You are on page 1of 11

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

UNIT 3
MERANGKAI DAN MENGUJI SISTEM PENYEARAH GELOMBANG PENUH
DAN PENYEDIA DAYA TERKENDALI

Nama
NIM

: Ferinda Agnesia Simamora


: 15/384933/TK/43595

Kel/Hari : 12/Senin

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR


JURUSAN TE-TI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

II.Alat dan Bahan


Bahan :

Resistor 82K
Resistor 20
Resistor 4700
Resistor 1200
Resistor 5600 2 buah
Resistor 39K
Kapasiotr 47F
Kapasitor 1F 2 buah
Kapasitor 100nF
Transistor 9012(PNP)
Papan Breadboard
Multimeter
AFG (Beserta probe penghubung AFG)
CRO (Cathode Ray Oscilloscope) (Beserta probe penghubung CRO)
Papan PS445
Kabel jumper 10 Buah

III.Analisa Gambar Rangkaian


3.A.Gambar Rangkaian dan Daftar komponen

Analisa Rangkaian :
Pada rangkaian ini,disusun rangkaian dengan
Cin=Cout=1F,Ce=47F,Ra=82K,Rb=20K,Rc=4700,Re=1200,RL=39K
Dan pengukuran Hfe transistor dilakukan didapat hfe sebesar 344 untuk transistor PNP Fcs 9012

3.B.Pengujian Statis Penguat Tegangan Transistor (dengan Multimeter)

V
Vb

Vc

V
b
V

Analisa Rangkaian :
Berdasarkan konfigurasi penguat BJT rangkaian diatas merupakan rangkaian penguat Common
Emitter.Dapat kita lihat dari input yang berada pada terminal basis,dan hasil keluaran berada pada
terminal kolektor,sedangkan terminal emitter di groundkan.
Kapasitor input( Cin) berfungsi sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar kapasitor yaitu dapat dilalui
arus ac dan tidak dapat dilalui arus dc dapat dimanfaatkan untuk memisahkan 2 buah rangkaian yang
saling tidak berhubungan secara dc tetapi masih berhubungan secara ac(signal).Kapasitor out
berfungsi untuk memberikan sinyal output kepada beban/RL.Kapasitor yang berada pada terminal
emitter/CE disebut sebagai kapasitor bypass,artinya dikarenakan adanya kapasitor ini tegangan tidak
melewati hambatan Re sehingga tidak ada hubung singkat antara input dan ground.
Resistor yang berada pada penguat common emitter ini berfungsi untuk memberi hambatan agar
terjadi perbedaan tegangan antara kaki kaki transistor dimana tegangan pada kaki/terminal basis
relatif lebih kecil dari kaki lainnya.

Berdasarkan siklus konduksinya,rangkaian diatas merupakan rangkaian penguat kelas A,dikarenakan


hanya memiliki 1 transistor dan tidak memiliki komponen induktor,berbeda dengan transistor kelas B
yang mempunyai 2 transistor serta penguat kelas C yang memiliki induktor.
Penguat kelas A melkukan konduksi sepanjang siklus inputan,atau dapat disebut selama 360.
Memiliki efisiensi maksimum sebesar 25% - 50%. Sehingga dapat dikatakan bahwa penguat kelas A
ini tidak terlalu efisien. Efisiensi yang rendah dari penguat kelas A ini dikarenakan unsur penguatnya
diberi prategangan yang menyebabkan rangkaian penguat ini selalu menghantar meskipun tidak ada
masukan, transistor tetap bekerja pada daerah aktif dengan arus bias yang konstan, dan menyebabkan
terjadinya pembuangan daya.Penguat kelas A ini digunakan untuk daya yang sedang atau kecil
sebesar <10 watt. Jika digunakan untuk sinyal-sinyal kecil, rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga
dapat diterima.
Pada pengujian kali ini kita akan menghitung besaran tegangan pada 5 titik.Pada pengujian statis
ini,AFG belum dipasang,artinya frekuensi gelombang belum terpengaruh.Artinya tegangan disini
masih berupa tegangan Power Supply yang DC.
(1)Titik pertama yang kita akan ukur tegangannya adalah titik Vb yaitu pengukuran antara kaki basis
dengan ground.Secara manual Vb dapat dihitung menggunakan rumus

Vb=

Req
x Vcc
R 1+ Req

(2)Titik kedua yang akan kita ukur tegangannya adalah Vbe yaitu tegangan antara kaki basis dengan
emitor.Secara manual

Vbe=VbVe
(atau dapat secara langsung ditentukan bahwa Vbe transistor silikon adalah 0,7)
(3)Titik ketiga yang kita ukur tegangannya adalah Ve yaitu tegangan antara kaki emittor dengan
ground.Secara manual dapat dihitung menggunakan Rumus

Ve=Vb0,7

(4)Titik keempat yang kita ukur tegangannya adalah Vce yaitu tegangan antara kaki kolektor dengan
kaki emittor.Secara manual dapat dihitung dengan

Vce=VccIc (Rc + )
(5) Titik ke 5 yang kita ukur tegangannya adalah Vc adalah antara kaki kolektor dengan
ground.Secara manual dapat dihitung dengan

Vc=VccIcxRc
3. .C Pengujian Tegangan Output dan Tegangan Input Maksimum (Frek.1000Hz)

Analisa Rangkaian :
Rangkaian untuk pengujian tegangan output dan tegangan Input maksimum ini masih memiakai
rangkaian yang dipakai pada percobaan pengujian statis sebelumnya.Hanya saja sudah ditambahi
oleh pemasangan AFG(Audio Frequency Generator)
dan
CRO(cathode
Ray
oscilloscope).Frequency AFG di set pada 1000Hz.Fungsi pemakaian CRO adalah agar kita dapat
bagaimana tampilan gelombang sinyal input dan output serta dimana nilainya akan
terdistorsi.Untuk melihat dinilai mana dia akan terdistorsi kita dapat mengatur Amplitudo sinyal
dengan AFG.

Distorsi pada penguat kelas A yang paling menonjol adalah distorsi saturasi. Distorsi ini terjadi
ketika isinyal input sangat besar sehingga tegangan kolektor-emitor transistor mencapai nilai
tegangan saturasi dan tegangan output sudah mendekati tegangan catu dayanya.
Nilai yang akan kita tinjau pada percobaan ini adalah Vout maks dan Vin maks.Vout maks adalah
nilai dimana vout jika digeser lagi maka bentuknya akan terdistorsi(dalam hal ini puncak tampak
terpotong),jadi vout maks adalah amplitudo yang dicapai sebelum puncak tersebut
rusak/terdistorsi.Begitu juga vin maks adalah gelombang input maksimal amplitudonya sebelum
bentuk puncaknya terpotong.Berikut adalah bagaimana tampilan dari tegangan yang terdistorsi

Setelah kita mengetahui berapa Vin maksimum dan Vout maksimumnya kita dapat menentukan
Gain(A) dari rangkaian ini dengan membandingkan sinyal keluaran dengan sinyal masukan.

3.D.Pengujian Tanggapan Frekuensi Penguat Tegangan


Analisa Rangkaian:
Rangkaian masih sama seperti rangkaian Output dan Input maksimum,namun kali ini frekuensi
AFG diubah ubah sesuai dengan tabel percobaan.Kemudian kita melihat perubahan antar vout
dan perubahan antar vin,serta perbandingan keduanya (gainnya).
Adanya pola perubahan vout dan vin ini disebabkan apa yang disebut dengan respon
frekuensi/tanggapan frekuensi.Respon frekuensi ini ditentukan oleh sifat penguat yang
mempunyai keterbatasan dalam melewatkan frekuensi sumber.Penjelasan lebih lengkap akan
dijelaskan dalam bagian analisa dari hasil.

3. E.Pengujian Impedansi Input (Frekuensi AFG 100Hz)

Rs

Analisa

Gambar:

Pada pengujian kali ini masih menggunakan rangkaian penguat kelas A seperti sebelumnya,tetapi
dilakukan penambahan hambatan input (Rs=5600) yang dipasang secara seri dengan Cin.Frekuensi
AFG diatur pada frekuensi 100Hz.
Pengujian ini dilakukan 2 kali,pertama kita masih memasang hambatan beban/load,kemudian kita
menghitung bagaimana tegangan pada vs (v source) serta bagaimana tegangan input (vin).Percobaan
kedua kita melepas load (RL) dari rangkaian,kemudian menghitung vs dan vin nya lagi.Akan terjadi
hubungan antar vs dan vin sebelum dipasang/dilepas Rlnya, serta bagaimana hubungan antara vs dan
vin itu sendiri setelah penambahan Rs.
Kita dapat menentukan bagaimana impedansi input (antara berbeban dengan tanpa beban) setelah
mengetahui nilai vs dan vin.

Zin=

Vin x Rs
VsVin

Penguat yang ideal adalah penguat yang membuat Zin relatif lebih besar daripada Rs nya
(lebih baik lagi jika mendekati ).

3. F.Pengujian Impedansi Output (Frekuensi AFG 1000Hz)

Analisa Gambar :
Rangkaian masih merupakan rangkaian penguat kelas A seperti pada percobaan sebelumnya.Dengan
sumber tegangan AC yang dibangkitkan oleh AFG kita akan mengukur berapa peak to peak
outputnya.Setelah kita mengetahui berapa tegangan outputnya,kita memasang komponen tambahan
yaitu potensiometer.Guna potensiometer pada rangkaian ini adalah sebagai hambatan output,yang
akan berpengaruh pada vout rangkaian ini.Potensio akan kita putar untuk mendapatkan nilai tegangan
output sekarang menjadi setengah kali dari vout sebelumnya.Lalu kita akan melihat hubungannya
dengan ZL/impedansi output yang terukur.
Penguat yang ideal adalah penguat yang memiliki ZL/ relative lebih kecil dari RL nya(lebih
baik lagi jika mendekati 0,sekecil-kecilnya)

IV.Hasil Pengujian
4.A.Gambar Rangkaian dan Daftar komponen
Hfe () Transistor Fcs 9012 (PNP)

344

4.B.Pengujian Statis Penguat Tegangan Transistor (dengan Multimeter)


Vb
Vbe
Ve
Vce
Vc
VCC

1,43 Volt
0,59 Volt
0,78 Volt
3,5 Volt
4,3 Volt
0 Volt

4.C Pengujian Tegangan Output dan Tegangan Input Maksimum (Frek.1000Hz)


Voutput Mak
V input Mak.

3,4 Vpp
5,36 Vpp

4.D.Pengujian Tanggapan Frekuensi Penguat Tegangan


No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Frekuensi AFG
Hz

Voutput Mak.
Vpp

V Input Mak
Vpp

300
500
1000
3000
5000
10000
15000
25000
50000
100000
250000
500000
700000

5,64 V
5,72 V
5,92 V
6,32 V
6,4 V
6,48 V
6,56 V
6,48 V
6,40V
6,32 V
6,24 V
6,20 V
5,96 V

5,8 V
6V
6,18 V
6,48 V
6,54 V
6,6 V
6,68 V
6,54 V
6,50 V
6,44 V
6,4 V
6,28 V
6,12 V

Vout
Vin
0,972
0,953
0,958
0,975
0,979
0,981
0,982
0,990
0,985
0,981
0,975
0,987
0,973

4.E.Pengujian Impedansi Input (Frekuensi AFG 100Hz)


Pengujian
Vs (Vpp)
V In (Vpp)
Z In

Dengan RL
3,36 V
2,04 V
8654

Tanpa RL
3,28 V
2,04 V
9212

4.F.Pengujian Impedansi Output (Frekuensi AFG 1000Hz)


Vout (sebelum dipasang potensio)
Vout (setelah dipasang potensio)
ZL (impedansi output)

7 Vpp
3,52 Vpp
1,4K

4.G.Pengujian bentuk gelombang Osilator geser Fasa (Dengan CRO)


Vcc Mak
Vcc Min

5,6 Volt
1 Volt

4.H.Pengujian Gelombang Osilator Geser Fase


V Out 1

1 V Vpp

20 Log AV
dB
-0.242
-0,415
-0,373
-0,217
-0,188
-0,160
-0,157
-0,080
-0,135
-0,163
-0,220
-0,111
-0,230

V Out 2
V Out 3
V Out 4

2 V Vpp
0,5 V Vpp
0,3 V Vpp

4.I.Pengujian Lissajous
No
1

Gambar

Y:X
Osilator : AFG

Frekuensi AFG

1:1

80 Hz

1:2

160 Hz

3:2

53 Hz

3:1

33 Hz

2.

3.

4.

You might also like