You are on page 1of 23

Efisiensi Energi

di Industri

Sektor
Industri

merupakan konsumen
energi yang besar

Sekitar 44 % dari total energi di Indonesia digunakan oleh sektor


Industri

Rumah Tangga 11 %
Gedung 4 %
Transportasi . . 40 %

Penggunaan energi dalam jumlah besar,


Umumnya untuk :

unit proses
(pengolahan,manufaktur, pengemasan)

unit utilitas pendukungnya

Jenis industri dibedakan menjadi 2,


yaitu :

Industri padat energi


Industri tidak padat energi

Industri padat energi


(membutuhkan & menggunakan energi yg besar)

Contoh : pabrik besi dan baja


pabrik semen
pabrik pulp & kertas, dan
peleburan aluminium

Industri tidak padat energi


pemakaian energi hanya merupakan
bagian kecil dari biaya

Contoh : Industri-industri kecil

Penggunaan energi di Industri :


Untuk :
unit proses
unit utilitas pendukungnya

Unit proses
Umumnya menggunakan banyak mesin dan
membutuhkan panas dalam jumlah besar

Contohnya :
Pengolahan, Manufaktur, dan pengemasan

Manufaktur
adalah proses keindustrian untuk
membuat suatu barang dari suatu
bahan baku melalui proses teknologi
Contoh perusahaan manufaktur dalam berbagai bidang
industri antara lain : PT Astra dan
Gajah Tunggal untuk industri otomotif

Unit utilitas pendukungnya


Unit Utilitas merupakan unit penunjang bagi
unit-unit yang lain dalam suatu pabrik atau
sarana penunjang untuk menjalankan suatu
pabrik dari tahap awal sampai produk akhir

Utility :
adalah suatu bagian dalam suatu industri
pengolahan yang berfungsi mensupply /
melayani segala sesuatu kebutuhan
pendukung selain bahan baku dan additif yang
dipakai untuk proses itu sendiri agar proses
pengolahan dapat berlangsung sehingga dapat
dihasilkan produk dari bahan baku yang diolah

Jenis energi yang digunakan pada


umumnya adalah energi fosil, seperti :
Minyak bumi,
Gas, dan
Batu bara

Perusahaan atau industri yang besar


biasanya mempunyai staf ahli yang cukup kuat
untuk dapat melakukan berbagai penelitian dan audit
atas pemakaian energi di pabrik/ industrinya

Audit Energi
1. audit energi awal (preliminary)
2. audit energi rinci (detailed)

Management
Energy

Efisiensi energi di sektor industri,


sangat bergantung pada peralatan
dan teknologi yang digunakan
untuk proses produksi

Indikator Energi
Elastisitas energi adalah perbandingan antara
laju pertumbuhan konsumsi energi dengan laju
pertumbuhan ekonomi
Intensitas energi adalah perbandingan antara
jumlah konsumsi energi per Produksi Domestik
Bruto (PDB)

Konservasi energi pada Industri


Konservasi energi merupakan suatu
pendekatan sistematis untuk pemakaian
sumber-sumber energi secara effisien dan
rasional tanpa mengurangi kualitas, kuantitas,
keselamatan dan kenyamanan kerja serta
standar-standar berdasarkan policy yag telah
ditentukan oleh pihak industri tersebut

Efisiensi pada sektor industri


difokuskan pada dua langkah utama, yaitu:

1. Penggunaan Teknologi Proses


yang Hemat Energi

2.Manajemen Energi

Penggunaan Teknologi Proses


yang Hemat Energi
Contoh :
Dengan menggunakan co-generation atau
sistem Combined Heat and Power (CHP).
Sistem CHP merupakan suatu pendekatan
dalam penerapan teknologi dimana energi listrik
dan energi panas dihasilkan dalam satu sistem
terintegrasi

Penelitian American Council for Energy Efficient Economy


menemukan :

Metode konvensional efisiensi terpadu 45%


Sistem CHP efisiensi dapat mencapai 80%

Peningkatkan efisiensi pada motor-motor yg


digunakan
Peningkatan efisiensi motor dapat dilakukan
melalui :
perbaikan desain , dan
sistem operasional motor
Teknik seperti penggunaan variable speed drive
(tingkat kecepatan bervariasi) dapat mengatur
tingkat kecepatan konversi motor sehingga sesuai
dengan bebannya.

Efisiensi peralatan industri juga dapat ditingkatkan


melalui proses kontrol yang baik
Peralatan yang rusak, aus atau bocor selain tidak
aman bagi karyawan industri juga sangat boros
energi
Alat-alat seperti pompa dan kompresor akan lebih
efisien jika pemeliharaan dilakukan secara teratur

Manajemen Energi
Industri dapat menerapkan
manajemen energi untuk mengatur dan
mengawasi jumlah energi yg dikonsumsi

Adapun langkah yang dapat dilakukan adalah


dengan melaksanakan audit energi secara
berkala dan melaksanakan rekomendasi hasil
audit energi.
Audit energi dilaksanakan untuk mengidentifikasi
peluang penghematan energi serta memberikan
rekomendasi bagaimana mengelola penggunaan
energi agar lebih efisien

You might also like