Professional Documents
Culture Documents
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha pertambangan telah memberikan harapan bagi banyak pihak baik di
lingkup nasional, daerah dan swasta. Sejak berlakunya otonomi daerah,
pemerintah di tingkat propinsi dan kabupaten berusaha untuk memperoleh
wewenang mengelola sumber-sumber mineral ini. Simanjuntak (2002) mengamati
bahwa pada tahun 2002, desentralisasi di sektor pertambangan memberi peluang
kepada pemerintah daerah dan individu-individu untuk terlibat langsung dalam
pengelolaan
sumber-sumber
mineral
tersebut.
Simanjuntak
(2002)
juga
desa yang di dalamnya terdapat gunung batu antara lain: Desa Wawatu, Mata
Wawatu, Sanggula, Mekar Jaya, Lamokula.
Salah satu desa yang masyarakatnya bekerja mengolah batu adalah di Desa
Wawatu. Keberadaan pengolahan batu gelondongan di Desa Wawatu Kecamatan
Moramo Utara tersebut dalam memenuhi kebutuhan permintaan yang ada
tentunya didukung oleh masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan gunung batu
yang tersebar di desa-desa tersebut sebagian besar dimiliki oleh masyarakat
setempat, mereka kemudian berinisiatif untuk mengelola gunung tersebut melihat
adanya potensi pasar terhadap penjualan batu khususnya batu gelondongan.
Berdasarkan observasi awal pada Bulan Desember 2015 Masyarakat di
Lokasi Pekerja tambang menyatakan bahwa pada tahun 90-an Pekerja pemecah
batu di Desa Wawatu Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan
mengungkapkan yang pertama kali memulai usaha ini adalah orang tua mereka
(Nenek moyang). Kegiatan ini masih berlangsung awalnya melalui usaha
pengolahan tambang rakyat sampai sekarang dan justru semakin berkembang
dengan banyaknya didirikan pabrik pengolahan batu menggunakan mesin
pemecah batu gelondongan. Sampai saat ini Kecamatan Moramo Utara tetap
mampu bertahan sebagai salah satu kawasan penambangan batu galian C untuk
memenuhi seluruh kebutuhan batu gelondongan untuk keperluan pembangunan
infrastruktur pembangunan di seluruh wilayah Sulawesi Tenggara khususnya.
Banyaknya usaha pengolahan bahan galian C ini menunjukan bahwa sektor
ini menjadi tumpuan kehidupan masyarakat. Usaha pengolahan batu melibatkan
masyarakat sekitar lokasi tambang, baik itu dari pengusaha lokal, maupun
masyarakat sekitar. Usaha pengolahan batu tidak hanya ditekuni oleh kaum lakilaki namun justru banyak ditekuni oleh kaum wanita khususnya ibu-ibu rumah
tangga bahkan tidak sedikit anak-anak yang dilibatkan dalam pekerjaan tersebut.
Selain sebagai ibu rumah tangga, kaum wanita ini ikut berpartisipasi membantu
perekonomian keluarga sebagai pekerja tambang batu yakni pemecah batu
gelondongan. Kaum wanita ini ikut juga melibatkan anak-anak dalam membantu
pekerjaan mereka agar sesuai target yang diharapkan dalam satu hari kerja. Salah
satunya adalah memecahkan dan memisahkan serta mengisi penuh arko dengan
batu gelondongan dalam bentuk pecahan kecil (batu split). Hal ini dilakukan
karena keterbatasan tenaga dan usia pekerja wanita dibandingkan tenaga kerja
pria.
Berdasarkan uraian latar belakang sehingga menjadi menarik bagi penulis
untuk mengkaji bagaimana sebenarnya karakteristik dan tingkat motivasi pekerja
tambang batu di Desa Wawatu Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe
Selatan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana karakteristik pekerja tambang batu di Desa Wawatu Kecamatan
3. Apa saja yang memotivasi pekerja tambang batu di Desa Wawatu Kecamatan
Manusia merupakan motor penggerak sumber daya yang ada dalam rangka
aktifitas dan rutinitas dari sebuah organisasi atau perusahaan. Sebagaimana
diketahui sebuah organisasi atau perusahaan, didalamnya terdiri dari berbagai
macam individu yang tergolong dari berbagai status yang mana status tersebut
berupa pendidikan, jabatan dan golongan, pengalaman, jenis kelamin, status
perkawinan, tingkat pengeluaran, serta tingkat usia dari masing-masing individu
tersebut (Hasibuan, 2000 dalam Rahman, A., 2013). Manusia selalu berperan
aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi karena manusia menjadi
perencana dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Didalam suatu perusahaan
faktor manusia sebagai tenaga kerja merupakan sumber daya yang sangat penting,
karena manusia itulah yang akan membawa arah perkembangan suatu perusahaan.
Manusia dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, mereka mempunyai motivasi
yang berbeda-beda.
Karakteristik merupakan ciri atau sifat yang berkemampuan untuk
memperbaiki kualitas hidup, sedangkan karakteristik individu adalah ciri khas
yang menunjukkan perbedaan seseorang tentang motivasi, inisiatif, kemampuan
untuk tetap tegar menghadapi tugas sampai tuntas atau memecahkan masalah atau
bagaimana menyesuaikan perubahan yang terkait erat dengan lingkungan yang
mempengaruhi kinerja individu. Seseorang sempat dipengaruhi oleh karakteristik
individunya baik ketika sebagai manajer ataupun sebagai bawahan yang
kontribusinya dalam pengambilan keputusan dan bertindak yang sangat erat
kaitannya dengan kinerja organisasi. Adapun yang mempengaruhi individu
tersebut antara lain: umur, jenis kelamin, pengalaman. Karakteristik yang akan
diteliti menurut (Gibson, 1996 dalam Dalimunthe, 2002 dalam Rahman, A.,
2013).
a. Umur
Pekerja yang lebih muda cenderung mempunyai fisik yang kuat, hubungan
kinerja dengan umur sangat erat kaitannya, alasannya adalah adanya keyakinan
yang meluas bahwa kinerja merosot dengan meningkatnya usia. Pada pekerja
yang berumur tua juga dianggap kurang luwes dan menolak teknologi baru.
Namun di lain pihak ada sejumlah kualitas positif yang ada pada karyawan yang
lebih tua, meliputi pengalaman, pertimbangan, etika kerja yang kuat, dan
komitmen terhadap mutu pekerja yang lebih muda cenderung mempunyai fisik
yang kuat, sehingga diharapkan dapat bekerja keras dan pada umumnya mereka
belum berkeluarga atau bila sudah berkeluarga anaknya relatif masih sedikit.
Tetapi pekerja yang lebih muda umumnya kurang berdisiplin, kurang bertanggung
jawab dan sering berpindah-pindah pekerjaan dibandingkan pekerja yang lebih tua
(Nitisemito, A.S., 1992).
b. Jenis Kelamin
Tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita dalam
kemampuan memecahkan masalah, ketrampilan analisis, dorongan kompetitif,
motivasi, sosiabilitas, atau kemampuan belajar. Namun studi-studi psikologi telah
menemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk mematuhi wewenang, dan pria
lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya daripada wanita dalam memiliki
pengharapan untuk sukses. Bukti yang konsisten juga menyatakan bahwa wanita
mempunyai tingkat kemangkiran yang lebih tinggi daripada pria.
c. Pengalaman
Faktor yang dapat mempengaruhi pengalaman kerja seseorang adalah waktu,
frekuensi, jenis tugas, penerapan, dan hasil (Kreitner dan Kinicki 2004).
Penjabaran mengenai masing-masing yang dapat mempengaruhi pengalaman
kerja adalah sebagai berikut:
1. Waktu
Semakin lama seseorang melaksanakan tugas akan memperoleh pengalaman
kerja yang lebih banyak.
2. Frekuensi
Semakin sering melaksanakan tugas sejenis umumnya orang tersebut akan
memperoleh pengalaman kerja yang lebih baik.
3. Jenis tugas
Semakin banyak jenis tugas yang dilaksanakan oleh seseorang maka
umumnya orang tersebut akan memperoleh pengalaman kerja yang lebih
banyak.
4. Penerapan
Semakin banyak penerapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang
dalam melaksanakan tugas tentunya akan dapat meningkatkan pengalaman
kerja orang tersebut.
5. Hasil
Seseorang yang memiliki pengalaman kerja lebih banyak akan dapat
memperoleh hasil pelaksanaan tugas yang lebih baik.
B. Motivasi
B.1 Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan atau daya
penggerak yang ada dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang
melakukan suatu tindakan atau aktifitas (Herijulianti, Indriani, Artini, 2001).
Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan
rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan
tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya dan menuaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian
tujuan dari berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Siagian, 1998).
Motivasi berasal dari bahasa latin mevore berarti menggerakkan yaitu
kekuatan psikologis yang menggerakkan seseorang ke arah beberapa jenis
tindakan dan sebagai suatu kesediaan untuk menerima pembelajaran dengan
kesiapan sebagai bukti dari motivasi, dengan hasil faktor internal dan faktor
eksternal dan bukan hasil manipulasi eksternal saja (Haggard, Redman, Kort,
dalam Bastable, 2001).
B.2 Tujuan Motivasi
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan seseorang agar
timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
memperoleh hasil dan mencapai tujuan (Taufik, 2007).
Setiap tindakan motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai.
Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula
bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih
dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan didasari oleh yang dimotivasi. Oleh
karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi pada seseorang harus
mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan serta
kepribadian orang yang akan dimotivasi (Taufik, 2007).
B.3 Fungsi Motivasi
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan seseorang agar
timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat
memperoleh hasil dan mencapai tujuan (Taufik, 2007).
Setiap tindakan motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai.
Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula
bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih
dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan didasari oleh yang dimotivasi. Oleh
karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi pada seseorang harus
10
11
Faktor-faktor tersebut
meliputi:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaaan
sekelompok orang yang diajarkan dari satu generasi ke generasi berikutnya
melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.
12
13
14
C. Pertambangan
Pertambangan adalah suatu kegiatan yang meliputi pengambilan dan
persiapan untuk pengolahan lanjutan dari benda padat, benda cair, dan gas.
Pertambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka)
maupun di bawah tanah (tambang dalam) termasuk penggalian, pengerukan, dan
penyedotan dengan tujuan mengambil benda padat, cair atau gas yang ada di
dalamnya. Hasil kegiatan ini antara lain, minyak dan gas bumi, batubara, pasir
besi, bijih timah, bijih nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas dan perak,
dan bijih mangan (Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe Selatan, 2015).
Menurut Wijayanto (2014), bahan galian atau barang tambang dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yaitu:
1. Berdasarkan kedudukannya dalam industri
a. Mineral bahan bakar (fuels)
15
16
c. Golongan C
Bahan galian golongan C merupakan bahan galian yang digunakan untuk
bahan baku industri. Contohnya pasir, batu kapur, tanah liat, dan gips.
4. Berdasarkan asal-usul terjadinya
a. Mineral organik
Mineral organik adalah mineral yang terbentuk dari sisa-sisa organisme
yang telah mati karena terpengaruh oleh proses fisika, kimia, dan mekanik
yang akhirnya menjadi bahan tambang. Contohnya minyak bumi dan
batubara.
b. Mineral anorganik
Mineral anorganik adalah mineral yang terbentuk dari berbagai proses
mineralisasi senyama anorganik dan proses kimia fisika dalam magma.
Contohnya emas, perak, timah, besi, seng, dan nikel.
Menurut Dibyo, S. dan Ruswanto (2015), sumber daya alam yang tidak
dapat diperbarui sebagian besar didapat dari bahan galian. Bahan galian memiliki
17
18
19
3. Setelah pembersih atau pembabatan, maka tanah pucuk (top soil) yang
berhumus dan biasanya subur tidak dibuang bersama-sama dengan tanah
penutup (over bulden/interburden) yang biasanya tidak subur, melainkan harus
disingkirkan dengan cara menimbun ditempat aman, kemudian ditanam
dengan areal lahan yang tersedia;
4. Pada saat mengupas tanah penutup (stripping of burden) tidak dibuang kearah
lembah yang curam yang akan berakibat memperbesar jumlah tanah yang
akan terbawa air sebagai lumpur dan menurunkan kemantapan lereng (slope
stability). Bila tumpukan tanah tersebut berada ditempat penimbunan yang
relatif datar, maka tumpukan harus diusahakan berbentuk jenjang dengan tidak
melebihi 1 meter;
5. Membuat jalan tambang dengan lebar dan kemiringan yang sesuai dengan
kestabilan lereng dan keselamatan lalu lintas alat muat dan alat angkut;
6. Lereng galian dibuat secara berjenjang dengan perbandingan 2 : 1 hingga 3 : 1
dengan kemiringan tidak melebihi 45 dan disesuaikan dengan bentuk
topografi;
7. Penggalian akan diakhiri pada ketinggian yang sama dengan dataran
sekelilingnya.
Menurut Dwiprasetyo, P. (2014), jenis batu galian tambang terbagi atas:
1. Batu Gelondongan
2. Batu Kubus
Cocok untuk industri marmer, mozaik kualitas ekspor, batu alam, batu hias;
tersedia tiga warna: biru, abu-abu, krem.
20
3. Batu Gajah
Cocok untuk penimbunan daerah-daerah rawa atau bibir pantai, penahan
ombak, reklmasi pantai dan pembuatan dermaga sederhana dan untuk batu
pondasi, dsb.
4. Base Course (Lapisan Kedua)
Cocok untuk lapisan kedua/ketiga dari suatu areal yang akan ditimbun,
dimana tanah dasarnya sudah cukup stabil.
5. Split Stone/Batu Pecah
Cocok untuk dasar badan jalan, penutup/pemberat pipa di dasar laut,
pengecoran lantai kerja, pengecoran/pembetonan horizontal, pengecoran
segala macam konstruksi mulai dari yang ringan sampai konstruksi berat,
seperti: jalan tol, gedung bertingkat, landasan pesawat udara, bantalan kereta
api, pelabuhan dan dermaga, tiang pancang dan jembatan, coastal road, dsb.
6. Agregat A, B
Material jenis adalah campuran batu split, abu batu dan pasir, yang dicampur
berdasarkan permintaan/kebutuhan proyek dan tergantung kebutuhannya.
D. Penelitian Terdahulu
Dalam kajian pustaka akan diulas tentang hasil-hasil penelitian terdahulu
yang memiliki isi atau relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan, hal
tersebut sebagai acuan dan sebagai pembanding untuk mencari perbedaanperbedaan agar tidak terjadi adanya duplikasi. Beberapa penelitian sejenis yang
telah dilakukan sebelumnya, antara lain: Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Vitasari, R. N., 2012 tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Motivasi Kerja Pada Tim Pengeboran Eksplorasi Emas PT X. Motivasi kerja
21
tanggung jawab, gaji/upah, kondisi kerja, supervisi dan motivasi kerja pada Tim
Pengeboran Eksplorasi Emas PT X yaitu sebagai berikut prestasi kerja rendah
(59,1%); pengakuan buruk (45,5%); tanggung jawab rendah (45,5%); gaji
rendah (59,1%); kondisi kerja buruk (36,4%), supervisi buruk (43,2%) serta
motivasi kerja rendah (54,5%).
Ada hubungan antara umur (p value = 0,036), tingkat pendidikan (p value
= 0,007), status perkawinan (p value = 0,020), tempat tinggal (p value = 0,002),
prestasi kerja (p value = 0,019), pengakuan (p value = 0,001), gaji (p value =
0,003), kondisi kerja (p value = 0,007), supervisi (p value = 0,001) dengan
motivasi kerja pada tim pengeboran eksplorasi emas PT X.
Tidak ada
22
23
E. Kerangka Pikir
Karakteristik manusia merupakan ciri atau sifat yang berkemampuan untuk
memperbaiki kualitas hidup, sedangkan karakteristik individu manusia adalah ciri
khas yang menunjukkan perbedaan seseorang tentang motivasi, inisiatif,
kemampuan untuk tetap tegar menghadapi tugas sampai tuntas atau memecahkan
masalah atau bagaimana menyesuaikan perubahan yang terkait erat dengan
lingkungan yang mempengaruhi kinerja individu, misalnya: umur, jenis kelamin
dan pengalaman bekerja yang telah dilalui.
Manusia dalam menyelesaikan suatu pekerjaan selain karakterisitik
individu, mereka juga mempunyai motivasi yang berbeda-beda. Diyakini ada
hubungan antara karakteristik dengan motivasi pekerja tambang Ada dua jenis
motivasi yakni faktor internal adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Motivasi internal meliputi ; a. pendidikan b. keterampilan c. sikap atas pekerjaan.
Faktor eksternal adalah motivasi yang datang dari luar individu dan tidak dapat
dikendalikan oleh individu tersebut. Faktor eksternal meliputi a. kondisi
lingkungan kerja b. kompensasi yang memadai c. jaminan atas pekerjaan. Adanya
motivasi tersebut mempengaruhi pekerja tambang untuk terus melakukan kegiatan
penambangan
dalam
rangka
menambah
pendapatan
dan
pemenuhan
24
kebutuhannya. Untuk lebih jelasnya tentang kerangka pikir dapat dilihat pada
Gambar 1.
KARAKTERISTIK
a. Umur
b. Jenis Kelamin
c. Pengalaman
FAKTOR INTERNAL
a. Pendidikan
b. Keterampilan
c. Sikap Atas Pekerjaan
FAKTOR EKSTERNAL
TINGKAT MOTIVASI
a. Waktu Kerja
b. Volume Kerja
25
PENDAPATAN
III.
METODE PENELITIAN
26
B. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini terdiri atas:
1. Karakteristik dari Pekerja Tambang Batu, meliputi:
1) Umur
2) Jenis Kelamin
3) Pengalaman
2. Motivasi dari Pekerja Tambang Batu, meliputi:
1) Faktor Internal, yaitu:
a. Pendidikan
b. Keterampilan
c. Sikap atas Pekerjaan
2) Faktor Eksternal, yaitu:
a. Kondisi Lingkungan Kerja.
b. Kompensasi yang Memadai.
c. Jaminan atas Pekerjaan
27
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel karena jumlah
populasi kecil. Oleh karena itu, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 59 orang pekerja tambang batu.
D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui
wawancara dan menggunakan daftar pertanyaan.
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait melalui studi
dokumentasi yang relevan dengan penelitian ini.
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang
diperlukan adalah sebagai berikut:
1. Wawancara (Interview)
Wawancara dilakukan langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan
(questionaire) yang telah dibuat kepada responden pekerja tambang batu
bersamaan dengan pengisian yang dilakukan oleh responden.
Teknik
28
2. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data dengan menambah dokumen
yang berkaitan dengan masalah yang dikaji. Dokumentasi yang dilakukan
dengan mengumpulkan dan mempelajari data yang diperoleh dari
Dinas/Instansi terkait berupa dokumen yang relevan untuk mendukung data
penelitian.
F. Konsep Operasional
Konsep operasional adalah pengertian, ruang lingkup dan batasan
penelitian ini guna memudahkan dalam mengumpulkan memahami dan
menganalisa data yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan dari hasil
pengamatan variabel yang ada, dimana konsep operasional yang digunakan dalam
penelitian ini.
1. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat yang
berada di Desa Wawatu baik yang berprofesi sebagai pekerja pemecah batu.
2. Penambangan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara
mengeksploitasi sumber daya alam yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
manusia dengan cara mengolah hasil bumi yang ada.
29
3. Tambang batu adalah merupakan salah satu jenis tambang golongan C yang
biasanya dikelola oleh perorangan atau perusahaan yang digunakan untuk
memenuhi pembangunan konstruksi yang ada di daerah-daerah, yakni batu
gelondongan dan batu split.
4. Karakteristik adalah ciri atau sifat yang berkemampuan yang dimiliki pekerja
tambang batu untuk memperbaiki kualitas hidupnya yakni meliputi.
a. Umur, adalah usia responden dari sejak lahir sampai penelitian ini
dilakukan, diukur dalam tahun.
b. Jenis Kelamin, adalah keadaan kodrati atau jenis kelamin seseorang
berdasarkan keadaan anatomis, yaitu laki-laki dan perempuan.
c. Pengalaman, adalah pernyataan pekerja tambang batu tentang lamanya
bekerja menjadi pekerja tambang batu dari mulai bekerja sampai
penelitian ini dilakukan (tahun).
5. Motivasi Pekerja Tambang Batu adalah motif atau dorongan seseorang untuk
melakukan suatu pekerjaan baik dari faktor internal maupun eksternal.
6. Faktor Internal adalah motif atau dorongan yang ada dari dalam diri pekerja
untuk melakukan pekerjaan, meliputi:
a. Pendidikan adalah tingkat pendidikan baik formal maupun informal yang
pernah dilalui responden dalam mendukung pekerjaan tambang batu,
diukur dalam tahun.
b. Keterampilan adalah kemampuan seorang pekerja untuk melakukan
pekerjaan pemecah batu secara terampil, yang diukur terampil atau tidak
terampil.
c. Sikap atas Pekerjaan adalah pernyataan responden terhadap baik/setuju
tidaknya terhadap pekerjaan yang dilakukan
7. Faktor Eksternal adalah motif atau dorongan responden untuk melakukan
pekerjaan sebagai pekerja tambang batu dari faktor diluar dirinya, yang
meliputi:
30
2.
VARIABEL
INDIKATOR
PARAMETER
Karakteristik
Pekerja
Tambang Batu:
a. Umur
Usia
Responden
(Tahun)
b. Jenis
Kelamin
c. Pengalaman
Lama Bekerja
sebagai
Pekerja
Tambang Batu
Waktu Kerja
Motivasi
Volume Kerja
a. Produktif
b. Tidak Produktif
a. 0 5 Tahun
b. > 5 10 tahun
c. > 10 tahun
a. Jam Berapa Mulai
Kerja
b. Berapa
Jam
Istirahat.
c. Jam Berapa Pulang
Kerja
a. Juamlah Batu yang
di hasilkan perhari
KET.
31
3.
Faktor Internal
Motivasi
Pekerja
Tambang Batu:
a. Pendidikan
Tingkat
Pendidikan
Formil
maupun
Informil
a.
1.
2.
3.
4.
5.
Formil:
TS
SD
SMP
SMA
PT
b. Informil:
1. Kursus
2. Pelatihan
b. Ketrampila
n
Kemampuan
untuk
melakukan
pekerjaan
a. kemampuan
menentukan
cara
menyelesaikan
tugas/pekerjaan
b. kemampuan
menentukan
prosedur
terbaik
dalam
melaksanakan tugas/
pekerjaan
c. kemampuan
menyelesaikan tugas
dengan baik
d. kemampuan
menentukan
ukuran/volume
tugas terbaik yang
dapat diselesaikan
e. kemampuan
menentukan ukuran
kualitas
tugas/pekerjaan
terbaik yang dapat
diselesaikan
f. kemampuan
memprediksi hasil
pelaksanaan
tugas/pekerjaan
32
Pernyataan
c. Sikap atas terhadap
Pekerjaan
pekerjaan
yang
dilakukan
4.
a. Kepuasan Kerja
b. Keterlibatan kerja
c. Komitmen
pada
tempat kerja
Faktor
Eksternal
Motivasi
Pekerja
Tambang Batu:
a. Kondisi
Lingkungan
Kerja
Kondisi
tempat kerja
yakni
ketersediaan
sarana
dan
prasarana
kerja
a. Adanya
sumber
penerangan
yang
cukup
b. Suhu udara
c. Suara bising
d. Ruang gerak yang
diperlukan
e. Keamanan kerja
f. Pemasangan tandatanda bahaya
b. Kompensasi Hasil
yang a. Pendapatan rendah
yang
diperoleh
b. Pendapatan sedang
Memadai
dalam bentuk c. Pendapatan tinggi
tingkat
pendapatan
c. Jaminan
atas
Pekerjaan
Adanya
a. Jaminan
jaminan usaha
pembayaran upah
untuk
terus b. Jaminan
dapat
keselamatan kerja
melakukan
pekerjaan
33
IV.
34
Secara topografi, daratan yang mengelilingi Teluk Puupi berupa daerah berbukit,
lereng pegunungan, dataran rendah yang sempit dan banyak daerah aliran sungai.
B. Karakteristik Responden
Identitas responden menggambarkan keadaan sosial demografi responden
yang meliputi umur, tingkat pendidikan dan jumlah anggota keluarga.
B.1 Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktifitas
setiap manusia dalam pekerjaan. Umur bagi seorang akan sangat
mempengaruhi kemampuan fisik dalam mengelola suatu usaha atau
pekerjaan. Umur sangat mempengaruhi aktivitas suami dan isteri
terhadap jumlah aktivitas yang mampu dilakukan dalam sehari, semakin
tinggi jumlah umur seseorang maka kemampuan fisiknya akan semakin
menurun. Umur juga berperan penting dalam kemampuan aktivitas
seseorang.
Menurut pendapat Soeharjo dan Patong (1984) bahwa umur
dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu umur produktif dan tidak
produktif. Kisaran umur 15-54 tahun tergolong usia produktif dan 55
tahun ke atas dikategorikan usia tidak produktif. Keadaan umur
responden di Desa Wawatu Kecamatan Moramo dapat dilihat pada
Tabel 2.
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Desa Wawatu
Kecamatan Moramo, Tahun 2016
35
No
Golongan Umur
1 Produktif: 15-54
2 Tidak Produktif: >54
Jumlah
Jumlah Jiwa
57
2
59
Persen %
96,6
3,4
100.00
No
Jenis Kelamin
Jumlah Jiwa
Persen %
36
1
2
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
56
3
59
94,9
5,1
100.00
seseorang. Lamanya
rentang
No
Lama Pengalaman
Jumlah Jiwa
Persen %
1 < 2 tahun
3
5,1
2 2 tahun
56
94,9
Jumlah
59
100.00
Berdsarkan tabel terdapat 94,9% responden yang sudah
berpengalaman dalam hal menjadi pekerja pemecah batu. Ini bermakna
bahwa hampir seluruh pekerja pemecah batu sudah mengetahui seluk
beluk proses pemecah batu hingga selesai..
37
59
38
C. Motivasi Internal
C1. Pendidikan Formal
Tingkat pendidikan formal dimaksud dalam penelitian ini
adalah tingkat pendidikan formal yang pernah dilalui oleh responden.
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan pola pikir
dan tindakan seseorang. Apabila pekerja pemecah batu memiliki
pendidikan yang memadai, maka pekerja pemecah batu tersebut akan
berfikir dan bertindak lebih rasional, serta akan mempunyai
kemampuan manajerial yang lebih baik. Keadaan penduduk di Desa
Wawatu berdasarkan tingkat pendidikan formal dapat dilihat pada
Tabel 6.
39
Pendidikan
%
Jumlah (Jiwa)
Tidak Sekolah
6
10,2
Tamat SD
9
15,3
Tamat SMP
28
47,5
Tamat SMA
16
27,1
Jumlah
42
100
Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal
responden cukup bervariasi mulai dari tidak tamat sekolah dasar
sampai tamat sekolah menengah atas. Rata-rata sebaran tingkat
pendidikan pekerja pemecah batu masih didominasi tingkat
pendidikan rendah yakni tamat sekolah menengah
pertama
keadaan ekonomi,
nilai
dari
hasil
pekerjaan
tersebut.
keterampilan/
40
41
D. Motivas eksternal
D.1 Kondisi Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial, psikologi, dan
fisik dalam perusahaan yang berpengaruh terhadap pekerja dalam
melaksanakan tugasnya. Kehidupan manusia tidak terlepas dari
berbagai keadaan lingkungan sekitarnya, antara manusia dan
42
lingkungan
sekitarnya. Berikut
adalah
gambaran
dan
memungkinkan
perusahaan
memperoleh,
43
44
45
46
pekerja
menentukan
skala
kehidupannya,
sedangkan
47
V.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa; (1) Tingkat
motivasi pekerja pemecah batu merupakan bagian yang urgen dalam suatu
pekerjaan yang berfungsi sebagai alat untuk pencapaian tujuan atau
sasaran yang ingin dicapai, (2) Tingkat motivasi pekerja pemecah batu
mengandung dua tujuan utama dalam diri individu yaitu untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan pribadi dan membantu sesama, dan (3) Tingkat
motivasi pekerja pemecah batu yang diberikan kepada seseorang hanya
efektif manakala di dalam diri seseorang itu memiliki kepercayaan atau
keyakinan untuk maju dan berhasil dalam bekerja.
48
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, S., 2006. Metodologi Penelitian. Wedatama Widya Sastra dan Fakultas
Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Jakarta.
Brahmasari, I. A. dan Suprayetno, A., 2008. Pengaruh Motivasi Kerja,
Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada
PT. Pei Hai International Wiratama Indonesia). Pasca Sarjana Universitas
17 Agustus Surabaya. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.10, No.
2, September 2008: 124-135.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe Selatan, 2015. Pertambangan.
Kompleks Perkantoran Pemda Kabupaten Konawe Selatan, Jalan Poros 60
Andoolo 93811; Email : bps7405@bps.go.id.
Diakses pada
http://konselkab.bps.go.id/index.php/istilah/472.
Dwiprasetyo, P., 2014. Batu Gunung, Batu Gelondongan, Batu Gajah, Batu
Kubus (Marmer, Mozaik, Hias), Batu Split.
Diakses pada
http://www.indonetwork.co.id/ksu_batulima/5382218/batu-gunung-batugelondongan-batu-gajah-batu-kubus-marmer.htm. Tanggal 1 Dec. 2014,
13:06:34
Dibyo, S. dan Ruswanto, 2015. Jenis-Jenis dan Klasifikasi Bahan Galian.
Diakses
pada
http://ssbelajar.blogspot.co.id/2013/01/jenis-jenis-danklasifikasi-bahan-galian.html. Tanggal 5 November 2015, 08:50:55 PM
Farlen, F., 2011. Pengaruh Motivasi Kerja dan Kemampuan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan (Studi pada Karyawan Pt. United Tractors, Tbk
49
50
51