You are on page 1of 22

Peta Konsep

Anamnesa
P.Klinis

PP
Diagnosis

Prognosis
R. Perawatan

GTC

Kelebihan&

Macam-macam&

Indikasi&

Kekurangan

Bentuk pontik

Kontraindikasi

Pertimbangan
estetik

Penatalaksanaan

Kontrol

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prosedur Diagnosa
Data pribadi pasien
Nama Penderita : Ny. Rina

L/P

Umur

: 41 tahun

Alamat

: Jl. Klampis Semolo Surabaya

No. Telpon

: 0813356789321

Pekerjaan

: Karyawati Swasta

Operator

: Cahya wulandari

Anamnesa
Keluhan / keinginan

: Pasien datang ke klinik RSGM UHT

ingin dibuatkan gigi tiruan RA yang nyaman dan tidak perlu dilepaslepas untuk memperbaiki penampilannya
Riwayat Geligi
: Pencabutan terakhir 5 bulan lalu
pada gigi belakang atas kanan
Pengalaman dengan GT
: Sudah pernah memakai gigi tiruan
lepasan RA dari akrilik namun terasa kurang nyaman
Pembiayaan
: 100% dari pasien
Lain-lain
: Tidak memiliki penyakit sistemik
Pemeriksaan klinis

Ekstra Oral

Sendi TMJ
Bentuk Wajah
Mata
Hidung
Bibir

: T.A.K
: T.A.K
: T.A.K
: T.A.K
: T.A.K

Intra Oral
Status Umum: gigi hilang, karies, diastema, migrasi gigi,
tumpatan

logam,

supraposisi,

atrisi,

kalkulus

Jaringan Lunak: resesi gingiva


Oklusi
Oklusi
:
1= ada
1
Oklusi Statik
:
Hubungan gigi posterior (cusp to fosse)
Sisi kiri
: 24 dengan 34
Sisi kanan
: 17 dengan 47

2= tidak ada

Hubungan gigi anterior (dalam, nun)


Overjet

: 3 mm

Overbite

: 2 mm

Oklusi Dinamik

: UBO

Bentuk anatomi rongga mulut


Vestibulum :

RA
RB

A
-

P
-

M
-

Bentuk Insisif Pertama Atas

: Ovoid

Bentuk ridge

RA

RB
Bentuk dalam Palatum

: Ovoid

Torus Mandibularis

: flat

Exostosis

: Tidak ada

Buc

Lab

Buc

1 2 -

RA

RB
Relasi ridge

: 80, depan (Normal)

Torus palatines

: flat

Tuber maxilla

: tidak ada

Retromylohyoid

Kajian Radiografi Geligi

Interpretasi Hasil Pemeriksaan Penunjang (Radiografi Panoramik)

Karies media: 17

Migrasi gigi: 13,26,27,47

Resorbsi alveolar: RA posterior

Post Endodontik: 34

Supraposisi: 26,27

Tumpatan logam: 35 overhanging

Edentulous ridge: 14, 15, 16, 25, 36, 37, 45, 46

Radiolusen berbatas jelas: lateral akar 13 (suspek kista


periapikal)

Pelebaran ligamen periodontal: 12,13,47,26,27

Perbandingan mahkota dengan akar (berhubungan dengan


gigi yang akan digunakan sebagai abutment) :
o gigi 12= 1:2
o gigi 13= 1:3
o gigi 17= 1:3

2.3

Atrisi: 32,33,43,11,12,21,22,23

Tujuan Pemeriksaan Penunjang pada calon gigi penyangga

GTC
- Tujuan umum radiografi

Untuk menegakkan diagnosa


Untuk menentukan rencana perawatan
Untuk melakukan evaluasi
Tujuan Khusus
Untuk rencana pembuatan GTC harus dilakukan foto rontgen
untuk mengetahui:

Keadaan tulang alveolar didaerah kehilangan gigi


Akar yang tertinggal di dalam tulang alveolar
Daerah-daerah tulang rahang yang tidak / belum padat

- Kajian Radiografi
Berdasarkan hasil foto rontgen panoramik, diketahui ada

Edentulous ridge: 14, 15, 16, 18, 25, 28, 35, 36, 37, 38, 45, 46

& 48
Karies media
: 17
Multiple diastema
: 12&13
Migrasi
: 13, 47
Overhanging restorasi : 35
Supraposisi
: 26, 27
Resorbsi tulang alveolar dan pelebaran ligamen periodontal :
47
- Kajian Radiografi Lain

2.4.

Diagnosis

1.5.

Gigi 12 perbandingan mahkota dan akar 1:2


Gigi 13 perbandingan mahkota dan akar 1:3
Gigi 17 perbandingan mahkota dan akar 1:3

Gingivitis marginalis kronis pada anterior rahang bawah


Edontulous ridge : gigi 14,15,16,25,36,37,45,46
Pulpitis reversible : gigi 17

Prognosis
Prognosis pada kasus baik, bila dilakukan pembuatan GTC,
usia pasien muda, tidak ada kelainan periodontal, OH baik, dan
kondisi jaringan rongga mulut baik.

2.6 Macam GTC dan bentuk pontik


Macam GTC
a. GTC tegar
Jembatan dengan penghubung tegar pada kedua sisi gigi pontik.
Indikasi

: gigi anterior dan posterior

Keuntungan

Retensi dengan kekuatan maksimal


Berfungsi sebagai splint
Dapat digunakan untuk jembatan panjang
Prosedur pekerjaan laboratorium lebih singkat
Kerugian

Pengasahan gigi penyangga relatif banyak dan harus


sejajar
Penyemenan bersama-sama

Macam-macam GTC tegar:


1. GTJ Lekat Sebelah ( Cantilever )
Jembatan dengan penghubung tegar pada satu sisi
gigi penyulihnya, dapat dengan satu atau lebih
pemaut.
Indikasi : Terutama untuk mengganti 1 gigi anterior,
mengganti 1 gigi posterior dengan syarat tidak punya
kebiasaan buruk
2. GTC Penghubung Panjang
Jembatan dengan penghubung panjang dimana letak
pontic dan pemaut tidak bersebelahan.
Indikasi : Gigi anterior RA (untuk gigi berdiastema)

b. GTC setengah tegar

Jembatan dengan penghubung tegar pada satu sisi dan sisi


lainnya tidak tegar sehingga memungkinkan gerakan terbatas
pada 1 sisi.

Memiliki dua pemaut, antara lain :


1. Pemaut Mayor
: bagian yang melekat langsung
dengan pontik
2. Pemaut Minor

: bagian yang masuk ke dalam

dovetail

Indikasi
:
Salah 1 calon gigi penyangga lemah
Salah 1 calon gigi penyangga sudah ada restorasi
Calon gigi penyangga yang memiliki kemiringan berbeda

Keuntungan :
Dapat mengatasi kesulitan arah pasang
Meredam beban pada gigi penyangga yang lemah
Penyemenan dapat dilakukan tidak bersamaan

Kerugian
:
Pekerjaan laboratorium lebih sulit
Sulit pada gigi anterior karena dimensi gigi kecil
Bentuk pontik:
Saddle Pontic
Pontik ini menyerupai gigi asli, menggantikan seluruh bentuk
dan kontur dari gigi asli.
Permukaan yang menghadap gingiva cekung.
Permukaan yang cekung tersebut sulit untuk dibersihkan,
dental floss tidak dapat menjangkau daerah tersebut
menimbulkan akumulasi plak.
Desain pontik ini dapat mengakibatkan inflamasi gingival.
Desain ini tidak direkomendasikan dan harus dihindari.

Modified Ridge Flap


Kombinasi antara Hygienic Pontic dan Saddle Pontic
Memenuhi aspek estetik dan mudah dibersihkan.
Desain ini memberikan ilusi bentukan gigi asli, tapi hampir
seluruh permukaan yang menghadap gingiva berbentuk
cembung.
Daerah yang kontak dengan ridge hanya pada daerah fasial
ridge, tidak melebihi garis tengah ridge/puncak ridge.
Untuk menggantikan daerah yang membutuhkan estetik tinggi
gigi anterior, premolar, dan molar rahang atas.

Sanitary / Hygienic Pontic


Permukaan yang menghadap gingiva pada pontik ini tidak
kontak sama sekali dengan ridge.
Mudah dibersihkan, karena sikat gigi maupun dental floss
dapat menjangkau daerah dibawah pontik.
Seluruh permukaan yang menghadap gingiva berbentuk
cembung, baik faciolingual, maupun mesiodistal.
Aspek estetik kurang.
Untuk menggantikan daerah yang tidak mementingkan estetik
mandibular molar.

Conical Pontic
Bentuk pontik ini adalah membulat dan dapat dibersihkan.
Ujung pontik lebih kecil dibanding keseluruhan ukuran pontik.
Sesuai digunakan pada ridge mandibula yang kecil dan tipis.
Jika digunakan pada ridge yang lebar dan flat, maka akan
terjadi akumulasi plak pada ruang embrasure disekitar
jaringan.
Untuk daerah molar yang tidak memerlukan estetik.

Ovate Pontic
Bentuk permukaan yang menghadap gingiva membulat
Ujung pontik yang membulat menempati daerah yang cekung
pada ridge
Cekungan pada ridge bisa didapatkan dengan pemakaian gigi
tiruan tetap sementara segera setelah pencabutan
Dapat digunakan pada ridge yang lebar dan flat
Segi estetik bagus, tampak seperti tumbuh dari ridge

Untuk Maxillary incisor dan premolar

Pada Kasus : Sanitary dan modified


a. Rencana Perawatan Akhir (KELOMPOK 8)
Rencana perawatan terakhir pada kasus adalah pembuatan
gigi tiruan cekat jembatan karena mengacu pada hukum Anle
yaitu luas permukaan jaringan periodontium gigi penyangga harus
sama atau lebih besar dari luas permukaan gigi yang hilang.
Desain gigi tiruan cekat (GTC) yang akan dibuatkan yaitu fix, fix,
bridge 6 unit dengan 3 penyangga pada gigi 12, 13, 14, 15, 16, 17
dengan gigi penyangganya 12, 13 dan 17. Bahan yang digunakan
untuk GTC adalah porcelain fused to metal karena pada kasus
melibatkan gigi anterior yang masih membutuhkan estetik selain
itu porcelain fused to metal juga kuat dalam menerima beban
kunyah.
a. Rencana Perawatan Akhir (KELOMPOK 1)
Rencana

perawatan

akhir

pada

kasus

adalah

membuatkan gigi tiruan cekat tegar pada rahang kanan atas


(pasien hanya ingin dibuatkan gigi tiruan untuk rahang atas)
dengan mengacu pada hukum Ante, yaitu luas permukaan
jaringan periodonisum gigi penyangga harus sama atau lebih
besar dari luars permukaan gigi yang hilang. Oleh karena
pada kasus ditemukan jumlah gigi yang akan dibuatkan gigi
tiruan sebanyak 3 gigi (13, 15, dan 16), maka jumlah gigi
abutment yang digunakan minimal berjumlah 3 gigi. Jenis

10

gigi tiruan cekat tegar yang digunakan pada kasus adalah


fixed fixed bridge dengan menggunakan gigi 12, 13 (gigi
yang nantinya akan dibuat menjadi gigi 14) dan 17 sebagai
abutment.

Gigi 13 pasien dipreparasi dan diberi retainer

sehingga membentuk gigi 14 yang baru. Macam pontik yang


tepat digunakan pada kasus adalah modified ridge lap,
karena estetiknya baik dan mudah dibersihkan. Pontik pada
kasus diletakkan pada edentulous area antara gigi 12 dan
gigi 14 yang baru untuk menggantikan 13 dan pada
edentulous area antara gigi 14 yang baru dan gigi 17 untuk
menggantikan 15 dan 16.
2.1 Gigi Tiruan Cekat (GTC)
2.1.1 Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi
- Kondisi gigi penyangga baik, perbandingan mahkota
-

dan akar 1:3


Usia penderita 20-55 tahun
Kondisi jaringan periodontal dan tulang alveolar sehat,

tidak terdapat resorbsi


- OH baik
- Tidak ada penyakit sistemik
Kontraindikasi
- Kondisi gigi penyangga goyang, perbandingan mahkota
-

dan akar tidak 1:3


Usia penderita < 20 tahun ruang pulpa masih besar

sehingga terasa ngilu


Usia penderita > 55 tahun resorbsi tulang sedikit >

1/3 servikal gigi


Kondisi jaringan periodontal tidak sehat, terdapat

resorbsi tulang alveolar


OH jelek

2.1.2 Macam Gigi Tiruan Cekat (GTC)


1. Berdasarkan Penghubung

11

a. GTC Tegar

Jembatan dengan penghubung tegar pada kedua sisi


gigi penyulihnya (pontik).
Indikasi
: Gigi anterior dan posterior
Keuntungan : - Retensi dengan kekuatan
maksimal
- Berfungsi sebagai splint
- Dapat digunakan untuk jembatan
panjang
- Prosedur pekerjaan laboratorium
lebih singkat
Kerugian

: - Pengasahan gigi penyangga relatif


banyak dan harus sejajar
- Penyemenan bersama-sama

Macam :
GTC Lekat Sebelah (Cantilever)
Jembatan dengan penghubung tegar pada satu
sisi gigi penyulihnya, dapat dengan satu atau
lebih pemaut.
Indikasi

: - Terutama untuk menganti satu gigi


anterior
- Mengganti satu gigi posterior
dengan syarat tidak mempunyai
kebiasaan buruk

Keuntungan : - Hanya 1 gigi yang diasah


- Tahap pengesahan lebih mudah
- Prosedur
pekerjaan
Kerugian

laboratorium relatif singkat


Rentang panjang jembatan

terbatas
GTC Penghubung Panjang
Jembatan dengan penghubung panjang,dimana
letak gigi penyulih dan pemautnya tidak
bersebelahan.

12

Indikasi

: Gigi anterior rahang atas

untuk

gigi berdiastema
Keuntungan : Diastema antar gigi tetap ada
Kerugian : - Lengan
pada
palatal
dapat
memberi

rasa tidak nyaman


- Bagian bawah lengan penghubung
sulit dibersihkan
- Kepegasan
lengan
mengakibatkan

palatal

pontik

dapat

mengiritasi gingival di bawahnya


b. GTC Setengah Tegar
Jembatan dengan penghubung tegar padasatu sisi dan
sisi lainnya tidak tegar sehingga memungkinkan
gerakan terbatas pada satu sisi.

Indikasi : - Pada calon gigi penyangga. yang


kemiringannya berbeda
- Salah satu calon gigi penyangga lemah
- Salah satu calon gigi penyangga sudah
ada restorasi.

Mempunyai 2 pemaut :
a. Pemaut mayor : bagian yang melekat langsung
dengan pontik
b. Pemaut Minor : bagian yang masuk ke dalam

dovetail
Keuntungan : - Dapat mengatasi kesulitan arah
pasang
- Meredam

beban

pada

gigi

penyangga yang lemah


- Penyemenan dapat dilakukan tidak

Kerugian

bersamaan
: - Pekerjaan laboratorium lebih sulit
- Sulit untuk gigi anterior karena
dimensi gigi kecil

13

(Teguh, 2010)
2. Berdasarkan Bahan

a. GTC Logam
Jembatan yang seluruhnya terbuat dari logam.
Indikasi : untuk gigi posterior
Keuntungan : - Pengasahan lebih sedikit
- Prosedur pekerjaan laboratorium lebih
singkat
Kerugian : Estetik kurang bagus
b. GTC Akrilik
Jembatan yang seluruhnya terbuat dari bahan akrilik
Indikasi : untuk GTC sementara
Kerugian : - Kurang kuat untuk gigi posterior
- Mudah berubah warna
- Berbau
c. GTC Logam Berlapis Akrilik
Jembatan yang dibuat dari logam dengan lapis muka
dari akrilik
Indikasi : untuk gigi anterior dan posterior
Kerugian : - Pelapis mukanya tidak tahan goresan
- Koefisien muai akrilik tidak sama dengan
logam
- Mudah berubah warna dan berbau
d. GTC Porselin
Jembatan yang seluruhnya dibuat dari bahan porselin
Indikasi : untuk gigi anterior dan posterior
Keuntungan : - Estetik bagus
- Plak tidak mudah menempel
e. GTC Porselin Bertaut Logam
Jembatan porselin yang diperkuat dengan kerangka
logam
Indikasi : gigi setetangga tidak boleh merupakan

14

tumpatan amalgam atau emas atau pada dentin yang


terbuka.
Keuntungan : - Estetik bagus
- Plak tidak mudah menempel
Kerugian : Pengasahan gigi lebih banyak
(Teguh, 2010)
3. Berdasarkan lokasi

a. GTC anterior
Merupakan GTC yang dipasang pada daerah geligi
anterior.
Indikasi : Untuk gigi anterior
Jenisnya : - Jembatan tegar
- Jembatan setengah tegar
Keuntungan : - Estetik memuaskan
- Fonetik memuaskan
b. GTC posterior
Merupakan GTC untuk mengganti geligi posterior yang
hilang
Indikasi : Untuk gigi posterior
Jenisnya : - Jembatan tegar
- Jembatan setengah tegar
Keuntungan : - Mementingkan fungsi kunyah
- Cukup kuat
c. GTC kombinasi
Merupakan gabungan dari beberapa rancangan/ desain
GTC untuk menggantikan beberapa gigi yang hilang
dan tidak berurutan.
Dapat berupa gabungan antara:
- GTC tegar dengan GTC penghubung panjang
- GTC tegar dengan GTC lekat sebelah
- GTC tegar dengan GTC setengah tegar
Keuntungan : Masing-masing bagian dianggap
merupakan satu kesatuan sendiri,
sehingga bila ada

kerusakan

tidak perlu

membongkar seluruh GTC yang

telah

dipasang namun cukup bagian

yang

rusak saja.

15

(Teguh,
2010)
4. Resin-bonded Fixed Partial Denture

Yaitu gigi tiruan tetap yang terdiri dari pemaut dan


penyulih. Perlekatannya terutama di daerah lingual atau
palatal gigi penyangga dan menggunakan perekat adesif.
Metal frame work yaitu dengan menambahkan
substruktur logam dan sayap atau retainer.
Indikasi :
- Kehilangan gigi anterior / posterior rongak pendek
- Gigi penyangga tidak ada karies / sedikit dan tumpatan
kecil
- Penderita dewasa muda
Kontraindikasi :
- Gigi penyangga ada karies luas / tumpatan besar dan
abrasi
- Kehilangan gigi banyak
- Alergi logam
Keuntungan :
- Tidak memerlukan anastesi
- Sedikit enamel yang direduksi
- Tidak membahayakan pulpa
- Prosedur klinik lebih mudah dan singkat
- Estetika cukup baik
Kerugian:
- Kontraindikasi pada kehilangan gigi banyak, gigitan
dalam, dan bruxism
- Akumulasi sisa makanan dan plak
Macam :
a. Rochette Bridge
Menggunakan sayap sebagai

retainer

dengan

multiple perforation untuk meningkatkan retensi resin


yang dikombinasikan retensi mekanis dengan silane
coupling agent untuk

menghasilkan adhesi dengan

logam.
b. Maryland Bridge
Menggunakan penahan metal solid dan bergantung
pada permukaan penahan bagian dalam yang dietsa
untuk retensi.
c. Cast Mesh Fixed Partial Denture

16

d. Virginia Bridge
(Teguh,
2010)

2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Gigi Tiruan Cekat (GTC)


1.
Kelebihan
- Estetik lebih bagus
- Meningkatkan rasa percaya diri
- Lebih nyaman , tidak perlu lepas pasang
- Lebih mudah adaptasi, tidak ada sayap/plat
- Fonetik tidak terganggu = pengucapan (AIUEO)
2.
Kekurangan
- Pembuatan lebih rumit
- Bila salah satu gigi penyangga ada keluhan maka
seluruh unit dibongkar
- Pemeliharaan jaringan periodontal lebih teliti dan lebih
sering
Relative mahal
2.1.4 Dampak Gigi Tiruan Cekat (GTC) terhadap Jaringan
Penyangga Gigi
Faktor yang juga memegang peranan penting dalam
menjaga kesehatan jaringan penyangga gigi adalah kontur
mahkota. Kontur mahkota ini dapat dibahas dari 4 sudut
pandang yaitu :
1. Hubungan kontur mahkota dengan perlindungan jaringan
gusi. Kontur dengan kecembungan sedikit saja akan
melindungi jaringan gusi dan mudah dibersihkan dari sisasisa makanan (self cleansing).
2. Hubungan kontur mahkota

dengan

aktivitas

otot.

Dianjurkan kontak restorasi dengan pipi, bibir dan lidah


dapat mempunyai efek pembersihan mahkota gigi dan
jaringan

gusi.

Kontur

mahkota

yang

berlebihan

(overcontured) akan menghalangi efek pembersihan ini.


3. Hubungan kontur mahkota dengan dimensi anatomi.
Dianjurkan bahwa pembuatan mahkota tiruan harus meniru
kontur gigi aslinya, tapi anjuran ini tidak didukung oleh

17

penelitian.
4. Hubungan

kontur

mahkota

dengan

kontrol

plak.

Berdasarkan pengertian bahwa terdapatnya plak adalah


penyebab utama penyakit periodontal, disarankan kontur
mahkota

yang

memungkinkan

kontrol

plak

secara

optimum. Secara eksperimen bahwa kontur mahkota yang


berlebihan menghilangkan kesempatan untuk pembersihan
plak serta menyebabkan peradangan jaringan gusi,
sedangkan kontur mahkota yang kurang (undercontoured)
tidak menyebabkan kerusakan yang berarti.
(Praptiningtyas,
2012)
2.2 Penatalaksanaan Pada Kasus
1. Pembuatan model studi
2. Pemeriksaan : anamnesa, pemeriksaan klinis, pemriksaan
3.
4.
5.
6.
7.

penunjang
Menentukan diagnosa
Menentukan desain gigi tiruan
Perawatan pendahuluan
Persiapan
Preparasi gigi penyanga i/ii

pada bagian servikal diberi

benang retraksi
8. Pembuatan mahkota sementara
9. Individual tray
10. Penyelesaian preparasi
11. Retraksi gingival
12. Cetak model kerja
13. Catatan gigit
14. Penyesuaian model kerja dan warna
15. Pengiriman ke dental laboratorium
16. Pasang coba
17. Insersi sementara
18. Insersi tetap
19. Kontrol
Cara Preparasi yang Benar Untuk Gigi Abutment
a. Pengasahan bidang bukal /palatal /lingual:
Buat
guide
untuk
membatasi
preparasi

dengan

menggunakan tapered round end diamond bur.


Pengurangan setebal 1, 5-2 mm.

18

Daerah 1/3 oklusal bagian bukal/palatal/lingual di asah


membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu gigi.
Daerah 2/3 servikal bagian bukal/palatal/lingual diasah
sejajar/tegak /membebntuk sudut kemiringan 3 derajat
(mengingat arah pasang mahkota).
Menghilangkan keliling terbesar gigi dan semua undercut.
Pengasahan dengan menggerakan bur ke arah mesial dan
didstal dengan konstan dan tanpa tekanan (jangan lupa
semprotkan air).
b. Pengasahan bidang proksimal mesial/distal
Preparasi dicampurkan kearah mesial/distal.
Bebeaskan bidang kontak dengan menggunakan thin flame
shape diamond bur.
Pengasahan digerakkan dari arah bukal ke lingual dan
sebaliknya dengan gerakan yang konstan dan tanpa tekanan
sehingga kontak proksimal bebas dan dibawah kesejajaran
bidang preparasi.
Setelah bebas kontak, menggunakan long head fissur
silindris flat end dengan diameter yang lebih tebal untuk
pengasahan bidang mesial dan distal dengan gerakan yang
konstan dan tanpa tekanan.
Pengasahan mengikuti bentuk dan tinggi interdental papil di
garis servikal tanpa chamfer.
Mahkota klinis yang pendek ,dibuat bidang aksial yang
sejajar.
c. Pengasahan bidang oklusal
Pengasahan menggunakan wheel bur, tapered round bur
berbentuk segi-6.
Pengasahan mengikuti bentuk anatomi oklusal gigi, serta
relasi dengan gigi antagonis.
Untuk mengecek hasil preparasi sudah cukup dan sudah
tidak kontak dapat menggunakan sonde lurus, bila sudah
bebas berarti preparasi cukup.
Kemudian
rahang
di
gerakkan

pada

posisi

sentris/protusi/lateral bila ada spot dilakukan pengasahan.


d. Chamfer

19

Gingival margin mahkota berupa chamfer, terletak di gingival


margin 0,5 mm diatas gingival margin.
Pembuatan chamfer mengikuti bentuk margin gingiva.
Seluruh keliling chamfer pada servikal gigi mempunyai 1
kesatuan berupa lingkaran.
e. Penyelesaian tahap akhir preparasi
Sudut yang tajam dibulatkan seta permukaan gigi dihaluskan
dengan finishing diamond,tungsten carbide bur (2 fluted),
sand rubber/paper disc yang diulasi dengan vaselin.
Sebaiknya pada gigi yang masih vital setelah preparsi seluruh
permukaan gigi diulasi dengan varnish untuk menutup tubuli dentin
yang terbuka.
(Widaningsih dkk,
2009)

2.3 Evaluasi / Kontrol


Kontrol pasca penyemenan :
1. Fungsi
2. Kenyamanan
3. Oral hygine
4. Keradangan gingiva

Pencegahan untuk perawatan GTC :


1.
Oral hygine
- Hal paling penting untuk perawatan GTC.
- Meliputi intruksi penggunaan sikat gigi, dental floss,
disclosing agents, mouth rinse dan diet makanan.
- Sikat gigi untuk perawatan GTC dibiarkan 3 baris pertama.
- Dental floss dapat terbuat dari nylon, cotton dan silk.
- Cara penggunaan dental floss adalah masukkan antara gigi
melalui

titik

kontak

dan

geser

sampai

ke

daerah

interproksimal dan ditarik kembali sampai ke permukaan


gigi.
- Disclosing agents untuk mengetahui kebersihan mulut.
- Mouth rinse dapat digunakan sebagai anti plak.

20

- Mengganti bahan makanan dengan bahan yang nonkariogenik yaitu tidak mengandung sukrosa sebagai diet
makanan.
2.

Sanitasi
- Berkenaan dengan pembersihan GTC dan macam dari GTC
sehingga akan memudahkan pembersihannya.
- Masalah sanitasi yang perlu diperhatikan adalah bagian

3.

4.

interproximal space, pontik dan disain GTC.


Nutrisi
- Nutrisi dapat meminimalkan pembentukan plak sekitar GTC.
- Makanan yang perlu diperhatikan adalah makanan yang
komposisinya banyak sukrosa, soft drink dan pastries.
Evaluasi biologi
- Untuk melihat apakah rongga mulut pasien dapat menerima
perubahan yang terjadi.
- Dilakukan dengan cara penyemenan sementara.
- Evaluasi biologi ini meliputi adaptasi jaringan lunak-pontik,
ketepatan marginal yang fit, hubungan oklusal, titik kontak,
estetik, dan over extension dari retainer.

5.

Bahan anti karies dan plak


- Penggunaan

bahan-bahan

ini

dapat

menghambat

terbentuknya karies dan plak.


- Dapat menggunakan fluoride atau chlorhexidine.
6.

Mikroleakage
- Terjadi karena tepi restorasi yang tidak menutup dengan baik
sehingga

menyebabkan

masuknya

oral

fluids

yang

mengandung bakteri dan debris.


- Faktor yang mempengaruhi mikroleakage antara lain
ketepatan tepi restorasi, bahan semen dan teknik
penyemenan.
7.

Kondisi periodontal
- Bentuk restorasi dari GTC yang tidak memadai (misal over
contoured)

dapat

mengakibatkan

timbulnya

penyakit

periodontal.
- Hal yang perlu diperhatikan antara lain crown margin,
kelebihan semen dihilangkan, dan kekasaran permukaan.

21

8.

Kebiasaan jelek
- Kebiasaan jelek yang perlu diperhatikan seperti bruxism,
menggigit jari, kuku dan bibir.

22

You might also like