Professional Documents
Culture Documents
berbagai aktifitas dan suatu pekerjaan konsultansi, yang dimulai saat penjajakan
suatu gagasan, perencanaan teknik sampai dengan pelaksanaan pengawasan suatu
proyek.
Sejak didirikan, CV. Dimensi Utama telah banyak bekerja sama dengan perusahaan-
perusahaan Konsultan Nasional baik kecil maupun besar, yang telah banyak
memberikan pelayanan jasa profesional dan berbagai disiplin ilmu, baik dengan
kalangan pemerintah maupun swasta.
1.2 RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang ditangani CV. Dimensi Utama baik dibidang Perencanaan
maupun Pengawasan Teknis antara lain sebagai berikut :
Bidang arsitektur :
1. Arsitektur Bangunan
Permukiman
Bidang Sipil :
1. Prasarana Keairan
-
2. Prasarana Transportasi
-
3. Struktur Bangunan
-
Tata Lingkungan
1. Analisa mengenai dampak lingkungan
-
2. Teknik Lingkungan
-
Air Minum
Penataan Perkotaan
Pengembangan Wilayah
Perencanaan Umum
Pada tahapan ini, konsultan membantu para klien untuk rnendapatkan suatu
gambaran awal dalarn merealisasikan suatu rencana dan gagasannya terhadap
proyek yang akan dibangun.
Survey
Untuk mendapatkan gambaran awal tersebut konsultan dapat melakukan
berbagai kegiatan/
pemetaan, areal atau wilayah yang akan dikembangkan. Hasil dan survey dan
investigasi awal rencana suatu proyek dapat berupa data, laporan dan
rekomendasi yang sangat diperlukan oleh para klien.
Studi Kelayakan
Untuk suatu kelayakan proyek, diperlukan suatu analisa ekonomi terhadap
investasi, penawaran dan permintaan dalam kurun waktu cukup panjang untuk
produk yang dihasilkan.
Semua rangkaian mata rantai perlu dilakukan perhitungan dan analisa misalnya
mulai dari penyusunan lay out, konstruksi, produk, permintaan, tingkat inflasi,
pemasaran dan sebagainya.
Studi kelayakan yang dimaksud juga mencakup kelayakan ditinjau dari segi
lingkungan (AMDAL).
Perencanaan Teknis
Diperlukan suatu perencanaan yang lebih detail pada suatu proyek sehingga
memudahkan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik nantinya.
Supervisi / Pengawasan
Untuk mencapai hasil suatu proyek yang tepat guna, maka dalam pelaksanaan
pekerjaan bidang konstruksi perlu suatu sistem manajemen konstruksi atau
Nama Pekerjaan
Lingkup Layanan
Periode
Orang Bulan
Nilai Kontrak
Mitra Kerja
Sipil 12003
Sipil 12003
Sipil 12003
Sipil 12003
Sipil 12003
27
Sipil 12003
03 November 2014
s/d
30 Desember 2014
22 Mei 2014
s/d
20 Juli 2014
19 Agustus 2011
s/d
19 Oktober 2011
26 Mei 2010
s/d
10 Sept 2010
22 Juni 2009
s/d
06 Sept 2009
05 Sept 2008
s/d
05 Nop 2008
3 OB
194.100.000,00
5 OB
297.099.000,00
3 OB
186.395.000,00
3 OB
331.936.000,00
3 OB
295.625.000,00
5 OB
191.500.720,00
4. Lokasi Proyek
5. Nilai Kontrak
: Rp. 191.500.000,-
6. No. Kontrak
: 050/P2JJ/SPK/013/2008
7. Waktu Pelaksanaan
Alamat
Negara Asal
: -
Orang Bulan
Orang Bulan
a.
b.
c.
Tenaga Ahli tetap yang terlibat :
Posisi
Keahlian
1
2
3
4
Team Leader
Ahli Perencanaan Jalan
Ahli Struktur Jalan
Ahli Geodesi
Org
Org
Org
Org
Uraian Pekerjaan
1. Menyusun jadwal kegiatan tim, melakukan koordinasi, mengarahkan pekerjaan, membimbing dan mengevaluasi
hasil kerja tim ahli, menyusun laporan berkala dan membahas hasil kemajuan pekerjaan dengan owner.
2. Menyusun rencana skala prioritas penanganan Jalan dan Jembatan
3. Menyusun rencana skala prioritas penanganan Struktur Jalan dan Jembatan
4. Menyiapkan program kerja dan mengarahkan team topografi dalam pelaksanaan kegiatan lapangan;
4. Lokasi Proyek
5. Nilai Kontrak
: Rp. 194.100.000,-
6. No. Kontrak
: 741/07/SPPT/BM-PW/A.1/2014
7. Waktu Pelaksanaan
Alamat
Negara Asal
: -
Orang Bulan
Orang Bulan
a.
b.
c.
Tenaga Ahli tetap yang terlibat :
Posisi
Keahlian
1
2
3
Team Leader
Ahli Perencanaan Jalan
Ahli Cost Estimator
Uraian Pekerjaan
1. Menyusun jadwal kegiatan tim, melakukan koordinasi, mengarahkan pekerjaan, membimbing dan mengevaluasi
hasil kerja tim ahli, menyusun laporan berkala dan membahas hasil kemajuan pekerjaan dengan owner.
2. Menyusun rencana skala prioritas penanganan Jalan dan Jembatan
3. Menyusun rencana skala prioritas penanganan Struktur Jalan dan Jembatan
4. Menyiapkan program kerja dan mengarahkan team topografi dalam pelaksanaan kegiatan lapangan;
: Perencanaan Teknis Jembatan Rangka Baja Gp. Bintah Kabupaten Aceh Jaya
4. Lokasi Proyek
5. Nilai Kontrak
: Rp. 297.990.000,-
6. No. Kontrak
: 610/SPK-06/PU.KONS/PR/BM/APBK/2014
7. Waktu Pelaksanaan
Alamat
Negara Asal
: -
Orang Bulan
Orang Bulan
a.
b.
c.
Tenaga Ahli tetap yang terlibat :
Posisi
Keahlian
1
2
3
4
Team Leader
Ahli Perencanaan Jalan
Ahli Struktur Jalan
Ahli Geodesi
Org
Org
Org
Org
Uraian Pekerjaan
1. Menyusun jadwal kegiatan tim, melakukan koordinasi, mengarahkan pekerjaan, membimbing dan mengevaluasi
hasil kerja tim ahli, menyusun laporan berkala dan membahas hasil kemajuan pekerjaan dengan owner.
2. Menyusun rencana skala prioritas penanganan Jalan dan Jembatan
3. Menyusun rencana skala prioritas penanganan Struktur Jalan dan Jembatan
4. Menyiapkan program kerja dan mengarahkan team topografi dalam pelaksanaan kegiatan lapangan;
4. Lokasi Proyek
: Kabupaten Bireuen
5. Nilai Kontrak
: Rp. 295.625.000,-
6. No. Kontrak
: 47-AC/CRT/BPP/DBC/APBA/2009
7. Waktu Pelaksanaan
Perencanaan DED Jembatan Ulee Jalan, Kec. Peusangan Selatan (Paket PR16/2009)
Alamat
Negara Asal
: -
Orang Bulan
Orang Bulan
a.
b.
c.
Tenaga Ahli tetap yang terlibat :
Posisi
Keahlian
1
2
3
4
Team Leader
Ahli Perencanaan Jalan
Ahli Struktur Jalan
Ahli Geodesi
Org
Org
Org
Org
Uraian Pekerjaan
1. Menyusun jadwal kegiatan tim, melakukan koordinasi, mengarahkan pekerjaan, membimbing dan mengevaluasi
hasil kerja tim ahli, menyusun laporan berkala dan membahas hasil kemajuan pekerjaan dengan owner.
2. Menyusun rencana skala prioritas penanganan Jalan dan Jembatan
3. Menyusun rencana skala prioritas penanganan Struktur Jalan dan Jembatan
4. Menyiapkan program kerja dan mengarahkan team topografi dalam pelaksanaan kegiatan lapangan;
4. Lokasi Proyek
: Kabupaten Pidie
5. Nilai Kontrak
: Rp. 186.395.000,-
6. No. Kontrak
: 22-AC/CRT/BPP.P-OTSUS/DBC/APBA/2011
7. Waktu Pelaksanaan
Perencanaan Teknis Jembatan Ketapang Mesjid CS, Glumpang Tiga, Pidie (PRJLJB/37/2011)
Alamat
Negara Asal
: -
Orang Bulan
Orang Bulan
a.
b.
c.
Tenaga Ahli tetap yang terlibat :
Posisi
Keahlian
1
2
3
4
Team Leader
Ahli Perencanaan Jalan
Ahli Struktur Jalan
Ahli Geodesi
Org
Org
Org
Org
Uraian Pekerjaan
1. Menyusun jadwal kegiatan tim, melakukan koordinasi, mengarahkan pekerjaan, membimbing dan mengevaluasi
hasil kerja tim ahli, menyusun laporan berkala dan membahas hasil kemajuan pekerjaan dengan owner.
2. Menyusun rencana skala prioritas penanganan Jalan dan Jembatan
3. Menyusun rencana skala prioritas penanganan Struktur Jalan dan Jembatan
4. Menyiapkan program kerja dan mengarahkan team topografi dalam pelaksanaan kegiatan lapangan;
4. Lokasi Proyek
5. Nilai Kontrak
: Rp. 331.936.000,-
6. No. Kontrak
: 03-AC/CRT/BPP/P/DBC/APBA/2010
7. Waktu Pelaksanaan
Perencanaan Teknis Jembatan Seuruway CS, Tamiang (Aceh Tamiang) (Paket PR03/2010)
Alamat
Negara Asal
: -
Orang Bulan
Orang Bulan
a.
b.
c.
Tenaga Ahli tetap yang terlibat :
Posisi
Keahlian
1
2
3
4
Team Leader
Ahli Perencanaan Jalan
Ahli Struktur Jalan
Ahli Geodesi
Org
Org
Org
Org
Uraian Pekerjaan
1. Menyusun jadwal kegiatan tim, melakukan koordinasi, mengarahkan pekerjaan, membimbing dan mengevaluasi
hasil kerja tim ahli, menyusun laporan berkala dan membahas hasil kemajuan pekerjaan dengan owner.
2. Menyusun rencana skala prioritas penanganan Jalan dan Jembatan
3. Menyusun rencana skala prioritas penanganan Struktur Jalan dan Jembatan
4. Menyiapkan program kerja dan mengarahkan team topografi dalam pelaksanaan kegiatan lapangan;
konsultan memahami akan maksud dan tujuan serta sasaran secara umum pada
Perencanaan Peningkatan Jalan DAK Tahun 2016 yang diadakan Dinas Bina Marga dan
Cipta Krya Kabupaten Aceh Besar Tahun Anggaran 2016, adalah menyediakan jasa
perencanaan teknik jalan yang berwawasan lingkungan, serta dokumen pelelangan sesuai
dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tersedianya dokumen
perencanaan. Secara garis besar Kerangka Acuan Kerja (KAK) sudah jelas dan dapat
dipahami
Maksud umum dari pekerjaan ini adalah melakukan perencanaan teknik jalan pada
ruas-ruas jalan provinsi dan kabupaten yang merupakan urat nadi perekonomian sehingga
diharapkan mampu menghubungkan jalan provinsi dan kabupaten agar senantiasa dapat
berfungsi untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas barang dan jasa dalam rangka
percepatan pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga lingkungan.
Tanggapan terhadap maksud dan tujuan serta sasaran dari pekerjaan ini sudah
cukup terarah terhadap hasil yang akan dikeluarkan dari penyelesaian pekerjaan ini,
sehingga arah pencapaian tujuan adalah menyiapkan perencanaan teknik jalan yang
berwawasan lingkungan.
perencanaan ini, sehingga kegiatan ini akan menjamin output produk Pra Design yang
sempurna. Tenaga Ahli Profesional mempunyai lingkup tugas masing-masing dan
pengalaman personil yang diminta oleh pihak Pemberi Tugas, maka konsultan dapat
menanggapi bahwa pengalaman personil tersebut sudah relevan dengan jenis kegiatan
tersebut. Personil yang diusulkan bisa dilihat pada bab personil.
ketentuan yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Tugas Perencanaan Peningkatan
Jalan DAK Tahun 2016, Menyediakan Fasilitas sebagai berikut :
a.
b.
500 GB Serial ATA. Memory Standar 4GB SODIMM DDR3. Sistem Operasi
Tahun.
Peralatan Survey
Alat survey terdiri dari theodolite, waterpass, bor tangan, DCP, Roll Meter dan
e.
dapat dilihat pada schedule pelaksanaan pekerjaan dan jadwal Penugasan Personil.
Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan dari Kerangka Acuan Kerja, Konsultan
telah dapat menganalisa secara teknis / ekonomis dan mengerti benar akan maksud dan
tujuan serta target yang ingin dicapai dari pekerjaan ini.
Perencanaan Peningkatan Jalan DAK Tahun 2016 bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut
tentunya memerlukan Rencana dan Metode yang memadai dalam tingkatan kehandalan
maupun keakuratannya. Adapun Rencana dan Metode yang digunakan dalam pekerjaan
tersebut meliputi :
1.
Rencana Penanganan
Penangan pada ruas jalan yang dimaksud, secara umum merupakan pekerjaan
pembangunan jalan baru sesuai dengan kondisi eksisting dilapangan dan rencana
pembangunan jalan.
Survey Pendahuluan
Pengukuran Topografi
Survey Lalu Lintas
F. Pengambaran
Tahap Persiapan
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengetahui kondisi
lapangan berikut permasalahan yang ada. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :
1. Menyediakan data-data yang diperlukan pada saat survey.
adalah rencana kelas jalan, tipe struktur bagunan, perkiraan secara umum tentang
penanganan yang diperlukan baik
pada
pekerjaan lainnya di luar perkerasan, seperti bahu jalan, lajur pedestrian, drainase,
perbaikan lereng timbunan dan galian, perbaikan geometri jalan, jembatan dan
bangunan-bangunan struktur lainnya, dan peningkatan keselamatan jalanlan
merupakan hal utama dalam perencanaan dan harus dilakukan survey lapangan
secara detail.
berbagai aspek terutama aspek teknik, sosial dan ekonomi serta efisien dan tidak
merusak lingkungan.
A.
Tim Konsultan akan berdiskusi dengan Pemberi Tugas, untuk mendapatkan informasi
mengenai jembatan yang akan direncanakan Konsultan adapun data yang akan
dikumpulkan adalah sebagai berikut :
Data yang mendukung perencanaan baik data sekunder maupun data laporan Studi
kelayakan, laporan studi amdal (bila ada).
Data muka air banjir dan kondisi lereng sungai disekitar jalan.
Data sumber material.
Data upah, harga satuan dan data peralatan yang akan digunakan.
Usulan/arahan dari Pemberi Tugas.
Semua data-data tersebut akan dicek oleh tim Konsultan di lapangan secara teliti. Tim
Konsultan akan mengambil data-data lapangan sebagai berikut :
Data kerusakan-kerusakan jalan lama.
Sketsa lokasi jalan baru terhadap jalan lama jika terjadi pemindahan lokasi.
Semua hasil Survey Pendahuluan (data dan usulan) akan didiskusikan oleh Tim Konsultan
dengan Pihak Pemberi Tugas.
B.
Survey Topografi
Pengukuran topografi akan dilakukan sepanjang as jalan baru dengan tambahan
pengukuran detail pada tempat yang diperlukan sehingga didapatkan alinyemen as jalan
baru yang sesuai dengan standar yang dikehendaki.
ketinggian permukaan tanah sepanjang trase jalan didalam koridor yang ditetapkan untuk
penyiapan peta topografi dengan skala 1 : 1.000 yang akan digunakan untuk perencanaan
geometrik jalan 1 : 100 untuk perencanaan jalan dan penanggulangan longsor. Pengukuran
topografi guna perencanaan jalan ini akan dilaksanakan oleh Tim Konsultan.
Azimut 1:10.000 dan diperbesar lagi menjadi 1: 5.000, menjadi trace jalan digambar
dengan memperhatikan kontur tanah yang ada.
Sejauh 150 meter - 200 meter di sebelah kanan sepanjang jalan, terhitung dari tepi
sungai yang melintas jalan. Dilakukan pengukuran profil melintang dengan jarak antar
profil 25 meter. Rentang profil 50 m ke kiri dan 50 m ke kanan terhadap sumbu jalan
yang lurus. Sedangkan untuk jalan yang menikung, diukur 50 m ke sisi luar tikungan
dan 135 m ke sisi dalam tikungan.
sepanjang sungai dihitung dari sumbu jalan yang memotong sungai (jembatan).
Dilakukan pengukuran profil melintang pada areal ini dengan jarak antar profil 25
meter.
pasir : 3 kerikil, dengan ukuran 10x10x135 cm atau pipa paralon diameter 4 yang diisi
dengan adonan beton dan diatasnya dipasang nut atau baut dan digores silang pada
permukaan penampangnya.
lambang Prasarana Wilayah, nomor dan notasi BM warna hitam. Patok BM yang telah
terpasang kemudian di foto sebagai dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai
koordinat dan elevasi.
Patok Poligon
Patok poligon terbuat dari kayu yang cukup keras dengan ukuran 5x13x60 cm
dan dipasang pada interval jarak 25 m sepanjang jalan dan sepanjang sungai pada areal
pengukuran. Patok dicat warna dasar kuning dengan nomor urut warna merah yang
ditempatkan pada sisi yang menghadap sumbu jalan, juga dipasang paku di tengahtengah permukaan penampang atasnya.
yang dianggap penting. Pengukuran ini dilakukan dengan sistem pergi pulang pada
tiap seksinya dan jarak slag disesuaikan dengan pembesaran teropong dari alat yang
digunakan atau maksimum 60 meter. Menggunakan alat ukur sifat datar Automatic
yang memadai untuk tingkat ketelitian uang diisyaratkan. Sedangkan penyimpangan
pengukuran sifat datar tidak lebih besar dari (6 L km)mm, dimana L adalah
panjang seksi yang diukur dalam satuan kilometer. Pengukuran ketinggian diikatkan
pada titik/patok yang telah diketahui ketinggiannya terhadap muka air laut rata-rata.
Pengukuran Poligon
Pekerjaan pengukuran poligon harus membentuk jaringan poligon tertutup
sempurna atau poligon terikat sempurna (dengan titik ikat BM yang ada disekitar
jalan). Pengukuran sudut dilakukan dengan cara repetisi (diukur biasa dan luar biasa).
Titik poligon terikat pada titik tetap yang diketahui koordinatnya. Apabila tidak ada
dilakukan di tiap lokasi pekerjaan (tiap jalan yang diukur) jika keadaan
memungkinkan.
Alat yang digunakan dalam pengukuran ini adalah Theodolit dengan ketinggian
Hasil dari pengukuran titik-titik poligon ini harus memenuhi syarat ketelitian sebagai
berikut :
Batas ketelitian untuk selisih sudut horizontal 1,5n, dimana n adalah jumlah
titik poligon.
Konstante pengali untuk syarat ketelitian selisih koordinat adalah 0,01 atau
batas dengan ketelitian yang dicapai 1 : 1.000.
3. Pengukuran Jarak
Pengukuran jarak antar titik poligon dan patok BM diukur dengan menggunakan
pita ukur baja. Pengukuran dengan alat ini dilakukan dengan seteliti mungkin, hingga
penyimpangan/kesalahan pengukuran hanya dimungkinkan akibat berat pita ukurnya
dan gravitasi. Khusus untuk jembatan, disamping diukur dengan pita ukur juga dicek
dengan alat theodolit, bagian yang diukur adalah lebar jembatan, panjang jembatan,
tinggi terhadap dasar sungai terdalam, jarak antar pier dan abutment dengan disertai
bagan yang jelas. Hasil pengukuran dengan pita ukur dicatat dalam lembar tersendiri
dan berfungsi sebgai data lapangan.
4. Pengukuran Situasi Jalan
Pengukuran situasi dilakukan pada daerah sepanjang jalan sejauh 50 meter sebelah
kiri kanan jalan dan harus mencakup semua keterangan yang ada didaerah sepanjang
jalan, misalnya rumah, pohon, pohon pelindung tepi jalan, pinggir perkerasan jalan,
selokan, letak gorong-gorong serta dimensinya, tiang listrik, tiang telepon, jembatan,
batas sawah, batas kebun, arah aliran air, saluran irigasi, bentuk sungai, delta. Untuk
itu pengukuran dapat dilaksanakan dengan cara Tachymetri dan berorientasi pada
C.
titik-titik poligon.
1. Penyelidikan Geotechnic bagi tanah dasar dari pangkal jalan dan jembatan
Sounding Test
Pengujian ini dilakukan dengan peralatan Sondir Test dengan kapasitas 2 ton,
tegangan konus maksimal 150 kg/cm2. Pengujian dilakukan sampai lapisa tanah dengan
tegangan konus minimum 150 kg/cm2. Pembacaan tegangan dan hambatan pelekat konus
dilakukan setiap interval 20 cm.
Pengujian CPT.
D.
Kegiatan yang dilakukan adalah untuk memberikan informasi tentang lokasi sumber
material yang ada di sekitar lokasi proyek tersebut, menyangkut jenis, komposisi, kondisi
beserta perkiraan jumlah dan lain-lainnya, yang dapat digunakan sebagai bahan konstruksi
yang proporsional untuk pekerjaan struktur jalan dimaksud.
Informasi yang harus tercatat adalah :
Lokasi sumber bahan dan jalan masuk ke lokasi quarry, dengan perhatian diberikan
untuk menghindari penambangan dalam daerah padat penduduk dan keperluan untuk
melindungi lingkungan dari kerusakan.
Jenis bahan untuk perkerasan yang ada, misalnya pasir, kerikil, tanah timbunan, batu.
Lokasi quarry tiap jenis bahan perkerasan berikut perkiraan jumlah yang ada.
Perkiraan harga satuan tiap jenis bahan perkerasan.
Survey Hidrologi
1. Tujuan
Pekerjaan Survey Hidrologi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data lapangan yang
berupa data curah hujan sekitar proyek dan mencari data yang diperlukan dalam
analisa hidrologi, yang selanjutnya dipakai untuk merancang debit banjir.
Perancangan debit banjir ini sangat diperlukan untuk mengetahui elevasi Muka Air
Banjir yang bermanfaat untuk menentukan jenis dan dimensi dari jalan.
2. Lingkup Pekerjaan
Dalam rangka penyiapan Dokumen Lelang yang terdiri dari Gambar Detail Desain dan
Dokumen Kontrak lainnya yang mencakup segala persyaratan yang ditetapkan dan
Perhitungan debit banjir sampai dengan 50 tahunan dan pengamatan pola aliran air,
walaupun pada Kerangka Acuan Tugas tidak diuraikan secara rinci, akan tetapi
berdasarkan latar belakang proyek ini, kami mencoba untuk menguraikan sebagai
berikut.
a. Kegiatan Lapangan
Berdasarkan pedoman observsi untuk pekerjaan yang bersifat survei dan uraian
yang ada pada Kerangka Acuan Kerja (KAK), kami akan melakukan kegiatan
3. Memperkirakan elevasi muka air banjir maksimum pada lokasi jalan yang
akan disurvei, dengan kemiringan palung sungai di sekitar jalan, ditinjau dari
karakteristik sungai tersebut.
3. Penyusunan Laporan
1.
3.
2.
4.
5.
1.
4.
3.
5.
6.
teknis mendapat persetujuan dari pengguna jasa. Gambar rencana detail jalan yang dibuat
mencakup :
1.
3.
5.
2.
4.
6.
Daftar isi.
Potongan melintang harus digambar dengan skala yang pantas dan memuat semua
informasi yang diperlukan antara lain :
Gambar konstruksi eksisting.
7.
8.
2.
3.
4.
Volume pekerjaan.
Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (pay item) harus sesuai dengan spesifikasi
yang dipakai.
Tabel perhitungan
harus mencakup lokasi dan semua jenis mata pembayaran (pay item).
Kuantitas pekerjaan harus dihitung sesuai dengan yang ada dalam gambar rencana.
Perencanaan Geometrik
Klasifikasi Jalan
Klasifikasi menurut fungsi jalan terbagi atas :
1) Jalan Arteri
2) Jalan Kolektor
3) Jalan Lokal
Klasifikasi jalan di Indonesia menurut Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan
Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK) No 038/T/BM/1997, disusun pada tabel berikut:
Kecepatan Rencana
Kecepatan rencana (Vr) pada ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih sebagai dasar
dengan aman dan nyaman dalam kondisi cuaca yang cerah, lalu lintas yang lenggang, dan
tanpa pengaruh samping jalan yang berarti.
a. Lebar antara batas ambang pengaman konstruksi jalan di kedua sisi jalan
b. Tinggi 5 meter diatas permukaan perkerasan pada sumbu jalan
c. Kedalaman ruang bebas 1,5 m di bawah muka jalan
Ruang daerah milik jalan (DAMIJA) dibatasi oleh lebar yang sama dengan DAMAJA
ditambah ambang pengaman konstruksi jalan dengan tinggi 5m dan kedalaman 1,5m.
3. Daerah Pengawasan Jalan (DAWASJA)
Ruang sepanjang jalan di luar DAMIJA yang dibatasi oleh tinggi dan lebar tertentu,
diukur dari sumbu jalan sesuai dengan fungsi jalan:
a. Jalan Arteri minimum 20 meter
yaitu : bagian lurus dan bagian lengkung atau umum disebut tikungan yang terdiri dari 3
jenis tikungan yang digunakan, yaitu :
Lingkaran ( Full Circle = F-C )
Spiral-Spiral ( S-S )
Panjang maksimum bagian lurus harus dapat ditempuh dalam waktu 2,5 menit (Sesuai
Vr), dengan pertimbangan keselamatan pengemudi akibat dari
kelelahan.
Tikungan
sentrifugal tersebut, perlu dibuat suatu kemiringan melintang jalan pada tikungan yang
disebut Superelevasi (e).
Pada saat kendaraan melalui daerah superelevasi, akan terjadi gesekan melintang
jalan antara ban kendaraan dengan permukaan aspal yang menimbulkan gaya gesekan
melintang. Perbandingan gaya gesekan melintang dengan gaya normal disebut koefisien
gesekan melintang (f).
D=
x 360o
Dimana :
Dmaks =
Dimana :
Rmin
emaks
VR
fmaks
D
VR
Km/jam
Rmin (m)
120
100
80
60
50
40
30
20
600
3130
280
210
115
80
30
15
Keterangan :
= Sudut lingkaran
TC
RC
LC
EC
lingkaran saja. Tikungan FC hanya digunakan untuk F (jari-jari tikungan) yang besar agar
tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi yang besar.
Tabel 6.15 : Jari-jari Tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan
VR
120
100
80
60
50
40
30
20
2500
1500
900
500
350
250
130
60
Km/jam
Rmin (m)
TC = RC tan
EC = TC tan
LC =
3. Lengkung Peralihan
Lengkung peralihan dibuat untuk menghindari terjadinya perubahan alinyemen
yang tiba-tiba dari bentuk lurus ke bentuk lingkaran (R = R = Rc), jadi lengkung
peralihan ini diletakkan antara bagian lurus dan bagian lingkaran (circle), yaitu pada
sebelum dan sesudah tikungan berbentuk busur lingkaran.
peralihan, maka tikungan menggunakan jenis S-C-S.
Panjang lengkung peralihan (Ls), diambil nilai yang terbesar dari tiga persamaan
dibawah ini.
.T
LS = 0,022
- 2,13213
Ls =
Dimana :
T
= Superelevasi
em = Superelevasi maksimum
en = Superelevasi normal
Xs = Absis titik SC pada garis tangen, jarak dari titik TS ke SC (jarak lurus lengkung
peralihan)
Ys = Ordinat titik SC pada garis tegak lurus garis tangen, jarak tegak lurus ke titik SC
pada lengkung
Rc = Jari-jari lingkaran
P
s =
P=
- Rc(1-cos s)
- Rc sin s
Ts = (Rc + p) tan + k
Es = (Rc + p) sec Rc
Lc =
x x Rc
LTot = Lc + 2Ls
Jika diperoleh Lc < 25 m maka sebaiknya tidak digunakan bentuk S-C-S, tetapi
digunakan lengkung S-S, yaitu lengkung yang terdiri dari dua lengkung peralihan.
Jika p yang dihitung dengan rumus dibawah ini, maka ketentuan tikungan yang
< 0,25 m
Superelevasi dicapai secara bertahap dari kemiringan melintang normal pada bagian
jalan yang lurus sampai ke kemiringan penuh (superelevasi) pada bagian lengkung
Pada tikungan S-C-S, pencapaian suerelevasi dilakukan secara linear, diawali dari bentuk
normal sampai awal lengkung peralihan (TS) yang pada bagian lurus jalan, lalu
dilanjutkan sampai superelevasi penuh pada akhir bagian lengkung peralihan (SC).
Pada tikungan FC, pencapaian superelevasi dilakukan secara linear, diawali dari bagian
lurus sepanjang 2/3 Ls sampai dengan bagian lingkaran penuh sepanjang 1/3 Ls.
Pada tikungan S-S, pencapaian superelevasi seluruhnya dilakukan pada bagian spiral.
Superelevasi tidak diperlukan jika radius (R) cukup besar, untuk itu cukup lereng luar
diputar sebesar lereng normal (LP), atau bahkan tettap lereng normal (LN).
Diagram Superelevasi
1. Metoda
Metoda untuk melakukan superelevasi yaitu merubah lereng potongan melintang,
dilakukan dengan bentuk profil dari tepi perkerasan yang dibundarkan, tetapi disarankan
cukup untuk mengambil garis lurus saja. Ada tiga cara untuk mendapatkan superelevasi
yaitu :
Jarak Pandang
Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi pada
saat mengemudi sedemikian rupa, sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan yang
membahayakan, pengemudi dapat melakukan sesuatu (antisipasi) untuk menghindari
bahaya tersebut dengan aman.
Jarak pandang terdiri dari :
o Jarak pandang henti (Jh)
Jh adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk menghentikan
kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan didepan. Setiap titik
disepanjang jalan harus memenuhi ketentuan Jh.
2) Asumsi tinggi
Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi
halangan 15 cm, yang diukur dari permukaan jalan.
Dimana :
kecil jika kecepatan (Vr) semakin tinggi dan sebaliknya. (Menurut Bina
Marga, fp = 0.350.55)
2) Asumsi tinggi
Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi
halangan 105 cm.
Dimana :
d4 = Jarak yang ditempuh oleh kendaraan yang datang dari arah berlawanan.
pandanngan bebas pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan Daerah bebas
samping di tikungan dihitung bedasarkan rumus-rumus sebagai berikut:
1. Jarak pandangan lebih kecil daripada panjang tikungan (Jh < Lt).
Keterangan :
2. Jarak pandangan lebih besar dari panjang tikungan (Jh > Lt)
Keterangan:
Pelebaran Perkerasan
Pelebaran perkerasan dilakukan pada tikungan-tikungan yang tajam, agar
kendaraan tetap dapat mempertahankan lintasannya pada jalur yang telah disediakan.
Gambar dari pelebaran perkerasan pada tikungan dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Keterangan:
c = Kebebasan samping
= Pelebaran perkerasan
Rd = Jari-jari rencana
Kontrol Overlapping
Pada setiap tikungan yang sudah direncanakan, maka jangan sampai terjadi Over
Lapping. Karena kalau hal ini terjadi maka tikungan tersebut menjadi tidak aman untuk
digunakan sesuai kecepatan rencana. Syarat supaya tidak terjadi Over Lapping : n > 3detik
Vr
Perhitungan Stationing
Stasioning adalah dimulai dari awal proyek dengan nomor station angka sebelah
kiri tanda (+) menunjukkan (meter). Angka stasioning bergerak kekanan dari titik
awal proyek menuju titik akhir proyek.
Contoh:
Gambar Stasioning
ditinjau, berupa profil memanjang. Pada perencanaan alinyemen vertikal akan ditemui
tersebut dipengaruhi oleh keadaan topografi yang dilalui oleh rute jalan rencana. Kondisi
topografi tidak saja berpengaruh pada perencanaan alinyemen horizontal, tetapi juga
mempengaruhi perencanaan alinyemen vertikal.
Kelandaian
Untuk menghitung dan merencanakan lengkung vertikal, ada beberapa hal yang
Kelandaian Maksimum
Kelandaian maksimum yang ditentukan untuk berbagai variasi kecepatan rencana
dimaksudkan agar kendaraan dapat bergerak terus tanpa kehilangan kecepatan yang
berarti.
mampu bergerak dengan kecepatan tidak kurang dari separuh kecepatan semula tanpa
harus menggunakan gigi rendah.
Ve (km/jam)
Kelandaian
120
Maksimum (%)
100
4
80
60
50
9
40
< 40
10
10
Kelandaian Minimum
Pada jalan yang menggunakan kerb pada tepi perkerasannya perlu dibuat
Panjang kritis ini diperlukan sebagai batasan panjang kelandaian maksimum agar
pengurangan kecepatan kendaraan tidak lebih dari separuh VR. Lama perjalanan pada
panjang kritis tidak lebih dari satu menit.
Tabel 6.17 : Panjang Kritis (m)
Kecepatan pada awal
tanjakan (km/jam)
80
60
4
630
320
5
46
21
Kelandaian (%)
6
7
8
360
27
23
160
12
110
9
230
90
10
200
80
2/2 D (devided), maka kendaraan berat akan berjalan pada lajur pendakian dengan
kecepatan di bawah VR, sedangkan kendaraan lain masih dapt bergerak dengan VR,
sebaiknya untuk dibuat lajur tambahan pada bagian kiri.
Lengkung Vertikal
Lengkung vertikal direncanakan untuk merubah secara bertahap perubahan dari
dua macam kelandaian arah memanjang jalan pada setiap lokasi yang diperlukan. Hal ini
dimaksudkan
untuk
mengurangi
goncangan
akibat
perubahan
kelandaian
menyediakan jarak pandang henti yang cukup, untuk keamanan dan kenyamanan.
dan
Dimana :
= Panjang lengkung vertikal parabola, yang merupakan jarak proyeksi dari titik A
g1
g2
= Perbedaan elevasi antara titik P dan titik yang ditinjau pada Sta (m)
dan titik Q (Sta)
(penurunan) diberi tanda (-). Ketentuan pendakian atau penurunan ditinjau dari kiri.
Ev =
Untuk :
X =1/2 L
Y = Ev
h1 (m)
h2 (m)
tinggi mata
tinggi objek
1,05
0,15
1,05
1,05
a) Panjang L, berdasarkan Jh
Jh < L, maka : L =
Jh > L, maka : L = 2 Jh -
b) Panjang L, berdasarkan Jd
Jd < L, maka : L =
Jd > L, maka : L = 2 Jd -
Tidak ada dasar yang dapat digunakan untuk menentukan panjang lengkung cekung
vertikal (L), akan tetapi ada empat kriteria sebagai pertimbangan yang dapat digunakan
yaitu :
Jh > L, maka : L = 2 Jh
Gambar 6.29 : Grafik Panjang Lengkung Vertikal Cekung berdasarkan Jarak Panjang Henti
(Jh)
PERTIMBANGAN PERENCANAAN
Berbagai pertimbangan yang diperlukan dalam perencanaan tebal perkerasan
peralatan,
khususnya
peralatan
Pencampuran
material,
Penggunaan stabilitas.
sedangkan kekakuan/kekuatan material yang lepas dan tanah dasar, tergantung dari kadar
air materialnya
Perubahan kadar air pada perkerasan kadang kala terjadi karena salh satu atau
Rembesan air dari daerah yang lebih tinggi ke bahu dan badan jalan.
Permeabilitas relatif lapisan perkerasan dan tanah dasar. Jika terjadi pengurangan
permeabilitas sehubungan dengan kedalaman maka kejenuhan bahan di sekitarnya
akan bertambah.
perkerasan jika digunakan pelapisan permukaan dengan aspal, karena karakteristik dan
sifat aspal yang kaku dan
regas pada temperatur rendah dan sebaliknya akan lunak dan bersifat visko elastis pada
suhu tinggi.
Pada perkerasan dengan beton, temperatur yang tinggi juga akan berpengaruh
Daya dukung lapisan tanah dasar adalah hal yang sangat penting dalam
merencanakan tebal lapisan perkerasan, jadi tujuan evaluasi lapisan tanah dasar ini adalah
untuk mengestimasi nilai daya dukung subgrade yang akan digunakan dalam perencanaan.
Faktor Pertimbangan untuk Estimasi Daya Dukung
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam mengestimasi nilai kekuatan dan
Penggunaan kadar air (w) pada saat pemadatan (kompaksi) dan kepadatan
lapangan (Yd) yang dicapai.
Ketebalan lapisan perkerasan total yang dapat diterima lapisan lunak yang ada di
bawah lapisan tanah dasar.
Jenis Perkerasan
Fleksibel
CBR
Parameter Elastis
(LENTUR)
Rigid (KAKU)
metoda CBR. Metoda ini terdiri dari dua metoda yang sesuai dengan alat yang
digunakan, yaitu :
(Plate Loading Test) yang dapat digunakan untuk elevasi daya dukung lapisan tanah
dasar (subgrade), pondasi bawah (subbase) dan pondasi atas (base) dengan
menggunakan plat berdiameter relatif besar, dengan metoda pengujian dari ASTM DI
196 64(191313) atau AASHTO T221 66(1982) untuk perkerasan lentur maupun
kaku.
perencanaan perkerasan kaku. Nilai CBR dapat diperoleh dari hubungan dengan nilai
k tersebut.
3) Parameter Elastis
Tata cara yang digunakan untuk menentukan nilai CBR desain dilakukan dengan
Cara ini
khususnya berguna jika tidak terdapat kesamaan pada kepadatan, kadar air dan bahan
dari jalan yang ada dengan rencana lapisan perkerasan.
Pengujan laboratorium
dilakukan pada contoh padat pada kadar air dan kepadatan rencana sehubungan
dengan rencana yang akan terjadi dilapangan, atau alternatif lain adalah dengan
menguji contoh asli dari lapangan.
jalan dengan lalu lintas rendah dimana tidak disarankan penelitian, atau untuk tahap
awal perencanaan suatu jalan.
LALU LINTAS RENCANA
Kondisi lalu lintas yang akan menentukan pelayanan adalah :
Jumlah sumbu yang lewat.
Beban sumbu.
Konfigurasi sumbu.
berat.
Jumlah roda/sumbu.
Beban sumbu.
sebgai berikut :
dilaksanakan pada 2 lajur atu lebih yang kemungkinan bisa berbeda kebutuhannya
terhadap ketebalan lapisan. Untuk itu dibuat lajur rencana yaitu lajur yang menerima
beban terbesar.
3) Usia Rencana
Usia rencana adalah jangka waktu dalam tahun sampai perkerasan harus diperbaiki
atau ditingkatkan. Perbaikan terdiri dari pelapisan ulang, penambahan, atau peningkatan.
sebagian masa tersebut. Angka pertumbuhan lalu lintas dapat ditentukan dari hasil survey
untuk setiap proyek.
Penyebaran tegangan dari kendaraan tidak sampai merusak lapisan tanah dasarnya
(subgrade).
Perkerasan (L)
L < 5,50 m
1 Lajur
3 Lajur
2 Lajur
4 Lajur
5 Lajur
6 Lajur
Tabel 6.21 : Koefisien Distribusi Kendaraan Rinagn dan Berat yang leat pada Lajur
Rencana
Dimana :
i
LHR
UR
= Jenis kendaraan
= Umur rencana
= Faktor penyesuaian
dukung tanah dasar diperoleh dari nilai CBR atau Plate Bearing Test, DCP, dll.
Faktor Regional
Faktor Regional (FR) adalah faktor koreksi sehubungan dengan adanya perbedaan
kondisi dengan kondisi percobaan AASHTO Road Test dan disesuaikan dengan keadaan di
Indonesia. FR ini dipengaruhi oleh bentuk alinyemen, presentase kendaraan serta iklim.
Tabel 6.22 : Faktor Regional (FR)
Indekas Permukaan
Indeks permukaan adalah nilai kerataan/kehalusan serta kekokohan permukaan
yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang lewat.
= Koefisien lapisan
Untuk nilai koefisien lapisan (a) dapat dilihat pada tabel berikut :
dan lapis pondasi dibawah ini. Sedangkan tabel minimum lapis pondasi bawah untuk setiap
nilai ITP ditentukan sebesar 10 cm.
Dari parameter-parameter tersebut kemudian diperoleh nilai ITP dan nilai koefisien
perkerasan untuk masing-masing lapis permukaan, lapis pondasi, dan lapis pondasi
bawah dapat dihitung dengan rumus :
ITP = a1 D1 + a2 D2 + a3 D3
Dimana :
permukaan lereng batuan curam, baik batuan yang besar maupun batuan yang kecil.
Karena kecepatannya yang tinggi, keruntuhan lereng batuan dapat membahayakan
kendaraan, menyebabkan luka atau kematian pada pengendara dan penumpang, serta
kerugian ekonomi karena penutupan jalan. Oleh karena itu, beberapa bagian jalan di
daerah pegunungan memerlukan perlindungan dari keruntuhan batuan, terutama pada
tebing yang curam.
A. Gravitasi selalu mengakibatkan gaya tarik material penyusun lereng menuju kebawah
(hukum gravitasi)
C. Sudut lereng semakin besar, semakin besar pula kecenderungan material bergerak
kebawah
Pergerakan keruntuhan batuan pada lereng curam dibagi menjadi 3 tipe, yaitu
penanganan keruntuhan batuan, berat; kecepatan, arah; dan posisi jatuhnya batuan
ditentukan berdasarkan survey pada daerah tertentu.
jenis tinjauan seperti bagaimana kondisi topografi, kondisi geologi, kondisi lingkungan, dan
kondisi lain yang ada. Namun, tinjauan lain seperti tingkat kemudahan pengerjaan, dan
ketersediaan alat dan pekerja juga perlu mendapat perhatian karena pada akhirnya itu
Memilih
salah
satu
penanggulangan
dengan
mempertimbangkan
faktor
menjadi
2,
yaitutindakan
stabilisasi
lereng (stabillization
measure) dan
perlindungan (protection measure). Berikut adalah skema jenis penanganan lereng batuan.
batuan agar tetap dalam kondisi yang stabil atau memperkecil kemungkinan terjadi
kelongsoran. Adapun metode yang digunakan untuk memperoleh kondisi seperti yang
tertulis di atas ada dua yaitu dengan memperkuat lereng batuan (reinforcement) dan
mengubah bentuk muka lereng dengan pemotongan (rock removal). Kedua cara tersebut
memiliki banyak contoh penerapannya dilapangan dan untuk pemilihan jenis penangannya
tergantung pada kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan. Tingkat kestabilan suatu
lereng batuan, secara umum ditunjukkan dengan suatu nilai angka atau faktor aman lereng
(Safety Factor). Angka aman (Safety Factor) ini merupakan angka yang menggambarkan
kondisi keamanan lereng batuan. Nilai SF kritis lereng batuan adalah 1, artinya pada
itu, nilai angka aman diharapkan memiliki besaran lebih dari 1. Nilai angka aman tersebut
dapat dihitung dengan menggunakan rumus seperti di bawah ini.
Berat sendiri dari batuan akan dipengaruhi oleh berat jenis batuan dan besarnya
volume bongkahan batuan yang terkena bidang gelincir. Jadi semakin besar berat
batuan akan berpengaruh pada meningkatnya gaya normal yang dihasilkan (lereng
stabil), tetapi di sisi lain juga akan memberikan tambahan gaya gelincir pada massa
2.
Parameter ini akan berpengaruh pada tingkat ketahanan batuan untuk tidak
Sudut kemiringan bidang gelincir akan mempengaruhi besarnya volume batuan yang
berpotensi longsor. Jadi semakin besar sudut kemiringan bidang gelincir, maka
distribusi gaya berat batuan ke gaya gesernya (Wsin) akan semakin besar pula
4.
Keberadaan air dalam lereng baik pada bidang retakan atau pada bidang gelincir akan
memberikan dampak negatif pada kestabilan lereng. Air yang berada pada bidang
retak akan memberikan gaya dorong bagi massa batuan agar mengalami pergerakan
(V), dan air pada permukaan bidang gelincir akan memberikan gaya angkat (Uplift)
yang secara teori akan melawan gaya berat batuan sehingga akan mengurangi gaya
5.
normalnya.
interlocking pada massa batuan. Akibatnya jika gaya normal yang bekerja menjadi
lebih besar, maka gaya dorong yang diperlukan untuk meruntuhkan batuan akan
6.
Dalam rumus di atas, gaya gempa tidak di perhitungkan. Namun, adanya gempa akan
memberikan pengaruh negatif pada stabilitas lereng. Gaya gempa sendiri dapat
diasumsikan berdasarkan zona wilayah gempa seperti yang telah disebutkan dalam
SNI.
Seperti yang tertera dalam gambar.3, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan nilai stabilitas lereng batuan. Berikut adalah contoh uraian dari masing
masing metode.
1.1
c)
b)
Metode ini digunakan untuk memindahkan atau membuang batuan yang tidak stabil yang
muka lereng batuan seharusnya akan memberikan dampak berupa peningkatan stabilitas
lereng.
Anchor
Rock Anchors adalah salah satu metode perkuatan lereng pada batuan dengan
pengangkuran (anchoring). Rock anchors sering juga disebut Rock nailling. Pengangkuran
ini sering digunakan dalam penggalian (excavation), bagian dari dinding penahan
(retaining wall) ataupun untuk menahan gaya-gaya (uplift, external force, dsb) pada suatu
kekuatan geser dari baja ketika anchor melintasi bidang. Pada rock anchors terdapat
elemen baja yang mendukungnya ( bisa berbentuk bars atau strand) yang akan dimasukkan
pada lubang yang sudah dibuat pada lereng. Elemen baja tersebut akan menahan/melawan
gaya-gaya yang bekerja pada lereng tersebut.
Rock anchor dapat berupa fully grouted dan untensioned, atau dianchor pada ujung
dan tensioned.
Gambar 5. Perkuatan lereng batuan (a) tension rockbolt in a displaced block; (b) fully
grouted,untensioned dowels installed prior to excavation to pre-reinforce the rock
Keuntungan dari untensioned bolt adalah harganya yang murah dan pemasangan
Tensioned rock anchors dipasang pada bidang geser yang potensial dan diikat pada
sound rock. Adanya gaya tarik pada anchor, akan ditransmisikan ke batuan dengan bidang
reaksi pada batuan permukaan, yang akan menimbulkan tekanan pada batuan massa, dan
memodifikasi/merubah tegangan normal dan geser pada bidang longsor. Untuk
menentukan faktor aman dapat dilakukan perhitungan, hal ini dimaksudkan untuk
meminimalisasi gaya yang diizinkan.
faktor untuk pemasangan anchor (Littlejohn dan Bruce, 1977; FHWA, 1982; BSI, 1989;
Xanthakos, 1991; PTI, 1996; Wyllie, 1999; dalam Rock Slope Engineering) :
1. Pengeboran (drilling), menentukan besarnya diameter lubang bor dan panjang yang
akan dibor di lapangan berdasarkan pada peralatan yang tersedia.
2. Material dan dimensi Bolt, memilih material dan dimensi anchor yang cocok dengan
diameter lubang dan gaya anchor yang disyaratkan.
6. Panjang total anchor, menghitung panjang total anchor, yang terdiri dari jumlah panjang
ikatan dan panjang yang tidak terpengaruh tekanan. Panjang yang tidak terpengaruh
tekanan harus lebih luar dari permukaan batuan sampai bagian atas zona pengikatan
(bond zone), dengan bagian atas dari zona pengikatan akan berada di bawah bidang
longsor potensial.
7. Pola Anchor (anchor pattern), layout dari pola anchor, maka jarak pada permukaannya
akan hamper sama dan akan menghasilkan gaya anchor yang telah disyaratkan.
8. Lubang bor yang tahan air (waterproofing drill holes),memastikan tidak ada
diskontinuitas pada zona pengikatan yang dapat menyebabkan kebocoran grouting.
9. Pengetesan (testing), menyiapkan prosedur untuk pengetesan yang akan memeriksa jika
panjang pengikatan dapat menahan dari beban yang didesain.
a)
Pengaturan angkur
Posisi, arah dan jarak antar angkur seharusnya ditentukan pertama pada saat
perancangan.
(1) Ground anchors harus dipasang dengan jarak minimal 2 m antar angkur.
(2) Sudut pemasangan angkur 10 sampai -10 dari arah horizontal.
(3) Arah angkur parallel dengan arah keruntuhan batuan.
(4) Jarak angkur ditentukan berdasarkan pengaruh antar angkur, yang dapat dilihat
b)
keruntuhan batuan.
Rock sheds merupakan struktur beton bertulang atau struktur baja yang
Metode ini sangat mahal dan hanya didesain pada area yang memiliki bahaya
keruntuhan batuan yang ekstrim. Metode ini bertujuan untuk mengurangi bahaya di
jalan yang diakibatkan karena keruntuhan batuan dengan cara menahan batuan
yang jatuh atau mengubah arah jatuhnya batuan.
menghitung impact force dari batuan. Rock sheds di desain setelah mengubah
impact force menjadi static force. Untuk mempermudah perhitungan, daerah yang
terkena impact force diasumsikan sebagai bujursangkar.
Catch Fill and Ditches
Metode ini biasanya digunakan untuk keruntuhan batuan dalam skala besar.
Metode ini juga membutuhkan biaya yang tidak terlalu banyak. Tetapi pada metode
ini memerlukan ruangan yang cukup antara unstable slope dengan jalan untuk
menampung batuan yang jatuh. Metode uni bertujuan untuk mengurangi efek dari
batuan yang jatuh dengan menghindarkan jalan dari batuan yang jatuh.
dan dimensi dari catch fill and ditch yang berkaitan dengan kapasitasnya dalam menahan
dan menampung batuan. Untuk memastikan kapasitas catch fill and ditch, drain ditch
dibuat di sepanjang sisinya.
volume dari pekerjaan yang direncanakan. Pada umumnya pembuat jalan tidak lepas dari
masalah galian maupun timbunan. Besarnya galian dan timbunan yang akan dibuat dapat
dilihat pada gambar Long Profile. Sedangkan volume galian dapat dilihat melalui gambar
Cross Section. Selain mencari volume galian dan timbunan juga diperlukan untuk mencari
volume dari pekerjaan lainnya yaitu:
1. Volume Pekerjaan
a. Pekerjaan persiapan
- Peninjauan lokasi
b. Pekerjaan tanah
- Galian tanah
- Timbunan tanah
c. Pekerjaan perkerasan
e. Pekerjaan drainase
- Galian saluran
- Pembuatan talud
f. Pekerjaan pelengkap
- Pemasangan rambu-rambu
- Pengecatan marka jalan
- Penerangan
Analisa harga satuan diambil dari Harga Satuan Dasar Upah Dan Bahan Serta Biaya
Operasi Peralatan Dinas Bina Marga Aceh Tahun anggaran 2014.
3. Kurva S
Dari hasil analisis perhitungan waktu pelaksanaan, analisis harga satuan pekerjaan dan
perhitungan bobot pekerjaan, maka dapat dibuat Rencana Anggaran Biaya(RAB) dan
Time Schedule pelaksanaan proyek dalam bentuk Bar Chard dan Kurva S. Kurva S sendiri
dibuat dengan cara membagi masing masing bobot pekerjaan dalam (Rp) dengan
jumlah bobot pekerjaan keseluruhan dikali 100% sehingga hasilnya adalah dalam (%),
kemudian bobot pekerjaan (%) tersebut dibagi dengan lamanya waktu pelaksanaan tiap
pekerjaan sesuai waktu yang telah ditetapkan. Secara umum, rencana kerja yang akan
dilaksanakan untuk Perencanaan Peningkatan Jalan DAK Tahun 2016 meliputi beberapa
tahap kegiatan, yaitu :
Tahap Persiapan,
Persiapan
Mobilisasi
Pengumpulan Data
Survey Pendahuluan
Survey Detail
Topografi
Geologi /Geoteknik
Hidrologi
Utility
Traffic Count
Inventarisasi Jalan
PERECANAAN JALAN
TAHAP PERSIAPAN
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengenali lingkup pekerjaan,
merumuskan pelaksanaan pekerjaan dan kondisi lapangan berikut permasalahanpermasalahan yang ada. Segera setelah SPMK diterbitkan konsultan akan memobilisasi
tenaga-tenaga inti untuk melakukan survey pendahuluan serta mengumpulkan data-data
Selain itu konsultan akan langsung melakukan koordinasi dan persiapan pelaksanaan
pekerjaan, diantaranya :
jembatan seperti peta topografi, curah hujan, lalu lintas dan sebagainya yang
berhubungan dengan perencanaan jembatan.
(b) Pengarahan cara kerja personil sehubungan dengan waktu yang disediakan.
(c) Penyediaan peralatan yang akan dipakai untuk survey lapangan.
(d) Persiapan surat pengantar mobilisasi personil, dan lain-lain yang diperlukan.
berkoordinasi dengan Tim Teknis Satuan Kerja Dinas Bina Marga Aceh
untuk
Pendahuluan, yang kemudian akan diikuti dengan pelaksanaan survey detail seperti survey
topografi, penyelidikan tanah dan material, dan survey detail lainnya.
SURVEY PENDAHULUAN
Survey ini dilakukan untuk menentukan lokasi jembatan yang tepat dilihat dari sisi
geometrik jalan (vertikal maupun horisontal). Pada jalan yang sudah ada (existing) ditinjau
kemungkinan relokasi jembatan untuk mendapat syarat geometrik yang lebih baik,
sehingga jika terdapat jembatan existing yang harus diganti, jembatan tersebut dapat
digunakan selama jembatan baru dibangun sehingga tidak mengganggu lalu-lintas yang
ada. Untuk lokasi-lokasi yang belum ada jembatan, akan dicari tempat yang paling baik
Juga selama survey ini dilakukan sosialisasi dengan masyarakat setempat untuk mendapat
masukan-masukan yang berharga seperti keadaan banjir tertinggi, pembebasan lahan dan
lain-lain. Dari hasil survey pendahuluan dilakukan pembahasan dengan pemberi tugas
untuk menetapkan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan yaitu mempunyai
tempat lokasi jembatan yang tepat, supaya dapat segera dilaksanakan survey topography,
penyelidikan tanah dan material, survey hidrologi serta survey geologi/geoteknik.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada survey ini antara lain :
2. Mengumpulkan informasi tentang Harga Satuan Upah / Bahan Dasar dari Dinas Bina
Marga setempat dan dari Satuan Kerja yang sedang berjalan disekitar lokasi
pekerjaan.
5. Mempelajari dan menganalisa data curah hujan pada daerah rencana trase jalan
melalui stasiun-stasiun pengamatan yang telah ada ataupun pada Jawatan
Metereologi setempat.
7. Membuat foto dokumentasi lapangan, meliputi kondisi jembatan dari kedua arah
SURVEY LAPANGAN
Survey Topography dilakukan pada lokasi jembatan yang direncanakan dengan daerah
cakupan, 100 m ke arah hulu dan hilir jembatan dan sepanjang 200 m untuk jalan pendekat
(oprit) kiri dan kanan dari arah alur sungai. Dari hasil survey ini dapat dilakukan
penentuan lokasi jembatan secara tepat dan panjang bentang jembatan tersebut.
Survey Topografi untuk pekerjaan jembatan akan meliputi :
Survey ini dilakukan untuk mengetahui lapisan-lapisan dan jenis tanah yang dapat
mempengaruhi pembangunan jembatan di daerah tersebut dengan melihat apakah ada
daerah patahan dan sebagainya. Juga mengenai frekuensi dan amplitudo dari gempa bumi
Selain itu pada lokasi jembatan diadakan penyelidikan tanah untuk mengetahui sifat-sifat
tanah yang perlu untuk merencanakan bangunan bawah / pondasi jembatan. Penyelidikan
ini menggunakan alat sondir dan alat bor dimana perlu sesuai ketentuan yang berlaku.
Selain penyelidikan tanah juga dilakukan survey material lokal yang dapat digunakan
untuk pembangunan jembatan tersebut. Lokasi quarry, jumlah serta kelayakan aggregat.
Personil yang terlibat dalam pekerjaan ini adalah :
Tenaga Ahli Soil & Material
Data-data hasil survey lapangan, baik untuk perencanaan teknis jembatan, diolah dan
dianalisa oleh penanggung jawab masing-masing pekerjaan. Data-data hasil survey
masuk ke jembatannya. Konsultan akan membuat konsep detail perencanaan teknis dari
pekerjaan perencanaan jembatan yang ditanganinya untuk dimintakan persetujuan kepada
Pemberi Tugas.
TAHAP PENGGAMBARAN
Pembuatan gambar rencana trase jalan dan jembatan selengkapnya dilakukan setelah draft
Perencanaan Teknis mendapat persetujuan dari pengguna jasa dengan mencantumkan
koreksi-koreksi dan saran-saran yang diberikan oleh pengguna jasa, berikut posisi
alternatif trase yang pernah diteliti.
Gambar rencana detail perencanaan teknis yang perlu dibuat harus minimal mencakup :
a. Sampul luar (cover) dan sampul dalam.
b. Daftar isi.
g. Potongan melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar dengan skala yang
pantas dan memuat semua informasi yang diperlukan antara lain:
1. Gambar konstruksi existing yang ada,
h. Alinyment layout
i.
j.
Alinyemen Horisontal (plan) digambar diatas peta situasi 1 : 1.000 untuk jalan dan 1 :
500 untuk jembatan dengan interval garis tinggi 1 meter (kontur) dan dilengkapi
dengan data yang dibutuhkan.
Alinyemen Vertikal (profile) digambar diatas peta situasi 1 : 1.000 untuk jalan dan 1 :
500 untuk jembatan dan skala vertikal 1 : 100 yang mencakup data yang dibutuhkan.
k. Potongan melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA (interval paling
tidak 50 meter), dengan skala horisontal 1 : 100 dan skala vertikal 1 : 50. Dalam gambar
potongan melintang harus mencakup :
-
l.
m. Gambar drainase.
n. Gambar standar yang mencakup antara lain : gambar bangunan pelengkap, rambu jalan,
lampu penerangan jalan (PJU) dan sebagainya.
a) Volume pekerjaan tanah dihitung dari gambar cross section setiap 25 - 100 meter,
b) Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (pay item) harus sesuai dengan Spesifikasi
yang dipakai,
d) Kuantitas pekerjaan harus dihitung/sesuai dengan yang ada dalam gambar rencana.
TAHAP PERKIRAAN BIAYA
Perkiraan biaya konstruksi rinci harus disiapkan untuk setiap tahapan konstruksi yang
direncanakan, sesuai item pekerjaan dan harga satuan yang disajikan secara terpadu.
Kuantitas akan disertai dengan data pendukung perhitungannya, sedangkan harga satuan
akan merujuk pada referensi harga satuan terbaru dan masih berlaku atau berpedoman
pada survey harga pasar.
Perkiraan biaya yang diperoleh dari analisis ini dibandingkan dengan proyek-proyek
lainnya di daerah sekitar lokasi.
Bab III
Bab II
Bab IV
Bab VI
Bab V
Bab VII
Bab VIII
:
:
:
Data lelang
Bab IX
pelaksanaan
Bentuk-bentuk jaminan
PELAPORAN PEKERJAAN
Jenis Laporan yang akan diserahkan konsultan kepada pengunan jasa adalah :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan ini berisi Rencana Kerja Tim, dilengkapi antara lain dengan uraian
metodologi pekerjaan dan peta rencana kerja.
Laporan ini dibuat sebanyak 4 (empat) buku. Laporan ini berisi gambar
perencanaan dan daftar kuantitas harga.
4. Dokumen tender
Bab I
Bab III
Bab II
Bab IV
Bab V
Data Lelang
Perjanjian Kontrak
Bab VI
Spesifikasi Teknis
Bab VIII
Bab VII
Bab IX
Gambar-gambar
Bentuk-bentuk Jaminan
dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara teknis maupun secara administrasi, maka
pemahaman dan diharapkan akan terjadi hubungan yang baik antara konsultan sebagai
penyedia jasa dengan pengguna jasa dalam melaksanakan pekerjaan tersebut.
Bentuk bagan alir pekerjaan yang akan menunjukkan suatu fasilitas selama kegiatan
a. Manajemen Proyek
Dalam penyelesaian pekerjaan yang sesuai dengan kualitas dan waktu yang telah
a. Secara keseluruhan suatu manajemen proyek setiap saat haruslah dilaksanakan oleh
seorang yang memiliki kapabilitas dan pengalaman yang luas tentang proses
perencanaan teknis.
b. Dukungan tenaga ahli dengan kemampuan individu yang berpengalaman yang cukup
luas guna menunjang penyelesaian pekerjaan dengan kualitas yang baik dan waktu
yang tepat dan efisien.
proyek yang akan dituangkan ke dalam rencana mutu desain. Hal paling utama yang harus
dilakukan dalam menyusun rencana mutu kontrak adalah sebagai berikut :
Hal yang paling utama dalam pengendalian mutu pekerjaan adalah standar kualitas
atau mutu pekerjaan berdasarkan pada standar nasional maupun internasional yang
berlaku dan dianggap relevan dengan ruang lingkup pekerjaan di bidang jalan.
d. Bagan Alir Pelaksana Kegiatan
Hal yang paling utama dalam penyusunan rencana mutu kontrak ini adalah cara
memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan akan sesuai dengan hal yang ditentukan dan
ditetapkan pada jenis dan lingkup pekerjaan yang diberikan oleh pengguna jasa. Data-data
dan informasi-informasi yang memadai harus tersedia dengan cukup dan dalam kondisi
baik pada setiap langkah pelaksanaan kegiatan, hal ini dilakukan agar dapat memastikan
bahwa seluruh kegiatan yang dilaksanakan akan berjalan dengan baik, memiliki mutu
yang baik, penggunaan jadwal pelaksanaan yang tepat dan efektif sehingga tidak akan
terjadi pengulangan beberapa jenis pekerjaan yang secara langsung dapat menghambat
kualitas pekerjaan yang dapat ditentukan minimal dilakukan satu kali atau dua kali pada
setiap pengawasan pelaksana kegiatan.
Pada setiap tahapan pengawasan pelaksanaan kegiaatan dimana hasil maupun produk
akhir akan disampaikan kepada pengguna jasa, maka seorang team leader akan dibantu
oleh tenaga ahli yang terkait dengan disiplin ilmu dan bidangnya untuk berkewajiban
melakukan verifikasi dan pengecekan terhadap kualitas hasil pekerjaan. Hal ini dilakukan
agar dapat menjaga kualitas produk akhir yang tentunya harus sesuai dengan kerangka
acuan kerja yang telah diberikan.
f.
bijaksana sejalan dengan definisi lingkup pelaksanaan kegiatan sesuai kerangka acuan
kerja. Kondisi khusus pekerjaan akan dianalisa tingkat prioritas penanganannya.
Bila terjadi kegiatan yang memiliki waktu pelaksanaan yang kritis dapat
tidak biasa dijumpai pada saat pelaksanaan kegiatan , namun semua faktor-faktor tersebut
akan diperhitungkan pada setiap tahapan pelaksanaan kegiatan yang disusun secara
dengan garis komando dan garis koordinasi yang jelas, baik antara pemberi
tugas/pengguna jasa dengan pelaksana kegiatan maupun internal tim pelaksana kegiatan.
h.
Dalam menyelesaikan Perencanaan Peningkatan Jalan DAK Tahun 2016 ini kami
Studi literatur
organisasi pelaksana pekerjaan yang tepat sesuai dengan lingkup dan keluaran pekerjaan,
sebaran lokasi serta jangka waktu pelaksanaan studi. Struktur organisasi ini dimaksudkan
agar pelaksanaan pekerjaan menjadi lebih mengarah dan membentuk mekanisme kerja
yang solid dan terpadu antar disiplin ilmu setiap tenaga ahli. Dengan demikian, wewenang
dan tanggung jawab setiap personil yang terlibat akan lebih jelas dan tidak tumpang tindih.
Kondisi ini diharapkan akan mampu menciptakan kerja yang efektif dan efisien.
Struktur organisasi pelaksana pekerjaan Perencanaan Peningkatan Jalan DAK Tahun 2016
secara diagramatik diperlihatkan dalam Gambar 11.1, dengan penjelasan sebagai berikut:
1.
Konsultan akan menugaskan seorang Direktur Pelaksana dalam pekerjaan ini, yang
akan diwakili oleh salah seorang Manajer Teknik, yang akan senantiasa siap untuk
mengarahkan, mengawasi dan mengatur koordinasi back up support bagi team kerja
bilamana ditemukan kendala yang sulit dipecahkan oleh team. Sehingga dengan
dalam kontrak dan telah disepakati bersama, dapat lebih terjamin realisasinya oleh team
2.
kerja Konsultan.
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Konsultan juga akan melakukan koordinasi sesuai
keperluannya dengan berbagai pihak terkait, seperti misalnya pihak Cabang Dinas
3.
Konsultan akan menugaskan seorang Team Leader yang akan bertanggung jawab
tim kerja, dan akan mengatur tata hubungan kerja antar mereka. Team Leader juga akan
melaporkan progress pekerjaan, baik kepada pihak pemberi kerja/pengguna jasa
maupun kepada Direktur Pelaksana, selain itu juga akan memimpin diskusi/presentasi
yang akan diadakan dan menghadiri rapat/ pertemuan lain yang berkaitan dengan
4.
pekerjaan ini.
Tenaga Professional ; Tenaga Professional terdiri dari Tenaga Ahli untuk berbagai
Gambar yang akan membantu dalam proses atau kegiatan survey lapangan dan desain.
melakukan setting hardware dan software komputer serta pengetikan yang akan
AMSAL,ST
Zulfiandi,ST
Pembantu Surveyor
(to be name)
M. Herka
1. Aldino
2. Kamilawati
c.2.PERSONIL
Tenaga Ahli dan tenaga pendukung Konsultan Perencana akan menyediakan
berbagai fungsi dukungan dalam hal manajemen, teknis, dan administratif, termasuk
pengendalian waktu, biaya, mutu dan tertib administrasi. Keterlibatan pihak Pengelola
Proyek sebagai pengguna jasa, harus dilibatkan dalam kerja sama dengan Konsultan
Perencana pada setiap tahapan pekerjaan.
Peningkatan Jalan DAK Tahun 2016 ini diuraikan secara spesifik sebagai bahan
pertimbangan dan penilaian Direksi (Pengguna Jasa) dalam mengevaluasi kinerja
Konsultan secara teknis.
diharapkan pekerjaan ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia. Untuk
lebih jelasnya Struktur Organisasi pelaksanaan pekerjaan dapat diperlihatkan pada
lampiran struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan yang terlampir.
Penyusunan Organisasi Tim Pekerjaan Perencanaan, CV. DIMENSI UTAMA yang diusulkan
ini dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Profesional yang bekerja di lokasi proyek dengan konsep "at the right time and place"
dan pengalaman dalam bidang pengawasan dan dapat dengan waktu persiapan relatif
cukup singkat dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk layanan dimaksud.
Dukungan tenaga ahli yang berpengalaman dalam berbagai disiplin yang terlibat dan
memahami tujuan diberikannya layanan dan dapat dengan waktu persiapan cukup
singkat memberikan kontribusi yang signifikan untuk layanan dimaksud.
staf ahli yang terlibat didalamnya sesuai dengan ketentuan dalam dokumen tender. Bentuk
dan jumlah staf ahli dan staf pendukung yang diusulkan dalam tabel dibawah ini.
Tenaga Ahli merupakan lingkup yang sangat diperlukan dalam kegiatan ini,
sehingga kegiatan ini akan menjamin output produk Pra Design yang sempurna.Tenaga
struktur organisasi tim kerja ini adalah tenaga ahli profesional, dengan komposisi serta
persyaratan yang telah ditentukan dalam Kerangka Acuan Kerja.
a. Team Leader
Personil yang diusulkan untuk posisi team leader adalah Amsal,ST. Memiliki
Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Teknik Jalan Madya (dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi
Terkait). Adalah seorang sarjana teknik sipil dan berpengalaman dibidangnya
selama 8 (delapan) tahun.
Adapun tugas utama team leader adalah bertanggung jawab pada hal-hal berikut :
Mendampingi atau sebagai wakil dari Tim dalam diskusi dengan pemberi tugas;
Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Teknik Jalan Muda (dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi
c. Ahli Estimasi
Personil yang diusulkan untuk posisi Quantity Estimator adalah Zulfiandi,ST.
Memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Jalan (dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi
Terkait). Adalah seorang sarjana teknik sipil dan berpengalaman dibidangnya
selama 5 (lima) tahun.
d. Surveyor
Personil yang diusulkan untuk posisi surveyor topografi adalah sebagai berikut:
2. Pondra Pradypta,ST
3. Rizki Maulana,ST
4. Andri Gunawan,ST
Melakukan
kegiatan-kegiatan
pelaksanaan
lapangan
e. Pembantu Surveyor
Personil yang diusulkan untuk posisi Pembantu Surveyor Adalah seorang sarjana
teknik sipil dan berpengalaman dibidangnya .
f. Draftman
Personil yang diusulkan untuk posisi juru gambar adalah sebagai berikut:
1. Ahmad Aldino.
studio/kantor.
menyiapkan gambar perencanaan jalan sesuai arahan dari team leader dan ahli
struktur jalan
g. Staf Administrasi
Personil yang diusulkan untuk posisi operator komputer adalah Mirta Meutia Izfa.
NO
BULAN KE
KEGIATAN
I
1
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi Personil
2. PEKERJAAN SURVEY
1. Survey Pendahuluan
5. PELAPORAN
1.Laporan Pendahuluan
4.RKS/Dokumen Tender
KET
II
3
Nama Perusahaan
Personil
Tenaga Ahli
Lingkup
Posisi
Uraian
Jumlah
Orang
Lokal/ Asing
Keahlian
Diusulkan
Pekerjaan
Bulan
Indonesia
Ahli Jalan
Team Leader
Tenaga Ahli
1
Amsal
M. Herka,ST
Indonesia
Ahli Jalan
Ahli Struktur
Jalan
Zulfiandi,ST
Indonesia
Estimator
Ahli Estimasi
Indonesia
Surveyor
Surveyor
Indonesia
Pembantu Surveyor
Surveyor
Staff Pendukung
4a
4b
Pondra Pradypta,ST
4c
Rizki Maulana,ST
4d
Andri gunawan,ST
To be name
6a
Ahmad Aldino
6b
Kamilawati
Indonesia
Indonesia
2,00
2,00
2,00
6,00
12,00
4,00
2,00
A
1
2
3
B
4a.
4b.
4c.
4d.
5
6a.
6b.
7
1
Nama Personil
Nasional
Tenaga Ahli
Amsal
M. Herka,ST
Zulfiandi,ST
Staff Pendukung
Edi Saputra Ringga
Andiansyah
Rizki Maulana
Andri Gunawan
To be name
Ahmad Aldino
Kamilawati
Mirta Meutia Izfa
Asing
POSISI
1
Team Leader
Ahli Struktur Jalan
Ahli Estimasi
Orang
Bulan
2,00
2,00
2,00
Surveyor
Surveyor
Surveyor
Surveyor
Pembantu Surveyor
Draftman
Sub Total
1,50
1,50
1,50
1,50
12,00
2,00
2,00
2,00
30,00