Professional Documents
Culture Documents
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar sarjana keperawatan
Pada Fakultas Keperawatan
Universitas Padjadjaran
LIA DAHLIA
NPM 220110120034
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2016
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan,
yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya. Angka Kematian Ibu
(AKI) merupakan indikator kesehatan yang penting dan mencerminkan risikorisiko yang dihadapi ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh
keadaan sosial ekonomi dan kejadian berbagai komplikasi saat kehamilan maupun
kelahiran (WHO, 2014).
Berdasarkan data SDKI tahun 2012 AKI di Indonesia mencapai 359 per
100.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2012). Angka yang cukup jauh untuk
mencapai target Millenium Development Goals (MDGs) yang menargetkan AKI
102 per 100.000 ibu melahirkan di tahun 2015 (Kemenkes RI, 2015).
Penyebab utama kematian pada ibu hamil adalah perdarahan, hipertensi,
infeksi dan penyebab tidak langsung, sebagian besar karena kondisi medis yang
sudah ada sebelumnya dan selama kehamilan. Penyebab tidak langsung kematian
ibu hamil diantaranya, terlalu tua hamil, terlalu muda untuk hamil, terlalu banyak
(jumlah anak lebih dari 4), terlalu dekat (jarak antar kelahiran kurang dari 2
tahun), terlambat mengenali tanda bahaya persalinan, terlambat dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan dan terlambat ditangani oleh tenaga kesehatan di
fasilitas pelayanan kesehatan (Kemenkes, 2013).
pada
trimester dua dan 13 mg per hari pada trimester tiga dari sebelum hamil sehingga
secara keseluruhan jumlah zat besi yang dibutuhkan oleh ibu hamil sekitar 2071
mg lebih banyak dari kebutuhan sebelum ibu hamil (Depkes RI, 2013).
Pada awal masa kehamilan, didalam tubuh ibu telah terjadi penyesuaian
untuk mempersiapkan pertumbuhan janin, masa persalinan dan agar dapat
menyusui bayi yang dilahirkan. Janin maupun bayi yang akan disusui mendapat
konsumsi zat gizi dari ibunya. Apabila konsumsi zat gizi selama kehamilan tidak
mencukupi, maka cadangan zat gizi ibu yang akan dipakau. Gizi pada kehamilan
berfungsi memelihara energi ibu, penyediaan zat bagi pertumbuhan jaringan janin
dan memberika energi bagi proses laktasi/menyusui.
Pada masa kehamilan berbagai perubahan baik fisiologis, anatomis
maupun hormonal yang secara keseluruhan menambah jumlah zat gizi yang
dibutuhkan dibandingkan diluar masa kehamilan. Selama masa kehamilan proses
metabolisme yang terjadi adalah proses anabolisme, selain itu terjadi peningkatan
metabolism basal yang mengakibatkan kebutuhan energi dan protein ibu
meningkat. Selain memerlukan energy dan protein, ibu hamil juga membutuhkan
vitamin dan mineral yang disebut sebagai mikronutrien yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh agar proses tumbuh-kembang janin berlangsung optimal.
Cadagan maupun asupan mikronutrien tidak adekuat dapat mengakibatkan anemia
dan komplikasi pada saat melahirkan.
Anemia yakni suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah
atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat
mengganggu kapasitas darah untuk mengangkut oksigen kesekitar tubuh. Anemia
merupakan indikator untuk gizi buruk dan kesehatan yang buruk. Anemia pada
kehamilan relative terjadi karena ibu hamil mengalami hemodelusi (pengenceran)
dengan peningkatan volume 30% sampai 40% yang puncaknya pada kehamilan
32 sampai 34 minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18% sampai 30% dan
hemoglobin sekitar 19% (Manuaba, 2010). Anemia pada ibu hamil sangat terkait
dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi, termasuk resiko keguguran,
lahir mati, prematuritas dan berat bayi lahir rendah (WHO, 2014)
Menurut
anemia yang terjadi pada trimester dua dan trimester tiga terjadi peningkatan
resiko BBLR. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nusrat
(2014) di
Abbasi Shaheed Hospital of Gynae unit 1, ibu hamil dengan anemia melahirkan
bayi dengan berat bayi lahir rata rata 2338 266 gram. Pada ibu hamil dengan
anemia sedang melahirkan bayi bayi dengan berat bayi lahir rata rata 2184 89
gram dan pada ibu hamil dengan anemia berat melahirkan bayi bayi dengan berat
bayi lahir rata rata 1990 73 gram.
Upaya pemerintah untuk menurunkan angka kejadian perdarahan pada ibu
hamil, salah satunya dengan pencegahan dan penanganan penyebab terjadinya
perdarahan yaitu anemia pada kehamilan (Kemenkes, 2013). Upaya pencegahan
dan penanganan anemia pada kehamilan di Indonesia telah dilakukan distribusi
tablet besi pada ibu hamil yang berkunjung ke layanan Antenatal Care. Jumlah
tablet besi yang dikonsumsi ibu hamil sebanyak satu tablet setiap satu hari
berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan (Kemenkes, 2010).
Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet besi tahun 2012 sebesar 85%, data
tersebut belum mencapai target program tahun 2012 sebesar 90% (Kemenkes,
2013). Hasil Riskesdas 2013 jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi
sebesar 89,1 %. Diantara yang mengkonsumsi zat besi tersebut, terdapat 33,3 %
ibu hamil yang mengonsumsi tablet besi selama 90 hari atau lebih, 34,4 % ibu
hamil yang mengkonsumsi tablet besi kurang dari 90 hari, dan 21,4 % ibu hamil
yang lupa mengkonsumsi tablet besi (Kemenkes, 2013).
Pemberian suplementasi zat besi (Fe) salah satu upaya untuk mecegah
anemia dengan meningkatkan kadar Hb, tetapi masih banyak kejadian anemia
pada ibu hamil hal ini dikarenakan kurang patuhnya ibu dalam mengkonsumsi
tablet besi (Fe). Menurut hasil studi pendahuluan yang dilakukan di puskesmas
caringin, kepala KIA menerangkan bahwa banyak ibu mengeluhkan efek samping
dari pemberian tablet besi sehingga menghambat dalam kepatuhan ibu
mengkonsumsi tablet besi. Tablet besi sendiri tidak dapat meningkatkan Hb secara
bermakna, oleh karena itu pemberian tablet besi perlu ditambah dengan
mikronutrien lain seperti Vitamin C dan Vitamin B12. (Raharjo, 2003, dalam
Muwakhidah, 2009:3).
Pemberian suplementasi tablet besi perlu didukung dengan vitamin C,
karena vitamin C mempunyai peranan yang sangat penting dalam penyerapan besi
terutama dari besi nonhem yang banyak ditemukan dalam makanan nabati.
Penyerapan besi nonhem dapat ditingkatkan dengan kehadiran zat pendorong
penyerapan seperti vitamin C dan faktor pendorong lain seperti daging, ayam,
ikan. Vitamin C berperan sebagai penghambat pembentukan hemosiderin yang
sukar dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan. Absorbs besi dalam
bentuk nonhemi meningkatkan empat kali lipat bila ada vitamin C. vitamin C
(Fe) itu sendiri. Banyak ibu yang berkunjung ke puskesmas mengeluhkan efek
samping seperti mual, sehingga membuat ibu hamil tidak mau mengkonsumsi
tablet besi (Fe).
Ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC di Puskesmas Caringin
diberikan penyuluhan kesehatan sesuai dengan kondisi kesehatan dan yang
dikeluhkan oleh ibu. Namun, waktu penyuluhan yang diakukan hanya sekilas dan
tidak efektif sehingga kejadian anemia di Puskesmas Caringin masih cukup tinggi.
Berdasarkan wawancara dengan dengan kepala KIA di Puskesmas
Caringin, Ibu hamil disarankan untuk pemeriksaan Hb. Ibu hamil yang sudah
diperiksa kadar Hb dan hasilnya menunjukan anemia ibu disarankan meminum
tablet Fe. Apabila ibu hamil tidak mau meminum tablet Fe yang ada di puskesmas
maka diberikan resep lain sesuai kebutuhan dan keluhan yang dirasakan ibu. Ibu
hamil dengan anemia berat maka dirujuk ke Rumah Sakit untuk dilakukan
transfusi darah.
Maka dari itu, perlu adanya usaha dari petugas kesehatan yang ada di Kota
Bandung termasuk di Puskesmas Caringin oleh tenaga kesehatan untuk mengatasi
masalah ibu hamil dengan anemia. Salah satunya dengan memfasilitasi suplemen
tambahan seperti vitamin C dan vitamin B12.
Berdasarkan fenomena diatas apakah ada pengaruh penambahan Vitamin
C dan Vitamin B12 pada ibu hamil dengan anemia terhadap kadar Hb. Secara
keseluruhan hal ini penting dan perlu diteliti karena dapat dijadikan sebagai bahan
informasi dalam mengetahui mikronutrien mana yang lebih efektif dalam
meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia dan pencegahan
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
Tujuan Penelitian
1.3.1
Tujuan Umum
Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi perbedaan penambahan
suplementasi Vitamin C dan Vitamin B12 terhadap kadar Hemoglobin ibu hamil
dengan anemia di UPT Puskesmas Caringin kota Bandung.
1.3.2
Tujuan Khusus
10
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Teoritis
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menjadi
referensi
data
untuk
Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis sebagai
berikut :
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada
fasilitas pelayanan kesehatan untuk merencanakan program perbaikan gizi
khususnya pada ibu hamil dengan anemia oleh tenaga kesehatan
khususnya di Puskesmas Caringin untuk memberikan penambahan
Vitamin C atau Vitamin B12 supaya dapat meningkatkan kadar Hb sebagai
pencegahan anemia pada ibu hamil.
2. Bagi ibu hamil dengan anemia
Penelitian ini dapat dijadikan bahan edukasi untuk ibu hamil
dengan anemia sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan
mengkonsumsi Fe dan memenuhi kebutuhan mikronutrien sesuai
kebutuhan tubuh agar tumbuh kembang janin berlangsung optimal dan
dapat mencegah terjadinya anemia pada kehamilan.
3. Bagi penelitian lain
Hasil penelitian ini dapat menjadi data dasar untuk penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan anemia.
11
1.5
Kerangka Pemikiran
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara
konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti
(Setiadi, 2007). Selama kehamilan ibu membutuhkan zat besi untuk membentuk
sel darah merah yang berguna untuk pertumbuhan dan metabolisme energi,
disamping untuk meminimalisir kejadian anemia pada ibu hamil. Widya Karya
Nasional Pangan dan Gizi (2012) menganjurkan penambahan kebutuhan zat besi
sekitar 9 mg per hari pada trimester dua dan 13 mg per hari pada trimester tiga
dari sebelum hamil (Depkes RI, 2013).
Upaya pemerintah untuk menurunkan angka kejadian perdarahan pada ibu
hamil, salah satunya dengan pencegahan dan penanganan penyebab terjadinya
perdarahan yaitu anemia pada kehamilan (Kemenkes, 2013). Upaya pencegahan
dan penanganan anemia pada kehamilan di Indonesia telah dilakukan distribusi
tablet besi pada ibu hamil yang berkunjung ke layanan Antenatal Care. Jumlah
tablet besi yang dikonsumsi ibu hamil sebanyak satu tablet setiap satu hari
berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan (Kemenkes, 2010).
Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet besi tahun 2012 sebesar 85%, data
tersebut belum mencapai target program tahun 2012 sebesar 90% (Kemenkes,
2013). Hasil Riskesdas 2013 jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi
sebesar 89,1 %. Diantara yang mengkonsumsi zat besi tersebut, terdapat 33,3 %
ibu hamil yang mengonsumsi tablet besi selama 90 hari atau lebih, 34,4 % ibu
hamil yang mengkonsumsi tablet besi kurang dari 90 hari, dan 21,4 % ibu hamil
yang lupa mengkonsumsi tablet besi (Kemenkes, 2013).
12
: Yang diteliti
: tidak diteliti
13