
memiliki
identitas
hukum;
b.
c.
penerima
kuasa
dari
direktur
utama
atau
- 14 -
d.
e.
pejabat
yang
menurut
perjanjian
kerjasama
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
untuk
pengusahaan
menghasilkan
air
sumber
baku
atau
daya
air
air
yang
minum
wajib
- 15 -
sumber
daya
air
dalam
rangka
izin
diberikan
berdasarkan
urutan
prioritas
b.
c.
sumber
daya
air
dalam
rangka
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-
mengajukan
permohonan
izin
pengusahaan
- 16 -
Pasal 18
Dalam hal pengusahaan sumber daya air memerlukan
konstruksi
yang
Dalam
hal
pengusahaan
sumber
daya
air
atau
jaring
apung
pada
sumber
air,
dengan
izin
usaha
perikanan
yang
pertambangan
setelah
mendapatkan
b.
- 17 -
c.
d.
e.
f.
g.
h.
(1)
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
kegiatan
pembangunan
bendungan
pada
sebelum
pelaksanaan
konstruksi
beserta
data
yang
dilampirkan
sebagaimana
- 18 -
a.
orang
perseorangan
yang
memiliki
identitas
hukum;
b.
c.
penerima
kuasa
dari
direktur
utama
atau
e.
pejabat
yang
menurut
perjanjian
kerjasama
Permohonan
rekomendasi
teknis
oleh
pemohon
(4)
(5)
Pertimbangan
teknis
dan
saran
sebagaimana
Usaha
Milik
Negara
dalam
menyusun
rekomendasi teknis.
- 19 -
Paragraf 2
Persyaratan Pengajuan Rekomendasi Teknis untuk Izin
Pengusahaan Sumber Daya Air atau Izin Penggunaan
Sumber Daya Air
Pasal 24
(1)
b.
c.
d.
e.
jangka
waktu
yang
diperlukan
untuk
jenis
prasarana
dan
teknologi
yang
akan
digunakan;
g.
h.
i.
hasil
konsultasi
publik
atas
rencana
k.
l.
izin
lingkungan
mengenai
dan
dampak
persetujuan
lingkungan
analisis
atau
izin
atau
surat
pernyataan
kesanggupan
- 20 -
(2)
b.
c.
d.
cara pengambilan;
e.
f.
g.
h.
i.
j.
izin
lingkungan
mengenai
dan
dampak
persetujuan
lingkungan
analisis
atau
izin
atau
surat
pernyataan
kesanggupan
penggunaan
sumber
daya
air
untuk
dilakukan
dengan
mengubah
- 21 -
Paragraf 3
Tahapan Penyusunan Rekomendasi Teknis
Pasal 25
Penyusunan rekomendasi teknis oleh BBWS/BWS meliputi
tahapan:
a.
pengecekan
kelengkapan
persyaratan
pengajuan
c.
d.
e.
f.
(1)
Pengecekan
kelengkapan
persyaratan
permohonan
rekomendasi
teknis
pengajuan
dilakukan
oleh
(3)
Dalam
hal
pengecekan
kelengkapan
persyaratan
Dalam
hal
pengecekan
kelengkapan
persyaratan
- 22 -
(2)
(1),
dilakukan
dengan
melakukan
analisa
b.
c.
d.
e.
f.
(1)
Penjelasan
dari
pemohon
dilakukan
setelah
Tim
(3)
pada
ayat
(1)
ditolak,
Ketua
Tim
(1)
28
ayat
(4),
dilakukan
dengan
cara
- 23 -
(1)
(2)
Dalam
hal
pemohon
memberikan
penjelasan
Rekomendasi
Teknis
dilakukan
berdasarkan
(4)
Dalam
hal
bersama
pemohon
Tim
memberikan
Rekomendasi
penjelasan
Teknis
dan
melakukan
Rekomendasi
Teknis
dilakukan
berdasarkan
untuk
pengusahaan
sumber
daya
air
atau
jenis
pengusahaan
atau
penggunaan
yang
diperbolehkan;
b.
c.
d.
e.
- 24 -
f.
neraca
air
pada
wilayah
sungai
dan/atau
pemanfaatan air;
g.
h.
i.
j.
persyaratan
teknis
atau
tidak
Dalam
hal
pengusahaan
sumber
daya
air
atau
b.
c.
d.
e.
(7)
Dalam
hal
pengusahaan
sumber
daya
air
atau
merupakan
diperoleh
atas
semua
beban
barang
Anggaran
yang
dibeli
Pendapatan
atau
dan
lahan;
b.
saluran irigasi;
- 25 -
c.
bendung;
d.
tanggul; dan
e.
prasarana lainnya.
Pasal 31
(1)
Teknis
ditetapkan
oleh
Kepala
BBWS/BWS.
(2)
Dalam
hal
isi
rekomendasi
teknis
menyatakan
Format
surat
permohonan
rekomendasi
teknis
Lampiran
II
yang
merupakan
bagian
tidak
Daya Air
- 26 -
rekomendasi teknis;
b.
kesesuaian
antara
permohonan
izin
dengan
Verifikasi
sebagaimana
dilakukan
oleh
Tim
dimaksud
pada
ayat
Verifikasi
Perizinan
(1),
yang
Dalam
hal
diperlukan,
sebagaimana
dimaksud
Tim
Verifikasi
pada
ayat
Perizinan
(2),
dapat
pada
wilayah
sungai
lintas
negara,
lapangan
sebagai
bahan
untuk
Tim
Verifikasi
Perizinan
sebagaimana
mengembalikan
permohonan
izin
pengusahaan
- 27 -
b.
c.
(1)
dengan
permintaan
kelengkapan
persyaratan
penggunaan
sumber
daya
air
sebagaimana
memberitahukan
alasan
penolakan
(3)
pengusahaan
- 28 -
b.
c.
d.
cara pengambilan;
e.
spesifikasi
teknis
bangunan
atau
sarana
yang
digunakan;
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
sanksi administratif.
Bagian Ketujuh
Izin
pengusahaan
sumber
daya
air
atau
izin
Dalam
hal
pengusahaan
sumber
daya
air
atau
- 29 -
penggunaan
dimaksud
sumber
pada
ayat
(1)
daya
dan
air
sebagaimana
ayat
(2),
dapat
diperpanjang.
BAB V
PERPANJANGAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN
IZIN PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR ATAU
IZIN PENGGUNAAN SUMBER DAYA AIR
Bagian Kesatu
Perpanjangan Izin Pengusahaan Sumber Daya Air Atau
Izin Penggunaan Sumber Daya Air
Pasal 40
(1)
Izin
pengusahaan
sumber
daya
air
atau
izin
Izin
pengusahaan
sumber
daya
air
atau
izin
(3)
a.
kuota air;
b.
c.
d.
pengusahaan
sumber
daya
air
atau
izin
- 30 -
daya
pengguna
air
tidak
sumber
dapat
daya
air
diperpanjang
dapat
dan
mengajukan
Dalam
hal
permohonan
perpanjangan
izin
Dalam
hal
permohonan
perpanjangan
izin
(7)
Format
surat
permohonan
perpanjangan
izin
(2)
Persyaratan
lengkap
untuk
perpanjangan
izin
- 31 -
b.
c.
d.
e.
jangka
waktu
yang
diperlukan
untuk
g.
h.
i.
j.
(3)
k.
l.
m.
Persyaratan
lengkap
untuk
perpanjangan
izin
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
- 32 -
i.
j.
(4)
(5)
Verifikasi
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(4),
rekomendasi teknis;
b.
c.
(6)
(7)
Dalam
hal
permohonan
perpanjangan
izin
daya
air
sampai
sebagaimana
dimaksud
ditetapkan,
permohonan
dengan
pada
jangka
ayat
(1)
waktu
belum
perpanjangan
izin
pengusahaan
sumber
daya
air
atau
izin
menolak
permohonan
perpanjangan
izin
Jenderal
memberitahukan
Sumber
alasan
Daya
penolakan
Air
wajib
permohonan
- 33 -
dapat
mengajukan
kembali
permohonan
penggunaan
sumber
daya
air
dengan
menerima
permohonan
perpanjangan
izin
b.
c.
d.
pemegang
izin
mengajukan
permohonan
- 34 -
Sumber
menyampaikan
Daya
Air
melalui
pemberitahuan
BBWS/BWS
perubahan
izin
(5)
(6)
a.
kuota Air;
b.
lokasi pengambilan;
c.
d.
permohonan
pemegang
izin
sebagaimana
pengusahaan
penggunaan
sumber
sumber
daya
daya
air
air
atau
diterima
izin
dengan
persyaratan lengkap.
(7)
Persyaratan
lengkap
untuk
perubahan
izin
- 35 -
b.
c.
d.
e.
jangka
waktu
yang
diperlukan
untuk
jenis
prasarana
dan
teknologi
yang
akan
digunakan;
g.
h.
(8)
i.
j.
k.
Persyaratan
lengkap
untuk
perubahan
izin
b.
c.
d.
e.
f.
jenis
prasarana
dan
teknologi
yang
akan
digunakan;
g.
h.
i.
j.
- 36 -
k.
(9)
(10) Verifikasi
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(9),
rekomendasi teknis;
b.
c.
(2)
lokasi
pengambilan,
pengambilan,
dan/atau
perubahan
perubahan
cara
bangunan
- 37 -
menolak
permohonan
perubahan
izin
dapat
mengajukan
kembali
permohonan
penggunaan
sumber
daya
air
dengan
menerima
permohonan
perubahan
izin
- 38 -
a.
yang
pengusahaan
tercantum
sumber
daya
dalam
air
izin
atau
izin
sumber
daya
air
atau
izin
pelaksanaan
konstruksi
tidak
sesuai
dengan
penggunaan
sumber
daya
air
tidak
air
permukaan,
dan/atau
daya
air
- 39 -
permukaan
sesuai
dengan
ketentuan
yang
(2)
b.
c.
d.
e.
melakukan
usaha
pengendalian
terjadinya
kerusakan
lingkungan
pencemaran air;
f.
melakukan
perbaikan
kebutuhan
pokok
sehari-hari
- 40 -
(2)
sumber
pada
daya
air
sumber
air,
yang
memerlukan
selain
mempunyai
mencegah
terjadinya
pencemaran
air
akibat
pelaksanaan konstruksi;
b.
c.
pokok
sehari-hari
masyarakat
di
e.
prasarana
dan/atau
sarana
yang
dibangun.
(3)
pengusahaan
sumber
daya
air
atau
izin
sehari-hari
bagi
kelompok
yang
dilakukan
dengan
mengubah
- 41 -
Bagian Ketiga
Larangan
Pasal 50
Pemegang izin pengusahaan sumber daya air atau izin
penggunaan
sumber
daya
air
dilarang
menyewakan
Pengawasan
atas
pelaksanaan
izin
pengusahaan
kesesuaian
dengan
identitas
pengguna
antara
sumber
pemegang
daya
air
izin
atau
kesesuaian
antara
ketentuan
dalam
peraturan
mengenai
pelaksanaan
izin
beserta
standar,
dengan
ketentuan
prosedur,
dan
d.
e.
(3)
- 42 -
(4)
(5)
(6)
laporan
hasil
pengawasan
mengenai
tata
cara
dan
persyaratan
izin
b.
- 43 -
Pasal 54
(1)
Izin
pengusahaan
sumber
daya
air
atau
izin
ayat
(1),
diberikan
oleh
Menteri
setelah
urusan
pemerintahan
bidang
kehutanan.
Pasal 55
(1)
(2)
Dalam
hal
izin
pengusahaan
sumber
daya
air
(4)
(5)
Pembaruan
izin
pengusahaan
sumber
daya
air
- 44 -
b.
salinan
izin
pengusahaan
sumber
daya
air
sebelumnya;
c.
d.
dan
kewajiban
sebagaimana
tercantum
ditetapkannya
tetap
berlaku
Peraturan
sampai
Menteri
dengan
ini,
masa
ditetapkannya
Peraturan
Menteri
ini,
- 45 -
dinyatakan
tetap
berlaku
sampai
dengan
masa
berlakunya
Umum
dan
Peraturan
Perumahan
Menteri
Pekerjaan
Rakyat
Nomor
Peraturan
Menteri
Pekerjaan
Umum
dan
diajukan
setelah
berlakunya
Nomor
Penggunaan
50/PRT/M/2015
Sumber
ditetapkannya
dilaksanakan
Daya
Peraturan
sesuai
tentang
Air
dan
Menteri
dengan
Izin
sebelum
ini,
tetap
ketentuan
dalam
Peraturan
daerah
berhubungan
yang
dengan
mengatur
tata
cara
hal-hal
dan
yang
persyaratan
sepanjang
tidak
bertentangan
dengan
- 46 -
Pasal 59
Peraturan
Menteri
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
diundangkan.
Agar
setiap
pengundangan
orang
mengetahuinya,
Peraturan
Menteri
memerintahkan
ini
dengan
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 Januari 2016
MENTERI PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
M. BASUKI HADIMULJONO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Januari 2016
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA