You are on page 1of 10
PEMODELAN CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR Husni Y. Rosadi Program Pascasarjana Teknologi Industri Pertanian — IPB E-mail: husni@bppt god Abstrak Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) merupakan salah sabi-reakior kimia, tempat terjadinya pembentukan suatu komponen (atau beberapa komponen) hasil dari reaksi antara komponen-komponen lain. Di dalam CSTR terjadi reaksi pembentukan atau penguraian komponen dalam bentuk reaksi satu arah, reaksi bolak-balik atau reaksi berantai. Umumnyea reaksi pembentukan ‘atau penguraian ini berlangsung dalam waktu yang singkat, bahkan untuk reaksi berantai hanya ‘omponen-komponen stabil saja yang bisa teramati Karena singkatya waktu reakst dan sulitnya mengamati langsung reaksi yang terjadi, maka ‘memodelkannya menjadi hal yang menarik Pemodelan dilakukan dengan pendekatan dinamika sistem. Pemodelan digunakan untuk menggambarkan bagaimana perilaku komponen-komponen yang bereaksi pada dua buah reaktor yang saling berhubungan, dengan memperhatikan variabel masa Jenis dan konsentrasi komponen, serta kecepatan reaksi pembentukan, diameter dan volume reaktor, debit dan kecepatan aliran, serta diameter pipa keluar-masuk reaktor. Hubungan antar variabel ini emudian digambarkan dalam causal loop digram dan flow diagram. Kata Kunci: continuous stirred tank reactor, reaksi kimia, model matematis, model dinamik, dinamika sistem, causal loop diagram 1, Pendahuluan Continuous stirred tank reactor (CSTR) berupa suatu wadah yang umumnya berbentuk silinder dengan diameter tertentu, dimana sekeliling reaktor bisa dibiarkan terbuka (terjadi konveksi bebas antar reaktor dengan udara sekelilingnya), bisa diisolasi dengan bahan (isolator) tertentu, atau bisa juga dikelilingi (dialiri sekelilingnya) dengan cairan (air) pendingin/ pemanas untuk menyerap panas ‘yang timbul. Sebagai salah satu realtor kimia, di dalam CSTR terjadi reaksi kimia pembentukan atau penguraian, dimana aliran masa masuk/ keluar berlangsung secara terus menerus (kontinyu). Reaksi yang terjadi dalam CSTR bisa berupa reaksi satu arah, reaksi bolak-balik, atau reaksi beranta CSTR banyak digunakan dalam industri proses, bila dalam tahap reaksi dibutuhkan aliran realtan yang kontinyu dan hasil reaksi diperoleh secara bertahap selama proses berlangsung, Selain itu CSTR juga digunakan apabila diharapkan terjadinya keseragaman komposisi dan temperatur dalam roses. CSTR berbeda dengan reaktor aliran lainnya, seperti PFR (plug flow reactors) dan PBR (packed bed reactors), Karena adanya proses pengadukan (stirred) yang memungkinkan adan; distribusi sifatfisis dan kimiawi secara merata dari zat yang bereaksi di setiap tempat dalam MH “Meskipun penggunaan pengadok juga digunakan untuk realtor SBR (sirred-batch reactor) dan SCSR (stirred contained-solids reactor)" Penggunaan CSTR yang paling banyak adalah dalam memproduksi polimer, seperti polimerisasi styrene"), Selain itu CSTR juga digunakan dalam pembentukan barium sulfat (BaSO,)"! dan penanganan limbah, seperti pengolahan limbah hasil pertanian™!, dan limbah cair dengan ‘Konsentrasi BOD dan COD yang tinggi"! Sebagai salah satu bagian proses, CSTR biasanya digunakan sebagai salah satu bagian proses yang terintegrasi dengan proses lainnya. Hal ini karena disamping memiliki beberapa kelebihan, ‘CSTR juga memiliki kekurangan. Diantara kekurangannya adalah perubahan reaktan per volumenya relatif kecil dibandingkan reaktor lain, karenanya dibutuhkan suatu tangki reaktor yang besar "! untuk menutup kekurangan ini. Kekurangan lainnya yaitu CSTR hanya bisa diterapkan untuk reaksi dalam fasa cair D-107 D-108 Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2000) Auditorium Universitas Gunadarma, Fakarta, 23 -24 Agustus 2000 ‘Gambaran sederhana CSTR tectihat pada Gambar 1. Gambar ini menunjukan CSTR terdiri dari tangki reaktor dengan pipa aliran masuk/ keluar dan pengaduk. Selain itu dalam CSTR juga sering ditambahkan pembungkus/ selubung (bisa juga isolator), untuk menyerap atau menambah panas yang ‘mungkin timbul (Ja). Sementara Gambar (Ib) berupa gambar CSTR yang biasa digunakan dalam proses kimia. (ta) ab) ‘Gambar 1. Gambaran Sedethana CSTR Dari gambar telihat bahwa komponen A dan B, sebagai komponen yang bereaksi (reaktan) sementara komponen D merupakan hasil reaksi. Cairan reaktan ke dalam Teaktor disertai dengan besaran fisis masing-masing. Besaran fisis yang diperhitungkan diantaranya massa jenis komponen, konsentrasi komponen, berat molekul komponen dan kecepatan reaksi, selain juga besaran fisis yang, menyertai tangki reaktor dan pipa seperti: debit aliran, kecepatan aliran, diameter pipa, diameter tangki, tinggi cairan pada tangki, dan volume cairan pada tangki. ‘Umummya reaksi pembentukan (penguraian) berlangsung dalam waktu yang singkat. Bahkan untuk rekasi berantai, hanya komponen stabil saja yang dapat diamati, Komponen hasil reaksi yang keluar dari tangki (D), bisa hanya terdiri dari satu jenis komponen saja, tetapi bisa juga terdiri dari beberapa jenis komponen. Bahkan komponen-komponen reaktanpun bisa ikut bersama, karena sebagian diantaranya belum bereaksi membentuk hasil, Dalam makalah ini akan ditinjau bagaimana model matematis dan model dinamik dari sistem CSTR untuk melihat karakteristik fisik dan kimiawi komponen yang ada dalam reaktor. Model ‘memperhatikan keterkaitan dan saling mempengarubi antar variabel. Hubungan antar variabel ini kemudian digambarkan dalam causal loop diagram dan flow diagram, yang kemudian dilakukan simulasi, Memodelkan dan mensimolasikan CSTR telah banyak dilskukan diantaranya oleh Hwang (etall)!"! yang menggunakan model matematis dan kontrol fuzzy, sementara Huang dan Wang”! melakukan pemodelannya dari persamaan diferensial nonlinier, dan Ali! dengan menggunakan ‘neural network. Selain itu CSTR juga bisa dimodelkan sebagai analogi dalam proses geologi!"" 2, Permasalahan dan Asumsi Dalam makalah ini akan dianalisis bagaimana karakteristik dua buah tangki reaktor (Gambar 2) dalam sistem CSTR, terutama karakteristik laju perubahan massa dan komponen, Dalam penggambaran karakteristik CSTR ini digunakan asumsi-asumsi.. Asumsi yang digunakan diantaranya reaksi yang terjadi adalah reaksi perubahan (pembentukan/ penguraian) dari komponen A menjadi B. Komponen B tidak beraksi kembali untuk membentuk komponen A (reaksi searah bukan reaksi bolak- balik) dan tidak membentuk komponen lain (bukan reaksi berantai). Artinya Komponen A dan komponen B adalah komponen yang stabil. Sementara pembentukan komponen A menjadi komponen B berlangsung dengan kecepatan reaksi k yang harganya konstan, Pemodelan Continuous Stirred Tank Reactor D-109 ‘Tangki-1 dan 2 diasumsikan sebagai sistem lumped parameter, karena pengadukan yang memungkinkan cairan di dalamnya homogen. Masing-masing cairan pada tangki-l dan tangki-2 tercampur secara sempuma (diaduk merata), sehingga konsentrasi A dan B untuk masing-masing ‘tangki mempunyai harga yang sama di sebarang tempat dalam tangki. Dan akibat pengadukan tidak menimbulkan energi dalam. Pengadukan yang merata juga memungkinkan cairan yang keluar dari reaktor memiliki besaran yang sama dengan cairan yang ada dalam reaktor. Sistem juga memiliki suhu tetap (sistem isotermal), karenanya tidak ada perubahan energi. Selain itu juga tidak ada energi yang dibangkitkan dalam sistem. Gambar 2: Dua Buah CSTR yang Saling Berhubungan Pada tangki-1, cairan supply masuk melalui pipa-O (diameter de) dengan pengatur aliran kran-O ddan keluar sebagi cairan hasil melalui pipa-1 (diameter d;) dengan pengatur aliran kran-1. Sementara cairan supply untuk tangki-2 berasal dari aliran pipa-1 dan cairan hasil keluar malalui pipa-2 (diameter 4,) dengan pengatur aliran kran-2. Aliran dalam pipa berupa aliran laminar tanpa ada resistansi dari ipa dan kran, Cairan supply awal memiliki konsentrasi CAe, dengan nilai konstan, Keluaran dari pipa-1 adalah cairan yang memiliki sifat yang sama dengan dengan cairan yang ada pada tangki-1 pada wale yang sama, Begitu juga cairan yang keluar dari pipa-2 memiliki sift yang sama dengan dengan cairan yang ada pada tangki-2 pada waktu yang sama. Saat awal (t-0') adalah saat mulai dibukanya kran-0, kran-1 dan kran-2 secara serentak. 3. Model Matematis Berdasar bentuk geometris dari Gambar 3, maka volume cairan pada tangki-i (angki-1 dan 2) adalah luas permukaan tangki dikalikan tinggi cairan, atau: V, = AH; Karena A = (x/4).D’, maka: wo 2 vi= "Dis Duo Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2000) ‘Anditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 23 - 24 Agustus 2000 ‘Sementara debit aliran cairan yang melalui pips-i (pipa-1 dan 2) adalah juas permukaan pipa dikalikan kecepatan aliran, atau: Q, 2 ‘Dengan memperhatika gambar tangki dan pipa di bawah, maka persamaan Bemoulli, untuk cairan dalam tangki adalah: Raz =di- gi 2 2 “i Pa 24, P2 8) D+Plagz, = 2+ 2 +g. 2 Bart tet Untuk p = Paex + 7(H - 2) dimana y = dp/dz, maka: P Pam 5 9 (Hz) ep Pp ‘sehingga persamaan (3) menjadi: vi, Pam Vi, Pum Spo Pam tg(Hl 21) tens = 2 + PRR tet —2a) + B22 untuk vi * 0, dan d yang jauh lebih kecil dari H, maka persamaan (3) menjadi: v2 =V2eH atau kecepatan alran pada pipa-i adalah: v, =\2el, @ sehingga debit aliran pada pipa-i (persamaan 2), menjadi: Son 6) Q, = "d2eH, Pemodelan Continuous Stirred Tank Reactor Dat Perubahan Massa di Dalam Tangki * Berdasar hukum kekekalan massa, maka jumlah massa di dalam sistem adalah tetap. Sehingga perubahan massa yang ada dalam tangki dinyatakan sebagai!" ja Aliran massa yang masuk ke dalam tanghi erubohan massa di dalam tanghi= = 4 atau: dm © Fr =u Pn ~ Qua Pou Dengan perubahan massa merupakan perbedaan antara massa pada waktu t (m,) dengan massa awal (mmo): ‘massa tanghi= massa tanghi awl + perubahan massa tanghi Atau: m= tg + dim 0) Dimana komponen massa adalah perkalian antara massa jenis cairan dengan volume cairan dalam tangki. Dari persamaan (6), maka perubahan massa cairan pada tangki-I dan 2 adalah: di d(p,V; sea) eM) 1) (405-7121) (6a) di d(p2V2 Ga) - 12¥2) - (0,0, -0102) (6b) Karena pada sistem CSTR ini cairan tercampur secara sempuma, maka massa jenis cairan (p) di dalam tangki sama, tidak tergantung letaknya baik adalam arah radial maupun aksial. Besamya p; ditentukan berdasar: 1 = BM« CA; + BMp CB; @) Perubahan Kontinuitas Komponen (Jumlah Mol Komponen dalam Tangki) Berbeda dengan massa, komponen kimia dalam tangki tidak kekal. Bila terjadi reaksi di dalam sistem, maka jumlah molekul masing-masing komponen akan berubah (naik jika Komponen hasil reaksi atau turun jixa komponen reaktan). Persamaan kontinuitas komponen-i dari reaksi kimia adalah: liran molckul komponen-i yang masuk ke dalam sistem - pperubahn motekat Komponen! ativan molekul komponen-i yang keluar dari sistem + en ‘kecepatan pembentukan moleka! komponen-i Berdasar komponen yang bereaksi, dimana komponen A bereaksi secara irreversible dengan kecepatan reaksi, k, membentuk komponen B, dinyatakan sebagai"! = Dar Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT2000) ‘Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 33 - 24 Agustus 2000 Reaksi ini adalah reaksi orde pertama, jumlah mol A yang bereaksi dinyatakan sebagai: eee Vi Cy=otp ” Schingga persamaan kontinuitas komponen A pada tangki-1: Cy -Qy-CAy Vi .CA; oe S(W,CAy) dan persamaan kontinutas Komponen B pada tangk-l E(V,CB,)=-Q,.C8, +V,4.CA, ay ‘Sementara persamaan kontinuitas komponen A pada tangki-2 GV -£A)=Q,.CA, -Q;.CA, — Vp k.CA, a2) ddan persamaan kontinuitas komponen B pada tangki-2 4 (vz-CB,)=0,.CB, ~Q,-CB, +Vs4.CAy 3) Dari persamaan-persamaan ini terihat bahwa jumlah mol komponen A pada tangki ditentukan oleh banyaknya komponen A yang masuk dari pipa supply, dikurangi oleh banyaknya komponen A yang kkeluar dari tangki dan banyaknya komponen A yang bereaksi untuk membentuk komponen B. sementara jumlah komponen B tergantung dari banyaknya komponen A yang berubah menjadi komponen B dan jumlah komponen B yang keluar dari tangki. Model Dinamik Untuk menggambarkan bagaimana perilaku cairan dalam CSTR ini dilakukan pendekatan secara sistemik. Ada berbagai perangkat pembantu (tools) dalam menjabarkan cara berfikir secara sistemik, Paling tidak ada sepuluh perangkat berfikir secara sistem yang terbagi dalam empat ‘katagori“!. Salah satu perangkat pembantu tersebut adalah diagram causal loop. Penggambaran causal Joop diagram ini berguna dalam melakukan simulasi, terutama dengan menggunakan perangkat lunak Dynamo (dynamic modeling) dan Powersim. Causal loop diagram, melihat adanya dinamika saling keterkaitan antar variabel, sebagai suatu hubungan sebab akibat (causal). Satu variabel mempengaruhi dan dipengaruhi oleh variabel lain dan saling terkait membentuk suatu lingkaran (loop) keterkaitan. Hubungan ini bisa berupa hubungan saling menguatkan/ menambahkan (+) atau memperlemah/ mengurangi (-). Tanda (+) doa (-) bisa diganti dengan (s) dan (0) sebagai padanan untuk sama (same) dan berlawanan (opposite). Suatu loop bisa berupa loop yang saling menguatkan (reinforcing loops) dan loop kesetimbangan (balancing Joops). Loop menguatkan disimbolkan dengan (+) atau (R), terjadi bila hubungan antar variabel dalam loop hanya menguatkan saja atau memperlemah saja. Sementara loop yang menuju kesetimbangan, disimbolkan dengan (-) atau (B), terjadi bila dalam hubungan antar variabel ada salah satu hubungan yang berbeda dari lainnya. Causal loop diagram mampu menggambarkan sistem secara terintegrasi (bukan_parsial). Keterkaitan antar variabel memungkinkan besamya pengaruh satu variabel terhadap variabel lain, antara satu subsistem dengan subsistem lain dapat terlihat dengan lebih mudah. Pemodelan Continuous Stirred Tank Reactor DAS Dalam proses pembentukan causal Joop diagram, hal yang harus menjadi perhatian adalah: tema utama, horizon waktu, diagram perilaku terhadap walt, nilai batas, level agregasi dan delay ‘yang signifikan, Dalam membuat model dinamik dari CSTR ini, pechatian tama terutama pada dinamika perubaban massa dan komponen yang ada dalam tangki-1 dan 2, serta bagaimana perilaka variabel- variabel ini terhadap waktu Missal dari perubahan massa tangki (persamaan 6 dan 7) dan geometri tangki-pipa (persamaan 1, 2, 4 dan 5) terjadi hubungan sebab akibat antar variabel. Massa tangki (pada saat t) dipengaruhi ‘massa tangki awal (menambabkan/ +) dan perubahan massa di dalam tangki (+). Perubahan massa di dalam tangki dipengaruhi oleh aliran massa masuk melalui pipa input (+) dan aliran massa keluar melalui pipa keluar (mengurangi/-). Sementara aliran massa keluar pipa tergantung kepada debit cairan keluar pipa (+) dan massa jonis cairan di dalam tangki (+). Debit cairan yang keluar pipa ‘tergantung dari besamya luas permukaan pipa (+) dan kecepatan aliran dalam pipa (+). Kecepatan aliran pipa dipengaruhi oleh tinggi cairan dalam tangki (+) dan percepatan gravitasi (+). Sementara ‘tinggi cairan tangki merupakan komponen dari volume cairan dalam tangki (+). Dan volume ini dipengaruhi oleh banyaknya massa yang ada dalam tangki (+). Variabel-variabel massa tangki, aliran ‘massa Keluar, debit cairan keluar, massa jenis cairan, luas permukaan pipa, kecepatan aliran dalam ipa, tinggi cairan dalam tangki dan volume cairan dalam tangki ini saling berhubungan membentuk Joop. Dan karena ada salah satu variabel yang mengurangi (-), maka loop perubahan massa ini disebut loop kesetimbangan (balancing loops). Keterkaitan antar variabel terlihat pada Gambar 3 di bawah, v \ A, peubatan os “ee preatini 2 (+) \ \ + aie ie “a + Gambar 3; Keterkaitan antar Variabel dalam Loop Massa Tangki Dengan cara yang sama yang memperhatikan keterkaitan antar variabel, maka dibuatkan loop untuk jumlah mol A dan B untuk setiap tangki serta keterkaitan antar loop-loop ini. Diagram causal Joop yang lengkap untuk massa, jumlah mol A dan B untuk kedua tangki terlihat pada Gambar 4. dex8u] ALSO worsig yeng eng wesBerq doo] esney :p sequen OT RERY FE= ET ERY RAPE FEAT UATONPTY (0002 LIAINOY) uoftTom] warsig wep somndwioy ‘sBuIpasoalg vita ‘Femodelan Continuous Stirred Tank Reactor Dus 5. Penutup ‘Model dinamik berupaya menggambarkan perilaku sistem secara terintegrasi dengan melihat keterkaitan dan hubungan antar variabel. Salah satu model dinamik yang banyak digunakan adalah causal loop diagram. Hubungan antara satu variabel tethadap variabel lain, antara satu subsistem dengan subsistem lain yang membentuk suatu kesatuan memungkinkan pemahaman sistem menjadi lebih mudah. Model dinamik yang dikembangkan untuk CSTR dalam makalah ini bisa langsung disimulasikan, dengan memasukan besaran-besaran seperti yang terlihat dalam diagram, terutama data-data besaran untuk kondisi awal (initial condition) dari massa tangki, konseatrasi cairan supply, brat molelail komponen serta dimensi tangki dan pipa. Hasil simulasi umumnya menunjukan kondisi yang steady state setelah jangka wal tertenta. ‘Simulasi dari model ini yang user interface diantaranya dengan menggunakan Powersim. Dan apabila programnya juga dituliskan, maka penggunaan Dynamo menjadi piliban lainnya. Bahasa pemrograman lain bisa juga digunakan untuk mendukung simulasinya. Pemodelan dinamik ini dapat dikembangkan untuk kondisi CSTR dengan lebih dari satu Komponen supply, atau reaksi yang terjadi berupa reaksi berantai. Nomenklatur = Luas permukaan tangki (m") Berat molekul komponen Konsentrasi komponen (moV/m’) Diameter tangki (m) Diameter pipa (m) Percepatan gravitasi bumi (m/det’) ‘Tinggi cairan pada tangki (m) Kecepatan reaksi /detik) Massa komponen (kg) = Tekanan (N/m’) = Tekanan udara bebas (N/m’) Debit aliran (m’/ detik) ‘Massa jenis komponen (kg/m*) Volume eairan pada tangki (m") Kecepatan aliran dalam pipa (aw/detik) Jarak dari dasar tangk'pipa (u) z N<< 0 Op VER TOVUODE 6. Daftar Pustaka [1] James Moshi, “Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)”. ~ [2] H. Scott Fogler, “Che-333: Chemical Reaction Engineering,” University Of Michigan, Copyright 2000 - {5] Dick Strayer, “Continously Stirred Tank Reactors (CSTRs): Evaluation Of An Anaerobic Digestion System For Processing ALS Crop Residues For Resource Recovery” - 16] Dis Proceedings, Komputer dan Sistem Intelien (KOMMIT2000) Auditorium Universitas Gunadarma,Jakart, 23 ~24 Agustus 2000 (7] Tom Ellis, “Continuous Stirred Tank Reactor”. - [8] Woo-Hyeon Hwang, Jung In Crey dan Hyun-Ku Rhee, “Modeling And Control Of Continuos Stimed Tank Reactor For Thermal Copolimerization,” Journal Of Applied Polymer Science, vol. 67, Issue 5, pp. 921-931, 1998. (9] Yunbing Huang and Ping Wang, The CSTR Simultion Project, Department Of Chemical Engineering, University of Maryland. [10] Mohamad S. Ali and Samtoch Ananthraman, “A New Modeling And Controlling Tool For The Proce Indi,” Chemica Procesing, September 1995 {11} Peter Ontcleva, “Geochemical Sef- Organization,” By Oxford University Press As Oxford Monographs On Geology And Geophysics, no-23, 1994 (02) Farida 1 Muchtadi dan Rachmad Mohamad, Dinamaka Dan Pengendalian Prose, Bandung: Jurusan Teknik Fisika, 1987. [13] AJohnson, Process Dynamic And Control, Delft: Vereniging Voor Studie-En ‘Studentenbelanegn Te Delf, 1976. [14] Daniel H. Kim, Systems Thinking Tools, Massachusetts: Pegasus Communications, Inc., 1997. 4 [15] Virginia Anderson and Lauren Johnson, Systems Thinking Basics: From Concepts To Causal Loops, Massachusetts: Pegasus Communications, Inc., 1997.

You might also like