Professional Documents
Culture Documents
DAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HEMATEMESIS
MELENA
UNTUK MEMENUHI TUGAS PENDIDIKAN PROFESI NERS
DEPARTEMEN MEDIKAL
RUANG 26 IPD RSSA MALANG
Oleh :
PUTRI ANESWARI
NIM : 140070300011110
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Definisi
Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran
faeses atau tinja yang berwarna hitam seperti ter yang disebabkan oleh adanya
perdarahan saluran makan bagian atas. Warna hematemesis tergantung pada
lamanya hubungan atau kontak antara darah dengan asam lambung dan besar
kecilnya perdarahan, sehingga dapat berwarna seperti kopi atau kemerahmerahan dan bergumpal-gumpal.
Biasanya terjadi hematemesis bila ada perdarahan di daerah proksimal
jejunum dan melena dapat terjadi tersendiri atau bersama-sama dengan
hematemesis. Paling sedikit terjadi perdarahan sebanyak 50-100 ml, baru
dijumpai keadaan melena. Banyaknya darah yang keluar selama hematemesis
atau melena sulit dipakai sebagai patokan untuk menduga besar kecilnya
perdarahan saluran makan bagian atas. Hematemesis dan melena merupakan
suatu keadaan yang gawat dan memerlukan perawatan segera di rumah sakit.
II. Etiologi
1. Kelainan di esofagus
Varises esofagus
Penderita dengan hematemesis melena yang disebabkan pecahnya
varises esofagus, tidak pernah mengeluh rasa nyeri atau pedih di epigastrum.
Pada umumnya sifat perdarahan timbul spontan dan masif. Darah yang
dimuntahkan berwarna kehitam-hitaman dan tidak membeku karena sudah
bercampur dengan asam lambung.
Karsinoma esofagus
Karsinoma esofagus sering memberikan keluhan melena daripada
Sindroma Mallory-Weiss
Esofagitis korosiva
Pada sebuah penelitian ditemukan seorang penderita wanita dan seorang
pria muntah darah setelah minum air keras untuk patri. Dari hasil analisis air
keras tersebut ternyata mengandung asam sitrat dan asam HCl, yang bersifat
korosif untuk mukosa mulut, esofagus dan lambung. Disamping muntah darah
penderita juga mengeluh rasa nyeri dan panas seperti terbakar di mulut. Dada
dan epigastrum.
intermittem atau kronis dan biasanya ringan, sehingga lebih sering timbul melena
daripada hematemsis. Tukak di esofagus jarang sekali mengakibatkan
perdarahan jika dibandingkan dengan tukak lambung dan duodenum.
2. Kelainan di lambung
Tukak lambung
Penderita mengalami dispepsi berupa mual, muntah, nyeri ulu hatidan
Karsinoma lambung
pecahnya
varises
esofagus
mempunyai
faal
hati
yang
usaha-usaha
penanggulangan
perdarahan
diatas
mengalami
berat, volume plasma dapat berkurang sampai lebih dari 30% dan
berlangsung selama 24-28 jam
b. Gagal Ginjal Akut
Terjadi sebagai akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik. Untuk
mencegah gagal ginjal maka setelah syok, diobati dengan menggantikan
volume intravaskuler
c. Penurunan Kesadaran
Terjadi penurunan transportasi 02 ke otak, sehingga terjadi penurunan
kesadaran
d. Ensefalopati
Terjadi akibat kerusakan fungsi hati dalam menyaring toksin didalam
darah. racun racun tidak dibuang karena FUNGSI HATI TERGANGGU.
Dan suatu kelainan dimana fungsi otak mengalami kemunduran akibat
zat-zat racun didalam darah, yang dalam keadaan normal dibuang oleh
hati
VIII. Asuhan Keperawatan pasien Hematemesis Melena
Pengkajian
A. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat mengidap :
Penyakit Hepatitis kronis, cirrochis hepatis, hepatoma, ulkus peptikum
2. Kanker saluran pencernaan bagian atas
3. Riwayat penyakit darah, misalnya DIC
4. Riwayat penggunaan obat-obat ulserogenik
5. Kebiasaan/gaya hidup :
Alkoholisme, kebiasaan makan
B. Pengkajian Umum
1. Intake : anorexia, mual, muntah, penurunan berat badan.
2. Eliminasi :
BAB :
konstipasi atau diare, adakah melena (warna darah hitam, konsistensi
pekat, jumlahnya)
BAK :
10
11
Posisi tidur klien : untuk mencegah adanya muntah masuk ke jalan nafas,
mencegah renjatan.
Tanda-tanda renjatan : bisa terjadi apabila jumlah darah > 500 cc dan
terjadi secara kontinyu.
2. Cairan
Keadaan yang perlu dikaji pada klien dengan hematemesis melena yang
berhubungan dengan kebutuhan cairan yaitu jumlah perdarahan yang terjadi.
Jumlah darah akan menentukan cairan pengganti.
Dikaji :
Macam perdarahan/cara pengeluaran darah untuk menentukan lokasi
perdarahan serta jenis pembuluh darah yang pecah. Perdarahan yang terjadi
secara tiba-tiba, warna darah merah segar, serta keluarnya secara kontinyu
menggambarkan perdarahan yang terjadi pada saluran pencernaan bagian
atas dan terjadi pecahnya pembuluh darah arteri. Jika fase emergency sudah
berlalu, pada fase berikutnya lakukan pengkajian terhadap :
-
3. Nutrisi
Dikaji :
12
Kebersihan mulut
perdarahan
-
4. Temperatur
Klien dengan hematemesis melena pada umumnya mengalami kenaikan
temperatur sekitar 38 - 39 derajat Celcius. Pada keadaan pre renjatan
temperatur
kulit
menjadi
dingin
sebagai
akibat
gangguan
sirkulasi.
13
14
Sirosis hepatis
Gastritis
Ulkus peptikum
Hipertensi portal
Perforasi lambung/
duodenum
Pembentukan sirkulasi
kolateral
Varises esofagus
Perubahan nutrisi:
kurang dari
kebutuhan tubuh
tekanan vaskuler
Perdarahan
(hematemesis, melena)
Kecemasan
Anemia
Syok hipovolemik
beban nitrogen,
amonia serum
Kelemahan
perfusi serebral,
hepatic, ginjal
ensefalopati
Gangguan
pemenuhan ADL
Potensial
gangguan perfusi
jaringan
Defisit volume
cairan
15
Diagnosa Keperawatan
Defisit volume cairan
Intervensi
Ukur dan catat pemasukkan dan
Rasional
Dokumentasi yang akurat
berhubungan dengan
pengeluaran.
membantu meng-identifikasi
perdarahan (kehilangan
perawatan.
secara aktif)
selanjutnya.
normal.
Hipotensi, tachikardi,
merupakan indikasi
kekurangan cairan.
seimbang
Muntah darah dan berak
darah berhenti
peningkatan respirasi
16
Potensial gangguan
perfusi jaringan
berhubungan dengan
adekuat
hipovolemik karena
perdarahan
Kriteria hasil :
TD : 120/80 mmHg
Akral hangat
Sianosis (-)
CRT< 2 s
Turgor
membrane mukosa
perifer
c. Menandakan
keseimbanagan intake
output cairan
f.
17
perifer
e. Edema menandakan
adanya gangguan perfusi
jaringan
f.
Gangguan pemenuhan
ADL berhubungan
melakukan akvitas
anemia
orang lain.
beraktivitas klien
2. Identifikasi faktor yang mempengaruhi
pemenuhan ADL seperti stres, efek
Kriteria Hasil:
jaringan.
Melihat kemampuan
kemandirian total ke
parsial.
b. Klien memperoleh
bantuan untuk memenuhi
kebutuhan ADL secara
parsial.
18
c. Kebutuhan makan,
minum, BAB, BAK,
mandi, dan ganti baju
terpenuhi.
berhubungan dengan
dilakukan perawatan
Mempertahankan massa
tubuh dan berat badan
Nilai laboratorium dalam
batas normal
memastikan pasien
mendapatkan nutrisi adekuat
pasien
19
Kecemasan berhubungan
dengan ancaman
terhadap kesejahteraan
keperawatan
diri
mampu mendemonstrasikan
mengurangi kecemasan
pasien
20