Professional Documents
Culture Documents
(A15.0)
No. Dokumen
No. Revisi
Halaman
1/10
Disusun Oleh:
KSM Kesehatan Anak
Diperiksa Oleh:
Dir. Medik & Keperawatan
Panduan
Praktis
Klinis
TanggalTerbit
2 Januari 2016
Ditetapkan Oleh:
DirekturUtama,
dr. Mochammad Syafak Hanung, Sp.A
NIP. 196010091986101002
1. Wewanti
2. Pengertian
PPK ini khusus membahas tata laksana TB paru pada anak. Tata laksana
TB ekstra paru dan TB pada kondisi khusus (TB-HIV, TB perinatal)
dibahas di PPK tersendiri.
Respons pasien terhadap prosedur diagnosis dan terapi bervariasi
PPK ini berlaku sejak tanggal diterbitkan sampai revisi berikutnya
PPK ini berisi panduan praktis, tidak berisi uraian lengkap tentang
penyakit TB
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis (Mtb).
Tuberkulosis merupakan penyakit sistemik yang dapat menyerang semua
organ tubuh, tetapi paling sering mengenai paru-paru.
Infeksi TB adalah adanya kuman Mtb di dalam tubuh anak tetapi tidak
menimbulkan gejala klinis TB. Biasanya ditandai dengan uji tuberkulin
positif.
Sakit TB adalah anak yang menunjukkan gejala-gejala TB disertai
dengan bukti infeksi TB atau ditemukannnya kuman Mtb dalam tubuh.
No. Revisi
Halaman
2/12
Panduan
Praktis
Klinis
3. Anamnesis
Tanyakan:
1. Apakah anak pernah kontak erat dengan penderita TB paru dewasa. Yang
dimaksud dengan kontak erat adalah tinggal serumah atau sering kontak
dengan penderita TB paru tersebut. Contoh: kontak antara anak dengan
yang mengasuhnya (ibu, nenek, pengasuh, dan sebagainya), kontak
antara murid dengan gurunya.
2. Apakah anak mempunyai gejala-gejala sakit TB berikut (II)1:
Batuk lebih dari 2 minggu yang tidak membaik dengan pemberian
antibiotika atau obat asma (sesuai indikasi)
Demam lebih dari 2 minggu yang tidak membaik dengan pengobatan
antibiotika atau anti malaria (sesuai indikasi). Penyebab demam lama
yang lain perlu disingkirkan dahulu, seperti infeksi saluran kemih
(ISK), tifus, atau malaria.
Berat badan menetap atau berat badan turun lebih dari 10% berat
sebelumnya dalam 3 bulan terakhir, meskipun telah diberikan terapi
nutrisi yang adekuat selama minimal 1 bulan.
Anak tampak lemah dan tidak seaktif biasanya.
Catatan:
- Anamnesis harus dilakukan secara cermat dan komprehensif karena
gejala TB pada anak bisa menyerupai gejala penyakit lainnya,
- Misalnya anak dengan keluhan berat badan tidak naik, harus ditanyakan
dan dievaluasi bagaimana asupan makanan sebelumnya. Selanjutnya
berikan edukasi kepada ibu untuk memberikan asupan nutrisi yang
adekuat, dan kita lakukan evaluasi berat badannya satu sampai 2 bulan
kemudian. (D)2
No. Revisi
Halaman
3/12
Panduan
Praktis
Klinis
4. Pemeriksaan fisik
Pada sebagian besar kasus TB paru, tidak dijumpai kelainan fisik yang
khas.
- Antropometri: gizi kurang atau gizi buruk.
- Suhu subfebris dapat ditemukan pada sebagian pasien.
- Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) multiple, tidak nyeri tekan,
dan konfluens (saling menyatu). Lokasi: koli anterior atau posterior,
aksila, atau inguinal
5. Pemeriksaan
a. Pemeriksaanbakteriologis
PadasetiapanakyangdicurigaisakitTBdiupayakanuntuk
dilakukanpengambilansputum(D)
Pengambilansputumpadaanakdapatdilakukandenganteknik
induksisputum,minimaldiambil2kali(C)3,4
Bilatidakdapatdilakukaninduksisputumdapatdilakukanaspirasi
cairanlambung(D)
Pemeriksaantescepat(XpertMTB/RIF)dikerjakansebagai
pemeriksaanawaluntukdiagnosisTBpadaanak(C).58
Pemeriksaanmikroskopis(BTA)danpemeriksaankulturMtb
- HasilBTAnegatiftidakmenyingkirkandiagnosisTB
penunjang
b. PemeriksaanuntukmenunjukkanadanyabuktiinfeksiTB
UjituberkulindengancaraMantouxdikerjakanpadaanakyang
dicurigaisakitTB(D)
Catatan:
- Ujituberkulinpositifbiladiametertransversalindurasi:>10
mm
- Padaanakdenganimunokompromais,ujituberkulinpositifbila
diametertransversalindurasi:>5mm
Interferon-gamma release assays (IGRA) tidak direkomendasikan
untuk menggantikan pemeriksaan uji tuberkulin (D)9
No. Revisi
Halaman
4/12
Panduan
Praktis
Klinis
c. Pemeriksaanfototoraks
FotoToraksdilakukandenganposisianteroposterior(AP)dan
lateral(D)
Gambaran foto toraks sugestif TB: pembesaran kelenjar hilus atau
paratrakeal, konsolidasi segmen/lobus paru, milier, kavitas, efusi
pleura, atelektasis, atau kalsifikasi
d. TesHIV
Tes HIV sebaiknya dilakukan pada anak yang didiagnosis TB (D)10
e. Pemeriksaan serologi seperti PAP TB, ICT, Mycodot dan lain-lain, tidak
dapat dan tidak boleh digunakan sebagai dasar untuk menegakkan
diagnosis TB baik paru maupun ekstra paru (D)
6. Kriteria Diagnosis
Baku emas TB paru adalah kultur Mtb positif pada spesimen dahak.
Menegakkan diagnosis TB secara konfirmasi bakteriologis pada anak
tidak mudah. Oleh karena itu diagnosis sering ditegakkan secara klinis
berdasarkan hal berikut:
- gejala klinis TB
- bukti infeksi TB: riwayat kontak erat dengan penderita TB paru
dewasa atau uji tuberkulin positif
- gambaran Rontgen dada sesuai dengan TB.
No. Revisi
Halaman
5/12
Panduan
Praktis
Klinis
7. Diagnosis
(ICD 10)
8. Diagnosis Banding
Pneumonia
Infeksi HIV
Lymphocytic interstitial pneumonia
No. Revisi
Halaman
6/12
Panduan
Praktis
Klinis
9. Tata laksana
Anak dengan TB paru klini diberi obat anti TB (OAT) dengan regimen
2RHZ 4RH sebagai berikut (D)2:
- Fase intensif (selama 2 bulan): INH (H), Rifampicin (R) dan
Pirazinamid (Z)
- Fase lanjutan (selama 4 bulan): INH dan rifampisin
Anak dengan TB paru BTA positif atau TB paru berat diberi OAT
dengan regimen 2RHZE 4 RH sebagai berikut (D)2:
- Fase intensif (selama 2 bulan): INH (H), Rifampicin (R),
Pirazinamid (Z) dan Ethambutol (E)
- Fase lanjutan (selama 4 bulan): INH dan rifampisin
No. Revisi
Halaman
7/12
Panduan
Praktis
Klinis
10. Pencegahan
1. Vaksin BCG
- Vaksin BCG harus diberikan pada semua bayi (D)
- Bayi yang terbukti terinfeksi HIV, tidak boleh diberikan vaksin BCG
- Bayi yang dilahirkan oleh ibu terinfeksi HIV dan tidak ada tanda
klinis infeksi HIV, harus diberikan vaksin BCG
2. INH profilaksis
- Anak usia < 5 tahun yang kontak dengan penderita TB dewasa
INH profilaksis selama 6 bulan (A)11
- Anak usia > 5 tahun yang kontak dengan penderita TB dewasa,
kondisi sehat tidak perlu terapi profilaksis, tetapi harus dipantau
(D)
rawat
12. Edukasi
13. Prognosis
Baik
No. Revisi
Halaman
8/12
Panduan
Praktis
Klinis
14. Penelaah kritis
1. Marais BJ, Gie RP, Obihara CC, Hesseling AC, Schaaf HS, Beyers N.
Well defined symptoms are of value in the diagnosis of childhood
pulmonary tuberculosis. Archives of disease in childhood.
2005;90(11):1162-5.
2. Kemenkes Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Manajemen TB Anak.
Jakarta 2013.
3. Zar HJ, Hanslo D, Apolles P, Swingler G, Hussey G. Induced sputum
versus gastric lavage for microbiological confirmation of pulmonary
tuberculosis in infants and young children: a prospective study. Lancet.
2005;365(9454):130-4.
4. Zar HJ, Tannenbaum E, Apolles P, Roux P, Hanslo D, Hussey G. Sputum
induction for the diagnosis of pulmonary tuberculosis in infants and
young children in an urban setting in South Africa. Archives of disease in
childhood. 2000;82(4):305-8.
5. Bates M, O'Grady J, Maeurer M, Tembo J, Chilukutu L, Chabala C, et al.
Assessment of the Xpert MTB/RIF assay for diagnosis of tuberculosis
with gastric lavage aspirates in children in sub-Saharan Africa: a
prospective descriptive study. The Lancet Infectious diseases.
2013;13(1):36-42.
No. Revisi
Halaman
9/12
Panduan
Praktis
Klinis
18. Daftar Pustaka
No. Revisi
Halaman
10/12
Panduan
Praktis
Klinis
Ketua Komite Medik
10
No. Revisi
Halaman
11/12
Panduan
Praktis
Klinis
Tidak jelas
BTA (+)
Negatif
Berat badan/gizi
> 3 minggu
> 1 cm, jumlah > 1,
tidak nyeri
Ada
pembengkakan
Normal/kelainan
tidak jelas
Gambaran sugestif
TB**)
Kontak TB
Uji Tuberkulin
Catatan:
Bila dijumpai gambaran milier atau skrofuloderma, langsung didiagnosis TB
Berat badan dinilai saat pasien datang
*) Demam dan batuk tidak memiliki respons terhadap terapi baku
**) Gambaran sugestif TB berupa: pembesaran kelenjar limfe atau paratrakheal dengan/tanpa infiltrat; konsolidasi
segmental/lobar; kalsfifikasi dengan infiltrat; atelektasis; tuberkuloma.
11
No. Revisi
Halaman
12/12
Panduan
Praktis
Klinis
Tabel 2. Dosis OAT yang biasa digunakan pada anak (E)12, 13
Obat
Sediaan
Isoniazid
(INH / H)
Rifampisin
(RIF / R)
Dosis
(mg/kg BB)
5 -15*)
Dosis
maksimal
300 mg
Efek samping
10-15
600 mg
Pirazinamid
25-35
2g
(PZA / Z)
Etambutol
Tablet 500 mg
15-20
2,5 g
(EMB / E)
Streptomisin**
Vial 1 g
15-30
1g
(SM / S)
# Sumber: Pedoman Nasional Tuberkulosis Anak
*) Jika INH dipadu dengan Rifampisin, dosis INH tidak lebih dari
15 mg/kgBB untuk mengurani insidens hepatitis.
Hepatotoksisitas, hipersensitivitas
Neuritis optikal, gangguan visus,
gangguan warna, gangguan sal cerna
Ototoksisitas, nefrotoksisitas
10 mg/kgBB dan Rifampisin
12