Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing :
dr. Siti Istiqomah Sp.S
Disusun Oleh :
Deasy Silvia Lestari
H2A011014
Referat ini telah dipresentasikan dan disetujui oleh dokter pembimbing dari :
Nama
NIM
: H2A011014
Fakultas
: Kedokteran
Universitas
: Muhammadiyah Semarang
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Agama
Suku
: Ny. SZ
: 48 tahun
: Islam
: Jawa
Pekerjaan
Alamat
Status
Tanggal Periksa RS
No RM
: Swasta
: Sri Rejeki Dalem Rt08/III Kalibanteng
: Menikah
: 5 Febuari 2016
: 096331
I. ANAMNESA
Dilakukan secara autoanamnesa di ruang alamanda
RSUD Tugurejo
Semarang.
Tanggal : 11 Febuari 2016
Jam
: 14.00 WIB
Riwayat Penyakit Sekarang
1. Keluhan Utama
: Nyeri pinggang menjalar hingga kaki kanan
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
a. Lokasi
: Pinggang
b. Onset
: 2 minggu SMRS
c. Kualitas : Nyeri menjalar dari pinggang sampai telapak kaki kanan,
disertai kesemutan
d. Kuantitas : Nyeri terus menerus, aktivitas dibantu keluarga
e. Kronologis
:
2 minggu SMRS pasien merasakan nyeri pinggang kanan yang
menjalar ke telapak kaki kanan. Nyeri muncul secara mendadak saat
pasien sedang mengaji. Nyeri dirasakan secara terus menerus, terasa
panas, dan seperti disetrum. Keluhan ini juga menyebabkan pasien
kesulitan berjalan karena nyeri. Aktifitas sehari-sehari selama sakit
dibantu oleh keluarga. Nyeri dirasakan bertambah saat bergerak,
berjalan, mengejan dan batuk. Nyeri berkurang saat tidur berbaring.
Kelemahan naggota gerak (-), BAB dan BAK dalam batas normal.
Kemudian pasien periksa ke Puskesmas. Pasien diberi obat
berupa pil, namun menurut pasien keluhan tidak berkurang. Pasien
masih merasakan nyeri pinggang kanan dan menjalar ke telapak kaki
kanan. Karena keluhan yang dirasa lama kelamaan semakin
bertambah maka pasien datang ke IGD RSUD Tugurejo Semarang.
f. Faktor memperberat
: Nyeri bertambah saat bergerak,
berjalanan, batuk, dan mengejan.
g. Faktor memperingan
: Posisi Berbaring
h. Gejala penyerta
: (-)
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: 130/80 mmHg
Nadi
RR
: 20 x / menit, regular
Suhu
: 36,50 C
Status generalis :
Kepala
: Bentuk : mesochepal, nyeri tekan(-).
Mata
: Reflek cahaya +/+, edem palpebra -/-,
pupil bulat isokor 3mm /3mm
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Status Internus
Thorax
a. Inspeksi :
1) Pergerakan dinding dada simetris.
2) Retraksi intercostal (-/-).
3) Penggunaan otot-otot bantu pernapasan (-)
b. Palpasi :
1) Nyeri tekan (-/-) , tidak teraba massa
2) Vokal fremitus (sulit dinilai).
3) Iktus cordis teraba di ICS V linea midklavikularis kiri.
c. Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
d. Auskultasi : Vesikuler + / +, ronkhi -/- , wheezing -/- , murmur (-), gallop
(-)
Abdomen
a.
b.
c.
d.
III.
STATUS NEUROLOGIS
I. Fungsi Luhur
Kesadaran
:
Kualitatif
: compos mentis
Kuantitatif GCS
: E4M6V5
- Orientasi
: tempat, waktu dan situasi baik
-
Daya ingat
Baru
Lama
Gerakan abnormal
: baik
: baik
: tidak ditemukan
Gangguan berbahasa
Afasia motorik : Afasia sensorik : Akalkuli
:2. Koordinasi dan Keseimbangan
Cara berjalan
-
dilakukan
Tes Romberg
tidak
dapat
tidak
dapat
dilakukan
Tes romberg dipertajam
: tidak dapat dilakukan
Tes telunjuk hidung
: normal
Tes telunjuk telunjuk
: normal
Tes hidung telunjuk hidung
: normal
Uji dix halpike
: tidak dilakukan
Disdiadokhokinesis
: tidak dilakukan
Robound fenomen
: tidak dilakukan
Nistagmus
: (-)/(-)
3. Fungsi Vegetatif
Miksi
: Dalam batas normal
Defekasi
: Dalam batas normal
4. Nervi Cranialis
Nervus Kranialis
N. I (Olfactorius)
Daya Penghidu
N.II (Opticus)
a Daya penglihatan
b Lapang pandang
c Fundus okuli
N.III (Oculomotorius)
a Ptosis
b Gerak mata keatas
c Gerak mata kebawah
d Gerak mata media
e Ukuran pupil
f Bentuk pupil
g Reflek cahaya langsung
h Reflek cahaya konsesuil
i Reflek akmodasi
j Strabismus divergen
k Diplopia
Kanan
Kiri
Normosmia
Normosmia
baik
baik
t.d.l
baik
baik
t.d.l
(-)
(+)
(+)
(-)
(+)
(+)
(+)
2,5 mm
Bulat, reguler
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
(+)
2,5 mm
Bulat, reguler
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
N.IV (Trochlearis) :
a Gerak mata lateral bawah
(+)
(+)
b Strabismus konvergen
c Diplopia
N.V (Trigeminus)
a Menggigit
b Membuka mulut
c Sensibilitas
d Reflek kornea
e Reflek bersin
f Reflek masseter
g Reflek zigomatikus
h Trismus
N.VI (Abducens) :
a Pergerakan mata (ke lateral)
b Strabismus konvergen
c Diplopia
N. VII (Facialis)
a Kerutan kulit dahi
b Mengerutkan dahi
c Mengangkat alis
d Menutup mata
e Lipatan nasolabia
f Sudut mulut
g Meringis
h Tik fasial
i Lakrimasi
j Daya kecap 2/3 depan
N. VIII (Vestibulocochlearis)
a Mendengarkan suara berbisik
b Mendengarkan detik arloji
c Tes rinne
d Tes weber
e Tes schwabach
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
(+)
(+)
(+)
t.d.l
t.d.l
t.d.l
(-)
(+)
(+)
(+)
(+)
t.d.l
t.d.l
t.d.l
(-)
(+)
(-)
(-)
(+)
(-)
(-)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(+)
t.d.l
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(-)
(+)
t.d.l
N
t.d.l
t.d.l
t.d.l
t.d.l
t.d.l
t.d.l
t.d.l
t.d.l
N IX (Glossopharyngeus)
a Arkus faring
b Uvula
c Daya kecap 1/3 belakang
d Reflek muntah
e Sengau
f Tersedak
N X (Vagus)
a Arkus faring
b Daya kecap 1/3 belakang
c Bersuara
d Menelan
Simetris
Simetris
(+)
t.d.l
(-)
(-)
Simetris
Simetris
(+)
t.d.l
(-)
(-)
Simetris
(+)
(+)
(+)
Simetris
(+)
(+)
(+)
N XI (Accesorius)
a Memalingkan muka
b Sikap bahu
c Mengangkat bahu
d Trofi otot bahu
N XII (Hypoglossus)
a Sikap lidah
b Menjulurkan lidah
c Artikulasi
d Tremor lidah
e Trofi otot lidah
f Fasikulasi lidah
(+)
(+)
(+)
N
(+)
(+)
(+)
N
N
N
(-)
(-)
(-)
(-)
N
N
(-)
(-)
(-)
(-)
Kanan
Kiri
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
+ normal
5-5-5
Normal
(-)
+ normal
+ normal
+ normal
5-5-5
Normal
(-)
+ normal
+ normal
+ normal
+ normal
+ normal
+ normal
+ normal
+ normal
+ normal
+ normal
(-)
(-)
(-)
(-)
5. Anggota Gerak
ANGGOTA GERAK ATAS
Inspeksi:
Drop hand
Claw hand
Kontraktur
Warna kulit
Sistem motorik :
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Sensibilitas
Nyeri
Reflek fisiologik :
Bisep
Trisep
Radius
Reflek Patologi :
Hoffman
Tromer
Keterangan
Kanan
Kiri
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Normal
+ normal
5-5-5
(+) normal
(-)
(-)
(+) normal
Hipersetesi
+ normal
5-5-5
(+) normal
(-)
(-)
(+) normal
(+) normal
Kanan
Kiri
Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaeffer
Mendel Bechterew
Rossolimo
Gonda
Klonus patella
Klonus kaki
Kaku Kuduk
Kernig sign
Brudzinski I
Brudzinski II
Reflek Patologis
Rangsang Meningeal
Rangsang Radikuler
IV.
Tes Lasegue
Tes Bragard
Tes Sicard
Tes Patrik
Tanda neri
Tes naffziger
Tes valsava
RINGKASAN
Ny. SZ 48 datang dengan keluhan nyeri pinggang kanan yang
menjalar sampai telapak kaki kanan. Nyeri dirasakan secara terus menerus,
terasa panas, dan seperti disetrum. Nyeri dirasakan bertambah saat bergerak,
berjalan, mengejan dan batuk. Nyeri berkurang saat tidur berbaring.
Kelemahan aggota gerak (-), BAB dan BAK dalam batas normal.
Pemeriksaan fisik didapatkan KU baik, TD 130/80 mmHg. N.
Cranialis dalam batas normal, sensibilitas hiperestesi dextra area dermatomal
L4-5. Didapatkan tes laseque (+), bragard (+), sicard (+), patrick (+), kontra
patrick (+) dextra.
V. DIAGNOSIS
Diagnosa Klinik
:
Ischialgia dextra
Hipersestesi dextra area dermatom L4-5
Diagnosis Topik :
Suspek lesi radix nervus spinalis L4-5
Diagnosis Etiologik:
Suspek Hernia Nukleus Pulposus
VI.
RENCANA AWAL
10
Daftar Masalah :
Ischialgia suspek HNP
Rencana Diagnosis
Usulan pemeriksaan:
X-Foto Vertebra Lumbosakral
Rencana Terapi
Medika mentosa :
1. Infus RL 20 tpm
2. Injeksi mecobalamin 1x500 mg
3. Meloxicam 2x15 mg
4. Diazepam 2x2 mg
5. Pregabalin 1x75 mg
Non medika mentosa :
1. Bed rest
2. Fisioterapi
Monitoring:
1. Keadaan umum
2. Tanda vital
3. Defisit neurologis
4. VAS
Edukasi
1. Menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit yang
2.
3.
4.
5.
diderita
Menjelaskan cara pengobatan
Minum obat dan kontrol teratur
Ikuti program latihan fisioterapi secara rutin
Hindari kerja dan aktifitas fisik yang berat untuk mengurangi
kambuhnya gejala.
6. Menjelaskan cara mengangkat beban berat, cara duduk, menyetir, dan
beraktivitas sehari-hari dengan baik untuk mencegah kekambuhan.
VII.
PROGNOSIS
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanationam
: dubia ad bonam
: dubia ad malam
: dubia ad malam
11
TINJAUAN PUSTAKA
12
(sebagai
artikulasi),
dan
ditopang
oleh
ligamentum
13
invertebralis
menyusun
seperempat
panjang
columna
vertebralis. Diskus ini paling tebal di daerah cervical dan lumbal, tempat
dimana banyak terjadi gerakan columna vertebralis, dan berfungsi sebagai
sendi dan shock absorber agar kolumna vertebralis tidak cedera bila terjadi
trauma.
14
15
B. Epidemiologi
HNP paling sering terjadi pada pria dewasa, dengan insiden puncak
pada dekade ke-4 dan ke-5.HNP lebih banyak terjadi pada individu
dengan pekerjaan yang banyak membungkuk dan mengangkat.
Karena ligamentum longitudinalis posterior pada daerah lumbal lebih kuat
pada bagian tengahnya, maka pro trusi discus cenderung terjadi ke arah
postero lateral, dengan kompresi radiks saraf.1
C. Patofisiologi
Nucleus pulposus berfungsi sebagai bantalan dan berperan ,enahan
tekanan/beban. Pada diskus yang normal atau sehat, bila mendapatkan
tekanan maka nukleus akan menyalurkan gaya tekan ke segala arah
dengan sama besar. Penurunan kadar air nukleus mengurangi fungsinya
bantalan, sehingga bila ada gaya tekan maka akan disalutkan ke anulus
secara asimetris dan bisa terjadi cedera atau robekan pada anulus dan
timbul HNP.
terjadi
merupakan
Herniasi
ke
kartilago
masik
ke
dalam
Proses degenaratif
Trauma
Stress okupasi
HNP
Perubahan sensasi
Nyeri
Penurunan kerja
D. Faktor Resiko 5
Faktor resiko timbulnya HNP antara lain sebagai berikut :
1. Umur
Kandungan air didalam dskus intervertebralis akan berkurang secara
alamiah akibta bertambahnya usia sekitar 50-60 tahun, beberapa
penlitian menunjukan bahwa HNP dapat terjadi di usia produktif
antara usia 30-55 tahun.
2. Jenis kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama terhadap keluhan
nyeri pinggang sampai usia 60 tahun. Pada wanita keluhan ini lebih
sering terjadi pada saat menstruasi, selain itu proses menopause dapat
menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon
esterogen sehingga memungkinkan terjadi nyeri pinggang.
3. Body Mass Indeks (BMI)
Kelebihan berat badan meningkatkan berat pada tulang belakang dan
tekanan pada diskus, struktur tulang belakang,serta herniasi pada
diskus lumbalis yang rawan terjadi.
4. Merokok
Keterkaitan antara merokok dengan batuk dapat meningkatkan
tekanan intradiscal yangmengakibatkan pembengkakan pada diskus
dan timbul hernia
5. Faktor fisik atau pekerjaan
E. Manifestasi klinis
Gejala yang timbul bergantung pada lokasi herniasi. HNP dapat
terjadi kesegala arah, tetapi kenyataannya lebih sering hanya pada 2 arah,
yang pertama ke arah postero-lateral yang menyebabkan nyeri pinggang,
sciatica, dan gejala dan tanda-tanda sesuai dengan radiks dan saraf mana
yang terkena.Berikutnya ke arah postero-sentral menyebabkan nyeri
pinggang dan sindroma kauda equina.5,8,9
F. Diagnosa 10,11
Anamnesa
Adanya nyeri di pinggang bagian bawah yang menjalar ke bawah (mulai
dari bokong, paha bagian belakang, tungkai bawah bagian atas).Hal ini
dikarenakan mengikuti jalannya N. Ischiadicus yang mempersarafi
tungkai bagian belakang.
1. Nyeri mulai dari pantat, menjalar kebagian belakang lutut, kemudian
ke tungkai bawah (sifat nyeri radikuler).
2. Nyeri semakin hebat bila penderita mengejan, batuk, mengangkat
barang berat.
3. Nyeri bertambah bila ditekan antara daerah disebelah L5 S1 (garis
antara dua krista iliaka)
4. Nyeri Spontan
5. Sifat nyeri adalah khas, yaitu dari posisi berbaring ke duduk nyeri
bertambah hebat, sedangkan bila berbaring nyeri berkurang atau
hilang
Pemeriksaan Motoris 6.
1. Gaya jalan yang khas, membungkuk dan miring ke sisi tungkai yang
nyeri dengan fleksi di sendi panggul dan lutut, serta kaki yang
berjingkat.
2. Motilitas tulang belakang lumbal yang terbatas.
Pemeriksaan Sensoris
1. Lipatan bokong sisi yang sakit lebih rendah dari sisi yang sehat.
2. Skoliosis dengan konkavitas ke sisi tungkai yang nyeri, sifat
sementara.
Tes-tes Khusus 5,6
1. Tes Laseque (Straight Leg Raising Test = SLRT)
Tungkai penderita diangkat perlahan tanpa fleksi di lutut sampai
sudut 90.
2. Gangguan sensibilitas, pada bagian lateral jari ke 5 (S1), atau bagian
medial dari ibu jari kaki (L5)
3. Gangguan motoris, penderita tidak dapat dorsofleksi, terutama ibu
jari kaki (L5), atau plantarfleksi (S1).
Tes dorsofleksi : penderita jalan diatas tumit
Tes Refleks
Refleks tendon achilles menurun atau menghilang jika radiks antara L5
S1 terkena.
G. Penunjang
1. Darah rutin : tidak spesifik
2. Urine rutin : tidak spesifik
3. Liquor cerebrospinalis : biasanya normal. Jika terjadi blok akan
didapatkan peningkatan kadar protein ringan dengan adanya
penyakit diskus. Kecil manfaatnya untuk diagnosis.
atau
memperlihatkan
perubahan
degeneratif
dengan
H.
Penatalaksanaan
1.
Terapi Konservatif
Tujuan terapi konservatif
11
adalah
mengurangi
iritasi
saraf,
tidak
menunjukkan
perbedaan
dalam
kecepatan
penyembuhan.
Diatermi/kompres panas/dingin
Tujuannya adalah mengatasi nyeri dengan mengatasi
inflamasi dan spasme otot. keadaan akut biasanya dapat
digunakan kompres dingin, termasuk bila terdapat edema.
Untuk nyeri kronik dapat digunakan kompres panas maupun
dingin.
Korset lumbal
Korset lumbal tidak bermanfaat pada HNP akut namun dapat
digunakan untuk mencegah timbulnya eksaserbasi akut atau
nyeri
HNP
kronis.Sebagai
penyangga
korset
dapat
3. Terapi Operatif
Discectomy
Pada discectomy, sebagian dari discus intervertebralis diangkat
untuk mengurangi tekanan terhadap nervus.Discectomy dilakukan
untuk memindahkan bagian yang menonjol dengan general
anesthesia.Hanya sekitar 2 3 hari tinggal di rumah sakit.Akan
diajurkan untuk berjalan pada hari pertama setelah operasi untuk
mengurangi resiko pengumpulan darah. Untuk sembuh total
memakan waktu beberapa minggu. Jika lebih dari satu diskus
yang harus ditangani jika ada masalah lain selain herniasi diskus.
Operasi yang lebih ekstensif mungkin diperlukan dan mungkin
memerlukan waktu yang lebih lama untuk sembuh (recovery).
Mikrodiskectomy
meliputi
injeksi
enzim
(yang
disebut
4. Medika mentosa
a. Analgetik dan NSAID
b. Pelemas otot: digunakan untuk mengatasi spasme otot
c. Opioid: tidak terbukti lebih efektif dari analgetik biasa. Pemakaian
jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan
d. Kortikosteroid oral: pemakaian masih menjadi kontroversi namun
dapat dipertimbangkan pada kasus HNP berat untuk mengurangi
inflamasi.
e. Analgetik ajuvan: dipakai pada HNP kronis.
I.
Larangan
Peregangan yang mendadak pada punggung. Jangan sekali-kali
mengangkat benda atau sesuatu dengan tubuh dalam keadaan fleksi atau
dalam keadaan membungkuk. Hindari kerja dan aktifitas fisik yang berat
untuk mengurangi kambuhnya gejala setelah episode awal.
J. Edukasi
Istirahat mutlak di tempat tidur, kasur harus yang padat.Diantara
kasur dan tempat tidur harus dipasang papan atau plywood agar kasur
jangan melengkung.Sikap berbaring terlentang tidak membantu lordosis
lumbal yang lazim, maka bantal sebaiknya ditaruh di bawah
pinggang.Penderita diperbolehkan untuk tidur miring dengan kedua
tungkai sedikit ditekuk pada sendi lutut.
Prognosis
1.
Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu dengan terapi
2.
3.
konservatif.
Sebagian kecil akan berkembang menjadi kronik meskipun sudah
diterapi.
Pada pasien yang dioperasi : 90% akan membaik terutama nyeri
tungkai, kemungkinan terjadinya kekambuhan adalah 5%
DAFTAR PUSTAKA
1. Noerjanto, M. Simposium Nyeri Punggung Bawah.Semarang : UNDIP.
2006
2. Hasbih,M.
Tanda-
http://www.scribd.com/doc/71153388/Kesesuaian-Antaratanda-Degenerasi-Diskus-Pada-Foto-Polos-Dengan-Magnetic-
Resonace-Imaging
Lumbosakral
Bawah. 2015
3. Snell ,Richard.Anatomi Klinik untuk
Pada-Penderita-Nyeri-PunggungMahasiswa
Kedokteran
edisi