You are on page 1of 36
NOTA KESEPAHAMAN ANTARA DIREKTORAT JENDERAL PROTOKOL DAN KONSULER KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA DENGAN DIREKTORAT JENDERAL IMIGRAS| KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA Nomor: NK/PK/07/09/2014/63 Nomor : IMI-GR.01.01-2390 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEIMIGRASIAN (SIMKIM) DALAM PENERBITAN PASPOR DIPLOMATIK DAN DINAS, IJIN PERJALANAN KE LUAR NEGERI SERTA PEMBERIAN REKOMENDAS!I VISA DI KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA comer, feaee abt LSA pulang e ree Pada hari ini, tanggal tahun dua ribu empat belas, bertempat di Jakarta, kami yang bertandatangan di bawah ini : 4. Nama dan Jabatan : Ahmad Rusdi, Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri, yang diangkat berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 1/M Tahun 2012 tanggal 2 Januari 2012, bertindak untuk dan atas nama Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Alamat : Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta Pusat ‘Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. NOTA KESEPAHAMAN ANTARA DIREKTORAT JENDERAL PROTOKOL DAN KONSULER KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA DENGAN DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA Nomor: NK/PK/07/09/2014/63 Nomor: IMI-GR.01.01-2390 TENTANG PENGGUNAAN SISTEM INFORMAS! MANAJEMEN KEIMIGRASIAN (SIMKIM) DALAM PENERBITAN PASPOR DIPLOMATIK DAN DINAS, IJIN PERJALANAN KE LUAR NEGERI SERTA PEMBERIAN REKOMENDAS!I VISA DI KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA Pada hari ini, 2212°4........tanggal. 2°">21""butan 2°?" 4Bhun dua ribu belas, bertempat di Jakarta, kami yang bertandatangan di bawah ini : 1. Nama dan Jabatan : Ahmad Rusdi, Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri, yang diangkat berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 1/M Tahun 2012 tanggal 2 Januari 2012, bertindak untuk dan atas nama Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia ‘Alamat : Jalan Taman Pejambon No. 6 Jakarta Pusat Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA, Geno b+ 2. Nama dan Jabatan : Bambang Irawan, Direktur Jenderal Imigrasi, yang diangkat berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 121M Tahun 2011 tanggal 14 Januari 2011, bertindak untuk dan atas nama Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia ; ‘Alamat : Jalan HR. Rasuna Said Kav. 8-9 Kuningan Jakarta Selatan 12940 Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA PIHAK dan secara terpisah disebut PIHAK. PARA PIHAK dalam kedudukannya sebagaimana tersebut di atas, terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut : a. PIHAK PERTAMA merupakan insfitusi pelaksana tugas dan fungsi Kementerian Luar Negeri di bidang keprotokoleran dan kekonsuleran termasuk di dalamnya penerbitan Paspor Diplomatik dan Dinas, jin Perjalanan ke Luar Negeri (exit-permif) dan pemberian Rekomendasi Visa bagi WNI pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas yang akan melaksanakan perjalanan dinas ke luar negeri. b. Bahwa PIHAK KEDUA merupakan institusi pelaksana tugas dan fungsi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di bidang Keimigrasian. Selanjutnya para pihak mempertimbangkan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku sebagai berikut: T a. Undang-undang Nomor 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri; b. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; c. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian; d. Peraturan pemerintah nomor 31 Tahun 2013 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dengan semangat saling menghormati dan asas saling memberi manfaat, PARA PIHAK sepakat membangun kerjasama yang sinergis, tertuang dalam nota kesepahaman tentang Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) dalam penerbitan Paspor Diplomatik dan Dinas, Ijin Perjalanan ke Luar Negeri serta pemberian Rekomendasi Visa di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, dengan ketentuan sebagai berikut: { 2 cK Ahia jz se Pasal 1 Maksud dan Tujuan Nota Kesepahaman ini bertujuan untuk mensinergikan program dann kegiatan PARA PIHAK dalam rangka penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) dalam penerbitan Paspor Diplomatik dan Dinas, Ijin Perjatanan ke Luar Negeri, serta pemberian Rekomendasi Visa dan Pelayanan Keimigrasian sesuai tugas dan fungsinya. Pasal 2 Ruang Lingkup Ruang lingkup Nota Kesepahaman ini meliputi pemanfaatan sarana dan prasarana, pertukaran data dan informasi, pengembangan teknologi informasi dan pengembangan sumber daya manusia dalam pelayanan kekonsuleran terkait penerbitan Paspor Diplomatik dan Dinas, Ijin Perjalanan ke Luar Negeri dan Rekomendasi Visa, serta Pelayanan Keimigrasian. Pasal 3 Hak dan Kewajiban (1) PIHAK PERTAMA memiliki hak dan kewajiban: a. Menyediakan ruangan kantor beserta sarana dan prasarana pendukung lainnya seperti meubelair, listrik, telepon, jaringan komunikasi lokal (LAN) sebagai bagian dalam pemberian layanan kekonsuleran terkait penerbitan Paspor Diplomatik dan Dinas, |jin Perjalanan ke Luar Negeri dan Rekomendasi Visa serta Pelayanan Keimigrasian. b. Menyediakan kebutuhan Sumber Daya Manusia untuk diberikan pelatihan oleh PIHAK KEDUA c. Memperoleh akses tethadap sarana dan prasarana penerbitan paspor guna mendukung pelayanan penerbitan Paspor Diplomatik dan Dinas di seluruh wilayah Republik Indonesia d. Memperoleh Kebutuhan data dan informasi terkait pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas. . Memperoleh akses dalam penggunaan SIMKIM, Certificate of Authority, database Key Management System (KMS) dalam pelayanan penerbitan Paspor Diplomatik dan Dinas berbasis Teknologi Informasi. f Menjaga dan melindungi jin akses terhadap SIMKIM, Certificate of Authority, dan database Key Management System (KMS) Ly SY 4 ce 4 f 3 [Ee (2) PIHAK KEDUA memiliki hak dan kewajiban: a. menyediakan perangkat dan aplikasi serta jaringan komunikasi Wide Area Network (WAN) SIMKIM yang diperlukan dalam proses pelayanan kekonsuleran terkait penerbitan Paspor Diplomatik dan Dinas, Ijin Perjalanan ke Luar Negeri dan Rekomendasi Visa serta Pelayanan Keimigrasian. b. Memberikan pelatihan Sumber Daya Manusia yang telah disediakan oleh PIHAK PERTAMA. c. Memenuhi kebutuhan akses terhadap sarana dan prasarana_penerbitan Paspor guna mendukung pelayanan penerbitan Paspor Diplomatik dan Dinas di seluruh wilayah Republik Indonesia. d. Memenuhi kebutuhan data dan informasi terkait pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas. e. Memberikan akses dalam penggunaan SIMKIM, Certificate of Authority, database Key Management System (KMS) dalam pelayanan penerbitan Paspor Diplomatik dan Dinas berbasis Teknologi Informasi, Pasal 4 Kerahasiaan dan Keabsahan (1) PARA PIHAK menggunakan data dan informasi sesuai maksud dan tujuannya dan tidak diperkenankan untuk memberikan, meneruskan, dan atau mengungkapkan kepada pihak lain, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) PARA PIHAK bertanggungjawab atas keabsahan data dan informasi yang disampaikan. (3) Data informasi berupa kata, angka, tanggal, gambar dan lain-lain yang terdapat dalam SIMKIM akan dimanfaatkan dalam pelayanan penerbitan Paspor Diplomatik dan Dinas meliputi antara lain : (a) Data Biometrik pemohon Paspor Dinas dan Paspor Diplomatik yang meliputi i. Wajah ii, Sidik Jari (b) Informasi pribadi pemohon Paspor Diplomatik dan Dinas. Pasal 5 Pelaksanaan Kerjasama Ketentuan mengenai pelaksanaan Nota Kesepahaman ini diatur dalam petunjuk teknis yang disusun bersama oleh unit kerja terkait PARA PIHAK. Pasal 6 Biaya Pelaksanaan Biaya yang timbul akibat dari Nota Kesepahaman ini dibebankan kepada PARA PIHAK sesuai kewenangannya Pasal 7 Pengadaan dan Pemeliharaan Peralatan (1) Pengadaan perangkat, aplikasi dan jaringan komunikasi Wide Area Network (WAN) SIMKIM yang akan digunakan dalam Nota Kesepahaman ini mejadi beban PIHAK KEDUA. (2) Pemeliharaan perangkat, aplikasi dan jaringan komunikasi Wide Area Network (WAN) SIMKIM yang digunakan dalam Nota Kesepahaman menjadi beban PIHAK KEDUA. Pasal 8 Monitoring dan Evaluasi PARA PIHAK melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Nota Kesepahaman secara periodik paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun Pasal9 Jangka Waktu (1) Nota Kesepahaman ini berlaku sejak tanggal ditandatangani olen PARA PIHAK. (2) Nota Kesepahaman ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal ditandatangani oleh PARA PIHAK dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK. oes, cot Pasal 10 Ketentuan Lain-Lain (a) Pemenuhan kebutuhan perangkat, aplikasi dan jaringan komunikasi (WAN) SIMKIM dalam Nota Kesepahaman ini dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kesepakatan PARA PIHAK. (b) Nota Kesepahaman ini dapat diubah atau diperbaiki melalui pemberitahuan secara tertulis oleh salah satu PIHAK dan perubahan atau perbaikan tersebut harus disepakati oleh PARA PIHAK dan diatur dalam suatu addendum atas Nota Kesepahaman ini. (©) Perubahan atau perbaikan yang telah disepakati dalam addendum Nota Kesepahaman merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini. Pasal 11 Penutup (a) Nota Kesepahaman ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan ditandatangani di atas kertas bermaterai cukup oleh PARA PIHAK, masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama dan mengikat. PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA KEMENTERIAN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA. TENTARA NASIONAL INDONESIA DAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG CLEARANCE AND APPROVAL FOR INDONESIAN TERRITORY (CAIT) KAPAL WISATA ASING SECARA ELEKTRONIK Nowor $5/PK/06/02/2014/63 NOROR: erm/6/1/2014 Nonor BK. 107/1/3/DIPL~14 Pada hari ini Selasa tanggal 28 Januari 2014 (28-01-2014), bertempat di Jakerts, kami ‘yang bertanda tangan di bawah ini: ‘Ahmad Rusdi : Direktur Jenderal Protokol_dan Konsuler, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, yang berkedudukan dan berkantor di Jalan Pejambon Nomor 6, Jakarta Pusat, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Luar Negeri, selanjutnya disebut dengan PIHAK PERTAMA; 2. Mayjen. TNI Tisna Komara : Asisten Intelijen Pangliima Tentara Nasional W,SE Indonesia, Mabes TNI, yang berkedudukan dan berkentor di Jalan Raya: Hankam Cilangkap, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Panglima TNI, selanjutnya disebut dengan PIHAK KEDUA; 3. Capt. Bobby R.Mamahit Direktur__Jenderal_Perhubungan Laut Kementerian Pethubungan, yang berkedudukan dan berkentor di Jalan Medan Merdeka Barat No. 8, Jakarta Pusat, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kementerian Perhubungan, —_selanjutnya disebut dengan PIHAK KETIG/ Dengan memperhatikan Peraturan Perundang-undangan di bawah ini: 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention on The Law of The Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa fentang Hukum Laut) (Lemberan Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3319); Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 364% Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3882); Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negera (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 4169); Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 427, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran (Lemberan Negara Republik Indonesia Tehun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925); Peraturan Pemerinteh Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2006 tentang Perizinan Melakukan Kegiatan Penelitian den Pengembangan bagi Perguruan Tinggi Asing, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Asing, Badan Useha ‘Asing dan Orang Asing (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 104, Tambehan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4668); Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tehun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, ‘Tambahan Lembaran Negera Republik Indonesia Nomor 6070); Pereturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2010 tentang ‘Angkutan di Perairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 26, Tambehan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5108) ‘sebagaimana telah di ubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); Keputusen Presiden Republic Indonesia Nomor 16 Tahun 1971. tentang Wewenang Pemberian “zin’ Berlayar Bagi Segala Kegiatan Kendaraan Air ‘sing dalam Wilayah Perairan Indonesia; Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2011 tentang Kunjungan Kapal Wisata Asing ke Indonesia; 14. Peraturan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Luar Negeri 15. Keputusan Panglima TNI Nomor KEP/704/X/2012 tentang Buku Petunjuk Teknis Penerbitan Security Clearance Kapal Asing Tidak Terjadwal; 16. Keputusan Menteri Pethubungan Nomor 414 Tahun 2043 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA, dan PIHAK KETIGA selanjutnya secara bersama- sama disebut PARA PIHAK sepakat untuk mengikatkan diri pada Per n Kerja ‘Sama tentang Clearance and Approval for Indonesian Territory (CAIT) Kepel Wisata Asing secara Elektronik dengan ketentuan sebagai berikut: Pasal 4 Ketentuan Umum Datam Perjenjian Kerja Sama ini, yang dimaksud dengan: 1. Clearance and Approval for Indonesian Territory (CAIT) Kapal Wisata Asing adalah izin molintas dan/atau berlabuh di wilayah perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi kapal wisata asing yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, yang terdiri dari Diplomatic Clearance, Security Clearance dan Sailing Permit. Kapal adalah kenderaan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaye dukung dinamis, ‘kendaraan di bewah ermukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidek berpindah- pindah, Kapal wisata asing adalah kapel yacht atau passenger cruise yang berbendera selain bendera Indonesia dan tidak dicatat dalam dafter kapal Indonesia, yang digunakan untuk tujuan wiseta. Diplomatic Clearence adalah suatu bentuk izin tertulis yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bagi kapal wisata asing untuk melintes den/atau berlebuh di wileyeh perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam kurun waktu tertentu dengan mempertimbangkan kebijaken politk luar negeri Republik Indonesia, Security Clearance adelen suatu bentuk izin tertulis yang dikeluarkan oleh Markes Besar Tentara Nasional Indonesia bagi kapal wisata asing untuk elites dan/atau berlabun di wilayah perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam kurun waktu tertentu dengan mempertimbangkan faktor keamanan. Salling Permit adalah suatu bentuk izin tertulis yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia bagi kapal wisata asing untuk melintas dan/atau berlabuh di wilayah perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam kurun waktu tertentu dalam rangka melakukan pengawasan dan pengendalian kapasitas angkutan laut dan/atau hak angkut (trafic rights)

You might also like