Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Taksonomi Teh
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Dichotyledoneae
Ordo : Trantroemiaccae
Family : Theaceae
Genus : Camellia
Spesies : Camellia sinensis (L) (Fitri, 2009)
Tanaman teh termasuk genus Camellia yang memiliki sekitar 82 species,
terutama tersebar di kawasan Asia Tenggara pada garis lintang 30 sebelah utara
maupun selatan khatulistiwa. Selain tanaman teh (Camellia sinensis (L.) O.
Kuntze) yang dikonsumsi sebagai minuman penyegar, genus Cammelia ini juga
mencakup banyak jenis tanaman hias. Kebiasaan minum teh diduga berasal dari
China yang kemudian berkembang ke Jepang dan juga Eropa. Tanaman teh
berasal dari wilayah perbatasan negara-negara China selatan (Yunan), Laos Barat
Laut, Muangthai Utara, Burma Timur dan India Timur Laut, yang merupakan
vegetasi hutan daerah peralihan tropis dan subtropis.
Pada tanaman perkebunan sering dijumpai berbagai jenis serangga. Tidak
semua jenis serangga tersebut berstatus hama. Beberapa jenis di antaranya justru
merupakan serangga berguna, misalnya penyerbuk dan musuh alami (parasitoid
dan predatcr). Ada juga jenis serangga berstatus tidak jelas karena hanya
berasosiasi saja di pertanaman.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep dan Pengertian PHT
PHT merupakan konsep sekaligus strategi penanggulangan hama dengan
pendekatan
ekologi
dan
efisiensi
ekonomi
dalam
rangka
pengelolaan
populasi
dan
faktor-faktor
penghambat
lainnya
dapat
Strategi PHT adalah memadukan secara kompatibel semua taktik atau metode
pengendalian hama. Taktik PHT adalah:
Pemanfaatan proses pengendalian alami dengan mengurangi tindakan-tindakan
yang dapat merugikan atau mematikan perkembangan musuh alami
di sebelah luar tubuh inangnya. Bila sebutir telur parasitoid menetas dan
berkembang menjadi dewasa, maka inangnya akan segera mati. Parasitoid dapat
menyerang telur, larva, nimfa, pupa atau imago inang.
2.3 Hama dan Penyakit Tanaman Teh
A. Hama Tanaman Teh
1. Kepik pengisap daun teh (Helopeltis spp.)
Helopeltis antonii dan Helopeltis theivora, Famili Miridae,
Ordo Hemiptera. Kepik pengisap daun atau Helopeltis menyerang
pucuk daun muda. Kepik ini menusuk dan mengisap daun teh
sehingga menjadi bercak-bercak hitam. Serangan pada ranting
dapat menyebabkan kanker cabang
Serangga betina meletakkan telu kira-kira 80 butir. Telur
dimasukkan ke urat daun teh atau cabang pucuknya secara
tersembunyi untuk menghindari serangan predator. Telur juga
dimasukkan ke dalam ujung cabang hijau yang baru dipangkas.
Nimfa (mikung) berwarna oranye kemerah-merahan. Dewasa
(indung) berwarna hitam-putih menjadi hitam-merah untuk
antonii atau hitam-hijau untuk theivora. Helopeltis dewasa
mempunyai tiang kecil seperti jarum yang menonjol dari tengah
punggungnya (thorax). Jangka hidup nimfa dari menetas sampai
dewasa adalah 3 sampai dengan 5 minggu, sedangkan serangga
dewasanya bisa sampai 2 minggu.
Pengendalian: Melakukan pemetikan dengan daur petik 7
hari, pemupukan berimbang, sanitasi, mekanis. Helopeltis ini
memiliki banyak musuh alami seperti laba-laba lompat, belalang
sembah, capung dan predator lain sebagai agen pengendalian
hayati.
2. Ulat penggulung daun
Homona coffearia, Famili Tortricidae, Ordo Lepidoptera
talaca,
Ectropis
bhurmitra
dan
Buzura
kakao,
jerukpisang,
kacang
tanah,
singkong
dan
Dengan
menjaga
kebersihan
kebun,
Secara
mekanis,
pengendalian
gulma,
10
ini
seperti:
leguminosa,
pupuk
hijau,
dadap,
cabe,
dll.
manusia.
Perkembangan
penyakit
dipengaruhi
oleh
agar
penyakit
sinar
dilakukan
matahari
dapat
dengan
masuk
pengaturan
ke
kebun.
11
dalam
tanah
atau
pada
sampah-sampah
di
atas
hancur
(penyakit
kanker
belah).
Unsur
yang
yang
dilakukan
tahan,
menjaga
dengan
membongkar
kebersihan
penanaman
tanaman
kebun
dan
teh
pohon
yang
pemberian
12
terserang, timbul
meluas
ke
bawah
akhirnya
seluruh
tunas
penyakit
dilakukan
dengan
mengatur
dilakukan
dengan
pemeliharaan
kondisi
13
naungan
Ada beribu-ribu macam semut di dunia ini. Semut memiliki pengaruh atas
lingkungannya dengan banyak cara. Sebagian bermanfaat untuk manusia
dan sebagian tidak. Semut di Indonesia pada umumnya tidak merusak
tanaman budidaya. Di kebun teh, semut merupakan musuh alami karena
menyerang ulat dan beberapa macam hama lain, contohnya Helopeltis.
mangsa cukup dekat, dan dia menangkap mangsa dengan gerakan cepat
menggunakan kedua kaki depannya yang dilengkapi duri kecil untuk
menusuk mangsanya.
di lapang dihitung dengan unit contoh berupa tanaman tunggal atau sejumlah
tanaman per unit area. Dalam hal ini perlu diingat bahwa unit contoh kecil yang
berjumlah banyak memberikan data lebih dipercaya daripada unit contoh besar
yang berjumlah sedikit. Kegiatan pemantauan juga dilakukan terhadap jenis dan
populasi musuh alami, dan keadaan tanaman.
Metode pemantauan umumnya dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
Acak menggunakan tabel nomor acak pada beberapa unit habitat
Acak berstrata, yaitu dengan membagi lahan menjadi beberapa strata yang tidak
tumpang-tindih kemudian banyaknya unit contoh dibagi secara proporsional untuk
tiap stratum dan ditempatkan secara acak
Acak diagonal, yaitu dengan mengambil contoh secara acak pada bidang
diagonal lahan
Sistematik, yaitu dengan mengambil contoh pada selang ruang atau waktu
tertentu. Pemilihan terhadap metode pemantauan umumnya didasarkan atas
ketentuan yang berhubungan dengan tingkat kepercayaan dan biaya penarikan
contoh.
16
tikus,
dan
pengumpanan
beracun
menggunakan
rodentisida
antikoagulan.
5. Apabila populasi hama melampaui ambang kendali dan populasi musuh alami
relatif berlimpah, maka jangan dilakukan pengendalian. Tetapi apabila populasi
musuh alami relatif sedikit, maka dilakukan pengendalian dengan insekisida
efektif.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Ekosistem perkebunan yang pada umumnya relatif stabil merupakan faktor
menguntungkan bagi pemanfaatan musuh alami. Kestabilan ekosistem ini
selayaknya dipertahankan melalui pengeloaan yang bijaksana.
2. Musuh alami berperan penting dalam ekosistem perkebunan karena dapat
mengendalikan dan mengatur populasi hama. Keberadaannya dalam ekosistem
17
18