Professional Documents
Culture Documents
Mengingat
bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Gubernur tentang Peraturan Internal (Hospital
Bylaws) Rumah Sakit Mata Bali Mandara;
: 1.
Undang-Undang
Nomor 64 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1649);
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Nomor
159.b/1988
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERATURAN INTERNAL
(HOSPITAL BYLAWS) RUMAH SAKIT MATA BALI MANDARA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengertian
Dalam
ini, yang
dimaksud dengan:
1.
2.
3.
4.
Milik
5.
6.
yang
mengatur
agar
tata
kelola
korporasi
8.
Pemilik
Rumah
Sakit
Mata
Bali
Mandara
adalah
Pemerintah Provinsi;
9.
dari
Ketua
dan
Anggota
yang
bertugas
bertugas
Direktur
dalam
medicoetikolegal
memberikan
hal
dan
pertimbangan
menyusun
etika
dan
pelayanan
kepada
merumuskan
rumah
sakit,
bylaws,
gugus
tugas
bantuan
hukum
dalam
kelompok dokter
pelayanan
di
Rumah
Sakit
Mata
Bali
Mandara;
19. Dokter tetap atau dokter purna waktu adalah dokter
dan/atau dokter spesialis yang sepenuhnya bekerja di
Rumah Sakit Mata Bali Mandara;
20. Dokter Tamu adalah dokter yang bukan berstatus
sebagai pegawai Rumah Sakit Mata Bali Mandara, yaitu
dokter
dan/atau
diundang/ditunjuk
melakukan
dokter
karena
atau memberikan
spesialis
kompetensinya
pelayanan
yang
untuk
medis
dan
staf
medis
untuk
melakukan
sekelompok
suatu
periode
tertentu
yang
dilaksanakan
staf
medis
untuk
melakukan
sekelompok
daftar
kewenangan
klinis
yang
telah
ditetapkan baginya.
26. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis
untuk menentukan kelayakan diberikan kewenangan
klinis (clinical privilege).
27. Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf
medis yang telah memiliki kewenangan klinis (clinical
privilege)
untuk
menentukan
kelayakan
pemberian
Pendidikan
Sistem
Magang
adalah
sistem
BAB II
Pasal 2
Nama, Visi Dan Misi, Nilai, Motto, Tujuan dan Strategi
(1)
Nama
Nama rumah sakit ini adalah Rumah Sakit Mata Bali
Mandara, milik Pemerintah Provinsi Bali.
(2)
Rumah
Sakit
Mata
Bali
Mandara
adalah:
pelayanan
kesehatan
mata
masyarakat,
terjangkau
dan
berkeadilan;
2. Menyelenggarakan
Pendidikan
dan
latihan
penelitian
jejaring
kesehatan mata.
dalam
pendidikan
di
rangka
bidang
dan
Misi
Rumah
Sakit
sebagaimana
Kepala
Sub
Bagian
Sistem
Informasi
Nilai/filosofi
Nilai/filosofi Rumah Sakit Mata Bali Mandara :
a. Nilai-Nilai:
Sikap
kerja
pegawai
rumah
sakit
dalam
nilai-nilai
Motto
Motto Rumah Sakit Mata Bali Mandara yaitu:
CERDAS, masing-masing huruf dalam kata CERDAS
memiliki makna dan arti, sebagai berikut:
a. C
b. E
c. R
Ramah,
adalah
diberikandalam
sifat
setiap
santun
harus
pelaksanaan
pelayanan.
d. D =
Dinamis,
adalah
penyesuaian
terhadap
e. A
Akuntabel,
adalah
merupakan
tugas-tugas
baik
secara
tamah
sebagai
petugas
dalam
memberikan pelayanan.
(5)
Tujuan
Tujuan
Rumah
Sakit
adalah
menyelenggarakan
serta
Kulit
dan
Kelamin
sebagai
palayanan
kepada
nilai-nilai
tambahan
yang
didasarkan
kemanusiaan,
etika
dan
profesionalisme,
manfaat,
Strategi
Strategi Rumah Sakit Mata Bali Mandara adalah :
Mengoptimalkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM)
yang didukung oleh stake holder serta status sebagai
PPK-BLUD untuk memenuhi standar pelayanan yang
ditentukan sehingga terwujud pelayanan yang bermutu,
prima
dan
meningkatkan
semakin
unggul
guna
kepercayaan
sadar
dan
mempertahankan
pelanggan
mampu
(pasien)
dalam
dan
yang
memelihara
kesehatan.
(7)
Program
Adapun Program-program indikatif sebagai berikut :
a. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit ;
b. Pengembangan layanan kesehatan mata, THT serta
Kulit dan Kelamin;
c. Mengoptimalkan
standar
sarana
dan
rumah sakit;
d. Mengoptimalkan pemasaran rumah sakit;
prasarana
Februari
2001,
tentang
Pembentukan
Susunan
Badan
(Balai
menjadi
UPTD
RS
Kesehatan
Badan
Kusta
Mata
Pelayanan
dan
UPTD
Masyarakat)
Khusus
Rumah
kepedulian
terhadap
Masyarakat
masyarakat
dan
Bali
Pemerintah
dalam
rangka
Australia
dengan
Pemerintah
Indonesia.
(2)
Rumah Sakit
Khusus Kelas A;
(3)
228821;
(4)
BAB III
KEDUDUKAN RUMAH SAKIT
Pasal 4
Rumah Sakit Mata Bali Mandara berkedudukan sebagai
Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah dan merupakan unsur
pendukung
atas
tugas
Gubernur
di
bidang
pelayanan
kesehatan.
Pasal 5
Rumah
sakit
merupakan
sebagaimana
Institusi
dimaksud
pelayanan
dalam
kesehatan
Pasal
yang
(1). Tugas:
Tugas pokok Rumah Sakit adalah menyelenggarakan
pelayanan kesehatan khusus mata sedangkan THT serta
Kulit dan Kelamin sebagai pelayanan tambahan dengan
upaya
penyembuhan,
pencegahan,
pelayanan
pemulihan,
rujukan,
peningkatan,
menyelenggarakan
Rumah
Sakit
dalam
menunaikan
tugas
penunjang
dalam
menyelenggarakan
dan
rencana
dan
pelaporan
program,
di
monitoring,
bidang
pelayanan
Pelayanan keperawatan;
g. Pelayanan rujukan;
h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan,
penelitian
j.
(2)
(3)
sesuatu
hal
yang
menurut
peraturannya
(5)
(1)
(2)
(3)
BAB IV
PENGORGANISASIAN RUMAH SAKIT DAN
STRUKTUR ORGANISASI
Pasal 9
Pengorganisasian
(1)
Seksi;
g. Sub Bagian;
h. Satuan Pemeriksa Internal (SPI);
i.
Komite-komite;
j.
k. Instalasi-Instalasi;
l.
m. Unit-unit
(2)
(3)
(4)
(6)
dipimpin
Kepala
Seksi
berada
dibawah
dan
(8)
(9)
Pasal 10
Struktur Organisasi
BAB V
DEWAN PENGAWAS
Pasal 11
Organisasi
(1)
dengan
Keputusan
1383/05-C/HK/2014
tentang
Gubernur
Bali
Pembentukan
Nomor
Dewan
Pembentukan
dan
susunan
keanggotaan
Dewan
Susunan
Keanggotaan
Dewan
Pengawas
Pola
sebanyak 3 (tiga)
dilingkungan
satuan
kerja
pengelola
keuangan daerah;
c. Tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan rumah
sakit;
(4)
menyediakan
waktu
yang
cukup
untuk
melaksanakan tugasnya;
b. Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak
pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi
anggota pengelola rumah sakit, atau Dewan Pengawas
yang dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan
suatu badan usaha pailit atau orang yang tidak
pernah dihukum melakukan tindak pidana yang
merugikan daerah; dan
c. Mempunyai kompetensi dalam bidang manajemen
keuangan, sumber daya manusia dan mempunyai
komitmen terhadap peningkatan kualitas pelayanan
publik.
Pasal 12
Pengangkatan dan Pemberhentian
(1)
Dewan Pengawas
ditetapkan
(2)
(3)
(4)
melaksanakan
ketentuan
perundang-
undangan;
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan rumah sakit
atau; dan
d. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan
tindak pidana dan/atau kesalahan yang berkaitan
dengan tugasnya melaksanakan pengawasan atas
Rumah Sakit.
Pasal 13
Ketua dan Sekretaris Dewan Pengawas
(1)
(2)
(3)
(5)
Untuk
mendukung
kelancaran
Dewan
Pengawas,
Gubernur
pelaksanaan
dapat
tugas
mengangkat
Sekretaris Dewan
pada ayat (5),
dalam
melakukan
pembinaan
dan
pengawasan
f.
Dewan
Pengawas
dalam
melakukan
tugasnya
berkewajiban :
a. memberikan pendapat dan saran kepada Gubernur
mengenai Rencana Strategi Bisnis, Rencana Bisnis
dan Anggaran yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola
Rumah Sakit Mata Bali Mandara;
b. mengikuti perkembangan kegiatan Badan Layanan
Umum Daerah Rumah Sakit Mata Bali Mandara,
memberikan pendapat dan saran kepada Gubernur
mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi
pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah Rumah
Sakit Mata Bali Mandara;
c. memberi nasehat kepada Pejabat Pengelola Rumah
Sakit
Mata
Bali
Mandara
dalam
melaksanakan
keuangan
dan
laporan
kinerja
Badan
terhadap
Renstra,
RBA
dan
pelaksanaannya;
b. penilaian terhadap kinerja pelayanan, keuangan dan
lainnya;
c. penilaian ketaatan terhadap peraturan perundangundangan;
d. permasalahan-permasalahan pengelolaan BLUD dan
solusinya; dan
e. saran dan rekomendasi.
(4)
(5)
Dalam
melaksanakan
tugas
dan
kewajibannya,
Dewan
b.
Bali
Mandara
dan
memantau
pelaksanaan
d.
e.
dan
fungsi
Dewan
Pengawas
sesuai
dengan
bylaws)
atau
Dokumen
Pola
Tata
Kelola
(corporate governance);
f.
dalam
memberikan
rekomendasi
perbaikan
terhadap
Rapat
rutin
adalah
setiap
rapat
terjadwal
yang
(2)
(3)
(4)
setiap
anggota
Dewan
Pengawas,
Pejabat
(1)
(2)
permasalahan
penting
yang
harus
segera
diputuskan; atau
b. Ada permintaan yang ditandatangani oleh paling
sedikit dua orang anggota Dewan Pengawas.
(3)
Rapat
khusus
yang
diminta
oleh
anggota
Dewan
Undangan
rapat
khusus
harus
(2)
(3)
juga
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
empat
belas
hari
setelah
rapat
(2)
(1)
sebelumnya,
perubahan
atau
dengan
pembatalan
syarat
tersebut
bahwa
usul
dicantumkan
dalam
Peraturan
Internal
(Hospital
Bylaws/Statuta) ini.
(2)
Pasal 27
Cap
Cap Dewan Pengawas berbentuk bulat, seperti gambar
berikut:
3,5 Cm
1 Cm
2,7 Cm
4 Cm
Pasal 28
Peran Terhadap Staf Medis Fungsional
(1)
Peran
terhadap
Staf
Medis
Fungsional
(SMF)
dan
koordinasi
secara
terus-menerus
dan
berkesinambungan.
(3)
BAB VI
PEJABAT PENGELOLA RUMAH SAKIT
Pasal 29
Pejabat Pengelola
(1)
(2)
Pejabat
Pengelola
Rumah
Sakit
diangkat
dan
(4)
Komposisi
Pejabat
Pengelola
Rumah
Sakit
dapat
perubahan
dengan
mengusulkan
kepada
(1)
(2)
dan
mengurus
rumah
sakit
sesuai
c. mengkoordinasikan
penyusunan
rencana
dan
mendistribusikan
dan
mengendalikan
dan
membina
hasil
kerja
bawahan
dan
j.
melaporkan
hasil
pelaksanaan
tugas
kepada
sebagaimana
dimaksud
dalam
ayat
(2)
Evaluasi/penilaian
kinerja
Direktur
dilakukan
oleh
(6)
(1)
b. merumuskan
kebijakan
menyelenggarakan
teknis
pelayanan
administrasi
serta
berdasarkan
kewenangan;
c. mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan sesuai
dengan standar yang berlaku kepada bawahan;
d. mengkoordinasikan
penyusunan
dan
mengawasi
dan
membina
mengendalikan
menilai
prestasi
kerja
bawahan
dan
melaksanakan
tugas
kedinasan
lainnya
yang
Pelayanan mempunyai
fungsi :
a. pengkoordinasian
seluruh
kebutuhan
pelayanan
pengawasan,
penggunaan
fasilitas
e. pengawasan
dan
pengendalian
penerimaan
serta
pemulangan pasien;
f.
Wakil Direktur
tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja Rumah Sakit;
b. merumuskan kebijakan umum Rumah Sakit serta
menyelenggarakan
administrasi
berdasarkan
kewenangan;
c. mengkoordinasikan
penyusunan
rencana
dan
dan
kepegawaian,
rumah
tangga,
pengembangan
bina
SDM
program,
dan
kegiatan
kehumasan;
d. mengkoordinasikan penyusunan program kegiatan
perencanaan strategis/ (RENSTRA) serta profil Rumah
Sakit dan laporan tahunan Rumah Sakit;
e. mengkoordinasikan
penyusunan
laporan
melaksanakan
administrasi
rumah
pengawasan
umum,
tangga,
kehumasan;
terhadap
keuangan,
bina
program,
tata
urusan
usaha
dan
dan
kegiatan
j.
prasarana
tenaga,
peralatan
dan
bahan
kebutuhan lainnya;
k. melaksanakan
pengawasan
terhadap
kebersihan,
Melaksanakan
pengawasan
terhadap
urusan
tugas
kedinasan
lainnya
yang
yang
merupakan
pejabat
pengguna
anggaran/barang daerah.
(3)
program
dan
laporan,
hukum
dan
dan
pelatihan,
pemeliharaan
sarana
Pasal 33
Bidang Pelayanan Medik
(1)
prasarana,
tenaga,
peralatan
medis
dan
kebutuhan lainnya;
h. mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan medis di
instalasi terkait;
i.
j.
k. menilai
prestasi
kerja
bawahan
dan
melaksanakan
tugas
kedinasan
lainnya
yang
dan
menyiapkan
standar
prosedur
koordinasi
dalam
penyusunan
pelayanan
medis
sesuai
dengan
penyusunan
prosedur
pelayanan
medik;
i.
menilai
prestasi
kerja
bawahan
dan
melaksanakan
tugas
kedinasan
lainnya
yang
Kepala
Seksi
Pengendalian
Mutu
Pelayanan
Medik
mempunyai tugas :
a. Menyusun rencana dan program kerja bawahan;
b. Memberikan petunjuk kepada bawahan;
c. Mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
d. menyusun
dan
menyiapkan
standar
prosedur
pengembangan
dan
pengendalian
g. melaksanakan
koordinasi
dalam
penyusunan
program
pendidikan
dan
pengembangan profesi;
i.
j.
menilai
prestasi
kerja
bawahan
dan
tugas
kedinasan
lainnya
yang
(1)
rencana
dan
program
kerja
bidang;
c. memberikan petunjuk dan bimbingan teknis serta
pengawasan kepada bawahan;
d. mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
mengkoordinasikan
rencana
pelaksanaan
dan
pelayanan keperawatan di
evaluasi
kebutuhan
peralatan/logistik
prestasi
kerja
bawahan
dan
tugas
kedinasan
lainnya
yang
dan
menyiapkan
standar
prosedur
melaksanakan
koordinasi,
pengendalian
kegiatan,
pembinaan
dan
penyusunan
alat
keperawatan;
g. melaksanakan penyusunan rencana kerja, bimbingan
pelayanan dan asuhan keperawatan;
h. menilai
prestasi
kerja
bawahan
dan
j.
melaksanakan
tugas
kedinasan
lainnya
yang
koordinasi
dalam
penyusunan
program
pendidikan
dan
j.
k. melaksanakan
tugas
kedinasan
lainnya
yang
(1)
rencana
dan
program
kerja
bidang;
c. mengatur, mendistribusikan dan mengkoordinasikan
tugas kepada bawahan;
d. mengkoordinasikan para kepala seksi;
e. membimbing
dan
memberikan
petunjuk
kepada
mengkoordinasikan
kegiatan
dan
pemeliharaan
j.
melaksanakan
tugas
kedinasan
lainnya
yang
Kepala
Seksi
Pemeliharaan
Sarana
Kesehatan
mempunyai tugas :
a. menyusun rencana dan program kerja seksi;
b. memberikan petunjuk kepada bawahan;
c. menyusun
dan
operasional
melaksanakan
(SPO)
tentang
standar
prosedur
pemeliharaan
dan
j.
menilai
prestasi
kerja
bawahan
dan
tugas
kedinasan
lainnya
yang
(3)
dan
(SPO)
menyiapkan
tentang
standar
penunjang
prosedur
diagnostik
f.
melaksanakan
tugas
kedinasan
lainnya
yang
(1)
antara
lain,
penelitian,
BLUD
dan
jenis
j.
tugas
kedinasan
lainnya
yang
dan
menyiapkan
(SPO)
tentang
standar
prosedur
perencanaan
dan
pelaksanaan
kegiatan
perencanaan,
j.
melaksanakan
tugas
kedinasan
lainnya
yang
pengumpulan
data,
analisa
data,
pelaksanaan
tugas
instalasi
rekam medis;
f.
menyusun
laporan
kinerja
bulanan,
triwulan,
dan
mendistribusikan
dan
j.
k. mengkoordinasikan
dalam
rangka
kegiatan
kepada
penyelenggaraan
dan
semua
unit
peningkatan
mengkoordinasikan
penyelenggaraan
dan
lain,
instansi,
perusahaan,
penyelengara
melaksanakan
tugas
kedinasan
lainnya
yang
rencana
dan
program
kerja
Bagian;
c. mengkoordinasikan para Kepala Sub Bagian;
d. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala
Sub Bagian dan bawahan;
e. menyusun rencana anggaran biaya langsung dan tak
langsung;
f.
g. menyusun
retribusi
pelayanan,
remunerasi/jasa
tata
usaha
keuangan
sesuai
j.
k. menilai
prestasi
kerja
bawahan
dan
melaksanakan
tugas
kedinasan
lainnya
yang
dan
memberi
petunjuk
kepada
bawahan;
d. menyusun anggaran pendapatan rumah sakit dan
melakukan
evaluasi
perkembangan
pendapatan
rumah sakit;
e. menerima dan membukukan pendapatan fungsional
rumah sakit dan melakukan penyetoran kepada
bank, serta menyimpan jika bank tutup;
f.
memverifikasi
setoran
penerimaan
dari
kasir
j.
melaksanakan
tugas
kedinasan
lainnya
yang
sakit
baik
anggaran
langsung
maupun
dan
memberikan
petunjuk
kepada
bawahan;
e. mengeluarkan uang yang bersumber dari anggaran
langsung
dan
tidak
anggaran,
otorisasi,
langsung
verifikasi,
sesuai
dengan
pembukuan
dan
pertanggungjawaban keuangan;
f.
sistim
pengendalian
intern
dan
j.
melakukan
verifikasi
cek/BG/transfer
dari
terhadap
kasir
pengeluaran
pengeluaran
dengan
rekening bank;
m. memverifikasi
bukti
pengeluaran
berupa
lembar
mengolah,
menyajikan
dan
laporan
pertanggungjawaban
s. melaksanakan
tugas
kedinasan
lainnya
yang
(1)
rencana
dan
program
kerja
magian;
c. mengkoordinasikan pada Kepala Sub Bagian;
d. mengatur
dan
mendistribusikan
dan
g. melaksanakan
urusan
Rumah
Tangga
dan
perlengkapannya;
h. melaksanaan pengelolaan urusan kepegawaian serta
penyelenggaraan Diklat;
i.
melaksanakan
pengawasan
terhadap
kebersihan,
k. menghimpun
perundangan,
dan
mempelajari
kebijakan
teknis,
peraturan
pedoman
dan
dan
MOU
dengan
pihak
pemerintah,
l.
tugas
kedinasan
lainnya
yang
dan
memberikan
petunjuk
kepada
bawahan;
d. menyusun standar prosedur operasional (SPO) dan
rencana kebutuhan rumah tangga dan barang serta
peralatan non medis;
e. memelihara
kenyamanan,
kebersihan
kantor,
keamanan,
sanitasi
rumah
ketertiban,
sakit
serta
laundry;
f.
menyelenggarakan
urusan
tata
usaha/surat
pengendalian
naskah
dinas
yang
menghimpun
perundangan,
dan
mempelajari
kebijakan
teknis,
peraturan
pedoman
dan
dan
MOU
dengan
pihak
pemerintah,
tugas
kedinasan
lainnya
yang
standar
prosedur
administrasi
operasional
kepegawaian
dan
(SPO)
rencana
dan
memberikan
petunjuk
kepada
bawahan;
d. membuat buku penjagaan pegawai;
e. mengadakan koordinasi dengan unit terkait dalam
rangka perencanaan diklat pegawai;
f.
pangkat
melalui
angka
kredit
jabatan
j.
l.
m. menyiapkan
rekapitulasi
prosedur
kepegawaian
secara periodik;
n. menata dan menyimpan berkas kepegawaian;
o. menyelenggarakan kegiatan upacara bendera baik
kedinasan maupun kenegaraan atau nasional;
p. melaksanakan sistem pengendalian intern;
q. menilai
prestasi
kerja
bawahan
dan
melaksanakan
tugas
kedinasan
lainnya
yang
Rumah
Sakit
Mata
Bali
Mandara
dengan
c.
Pengadilan;
d.
e.
menetapkan
Kebijakan
dan
pendidikan,
penelitian
dan
prosedur,
menyetujui
pengembangan
para
g.
h.
mengadakan
dan
memelihara
pembukuan
serta
j.
k.
mengangkat
dan
memberhentikan
tenaga
honorer
m.
(1)
baik
dan
memiliki
dedikasi
untuk
menjadi
pemimpin
perusahaan
yang
dinyatakan pailit;
d. bersedia membuat Surat Pernyataan Kesanggupan
untuk menjalankan praktik bisnis yang sehat di
Rumah Sakit;
e. memenuhi
syarat
administrasi
kepegawaian
bagi
(2)
kriteria
keahlian,
integritas,
baik
mengembangkan
dan
memiliki
pelayanan
dedikasi
umum,
untuk
administrasi
melaksanakan
koordinasi
di
lingkup
dan
baik
dan
memiliki
dedikasi
untuk
melaksanakan
koordinasi
dilingkup
(2)
(3)
penting
rumah
sakit
terjamin
keamanannnya;
2. fungsi
sekretariat
rumah
sakit
dalam
tugas
khusus
dalam
lingkup
bertanggung
jawab
langsung
kepada
Direktur;
(5)
(6)
(1)
(2)
(3)
Bagian Kesatu
KOMITE MEDIK
Pasal 44
Pengorganisasian Komite Medik
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
Jumlah
keanggotaan
Komite
Medik
sebagaimana
(1)
(2)
Pasal 47
Tugas dan Fungsi Komite Medik
(1)
Komite
Medik
mempunyai
tugas
meningkatkan
Kompetensi;
2.
3.
Perilaku;
4.
Etika profesi.
c. evaluasi
data
pendidikan
profesional
kedokteran
berkelanjutan;
d. wawancara terhadap permohonan Kewenangan Klinis;
e. penilaian dan pemutusan Kewenangan Klinis yang
adekuat;
f.
pelaporan
hasil
menyampaikan
penilaian
rekomendasi
kredensial
dan
Kewenangan
Klinis
Kewenangan
Klinis
dan
penerbitan
(3)
kegiatan
eksternal
dalam
rangka
nasehat/pertimbangan
dalam
(1)
Memberikan
rekomendasi
rincian
kewenangan
(3)
Memberikan
rekomendasi
penolakan
kewenangan
klinis/clinical privilege.
(4)
(5)
(6)
Memberikan
berkelanjutan.
rekomendasi
pendidikan
kedokteran
(7)
(8)
(1)
(2)
(2)
Ketua;
b.
Sekretaris;
c.
Anggota.
Proses
kredensial
keterbukaan,
dilaksanakan
adil,
obyektif
dengan
sesuai
semangat
prosedur
dan
terdokumentasi;
(3)
yang
disahkan
Direktur
Rumah
Sakit.
(5)
(1)
(2)
(3)
(4)
berbagai
area
kompetensi
kompetensi
yang
disahkan
sesuai
standar
oleh
lembaga
kognitif;
3.
afektif;
4.
psikomotor;
b. kompetensi fisik;
c. kompetensi mental/perilaku; dan
d. perilaku etis;
(5)
(6)
daftar
Kewenangan
Klinis
dilakukan
(8)
klinis
yang
bersangkutan
diubah/
dimodifikasi; dan
f.
(9)
Medik
melalui
Direktur
Rumah
Sakit.
peran
merekomendasikan
melakukan
pendidikan
audit
medis,
berkelanjutan
dan
Ketua;
2.
Sekretaris; dan
3.
Anggota.
Pasal 55
Tata Kerja Sub Komite Mutu Profesi
(1)
masing-masing
staf
medis
pemberi
dasar
Klinis/Clinical
untuk
Privilege
pemberian
sesuai
Kewenangan
kompetensi
yang
dimiliki;
c. sebagai
dasar
bagi
Komite
Medik
dalam
dasar
merekomendasikan
bagi
Komite
Medik
dalam
perubahan/modifikasi
rincian
(2)
standar/kriteria
dengan
pelaksanaan pelayanan;
e. melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar
dan kriteria;
f.
menerapkan perbaikan;
g. rencana reaudit.
(3)
Subkomite
Mutu
Profesi
dapat
merekomendasikan
pertemuan
oleh
ilmiah
masing-masing
yang
harus
kelompok
staf
pertimbangan
dalam
penilaian
disiplin
profesi;
d. notulensi
beserta
daftar
hadir
menjadi
staf
medis
rumah
sakit
sebagai
setiap
kelompok
staf
medis
wajib
menentukan
(4)
(proctoring)
bagi
staf
medis
yang
yang
akan
membutuhkan :
a. menentukan
nama
staf
medis
disiplin/mendapatkan
pengurangan
Kewenangan Klinis;
b. komite medik berkoordinasi dengan Direktur Rumah
Sakit untuk memfasilitasi semua sumber daya yang
dibutuhkan untuk proses pendampingan (proctoring)
tersebut.
SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
Pasal 56
Peran Komite Medik dalam upaya pendisiplinan staf medis
dilakukan oleh Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi.
Pasal 57
Pengorganisasian Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi
Pengorganisasian Sub Komite Etika dan Displin Profesi terdiri
dari:
1.
Ketua;
2.
Sekretaris; dan
3.
Anggota.
Pasal 58
Tata Kerja Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi
(1)
(2)
Tolok
ukur
dalam
upaya
pendisiplinan
perilaku
perilaku
profesional
kedokteran/buku
pedoman
pelanggaran
disiplin
kedokteran
yang
berlaku di Indonesia;
g. pedoman pelayanan medik/klinik;
h. standar prosedur operasional asuhan medis.
(3)
Komite
Medik
dengan
persetujuan
(4)
Mekanisme
pemeriksaan
pada
upaya
pendisiplinan
kesehatan
lain
atau
tenaga
non
kesehatan;
4) pasien atau keluarga pasien;
2. non perorangan:
1) hasil konferensi kematian;
2) hasil konferensi klinis;
b. dasar
dugaan
pelanggaran
disiplin
profesi
bekerja
sama
dengan
staf
d. keputusan:
keputusan panel yang dibentuk oleh Sub Komite
Etika dan Disiplin Profesi diambil berdasarkan suara
terbanyak,
untuk
menentukan
ada
atau
tidak
yang
bersangkutan
dapat
mengajukan
pemberian
tindakan
pendisiplinan
pelaksanaan Keputusan:
keputusan Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi
tentang
pemberian
tindakan
disiplin
profesi
oleh
rekomendasi,
Ketua
Komite
selanjutnya
Medik
Direktur
sebagai
Rumah
Sakit
melakukan eksekusi.
(5)
pembinaan
Pelaksanaan
pembinaan
profesionalisme
profesionalisme
kedokteran.
kedokteran
(6)
(1)
khusus,
dilakukan
sewaktu-waktu
guna
tahunan,
diselenggarakan
sekali
setiap
tahunan.
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Ketua
berwenang
untuk
menyelenggarakan
(7)
(8)
(9)
Dalam
hal
usulan
perubahan
atau
pembatalan
sah
setelah
dilaksanakan
pada
hari
berikutnya.
(2)
(3)
(4)
Pasal 61
Rapat Tahunan
(1)
(2)
(1)
Penasehat/Advokasi
Hukum
yang
ditunjuk
Komite
Etik
dan
Hukum
merupakan
badan
non
Direktur
setelah
mempertimbangkan
baik
internal
maupun
ekternal
(6)
(1)
Komite
Keperawatan
merupakan
organisasi
non
bukan
merupakan
wadah
perwakilan
dari
staf
keperawatan;
Pasal 64
Organisasi dan Keanggotaan Komite Keperawatan
(1)
(2)
(3)
Keanggotaan
Subkomite.
Komite
Keperawatan
terbagi
kedalam
Pasal 65
Pemilihan Pengurus Komite Keperawatan
(1)
(2)
memperhatikan
masukan
dari
tenaga
Dalam
melaksanakan
tugas
pokok
sebagaimana
motivasi
dalam
pemecahan
masalah
profesi
pendidikan
sesuai
dan
dengan
pembelajaran
kebutuhan
dan
penyelenggaraan
advokasi
dengan
memberikan
Pasal 67
Wewenang Komite Keperawatan
(1)
Membuat
dan
membubarkan
panitia
kegiatan
(3)
(4)
(5)
Memberikan
pertimbangan
tentang
bimbingan
dan
konseling keperawatan.
Pasal 68
Sub Komite
(1)
(2)
(1)
pemulihan
kewenangan
klinis
(1)
perencanaan
pengembangan
proses
pendampingan
tenaga
(1)
sosialisasi
kode
etik
profesi
tenaga
penyelesaian
masalah-masalah
memberikan
pertimbangan
dalam
mengambil
(3)
(1)
Komite
Keperawatan
dan
Bidang
Keperawatan
melalui
rapat
koordinasi
keperawatan.
(2)
(3)
Rapat Kerja :
a. rapat Kerja Keperawatan dilaksanakan dalam setahun
sekali dan bersifat terbuka;
b. rapat Kerja Keperawatan dipimpin oleh Ketua Komite
Keperawatan atau Kepala Bidang Keperawatan dan
dihadiri oleh Sekretaris Komite Keperawatan;
c. sub
komite,
kasi
keperawatan,
panitia-panitia
(4)
Rapat Rutin
a. rapat rutin keperawatan dilaksanakan 3 (tiga) bulan
sekali
diikuti
Keperawatan,
oleh
Bidang
Kepala
Keperawatan,
Ruang
Komite
Keperawatan
dan
Rapat Pleno
a. rapat pleno keperawatan diadakan sewaktu-waktu
bila dibutuhkan;
b. rapat pleno dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan
atau Kepala Bidang Keperawatan dan dihadiri oleh
Sekretaris Komite Keperawatan, Sub Komite dan Kasi
Keperawatan;
c. agenda rapat pleno adalah membahas persoalan etik
dan displin staf keperawatan.
(6)
Sidang Tahunan
a. Sidang tahunan Keperawatan diadakan satu kali
dalam setahun;
b. sidang
Tahunan
dipimpin
oleh
Ketua
Komite
Kasi
Keperawatan,
Panitia-Panitia
keperawatan
dalam
(satu)
tahun
dan
Bagian Keempat
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
Pasal 73
(1)
(2)
Komite
Pencegahan
dan
Pengendalian
Infeksi
(PPI)
mempunyai tugas:
a. memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam
Pencegahan dan Pengendalian infeksi;
b. menyusun serta menetapkan, mensosialisasikan dan
mengevaluasi kebijakan pencegah dan pengendalian
infeksi (PPI) rumah sakit;
c. melaksanakan
investigasi
dan
penaggulangan
yang
sesuai
dengan
perinsip-perinsip
melaksanakan
pemantauan
terhadap
upaya
menerima
laporan
atas
kegiatan
tim
PPI
dan
(4)
Bagian Kelima
KOMITE FARMASI DAN TERAPI
Pasal 74
(1)
(2)
pengkajian
pengelolaan
dan
mengelola
obat
yang
digunakan
dalam
katagori
khusus;
g. membantu instalasi farmasi dalam mengembangkan
tinjauan
terhadap
peraturan-peraturan
kebijakan-kebijakan
mengenai
penggunaan
dan
obat
BAB IX
STAF MEDIS FUNGSIONAL (SMF)
Pasal 75
(1)
(2)
pengobatan,
pencegahan
akibat
penyakit,
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kepala
Instalasi
merencanakan,
mempunyai
tugas
melaksanakan,
dan
kewajiban
memonitor
dan
BAB XI
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 77
(1)
(3)
Kelompok
Jabatan
Fungsional
bertugas
melakukan
(5)
Masing-masing
tenaga
fungsional
dimaksud
berada
BAB XII
UNIT PENJAMIN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN (UPMKP)
Pasal 78
Organisasi dan Keanggotaan
(1)
(2)
(3)
(4)
b.
program
keselamatan pasien;
penjamin
mutu
dan
c.
peran
edukator,
dan
konsultasi,
melakukan
motivator,
monitoring,
evaluasi
menyusun
dan
pencapaian
mensosialisasikan
program
penjamin
laporan
hasil
mutu
dan
keselamatan pasien;
e.
f.
memfasilitasi
kegiatan
terkait
penyelenggaraan
melakukan
koordinasi
kepada
bagian/bidang/
yang
berfokus
pada
pasien
dan
manajemen;
h.
pelatihan
internal
mutu
dan
j.
k.
l.
4)
(2)
dengan
unit
terkait
dalam
kegiatan
sosialisasi
internal
j.
(3)
dengan
penyelenggaraan
unit
pemantauan
terkait
dakam
indikator
mutu
manajemen;
d. menganalisa hasil pencapaian indikator dan membuat
laporan hasil pemantauan mutu manajemen;
e. menyelenggarakan
rumah
sakit
manajemen;
kegiatan
tentang
sosialisasi
pencapaian
internal
indikator
f.
pencapaian
hasil
pemantauan
mutu
manajemen;
g. menghadiri rapat, pertemuan, workshop dan atau
seminar terkait pengembangan mutu manajemen baik
internal atau eksternal rumah sakit;
h. menyusun dan melaksanakan panduan pelaksanaan
validasi
data
internal
khusus
indikator
mutu
manajemen;
i.
j.
(4)
pencatatan,
pelaporan
dan
analisa
laporan
insiden
keselamatan
pasien
investigasi
dan
masalah
terkait
berkala
membuat
laporan
kegiatan
ke
secara
vertikal
dan
horisontal
baik
masing-masing
dan
apabila
terjadi
sesuai
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan;
(3)
dan
mengkoordinasikan
bawahan
dan
petunjuk
dan
bertanggungjawab
kepada
dan
untuk
memberikan
petunjuk
kepada
bawahan;
(6)
Pasal 82
Pengangkatan Pegawai
(1)
(2)
pada
prinsip
efisiensi,
ekonomis
dan
(1)
(2)
(1)
sesuai
dengan
peraturan
tentang
(2)
tidak
tersedia
anggaran
untuk
memberi
nafkah
(2)
BAB XVI
KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEGE)
Pasal 86
Kewenangan Klinis (Clinical Privilege)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Sakit.
asal
dengan
menyesuaikan
kondisi
prosedur
Rekredensial
syarat dengan
dari
Subkomite
b. perizinan (lisensi):
1. memiliki surat tanda registrasi yang sesuai dengan
bidang profesi;
2. memiliki ijin praktek dari Dinas Kesehatan setempat
yang masih berlaku.
c. kegiatan penjagaan mutu profesi:
1. menjadi anggota organisasi yang melakukan penilaian
kompetensi bagi anggotanya;
2. berpartisipasi aktif dalam proses evaluasi mutu klinis.
d. kualifikasi personal:
1. riwayat disiplin dan etik profesi;
2. keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui;
3. keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak
terlibat penggunaan obat terlarang dan alkohol yang
dapat mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap
pasien;
4. riwayat keterlibatan dalam tindakan kekerasan;
5. memiliki asuransi proteksi profesi.
e. pengalaman di bidang keprofesian:
1. riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi;
2. riwayat tuntutan medis atau klaim oleh pasien selama
menjalankan profesi.
Pasal 88
Pembatasan Kewenangan Klinis
(1)
kepada
Direktur
Rumah
Sakit
agar
Pembatasan
Kewenangan
dipertimbangkan
pelaksanaan
Mandara
bila
anggota
tugasnya
dianggap
Klinis
SMF
di
Rumah
tidak
sesuai
ini
tersebut
Sakit
dapat
dalam
Mata
dengan
Bali
standar
(3)
Subkomite
Kredensial
pembatasan
membuat
Kewenangan
Klinis
rekomendasi
terlebih dahulu:
a. ketua
SMF
mengajukan
mempertimbangkan pencabutan
surat
untuk
Kewenangan Klinis
membela
diri
setelah
sebelumnya
diberi
kesempatan untuk membaca dan mempelajari buktibukti tertulis tentang pelanggaran / penyimpangan
yang telah dilakukan;
d. subkomite Kredensial dapat meminta pendapat dari
pihak lain yang terkait.
Pasal 89
Pencabutan Kewenangan Klinis
(1)
Pencabutan
Direktur
Kewenangan
Rumah
Sakit
Klinis
Mata
dilaksanakan
Bali
Mandara
oleh
atas
kecelakaan
medis
yang
diduga
inkompetensi;
c. mendapat tindakan disiplin dari Komite Medik.
karena
Pasal 90
Pengakhiran Kewenangan Klinis
(1)
Pengakhiran
Direktur
Kewenangan
Rumah
Sakit
Klinis
Mata
dilaksanakan
Bali
Mandara
oleh
atas
(1)
Klinis
setiap
staf
medis
yang
Untuk melaksanakan tata kelola klinis diperlukan aturanaturan profesi bagi staf medis secara tersendiri diluar
Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws). Aturan
profesi tersebut antara lain:
a.
b.
Kewajiban
melakukan
konsultasi
dan/atau
merujuk
(1)
Perubahan
terhadap
Peraturan
Internal
Staf
Medis
(3)
(4)
terkait
melalui
lokakarya
dan
terakhir
(2)
Pemberian
informasi
kerahasiaanpasien
medis
hanya
yang
dapat
menyangkut
diberikan
atas
(2)
dan
resiko
masing-masing
alternatif
tindakan;
d. prognosis; dan
e. kemungkinan Komplikasi.
Pasal 96
Hak dan Kewajiban Pasien
(1)
b)
c)
d)
memperoleh
layanan
kesehatan
yang
bermutu
memperoleh
layanan
yang
efektif
dan
efisien
f)
g)
h)
meminta
konsultasi
tentang
penyakit
yang
j)
tindakan
medis,
tujuan
tindakan
medis,
memberikan
tindakan
persetujuan
yang
akan
atau
menolak
dilakukan
oleh
atas
tenaga
m)
n)
o)
p)
dengan
agama
dan
kepercayaan
yang
dianutnya;
q)
menggugat
dan/atau
menuntut
Rumah
Sakit
r)
dan
elektronik
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2)
b)
keluhan
riwayat
medis
yang
lalu,
termasuk
intruksi
para
perawat
dan
bermartabat
dan
hormat
serta
tidak
f)
persetujuan/senjata
kedalam
Rumah
Sakit;
g)
h)
i)
meninggalkan
membawa
barang
hanya
berharga
di
barang-barang
Rumah
yang
dan
penting
sebagaimana
kebijakan
Rumah
Sakit
bertanggung
jawab
atas
tindakan-tindakannya
l)
(1)
b)
c)
d)
hak
menerima
imbalan
jasa
sesuai
dengan
memberikan
pelayanan
medis
sesuai
dengan
c)
d)
e)
(1)
b)
pelayanan,
insentif,
dan
d)
e)
f)
mendapatkan
perlindungan
hukum
dalam
h)
(2)
memberikan
informasi
yang
benar
tentang
Rumah
Sakit;
c)
d)
e)
menyediakan
sarana
dan
pelayanan
bagi
fasilitas
pelayanan
pasien
tidak
g)
h)
i)
j)
k)
menolak
keinginan
pasien
yang
bertentangan
m)
n)
o)
memiliki
sistem
pencegahan
kecelakaan
dan
penanggulangan bencana;
p) melaksanakan
program
pemerintah
dibidang
daftar
tenaga
medis
yang
melakukan
(1)
(2)
diikuti
selanjutnya
dengan
Pedoman/Panduan
Prosedur/Standar
Prosedur
dan
Operasional
(SPO);
(3)
Review
dan
persetujuan
pedoman/panduan
dan
atas
prosedur
kebijakan,
dalam
bidang
Review
dan
persetujuan
pedoman/panduan
dan
atas
prosedur
kebijakan,
dalam
bidang
Direktur
Pelayanan
Rumah
Sakit
Mata
Bali
Mandara;
(5)
Proses
dan
frekuensi
review
serta
persetujuan
atau
bila
terdapat
perubahan
atas
Peraturan
(7)
Identifikasi
perubahan
dalam
kebijakan,
pedoman/
(9)
dan
penelusuran
dari
sirkulasi
seluruh
Direktur
Rumah
Sakit
menjamin
keberlangsungan
yang memenuhi
Para
pihak
dapat
memprakarsai
atau
manawarkan
(4)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
keadaan memaksa.
h.
penyelesaian perselisihan
kepada
pejabat
berwenang
sesuai
hirarkhi
pelayanan.
Wakil
Direktur
Pelayanan
Kontrak
manajemen
mengelola
diajukan
administrasi
oleh
sumber
unit
daya
yang
secara
sumber
daya,
Wakil
Administrasi
(6)
(7)
barang,
hasil
pelayanan,
pengobatan,
sesuai
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku.
(9)
(7)
berupa
hasil
pelayanan,
pengobatan,
yang
diketahui
secara
berjenjang
sesuai
hasil
evaluasi
kerja
sama/kontrak
dinegosiasi
(2)
(1),
strategis,
mencakup
pengukuran
pernyataan
visi
pencapaian
misi,
program
kinerja,
rencana
(4)
(5)
(6)
menggambarkan
pencapaian
hasil
kegiatan
Rencana
pencapaian
lima
tahunan
sebagaimana
(1)
(2)
dari
pendapatan
yang
masyarakat,
diperkirakan
badan
lain,
akan
Anggaran
e. perkiraan harga;
f.
j.
(1)
(2)
ayat (1)
manajemen
keuangan
sesuai
sistem
dengan
(2)
Setiap transaksi
keuangan
yang
diterbitkan
oleh
asosiasi
Penyelengaraan
akuntansi
dan
laporan
keuangan
sistem
akuntansi
yang
berlaku
untuk
Rumah Sakit.
(6)
(7)
(1)
(2)
Laporan
keuangan
oleh
pemeriksa
eksternal
sesuai
dengan
peraturan perundang-undangan.
(4)
(5)
disertai
laporan
kinerja
kepada
Pejabat
(2)
(3)
(1)
perencanaan
pelaksanaan,
pengendalian,
(3)
(4)
Pelaksanaan
berdasarkan
Nomor
Petunjuk
Pekerjaan),
Teknis
dan
selanjutnya
Peraturan
Pemerintah
(6)
Penetapan
Kinerja
dan
Pelaporan
Hasil
pengukuran
kinerja
Rumah
Sakit
Mata
Bali
Instansi
Pemerintah
(LAKIP)
setiap
tahun
(8)
Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan
(2)
yang
selama kesalahan
masih mengikuti
yang
dengan
ini
ditetapkan
Rumah
Sakit
Mata
dengan
Bali
Keputusan
Mandara
sesuai
Direktur
dengan
(2)
Peraturan Gubernur
diundangkan.
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
Ditetapkan di Denpasar
pada tanggal 25 Mei 2015
GUBERNUR BALI,
Diundangkan di Denpasar
pada tanggal 25 Mei 2015
SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BALI,
: ..