You are on page 1of 25

KONFERENSI KLINIK OBSTETRI

GINEKOLOGI

RESIDEN OBSGIN,
2014

G1P0A0, 30 tahun, 37 minggu


IUFD Letak Lintang pada
Primigravida hamil aterm bdp
dengan Myoma Uteri

Kronologis (21/10/2015)
Seorang G1P0A0, 30 tahun, UK: 37 minggu datang rujukan
dari RS Dr Oen Solo Baru dengan keterangan IUFD Letak
Lintang pada primigravida hamil aterm dengan Mioma Uteri.
Pasien merasa hamil 9 bulan, gerak janin sudah tidak
dirasakan 2 hari SMRS, kenceng-kenceng teratur belum
dirasakan, Air kawah belum dirasakan keluar, Lendir darah (-).
Pasien telah didiagnosa mioma uteri sejak bulan januari 2015
(saat itu uk 10x14 cm) dengan riwayat menstruasi sebelumnya
teratur 1x/bulan selama 7 hari/siklus haid, dengan 2-3x ganti
pembalut/hari
Riwayat Dismenore (-) keluhan BAB dan BAK disangkal.
RPD
:
disangkal

Penyakit

jantung/HT/DM/Asma/alergi

Pemeriksaan Fisik
KU : Baik, CM
VS : TD :110/70; N: 84 x/m; RR: 18x/m; S: 36,6C
Mata: CA -/-, SI -/Thorax : C/P dbn
Abdomen : supel, NT (-), teraba janin tunggal, intra
uterine melintang (kepala dikiri punggung
dibawah) His (-), DJJ (-).
Teraba massa padat terfiksir dengan batas
atas 4 jari diatas umbilikus, batas kanan
LMCD, batas kiri LPSS
Gen : VT : v/u tenang, ddg vagina dbn, portio utuh
mencucu didepan, OUE tertutup, KK dan
penunjuk belum dapat dinilai, AK(-) STLD (-)

USG :
VU terisi minimal
Tampak janin tunggal IU melintang kepala dikiri punggung
dibawah, DJJ (-)
Air ketuban kesan cukup, Plasenta insersi di fundus meluas ke
corpus uteri dekstra grade III
BPD: 8,8 cm, AC: 28,98 cm, FL: 5,6 cm, EFBW: 2000 gr
Tampak lesi hiperechoic sebagian hipoechoic ireguler dengan
batas jelas kesan dari uterus di bagian korpus dengan ukuran
melebihi transduser
Tidak ada gambaran hipervaskularisasi
Ginjal kanan dan kiri dbn, floating gut (-)
Kesan janin IUFD dengan gambaran Mioma Uteri

Laboratorium
21/10

22/10

23/10

24/10

HB

9,8

10,8

8,4

10,0

HCT

31

34

26

30

AL

10,2

9,4

13,8

17,8

AT

281

264

251

223

GDS

67

Alb

3,3

Ur / Cr

15 / 0.6

SGOT /
SGPT

16 / 9

Na

135

3,7

Cl

103

Konsul Divisi Onkologi


Diagnosa

Laporan Operasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

8.
9.

Setelah peritoneum parietale dibuka tampak uterus


gravide, dan mioma uteri subserosa pada bagian korpus
uteri dextra sampai ke fundus
Plica vesika uterina dibuka dan dibebaskan secara tajam,
dilakukan insisi pada SBR bentuk semilunaris
Tangan kiri operator mengekstraksi kaki janin
Bayi dilahirkan per abdominam, lahir bayi Perempuan, BB
1800 gr, Maserasi grade II, tampak lilitan tali pusat pada
leher bayi sebanyak 8 kali
Plasenta dilahirkan lengkap bentuk cakram Uk 20x20x1,5
cm
SBR dijahit lapis demi lapis, plika vesika uterina dijahit
Dipasang refrakter, dimasukkan dumdoek sebanyak 3
buah, dilakukan pemasangan torniquet pada arteri uterina
dan pada vasa ovarika dextra et sinistra dijepit dengan
klem Bulldog
Dilakukan miomektomi, kontrol perdarahan, perdarahan (-)
Dilakukan pemasangan drain intra abdomen, damdoek

Foto Durante Ops


Lilitan Tali Pusat
8X

Mioma Uteri Subserosa

Uterus

Uterus Post
Miomektomi

Mioma Subserosa
dibelah

PERMASALAHAN PADA KASUS INI

Pembahasan
Kehamilan dengan Mioma Uteri dengan ukuran > 10
cm atau volume > 100 mm3 cenderung mengalami
komplikasi malpresentasi pada janin
Kehamilan dengan mioma uteri salah satunya
beresiko pertumbuhan pada janin terhambat, bila PJT
terus berlangsung janin mengalami kekurangan
asupan nutrisi dan mengalami hipoksia hingga
kematian.
Hipoksia pada janin diperberat oleh adanya lilitan tali
pusat, pada durante operasi leher janin mengalami
lilitan tali pusat di leher sebanyak 8x, pada penelitian
menyebutkan lilitan tali pusat dileher terjadi
peningkatan resiko fetal distress dan kematian janin

Efek kehamilan dengan Mioma Uteri

Hamil dengan mioma uteri beresiko


meningkatnya perdarahan pada saat awal
kehamilan dan pada persalinan
dikarenakan hipotonia hingga atonia,
tetapi pada beberapa penelitian
melakukan miomektomi pada mioma
subserosa pada saat setelah sectio
cesaria tidak meningkatkan resiko
perdarahan

Konseling
Penting edukasi pada pasien tersebut
untuk kehamilan dan persalinan
berikutnya untuk mencegah terjadinya
rupture uteri
Walaupun pada penelitian angka ruptur
uteri post miomektomi hanya 0,2% namun
untuk menurunkan morbiditas dan
mortalitas pada ibu dan janin sebaiknya
dilakukan terminasi kehamilan pada usia
37-38 minggu

TERIMA
KASIH

You might also like