Professional Documents
Culture Documents
Management
AIRWAY MANAGEMENT
INTUBASI ENDOTRAKEAL
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Peter H.Y.Singal.
Management
Lakukan ekstensi kepala pada atlanto-occipital joint dan tekan kepala ke belakang
(sniffing position).
Buka mulut dengan menggunakan 2 jari tangan kanan.
Pegang laryngoscope dengan tangan kiri dan masukkan melalui sudut kanan mulut
sambil mendorong lidah ke kiri.
Jaga agar bibir tidak terjepit di antara bilah laryngoscope dan gigi.
Masukkan laryngoscope menyusur lidah sampai tampak epiglotis dan usahakan ujung
laryngoscope berada pada pangkal anterior epiglotis.
Angkat laryngoscope dengan bertumpu pada mandibula sehingga pita suara berwarna
putih terlihat jelas.
Bila perlu lakukan penekanan pada kartilago tiroid (Sellick manuever).
Masukkan ETT di antara pita suara sampai ujung proksimal balon (cuff) tidak terlihat lagi
dan berada di bawah pita suara.
Hubungkan ETT dengan sirkuit anestesi dan lakukan ventilasi kendali.
Kembangkan cuff dengan spuit 20 cc, berikan udara 5 10 cc atau hingga tidak
terdengar kebocoran udara saat dilakukan ventilasi kendali.
Pastikan posisi ETT telah tepat dengan cara: Melihat pengembangan dada yang simetris
saat ventilasi dan Lakukan auskultasi di kedua lapang paru dan di atas lambung (bila
bunyi nafas hanya terdengar di satu sisi paru, ETT harus ditarik sampai terdengar bunyi
nafas yang simetris di kedua paru).
Catat panjang ETT yang masuk dengan melihat tanda ukuran pada posisi gigi / bibir.
Lakukan pemasangan oral airway / Guedel / Mayo.
Lakukan fiksasi dengan plester.
Protap RS Akademis
KRITERIA INTUBASI
Pernafasan Ireguler
Frekwensi Nafas < 10 atau > 40 kali / menit
Volume Tidal < 3,5 ml / KgBB
Vital Capacity < 15 ml / KgBB
PaO2 < 70 mmHg
Pa CO2 > 50 mmHg
GCS < 8
Tatang Bisri :Dasar dasar Neuroanestesi :2008; 10
KRITERIA EKSTUBASI :
NIF >
RR <
TV >
VC >
PaO2
PaC02
- 20 cm H2O
30 kali / menit
5 ml / KgBB
10 ml / Kg BB
>
<
Peter H.Y.Singal.
Management
Airway
Laryngoscope bilah kaku dengan beberapa alternative desain dan ukuran dari yang biasa
dipakai orang-orang secara rutin.
Endotrakeal tube berbagai macam ukuran.
Pemandu endotrakeal tube. Contohnya stylets semi rigid dengan atau tanpa lubang
tengah untuk jet ventilasi, senter panjang, dan magill tang dirancang khusus untuk dapat
memanipulasi bagian distal endotrakeal tube.
Peralatan Intubasi fiberoptik.
Peralatan Intubasi retrograd.
Perangkat ventilasi jalan nafas darurat non surgical. Contohnya sebuah jet transtracheal
ventilator, sebuah jet ventilasi dengan stylet ventilasi, LMA, dan combitube.
Peralatan yang sesuai untuk akses pembedahan napas darurat (misalnya,
cricothyrotomy).
Sebuah detektor CO2 nafas (kapnograf).
NASAL INTUBASI
Intubasi nasal sama dengan intubasi oral kecuali ETT dimasukkan ke hidung menuju
orofaring sebelum laringoskopi. Dipilih lubang hidung dimana pasien bernafas dengan lebih
baik, tetes hidung femilefrin (0,5 g atau 0,25 g) untuk memvasokonstriksikan pembuluh
darah dan mengurangi mucus jika pasien sadar, dapat diteteskan anastesi lokal atau
dilakukan blok saraf.
Sebuah ETT dioleskan lidokain jelly dan dilengkungkan selama beberapa menit.
Kepala pasien harus ditempatkan dalam sniffing position. Ujung TT lembut dimasukan ke
nares pada bidang tegak lurus wajah. Bevel dan tube harus dijauhkan dari konka. Aliran
udara melalui pipa harus terus dirasa, didengar, atau dipantau dengan capnography. ETT di
majukan bertahap selama inspirasi. Jika respirasi pasien terus namun tidak ada aliran udara
yang dideteksi melalui pipa, ujung telah melewati glottis dan berada di oesophagus. Dalam
hal itu, tabung harus ditarik dan dimajukan lagi. Menahan nafas dan batuk merupakan tanda
telah dekat dengan laring; majukan tabung terus pada setiap inspirasi.
Kemudian dilakukan Laringoskopi. Setelahnya ujung distal ETT dapat dimasukkan ke
trachea tanpa kesulitan. Jika terdapat kesulitan pemasukan tube melalui plika vokalis dapat
dimanipulasi dengan magill forsep. ETT melalui hidung, atau selang nasogastrik berbahaya
pada pasien dengan trauma midfacial yang berat karena resiko penempatan intrakranial
Blok saraf yang mungkinkah berguna selama awake Intubasi
Lidah dan beberapa cabang faring dari nerves glosso pharyngeal yang memberikan
sensasi untuk yang ketiga bagian posterior lidah dan oropharynx sangat mudah diblok
dengan injeksi bilateral 2 mL obat anestesi local ke dalam dasar lengkungan palatoglossal
(juga dikenal sebagai pilar tonsillar anterior) dengan jarum spinal 25 G.
Peter H.Y.Singal.
Management
Airway
Blok saraf laryngeal larigeal superior bilateral dan blok transtracheal akan
menganastesi jalan napas di bawah epiglotis. Identifikasi letak tulang hyoid, dan 3 ml
lidokain 2% di infiltrasi 1 cm di bawah setiap cornu yang lebih besar dimana cabang interna
nerves laringeal superior menembus membrane thyrohyoid.
Peter H.Y.Singal.
Management
Kurang invansif (trauma laringoskopi berkurang), pemasangan mudah, berguna pada pasien
dengan kesulitan intubasi dan ventilasi, tidak memerlukan relaxan, mengurangi penggunaan
obat analgetik
Dalam pemasangan LMA ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Plihlah ukuran yang sesuai dan cek kebocoran-kebocoran sebelum melakukan
penyisipan.
2. Pinggir pegangan dari cuff yang dikempiskan tidak berkerut dan jauh dari lubang.
3. Lubrikasi hanya pada bagian belakang cuff.
4. Anestesi harus adekuat (blok saraf regional atau umum) sebelum usaha penyisipan.
Propofol dengan opioid memberikan kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan
pemakaian tiopental.
5. Posisi kepala pasien dalam sniffing position.
6. Gunakan jari telunjuk untuk menuntun cuff sepanjang palatum durum dan turunkan
ke dalam hipofaring sampai terasa ada perlawanan
7. Memompa balon cuff dengan udara yang sesuai
8. Anestesi harus dalam yang adekuat selama memposisikan pasien.
9. Obstruksi setelah penyisipan biasanya pada pinggir bawah epiglottis atau terjadi
laringospasme sementara.
10. Hindari pengisapan faring, deflasi cuff atau pergerakan sungkup sampai pasien
sadar (misalnya pembukaan mulut pada perintah).
A Variety of Laryngeal Masks with Different Cuff Volumes Are Available for Different
Sized Patients
Mask Size
Patient Size
Weight (kg)
Infant
<6.5
24
Child
6.520
Up to 10
21/2
Child
2030
Up to 15
Small adult
>30
Up to 20
Normal adult
<70
Up to 30
Larger adult
>70
Up to 30
Peter H.Y.Singal.
Management
Airway
Peter H.Y.Singal.
Management
Airway
Peter H.Y.Singal.
Management