Professional Documents
Culture Documents
OLEH
KONRADUS RIEZKY AVIANO NGOLE
NIM. 112385020
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
OLEH
KONRADUS RIEZKY AVIANO NGOLE
NIM. 112385020
LEMBAR PENGESAHAN
Risalah Hutan Jati Di Resort Pemangkuan Hutan Wungu Bagian Kesatuan
Pemangkuan Hutan Dungus Kesatuan Pemangkuan Hutan Madiun Perum
Perhutani Unit II Jawa Timur
Konradus Riezky Aviano Ngole
NIM :112385020
Telah dipertahankan di depan Komisi Penguji dan Pembimbing pada tanggal
29 Agustus 2014
Susunan Komisi Pembimbing dan Penguji
Menyetujui,
Pembimbing I
Penguji I
Meilyn Renny Pathibang, S.Hut., MP. Yudhistira A. N. R. Ora, S. Hut, G. Dip. For, M. For
NIP : 19790516 200912 2 001
NIP : 19780914 200312 2 003
Penguji III
Mengesahkan,
Direktur Politeknik Pertanian Negeri Kupang
MOTTO
Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu
sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan, dan
hikmat dalam dunia orang mati, kemana engkau akan pergi.
(Pengkhotbah 9 : 10)
PERSEMBAHAN
Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
Kedua Orang Tua Tercinta : Bapak Stefanus Ignatius Ngole
Ibu Sartlotha Huki
Adik-adik Tersayang : Ansel, Cici, Timy, Eka, dan Caca.
Terima kasih untuk kekasih tercinta, yang selalu membantu dan mendukung
penulis dalam menyelesaikan laporan ini, teman-teman RIMBAWAN Angkatan
2011, Program Studi Manajemen Sumber Daya Hutan, Jurusan Manajemen
Pertanian Lahan Kering.
Almamater Tercinta : Politeknik Pertanian Negeri Kupang.
RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
Perum Perhutani merupakan perusahaan pengelola hutan di Pulau Jawa.
Salah satu jenis pohon yang diusahakan Perum Perhutani adalah jati (Tectona
grandis L. f.). Potensi tanaman jati di Jawa merosot dimana kelas-kelas hutan
umur muda (KU I-III) semakin mendominasi sedangkan kebutuhan akan kayu jati
yang berkualitas terus meningkat setiap waktu. Pengelolaan sumber daya hutan
berkelanjutan identik dengan pengelolaan hutan yang terencana. Pembuatan
perencanaan membutuhkan data dan informasi mengenai potensi hutan melalui
kegiatan risalah. Tujuan risalah hutan jati adalah untuk mengetahui aspek-aspek
yang terkait dengan kegiatan risalah hutan jati yang meliputi aspek perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi pustaka. Hasil
risalah hutan menunjukkan bahwa kondisi tegakan baik, bentuk lapangan landai,
jenis tanah margalit agak berbatu, dan tumbuhan bawah yang dominan tumbuh di
bawah tegakan yaitu kirinyuh (Chromolaena odorata), otok/songgolangit (Tridax
procumbens), kacang kara bunga ungu (Canavalia cathartica) dan kacang hijau
(Phaseolus radiatus L.). Berdasarkan hasil analisis data, hutan jati petak 235
seluas 37,7 ha masuk dalam kelas bonita 3 dengan volume rata-rata per ha adalah
234,75 m3. Data dan informasi hasil risalah hutan jati digunakan sebagai bahan
informasi dalam penyusunan Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH)
untuk jangka pengelolaan hutan 10 tahun.
Kata Kunci: Risalah, Hutan, Jati
ABSTRACT
Perum Perhutani is a company who manages forest areas in Java Island.
One of species managed by Perum Perhutani is teak (Tectona grandis L. f). Teak
potency in Java has been declinning which can be seen from domination of young
age stantds (Class Age I-III). On the other hand, the needs of high quality teak
wood have been increasing. Sustainable forest management is related to planning
of forest management. The planning requires data and information about the
potency of forests through inventories. The aim of this teak inventory is to
understand aspects related to teak inventory which comprise of planning,
organizing, implementing, controlling, and evaluation. The methods used were
observation, interviws, and literature studies. The results show that the stands are
in good condition topography is sloping, the soil type in the area is rocky and the
dominant understorey plants are kirinyuh (Chromolaena odorata),
otok/sonnggolangit (Tridax procumbens), kacang kara bunga ungu (Canavalia
cathatica) and mung bean (Phaseolus radiatus L.). Based on the data analysis, it
is shown that teak forest in plot 235, an area of 37,7 Ha include in the site index 3
with an average volume per Ha 234,75 m3. Data and information from the
inventory are used for the arrangement of Forest Sustainable Arrangement Plan
(RPKH) for years management period.
Keywords: Inventory, Forest, Teak
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
oleh karena kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) dan penyusunan laporan PKL berjudul
Risalah Hutan Jati Di Resort Pemangkuan Hutan Wungu Bagian Kesatuan
Pemangkuan Hutan Dungus Kesatuan Pemangkuan Hutan Madiun Perum
Perhutani Unit II Jawa Timur. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini
dapat diselesaikan dengan baik berkat adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
2.
Flora Evalina Ina Kleruk, S. Hut, M. Sc, selaku Penguji utama, Yudhistira A.
N. R. Ora, S. Hut, G. Dip. For, M. For, dan Dr. Melewanto Patabang, S. Hut.,
M. Si, selaku anggota Penguji yang telah memberikan banyak masukan demi
penyempurnaan laporan ini.
3.
4.
5.
Maria Susana Medho, SP, M.P, sebagai Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Lahan Kering.
6.
7.
8.
Bapak Stefanus Ignatius Ngole dan Ibu Sarlotha Huki yang selalu
mendukung, memotivasi, membiayai dan senantiasa mendoakan keberhasilan
penulis.
9.
Adik-adik tersayang, Ansel, Cici, Timy, Eka, dan Caca yang menjadi sumber
motivasi untuk penulis terus berjuang.
10. Seseorang yang teristimewa yang telah banyak membantu penulis selama
perkliahan dan penyusunan laporan ini.
11. Teman-teman seangkatan Program Studi Manajemen Sumber Daya Hutan
yang selalu membantu dan mendukung selama perkuliahan sampai pada
selesainya penyusunan laporan ini.
12. Almamater tercinta Politeknik Pertanian negeri kupang, tempat penulis
selama tiga tahun menimba ilmu.
Penulis
menyadari
bahwa
laporan
PKL
ini
masih
jauh
dari
kesempurnaan, untuk itu diharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak, demi penyempurnaan laporan ini. Semoga
laporan ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan serta manfaat bagi
setiap pihak yang membutuhkannya.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ..........................................................................................................
HALAMAN JUDUL......................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................
ABSTRAK .....................................................................................................
ABSTRACT ...................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
I. PENDAHULUAN .....................................................................................
1.1. Latar Belakang ....................................................................................
1.2. Tujuan ..................................................................................................
1.3. Manfaat ................................................................................................
II. GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANG ......
2.1. Manajemen Organisasi .........................................................................
2.1.1. Gambaran Umum Perum Perhutani ...........................................
2.1.2. Gambaran Umum Perum Perhutani Unit II Jawa Timur ..........
2.1.3. Gambaran Umum Seksi Perencanaan Hutan Madiun ................
2.1.4. Gambaran Umum Kesatuan Pemangkuan Hutan Saradan .........
2.1.5. Gambaran Umum Kesatuan Pemangkuan Hutan Madiun .........
2.1.6. Gambaran Umum Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan
Wilangan Utara ...........................................................................
2.1.7. Gambaran Umum Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan
Dungus .......................................................................................
2.1.8. Gambaran Umum Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan
Sukun .........................................................................................
2.1.9. Gambaran Umum Pabrik Minyak Kayu Putih Sukun................
2.2. Manajemen Sumber Daya Manusia .....................................................
2.2.1. Struktur Organisasi Perum Perhutani .........................................
2.2.2. Struktur Organisasi Perum Perhutani Unit II Jawa Timur .........
2.2.3. Struktur Organisasi Seksi Perencanaan Hutan II Madiun ..........
2.2.4. Struktur Organisasi Kesatuan Pemangkuan Hutan Saradan
dan Madiun .................................................................................
2.2.5. Struktur Organisasi Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan
Wilangan Utara, Dungus, Dan Sukun ........................................
2.2.6. Struktur Organisasi Pabrik Minyak Kayu Putih Sukun .............
III. METODE PELAKSANAAN ................................................................
3.1. Waktu dan Tempat ...............................................................................
3.2. Alat dan Bahan .....................................................................................
3.3. Metode Pelaksanaan Praktek................................................................
3.3.1. Pengumpulan Data .....................................................................
10
Hal
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
xii
1
1
2
3
4
4
4
9
10
10
14
18
19
20
21
22
22
22
28
29
30
31
33
33
34
34
34
11
35
35
38
38
38
40
46
47
47
48
49
50
52
52
53
54
55
57
74
74
74
75
77
DAFTAR TABEL
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Teks
Luas Hutan Produksi dan Hutan Lindung di Setiap Unit ...................
Bagian Hutan KPH Saradan ...............................................................
Komposisi Tegakan KPH Saradan .....................................................
Sejarah Pengukuran Wilayah KPH Madiun .......................................
Letak dan Batas Kawasan Hutan KPH Madiun .................................
Luas Hutan Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan WilanganUtara
Berdasarkan Kelas Hutan ...................................................................
Jadwal Kegiatan PKL .........................................................................
Bonita petak 292, anak petak 235a dan 235c .....................................
Jumlah pohon/ha petak 292, anak petak 235a dan 235c ....................
Kepadatan Bidang Dasar petak 292, anak petak 235a dan 235c ........
Derajat Kesempurnaan Normal petak 292, anak petak 23a dan
235c ....................................................................................................
Penentuan Kelas Hutan Jati petak 292, anak petak 235a dan 235c ....
Volume Pohon Per Petak Ukur ..........................................................
12
Hal
6
12
13
14
16
19
33
67
68
69
69
70
71
DAFTAR GAMBAR
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
Teks
Peta Kelas Perusahaan Perum Perhutani .......................................
Luas Kawasan Hutan KPH Saradan Menurut Fungsi ...................
Peta Kawasan Hutan KPH Saradan ...............................................
Pembagian Wilayah KPH Madiun ................................................
Struktur Organisasi Perum Perhutani ............................................
Struktur Organisasi Perum Perhutani Unit II Jawa Timur ............
Struktur Organisasi Seksi Perencanaan Hutan II Madiun .............
Struktur Organisasi Kesatuan Pemangkuan Hutan Saradan dan
Madiun ...........................................................................................
Struktur Organisasi Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan
WilanganUtara, Dungus dan Sukun ..............................................
Struktur Organisasi Pabrik Minyak Kayu Putih Sukun .................
Kondisi Pal Batas Normal dan Tidak Normal ...............................
Pucuk Ortotrop JPP .......................................................................
Perendaman Pucuk JPP dengan Hormon IBA ...............................
Bedeng Induksi Akar .....................................................................
Seleksi Akar Stek Pucuk JPP ........................................................
Kondisi bibit stek pucuk JPP di bedeng shading area ..................
Pemeliharaan Bibit Stek Pucuk JPP ..............................................
Proses Pengisian Media Tanam di Persemaian Kayu Putih ..........
Pembuatan Bedeng Tabur Untuk Persemaian Mahoni ..................
Pembuatan Bedeng Tabur Untuk Persemaian Kesambi ................
Pembuatan Bedeng Tabur Untuk Persemaian Sengon ..................
Pembuatan Bedeng Tabur Untuk Persemaian Sonokeling ............
Proses Pemungutan Daun Kayu Putih ...........................................
Proses Kegiatan Tebangan A2 Jati ................................................
Proses Kegiatan Tebangan B1 Jati ................................................
Penulisan Data Pohon Tengah Tanaman Jati ................................
Alur Kegiatan Risalah Hutan .........................................................
Pengukuran keliling pohon dan penomoran pohon Jati
yang masuk dalam PU ...................................................................
Penulisan data pohon tengah dalam kegiatan simulasi risalah
hutan jati KU XI ............................................................................
13
Hal
5
11
12
15
24
27
39
30
31
32
40
41
42
43
44
45
46
47
47
48
49
50
51
53
54
55
61
64
65
DAFTAR LAMPIRAN
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Teks
Desain Pembuatan Titik Systematik Sampling With Random
Start .............................................................................................
Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Petak Jati 292
PU 1 dan 2 ...................................................................................
Rekapitulasi Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati
Petak 292 .....................................................................................
Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Petak 235 PU 1 ..........
Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Petak 235 PU 1a ........
Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Petak 235 PU 3 ..........
Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Petak 235 PU 4 ..........
Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Petak 235 PU 5 ..........
Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Petak 235 PU 6 ..........
Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Petak 235 PU 7 ..........
Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Petak 235 PU 8 ..........
Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Petak 235 PU 9 ..........
Rekapitulasi Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Anak
Petak 235a ...................................................................................
Rekapitulasi Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Anak
Petak 235c ...................................................................................
Perhitungan Jumlah Pohon Per Ha, Derajat Kesempurnaan
Normal dan Kerapatan Bidang Dasar Petak 292 dan 235 ...........
Perhitungan Volume Hutan Jati Petak 235 .................................
14
Hal
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
I. PENDAHULUAN
yang
diperoleh
tanpa
sumberdaya.
15
mengesampingkan
azas
kelestarian
1.2. Tujuan
Tujuan umum Peraktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu :
1. Mempelajari kegiatan pengelolaan hutan secara lestari di Kesatuan
Pemangkuan Hutan (KPH) Saradan, Perum Perhutani Unit II Jawa Timur
melalui beberapa aspek yaitu mulai dari kegiatan perencanaan,
implementasi, monitoring, dan evaluasi serta pelaksanaan teknik lapangan.
2. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi di Program
Studi Manajemen Sumber Daya Hutan, Jurusan Manajemen Pertanian
Lahan Kering, Politeknik Pertanian Negeri Kupang.
Tujuan khusus PKL yaitu :
1. Mempelajari kegiatan umum pengelolaan hutan jati di Perum Perhutani
Unit II Jawa Timur
2. Mengetahui aspek-aspek risalah hutan jati yang meliputi perencanaan
(planning),
pengorganisasian
(organization),
pelaksanaan
16
(action),
1.3. Manfaat
Manfaat umum PKL adalah :
Sebagai bahan informasi pengelolaan hutan secara lestari di KPH Saradan,
Perum Perhutani Unit II Jawa Timur melalui beberapa aspek yaitu mulai dari
kegiatan perencanaan, implementasi, monitoring, dan evaluasi serta
pelaksanaan teknik lapangan.
Manfaat khusus PKL adalah :
1. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa dan masyarakat dalam
melakukan kegiatan risalah hutan untuk pengelolaan hutan lestari.
2. Sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa untuk bekerja dalam bidang
kehutanan.
17
18
19
Provinsi
Unit I
Unit II
Unit III
Jawa Tengah
Jawa Timur
Jawa Barat
Banten
Jumlah
Sumber : Perum Perhutani (2003)
Hutan
Produksi
(Ha)
546.290
809.959
349.649
61.406
1.767.304
Hutan
Lindung
(Ha)
84.430
326.520
230.708
17.244
658.902
Total Luas
(Ha)
630.720
1.136.479
580.357
78.650
2.426.206
dan
mengembangkan
perusahaan,
organisasi
serta
20
optimalisasi
sumber
daya
guna
mencapai
tujuan
perusahaan.
b). Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan yang merupakan rencana
untuk mewujudkan pengelolaan hutan secara lestari untuk masingmasing kelas perusahaan sebagai acuan penyusunan rencana guna
terjaminnya kelestarian hutan. Guna penyusunan RPKH perlu
dilakukan penataan hutan, meliputi tata batas, pembagian hutan,
risalah/inventarisasi hutan, pembuatan/perbaikan alur, pengukuran,
dan perpetaan.
c). Rencana Lima Tahun Perusahaan (RLTP) adalah rencana yang
memuat kebijakan operasional dan pelaksanaan upaya-upaya
mencapai sasaran perusahaan dalam 5 tahun.
d). Rencana Kerja Tahunan Perusahaan (RKTP) adalah rencana
kegiatan secara rinci dalam satu tahun sebagai dasar penyusunan
Rencana Anggaran Kerja Perusahaan (RAKP).
e). Rencana Teknik Tahunan (RTT) adalah rencana tahunan yang
disusun mengacu pada RPKH.
2). Reboisasi dan rehabilitasi hutan
Reboisasi dan rehabilitasi hutan dilaksanakan di lokasi bekas
tebangan maupun kawasan tidak produktif. Pelaksanaan reboisasi
melibatkan partisipasi aktif masyarakat dengan sistem PHBM baik
dengan tanam tumpangsari atau banjar harian, penetapan pola tanam,
optimalisasi ruang, maupun pengembangan usaha produktif lainnya.
21
meliputi;
pencurian
pohon,
okupasi
lahan/bibrikan,
(Bombyx
mori),
minyak
atsiri
(ilang-ilang,
mimbo),
22
23
24
: 24.869,0 Ha
- Kabupaten Ngawi
: 5.200,9 Ha
- Kabupaten Nganjuk
- Kabupaten Bojonegoro
: 7.299,8 Ha
Jumlah
566,9 Ha
37.936,6 Ha
- Sebelah Timur
: KPH Nganjuk.
: KPH Ngawi
: 29.999,5 Ha
: 4.092,7 Ha
: 3,844,4 Ha
Jumlah
37.936,6 Ha
Kawasan dengan
fungsi produksi
Kawasan dengan
fungsi lindung
79%
Kawasan
penggunaan lain
25
Bagian Hutan
Kelas Perusahaan
1
2
3
4
5
6
Rejuno
Jati
Notopuro
Jati
Tulung
Jati
Pajaran
Jati
Wilangan
Jati
Jatiketok
Jati
Jumlah Total
Sumber: Perum Perhutani KPH Saradan (2007)
Luas (Ha)
4.910,5
6.256,5
8.088,9
7.396,4
6.405,4
4.878,9
37.936,6
26
2. Potensi Hutan
1). Komposisi tegakan
Komposisi tegakan berdasarkan berdasarkan kelas hutan di KPH
Saradan tahun 2007-2016 tersaji pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi Tegakan Kesatuan Pemangkuan Hutan Saradan
Tahun 2007-2016
No
Kelas Hutan
1. Untuk produksi
a). Untuk produksi kelas perusahaan (Tebang
habis)
- Produktif
Luas (Ha)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
KU I
KU II
KU III
KU IV
KU V
KU VI
KU VII
KU VIII
KU IX
Miskin Riap
Jumlah produktif
- Tidak produktif
Tanaman Jenis Kayu Lain
Tanaman Kayu Lain
Tanah Kosong
Hutan Alam Kayu Lain
Tanaman Jati Bertumbuhan Kurang
Hutan Alam Jati Bertumbuhan Kurang
Jumlah tidak produktif
b). Untuk kelas perusahaan (Tidak Baik Untuk
Tebang Habis)
Tak Baik untuk Perusahaan Tebang Habis
c). Bukan untuk kelas perusahaan
Tanaman Jati Merana
Tanaman Jenis Kayu Lain
Hutan Lindung Terbatas
Jumlah bukan untuk KP
2. Bukan untuk produksi
Tak Baik untuk Produksi
Lapangan Dengan Tujuan Istimewa
Hutan Lindung
Jumlah bukan untuk produksi
12.095,15
2.567,70
822,50
1.209,40
194,80
445,60
255,80
125,40
1,50
280,50
17.998,35
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
135,60
1.473,60
959,00
19,30
7,832,20
0,70
10.420,40
2,50
83,30
1.394,10
237,40
1.714,80
274,70
5.304,05
2.221,80
7.800,55
Total
37.936,60
Sumber : Perum Perhutani Register Kelas Hutan KPH Saradan (2007).
2). Secara geografis wilayah KPH Saradan terletak pada 4045-501 BT dan
7022-7042 LS.
27
28
Jumlah
: 31.119,7 Ha
Pembagian wilayah kawasan hutan KPH Madiun dapat dilihat pada Gambar 4.
Pembagian Wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan Madiun
Berdasarkan Bagian Hutan
12%
38%
17%
BH Caruban
BH Pagotan
BH Ponorogo Barat
BH Ponorogo Timur
20%
BH Sukun
13%
29
Letak dan batas kawasaan hutan KPH Madiun tersaji pada Tabel 5.
Tabel 5. Letak dan Batas Kawasan Hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan Madiun
Uraian
Letak geografis
Keterangan
1111751 1114243 BT
73436 75812 LS
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun
Dinas Pertanian, Bidang Kehutanan Kabupaten
Ponorogo
Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Magetan
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur
Sub DAS Madiun
30
untuk
penyusunan
desain
teknis
rencana
kegiatan
4. Komitmen Lingkungan
Kesatuan Pemangkuan Hutan Madiun memiliki komitmen dalam
pengelolaan hutan lestari yang memiliki aspek sosial, ekonomi, dan
lingkungan. Komitmen selanjutnya adalah berusaha mempertahankan fungsi
khusus dari suatu kawasan hutan dan meningkatkan fungsi lingkungan.
a. Iklim
Tipe iklim di KPH Madiun menurut klasifikasi Schmidt dan
Ferguson terdiri dari dua tipe yaitu tipe C dengan nilai Q 33,3% meliputi
31
sebagian kecil wilayah sub Madiun Selatan. Tipe iklim yang kedua adalah
tipe D dengan nilai Q = 60,6% meliputi sebagian besar wilayah sub Madiun
Utara (berdasarkan peta iklim Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)
Jakarta dengan skala 1:20.000).
b. Tanah
Berdasarkan peta tanah tinjau, jenis tanah yang terdapat di wilayah
KPH Madiun adalah aluvial kelabu tua, aluvial coklat kekelabuan, litosol,
asosiasi litosol dan mediteran coklat, grumusol kelabu tua, mediteran coklat
kemerahan dengan tingkat kesuburan yang bervariasi dari satu lokasi ke
lokasi lainnya. Ciri-ciri tanah alluvial yaitu; berwarna kelabu, dan peka
terhadap erosi. Ciri-ciri tanah litosol yaitu; tekstur tanah beraneka ragam,
dan pada umumnya berpasir, warna kandungan batu, kerikil dan kesuburan
bervariasi. Ciri-ciri tanah grumusol yaitu; tekstur liat, warna kelabu hingga
hitam, pH netral hingga alkalis dan mudah pecah pada saat musim kemarau.
Sedangkan ciri-ciri tanah mediteran yaitu; warna putih kecoklatan, keras
dan tak subur.
2.1.6. Gambaran Umum Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Wilangan
Utara
Secara umum Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wilangan
Utara terletak di Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, dengan batas-batas
wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Utara
: BKPH Petung
- Sebelah Timur
: KPH Nganjuk
- Sebelah Barat
: BKPH Wilangan Selatan
- Sebelah Selatan
: BKPH Jati Ketok Utara
Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Wilangan Utara berada pada
ketinggian 104 m dpl dengan luas kawasan hutan yang dikelola yaitu 3228,30 ha
yang dibagi dalam tiga RPH yaitu :
1. RPH Wilangan
: 1015,1 Ha
2. RPH Sambiroto
: 1171,8 Ha
: 1041,4 Ha
Luas hutan BKPH Wilangan Utara berdasarkan kelas hutan tersaji pada Tabel 6.
32
Kelas Hutan
Luas Hutan
(Ha)
1
KU I
1343,8
2
KU II
284,9
3
KU III
254,9
4
KU I
96,6
5
KU V
64,3
6
KU VI
94
7
KU VII
14,9
8
KU VIII
52,4
9
LDTI
204,2
10
MR
5,2
11
TBP
27,3
12
TJBK
673,8
13
TJKL
50,3
14
TKL
61,7
Jumlah
3228,3
Sumber : Perum Perhutani BKPH Wilangan Utara (2007).
Prosentase
(%)
41,6
8,8
7,9
3,0
2,0
2,9
0,5
1,6
6,3
0,2
0,8
20,9
1,6
1,9
100
- Sebelah Timur
- Sebelah Selatan
: BKPH Brumbun.
- Sebelah Barat
33
: Nglayang
- Sebelah Timur
: Sidohardjo
- Sebelah Barat
Tambaksari
- Sebelah Selatan
: Depok
: 683,4 Ha
b. RPH Sidoharjo
: 692,8 Ha
c. RPH Nglayang
: 856,4 Ha
d. RPH Sukun
: 804,5 Ha
e. RPH Tambaksari
: 663,9 Ha
34
: 781,1 Ha (Tkl,Tjbk)
: Nglayang
- Sebelah Timur
: Sidohardjo
- Sebelah Barat
: Tambaksari
35
disusun dengan tanah liat. Tahun 1957, didirikan pabrik minyak kayu putih
yang permanen dengan peralatan yang terdiri dari:
1) Tiga buah ketel uap boiler yang mempunyai kapasitas 1 ton uap yang berarti
dalam 1 jam dapat memproduksi uap air sebanyak 3 ton uap. Ketel ini
dibuat di Amerika pada tahun 1910.
2) Enam buah tangki daun yang berkapasitas 1,5 ton Daun Kayu Putih (DKP)
yang terbuat dari baja dan bagian dalam dilapisi dengan Porland Cement
(PC) yaitu satu jenis semen yang tahan asam sehingga membantu menjaga
kualitas minyak terhadap preaksi dari plat baja.
3) Pipa pendingin dari pipa tembaga yang dipasang di dalam kolam atau bak
pendingin.
4) Mesin agreguat untuk penerangan pabrik dan kompleks perumahan yang
pada saat ini tergabung dengan pabrik gondorukem.
Tahun 1974, pabrik melakukan penyempurnaan enam buah tangki
daun yang berkapasitas 1,5 ton dan dilapisi dengan aluminium dengan harapan
dapat meningkatkan kualitas produksi. Dalam ketel daun sudah terpasang
keranjang besi yang berguna untuk mempermudah pengambilan limbah daun
kayu putih, dengan cara hanya mengatrol keranjang besi.
Tahun 1986, dalam rangka meningkatkan kualitas mutu Minyak Kayu
Putih (MKP) dibuatlah keseluruhan tangki dan instalasi perpipaan serta semua
peralatan terbuat dari stainlees steal (besi). Pendinginan dengan sistem
kondensasi menggunakan tangki kondensor enam buah dan penyempurnaan
pendinginan air melalui cooling tower, serta pemisahan antara minyak dan air
sudah menggunakan tangki sparator hingga sekarang.
2.2. Manajemen Sumber Daya Manusia
2.2.1. Stuktur Organisasi Perum Perhutani
Pengelolaan hutan di Jawa dilaksanakan oleh Perum Perhutani yang
dipimpin oleh seorang direktur utama dengan membawahi beberapa direktur
teknis. Direktur utama bertanggungjawab terhadap tiga satuan unit pengelolaan
hutan di Jawa yaitu Unit I Jawa Tengah, Unit II Jawa Timur, serta Unit III Jawa
Barat dan Banten. Direktur utama dibantu oleh beberapa anggota dewan direksi
yakni:
36
Perencanaan
Hutan
(SPH).
Sedangkan
unit-nit
yang
ada
37
DIREKTUR UTAMA
DIR
UMUM
DIR
PRODUKSI
DIVISI
DIVISI
DIVISI
DIR
PEMASARAN
DIR
KEUANGAN
DIVISI
DIVISI
DIVISI
DIVISI
DIVISI
DIVISI
Ka. SPI
DIVISI
KEPALA
UNIT I
B
I
R
O
KEPALA
UNIT II
B
I
R
O
B
I
R
O
B
I
R
O
B
I
R
O
ADM
KPH
KKPH
KEPALA
UNIT III
B
I
R
O
B
I
R
O
B
I
R
O
B
I
R
O
B
I
R
O
KKPH
B
I
R
O
ADM
KPH
ADM
KPH
KIPK. I
B
I
R
O
KIPK. I
KKPH
KIPK. I
38
struktur organisasi Perum Perhutani telah berubah dengan kebijakan spin off
dengan memisahkan fungsi produksi dan fungsi pemasaran. Fungsi produksi
ditangani oleh KPH. Masing-masing KPH ditangani oleh seorang administratur
atau kepala KPH, dan fungsi pemasaran maupun industrinya dilaksanakan oleh
KBM di bawah pimpinan seorang manejer yang meliputi KBM pemasaran kayu
serta KBM bukan kayu.
Tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan seperti yang terdapat
pada struktur organisasi adalah sebagai berikut :
-
Kepala unit memiliki tugas pokok untuk memimpin dan mengurus Perum
Perhutani Unit II Jawa Timur dan berwewenang mendapatkan cara-cara
pelaksanaan kebijaksanaan direksi Perum Perhutani Unit II Jawa Timur.
Kepala unit bertanggung jawab kepada direksi atau tugas yang telah
dilaksanakannya.
Wakil kepala unit memiliki tugas pokok untuk membantu kepala unit dalam
melaksanakan tugas-tugas pimpinan unit dan melaksanakan tugas-tugas
lainnya yang diberikan kepada unit. Wakil kepala unit berwewenang
mengkoordinasi/membina dan bidang produksi, industri, keamanan dan
agraria serta membawahi kepala biro perencanaan.
Kepala biro perencanaan memiliki tugas pokok untuk membantu kepala unit
dalam perencanaan hutan dan perencanaan pembangunan hutan berdasarkan
asas kelestarian.
Kepala biro produksi memiliki tugas pokok untuk memberikan saran dan
pertimbangan kepada kepala unit dalam mengatur dan mengkoordinasi
bidang produksi. Kepala biro prosuksi berwewenang mengatur dan memberi
petunjuk dan mengawasi biro produksi dan melakukan pembinaan eksploitasi
hutan dan pembangunan lingkungan serta bertanggungjawab kepada kepala
unit.
Kepala biro industri memiliki tugas pokok untuk memberi syarat dan
pertimbangan kepada kepala unit dalam mengatur dan mengkoordinasi
bidang industri dan membantu kepala unit dalam bidang pemikiran,
pengembangan dan pengelolaan hasil hutan. Kepala biro industri berwewenag
39
Kepala biro pengamanan, agraria, dan humas memiliki tugas pokok untuk
memberi saran dan pertimbangan kepada kepala unit dalam mengatur dan
mengkoordinasi bidang keamanan agraria. Kepala biro pengamanan, agraria,
dan humas berwewenang mengatur, membimbing, mengawasi biro keamanan
agraria dan humas serta bertanggungjawab kepada kepala unit.
Kepala biro pemasaran memiliki tugas pokok untuk memberi saran dan
pertimbangan kepada kepala unit dalm mengatur dan mengkoordinasi bidang
pemasaran dan membantu kepala unit dalam hal pemasaran, penjualan hasil
hutan, pengujian hasil hutan, dan masing-masing pasar. Kepala biro
pemasaran berwewenang mengatur, membimbing, dan mengawasi di biro
pemasaran serta bertanggungjawab kepada kepala unit.
Kepala biro teknik perlengkapan memiliki tugas pokok untuk memberi saran
dan pertimbangan kepada kepala unit dalam mengatur dan mengkoordinasi
bidang teknik dan perlengkapan serta melaksanakan pengawasan terhadap
administrasi
dalam
pemeliharaan, dan
pelaksanaan
pengadaan
barang,
penghapusan barang-barang.
penyimpanan,
Kepala biro
teknik
Kepala biro keuangan memiliki tugas pokok untuk memberi saran dan
pertimbangan kepada kepala unit dalam mengatur dan mengkoordinasi
bidang
keuangan.
Kepala
biro
keuangan
berwewenang
mengatur,
Kepala biro umum memiliki tugas pokok untuk memberi saran dan
pertimbangan kepada kepala unit dalam mengatur dan mengkoordinasi
bidang tatalaksana dan administrasi. Kepala biro umum berwewenang
mengatur,
membimbing,
dan
mengawasi
dalam
biro
umum
dan
40
KEPALA UNIT
KEPALA BIRO
PENGAMANAN
Perum/AGR
Keamanan
And. Keuangan
Angg/Perb
Personalia
Instalasi
Waktu
Perlengkapan
Industri Kayu
KEPALA BIRO
KEUANGAN
Humas
Umum
KEPALA BIRO
TEKNIK
Analisa Pasar
Industri Kayu
Pemb. Lingk
Eksploitasi
Pemb. Hutan
Pengkuk/Perp
Perdagangan
KEPALA BIRO
INDUSTRI
Pengujian
KEPALA BIRO
PRODUKSI
Perec. Umum
KEPALA BIRO
UMUM
KEPALA BIRO
PEMASARAN
Bangunan
KEPALA BIRO
PERENCANAAN
= Perencanaan
= Pemberdayaan Lingkungan
= Agraria
= Anggaran Perbelanjaan
= Pengukuran
= Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan
41
Pasuruan
Madura
Blitar
Kediri
Mojokerto
Jombang
Nganjuk
Saradan
Lawu
Adm.Pern/KIP
KI
Madiun
KPE Tandes
Ngawi
BWI Barat
Tuban
BWI Utara
Jatirogo
Bondowoso
Rerengan
Jember
Bojonegoro
Probolinggo
Padangan
Jember
Malang
Jombang
Madiun
Bojonegoro
K.S.P.H
42
KSPH
WAKIL
KSPH
KSS
STATISTIK
KSS
WILAYAH
KSS
WILAYAH
KAUR
KAUR
KAUR
KTU
STAF
STAF
STAF
STAF
ketatausahaan
yang
meliputi
pembinaan
pengelolaan
personalia,
pekerja,
dan
43
administrasi.
Kepala
Sub
Seksi
AJUN
ADMINISTRATUR
KEPALA
TPK
AJUN
ADMINISTRATUR
ASPER
ASPER
ASPER
ASPER
KTK
KRPH
KRPH
KRPH
KRPH
KMEJA
ASTEK
44
Struktur organisasi BKPH Wilangan Utara, Dungus dan Sukun dapat dilihat pada
Gambar 9.
ASISTEN
PERHUTANI
KAUR TUTK
TUASPER
KRPH
Depok
KRPH
Sidoharjo
KRPH
Nglayang
KRPH
Sukun
KRPH
T. Sari
Mdr
Polter
Mdr
Pungut
Mdr
Pungut
Mdr
Pungut
Mdr
Tanam
Mdr
Pungut
Mdr
Tanam
Mdr
Persemaian
Mdr
Persemaian
Mdr
Pungut
Mdr
Tanam
Mdr
Tanam
2.
3.
45
4.
Tata usaha yang bertugas untuk merekap dan melaporkan semua administrasi
kegiatan ke kaur produksi dan di kirim ke KBM INK II Surabaya.
5.
6.
7.
8.
9.
10. Penerima yang bertugas untuk mengatur semua kegiatan penerimaan bahan
baku daun kayu putih.
11. Cleanning service bertugas membersihkan semua lokasi pabrik minyak kayu
putih.
12. Penjaga malam bertugas menjaga dan mengawasi lokasi pabrik.
13. Juru air bertugas mengawasi dan mengendalikan air untuk proses produksi.
Struktur organisasi PMKP Sukun dapat dilihat pada Gambar 10.
MANAGER
ASISTEN MANAGER
KAUR PRODUKSI
Tata Usaha
Cleanning service
Mandor Proses
Penjaga Malam
Operator Boiler
Juru Air
Pembantu
Persediaan
Mandor Briket
Penerima Daun Kayu
Putih
46
I April 2014
II April 2014
III April 2014
IV April 2014
I Mei 2014
II Mei 2014
III Mei 2014
IV Mei 2014
I Juni 2014
Kegiatan
Lokasi
SPH II Madiun
SPH II Madiun
47
PMKP
Sukun,
RPH Tambaksari,
dan RPH Sukun
RPH Wilangan
RPH Wilangan,
dan
RPH
Sambiroto
RPH Sambiroto
dan
RPH
Sugihwaras
RPH Sugihwaras
dan
RPH
Wilangan
RPH Wilangan
RPH wilangan
RPH Sugihwaras
RPH Sugihwaras
pengumpulan
observasi/pengamatan,
dan
data
studi
meliputi;
pustaka.
metode
Wawancara
wawancara,
adalah
teknik
dengan cara menggali data dari pekerja baik karyawan Perum Perhutani dan
petani maupun masyarakat disekitar lokasi dengan tidak menggunakan
kuesioner tetapi susunan pertanyaan dan urutannya disesuaikan dengan ciriciri setiap sumber informan dan keadaan setempat. Metode ini digunakan
untuk memperoleh informasi-informasi yang belum diketahui sebelumnya.
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung pada objek kajian. Observasi dalam kegiatan ini yaitu
48
Luas P
x 100%
n1 n2
np
p
1
L
Keterangan:
N = jumlah pohon per ha
n1 = jumlah pohon petak ukur ke-1
n2 = jumlah pohon petak ukur ke-2
p = jumlah petak ukur
L = luas PU
49
n lapangan
n tabel
Keterangan :
n lapangan = jumlah pohon lapngan
n tabel = jumlah pohon dalam tabel tegakan (interpolasi) hutan buatan jati
B
Bt
B1 B2
Bp
Keterangan:
B = bidang dasar lapngan hasil sampling
Bt = bidang dasar dalam tabel tabel tegakan (interpolasi) hutan buatan jati
B1 = bidang dasar petak ukur ke-1
B2 = bidang dasar petak ukur ke-2
Bp = bidang dasar petak ukur ke-p (petak ukur terakhir).
P = jumlah pu
C = luas PU
5. Volume
V = r2 t
Keterangan :
V = volume
r = radius/jari-jari pohon
t = tinggi
f = angka bentuk (0,8)
i
n
olume rata-rata per P
8. Ragam (Variance), S2 =
Luas P
i2 - i 2n
n-1
1-Nn
12. Volume rata-rata dan volume total hutan jati untuk tingkat kepercayaan
95% dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
a. Taksiran volume rata-rata tegakan per PU
P
t 2 S
1
Luas P
t 2 S )
51
t.S
100
52
kejelasan
dan
kepastian
hukum
di
lapangan,
berupa
tiga
komponen
kegiatan
di
atas,
yang
dilaksanakan
adalah
53
Kondisi pal batas yang berada dalam keadaan normal dan tidak normal dapat
dilihat pada Gambar 11.
54
berbuluh halus, warna hijau cerah, berbatang juvenil (tidak terlalu lunak dan
tidak terlalu keras), serta kuncup masih kaku dan berwarna coklat. Pemanenan
pucuk JPP dilakukan pada pagi (sampai dengan pukul 10.00) atau sore hari
(mulai pukul 15.00) untuk menghindari penguapan bahan stek yang
menyebabkan layu/kering. Pemanenan menggunakan gunting pangkas yang
tajam dan diusahakan dalam sekali iris bahan stek sudah terpotong. Pucuk yang
sudah dipanen dimasukkan ke dalam ember yang sudah berisi air dan dibawa
ke bedeng induksi akar.
55
56
57
di
bedeng
shading
area
merupakan
proses
58
Gambar 16. Kondisi bibit stek pucuk JPP di bedeng shading area.
f. Pemeliharaan di bedeng open area
Pemeliharaan di open area adalah tahap akhir penyeleksian bibit
untuk siap tanam. Hal-hal yang harus di perhatikan selama pemeliharaan di
open area adalah sebagai berikut : bibit langsung menerima pancaran sinar
matahari minimal selama dua bulan sebelum ditanam, bibit yang mati segera
dipisahkan, media bekas bibit yang mati tidak boleh digunakan/ditanami pucuk
yang baru karena ada kemungkinan media tersebut sudah terserang hama dan
penyakit. Kegiatan pemeliharaan di bedeng open area yaitu penyiraman,
pemupukan, pembersihan daun mati, gulma, dan pemupukan. Penyiraman
dilakukan tidak boleh terlalu lembab (secukupnya) untuk mencegah terjadinya
pembusukan akar. Membersihkan gulma yang tumbuh dalam polybag dan
gulma yang tumbuh di sekitar bedeng. Pembersihan gulma dilakukan agar
tidak terjadi perebutan unsur hara antara gulma dan stek pucuk JPP sehingga
bibit stek pucuk JPP dapat tumbuh baik. Pemupukan dilakukan setiap satu
bulan sekali menggunakan NPK cair dengan dosis 20 ml dicampur 10 liter air.
Pemeliharaan stek pucuk pucuk JPP di bedeng open area dapat dilihat pada
Gambar 17.
59
60
biasanya dijadikan sebagai tanaman pengisi. Hal ini dibuat dengan tujuan agar
pada saat pemanenan lahan tidak dalam keadaan kosong (masih terlihat seperti
hutan). Persyaratan areal persemaian antara lain mudah dijangkau, sumber air
(ketersediaan air) cukup, topografi relatif datar, tenaga kerja relatif mudah
diperoleh, terhindar dari penggembalaan dan terdapat saluran (drainase)
pembuangan air yang baik.
Kegiatan praktek yang dilakukan di persemaian kesambi adalah membuat
bedeng tabur. Setiap sisi bedeng tabur disanggah/ditopang dengan menggunakan
batu bata merah dengan ukuran 5 m x 1 m. Media yang digunakan untuk
pembuatan bedeng tabur adalah top soil, pasir, dan kompos (komposisi 3 : 2 : 1).
Kegiatan pembuatan bedeng tabur dapat dilihat pada Gambar 20.
yaitu pasir dan top soil (komposisi 3 : 2). Alat yang digunakan dalam kegiatan
praktek ini adalah gerobak, ember, dan skop. Benih yang telah disiapkan, dicuci
menggunaikan air bersih selanjutnya tabur di atas bedeng tabur secara merata.
Benih yang telah ditabur di tutup dengan menggunakan pasir setinggi 2 cm
kemudian disiram. Kegiatan pembuatan bedeng tabur dapat dilihat pada
Gambar 21.
63
64
keberlanjutan produksi daun kayu putih. Proses pemungutan daun kayu putih
dapat dilihat pada Gambar 23.
A = Pemangkasan ranting
B = Memisahkan daun dari ranting
C = Memasukkan daun kayu putih ke dalam karung untuk ditimbang
D = Menimbang bobot daun kayu putih yang telah dipenen.
65
66
tebangan.
Sebelum
kegiatan
penebangan
dilakukan,
harus
mempersiapkan surat perintah tebang yang berisi peta petak yang akan
dilaksanakan kegiatan penebangan. Selanjutnya, berdasarkan peta tersebut,
petak/anak petak dibagi menjadi beberapa blok dan menentukan arah rebah pohon
untuk memudahkan kegiatan penebangan serta mengantisipasi kerusakan kayu
pada saat roboh. Persiapan dalam kegiatan penebangan yaitu mempersiapkan alat
dan tenaga kerja (operator chainsaw dan tenaga pikul). Pelaksanaan kegiatan
tebangan yaitu meliputi; menebang pohon, membagi batang dalam beberapa
potongan, mengukur panjang dan diameter batang serta menulis data batang. Data
setiap batang dicatat atau diadministrasikan ke dalam blanko-blanko tertentu,
kemudian diangkut TPK untuk dilakukan pengujian. Proses kegiatan tebangan B1
jati dapat dilihat pada Gambar 25.
67
68
: Spermatophyta
Kelas
: Angiospermae
: Verbenales
Famili
: Verbeneceae
Genus
: Tectona
Species
2. Morfologi
Menurut Sulaksana & Dadang (2002) dalam Siregar (2008), secara
morfologis, tanaman jati memiliki tinggi yang dapat mencapai sekitar 30-45 m.
Dengan pangkasan, batang-batang bebas cabang dapat mencapai antara 15-20
meter. Diameter batang dapat mencapai 220 cm. Kulit kayu berwarna
kecoklatan atau abu-abu yang mudah terkelupas. Pangkal batang berakar papan
pendek dan bercabang sekitar empat daun berbentuk opposite (berbentuk
jantung yang bulat dan ujung meruncing), berukuran panjang 20-50 cm dan
lebar 15-40 cm, permukaannya berbulu. Daun muda (petiola) berwarna hijau
kecoklatan. Sedangkan daun tua ke abu-abuan.
69
70
71
a. Persiapan data
Persiapan data meliputi :
1).
2).
3).
4).
5).
Data agraria yang meliputi tukar menukar (tanah masuk dan tanah
keluar) ataupun penghapusan yang telah definitif berdasarkan Berita
Acara Tata Batas (BATB) maupun yang masih berupa Berita Acara
Tukar Menukar (BATM).
2).
3).
4).
Alat tulis menulis digunakan untuk menulis data pada tally sheet.
5).
6).
7).
8).
9).
72
12). GPS digunakan untuk menentukan titik ikat, titik koordinat PU, dan
melihat ketinggian tempat.
13). Tabel koreksi jarak datar digunakan untuk mengkonversi kemiringan
lapangan ke jarak datar.
14). Parang digunakan untuk merintis jalan dan membersihkan semaksemak yang masuk dalam PU.
15). Tali/tambang sepanjang 30 meter yang diberi tanda pada panjang : 25
m; 20 m; 17,8 m; 15 m; 11,28 m; 7,94 m digunakan untuk
menentukan panjang jarak dari suatu titik ke titik berikutnya.
16). Cat kayu warna hitam digunakan untuk menulis data pada pohon dan
memberi tanda pada pohon tepi dan pohon tengah.
17). Tally sheet dan blangko ekstrak digunakan untuk menulis data hasil
risalah.
18). Tabel luas bidang dasar digunakan untuk mengkonversi keliling
pohon ke bidang dasar.
19). Alat pelindung diri dan perlengkapan P3K digunakan untuk
melindungi diri dan mengobati luka apabila terjadi kecelakan.
c. Persiapan petugas risalah
Petugas risalah harus mempunyai kemampuan dalam melakukan kegiatan
risalah hutan. Petugas risalah dibantu oleh 3-5 orang pekerja.
d. Perencanaan petak ukur
1). Penentuan intensitas sampling
Intensitas sampling yang digunakan untuk risalah hutan jati kelas umur
III yaitu 1%. Luas areal hutan yang akan dirisalah yaitu 37,7 ha. Petak
ukur yang digunakan adalah petak ukur berbentuk lingkaran dengan jarijari 11,28 m dengan luas 0,04 ha atau 400 m2. Setiap 1 PU, mewakili
populasi seluas 4 ha.
2). Penentuan banyaknya petak ukur
Banyak petak ukur ditentukan dari besarnya IS yang telah ditentukan.
Luas areal yang akan dijadikan sampel adalah 0,377 ha atau 3770 m2.
Jadi jumlah petak ukur yang akan dibuat di lapangan adalah 9 buah PU.
73
74
KPH, untuk menilai/mengoreksi hasil risalah hutan. Hasil risalah yang telah
dibuat dalam bentuk draft ekstrak diserahkan kepada KPH untuk dikoreksi.
Hasil risalah hutan yang dianggap telah sesuai/tidak ada kesalahan akan
kembalikan kepada SPH. Hasil risalah hutan yang telah dikoreksi oleh KPH,
dikirim ke Biro Perencanaan untuk dikoreksi dan mendapat pengesahan.
Apabila telah sesuai, maka kepala Biro Perencanaan mengesahkan hasil risalah
hutan. Hasil tersebut dikembalikan kepada SPH guna penyusunan RPKH untuk
jangka pengelolaan hutan 10 tahun. Alur kegiatan risalah hutan dapat dilihat
pada Gambar 27.
SPH
KPH
BIRO PERENCANAAN
MULAI
Persiapan
Pengolahan Data
Perencanaan PU
Perhitungan DKN
Koordinasi
dengan KPH
Penentuan Kelas
Hutan
Pembuatan PU
di Lapangan
Pengukuran
SDH
Pisah/Gabung
Petak/Anak Petak
Penyusunan
Ekstraksi Risalah
Draft
Ekstrak
Koreksi
Pengisian tally
sheet
Sesuai
Koreksi
Penandaan
Pohon Data
Sesuai
Pengesahan
SELESAI
75
Ekstrak
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan kerja, atau usaha untuk mewujudkan tujuan dari
rencana yang telah dibuat/disusun. Pelaksanaan dalam kegiatan risalah hutan
jati yaitu :
a. Pembuatan petak ukur di lapangan
1). Sebelum melakukan risalah hutan, petugas berkoordinasi dengan
Asper/KBKPH dan KRPH tentang kegiatan risalah hutan dan melakukan
pencatatan kondisi hutan terkini berdasarkan laporan KRPH (Buku
Obor/Buku pegangan KRPH tentang kondisi hutan) kemudian dibuat
sketsa pada peta kerja dengan menggunakan pensil sebagai data
sementara.
2). Pembuatan PU di lapangan
Menentukan titik ikat yang dijadikan sebagai acuan membuat PU
pertama berupa pal batas, pal HM, maupun Pal petak, yang terpasang
secara benar, dan atau tanda-tanda alam yang tetap dan tergambar di peta.
Batas anak petak tidak dibenarkan digunakan sebagai titik ikat.
Menentukan azimuth dan jarak dari titik ikat ke PU pertama di atas peta
dengan busur derajat dan penggaris yang kemudian dikonversi menjadi
jarak lapangan.
Membuat tanda arah masuk (verklijker) menuju PU pertama pada pohon
terdekat dengan titik ikat mengguanakan cat yang membuat informasi
nomor petak, nomor PU, jarak (meter), dan azimuth (derajat). Pada
pohon verklijker dibuat gelangan dengan cat hitam selebar 10 cm pada
ketinggian 170 cm dari permukaan tanah. Apabila tidak dijumpai pohon,
maka verklijker dapat dibuat pada batu atau benda-benda permanen
lainnya.
Pembuatan PU pertama tidak selalu dimulai dari PU nomor 1 atau PU
pada RS (apabila digunakan tabel random).
Apabila titik as PU tidak tepat mengenai pohon, maka dibuat patok
setinggi 1,5 meter yang atasnya dicat warna hitam sepanjang 10 cm.
Pohon data dipilih yang terdekat dengan as PU yang kondisinya sehat
dan merupakan salah satu pohon peninggi.
76
77
Gambar 28. Pengukuran keliling pohon dan penomoran pohon jati yang masuk
dalam PU.
Keterangan : A = Pengukuran Keliling pohon
B = Penomoran pohon yang masuk dalam PU
78
170 cm dengan lebar 10 cm. Penulisan data pohon tengah dapat dilihat
pada Gambar 29.
Kerapatan
Bidang
Dasar
(KBD)
dengan
cara
79
7). Membuat ekstrak risalah hutan meliputi mutasi anak petak, luas,
umur, tahun tanam, DKN, KBD, kelas hutan dan keterangan penting
lainnya.
8). Menyalin peta hasil risalah ke dalam fotocopy peta skala 1:10.000
yang telah disiapkan sebagai bahan laporan perisalah. Peta baru hasil
risalah diisi dengan menggunakan tinta warna merah. Data lama
dicoret (tidak dihapus) serta data baru dituliskan. Hal-hal yang harus
dicatat sebagai kesan umum berupa data kualitatif tentang lapangan,
tanah, tegakan, tumbuhan bawah, hama dan penyakit, tingkat
kerawanan
hutan,
daerah
administratif
pemerintahan
(desa
(Tridax
80
3). Bonita
Bonita adalah kelas kemampuan tempat tumbuh dalam
memberikan hasil bagi suatu jenis tanaman tertentu. Berdasarkan hasil
risalah, bonita petak 292, anak petak 235a dan 235c masuk dalam kelas
bonita 3. Sedangkan hasil register tahun 1999, anak petak 235a dan 235c
masuk dalam bonita 3,5. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan
tanaman atau kemampuan tempat tumbuh menurun. Bonita petak 292
anak petak 235a, dan 235c dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 8. Bonita petak 292, anak petak 235a dan 235c
No
1
2
3
Petak/anak petak
293
235a
235c
Bonita
3
3
3
81
Jumlah pohon/ha
100
400
350
82
Tabel 10. Kepadatan Bidang Dasar petak 292, anak petak 235a dan
235c.
Kepadatan Bidang Dasar (m2)
0,113
0,93
1,08
Petak/anak petak
292
235a
235c
83
per ha kurang dari 160 pohon dan kepadatan bidang dasar lapangan
kurang dari KBD tabel (22,6 m2). Tanaman bertumbuhan kurang
adalah
lapangan-lapangan
yang
berisi
tanaman
jenis
kelas
Kelas hutan
TBK
KU III
KU III
84
Umur (tahun)
107
27
27
Jumlah pohon
1
1a
3
4
5
6
7
8
9
12
15
16
16
15
14
15
16
10
Rata-rata
),
dan
85
( / PU)
( / ha)
86
87
V. PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan
hasil
PKL
dapat
disimpulkan
bahwa
untuk
5.2. Saran
Kegiatan risalah hutan jati yang sudah berjalan beberapa periode ini
sudah bagus, perlu dipertahankan dan selanjutnya ditingkatkan lagi sehingga
data hasil risalah realisasinya dilapangan mendekati 100%.
88
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, D. 2006. Kajian Kelestarian Produksi Hasil Hutan Kayu Jati Di KPH
Jatirogo Perum Perhutani,Unit II Jatim. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Skripsi.
Benyamin. 2013. Modul Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Sub Bidang Persemaian.
Madiun. Perhutani.
Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Kehutanan, 1974. Surat Keputusan
Dirjen Kehutanan, No 143/KPTS/DJ/I/1974 tentang Peraturan Inventarisasi
Hutan Jati dan Peraturan Penyusunan Rencana Pengaturan Kelestarian
Hutan Khusus Perusahaan Tebang Habis. PHT 19 Seri Produksi 11.
Departemen Pertanaian. Jakarta.
Harbagung dan Imanuddin R. 2009. Penentuan Ukuran Optimal Petak Ukur
Permanen Untuk Hutan Tanaman Jati. Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam. Vol. VI No. 1: 57-68.
Iqbal Hasan. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Malamassam D. 2012. Membedah Potensi Hutan. IPB Press. Bogor
Martono Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nawardana H. 2008. Tebangan. Materi Pembelajaran Untuk Siswa Pendidikan
dan Penelitian Dasar Teknis Kehutanan (DDTK). Jakarta. Perum Perhutani.
Perhutani. 1995. Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Perencanaan.
Jakarta. Perum Perhutani.
Perhutani. 2010. Prosedur Kerja Inventarisasi Hutan. PK-SMPTH.01-004. Perum
Perhutani.
Perhutani. 2002. Petunjuk Teknis Inventarisasi Hutan. Malang. PT. Perhutani Unit
II Jawa Timur. Surabaya.
89
90
LAMPIRAN
91
Lampiran 2. Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Petak 292 PU1 dan PU 2.
No. Pohon
1
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah
Rata-rata
Keliling (Cm)
216
227
191
180
203
157
148
172
1494
186,75
Peninggi (M)
30
30,5
25,5
28,5
144,5
28,625
Keliling (Cm)
173
195
128
160
166
196
132
160
161
208
184
148
2011
167,58
92
Peninggi (M)
25
31
31
25
112
28
Lampiran 3. Rekapitulasi Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Petak 292
No
1
2
Jumlah
Rata-rata
Bidang Dasar
(m2)
0,283
0,228
0,511
0,256
Peninggi (m)
Jumlah Pohon
28,62
28
56,62
28,31
8
12
20
10
93
: 235
:
:
: 1
Volume
Total
(m3)
4
PNG
(m)
KWB
(KW)
5
23,5
23
22
23
91,5
22,9
Bentuk lapangan (topografi) : Lereng
Kemiringan lapangan
: Landai
Arah lereng
: Utara
Jenis tanah
: Margalit
Kedalaman tanah
: Dalam
Kesarangan tanah
: Sarang
Kemantapan tanah
: Mantap
Batuan tanah
: Agak
berbatu
Kandungan humus
: Berhumus
Kemasaman/pH
:
Keterangan :
a. Tingkat erosi
:
b. Tumbuhan bawah
: Sedang
Jenis
: otok,
kirinyuh, dan kacangan
c. Perawatan kelak
: Pertahankan
94
Lampiran 5. Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Petak 235 PU 1a.
Petak/anak petak
: 235
Luas baku
:
Kelas hutan (awal jangka) :
Nomor petak ukur
: 1a
No.
KLL
Bidang
Volume
Pohon (Cm)
Dasar
total (m3)
(m2)
1
2
3
4
1
85
0,057
2
75
0,045
3
65
0,034
4
69
0,038
5
55
0,024
6
79
0,050
7
61
0,030
8
76
0,046
9
60
0,029
10
76
0,046
11
75
0,045
12
65
0,034
13
57
0,026
14
63
0,032
15
40
0,013
Jumlah 1001
0,549
Rata66,73
0,40
rata
PNG
(m)
KWB
(KW)
5
19,5
21
20
20
80,5
20,1
95
: April 2009
:
: 20,1
:
: 1982
: 27
:
: Jati
:
:3x1
:
: baik
: rata
: murni
: Lereng
: Landai
: Utara
:
:
:
:
:
:
:
:
:
: Sedang
: Kirinyu dan otok
:
PNG
(m)
KWB
(KW)
5
21
21
19
19,5
80,5
20,1
96
: April 2009
:
: 20,1
:
: 1982
: 27
:
: Jati
:
:3x1
:
: baik
: rata
: murni
: Lereng
: Landai
: Barat
:
:
:
:
:
:
:
:
:
: Sedang
: Kirinyu dan otok
:
PNG
(m)
KWB
(KW)
5
20
19
19,5
19
77,5
19,4
97
: April 2009
:
: 19,4
:
: 1982
: 27
:
: Jati
:
:3x1
:
: baik
: rata
: murni
: Lereng
: Landai
: Utara
:
:
:
:
:
:
:
:
:
: Sedang
: Kirinyu
:
PNG
(m)
KWB
(KW)
19,5
19
21
21
80,5
20,1
98
: April 2009
:
: 20,1
:
: 1982
: 27
:
: Jati
:
:3x1
:
: baik
: rata
: murni
: dataran
: landai
: utara
:
:
:
:
:
:
:
:
:
: Sedang
: Kirinyu
:
PNG
(m)
KWB
(KW)
5
18
17,5
17,5
18,5
71,5
17,9
99
: April 2009
:
: 17,9
:
: 1982
: 27
:
: Jati
:
:3x1
:
: baik
: rata
: murni
Bentuk lapangan
: dataran
(Topografi)
Kemiringan lapangan : landai
Arah lereng
: barat
Jenis tanah
:
Warna tanah
:
Kedalaman tanah
:
Kesarangan tanah
:
Kemantapan tanah
:
Batuan tanah
:
Kandungan humus
:
Kemasaman/pH
:
Keterangan :
a. Tingkat erosi
:
b. Tumbuhan bawah : Sedang
Jenis
: Kirinyu,
rerumputan, dan kacangan
c. Perawatan kelak
:
Lampiran 10. Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Petak 235 PU 7.
Petak/anak petak
: 235
Luas baku
:
Ha.
Kelas hutan (awal jangka) :
Nomor petak ukur
:7
No.
KLL
Bidang
Volume
PNG
Pohon
(Cm)
Dasar
total (m3)
(m)
2
(m )
1
2
3
4
5
1
75
0,045
22
2
74
0,044
3
75
0,045
20,5
4
61
0,030
5
70
0,039
6
64
0,033
7
82
0,053
8
93
0,069
22,52
9
94
0,70
10
73
0,042
11
81
0,052
12
76
0,046
13
82
0,053
21,5
14
91
0,066
15
81
0,052
Jumlah
1172
0,739
86,5
Rata78,133
0,049
21,6
rata
100
KWB
(KW)
6
: April 2009
:
: 21,6
:
: 1982
: 27
:
: Jati
:
:3x1
:
: baik
: rata
: murni
: dataran
: landai
: utara
:
:
:
:
:
:
:
:
:
: Sedang
: Kirinyu, otok,
:
Lampiran 11. Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Petak 235 PU 8.
Petak/anak petak
: 235
Luas baku
:
Kelas hutan (awal jangka) :
Nomor petak ukur
:8
No.
KLL
Bidang
Volume
Pohon (Cm)
Dasar
total (m3)
(m2)
1
2
3
4
1
74
0,044
2
67
0,036
3
65
0,034
4
55
0,024
5
86
0,059
6
59
0,028
7
58
0,027
8
72
0,041
9
67
0,036
10
22
0,067
11
68
0,037
12
67
0,036
13
55
0,024
14
63
0,032
15
74
0,044
16
65
0,034
Jumlah 1087
0,603
Rata67,94
0,04
rata
PNG
(m)
KWB
(KW)
5
20,5
20
19
20,5
80
20
101
: April 2009
:
: 20
:
: 1982
: 27
:
: Jati
:
:3x1
:
: baik
: rata
: murni
: Lereng
: Landai
: Utara
:
:
:
:
:
:
:
:
:
: Sedang
: Kirinyu, rumput,
:
Lampiran 12. Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Petak 235 PU 9.
Petak/anak petak
: 235
Luas baku
:
Kelas hutan (awal jangka) :
Nomor petak ukur
:9
No.
KLL
Bidang
Volume
Pohon (Cm)
Dasar
total (m3)
(m2)
1
2
3
4
1
89
0,063
2
77
0,047
3
76
0,046
4
57
0,026
5
81
0,057
6
99
0,070
7
85
0,057
8
69
0,038
9
86
0,059
10
73
0,042
Jumlah
787
0,505
Rata78,7
0,050
rata
PNG
(m)
KWB
(KW)
5
21
21
22
19,5
83,5
20,9
102
: April 2009
:
: 20,9
:
: 1982
: 27
:
: Jati
:
:3x1
:
: baik
: rata
: murni
: Lereng
: Landai
: Utara
:
:
:
:
:
:
:
:
:
: Sedang
: kacangan
:
Lampiran 13. Rekapitulasi Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Anak Petak 235a.
Petak/anak petak
: 235a
Luas Baku
: 9,30 Ha.
Kelas Hutan (Awal jangka)
:
No. PU Jumlah Bidang
Volume
pohon/
Dasar
Total
2
PU
(m )
(m3)
1
2
3
4
3
16
0,505
4
16
0,512
Jumlah
32
1,017
Rata16
0,509
rata
PNG
(m)
KWB
(KW)
5
20,1
19,4
39,5
19,8
6
10%
12%
22%
11%
103
Lampiran 14. Rekapitulasi Tally Sheet Risalah Potensi Tegakan Jati Anak Petak 235c.
Petak/anak petak
: 235c
Luas Baku
: 26,0 Ha.
Kelas Hutan (Awal jangka)
:
No. PU Jumlah Bidang
Volume
pohon/
Dasar
Total
2
PU
(m )
(m3)
1
2
3
4
1
12
0,669
1a
15
0,549
5
15
0,612
6
14
0,464
7
15
0,739
8
16
0,603
9
10
0,5
Jumlah
97
4,136
Rata14
0,59
rata
PNG
(m)
KWB
(KW)
5
22,9
20,1
20,1
17,9
21,6
20
20,9
143,5
20,5
6
12
9
9
12
11
8
9
70
10
104
Lampiran 15. Perhitungan Jumlah Pohon Per Ha, Derajat Kesempurnaan Normal
Dan Kerapatan Bidang Dasar Petak 292 dan Petak 235.
1. Perhitungan Jumlah pohon per Ha, DKN dan KBD petak 292
N/Ha = 10 x 10 = 100 Pohon/Ha
DKN
KBD
100
0,625
160
0,256 10
22,6
2,56
22,6
= 0,113
2. Perhitungan Jumlah pohon per Ha, DKN dan KBD petak 235a
400
0,69
580
12,7
13,7
= 0,93
3. Perhitungan Jumlah pohon per Ha, DKN dan KBD petak 235c
N/Ha = 14 x 25 = 350 P/Ha
DKN
KBD
350
580
14,75
13,7
0,60
= 1,08
105
1a
12,3
8,9
8,1
7,9
9,8
6,6
12,8
9,6
8,5
i
n
84,5
12,3 8,
8,1 7,
,8 6,6 12,8
= 9,39 m3
olume P
Luas P
,3
0,04
= 234,75 m3
i2 - i 2n
n-1
826,37-7 3,36
-1
= 4,126
1-Nn =
2,031
x 1 = 0,677
106
400
,6 8,5
Lampiran (Lanjutan)
Volume rata-rata dan volume total hutan jati seluas 37,7 Ha untuk tingkat
kepercayaan 95% adalah sebagai berikut :
Taksiran volume rata-rata tegakan per PU
P
t 2 S
= 9,39 1,561
= (7,829) m3 (10,951) m3
1
0,04
( t 2 S )
= (195,725) m3 (273,755) m3
100
1,561
,3
x 100 %
= 16,6 %.
107