You are on page 1of 72

PERCOBAAN 2

HEAT EXCHANGER
2.1. Pendahuluan
2.1.1. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah:
1. Menentukan kecepatan transfer panas pada berbagai heat exchanger.
2. Menentukan koefesien transfer panas overall pada berbagai tipe heat
exchanger.
3. Menentukan keefektifan dari berbagai tipe heat exchanger.
2.1.2. Latar Belakang
Heat exchanger merupakan alat penukar kalor yang sangat penting dalam
proses industri. Prinsip kerja heat exchanger adalah perpindahan panas dan fluida
panas dan fluida dingin. Heat exchanger dapat digunakan untuk memanaskan dan
mendinginkan fluida. Sebelum bahan masuk ke reaktor, biasanya bahan
dimasukan dulu ke dalam alat penukar kalor agar suhu bahan sesuai dengan
spesifikasi jenis reaktor yang digunakan. Di dunia industri, heat exchanger
merupakan unit alat yang berperan dalam berbagai unit operasi, misalnya dalam
industri obat-obatan farmasi, industri perminyakan, industri makanan-minuman
dan lain-lain.
Percobaan dalam skala kecil (skala laboratorium) ini dimaksudkan agar
praktikan lebih memahami tentang kecepatan transfer panas, keefektifan, jenis
dan berbagai macam hal yang menyangkut heat exchanger agar ilmu pengetahuan
ini dapat diterapkan pada skala yang lebih besar, yaitu skala industri. Di mana
pada percobaan ini digunakan concentric tube heat exchanger dan jacketed vessel.

2.2. Dasar Teori


Dalam industri proses kimia masalah perpindahan energi atau panas
adalah hal yang sangat banyak dilakukan. Sebagaimana diketahui bahwa panas
dapat berlangsung lewat 3 cara, dimana mekanisme perpindahan panas itu sendiri
berlainan adanya. Adapun perpindahan itu dapat dilaksanakan dengan:
1.

Secara molekular, yang disebut dengan konduksi

2.

Secara aliran yang disebut dengan perpindahan konveksi.

3.

Secara gelombang elektromagnetik, yang disebut dengan radiasi.

Pada heat exchanger menyangkut konduksi dan konveksi (Sitompul, 1993).


Heat exchanger yang digunakan oleh teknisi kimia tidak dapat
dikarakterisasi dengan satu rancangan saja, perlu bermacam-macam peralatan
yang mendukung. Bagaimanapun satu karakteristik heat exchanger adalah
menukar kalor dari fase panas ke fase dingin dengan dua fase yang dipisahkan
oleh solid boundary (Foust, 1980).
Beberapa jenis heat exchanger:
1. Concentric Tube Heat Exchanger (Double Pipe)
Double pipe heat exchanger atau consentric tube heat exchanger yang
ditunjukkan pada gambar 2.1 di mana suatu aliran fluida dalam pipa seperti pada
gambar 2.1 mengalir dari titik A ke titik B, dengan space berbentuk U yang
mengalir di dalam pipa. Cairan yang mengalir dapat berupa aliran cocurrent atau
countercurrent. Alat pemanas ini dapat dibuat dari pipa yang panjang dan
dihubungkan satu sama lain hingga membentuk U. Double pipe heat exchanger
merupakan alat yang cocok dikondisikan untuk aliran dengan laju aliran yang
kecil (Geankoplis, 1983).

Gambar 2.1. Aliran double pipe heat exchanger

Gambar 2.2 Hairpin heat exchanger


(source : Kern, Process Heat Transfer, 1983)
Exchanger ini menyediakan true counter current flow dan cocok untuk
extreme temperature crossing, tekanan tinggi dan rendah untuk kebutuhan surface
area yang moderat (range surface area: 1 6000 ft2). Hairpin heat exchanger
tersedia dalam :
-

Single tube (double pipe) atau berbagai tabung dalam suatu hairpin shell
(multitube),

Bare tubes, finned tube, U-Tubes,

Straight tubes,

Fixed tube sheets


Double pipe heat exchanger sangatlah berguna karena ini bisa digunakan

dan dipasang pada pipe-fitting dari bagian standar dan menghasilkan luas
permukaan panas yang besar. Ukuran standar dari tees dan return head diberikan
pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. double Pipe Exchanger fittings
Outer Pipe, IPS
3

Inner Pipe, IPS


1

(source : Kern, Process Heat Transfer, 1983)

Double pipe exchangers biasanya dipasang dalam 12-, 15- atau 20-ft Panjang
efektif, panjang efektif dapat membuat jarak dalam each leg over di mana terjadi
perpindahan panas dan mengeluarkan inner pipe yang menonjol melewati the
exchanger section.
(Kern, 1983).
Susunan dari concentric tube ditunjukan pada gambar di bawah ini. Aliran
dalam type heat exchanger dapat bersifat cocurrent atau counter current dimana
aliran fluida panas ada pada inner pipe dan fluida dingin pada annulus pipe.

Gambar 2.3 Double pipe heat exchanger aliran cocurrent dan counter
current
Pada susunan cocurrent maka fluida di dalam tube sebelah dalam (inner
tubes) maupun yang di luar tube (dalam annulus), artinya satu lintasan tanpa
cabang. Sedangkan pada aliran counter current, di dalam tube sebelah dalam dan
fluida di dalam annulus masing-masing mempunyai cabang seperti terlihat pada
gambar 2.3 dan gambar 2.4.

Gambar 2.3. Double-pipe heat exchangers in series

Gambar 2.4. Double-pipe heat exchangers in seriesparallel


(Allan, 1981).

Keuntungan dan kerugian penggunaan double pipe heat exchanger:


a) Keuntungan
1.

Penggunaan longitudinal tinned tubes akan


mengakibatkan suatu heat exchanger untuk shell sides fluids yang
mempunyai suatu low heat transfer coefficient.

2.

Counter

current

flow

mengakibatkan

penurunan kebutuhan surface area permukaan untuk service yang


mempunyai suatu temperature cross.
3.

Potensi kebutuhan untuk ekspansi joint


adalah dihapuskan dalam kaitan dengan konstruksi pipa-U.

4.

Konstruksi sederhana dalam penggantian


tabung dan pembersihan.

b) Kerugian
a)

Bagian hairpin adalah desain khusus yang mana secara normal


tidak dibangun untuk industri standar dimanapun selain ASME code.

b)

Bagian multiple hairpin tidaklah selisih secara ekonomis bersaing


dengan single shell dan tube heat exchanger.

c)

Desain penutup memerlukan gasket khusus.


(Kern, 1983).

2. Shell And Tube Heat Exchanger


Shell and tube heat exchanger biasanya digunakan dalam kondisi tekanan
relatif tinggi, yang terdiri dari sebuah selongsong yang di dalamnya disusun suatu
annulus dengan rangkaian tertentu (untuk mendapatkan luas permukaan yang
optimal). Fluida mengalir di selongsong maupun di annulus sehingga terjadi
perpindahan panas antara fluida dengan dinding annulus misalnya triangular
pitch dan square pitch (Anonim1, 2009).

Gambar 2.5. Shell and Tube, (a) Square pitch dan (b) Triangular pitch
Keuntungan square pitch adalah bagian dalam tube-nya mudah dibersihkan dan
pressure drop-nya rendah ketika mengalir di dalamnya (fluida)
(Kern, 1983).

Gambar 2.6. shell and tube heat exchanger

Kebaikan-kebaikan dari shell and tube:


1. Konfigurasi yang dibuat akan memberikan luas permukaan yang besar
dengan bentuk atau volume yang kecil.
2. Mempunyai lay-out mekanik yang baik, bentuknya cukup baik untuk operasi
bertekanan.
3. Menggunakan teknik fabrikasi yang sudah mapan (well-astablished).
4. Dapat dibuat dengan berbagai jenis material, dimana dapat dipilih jenis
material yang digunakan sesuai dengan temperatur dan tekanan operasi.
5. Mudah membersihkannya.
6. Prosedur perencanaannya sudah mapan (well-astablished).
7. Konstruksinya sederhana, pemakaian ruangan relatif kecil.
8. Pengoperasiannya tidak berbelit-belit, sangat mudah dimengerti (diketahui
oleh para operator yang berlatar belakang pendidikan rendah).
9. Konstruksinya dapat dipisah-pisah satu sama lain, tidak merupakan satu
kesatuan yang utuh, sehingga pengangkutannya relatif gampang
(Sitompul,1993).
Kerugian penggunaan shell and tube heat exchanger adalah semakin besar
jumlah lewatan maka semakin banyak panas yang diserap tetapi semakin sulit
perawatannya
(Kern, 1983).
3. Plate Type Heat Exchanger
Plate type heat exchanger terdiri dari bahan konduktif tinggi seperti
stainless steel atau tembaga. Plate dibuat dengan design khusus dimana tekstur
permukaan plate saling berpotongan satu sama lain dan membentuk ruang sempit
antara dua plate yang berdekatan. Jika menggabungkan plate-plate menjadi
seperti berlapis-lapis, susunan plate-plate tersebut tertekan dan bersama-sama
membentuk saluran alir untuk fluida. Area total untuk perpindahan panas
tergantung pada jumlah plate yang dipasang bersama-sama seperti gambar
dibawah

Gambar 2.7. Plate type heat exchanger dengan aliran countercurrent


(Allan, 1981).
4. Jacketed Vessel With Coil and Stirrer
Unit ini terdiri dari bejana berselubung dengan coil dan pengaduk, tangki air
panas, instrument untuk pengukuran flowrate dan temperatur. Fluida dingin dalam
vessel dipanaskan dengan mengaliri selubung atau koil dengan fluida panas.
Pengaduk dan baffle disediakan untuk proses pencampuran isi vessel. Volume isi
tangki dapat divariasikan dengan pengaturan tinggi pipa overflow. Temperatur
diukur pada inlet dan outlet fluida panas, vessel inlet dan isi vessel

Gambar 2.8. Skema Dari Jacketed Vessel With Coil And Stirrer
(Tim Dosen Teknik Kimia, 2009).
Hal-hal yang mempengaruhi rancangan suatu heat exchanger, yaitu:
1.

Panas Konduksi Melalui Dinding Plat

Transfer panas di antara dua fluida melalui sebuah dinding pemisah secara
umum dapat ditulis:
qk

k.A
(T1 T2 )
l

.............................................................................. (2.1)
(Tim Dosen PS Teknik Kimia, 2009).
L
T1
qk
T2

Gambar 2.9. Konduksi Panas Melalui Dinding

2.

Transfer Panas Konveksi


Kecepatan transfer panas konveksi dari permukaan benda yang bersuhu

tinggi ke fluida yang bersuhu rendah (Gambar 2.10) bisa dihitung dengan
persamaan berikut:

qc hc . A. Ts T
.............................................................................. (2.2)
Fluid

T
hc

qc

Gambar 2.10. Konveksi dari Permukaan ke Fluida


Kecepatan transfer panas konveksi dalam persamaan (2.2) bisa ditulis sebagai
berikut:
qc

Ts T T

1
Rc
hc .A
............................................................................... (2.3)

3.

Koefisien Transfer Panas Overall, U (Dinding Plat Datar)


Kecepatan transfer panas antara dua fluida melalui dinding pemisah yang

datar, dapat dihitung dengan persamaan:


q

= U . A. (Ta Tb)...................................................... (2.4)

Ta Tb
1
hc, a . A

k.A

1
hc ,b . A

U.A.(Ta Tb) =
1
1
hc, a . A

U.A

1
hc,b . A

1
R

1
1 L 1

hc, a k hc ,b .

..................................................... (2.5)
(Tim Dosen PS Teknik Kimia, 2009).

4.

Fouling Factor (Faktor Pengotor)


Koefisien transfer panas overall heat exchanger sering berkurang akibat

adanya timbunan kotoran pada permukaan transfer panas yang disebabkan oleh
scale, karat, dan sebagainya. Pada umumnya pabrik heat exchanger tidak bisa
menetapkan kecepatan penimbunan kotoran sehingga memperbesar tahanan heat
exchanger. Fouling factor dapat didefinisikan sebagai berikut:
Rf

1 1

Ud U

....................................................................................... (2.6)
(Tim Dosen PS Teknik Kimia, 2009).
Tabel 2.2. Fouling factors (coefficients), typical values

(source : Coulson, Chemical Engineering, vol 6, page : 640)


5.

Transfer Panas antara Dua Fluida Melalui Sebuah Dinding


L

Ta

hc ,b

T1
fluida a

hc , a

q
fluida b

k
T2

Tb

Gambar 2.11. Transfer Panas dari Fluida a ke b


Jika Ta > Tb , panas akan mengalir dari fluida a ke permukaan dinding
sebelah kiri dengan cara konveksi. Di dalam dinding, panas mengalir secara
konduksi dari permukaan sebelah kiri ke permukaan sebelah kanan.
Heat transfer rate konveksi dari fluida a bersuhu Ta ke permukaan dinding
sebelah kiri Tb.

q h c.a . A (Ta T1 )
q
h c .a A

Ta T1

.................................................................................... (2.7)
Transfer panas konduksi dari permukaan dinding sebelah kiri ke sebelah kanan.
q

k.A
(T1 T2 )
L

q
T1 T2
k.A L

.................................................................................... (2.8)
Kecepatan transfer panas konveksi dari permukaan dinding sebelah kanan ke
fluida b...........................................................................................................

q h c.b . A.(T2 Tb )
q
T2 Tb
h c.b . A
.................................................................................... (2.9)
Penjumlahan dari persamaan 2.7 dan 2.8:

Ta Tb
1
L
1

h c , a kA h c ,b

T T
a
b

Ta Tb
T

1
L
1 R

h c , a kA h c ,b

................................................................ (2.10)
(Tim Dosen PS Teknik Kimia, 2009).
6.

Log Mean Temperature Difference (LMTD)


Sebelum menentukan luas permukaan panas alat penukar kalor, maka

ditentukan dulu nilai dari

dihitung berdasarkan temperatur dari fluida

yang masuk dan keluar. Selisih temperatur rata-rata logaritmik (T lm) (logaritmic
mean overall temperature difference-LMTD) depat dihitung dengan formula
berikut :
LMTD

Ta Tb
ln

Ta
Tb

................................................................ (2.11)
(Kern, 1983).

Untuk aliran countercurrent ;

Gambar 2.12. LMTD untuk aliran countercurrent

LMTD

T1 t2 T2 t1
T 1 t2
ln
T2 t1

Untuk aliran cocurrent;

......................................................... (2.12)

Gambar 2.13. LMTD untuk aliran cocurrent


LMTD

7.

T1 t1 T2 t2
T 1 t 1
ln
T 2 t2

...................................................... (2.13)

Keefektifan
Keefektifan heat exchanger adalah ratio/perbandingan transfer panas aktual

dengan transfer panas maksimum yang mungkin terjadi.


Keefektifan heat exchanger ()

mcp 1 h. Th,in Th,out


q act

q max mcp min Th,in Tc,in


.............................................. (2.13)

mcp 1 h. Tc,out Tc,in


q act

q max mcp min Th,in Tc,in


.............................................. (2.14)

Karena itu, jika kita mengetahui keefektifan heat exchanger, kita bisa
menentukan kecepatan transfer panas:
q q act .q max
........................................................................ (2.15)
q . mcp min Th,in Tc,in

........................................................ (2.16)

2.3. Metodologi Percobaan


2.3.1. Alat dan Deskripsi Alat
2.3.1.1 Alat Utama
- TH 240 Multi Heat Exchanger with flow sensors
2.3.1.2

Alat Pendukung
-

Gelas ukur 1.000 mL

Stopwatch
Keterangan Gambar 2.14 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Rotameter, inlet air panas.


Flow control valve, air panas.
Flow control valve, air dingin.
Rotameter (flowmeter), air panas.
Rotameter (flowmeter),air dingin.
Inlet air dingin ke sistem.
Outlet air dingin ke pembuangan.
Inlet cocentric tube, air panas
CH1.

9.

Inlet cocentric tube, air dingin


CC1.

10.

Plate inlet, air panas PH1.

11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.

Plate inlet, air dingin PC1.


Plate outlet, air panas PH2.
Plate outlet, air dingin PC2.
Inlet air panas ke sistem. plate
outlet, air panas PH2
Cocentric tube heat exchanger.
Control kecepatan.
Tombol heater ON-OFF.
Tombol pompa ON-OFF.
Tombol utama.
Control temperature.
Tampilan flowrate, fluida panas.

22.
23.

Tampilan flowrate, fluida dingin.


Tampilan
temperatur,
fluida
panas.

24.

Tampilan

temperatur,

fluida

dingin.
Tombol pilihan, temperature
fluida panas.
26.
Tombol pilihan, temperature
fluida dingin.
27.
Shell and tube outlet, fluida panas
SH2

28.
29.
30.
31.

25.

32.
33.
34.

Shell and tube outlet, fluida


dingin SC2.
Shell and tube heat exchanger.
Plate heat exchanger
Shell and tube inlet, fliuda dingin
SC1.
Shell and tube inlet, fluida panas
SH1.
Cocentric tube outlet, fluida
dingin SC2.
Cocentric tube outlet, fluida
panas SH2.

35.

36. Gambar 2.14. Rangkaian Alat TH 240 Multi Heat Exchanger


37.

Keterangan :

1.

Rotameter (Flowmeter) Inlet cold

5.

Temperature control

2.

Jacket Vessel

6.

Selector Switch (cold water)

3.

Stirrer

7.

Selector Switch (hot water)

4.

Heater, pump, motor switch

8.

Stirrer speed adjusting knob

9.
10. Gambar 2.15. Rangkaian Alat TH 231 Jacketed Vessel With Coil and
Stirrer
11.
2.3.2

Bahan
12. Bahan yang digunakan adalah:

13.

Air kran

14. 2.3.3. Prosedur Percobaan


2.3.3.1.

Persiapan Alat

1. Menghubungkan inlet dari air dingin (pada bagian belakang alat) dengan
sumber air (kran air).
2. Menghubungkan outlet pada pembuangan dari air dingin ke pembuangan yang
ada di laboratorium.
3. Mengisi tangki air dingin dengan membuka kran: ketika tangki telah penuh
dengan air, menghentikan dengan menggunakan rotameter.
4. Mengisi tangki air panas secara manual melewati batas safety.
15.
16.
17.
18.
2.3.3.2.

Concentric Tube Heat Exchanger

2.3.3.2.1. Aliran cocurrent


19.

1. Menghubungkan inlet air dingin (1) ke CC1 (2).

20.

2. Menghubungkan CC2 (3) ke outlet air dingin (4).

21.

3. Menghubungkan inlet air panas (5) ke CH1 (6).

22.

4. Menghubungkan CH2 (7) ke rotameter inlet (8).

23.
24.

Gambar 2.16. Concentric Tube in Parallel Flow

25.

5. Membuka kran sumber air.

26.

6. Menekan ON pada tombol utama.

27.

7. Menekan tombol ON heater.

28.

8. Mengatur temperatur yang diinginkan dengan memutar tombol


control (3) ke temperatur 75 oC.

29.

9. Pilot lamp (4) pada bagian kanan bawah akan menyala. Pilot lamp
di bagian kanan tersebut akan mati dan pilot lamp (5) pada bagian kiri bawah
akan menyala jika temperatur yang telah diatur tercapai.

30.

10. Menyalakan pompa air panas (6).

31.

11. Mengatur flowrate dari air panas melalui kran (8a) ke harga yang
diinginkan dan harga pada penampilan digital (7).

32.

12. Mengatur flowrate air dingin melalui kran (9a) ke harga yang
diinginkan dan dibaca di rotameter (9b) dan pada penampilan digital (7).

33.

13. Menunggu sampai temperatur dari air dingin dan air panas menjadi
steady.

34.

14. Membaca temperatur fluida panas pada tube di titik CH1 dan CH2
menggunakan tombol selector (9). Pembacaan ditampilkan pada (9a).

35.

15. Membaca temperatur fluida dingin pada tube di titik CC1 dan CC2
menggunakan tombol selector (10). Pembacaan ditampilkan pada (10a).

36.

16. Mengubah flowrate dari air dingin dan mengulangi langkah di atas.

37.
38. Gambar 2.17. Control Panel
39.
40. 2.3.3.2.2. Aliran counter current
41.

1. Mematikan pompa.

42.

2. Menghubungkan inlet air dingin (1) ke CC2 (3).

43.

3. Menghubungkan CC1 (2) ke outlet air dingin (4).

44.

4. Melakukan hal yang sama seperti pada cocurrent untuk prosedur 516

45.
46. Gambar 2.18. Concentric Tube Co Current
47.

2.3.3.3.

Jacketed Vessel

2.3.3.3.1. Batch Operation


48.

49. Gambar 2.19. Jacketed Vessel Batch Operation


50.
1.

Mengisikan air ke dalam tangki.

2.

Menghubungkan alat dengan arus listrik.

3.

Mengeset temperatur heater sesuain dengan yang


diinginkan, yaitu 75C.

4.

Menghubungkan selang/pipa inlet dan outlet air panas


ke heating jacket, setelah temperatur pada heater tercapai.

5.

Menyalakan pompa air panas dan mengatur aliran air


panas yang diinginkan, yaitu 2,5 lpm, sampai tercapai kondisi steady
state.

6.

Mencatat temperature awal TH1, TH2 dan TC5 setelah


kondisi steady tercapai.

7.

Mengisikan
menghidupkan stopwatch.

air

dingin

ke

dalam

vessel

dan

8.

Mengeset kecepatan pengaduk 0 rpm.

9.

Mencatat temperatur awal TH1, TH2 dan TC5 sekali


dalam satu menit..

10.

Mengulangi untuk kecepatan pengaduk 300 rpm.

51.
52.
53.
54.
55.
2.3.3.3.2. Continuous Operation
56.

57. Gambar 2.20. Jacketed Vessel Continuous Operation


58.
1.

Mengisikan air ke dalam tangki.

2.

Menghubungkan alat dengan arus listrik.

3.

Mengeset temperature heater sesuain dengan yang


diinginkan, yaitu 75C.

4.

Menghubungkan selang/pipa inlet dan outlet air


panas ke jacket vessel, setelah temperature pada heater tercapai.

5.

Menyalakan pompa air panas dan mengatur aliran


air panas yang diinginkan, yaitu 2,5 lpm, sampai tercapai kondisi
steady state.

6.

Mencatat temperature awal TH1, TH2, TC1 dan TC4


setelah kondisi steady tercapai.

7.

Mengisikan air dingin ke dalam vessel dan


menghidupkan stopwatch.

8.

Mengeset kecepatan pengaduk 0 rpm.

9.

Mencatat temperature awal TH1, TH2, TC1 dan TC4


sekali dalam satu menit.

10.

Mengulangi untuk kecepatan pengaduk 300 rpm.

59.
60.
61.
62.
63.
2.4 Hasil dan Pembahasan
2.4.1 Data Pengamatan
2.4.1.1 Concentric Tube Heat Exchanger
64. Tabel 2.3 Hasil Pengamatan Concentric pada Aliran Cocurrent dan
Counter Current
67. Cocurrent
65.
H

66.
C

71. Hot
Water
Temper
ature
(oF)
78.
79.
T
T

68. Counter
72. Cold
Water
Tempera
ture (oF)

73. Hot Water


Temperature
(oF)

80.

81.

82.
T

83.

86.

87.

88.

89.

90.

91.

92.

93.

5,

7,

13

12

97.

98.

99.

100.

101.

102.

103.

6,

14

12

107.

108.

109.

110.

111.

112.

113.

5,

14

12

117.

118.

119.

120.

121.

122.

123.

5,

15

14

127.

128.

129.

130.

131.

132.

133.

4,

15

14

136.
137.
138.
139.
2.4.1.2 Jacketed Vessel
140. Tabel 2.4 Hasil Pengamatan Jacket Batch Operation pada 0 dan
300 rpm
145.0 rpm

146.300 rpm

143.Fl
ow
rat
e
(ft3
/ja
m)
144.

155.
T

156.
T

162. 5,

163.

164.

15

171.

172.

16

179.

180.

14

187.

188.

14

189.

193.

195.

196.

197.

14

141.
T
142.
(

161.
0

29

169.

1
177.
2
185.
3

149.Hot Water
Temperat
ure (oF)

150.Cold Water
Temperatur
e (oF)

158.
T

159.
T

166.

167.

14

174.

175.

13

182.

183.

15

190.

191.

109,94

17

113,9

198.

199.

15

157.TC5

165.

151.Hot Water
Temperature
(oF)

91,94

173.

100,76

181.

103,78
4

152.Cold
Water
Temperatu
re(oF)
160.TC5

168.

126,6
8

176.

132,6
2

184.

136,9
4

192.

107,7
8

200.

85,64

201.
5

209.
210.

203.

204.

13

205.

119,84

206.

207.

14

208.

86,54

211.
212. Tabel 2.5 Hasil Pengamatan Jacket Continuous Operation pada 0
rpm dan 300 rpm

213.
T
214.
(

215.F
l
o
w
r
a
t
e
(f
t3
/j
a
m
)

234.
0

244.
1

254.
2

264.
3

274.
4

284.
5

294.
295.
296.
297.

235. 5

,
2
9
7

216.0 rpm
220.Hot
Water
Tempe
rature
(oF)

217.300 rp
221.Cold
Water
Tempera
ture (oF)

222.Hot
Water
Temperat
ure (oF)

226.
T

227.
T

228.
T

229.
T

230.
T

231.
T

236.

237.

238.

239.

240.

241.

246.

247.

248.

249.

250.

251.

256.

257.

258.

259.

260.

261.

266.

267.

268.

269.

270.

271.

276.

277.

278.

279.

280.

281.

286.

287.

288.

289.

290.

291.

298.
2.4.2 Hasil Perhitungan
299.

Tabel 2.6 Hasil Perhitungan Kecepatan Perpindahan Panas Hot


Fluid pada Concentric Cocurrent
302.

300.
No,

301.
H

T
303.

305.

304.
T

T
306.
(

307.
308.(
l
b
/
f
t

309.Cp
310.( Bt
u/lb
o
F)

3
31

320.
315.

317.

318.

319.

61,9
4
4
9

321.

32

0,9986

329.
324.

333.

326.

327.

328.

330.

33

0,9989

338.

316.

5,

61,7
5
1
8

335.

336.

337.

61,7
7
9
2

339.

34

0,9989

347.
342.

344.

345.

346.

61,6
5
9
6

348.

34

0,9991

356.
351.

353.

354.

355.

61,5
5
2
5

357.

35

0,9995

360.
361. Tabel 2.7 Hasil Perhitungan Kecepatan Perpindahan Panas Cold
Fluid pada Concentric Cocurrent
362.
No,

363.
Co

364.

T
365.
(o

366.
T
367.

368.
T

369.
370.
(
l
b
/
f

371.Cp
372.( Bt
u/lb
o
F)

3
37

t
3

378.

377.

7,

387.

386.

6,

396.

395.

5,

405.

404.

5,

414.

413.

422.
423.

4,

382.
379.

380.

381.

62,0
8
1
1

38

383.
0,9986

391.
388.

389.

390.

62,1
6
0
3

39

392.
0,9986

400.
397.

398.

399.

62,1
9
4
4

40

401.
0,9987

409.
406.

407.

408.

62,0
4
1
5

41

410.
0,9993

418.
415.

416.

417.

62,0
7
3
6

42

419.
0,9994

Tabel 2.8 Hasil Perhitungan Koefisien Perpindahan Panas


Overall pada Concentric Cocurrent
424.N
o
,
433.1
438.2
443.3
448.4
453.5

425.LMTD
426.(oF)

427.Uo
428.(Btu /jam ft2 oF)

429.Ui
430.(Btu /jam ft2 oF

434. 9,8571
435. -8,8518
439. 28,5022
440. 131,2706
444. 32,2460
445. 10,7977
449. 21,8669
450. 298,0513
454. 33,1460
455. 308,9312
458. Tabel 2.9 Hasil Perhitungan Keefektifan Heat Exchanger pada
Concentric Cocurrent
459.
No,

460.(m
xC
p)
ho
t
461. (
Bt
u/j

462.(m
xC
p)
col
d
(Bt
u/j
am

(mxC
p)min
464.(Btu/j
am oF)
463.

465.q
ac
tu
al
(Bt
u/j
am
)

436.
441.
446.
451.
456.

1109,744
601,9199
333,7299
683,8179
237,9613

466.

T
h
av
g

T
c
av

a
m
o
F)

467. (
o

F)

F
)

475.
471.

472.
327,6
70
7

479.

487.

495.

503.

511.
512.

480.
326,7
64
8

473.

58
,9
80
7

474.

3
27,67
07

446,61
10

481.

483.

482.

3
26,76
48

407,72
38

2529,1
59
7

476.
6,35
0
0

484.
17,4
5
0
0

492.

488.
326,8
93
4

496.
326,3
43
4

504.
325,8
87
4

489.

490.

491.

3
26,89
34

368,50
30

497.

235,36
32

499.

498.

3
28,40
77

328,40
77

505.

4405,6
35
6

507.

506.

2
76,02
51

276,02
51

4521,2
90
8

18,3
5
0
0

500.
15,3
0
0
0

508.
20,3
5
0
0

Tabel 2.10 Hasil Perhitungan Kecepatan Perpindahan Panas


Hot Fluid pada Concentric Counter Current

513.
No,

514.Hot
Flow
(ft3/ja
m)

526.

527. 5,29

515.
T

516.
TH2

517.
T

518.

519.
(

528.

529.

530.

12

531.
6

520.Cp
521.( Bt
u/lb
o
F)
532.0,9
996

535.

537.

538.

539.

12

546.

547.

548.

12

555.

556.

557.

14

564.

565.

566.

14

540.
6

541.0,9
999

544.
549.
6

550.0,9
997

553.
558.
6

559.1,0
006

562.
567.
6

568.1,0
007

571.
572. Tabel 2.11 Hasil Perhitungan Kecepatan Perpindahan Panas Cold
Fluid pada Concentric Counter Current
574.C
o
l
d

573.
No,

F
l
o
w
(
f
t
3

/
j
a
m
)

577.
T

576.
(

578.
(

575.

579.
T

580.

581.
(l

582.C
p
583.(
Bt
u/
lb
o
F
)

584.m
c
585.(
l
b
/
j
a
m
)

588.

589.
0,0
0
3
4

597.

0,0

624.

592.

593.
6

599.

600.

601.

602.
6

607.
0,0
0
2
8

615.

591.

598.
0
3
1

606.

590.

608.

609.

610.

611.
6

616.
0,0
0
2
5

617.

618.

619.

620.
6

625.

626.

627.

628.

0,0

629.
6

0
2
2

594.0,
9
9
8
6

603.0,
9
9
8
6

612.0,
9
9
8
6

621.0,
9
9
8
6
630.0,
9
9
8
6

595.4
4
7
,
8
4
3
8
604.4
0
8
,
1
0
4
6
613.3
6
8
,
7
8
6
6
622.3
2
8
,
7
2
6
9
631.2
8
9
,
5
3
6
3

633.
634. Tabel 2.12 Hasil Perhitungan Koefisien Perpindahan Panas Overall
pada Concentric Counter Current
635.
No,
644.

649.

636.LMT
D
637. (oF)

638.Uo
639. (Btu /jam ft2 oF)

645.

4
4,46
80
650. 4
2,56
69

646.

91,6921

651.

166,8973

640.Ui
641.(Btu /jam
ft2 oF)

643.(B

647.

292,52
80

648

652.

68,258
0

653.

654.

659.

664.

669.
670.

671.
No,

681.

691.

699.

655.

3
9,77
89
660. 6
0,74
96
665. 6
0,57
00

656.

189,6380

661.

57,8672

666.

59,3419

657.

50,613
0

658.

662.

78,377
2

663

667.

62,727
7

668

Tabel 2.13 Hasil Perhitungan Keefektifan Heat Exchanger


pada Concentric Counter Current
672.(
m
x
C
p)
h
ot
(
B
tu
/j
a
m
o
F
)

682.3
2
5,
7
9
1
0
692.3
2
5,
3
6
0
3
700.3
2
5,
6
2

675.Q

673.(m
xC
p)
co
ld
(Bt
u/j
am
o
F)

683.44
7,2
17
7

693.40
7,6
29
6
701.36
8,2
66
6

674.(mx
Cp)m
in

(Btu
/jam
o
F)

684.

3
25,7
910

694.

3
25,3
603
702. 3
25,6
239

a
c
t
u
a
l
(
B
t
u
/j
a
m
)
685.1
5
3
7
5
,
3
4
5
1
695.4
8
0
2
,
3
1
8
1
703.5
0
9
9
,

676.

Th
avg

Tca
vg

677.(oF
)

686.
67,140
0

696.
57,960
0

704.
55,080
0

3
9

707.

715.

708.3
2
1,
9
9
5
1

709.32
8,2
63
4

716.3
2
1,
3
8
5
9

717.28
9,1
28
1

710.

3
21,9
951

718.

2
89,1
281

2
7
0
6
711.2
3
7
6
,
3
2
4
1
719.2
1
3
3
,
7
6
5
3

712.
68,400
0

720.
68,040
0

723. Tabel 2.14 Hasil Perhitungan Kecepatan Transfer Panas pada


Jacket Batch Operation 0 rpm Hot Fluid

724.
Ti
725.
(s)

726.F
l
o
w
r
a
t
e
(f
t3
/j
a
m
)

741.
0

727.

729.

731.

728.
(o

730.
(o

732.
(o

744.

745.

746.

751.
1

753.

754.

755.

760.
2

762.

763.

764.

771.

772.

773.

778.
4

780.

781.

782.

787.
5

789.

790.

791.

769.
3

742.5,
2
9
7
743.

733.

734.
(lb

735.Cp
736. (
Bt
u/l
b
o
F)

7
747.
61,

748.1,0
01
0

7
756.
60,

757.1,0
02
4

765.
61,

766.1,0
00
7

7
774.
60,

775.1,0
00
2

7
783.
60,

784.1,0
00
6

7
792.
61,

793.1,0
00
5

796.
797. Tabel 2.15 Hasil Perhitungan Kecepatan Transfer Panas pada
Jacket Batch Operation 0 rpm Cold Fluid
798.
T

799.V
o
l
u
m
e
(

800.

T
801.
(

802.

803.
(l

804.
C

806.
m

805.
(

807.
(l

TC5nTC5n-1
809.(oF)

808.

f
t
3

814.

812.
0

822.

820.
1
828.
2
836.
3

860.

830.
813.0
,
0
7
7
7

838.
1

844.
4

846.

852.
5

854.

815.
6

816.
0

817.

823.
6

824.
0

825.

831.
6

832.
0

833.

839.
6

840.
0

841.

847.
6

848.
0

849.

855.
6

856.
0

857.

4,

4,

4,

4,

4,

4,

818.

8
,82

826.

3
,02

834.

6
,16

842.

3
,96

850.

5
,94

858.

8
,82

861. Tabel 2.16 Hasil Perhitungan Kecepatan Transfer Panas pada


Jacket Batch Operation 300 rpm Hot Fluid
862.
Ti

864.Fl
ow
rat
e
(ft3
/ja
m)

865.

867.

869.

866.
(o

868.
(o

870.
(oF

879.
0

882.

883.

884.

14

889.
1

891.

892.

893.

14

898.
2

900.

901.

902.

15

907.
3

909.

910.

911.

17

916.
4

918.

919.

920.

16

925.
5

927.

928.

929.

14

863.
(s

880.5,2
97
881.

871.

872.
(lb/

885.
61,2

894.
61,2

903.
61,0

912.
60,7

921.
60,9

930.
61,3

873.Cp
874.( Btu/
lb oF)

886.1,007
2

895.1,006
9

904.1,003
2

913.1,002
5

922.0,999
8

931.1,009
7

934.
935. Tabel 2.17 Hasil Perhitungan Kecepatan Transfer Panas pada
Jacket Batch Operation 300 rpm Cold Fluid
936.
T
937.
(

938.Vo
lu
m
e
(ft
3
/j

T
C5
940. (o
F)
939.

941.

942.
(l

943.Cp
944.( Bt
u/lb
o
F)

945.mc
946.(lb/j
am)

a
m)
951.
0

953.

959.
1

961.

126,68

132,62
967.
2

969.
136,94

975.
3

952.0,
07
77

977.
107,78

983.
4

985.
85,64

991.
5

993.
86,54

999.
1000.

954.
6

962.
6

970.
6

978.
6

986.
6

994.
6

956.
955.0,99
91

4
,815
7

964.
963.0,99
91

4
,815
0

972.
971.0,99
92

4
,811
8

980.
979.0,99
92

4
,807
9

988.
987.0,99
91

4
,816
5

996.
995.0,99
91

4
,815
9

1001. Tabel 2.18 Hasil Perhitungan Kecepatan Transfer Panas pada


Jacket Continuous Operation 0 rpm Hot Fluid
1002.
Ti
1003.
(s)

1004.
Flowr
a
te
(f
t3
/j
a
m
)

1009.

1010.
(lb/f
t

1007.
mh
1008.
(lb/ja
m
)

1005.
qh
1006.
(Btu/ja
m)

232,29
91

1048.

1049.

17
3,
78
81

320,6
7
9
2

1058.

1057.

1055.
4

1067.

1066.

1024.
1,0025

10
(

10
1033.
1,0051

1042.
1,0023

1050.
60,5
3
9
7

1051.
1,0036

1068.
60,2
0
1
0

318,8
8
5
3

1846,7
58
2

10

1041.
60,7
9
2
7

1059.
60,4
3
0
3

320,0
9
9
7

7926,5
61
7

1064.
5

1076.

322,0
1
9
4

3776,4
65
4

1046.
3

1075.
Ti

1040.

1039.

1020.
5,297

1032.
60,2
5
3
1

319,1
6
1
5

9123,4
04
4

1037.
2

1073.
1074.

1031.

1030.

1028.
1

1023.
60,7
5
7
2

321,8
3
1
6

1021.

101

1022.
1019.
0

1011.
Cp
1012.
(Btu/lb
o
F)

10
1

10
1

10
1060.
1,0042

10
1069.
1,0054

Tabel 2.19 Hasil Perhitungan Kecepatan Transfer Panas pada


Jacket Continuous Operation 0 rpm Cold Fluid
1077.
Flowr
at
e

1078.

1080.

1082.

1079.

1081.

1083.

1084.

1085.
(lb/

1086.
Cp

1087.
mc
1088.
(lb/ja

(s)

(ft
3
/j
a
m

m
)

1098.
1091.
0

1093.

1094.

1095.

1096.
62,

1097.
0,9

329,9
3
2
1

1107.
1100.
1

1102.

1103.

1104.

1105.
62,

1106.
0,9

329,6
9
4
3

1116.
1109.
2

1118.
3

1111.

1112.

1113.

1114.
62,

1115.
0,9

1092.
5,297

329,6
3
8
7

1125.
1120.

1121.

1122.

1123.
62,

1124.
0,9

328,7
4
7
6

1134.
1127.
4

1129.

1130.

1131.

1132.
62,

1133.
0,9

329,0
1
9
9

1143.
1136.
5

1138.

1139.

1140.

1141.
62,

1142.
0,9

328,8
5
5
4

1145. Tabel 2.20 Hasil Perhitungan Kecepatan Transfer Panas pada


Jacket Continuous Operation 300 rpm Hot Fluid

1146.
T
1147.
(

1163.
0

1148.
Flow
r
a
t
e
(f
t3
/j
a
m
)
1164.
5,297

1149.
qh
1150.
(Btu/ja
m)

1165.
14
61
6,4
74
3

1151.
mh
1152.
(lb/j
a
m
)

1157.

1153.

1154.
(lb

1155.
Cp
1156.
(Bt

1167.
58

1168.
1,00

1169.

1176.
61

1177.
1,00

1178.

1185.
59

1186.
1,00

1187.

1194.
60

1195.
1,00

1196.

1203.
60

1204.
1,00

1205.

1212.
59

1213.
1,00

1214.

T
1158.
(

1166.
309,
0
5
1
9

1175.
1172.
1

1174.
4494,8
69
6

324,
0
6
3
6

1184.
1181.
2

1183.
3732,6
75
4

313,
5
3
2
0

1193.
1190.
3

1192.
5155,5
74
0

321,
6
2
7
4

1202.
1199.
4

1208.
5

6998,8
62
1

321,
1
1
9
5

1210.

1211.

16722,
40
72

315,
4
3
6

1201.

1
1

8
1217.

1218.

1219.
T
1220.
(s

Tabel 2.21 Hasil Perhitungan Kecepatan Transfer Panas pada


Jacket Continuous Operation 300 rpm Cold Fluid
1221.
Flo
w
r
a
t
e
(
f
t

1222.

1224.

1226.

1223.
(o

1225.
(

1227.
(o

1237.

1238.

1239.

1247.

1248.

1249.

1256.

1257.

1258.

1265.

1266.

1267.

1274.

1275.

1276.

1283.

1284.

1285.

1228.

1229.
(l

1230.
Cp
(B
tu/
lb
o
F
)

1231.
mc
1232.
(lb/jam)

/
j
a
m
)
1235.
0
1245.
1
1254.
2
1263.
3
1272.
4
1281.
5

1290.

1236.
5,29
7

1240.
62

1243.

1250.
62

1252.

1259.
62

1261.

1268.
62

329,08
23
329,15
60
1241.
0,9986
1242.

328,49
24

1270.
328,76
47

1277.
62

1279.

1286.
62

1288.

329,06
52
329,05
39

1291. Tabel 2.22 Hasil Perhitungan Keefektifan Jacket Batch Operation 0


dan 300 rpm
1296.

1301.
Cold
W
at
er
(oF
)

1300.
1292.
Time
1293.
(s)
1294.

H
ot
Water
(oF)

1295.
F

1310.
T

0 rpm

1311.
T

1303. Ho
t Water
(oF)
1302.

1314.
T

1315
T

1325.

132

1335.

1336.

133

1312.
TC5

1320.
5
1319.
0

1321.

1322.

1324.
-

1323.
91,94

1330.
1

1332.

1333.

1334.
100,76

1341.
2

1352.
3

1343.

1344.

1345.

1346.

1347.

134

103,78
4

1354.

1355.

1357.

1358.

135

1368.

1369.

137

1356.
109,94

1363.
4

1365.

1366.

1367.

1376.

1377.

1378.

1379.

1380.

138

119,84

113,9
1374.
5

1385.
1386. Tabel 2.23 Hasil Perhitungan Keefektifan Jacket Continuous
Operation 0 rpm
1387. (
mx
Cp)
Hot
1388. (
Btu/
jam
o
F)

1391.

1389. (m x
Cp)cold
1390. (Btu/ja
m oF)

1397. 3
22,
637
6

1398. 329,6
733

1403. 3
20,
794
8

1404. 329,3
027

1409. 3
22,
774
8

1410. 329,2
377

1416. 328,2
841

1422. 328,5
560

1427. 3
20,
617
7

1399. 32

1400.

2,6376
34

1405. 32
0,7948
1

1411. 32
2,7748
25

1395.
1

-T
(oF

1401.

232,29
91

1406.
5631,0
758

1412.

1407.

2,5

1413.

888,94
19

1417. 32
1,8297
41

173
,78
81

1419.

1424.

1421. 3
21,
434
0

1393.
q act
1394.
(Btu/ja
m)

1418.

1415. 3
21,
829
7

(m
x
Cp)min
1392. (Bt
u/jam
o
F)

1428. 328,3
917

1423. 32
1,4339
69

1429. 32
0,6177
37

1433.
1434.
1435.
1436.
1437.
1438. Tabel 2.25 Hasil Perhitungan Keefektifan Jacket Continuous
Operation 300 rpm

59,
140
1

1430.
1846,7
582

1425.

9,2

1431.

1,3

1439.
(m x
C
p)
H
ot
1440.
(Btu/j
a
m
o
F
)

1441. (m x
Cp)cold
1442. (Btu
/jam oF)

1443. (m x
Cp)min
1444. (Btu/
jam oF)

1452.
309,9
3
3
7

1445.

q
act

1446. (
Btu/
jam)

1455. 1453. 328


,6183

1454. 309,
933722

146
16,4
743

1459.
324,3
0
5
2

1460. 328
,6919

1461. 324,
305169

1466.
314,1
9
8
3

1467. 328
,0293

1468. 314,
198263

,3011

1475. 321,
821102

1480.
321,3
4
3
5

1494.
1495.

136,
594
1

1483. 1481. 328


,6013

1482. 321,
343531

1487.
315,9
9
4
1

298,
995
9

1476. 4
1474. 328

147
8,70
57

1490. 1488. 328


,5899

1489. 315,
99409

TH
- TC4
1448.
(o
)

1456. 58
68

1463. 70
20

59,1
645

1469. 1

1473.
321,8
2
1
1

1462. -

1447.

532,
315
7

1470. 77
40

1477. 56
52

1484. 74
16

1491. 10
,22

1496.
1497.
1498.
1499.
1500.
1501.
1502.
1503.
1504.
1505.

1506. 3.4.3 Pembahasan


1507.

Uo

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

Qh

Pada percobaan ini menggunakan concentric tube heat exchanger dengan variasi
aliran cocurrent dan counter current

serta jacketed vessel dengan variasi

flowrate fluida dingin, sedangkan flowrate fluida panas dijaga tetap. Hal ini
bertujuan untuk mengamati pengaruh kecepatan aliran fluida terhadap kecepatan
transfer panas dan keefektifan heat exchanger.
1508.
1509.
1510.
1511.
1512.
1513.
1514.
Gambar 2. 21 Hubungan Overall Heat Transfer Coefficient
Based on Outside Surface (Uo) dengan Kecepatan
Perpindahan Panas Fluida Panas (Qc) untuk Aliran
Cocurrent.
1515.

1516.

1.50E+03
1.00E+03
Ui

5.00E+02
0.00E+00
4000

5000

6000

7000

8000

9000 10000 11000

Qc

Nilai kecepatan transfer panas terus naik yang menunjukkan bahwa dengan
semakin bertambahnya Qh maka semakin bertambah Uo, namun pada kondisi
tertentu, nilai Uo terjadi stagnansi yang dikarenakan flowrate air yang tidak
teratur, temperatur yang fluktuatif serta media air yang digunakan bukan
merupakan air bersih sehingga meninggalkan scale (kerak) pada alat.
1517.
1518.
1519.
1520.
1521.
1522.
1523.
1524.

Gambar 2.22
Hubungan Overall Heat Transfer Coefficient
Based on Inside Surface (Ui) dengan Kecepatan
Perpindahan Panas Fluida Dingin (Qc) untuk Aliran
Cocurrent.
1525.

1526.

3.00E+02
2.00E+02
Um 1.00E+02
0.00E+00
0

1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000


Qh

Nilai kecepatan transfer panas overall pada permukaan dalam juga menunjukkan
garis lurus, yang menunjukkan bahwa semakin besar Qc maka semakin besar
pula nilai Ui. Nilai faktor pengotor yang didapat untuk aliran cocurrent adalah
0,0026 sampai 0,0029, sedangkan nilai faktor pengotor yang diijinkan adalah
0,001, hal tersebut menunjukkan bahwa faktor pengotor di alat sangat tinggi
yang dapat terlihat pada Gambar 2.22 yang memberikan garis grafik yang
menurun pada akhir prosesnya.
1527.
1528.
1529.
1530.
1531.
1532.
1533.
Gambar 2.23 Hubungan Overall Heat Transfer Coefficient Based
on Mean Surface (Um) dengan Kecepatan Perpindahan Panas
Fluida Panas (Qh) untuk Aliran Cocurrent.
1534.
1535. Nilai kecepatan transfer panas semakin meningkat yang
menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya Qh maka semakin
meningkat pula nilai Um, akan tetapi pada kondisi tertentu juga terjadi stagnansi
yang juga disebabkan karena aliran flowrate yang tidak stabil serta tingginya
faktor pengotor.

1536.
1
0.8
0.6
Keefektifan 0.4
0.2
0
0

50

100

150

200

250

Um

1537.
1538.
1539.
1540.
1541.
1542.
Gambar 2.24 Hubungan Overall Heat Transfer Coefficient Based on
Mean Surface (Um) dengan Keefektifan untuk Aliran Cocurrent.
1543. Gambar 2.24 menunjukkan bahwa semakin besar nilai Um maka
semakin besar pula nilai keefektifan (berbanding lurus). Nilai keefektifan
tertinggi yang didapat adalah 0,8768.
1544.

200.0
150.0
Uo

100.0
50.0
0.0
2000

2500

3000

3500
Qh

1545.
1546.
1547.
1548.
1549.
1550.

4000

4500

5000

5500

1551.
1552.
1553.
1554.
1555.
Gambar 2. 25 Hubungan Overall Heat Transfer Coefficient
Based on Outside Surface (Uo) dengan Kecepatan
Perpindahan Panas Fluida Panas untuk Aliran
Counter Current.
1556.
1557. Nilai Uo akan semakin bertambah dengan bertambahnya Qh.
Akan tetapi pada akhir proses nilai Uo dan Qh semakin menurun, hal tersebut
dikarenakan faktor pengotor yang tinggi dan aliran flowrate yang tidak stabil.
1558.
400.0
300.0
Ui

200.0
100.0
0.0
0

2000 4000 6000 8000 1000012000140001600018000


Qc

1559.
1560.
1561.
1562.
1563.
1564.
1565.
1566. Gambar 2.26 Hubungan Overall Heat Transfer Coefficient
Based on Inside Surface (Ui) dengan Kecepatan
Perpindahan Panas Fluida Dingin untuk Aliran Counter
Current.
1567.
1568. Gambar 2.26 menunjukkan nilai Qc yang semakin bertambah
dengan bertambahnya nilai Ui. Akan tetapi pada kondisi tertentu nilai Ui
menurun, hal tersebut dikarenakan faktor pengotor yang tinggi yang dapat
mengganggu transfer panas pada inside area.

1569.

150
100
Um

50
0
2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

5500

Qh

1570.
1571.
1572.
1573.
1574.
1575.
1576. Gambar 2.27 Hubungan Overall Heat Transfer Coefficient
Based on Mean Surface (Um) dengan Kecepatan
Perpindahan Panas Fluida Panas untuk Aliran Counter
Current.
1577.
1578. Nilai Um juga semakin bertambah dengan semakin bertambahnya
Qh. Nilai faktor pengotor yang diijinkan adalah 0,001 sedangkan nilai faktor
pengotor yang didapat untuk aliran counter current adalah 0,00144 sampai
0,0032, yang menunjukkan bahwa faktor pengotor yang didapat melewati batas
yang diijinkan yang menyebabkan nilai Um dan Qh pada akhir proses menurun.
1579.

Jika dibandingkan dengan aliran cocurrent, nilai Ui, Uo dan Um

pada aliran counter current mempunyai nilai yang lebih besar karena
mempunyai proses transfer panas overall yang maksimal, yang disebabkan
karena fluida masuk pada satu ujung fluida sedang fluida yang lain masuk dari
ujung yang lain, sehingga arah yang berlawanan ini akan membuat proses tranfer
panas menjadi maksimal.

1580.

0.8
0.6
Keefektifan

0.4
0.2
0
20

40

60

80

100

120

140

Um

1581.
1582.
1583.
1584.
1585.
1586.
1587.
Gambar 2.28 Hubungan Overall Heat Transfer Coefficient
Based on Mean Surface (Um) dengan Keefektifan untuk
Aliran Counter Current.
1588.
1589. Gambar 2.28 menunjukkan bahwa semakin besar nilai Um maka
semakin besar pula nilai keefektifan (berbanding lurus). Akan tetapi pada
beberapa kondisi, nilainya menurun, hal tersebut dikarenakan tingginya faktor
pengotor yang akan mengganggu nilai keefektifannya. Dari Gambar 2.24 dan
2.28 dapat dilihat bahwa nilai keefektifan cocurrent flow lebih besar daripada
counter current.
1590. Keefektifan jacketed continue lebih besar dari pada jacketed
batch, keefektifan pada 300 rpm lebih besar dari pada 0 rpm, karena pengadukan
akan membuat transfer panas menjadi lebih besar sehingga memperbesar nilai
keefektifan. Pada jacketed batch 0 rpm, nilai keefektifannya adalah
0,36730,8772

dan pada 300 rpm adalah 0,6627-3,7875. Pada jacketed

continue 0 rpm keefektifannya adalah -0,00678-0,4432 dan pada 300 rpm

-0,8036-0,2274. Range keefektifan yaitu 01, dari data di atas didapat


keefektifan yang termasuk range keefektifan, akan tetapi ada beberapa data yang
negatif atau bernilai lebih dari 1, kesalahan itu disebabkan faktor pengotor yang
tinggi serta karena aliran flowrate yang tidak stabil yang akan mengganggu
keefektifan heat exchanger.
1591.

1592. 2.5 Penutup


1593.
2.5.1. Kesimpulan
1. Kecepatan perpindahan panas
58,98076921,8484

aliran

cocurrent

untuk

Qh

antara

btu/jam dan Qc 4521,29089834,2978 btu/jam,

sedangkan aliran counter current untuk Qh 2376,3241-5099,2706 btu/jam


dan untuk Qc 2 2133,7653153375,3451

btu/jam, keefektifan cocentric

tube cocurrent berkisar antara -0,02 0,87 dan untuk counter current yaitu
0,11 - 0,7.
2. Pada jacketed batch 0 rpm, nilai Qh adalah

7945,3571679,209 Btu/jam

614,364173999,925 Btu / jam , sedangkan

dan nilai Qc yaitu

pada

300 rpm, nilai Qh adalah -2118,05-5174,38 Btu/jam, dan nilai Qc yaitu


59614,364173999,925 Btu/ jam . Pada jacketed continue 0 rpm, nilai Qh
yaitu

-173,78

sampai

9123,404

Btu/jam

dan

Qc

yaitu

59,145631,075 Btu/ jam

dan untuk 300 rpm nilai Qh yaitu

59,145631,075 Btu/ jam

dan Qc yaitu -1478,71-7571,365 Btu/jam.

Keefektifan operasi batch adalah 0,367-3,78 dan untuk operasi continue, nilai
keefektifannya adalah -0,803 - 0,22.
3. Pada cocurrent flow, nilai transfer panas overall pada outside surface (Uo)
adalah -8,85-308,93 Btu/jam.ft2.oF; (Ui)

237,961-1109,744 Btu/jam.ft 2.oF;

dan (Um) adalah -6,22 sampai 217,0 Btu/jam.ft 2.oF. Sedangkan untuk counter
current flow, nilai (Ui) adalah -50,612-292,5279 Btu/jam.ft 2.oF; (Uo) sebesar
57,867-189,638 Btu/jam.ft2.oF ; (Um) sebesar 40,637-133,172 Btu/jam.ft2.oF.
1594. 2.5.2. Saran
1595.

Sebelum praktikum dilakukan, sebaiknya praktikan memanaskan

alat heat exchanger, karena pemanasan tersebut membutuhkan waktu yang lama.
Selain itu praktikan harus berhati-hati dalam pengukuran flowrate fluida dingin,

karena kesalahan dalam pengukuran ini akan menyebabkan kesalahan dalam


perhitungan data.
1596.
1597.
1598. APPENDIX II
1599.
1.

CONCENTRIC TUBE HEAT EXCHANGER


1600.

Untuk Aliran CoCurrent


Hot flow (Qhot) = 2,5 lpm = 0,0025 m3/menit = 5,297171311

1601.

Cuft/jam
Cold flow (Qcold)= 3,4 lpm = 0,0034 m3/menit = 7,204152982

1602.

Cuft/jam
1603.

Th1

= 40 0C

1604.

Th2

= 40,1 0C = 104,18 oF

1605.

Tc1

= 29,8 0C = 85,64 oF

1606.

Tc2

= 37,6 0C =99,68 oF

1607.

do

= 1,25.10-4 m = 0,0410 ft

1608.

di

= 1,06.10-4 m = 0,0343 ft

1609.

= 1,6 m

1610.

= 104 oF

= 5,2493 ft

Kecepatan Perpindahan Panas (q)

1611.Hot water
1612.
Th 1 Th 3 104 104,18
0

104,09 F
2
2

Th avg
1613.

Dari tabel A.2-3 Geankoplis didapatkan :

1614.

pada suhu 104,09 0F = 61,94486 lbm/Cuft

1615.

Dari tabel A.2-3 Geankoplis didapatkan :

1616.

Cp (104,09 0F) = 0,99859 Btu/lbm oF

1617.

m=.Q

1618.

= 61,94486 lbm/ft3 x 5,297171311

ft3/jam = 328,13255 lbm/jam


1619.

qh = m . Cp . T

1620.

= 328,13255 lbm/jam x 0,99859

btu/lbmoF x (104 104,18)oF


1621.

= - 58,9807 btu/jam

1622.

1623.

Cold water
Tc 1 Tc 2 85,64 99,68
0

92,66 F
2
2

Tc avg
1624.
1625.

Dari tabel A. 2-3 Gaenkoplis didapatkan

1626.

pada suhu 92,66 0F = 62,08107 lbm/Cuft

1627.

Dari tabel A.2-5 Gaenkoplis didapatkan

1628.

Cp (92,66 0F) = 0,99859 Btu/lbm oF

1629.

m=.Q

1630.

= 62,08107 lbm/ft3 x 7,20415

ft3/jam = 447,24159 lbm/jam


1631.

qc = m . Cp . T

1632.

= 447,24154 lbm/jam x 0,99859

btu/lbmoF x (99,68 85,64)oF


1633.

= 6270,4177 btu/jam

1634.
1635.

Koefisien Perpindahan Panas Overall (U)

1636.

Ta Tb (104 85,64) (104,18 99,68)

9,857 0 F
Ta
104 85,64
ln
ln

Tb
104,18 99,68
Overall Heat Transfer Coefficient Based On

Outside Surface (Uo)

1637.

Ao = . do . L
= 3,14 x 0,0410 ft x 5,2493 ft = 0,6758 ft2

1638.
1639.

qh
- 58,9807 btu/jam

8,85152 btu/jam.ft 2 . o F
Ao x TLMTD 0,6578 ft 2 x 9,857 o F

Uo

Overall Heat Transfer Coefficient Based On


Inside Surface (Ui)
1640.

Ai = . di . L
= 3,14 x 0,0348 ft x 5,2493 ft = 0,5736 ft2

1641.
1642.

qc
6270,417749btu/jam

1109,744376btu/jam ft 2 .o F
o
Ai x T
0,5736 x 9,857 F

Ui

Overall Heat Transfer Coefficient Based On


Mean Surface (Um)
di

A x do x L
2

1643.

0,0348 ft

2
3,14 x 0,041 ft
x 5,2493 ft 0,9626 ft
2

qh
A x T
- 58,98072232btu/jam

-6,22 btu/jam.ft 2 .o F
2
o
0,9626ft x 9,857 F

Um

1644.
1645.

Dengan cara yang sama akan didapatkan nilai Uo, Ui, Um pada

masing-masing suhu. Data dapat dilihat pada tabel hasil perhitungan


1646.
1647.

Keefektifan dari Heat Exchanger

q actual
q

.Cp) min (TH inavg TC inavg )


q max
(m

1648.
1649.

Nilai q

actual

dipilih nilai (m.Cp) yang kecil antara hot

water dan cold water


1650.

untuk Aliran Co Current didapatkan nilai (m.Cp)hot <

(m.Cp)cold
1651.

q actual
q

.Cp) min (TH inavg TC inavg )


q max
(m
- 58,9807 btu/menit
0,02834
327,67068 btu/jam o F x(104,09 - 92,66) o F

1652.
1653.

Perhitungan Dirt Factor

1654.

Rd data pada tabel 12 Kern = 0,003 jam ft2 oF/btu

1655.

Kf = 0,3421 btu/h ft oF (Gaenkoplis A.2.4 pada 9,857 oF)

1656.

dc = di = 0,0348 ft

1657.

df = do = 0,04101 ft

1658.

Ud

1
Rd

1
Um
1
2o

0,003 jam ft F/btu

1
6,22btu/ja m ft 2 .o F

- 6,33btu/ja m ft oF

1659.

1
1

U d Um

Rd

1
1
0,003 jam ft 2 o F/btu
2o
- 6,33 btu/jam ft F 6,22btu/ja m ft 2 o F

1660.

dc x ln (df / dt)

R f

o
0,0348 ft x ln (0,04101 / 0,0348
0,00264 jam ft 2 F/btu
o
2 x 3,14 x 0,3421 btu/h ft F

1661.

Tebal foulling dari data Rd

1662.

- 2 kf R d
t f 0,5 dc 1 - exp

dc

2 x 3,14 x 0,3421 x 0,003


0,5x0,0348 1 exp

0,0348

1663.

0,002942443 ft

Tebal foulling dari data Rf

1664.

- 2 kf R f
t f 0,5 dc 1 - exp

dc

2 x 3,14 x 0,3421x 0,00624


0,5x0,0348 1 exp

0,0348

1665.

Untuk Aliran Counter Current

0,00260335 ft

Hot flow (Qhot) = 2,5 lpm = 0,0025 m3/menit = 5,297171311

1666.

Cuft/jam
Cold flow (Qcold)= 3,4 lpm = 0,0034 m3/menit = 7,204152982

1667.

Cuft/jam
1668.

Th1

= 57,5 0C = 135,5 oF

1669.

Th2

= 52,8 0C = 127,04 oF

1670.

Tc1

= 20,2 0C = 63,36 oF

1671.

Tc2

= 39,3 0C = 102,74 oF

1672.

do

= 1,25.10-4 m = 0,0410 ft

1673.

di

= 1,06.10-4 m = 0,0343 ft

1674.

= 1,6 m

1675.

= 5,2493 ft

1676.

Kecepatan Perpindahan Panas (q)


Hot water

1677.

TH 1 TH 3 1315,5 127,04
o

131,27 F
2
2

TH avg
1678.

Dari tabel A.2-3 Geankoplis didapatkan :

1679.

pada suhu 131,27 oF = 61,526 lbm/ft3

1680.

Dari tabel A.2-5 Geankoplis didapatkan :

1681.

Cp (131,27 oF) = 0,99956 btu/lbmoF

1682.

m=.Q

1683.

= 61,52992 lbm/ft3 x 5,297771

ft3/menit = 325,93452 lbm/jam


1684.

qh = m . Cp . T

1685.

= 325,93452 lbm/jam x 0,99956

btu/lbmoF x (135,5 127,04)oF


1686.

= 2756,192033 btu/jam

1687.
1688.

Cold water

TC 1 TC 2 63,36 102,74
o

85,55 F
2
2

TC avg
1689.
1690.

Dari tabel A. 2-3 Gaenkoplis didapatkan

1691.

pada suhu 85,55 oF = 62,16684 lbm/ft3

1692.

Dari tabel A.2-5 Gaenkoplis didapatkan

1693.

Cp (85,55oF) = 0,99861 btu/lbmoF

1694.

m=.Q

1695.

= 62,16684 lbm/ft3 x 7,204156

ft3/jam = 447,85944 lbm/jam


1696.

qc = m . Cp . T

1697.

= 447,85944 lbm/jam x 0,99861

btu/lbmoF x (63,36 102,74)oF


1698.

= 15376,06556 btu/jam

1699.
a.

Koefisien Perpindahan Panas Overall (U)


1700.

TLMTD

Ta Tb (135,5 102,74) (127,04 68,36)

44,46 o F
Ta

135,5 102,74
ln
ln

Tb
127,04 68,36
Overall Heat Transfer Coefficient Based On

Outside Surface (Uo)


1701.
1702.

Ao = . do . L
= 3,14 x 0,0410 ft x 5,2493 ft = 0,6758 ft2

1703.
Uo

qh
2756,192 btu/jam

91,69209 btu/jam.ft 2 . o F
2
o
Ao x TLMTD 0,6578 ft x 44,46 F

Overall Heat Transfer Coefficient Based On


Inside Surface (Ui)
1704.

Ai = . di . L
= 3,14 x 0,0348 ft x 5,2493 ft = 0,5736 ft2

1705.
1706.

qc
15736,065btu/jam

292,52799 btu/jam ft 2 .o F
o
Ai x T 0,5736 x 44,46 F

Ui

Overall Heat Transfer Coefficient Based On


Mean Surface (Um)
di

A x do x L
2

0,0348 ft

2
3,14 x 0,041 ft
x 5,2493 ft 0,9626 ft
2

1707.

qh
A x T
2756,192 btu/jam

64,39051 btu/jam.ft 2 .o F
o
0,9626 x 44,46 F

Um

1708.
1709.

Dengan cara yang sama akan didapatkan nilai Uo, Ui, Um pada

masing-masing suhu. Data dapat dilihat pada tabel hasil perhitungan


1710.

Keefektifan dari Heat Exchanger

q actual
q

.Cp) min (Th inavg Tc inavg )


q max
(m

1711.
1712.

Nilai qactual dipilih nilai (m.Cp) yang kecil antara hot water

dan cold water


1713.
(m.Cp)cold

untuk Aliran Co Current didapatkan nilai (m.Cp)hot >

1714.

q actual
q
15376,065 btu/menit

.Cp) min (Th inavg Tc inavg ) 325,79102 btu/jam o F x67,14 o F


q max
(m
0,702950

1715.
1716.

Perhitungan Dirt Factor

1717.

Rd data pada tabel 12 Kern = 0,003 jam ft2 oF/btu

1718.

Kf = 0,3742 btu/h ft oF (Gaenkoplis A.2.4 pada 44,46 oF)

1719.

dc = di = 0,0348 ft

1720.

df = do = 0,04101 ft

1721.

Ud

Rd

1
Rd

1
Um
1

1
0,003 jam ft 2 o F/btu
64,3905 btu/jam ft 2 o F

53,966 btu/jam ft o F

1
1

U d Um
1
1
0,003 jam ft 2 o F/btu
2o
53,966 btu/jam ft F 64,3905btu /jam ft 2 o F

1722.

dc x ln (df / dt)

2 Kf

Rf

0,0348 ft x ln (0,04101 / 0,0348


0,0012758 jam ft 2 o F/btu
o
2 x 3,14 x 0,3742 btu/h ft F

1723.

Tebal foulling dari data Rd

1724.

- 2 kf R d
t f 0,5 dc 1 - exp

dc

2 x 3,14 x 0,3742 x 0,003


0,5x0,0348 1 exp

0,0348

1725.

0,00322 ft

Tebal foulling dari data Rf

1726.

- 2 kf R f
tf 0,5 dc 1 - exp

dc

2 x 3,14 x 0,3742 x 0,0012758


0,5x0,0348 1 exp

0,0348

2.

1727.
1728.
1729.
1730.
1731.
1732.
1733.
1734.
JACKETED VESSEL WITH COIL & STIRRER

0,0014413 ft

1735.

Batch Operation

1736.

Untuk menit ke 1 untuk 0 rpm

1737.

TH1 = 73,2 oC = 163,76 o F

1738.

TH2 = 80,4 oC = 176,72 o F

1739.

TC5,0= 38,2 oC = 100,76 o F

1740.

TC5,1= 33,3 oC = 91,94 o F

1741.

Q = 0,0025 m3/menit = 5,2970 ft3/jam

1742.

V = 2,2 L = 0,0777 ft3

1743.

Hot water

1744.

TH 1 TH 3 163,76 176,72
o

170,24 F
2
2

TH avg
1745.

Dari tabel A.2-3 Geankoplis didapatkan :

1746.

pada suhu 170,24 oF = 60,7794 lbm/ft3

1747.

Dari tabel A.2-5 Geankoplis didapatkan :

1748.

Cp (170,24 oF) = 1,0024 btu/lbmoF

1749.

m=.Q

1750.

= 60,7794 lbm/ft3 x 5,2970 ft3/jam

= 324,9492 lbm/jam
1751.

qh = m . Cp . T

1752.

= 324,9492 lbm/jam x 1,0024

btu/lbmoF x (163,76 176,72)oF


1753.

= - 4182,2846 btu/jam

1754.
1755.

Cold water

1756.

TC5 = 100,76 oF

1757.

Dari tabel A. 2-3 Gaenkoplis didapatkan

1758.

pada suhu 100,76 oF = 62,1101 lbm/ft3

1759.

Dari tabel A.2-5 Gaenkoplis didapatkan

1760.

Cp (100,76 oF) = 0,9987 btu/lbmoF

1761.

1762.

m=.V

1763.

= 62,1101 lbm/ft3 x 0,0777 ft3 =

4,826 lbm
1764.

qc = m . Cp . (TC5,0 - TC5-1)/ (t1-t0)

1765.

= 4,826 lbm x 0,9987 btu/lbmoF x

(100,76 91,94)oF/(0,0167-0)
1766.

= 2552,344 btu

1767.
1768.

Keefektifan Heat Exchanger

TH
TH

TC 5,1

163,76 100,76 0,8772


163,76 91,94
1 TC 5,0
1

1769.
1770.
1771.

Untuk menit ke 1 untuk 300 rpm

1772.

TH1 = 68,0 oC

= 154,4 o F

1773.

TH2 = 59,2 oC

= 138,56 o F

1774.

TC5,1 = 55,9 oC

= 132,62 o F

1775.

TC5,0 = 52,6 oC

= 126,68 o F

1776.

Q = 0,0025 m3/menit = 5,2970 ft3/jam

1777.

V = 2,2 L = 0,0777 ft3

1778.

L = 0,12495 ft

1779.

Dj = 0,6725 ft

1780.

= 0,9405 lb/ft h

1781.

N = 300 rpm = 18000 rph

1782.
1783.

Hot water

1784.

TH 1 TH 3 154,4 138,56
o

146,48 F
2
2

Th avg
1785.

Dari tabel A.2-3 Geankoplis didapatkan :

1786.

pada suhu 146,48 oF = 61,2488 lbm/ft3

1787.

Dari tabel A.2-5 Geankoplis didapatkan :

1788.

Cp (146,48 oF) = 1,0069 btu/lbmoF

1789.

m=.Q

1790.

= 61,2488 lbm/ft3 x 5,2970 ft3/jam

= 324,550 lbm/jam
1791.

qh = m . Cp . (Th1-Th2)

1792.

= 324,550 lbm/jam x 1,0069

btu/lbmoF x (154,4 138,56)oF


1793.

= 5174,3813 btu/jam

1794.

1795.

Cold water

1796.

TC5 = 132,62 oF

1797.

Dari tabel A. 2-3 Gaenkoplis didapatkan

1798.

pada suhu 132,62 oF = 61,9783 lbm/ft3

1799.

Dari tabel A.2-5 Gaenkoplis didapatkan

1800.

Cp (132,62 oF) = 0,9991 btu/lbmoF

1801.

m=.V

1802.

= 61,9783 lbm/ft3 x 0,0777 ft3 =

4,8151 lbm
1803.

qc = m . Cp . (TC5,1-TC5,0)/ (t1-t0)

1804.

= 4,8151 lbm x 0,9991 btu/lbmoF

x [(132,62 126,68)0F/(0,0167-0)]
1805.

= 116883,5378 btu

1806.
1807.

Keefektifan Heat Exchanger

TH 1 TC 5t 154,4 132,62

0,7857
TH 1 TC 50 154,4 126,68

1808.
1809.

Koefisien film (hj) pada 1 menit

2
k L N

h j = 0,36


dc

1810.

2/3

Cp

1/ 3

0 ,14

1811.

0,3728 btu/ft h o F

h j = 0,36
0,6725 ft

(0,12495) 2 ft 2 x18000 rph x61,9697 lb/ft

1,4872 lb/ft h

0,9991 btu/lbm o Fx1,487 lb/ft h

0,3728 btu/ft h o F

1812.

1/ 3

155,2995 btu/h ft 2 .o F

Horse power pada menit ke-1

1813.

hp=1,29 104 Dj 1,1 L2,72 N 2,86 y 0,3 z 0,6 0,14 0,86

1814.

1,29 104 0,67251,1 0,124952,72 5 2,86

1815.

0,3

0,6

0,0656 0,5905 0,0004688

0,14

= 4,95 . 10-5 btu/s

1816.
1817.

Continuous Operation
1818.

Untuk menit ke 1 untuk 0 rpm

1819.

Deketahui :

TH1 = 98,2 oC = 208,76 o F

1820.

TH2 = 82,4 oC = 180,32 o F

1821.

TC1 = 20,6 oC = 69,08 o F

1822.

TC4 = 30,1 oC = 86,18 o F

1823.

Q = 0,0025 m3/menit = 5,29701 ft3/jam

1824.

Hot water

1825.

TH 1 TH 3 208,76 180,32
o

194,54 F
2
2

TH avg
1826.

Dari tabel A.2-3 Geankoplis didapatkan :

0,86

61,24882

2/3

1827.

pada suhu 194,54 oF = 60,25314 lbm/ft3

1828.

Dari tabel A.2-5 Geankoplis didapatkan :

1829.

Cp (194,54 oF) = 1,00512 btu/lbmoF

1830.

m=.Q

1831.

= 61,0425 lbm/ft3 x 5,29701

ft3/jam = 319,1615 lbm/jam


1832.

qh = m . Cp . (Th1-Th2)

1833.

= 319,1615 lbm/jam x 1,00512

btu/lbmoF x (208,76 180,32)oF


1834.

= 9123,404 btu/jam

1835.
1836.

Cold water

TC 1 TC 4 86,18 69,08
o

77,63 F
2
2

TC avg
1837.
1838.
1839.

Dari tabel A. 2-3 Gaenkoplis didapatkan

1840.

pada suhu 97,63 oF = 62,24159 lbm/ft3

1841.

Dari tabel A.2-5 Gaenkoplis didapatkan

1842.

Cp (97,63 oF) = 0,99881 btu/lbmoF

1843.

m=.Q

1844.

= 62,24159 lbm/ft3 x 5,29701

ft3/jam = 329,694 lbm/jam


1845.

qc = m . Cp . (TC4-TC1)

1846.

= 329,694 lbm/jam x 0,99881

btu/lbmoF x (86,18 69,08)oF


1847.
1848.
1849. Keefektifan Heat Exchanger

= 5631,0758 btu/jam

1850. Untuk keefektifan heat exchanger qactual dipilih dengan


membandingkan nilai (mxCp) antara hot water dan cold water, diambil
yang paling kecil
1851. Untuk menit ke-1 pada 0 rpm
1852.

(m x Cp)hot < (m x Cp)cold, maka :

q actual m h x Cp x (Th 1 - Th 2 )

.Cp) min (Th 1 - Tc 1 )


q max
(m
9123,4044 btu/jam
0,23201
(320,79481 btu/jam o F) x (122,58) o F

1853.
1854.
1855. Untuk menit ke 1 untuk 300 rpm
1856.

TH1 = 69,9 oC = 157,82 o F

1857.

TH2 = 62,2 oC = 143,96 o F

1858.

TC1 = 31 oC

1859.

TC4 = 30,9 oC = 87,62 o F

1860.

Q = 0,0025 m3/menit = 5,29701 ft3/jam

1861.

= 87,8 o F

Hot water

1862.

TH 1 TH 3 157,82 143,96
o

150,89 F
2
2

TH avg
1863.
1864.

Dari tabel A.2-3 Geankoplis didapatkan :

1865.

pada suhu 150,89 oF = 61,17858 lbm/ft3

1866.

Dari tabel A.2-5 Geankoplis didapatkan :

1867.

Cp (150,89 oF) = 1,00075 btu/lbmoF

1868.
1869.

m=.Q
= 61,17858 lbm/ft3 x 5,29701

ft3/jam = 324,0636 lbm/jam


1870.

qh = m . Cp . (Th1-Th2)

1871.

= 324,0636 lbm/jam x 1,00075

btu/lbmoF x (157,82-143,96)oF
1872.

= 4494 btu/jam

1873.
1874.

Cold water

TC 1 TC 4 87,8 87,62
o

87,71 F
2
2

TC avg
1875.
1876.

Dari tabel A. 2-3 Gaenkoplis didapatkan

1877.

pada suhu 87,71 oF = 62,13996 lbm/ft3

1878.

Dari tabel A.2-5 Gaenkoplis didapatkan

1879.

Cp (87,71 oF) = 0,9986 btu/lbmoF

1880.

m=.Q

1881.

= 62,13996 lbm/ft3 x 5,29701

ft3/jam = 329,1559 lbm/jam


1882.
1883.

qc = m . Cp . (TC4-TC1)
= 329,1559 lbm/jam x 0,9986

btu/lbmoF x (87,62 87,8)oF


1884.

= - 58,1061 btu/jam

1885.
1886. Keefektifan Heat Exchanger
1887. Untuk keefektifan heat exchanger qactual dipilih dengan
membandingkan nilai (mxCp) antara hot water dan cold water, diambil
yang paling kecil
1888. Untuk menit ke-1 pada 0 rpm
1889.

(m x Cp)hot < (m x Cp)cold, maka :

1890.
1891.

q actual m h x Cp x (Th 1 - Th 2 )

.Cp) min (Th 1 - Tc 1 )


q max
(m
- 591061 btu/menit
0,0025988
(324,3502 btu/jam o F) x (70,2) o F

1892.

Koefisien film (hj) pada 1 menit

k
h j = 0,36

dc

1893.

L2 N

2/3

Cp

1/ 3

0 ,14

1894.

0,378 btu/ft h o F

h j = 0,36
0,6725 ft

(0,12495) 2 ft 2 x18000 rph x61,17858 lb/ft

1,0378 lb/ft h

1,00075 btu/lb o Fx1,0378 lb/ft h

0,378 btu/ft h o F

1895.

1/ 3

189,8037218 btu/h ft 2 .o F

Horse power pada menit ke-1

1896.
hp=1,29 104 Dj 1,1 L2,72 N 2,86 y 0,3 z 0,6 0,14 0,86
1897.

1,29 104 0,67551,1 0,124952,72 5 2,86

1898.
0,0656 0,3 0,59050,6 0,0002880,14 61,178580,86
1899.
1900.
1901.
1902.

= 4,59619 . 10-5 btu/s

2/3

You might also like