Professional Documents
Culture Documents
infeksi, ulserasi, dan infark. Pada beberapa kasus penderita akan mengalami
anemia dan sepsis karena proses di atas.
2. Mioma Intramural
Terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium. Karena pertumbuhan
tumor, jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuk simpai yang
mengelilingi tumor. Bila di dalam dinding rahim dijumpai banyak mioma,
maka uterus akan mempunyai bentuk yang berbenjol-benjol dengan
konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding depan uterus,
dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih ke
atas, sehingga dapat menimbulkan keluhan miksi.
3. Mioma Subserosa
Apabila mioma tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada
permukaan uterus diliputi oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh di
antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intraligamenter.
4. Mioma Intraligamenter
Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke
ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus
sehingga disebut mondering/parasitic fibroid.
Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma
pada serviks dapat menonjol ke dalam satu saluran servik sehingga ostium
uteri eksternum berbentuk bulan sabit.
D.
ETIOLOGI
Peningkatan
reseptor
estrogen-progesteron
pada
jaringan
mioma
uteri
Mioma biasanya membesar pada saat kehamilan dan mengecil setelah menopause
jarang ditemukan sebelum menarke.
Usia penderita
Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia reproduksi dan
sekitar 40%-50% pada wanita usia di atas 40 tahun (Suhatno, 2007). Mioma uteri
jarang ditemukan sebelum menarke (sebelum mendapatkan haid). Sedangkan pada
wanita menopause mioma uteri ditemukan sebesar 10%.
2.
Riwayat Keluarga
Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita mioma
5.
Makanan
Dilaporkan bahwa daging sapi, daging setengah matang (red meat), dan
daging babi menigkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran hijau menurunkan
insiden mioma uteri.
6.
Kehamilan
Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar
Paritas
Mioma uteri lebih banyak terjadi pada wanita dengan multipara
E.
PATOFISIOLOGI
Ammature muscle cell nest dalam miometrium akan berproliferasi hal
F.
PATHWAY
G.
perubahan dan komplikasi yang terjadi. Gejala yang mungkin timbul diantaranya:
1. Perdarahan abnormal, berupa hipermenore, menoragia dan metroragia.
Faktor-faktor yang menyebabkan perdarahan antara lain:
Terjadinya
hiperplasia
endometrium
sampai
adenokarsinoma
2.
1. Anamnesis
Dari anamnesis dapat ditemukan antara lain :
Timbul benjolan diperut bagian bawah dalam waktu relatif lama.
Kadang-kadang disertai gangguan haid
Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir mioma bertangkai, atau pecah.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a). Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis
Mioma Uteri
I.
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding yang harus dipikirkan dengan adanya mioma uteri adalah
kehamilan, neoplasma ovarium, adenomiosis, keganasan uterus.
J.
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada mioma uteri secara umum, yaitu:
1.
Degenerasi ganas
Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan
PENATALAKSANAAN
Penanganan mioma menurut usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor
Penanganan mioma uteri tergantung pada usia, paritas, lokasi dan ukuran
Penanganan konservatif
Cara penanganan konservatif dapat dilakukan sebagai berikut :
b.
1)
2)
Monitor keadaan Hb
3)
4)
Penanganan operatif
Intervensi operasi atau pembedahan pada penderita mioma uteri adalah :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Infertilitas
7)
Miomektomi
Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma tanpa pengangkatan
Histerektomi
Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk mengangkat
rahim, baik sebagian (subtotal) tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya (total)
berikut serviks uteri. Histerektomi dapat dilakukan bila pasien tidak
menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang memiliki mioma yang
simptomatik atau yang sudah bergejala. Ada dua cara histerektomi, yaitu :
1)
2)
Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil (ukuran < uterus gravid 12
minggu) atau disertai dengan kelainan di vagina misalnya rektokel, sistokel
atau enterokel.
Kriteria menurut American College of Obstetricians Gynecologists
2)
3)
Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri meliputi nyeri hebat dan
akut, rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis
dan penekanan pada vesika urinaria mengakibatkan frekuensi miksi yang
sering.
2.
L.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Data biografi pasien
Riwayat kesehatan saat ini, meliputi : keluhan utama masuk RS, faktor
pencetus, lamanya keluhan, timbulnya keluhan, faktor yang memperberat,
alkohol
Riwayat kesehatan keluarga
Pemeriksaan fisik umum dan keluhan yang dialami. Untuk pasien dengan
kanker servik, pemeriksaan fisik dan pengkajian keluhan lebih spesifik ke
arah pengkajian obstretri dan ginekologi, meliputi :
o Riwayat kehamilan, meliputi : gangguan kehamilan, proses persalinan,
lama persalinan, tempat persalinan, masalah persalinan, masalah nifas
serta laktasi, masalah bayi dan keadaan anak saat ini
o Pemeriksaan genetalia
o Pemeriksaan payudara
o Riwayat operasi ginekologi
o Pemeriksaan pap smear
o Usia menarche
o Menopause
o Masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi
Kesehatan lingkungan/hygiene
Aspek psikososial meliputi : pola pikir, persepsi diri, suasana hati,
hubungan/komunikasi, kebiasaan seksual, pertahanan koping, sistem nilai
M.
1.
2.
3.
ketidakadekuatan
pertahanan
imun
tubuh;
imunosupresi
4.
5.
DIANGOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan agen
injuri biologis (mioma uteri)
TUJUAN (NOC)
NOC : Kontrol Nyeri
Setelah dilakukan pemberian asuhan keperawatan
selama 1 x 4 jam, diharapkan respon nyeri pasien
dapat terkontrol dengan kriteria hasil sebagai berikut :
o Klien mampu mengenal faktor-faktor penyebab
nyeri, beratnya ringannya nyeri, durasi nyeri,
frekuensi dan letak bagian tubuh yang nyeri
o Klien mampu melakukan tindakan pertolongan
NIC : Manajeme
1. Kaji secara
karakteristik,
dan faktor-fa
2. observasi i
ketidaknyam
makan, aktita
o
o
o
o
o
o
o
Cemas
b.d
krisis
situasional
(histerektomi), perubahan dalam
status kesehatan, stres
NOC
Pengetahuan:Kontrol infeksi
Setelah dilakukan asuhan keperawatann kepada
pasien selama 1 x 60 menit, diharapkan pasien
dapat menjelaskan kembali cara mengkontrol
infeksi dengan kriteria hasil sebagai berikut:
3. Kolaborasi p
analgetik har
pemberian o
benar cara, b
4. Gunakan
mengekspres
5. Kaji pengalam
6. Evaluasi ten
telah digunak
7. Berikan duku
8. Berikan info
terjadi, dan ti
9. Ajarkan pen
guided image
10. Modifikasi ti
11. Anjurkan klie
12. Anjurkan kli
tindakan tida
NIC : Menurunk
1. Tenangkan pa
2. Jelaskan selu
yang mungki
3. Berusaha me
4. Berikan info
dengan komu
5. Mendamping
meningkatka
6. Dorong pasie
7. Ciptakan hub
8. Bantu pasie
kecemasan
9. Bantu pasien
dan dengarka
10. Ajarkan pasie
11. Anjurkan pas
12. Kolaborasi d
mengurangi k
NIC
Kontrol Infeksi
1. Bersikan ling
2. Ganti peralat
3. Batasi jumlah
4. Ajarkan cuci
5. Anjurkan pas
6. Gunakan sab
7. Anjurkan pen
meninggalka
8. Cuci tangan s
9. Gunakan uni
10. Lakukan pera
11. Lakukan tek
septik dan as
12. Anjurkan isti
13. Kolaborasi p
prinsip pemb
dosis, benar w
14. Ajarkan pas
infeksi dan ca
Gangguan
eliminasi
fekal
:
Konstipasi b.d menurunnya mobilitas
intestinal
NOC
Buang Air Besar
Setelah dilakukan asuhan keperawatan kepada
pasien selama 1x 4 jam, diharapkan pasien tidak
mengalamai gangguan dalam buang air besar,
dengan kriteria hasil:
Pasien kembali ke pola dan normal dari
fungsi bowel
Terjadi perubahan pola hidup untuk
menurunkan factor penyebab konstipasi
NIC : Manajeme
1. Monitor tand
2. Monitor warn
3. Konsultasika
dan pengobat
4. Berikan caira
5. Konsumsi bu
NOC
Inkontinensia urin
Setelah dilakukan asuhan keperawaran selama
1x30
menit,
pasien
tidak
mengalami
inkontinensia urin, dengan kriteria hasil:
Pasien mampu memprekdisikan pola
eliminasi urin
Pasien mampu memulai dan memghentikan
aliran urin
Tidak adanya tanda-tanda infeksi
NIC: Pemasanga
1. Menjelaskan
2. Monitore inta
3. Menjaga tekn
4. Memelihara d
o
o
o
o
N.
Discharge Planning
DAFTAR PUSTAKA
1. Bobak LJ. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
2. Nanda International. 2012.
klassifikasi, Jakarata: EGC.
Diagnosis
Keperawatan:
Defenisi
dan
3. Carpenito LJ. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta:
EGC
4. Doenges EM. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGC
5. Joedosapoetro MS. 2003. Ilmu Kandungan. Wiknjosastro H, Saifudin AB,
Rachimhadi T. Editor. Edisi Ke-2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
6. Manuaba IBG. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan