Professional Documents
Culture Documents
Laporan pendahuluan
flu bururng
(avian influenza)
Oleh:
Ni Putu Hira Agustini Mahardani
C1113138
IV D Keperawatan
Definisi
Epidemiologi
Secara kumulatif jumlah penderita FB di
Indonesia sejak akhir Juni 2005 - akhir
Desember 2008 adalah sebanyak 2141 orang
dan 115 orang diantaranya meninggal dengan
angka kematian (CFR) 81.56%. Pada tahun
2005 (Juni-Desember) ditemukan penderita
konfirmasi FB sebanyak 20 orang, tahun 2006
sebanyak 55 orang, tahun 2007 sebanyak 42
orang dan tahun 2008 sebanyak 24 orang.
Sebagian besar kasus berasal dari Jawa dan
Sumatera. Provinsi terbanyak yang terjangkit
penyakit ini adalah Jawa Barat, DKI Jakarta,
dan Banten. Penyakitini sudah berjangkit di
11 Provinsi dan 37 kabupaten kota.
etiologi
Virus flu burung termasuk dalam genus influenza dan
merupakan anggota keluarga Orthomyxoviridae. Virus
influenza terdiri dari beberapa tipe antara lain A, B dan C.
Virus influenza tipe A dapat menyebabkan Flu Burung
(H5N1), yang dapat menyerang manusia dan hewan, gejala
ringan sampai berat, mudah menular dan dapat
menyebabkan pandemi. Virus influenza A ini dapat
menyebabkan pandemic karena mudahnya mereka
bermutasi, baik berupa antigenic drift ataupun antigenic
shift sehingga membentuk varian-varian baru yang lebih
pathogen. Virus influenza tipe B dapat menyerang manusia
tetapi gejala ringan sampai sedang. Pada permukaan virus
terdapat 2 glikoprotein, yaitu hemaglutinin (H) dan
neuroaminidase (N) yang menentukan subtipe virus
influenza A. Hingga saat ini telah ditemukan H1 sampai
H16 dan N1 sampai N9. Virus influenza tipe C mempunyai
gejala yang ringan dan jarang ditemukan pada manusia.
patofisiologi
Pathway
ILI
Manifestasi klinis
Penderita
klasifikasi
Pada Manusia:
demam
Pada Unggas:
jenggernya
berwarna biru
borok di kaki
kematian mendadak dan sangat
tinggi jumlahnya mendekati
100%
dalam waktu 2 hari,
maksimal 1 minggu
adanya cairan pada mata dan
hidung
keluar cairan jernih sampai
kental dari rongga mulut
diare
haus berlebihan dan cangkang
telur lembek
masa inkubasi sekitar seminggu
(suhu badan
diatas 380 C)
batuk dan nyeri
tenggorokan
radang saluran
pernafasan atas
pneumonia
infeksi mata
nyeri dada
muntah,
Tanda
dan gejala
diare
anoreksia
Meningitis
komplikasi
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Lanjutan
Uji
Serologi:
Peningkatan >4 kali lipat titer antibodi netralisasi
untuk H5N1 dari spesimen konvalesen
dibandingkan dengan spesimen akut ( diambil <7
hari setelah awitan gejala penyakit), dan titer
antibodi netralisasi konvalesen harus pula >1/80
Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 >1/80 pada
spesimen serum yang diambil pada hari ke >14
setelah awitan (onset penyakit) disertai hasil positif
uji serologi lain, misalnya titer HI sel darah merah
kuda >1/160 atau western blot spesifik H5 positif.
Uji penapisan:
Rapid test untuk mendeteksi Influensa A.
ELISA untuk mendeteksi H5N1.
2. Pemeriksaan Hematologi
Hemoglobin,
Albumin,
Lanjutan
4. Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan
Pada
Lanjutan
1. Pengobatan
Dapat bersifat simptomatik sesuai gejala
yang ada; jika batuk dapat diberi obat
batuk dan jika sesak dapat diberi
bronkodilator. Pasien juga harus
mendapat terapi suportif, makanan yang
baik dan bergizi, jika perlu diinfus dan
istirahat cukup. Secara umum daya tahan
tubuh pasien haruslah ditingkatkan.
Penatalaksanaan
Selain itu dapat pula diberikan obat anti virus. Ada 2 jenis
yang tersedia : kelompok M2 inhibitors yaitu amantadine
dan rimantadine serta kelompok dari neuraminidase
inhibitors yaitu oseltamivir dan zanimivir. Amantadine dan
rimantadine diberikan pada awal penyakit, 48 jam pertama
selama 3-5 hari, dengan dosis 5 mg/kg bb./ hari, dibagi 2
dosis, artinya, jika penderita memiliki 30 kg, maka
diberikan amantadine dan rimantidine sebanyak 30 x 5 gr
= 150 gr, yang dosisnya dibagi menjadi 2 kali sehari,
mejadi 75 gr per 12 jam. Jika berat badan lebih dari 45 kg
diberikan 100 mg 2 kali sehari. Sedangkan oseltamivir
diberikan 75 mg, 1 kali sehari selama 1 minggu.
2. Pencegahan
2. Masyarakat
Menjaga daya tahan tubuh dengan makan
makanan bergizi dan istirahat cukup.
Tidak mengimpor daging ayam dari
tempat yang diduga terkena wabah avian
flu
Mengolah unggas dengan cara yang
benar, yaitu:
Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala
penyakit di tubuhnya).
Memasak daging ayam sampai dengan suhu 80C
selama 1 menit dan telur sampai dengan suhu
64C selama 5 menit.
ANY QUESTION???
OM SANTIH, SANTIH,
SANTIH OM