Professional Documents
Culture Documents
kualitas defekasi.
Diare Kronis
Diare kronis yaitu diare yang lebih dari dua minggu
B ETIOLOGI
Terdapat 3 bahan dalam etiologi diare pada anak (Mary E. Muscari, 2005).
1 Diare Akut
Diare akut dapat disebabkan karena adanya bakteri, nonbakteri maupun adanya
infeksi.
a Bakteri penyebab diare akut antara lain organisme Escherichia coli dan
Salmonella serta Shigella. Diare akibat toksin Clostridium difficile dapat
b
sering.
Penyebab lain diare akut adalah infeksi lain (misal, infeksi traktus urinarius
dan pernapasan atas), pemberian makan yang berlebihan, antibiotik, toksin
terhadap laktosa.
Diare kronis biasanya dikaitkan dengan satu atau lebih penyebab berikut ini:
a Sindrom malabsorpsi
b Defek anatomis
c Reaksi alergik
d Intoleransi laktosa
e Respons inflamasi
f Imunodefisiensi
g Gangguan motilitas
h Gangguan endokrin
i Parasit
j Diare nonspesifik kronis
Faktor predisposisi diare antara lain, usia yang masih kecil, malnutrisi, penyakit
kronis, penggunaan antibiotik, air yang terkontaminasi, sanitasi atau higiene buruk,
pengolahan dan penyimpanan makanan yang tidak tepat.
C PATOFISIOLOGI
Patofisiologi bergantung pada penyebab diare (Mary E. Muscari, 2005)
1 Enterotoksin bakteri menginvasi dan menghancurkan sel-sel epitel usus,
2
untuk absorpsi cairan dan elektrolit karena area permukaan usus yang lebih kecil.
Patofisiologi diare kronis bergantung pada penyebab utamanya. Lihat unit
pembahasan penyakit seliaka sebagai contoh diare yang disebabkan oleh gangguan
malabsorpsi.
Diare dalam jumlah besar juga dapat disebabkan faktor psikologis, misalnya
ketakutan atau jenis stres tertentu, yang diperantarai melalui stimulasi usus oleh saraf
parasimpatis. Juga terdapat jenis diare yang ditandai oleh pengeluaran feses dalam
jumlah sedikit tetapi sering. Penyebab diare jenis ini antara lain adalah kolitis
ulserabutiv dan penyakit Crohn. Kedua penyakit ini memiliki komponen fisik dan
psikogenik (Elizabeth J. Corwin, 2007).
Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang
terjadi karena infeksi saluran cerna antara lain: pengeluaran toksin yang dapat
menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan akibat
dehidrasi,gangguan keseimbangan elektrolit dan gangguan keseimbangan asam basa.
Invasi dan destruksi pada sel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan
mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan maldigesti dan malabsorbsi,dan apabila
tidak mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi
sistemik.
Gambar 1. Penyebab gastroenteritis
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia
coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau sitotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada Gastroenteritis akut. Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu
penderita ke yang lainnya.
Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah
gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare).
Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus,
sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan
moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari
diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake
kurang, output berlebih), hipoglikemia dangangguan sirkulasi darah.
D MANIFESTASI KLINIS
1 Diare akut
Kolera
b
a
hari
Tidak mengandung darah
Diare air cucian beras yang sering ada banyak dan cepat
kolera, atau
Diare dengan hasil kultur tinja positif untuk V cholers 01
a
a
a
atau 0139
Diare berdarah (dilihat atau dilaporkan)
Diare yang berlangsung selama 14 hari atau lebih
Diare apapun yang disertai gizi buruk
Disentri
Diare persisten
Diare dengan gizi
buruk
Diare terkait antibiotika a
(Antibiotic Associated
Diarrhea)
Invaginasi
a
b
c
Pengobatan
Beri cairan untuk diare
Letargis/tidak sadar
dengan dehidrasi berat
Mata cekung
Tidak bisa minum atau malas minum
Cubitan perut kembali sangat lambat
( 2 detik)
Dehidrasi ringan Terdapat 2 atau lebih tanda:
atau sedang
a
b
c
d
Rewel gelisah
Mata cekung
Minum dengan lahap atau haus
Cubitan kulit kembali dengan lambat
dehidrasi ringan
Setelah
rehidrasi,
nasehati
ibu
untuk
Tidak
terdapat
cukup
tanda
untuk a
atau berat
b
dirumah
Nasehati
kembali segera
Kunjungan ulang dalam
ibu
kapan
E PEMERIKSAAN PENUNJANG
1 Diare akut
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
- Tes darah: hitung darah lengkap; anemia atau trombositosis mengarahkan
dengan adanya penyakit kronis. Albumin yang rendah bisa menjadi patokan
-
Diare kronis
Pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan harus dipilih berdasarkan prioritas
diagnosis klinis yang paling mungkin:
-
Tes darah: secara umum dilakukan hitung darah lengkap, LED, biokimiawi
darah, tes khusus dilakukan untuk mengukur albumin serum, vitamin B12 dan
giardiasis.
Lemak dan tinja: cara paling sederhana adalah pewarnaan sampel tinja dengan
Sudan black kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Pada kasus yang lebih
sulit, kadar lemak tinja harus diukur, walaupun untuk pengukuran ini
Menurut (Rubebsten dkk, 2007) jika merupakan episode akut tunggal dan belum
mereda setelah 5-7 hari, maka harus dilakukan pemeriksaan berikut:
Pemeriksaan darah lengkap untuk mencari anemia dan kultur darah untuk
Salminella typhi, S. Paratyphi, dan S. Enteritidid, khususnya bila ada riwayat
difficile).
Sigmoidoskopi, khususnya pada dugaan kolistis ulseratif atau kangkaer (atau
kolitis ameba). Biopsi dan histologi bisa memiliki nilai diasnostik.
F PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis primer diarahkan pada pengontrolan dan menyembuhkan
penyakit yang mendasari (Baughman, 2000).
1 Untuk diare ringan, tingkatkan masukan cairan per oral; mungkin diresepkan
2
infeksius.
Diresepkan antimicrobial jika telah teridentifikasi preparat infeksius atau diare
memburuk.
Terapi intravena untuk hidrasi cepat, terutama untuk pasien yang sangat muda atau
lansia.
Metode Pierce
Berdasarkan keadaan klinis, yakni:
- Diare ringan, kebutuhan cairan
- Diare sedang, kebutuhan cairan
- Diare ringan, kebutuhan cairan
= 5% x kg BB
= 8% x kg BB
= 10% x kg BB
Umur
PWL
NWL
CWL
Kehilangan
Cairan
<3
< 1 bln
150
125
25
300
3-10
1 bln-2 thn
125
100
25
250
10-15
2-5 thn
100
080
25
205
15-25
5-10 thn
080
025
25
130
tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak mengandung NaCl
dan sukrosa.
2
Cairan parentral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan rincian
sebagai berikut:
-
Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg :
1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts atau
10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg :
2
Dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan kurang
dari 7 kg, jenis makanan:
- Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak
-
jenuh.
Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya
susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang
Obat-obatan
Tabel antidiare (Kee, 1996)
Obat
Pemakaian dan
Dosis
Opiat
Tingfur opium
pertimbangan
diare
akut
dan
Paregorik
Kodein
Agen-agen
related
Difenoksilat
opiat
dengan D: PO: 2,5-5 mg, b.i.d,q.i.d.
atropin (Lomotil)
hari
D: PO: M: 4 mg, kemudian 2 Untuk
diare.
Obat
bebas
Adsorben
Kaolin-Pektin
Untuk
diare.
Diberikan
(Kaopectate)
Garam-garam
(Pepto-Bismol)
gangguan
Kombinasi
Difenoksilat
atropin (Lomotil)
Parepektolin
Donnagel
kaopecatate
D: PO: M: 30 mg, kemudian Mengandung
dan
dan kaopectate
Kunci: D: Dewasa; A: Anak-anak; PO: Per Oral; M: Mula-mula; TR: tingtur; >:
lebih dari; tts: tetes.
G. KOMPLIKASI
1.
Dehidrasi
2.
Renjatan hipovolemik
3.
Kejang
4.
Bakterimia
5.
Malnutrisi
6.
Hipoglikemia
7.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian (data subjektif dan objektif)
Pengkajian yang sistematis meliputi pengumpulan data,analisa data dan penentuan
masalah.
Pengumpulan data diperoleh dengan cara intervensi,observasi, dan pemeriksaan fisik . Kaji
data menurut Cyndi Smith Greenberg,1992 adalah :
1. Identitas klien.
2. Riwayat keperawatan.
2.1.Awal kejadian: Awalnya suhu tubuh meningkat,anoreksia kemudian timbul diare.
9. Peran hubungan : pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan
peran pasien pada kehidupan sehari-hari mengalami gangguan.
10. Manajemen koping/stress : pasien mengalami kecemasan yang berangsurangsur dapat menjadi pencetus stress. Pasien memiliki koping yang adekuat.
11. Keyakinan/nilai : pasien memiliki kepercayaan, pasien jarang sembahyang
karena gejala penyakit.
6. Pemerikasaan fisik.
-
7. Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan tinja,darah lengkap dan duodenum intubation yaitu untuk mengetahui
penyebab secara kuantitatif dan kualitatif.
A PATHWAY
Pathway diare
Infeksi
Makanan
Psikologi
Berkembang di usus
Ansietas
Hiperperistaltik
Isi usus
Penyerapan makanan di
usus
Resiko integritas
syok
Gangguan
keseimbangan
Hilang
cairan
&volume
elektrolit
Kerusakan
Kekurangan
Dehidrasi
Frekuensi BAB
Diare
(hipovolemik)
cairan
dan elektrolit
berlebihan
kulit
cairan
Ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari
Distensi
Nafsu
Mual abdomen
muntah
makan
kebutuhan
tubuh
G ANALISA DATA
No.
1.
Data Fokus
Batasan karakteristik :
- Perubahan status mental
- Penurunan tekanan darah
- Penurunan tekanan nadi
- Penurunan turgor kulit
- Peurunan haluaran urine
- Membran mukosa kering
- Kulit kering
- Peningkatan hematokrit
- Peningkatan suhu tubuh
- Peningkatan frekuensi nadi
- Peningkatan konsentrasi urine
- Penurunan berat badan
- Haus
- Kelemahan
Output berlebih
Kekurang
dengan ou
2.
Batasan karakteristik:
-
3.
Diare
Diare ber
parasit
Ketidakseimbangan
Intake makanan
Ketidakse
kebutuha
kebutuhan tubuh
makanan
4.
adekuat
Membran mukosa pucat
Ketidakmampuan memakan
makanan
Tonus otot menurun
Mengeluh gangguan sensasi
rasa
- Cepat kenyang setelah makan
- Sariawan rongga mulut
- Kelemahan otot pengunyah
- Klemahan otot untuk menelan
Batasan karakteristik :
-
(dermis)
Gangguan permukaan kulit
(epidermis)
Invasi struktur tubuh
Kerusakan integritas
Kelembapan
kulit
(NANDA, 2012-2014)
H RENCANA KEPERAWATAN
No.
Diagnosa Keperawatan
Kerusaka
dengan ke
1.
berlebih (00027).
Fluide
1 Tim
2
dip
Per
yan
Mo
seimbang.
Menunjukkan membran mukosa lembab
dan turgor jaringan normal.
me
4
5
6
7
tek
Mo
Ko
Mo
Do
Ko
Hypov
1 Mo
dan
Mo
Mo
2
3
2.
pen
4 Mo
Diarhe
1
te
A
o
In
m
4
5
6
7
8
9
d
E
Id
M
O
U
H
b
10 In
re
k
11 In
la
12 A
3.
adekuat (00002).
hasil:
-
badan
Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Menunjukan peningkatan fungsi
13 M
Nutriti
1 Ka
2 Ko
me
yan
3 An
int
4 An
pro
5 Ber
6 Mo
kal
7 Ber
nu
Nutriti
1
2
B
M
ba
M
ya
M
5
6
se
M
Ja
tid
M
8
9
pi
M
M
da
10 M
H
11 M
pe
12 M
4.
ke
Pressu
1 An
(00046)
cidere berulang
Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban kulit dan
perawatan alami
(NIC&NOC, 2008)
Daftar Pustaka
Baughman, Diane C. 2000. Keperawatan Medikal Bedah : Buku Saku untuk Brunner
dan
Behrman, Richard E, dkk. 1999. Ilmu Kesehatan dan Anak Nelson, Volume 2. Edisi 15.
Alih
Corwin, Elizabeth J. 2007. Buku Saku Patofisiologi, Ed. 3; Alih Bahasa, Nike Budhi
Subekti. Jakarta: EGC.
Doctherman, J. McCloskey. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC) & Nursing
Outcomes Clasifications (NOC). USA : Mosby.
Grace, Pierce A & Borley, Neil R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Jakarta : Erlangga.
Herdman, T. Heather. 2013. NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.
Kee, Joyce L.1996. Farmakologi : Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC.
pa
2 Jag
da
3 Mo
se
4 Ole
pa
5 Mo
6 Me
air
Muscari, Mary E. 2005. Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik; Alih Bahasa, Aifrina
Hany. Jakarta: EGC.
Nethina, Sandra, M. 2001. Pedoman Praktek Keperawatan. Alih Bahasa oleh Setiawan,
dkk. Jakarta : EGC.
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperwatan
Berdasarkan Diagnose Medis dan NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction
Publishing.
Wong, Donna L. dan Eaton, M. H(et all). 2001. Wongs Essentials of Pediatric Nursing.
(Ed.