Professional Documents
Culture Documents
A.
B.
C.
D.
A. Uraian Materi
1. Teori Keseimbangan Pasar
Adalah tingkat harga maupun jumlah barang yang diminta dalam keadaan
seimbang dimana tidak ada kekuatan/kecenderungan untuk berubah. Harga
equilibrium adalah harga yang terjadi pada saat jumlah yang diminta sama
dengan jumlah barang yang ditawarkan. Pada harga berapapun di bawah harga
equilibrium maka akan menyebabkan kelebihan permintaan, sedangkan bila
harga terjadi di atas harga equilibrium maka akan terjadi kelebihan penawaran.
Berikut ini adalah tabel yang merupakan gabungan antara skedul permintaan
dan penawaran. Pada tabel ini terjadi titik keseimbangan pada saat harga
setinggi Rp. 4 juta dan kuantitas barang sebanyak 100 unit.
Tabel 1. Gabungan antara skedul permintaan dan penawaran
Titik
Harga Jumlah
Jumlah barang
Sifat interaksi
(Juta) barang yang
yang ditawarkan
diminta (unit) (unit)
A
1
180
0
ED
B
2
160
40
ED
C
3
140
80
ED
D
4
120
120
EQ
E
5
100
160
ES
F
6
80
200
ES
G
7
60
240
ES
H
8
40
280
ES
I
9
20
320
ES
J
10
0
360
ES
ES = Excess Supply (kelebihan penawaran)
ED = Excess Demand (kelebihan permintaan)
EQ = Equilibrium (keseimbangan)
Tabel di atas menunjukkan bahwa titik equilibrium terjadi pada titik D dimana harga
(P) sebesar Rp. 4 juta dan jumlah barang (Q) sebesar 120 unit.Untuk mencari titik
equilibrium, dapat juga dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip matematika
sederhana berikut:
MODUL
MODUL
6
1
PengantarEkonomiPertanian
Brawijaya
2016
2 | Page
PengantarEkonomiPertanian
Brawijaya
2016
Hukum-hukum permintaan dan penawaran yang terdapat pada tabel di atas dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Apabila jumlah permintaan meningkat akan menyebabkan jumlah barang menjadi
berkurang sehingga para pembeli berani membeli dengan harga yang lebih tinggi.
Harga yang lebih tinggi ini merangsang produsen untuk memproduksi komoditi
tersebut lebih banyak. Hal tersebut akan meningkatkan harga maupun jumlah
equilibrium.
b. Apabila jumlah permintaan menurun maka persediaan barang menjadi berlimpah
sehingga harga turun. Harga yang rendah menyebabkan produsen enggan memproduksi
barang tersebut sehingga jumlah produk di pasaran berkurang. Pada posisi
keseimbangan yang baru baik harga maupun jumlah barang sama-sama menurun.
c. Kenaikan jumlah penawaran menyebabkan harga turun. Penurunan harga ini
merangsang konsumen untuk membeli barang tersebut. Oleh sebab itu ekuilibrium
yang baru terjadi pada harga yang lebih rendah sedangkan jumlah barang meningkat
daripada sebelumnya. Turunnya penawaran menyebabkan harga menjadi lebih tinggi.
Dampak dari kenaikan harga tersebut menyebabkan jumlah barang yang diminta
berkurang. Sehingga equilibrium yang baru terjadi pada harga yang lebih tinggi
sedangkan jumlah barang lebih rendah.
3 | Page
PengantarEkonomiPertanian
Brawijaya
2016
3. Teori Cobweb
Teori CobWeb paling sesuai dalam hal barang yang tidak dapat disimpan.
Gelombang produksi sejenis CobWeb juga dipengaruhi lamanya periode produksi.
Jenis barang yang memerlukan suatu periode produksi yang pendek, dimana produsen
dengan cepat keluar dan masuk produksi biasanya mengalami gelombang produksi dan
harga yang lebih tinggi daripada jenis barang yang mempunyai periode produksi yang
panjang (Bishop dan Toussaint, 1979).
Teori Cobweb menjelaskan siklus harga dan produksi yang berubah dalam
jangka waktu tertentu. Kasus Cobweb dapat dibagi menjadi 3 (Mubyarto, 1989: 162)
yaitu :
a. Siklus yang mengarah pada fluktuasi yang jaraknya cenderung tetap.
b. Siklus yang mengarah pada titik keseimbangan.
c. Siklus yang mengarah pada flukstuasi dengan jarak yang semakin besar.
Asumsi yang digunakan dalam Teori Cobweb adalah:
a. Pasar persaingan sempurna, dimana penawaran ditentukan oleh reaksi produsen
terhadap harga. Harga dianggap tidak berubah oleh produsen dan jumlah produksi
tidak mempengaruhi pasar.
b. Periode produksi membutuhkan waktu yang tidak singkat sehingga tidak dapat
langsung bereaksi terhadap harga.
c. Harga ditentukan oleh jumlah barang yang datang di pasar dan harga terus berubah
menyesuaikan diri.
4 | Page
PengantarEkonomiPertanian
Brawijaya
2016
Keterangan :
P1 = harga pertama
P2 = harga kedua
P* = harga keseimbangan
Q1 = jumlah ouput pertama
Q2 = jumlah output kedua 30
Q* = jumlah output keseimbangan
D = kurva permintaan
S = kurva penawaran
Pada Gambar diatas untuk kasus I mula-mula harga keseimbangan pada P* dan
jumlah barang keseimbangan Q*, jika tiba-tiba jumlah penawaran turun akibat wabah
penyakit, bencana alam dan lain-lain maka harga akan meningkat menjadi P1. Pada harga
yang lebih tinggi produsen berusaha meningkat produksinya ke Q2 dan akibatnya harga
turun ke P2. Penurunan harga direspon oleh produsen dan dengan mengurangi produksi
sehingga siklus ini terus berputar. Pada kasus II haga keseimbangan mula-mula pada P*
dan jumlah keseimbangan Q*, kemudian harga meningkat ke P1 maka produksi diperbesar
tetapi tidak sebesar kasus I. Hal tersebut mengakibatkan harga turun tetapi tidak sebesar
penurunan harga pada kasus I. Kurva penawaran kasus I lebih elastis dibandingkan kurva
5 | Page
PengantarEkonomiPertanian
Brawijaya
2016
penawaran kasus II sehingga fluktuasi harga lebih besar pada kasus I. Pada kasus III kurva
penawaran sangat elastis maka peningkatan produksi sebagai reaksi peningkatan harga
relatif semakin membesar.
Secara lebih tegas dapat dikatakan bahwa dalam kasus I (elastisitas
permintaan=elastisitas penawaran), kasus II
penawaran), kasus III < (elastisitas permintaan < elastisitas penawaran), atau dengan
perkataan lain dapat dikatakan bahwa siklus akan menjadi stabil bila angka elastisitas
permintaan sama dengan elastisitas penawaran, menyatu (converge) bila lebih besar dan
meledak (explode) bila lebih kecil.
Walaupun ketiga kasus Cobweb Theorem ini mungkin sukar ditemukan dalam
praktek namun perilaku dan reaksi petani pada umumnya termasuk di Indonesia memang
serupa itu. Kalau harga suatu komoditas pertanian naik maka petani menjadi terlalu optimis
maka petani serentak menanam komoditas tersebut dengan harapan harga akan terus naik.
Namun pada saat panen serentak ternyata harga jatuh, semua menderita kerugian dan tidak
akan menanam pada musim berikutnya. Dan ini mengakibatkan harganya naik tinggi sekali
musim berikutnya karena jumlah produksi sangat sedikit (Mubyarto, 1989)
B. Tujuan Tutorial/Praktikum
Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk :
1. Memahami keseimbangan pasar dan teori cobweb
2. Menganalisis gabungan antara skedul permintaan dan penawaran sehingga
membentuk keseimbangan pasar.
3. Menjelaskan siklus harga dan produksi yang berubah dalam jangka waktu tertentu
dalam teori cobweb.
C. Pelaksanaan Tutorial/Praktikum
1. Praktikan telah memiliki Modul 6 tiga hari sebelum pelaksanaan tutorial/praktikum.
2. Praktikan melakukan pre-test sebelum tutorial/praktikum dimulai. Pre-test terdiri
dari maksimal 5 pertanyaan berkaitan dengan pemahaman konsep di bab yang akan
dipraktikumkan.
3. Praktikan wajib mendapatkan nilai lebih dari 70 untuk dapat mengikuti
tutorial/praktikum ini. Jika nilai pre-test di bawah nilai yang disyaratkan maka
praktikan tidak diijinkan mengikuti praktikum dan wajib mengulang pre-test. Jika
setelah dua kali tidak lulus pre-test maka praktikan mendapat tugas tambahan
ditentukan oleh asistent dengan nilai tugas maksimal 70.
4. Asisten menjelaskan kembali materi pada Modul 6 kepada praktikan.
6 | Page
PengantarEkonomiPertanian
Brawijaya
2016
DAFTAR PUSTAKA
7 | Page
PengantarEkonomiPertanian
Brawijaya
2016
PRAKTIKUM
PRAKTIKUMVV
Tanggal
Tanggal
: :
NamaPraktikan
Nama Praktikan : :
NIM
NIM
: :
Kelas
Kelas
: :
Nilai
Nilai
NamaAsisten
NamaAsisten
: :
8 | Page
: :
TandaTangan
TandaTangan
::