You are on page 1of 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
II.1.1 Pengadukan (Agitation) dan Pencampuran (Mixing)
Banyak proses-proses operasi bergantung pada keberhasilan dalam proses
pengadukan (agitation) dan pencampuran (mixing) fluida. Agitasi dan mixing tidaklah
sama. Agitasi berarti pemaksaan timbulnya gerakan dari material dalam cara yang spesifik,
biasanya dalam pola sirkulasi dalam sebuah tangki. Mixing adalah distribusi secara acak
dari dua fase atau lebih yang terpisah antara satu dengan yang lain. Istilahmixing
diaplikasikan untuk bermacam-macam operasi yang memiliki perbedaan secara jelas pada
derajat homogenitas material yang bercampur. Meninjau satu kasus, dua jenis gas yang
terbawa secara bersama dan tercampur sepenuhnya dan kasus kedua, pasir, kerikil, semen
dan air dijatuhkan kedalam sebuah drum yang berputar selama selang waktu yang cukup
lama. Dalam kedua kasus ini, produk akhirnya dapat dikatakan sebagai campuran. Produk
tersebut tentunya masih belum homogen. Contoh campuran gas bahkan sangat sedikit
contohnya yang memiliki komposisi yang sama (McCabe,et all, 1993).
Tujuan dari proses mixing sendiri adalah untuk menghasilkan keseragaman statis
ataupun dinamis pada sistem multi fase, memfasilitasi perpindahanmassa atau energi di
antara bagian bagian dari sistem yang tidak seragam, menunjukkan perubahan fasa pada
sistem multi komponen dengan atau tanpa perubahan komposisi. Sedangkan faktor - faktor
yang mempengaruhi proses pengadukan dan pencampuran (prosesmixing) diantaranya
ialah jenis pengaduk, kecepatan putar dari pengaduk(impeller), ukuran serta perbandingan
(proporsi) tangki, sekat atau baffle dan agitator serta karakteistik dari fluida yang di
mixing. Masih banyak permasalahan yang belum terselesaikan yang berhubungan dengan
apa yang terjadi pada skala partikel dalam proses pengadukan dan penvampuran.
Contohnya dalam hal perpindahan massa dan panas, beban mekanis pada partikel hasil dari
benturan partikel dengan partikel dan partikel dengan pengaduk serta bagaimana adanya
partikel, dapat mempengaruhi pola aliran secara lokal dan global pada tangki seperti
struktur pusaran yang terjadi disekitar pengaduk, kebutuhan tenaga untuk proses
pengadukan dan pencampuran, sirkulasi dan waktu pencampuran makro ( macro mxing
time ) serta distribusi kuantitas turbulen (Fachruddin, 2011).
Menurut Geankoplis (1993), ada beberapa tujuan lain dari pengadukan fluida,
diantaranya adalah :
1.
Mencampur dua liquid yang saling larut (miscible),
misalnya :etil alkohol dan air.
2.
Melarutkan solid kedalam liquid, misalnya garam
kedalam air.
3.
Mendispersi gas dalam liquid dalam bentuk gelembung
kecil, seperti oksigen dari air kedalam suspense mikroorganisme untuk fermentasi atau
untuk proses pengaktifan lumpur pada waste-treatment.

II-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


4.

Mensuspensi partikel solid kedalam suatu liquid, seperti


dalam katalis hidrogenasi liquid dimana partikel katalisator padat dan gelembung
hidrogen didispersikan kedalam liquid tersebut.
5.
Pengadukan pada fluida bertujuan untuk meningkatkan
perpindahan panas antara fluida dengan koil atau jaket dalam dinding tangki.
Prinsip kerja tangki pengaduk adalah mengubah energi mekanis motor yang
memutar shaft impeller menjadi energi kinetik aliran fluida dalam tangki berpengaduk.
Energi kinetik tersebut menimbulkan sirkulasi aliran fluida di ujung blade impeller
sehingga terjadi proses pencampuran. Dilihat dari jenis fluidanya, pencampuran dapat
dibagi menjadi dua jenis yaitu pencampuran single phase dan pencampuran multi phase.
Dimana untuk pencampuran single phase meliputi fasa cair-cair, padat-padat, atau gas-gas.
Untuk pencampuran multiphase meliputi fasa cair - padat, cair-gas, cair-gas-solid, ataupun
cair-gas-gas. Suspensi padat - cair yang diaduk secara turbulen banyak ditemukan secara
luas pada proses industri. Contohnya pada reaktor slurry katalis dimana partikel solid yang
membawa material katalis disuspensikan pada aliran turbulen yang dihasilkan oleh
impeller. Aliran fluida turbulen menjaga partikel tetap tersuspensi, dan meningkatkan
transfer massa dan panas antara solid dan liquid, dengan demikian memungkinkan terjadi
reaksi pada zat kimia yang terkandung dalam fase liquid. Tangki berpengaduk untuk
aplikasi suspensi solid telah dikembangkan secara tradisional dengan menggunakan justsuspended impeller rotational speed (Njs). Just-suspended speed merupakan kecepatan
putar impeller minimal yang dibutuhkan untuk mengangkat semua partikel solid dari dasar
tangki minimal 1 detik (Gustiayu, 2012).
II.1.2 Peralatan Pengadukan

Gambar II.1.2.1 Tipe tangki untuk proses pengadukan (Sumber : Gustiayu,2012).


Secara umum liquid diaduk dalam beberapa jenis tangki atau vessel, biasanya
berbentuk silinder dan dengan sebuah sumbu vertical. Tangki dapat dalam kondisi tertutup
LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA
DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA

II-2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


atau terbuka dengan udara. Proporsi tangki sangat bervariasi, tergantung pada sifat dari
masalah pengadukan. Desain tangki standar seperti ditunjukkan pada Gambar II.1.2.1
dapat diaplikasikan dalam berbagai situasi. Dasar tangki berbentuk bulat, tidak datar, untuk
menghapuskan sudut yang tajam kedaerah dalam dimana aliran fluida tidak dapat
menembusnya. Kedalaman fluida diperkirakan sama dengan diameter tangki. Sebuah
impeller dipasang pada shaft yang menjulur, shaft disokong dari atas. Shaft ini digerakkan
oleh sebuah motor, terkadang dihubungkan secara langsung dengan shaft tetapi lebih
sering menghubungkannya dengan speed-reducinggearbox. Perangkat tambahan biasanya
meliputi pipa masuk dan pipa keluar, coil, jacket dan lubang untuk thermometer atau
peralatan pengukurann temperatur yang lain (McCabe,et all, 1993).
a. Impeller
Impeller dibagi kedalam dua kelas yaitu impeller yang menghasilkan aliran
paralel dengan sumbu impeller shaft dan yang menghasilkan aliran dalam arah
tangensial atau radial. Yang pertama disebut axial-flow impeller dan yang kedua
disebut radial-flow impeller. Tiga tipe utama dari impeller adalah propeller, paddle
dan turbin. Setiap tipe meliputi banyak variasi dan subtipe. Impeller khusus yang lain
juga berguna dalam kondisi tertentu tetapi tiga tipe utama tersebut menyelesaikan 95
persen masalah pada pengadukan liquid (McCabe,et all, 1993).
Menurut Ulrich (1993) ada dua macam impeller pengaduk, yaitu :
(1) Axial flow impeller, membangkitkan arus sejajar dengan sumbu poros impeller.

Gambar II.1.2.2 Axial flow impeller (Sumber : Ulrich, 1993)


(2)Radial flow impeller, yang membangkitkan arus pada arah tangensial atau radial.

Gambar II.1.2.3 Radial flow impeller (Sumber : Ulrich, 1993)


Menurut Purwanto (2008), ada beberapa jenis impeller, diantaranya sebagai berikut :
a. Baling
LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA
DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA

II-3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


b.
c.

Turbin
Disk turbin

Gambar II.1.2.4 Mixing Impeller (Sumber : Purwanto, 2008)


b.

Propeller
Propeller merupakan impeller aliran aksial yang berkecepatan tinggi untuk zat
cair yang memiliki viskositas rendah.Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan
motor penuh, yaitu 1150 atau 1750 putaran/menit,sedang propeller besar berputar pada
400-800 putaran/menit. Arus yang meninggalkan propellermengalir melalui zat cair
menurut arah tertentu sampai dibelokkan oleh lantai atau dinding bejana.Jenis
propelleryang paling banyak dipakai adalah propeller kapal berdaun tiga, sedang
propeller berdaun empat, bergigi, atau dengan rancang lain yang digunakan untuk
tujuan-tujuan khusus. Selain itu, kadangdua atau lebih propeller dipasang pada satu
poros, biasanya dengan arah putaran yang sama. Namun bisa juga dipasang dengan
arah yang berlawanan, atau secara tolak/tarik sehingga menciptakan zona fluida yang
sangat turbulen di antara kedua propeller tersebut (Purwanto, 2008).
c. Paddle
Untuk tugas-tugas sederhana, impeller yang terdiri dari beberapa dayung datar
yang berputar padaporos vertikal, merupakan pengaduk yang cukup efektif. Desain
daun-daunnya dapat diposisikan secara miring, atau vertikal. Dayung ini berputar di
tengah bejana dengan kecepatan yang rendah sampai sedang, dandapat jugamendorong
zat cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa adanya gerakan vertikal pada
impellerkecuali bila posisi dari daunnya agak miring. Arus yang terjadi bergerak
keluar kearah dinding lalu membelok ke arahatas atau ke bawah. Pada tangki-tangki
yang dalam, kadang-kadang dipasang beberapa dayung pada satu poros. Dalam
beberapa rancangan, bentuk daunnya disesuaikan dengan bentuk dasar bejana, yang
mungkin bulat atau cekung, sehingga diharapkan dapat mengikis atau menyapu
seluruh permukaan. Pada kecepatan yang rendah, dayung memberikan efek
pengadukan yang sedang(medium) pada bejana tanpa sekat, namun untuk kecepatan
yang lebih tinggi diperlukan pemakaian sekat, sebab jika tidak menggunakan sekat zat
cair hanya akan berputar-putar saja mengelilingi bejana tanpa adanya pencampuran
pada fluida yang terdapar didalamnya (Purwanto, 2008).
d. Turbin
Pada dasarnya, turbin menyerupai dayung berdaun banyak dengan daundaunnya yang agak pendek,dan berputar pada kecepatan tinggi pada suatu poros yang
LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA
DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA

II-4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


di pasang di pusat bejana. Daun-daunnyabisa lurus atau lengkung, bisa bersudut atau
vertikal Diameter impelernya biasa lebih kecil dari diameter dayung, yaitu berkisar
antara 30-50% dari diameter bejana. Turbin biasanya efektif untuk menjangkau
viskositas yang cukup luas. Di dekat impeler akan terdapat zone arus deras yang
sangat turbulen dengan geseran yang kuat. Arus utamanya bersifat radial dan
tangensial. Komponen tangensialnya menimbulkan vortex ( cekungan ) dan arus putar,
yang harus dihentikan dengan menggunakan sekat atau diffuser agar impeler itu
menjadi sangat efektif (Purwanto, 2008).
II.1.3 Pola Aliran dalam Tangki Pengadukan
Jenis aliran di dalam bejana yang sedang diaduk bergantung pada jenis impeller,
karakteristikfluida, ukuran dimensi (proporsi) tangki, sekat dan kecepatan putar. Kecepatan
fluida pada setiap titik dalam tangki mempunyai tiga komponen arah dan pola alir
keseluruhan didalam tangki itu bergantung pada variasi dari ketiga komponen arah
kecepatan tersebut dari satu lokasi ke lokasi lain. Komponen kecepatan yang pertama
adalah komponen radial yang bekerja pada arah tegak lurus terhadap poros impeller.
Komponen kedua ialah komponen longitudinal yang bekerja pada arah pararel dengan
poros. Komponen ketiga adalah komponen tangensial atau rotasional yang bekerja pada
arah singgung terhadap lintasan lingkar di sekeliling poros. Dalam keadaan biasa, dimana
poros impeller terpasang vertikal, komponen radial dan tangensial berada dalam satu
bidang horizontal dan komponen longitudinalnya vertikal (Purwanto, 2008).
Dalam sistem pengadukan, kecepatan aliran volume fluida digerakkan oleh
impeler atau kecepatan sirkulasi, hal tersebut penting untuk menyapu seluruh volume dari
pencampur dalam waktu yang telah ditentukan. Aliran turbulen juga penting dalam proses
pencampuran karena adanya aliran turbulen ini dapat membawa material dari liquid dalam
tangki terikut bersama dengan aliran. Beberapa sistem pengadukan memerlukan tingkat
turbulensi aliran yang tinggi dengan kecepatan sirkulasi rendah dan beberapa sistem yang
lain memerlukan tingkat turbulensi aliran rendah dengan kecepatan sirkulasi tinggi. Hal ini
bergantung pada jenis fluida yang sedang dicampurkan dan jumlah campuran yang
diinginkan (Geankoplis, 1993).
Kecepatan fluida di setiap titik dalam tangki mempunyai tiga komponen.
Komponen pertama ialah komponen radial yaitu komponen yang bekerja pada arah tegak
lurus terhadap poros impeller. Komponen kedua ialah komponen longitudinal yaitu
komponen yang bekerja pada arah sejajar dengan poros. Sedangkan yang ketiga adalah
komponen tangensial atau rotasional, yang bekerja pada arah garis singgung lintasan
lingkaran di sekeliling poros. Di dekat impeller itu terdapat zona arus deras yang sangat
turbulen dengan geseran yang kuat. Arus utamanya bersifat radial dan tangensial.
Komponen tangensialnya menimbulkan vorteks sehingga diperlukan baffle atau diffuser
yang digunakan untuk meredam arus putar yang terjadi dan agar impeller juga bekerja
menjadi sangat efektif (McCabe,et all, 1993).
Menurut McCabe (1993), adapun bentuk pola alir pada pengadukan suatu larutan
dalam tangki terbagi atas:
a. Pola aliran radial, yaitu pola alir yang tegak lurus terhadap sumbu impeller.
b. Pola aliran aksial, yaitu pola alir yang sejajar dengan sumbu impeller.
c. Pola aliran tangensial, yaitu pola alir yang mengelilingi sumbu impeller.
LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA
DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA

II-5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Jenis aliran di dalam bejana yang sedang diaduk bergantung pada jenis impeller,
karakteristik fluida dan ukuran serta perbandingan tangki, sekat dan agigator. Kecepatan
fluida pada setiap titik dalam tangki mempunyai tiga komponen dan pola aliran
keseluruhan di dalam tangki itu bergantung pada variasi dari ketiga komponen itu dari satu
lokasi ke lokasi lain (McCabe,et all, 1993).

Gambar II.1.3.1 Pola Aliran dalam Tangki Pengadukan (Sumber : Caesar, 2013)
Vorteks adalah putaran air yang membentuk aliran yang bergerak secara
tangensial.Vorteks pada permukaan zat cair ini yang terjadi karena adanya sirkulasi aliran
laminer cenderung membentuk stratifikasi pada berbagai lapisan tanpa adanya aliran
longitudinal antara lapisan-lapisan itu. Bila di dalam sistem terdapat partikel zat padat
maka arus sirkulasi akan melemparkan padatan itu dengan gaya sentrifugal ke arah luar,
yang lalu bergerak ke bawah dan setelah sampai di dasar tangki akan menuju ke pusat. Hal
inimenyebabkan pencampuran yang diharapkan tidak terjadi, melainkan timbul pemisahan
antara lapisan atas dan bawah yang harus dihindari.

Gambar II.1.3.2 Fenomena Vorteks (Sumber : McCabe,et all, 1993).


Menurut McCabe (1993), beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menghilangkan vorteks antara lain :
a.
Memasang impeler tidak tepat pada sumbu tangki. Metode ini digunakan
untuk tangki yang berukuran agak kecil.

Gambar II.1.3.2 Letak impeler tidak tepat pada sumbu tangki

LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA


DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA

II-6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


b.

Dengan memasang baffle (sekat) yang berfungsi merintangi aliran rotasi tanpa
mengganggu aliran radial atau longitudinal. Baffle yang sederhana namun efektif
dapat dibuat dengan memasang bilah-bilah vertikal terhadap dinding tangki. Untuk
tangki pengaduk yang menggunakan turbin, lebar maksimal baffle yang digunakan
adalah 1/12 diameter tangki, untuk propeller lebar baffle maksimalnya 1/18 diameter
tangki.
c.
Untuk tangki yang besar, agitator dipasang disisi tangki dengan porosnya pada
arah horizontal, tetapi membuat sudut dengan jari-jari tangki.
II.1.4 Power yang digunakan dalam tangki pengadukan
Dalam desain tangki pengaduk, faktor yang paling penting adalah besarnya
tenaga (power) untuk menggerakkan impeler. Karena besarnya power yang dibutuhkan
tidak dapat diprediksi secara teoritis, hubungan empirirs telah dikembangkan untuk
memprediksi besarnya power yang dibutuhkan. Ada tidaknya turbulensi dapat
dihubungkan dengan Reynold Number (NRe), Power number (Npo) dan Fourd Number (NFr)
dari impeller, yang didefinisikan sebagai berikut :
= ,,,-.-2. .
.(II.1)

Dimana :
Da = Diameter impeller (m)
N = Kecepatan rotasi (rev/s)
= Densitas fluida (kg/m3)
= Viskositas fluida (kg/ms)
Menurut Geankoplis (1993), dalammenghitung nilai N Re faktor faktor yang harus
diperhatikan adalah :
1. Viskositas ()
Viskositas merupakan salah satu sifat fisik fluida yang mempengaruhi kebutuhan
daya pada proses pengadukan. Metode yang paling sering digunakan untuk
mengukur viskositas liquida adalah persamaan Poiseulle atau Stokes. Persamaan
Poiseulle untuk koefisien viskositas liquidadalah :
= ,..,-4.. 8...

.(II.2)

Dimana :
= Viskositas liquida (Pa.s)
t = Waktu alir liquida (s)
r = Radius pipa kapiler (m)
L = Panjang pipa kapiler (m)
P = Tekanan (Pa)

LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA


DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA

II-7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2. Densitas ()
Densitas adalah berat jenis suatu zat atau bahan yang mana dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
(II.3)
Dimana :
= Densitas (kg/m3)
3. Power (P)
Menurut McCabe (1993), pertimbangan penting dalam mendesain sebuah tangki
pengadukan adalah power (P) yang dibutuhkan untuk menggerakkan impeler.
Kebutuhan dihubungkan dengan densitas fluida (), viskositas fluida (), kecepatan
berputar (N), dan diameter impeler (Da) dengan mengeplot grafik hubungan antara
Np dan NRe. Besarnya power (P) dapat dihitung dengan rumus :
= ,- .. . ,-3.. ,,.-5.

...(II.4)

Dimana :
P = Power (J/s atau W)
NP = Power Number
N = Kecepatan putaran (putaran/s)
Da = Diameter pengaduk (m)
= Densitas (kg/m3)

Dalam percobaan di laboratorium, untuk perhitungan power digunakan rumus :


= .

...(II.5)

Dimana :
V = Beda potensial atau tegangan (volt)
I = Arus listrik (mA)
Menurut Geankoplis (1993), pemakaian power direlasikan untuk () densitas
fluida, () viskositas fluida, (N) kecepatan rotasional dan (D a) diameter impeler
sehingga diperoleh rumus :
...(II.6)
Dimana :
P = Power (J/s atau W)
NP = Power Number
N = Kecepatan putaran (putaran/s)
Da = Diameter pengaduk (m)
= Densitas (kg/m3)
LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA
DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA

II-8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar II.1.4.1 Dimensi turbin dan tangki (Sumber :Geankoplis, 1993)


Tangki pengaduk yang terdapat dalam Gambar II.1.4.1 secara umum digunakan
dalam proses industri. Untuk desiain sistem pengaduk biasanya sering menggunakan
berbagai tipe. Geometri proporsi dari sistem pengadukan diperhatikan dari tipe
pengadukan standard yang di tunjukkan oleh Gambar II.1.4.2. Dalam tabel tersebut
proporsi relatif dari basis hubungan mayoritas dalam pengadukan ditunjukkan dalam
banyak publikasi.
Dalam beberapa kasus W/Da = 1/8 untuk corelasi pengaduk. Banyaknya buffle
yang digunakan adalah 4. jarak antar buffle dan dinding biasanya berkisar 0.10 sampai
dengan 0.15 untuk memastikan bahwa larutan tidak dapat menggumpal antara buffle
dengan dinding. Di dalam suatu hubungan , perbandingan antara baffle dengan diameter
tangki adalah J/Dt = 1/10 hingga sampai 1/12.

Gambar II.1.4.2 Proporsi geometri untuk sistem agitasi standar


Gambar II.1.4.2 menunjukkan korelasi penggunaan impeler dengan fluida
Newtonian yang terisikan dalam tangki silindris berbaffle. Pengukuran secara dimensional
dari ukuran baffle, tangki dan impeler diberikan pada Gambar II.1.4.3. Kurva ini juga
digunakan untuk impeler yang sama pada tangki yang tidak berbaffle ketika NRe kurang
dari atau sama dengan 300. Sedangkan ketika NRe diatas 300, kebutuhan energi untuk
tangki yang tidak berbaffle jauh lebih kecil dibandingkan dengan tangki yang berbaffle.
II.1.5 VisiMix Turbulent
VisiMix adalah perangkat lunak yang unik untuk pemodelan matematika
pencampuran dan pencampuran tergantung proses dalam cairan viskositas rendah dan
campuran multifase. Program ini memberikan parameter proses yang diperlukan untuk
LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA
DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA

II-9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


analisis , scaling - up dan optimalisasi pencampuran tank dan reaktor dengan semua jenis
impeller. Fitur utama yang terdapat didalam program ini yaitu Newtonian and nonNewtonian media, comprehensive range of dimensions, universal process applications, dan
built-in databases.Dalam program ini terdapat 2 jenis yaitu, VisiMix Laminar dan VisiMix
Turbulent.
Program Visimix Laminar merupakan program yang dibuat khusus untuk
perhitungan pencampuran di media newtonian dan non-Newtonian rezim aliran laminar
dan transisi. VisiMix Laminar adalah software pertama yang mencakup perhitungan skala
makro pencampuran (mixing) dan mikro-pencampuran dari cairan kental dalam produksi
polimer, cat, pelapis, deterjen pasta, shampoo, produk makanan, dll. VisiMix Laminar
dimaksudkan untuk insinyur proses, peneliti, desainer, R & D dan produksi manajer
pabrik, yaitu untuk semua profesional yang terlibat dalam memproduksi produk cairan
kental. VisiMix Laminar berisi database fungsi rheologi untuk beberapa khas nonNewtonian media. VisiMix Laminar memberikan perhitungan teknis kekuasaan,
karakteristik aliran, tegangan geser, pembentukan zona stagnan, pencampuran,
homogenisasi, dan efisiensi perpindahan panas untuk newtonian dan cairan non newtonian
dalam peralatan pencampuran industri dan laboratorium. VisiMix Laminar menghitung
aliran dan pencampuran parameter yang diperlukan untuk scale up dan dalam pemodelan
matematika dari reaktor dan peralatan proses lainnya yang beroperasi di rezim laminar dan
transisi pencampuran rezim.
Program VisiMix Turbulent melakukan pemodelan dan perhitungan teknis
pencampuran dan pencampuran yang tergantung tubulensi distribusi, padat-cair dan gascair distribusi dan perpindahan massa, reaktor kimia non-sempurna, perpindahan panas ,
rezim termal dari reaktor, stabilitas getaran shaft. Bidang aplikasi program - tangki silinder
dan impeller dari hampir semua industri jenis dalam rentang praktis tak terbatas dari
volume. Program VisiMix Turbulent SV dikembangkan untuk demonstrasi semua pilihan
dan kemampuan dari Program VisiMix, tetapi hanya dengan impeler dari dua jenis standar
yaitu baling-baling dan disk turbin. Program ini sangat user-friendly dan dapat diakses
tanpa persiapan awal.
Pada praktikum simulasi mixing ini, digunakan program VisiMix Turbulent. Pada
aplikasi VisiMix terdapat beberapa menu utama, diantaranya adalah Project, Edit
Input, Calculate, Supplements, Last Menu, Last Input Table, Window, View
, dan Help. Berikut adalah penjelasan tiap menu dan penggunaannya.

Gambar II.1.4 The main Menu bar.

1. Project

Semua masukan dan Output jendela yang sesuai dengan proyek yang sama
ditampilkan dalam frame dengan warna yang sama. Untuk memulai VisiMix, pilih
LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA
DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA

II-10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.

3.

4.
5.

6.

7.

Project. Ketika submenu Proyek muncul, Anda memiliki dua pilihan: memulai
sebuah proyek baru atau bekerja dengan salah satu proyek yang sebelumnya telah
disimpan dalam sistem. Program ini memungkinkan Anda untuk membuka
beberapa proyek (sampai empat) yang dapat secara bersamaan ditampilkan di layar.
Namun, dapat memodifikasi data awal, membuat jendela keluaran baru, atau
menggunakan setiap fungsi lain hanya untuk Proyek sekarang yang namanya
muncul dalam bidang teks di bagian bawah layar. Untuk mengubah Proyek
sekarang, menggunakan daftar pilihan Proyek di View atau daftar Proyek tombol di
layar bar atas. Jika jendela yang berhubungan dengan beberapa proyek yang
ditampilkan pada layar, Anda dapat juga mengubah Project sekarang dengan
mengklik dua kali pada frame yang berwarna dari jendela yang berhubungan
dengan proyek yang sekarang. Didalamnya terdapat berbagai sub menu,
diantaranya adalah New, Open, Close, Clone, Project Comments, Save, Save As,
Report, Print, dan Exit.
Edit Input
Opsi ini memberikan akses ke semua tabel masukan terkait dengan proyek
yang dibuat. Opsi ini untuk memodifikasi data awal, misalnya, rata-rata kepadatan,
Lebar pisau, atau parameter lain dengan memilih item submenu yang sesuai. Kita
dapat menggunakan pilihan Edit untuk memasukkan data awal, meskipun biasanya,
data awal yang dibutuhkan secara otomatis diminta oleh VisiMix. Didalamnya
terdapat berbagai sub menu, diantaranya adalah Tank, Impeller, Baffle, Shaft.
dimana kita dapat memilih jenis dan ukuran dari Tank, Impeller, Baffle, dan Shaft.
Calculate
Merupakan sekumpulan perangkat dan fasilitas yang membantu untuk
menghitung berbagai data yang diperlukan. Gunakan opsi ini untuk melakukan
perhitungan. Submenu ini menyediakan akses dan hubungannya dengan semua
masalah pencampuran dan parameter output.
Suplements
Opsi menu ini akan membuka akses ke beberapa fungsi VisiMix tambahan
Last Menu
pilihan ini memungkinkan Anda untuk langsung mengintrusikan submenu
Calculate terakhir.
Window
View Opsi ini berisi fungsi-fungsi berikut: Toolbars, Initial data explorer, Project
list, Drawing of apparatus
Help
Opsi ini berfungsi dengan cara yang sama halnya di Microsoft Windows. Tekan F1
untuk meminta Bantuan.

II.2 APLIKASI INDUSTRI


Mixing Tank Pada Pabrik Pupuk Fosfat di PT Petrokimia Gresik
LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA
DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA

II-11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


PT Petrokimia Gresik mempunyai dua unit pabrik pupuk fosfat yaitu Pabrik Pupuk
Fosfat I dan Pabrik Pupuk Fosfat II (sekarang menjadi pabrik pupuk phonska IV) dengan
desain basis Bernard and Burke Co,USA, desain proses Tennessee Valley Authority,USA,
dan kontraktor SPIE Batignoles, Perancis. PT Petrokimia Gresik melakukan penelitian dan
pengembangan proses sehingga dapat direalisasikan produksi pupuk baru, yaitu pupuk
Super Phosphate-36 (SP-36) dengan kandungan P2O5 36 % untuk menggantikan pupuk
TSP. Total kapasitas pabrik pupuk fosfat PT Petrokimia Gresik untuk produksi SP-36 saat
ini mencapai 500.000 ton/tahun.
Dalam pembuatan SP-36, terdapat berbagai macam proses salah satunya adalah
proses pencampuran asam yang dilakukan oleh suatu unit. Unit ini bertugas untuk
membuat campuran antara SA (sulphuric acid/asam sulfat) dengan PA (phosphoric
acid/asam fosfat) untuk memenuhi kebutuhan di pabrik PF I dan Phonska. Unit ini terdiri
dari :
a.
Dua buah tangki penampung PA dengan kapasitas 20.000 m3
b.
Dua buah tangki penyampuran yang dilengkapi dengan pengaduk, 03 TK-701 D/E
c.
Tiga buah alat penukar panas (heat exchanger), 03 E-701 B/D/C
d.
Sebuah cooling tower, 03 T-701
e.
Pipa-pipa dan instrumen-instrumen indikator serta pengontrol.
Umpan PA untuk unit SP-36 ini berasal dari PT Petrocentral, Pabrik III, dan sumber
lain selain keduanya (impor). Masing-masing PA harus sudah lolos uji kadar P 2O5 yaitu
min. 48 %. PA yang lolos uji sebagian akan masuk ke tangki penyimpan, sebagian ke unitunit reaksi yang membutuhkan PA (misalnya unit Phonska), dan sebagian lagi akan masuk
ke tangki induk untuk pencampuran. Flowrate PA dan SA yang masuk ke tangki
pencampur dikontrol dengan perbandingan PA: SA sebasar 58:42 sampai 80:20 tergantung
spesifikasi mixed acid yang dibutuhkan di unit reaksi. Masing-masing asam masuk ke
tangki pencampur, 03 TK-701 D/E, dengan perbandingan flowrate yang diatur sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan yang diinginkan. Pada kondisi normal, umumnya PA masuk
ke tangki pencampur pada suhu + 76 oC sedangkan SA masuk pada suhu yang relatif
mendekati suhu lingkungan. Tangki pencampur dilengkapi dengan pengaduk agar kedua
asam dapat bercampur dengan sempurna. Pencampuran PA dan SA merupakan proses
eksotermis dengan suhu campuran akhir mencapai 90-100 oC. Suhu MA harus diturunkan
sebelum dikirim ke unit-unit reaksi. MA didinginkan dengan alat penukar panas, 03 E-701
B/D/C. Air pendingin yang dipakai berasal dari 03 T-701 yang masuk pada suhu + 30 oC
dan keluar pada suhu + 40 oC. MA masuk ke heat exchanger dengan flowrate 70-90
m3/jam. MA keluar heat exchanger bersuhu 60-70 oC. Outlet MA dari heat exchanger
harus mempunyai rasio PA:SA sebesar kurang lebih 34:21 % berat. Jika ternyata tidak
memenuhi maka MA disirkulasi kembali ke tangki pencampur. Alat penukar panas yang
digunakan dua buah dan dioperasikan secara bergantian. 03 E-701 C beroperasi dengan
posisi horizontal, mixed acid di luar tube dan air pendingin di dalam tube, sedang 03 E-701
D beroperasi dengan posisi, vertikal, mixed acid di dalam tube sedangkan air pendingin di
luar tube.

LABORATORIUM PROSES PEMISAHAN DENGAN PERPINDAHAN MASSA


DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS
SURABAYA

II-12

You might also like