You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memiliki rakyat adalah salah satu syarat untuk berdirinya suatu negara.
Dalam suatu negara, rakyat yang telah resmi menurut hukum atau telah memenuhi
admistrasi yang ditentukan pemerintahan negara bersangkutan dapat dikatakan
sebagai warga negara.
Di Republik Indonesia dinyatakan bahwa Warga Negara Indonesia adalah
warga asli Indonesia atau warga dari suatu bangsa lain yang telah ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Sebelum hal ini juga sudah
dijelaskan dalam Pasal 26 ayat 1 UUD 1945 bahwa yang dapat menjadi Warga
Negara Indonesia(WNI) adalah orang-orang asli indonesia atau orang-orang
bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang warga negara. Karena hal
tersebut maka perlu diketahui tentang jenis asas kewarganegaraan, seperti Asas
Kelahiran yang berisikan Asas Ius Soli yaitu asas yang menyatakan bahawa
kewarganegaraan seseorang ditentukan dari tempat dimana orang tersebut
dilahirkan(Asas ini yang dianut di Republik Indonesia). Asas Ius Sanguinis yaitu
asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan sesorang ditentukan beradasarkan
keturunan dari orang tersebut. Selain itu ada juga Asas Perkawinan, dan Permohon
Pewarganegaraan(Naturalisasi). Asas-asas ini digunakan sebagai cara untuk
memperoleh Kewarganegaraan RI. Setelah resmi menjadi WNI, maka seseorang

tersebut dinyatakan sudah berada di bawah UU yang berlaku, maka dari itu
diwajibkan mengindahkan setiap aturan serta hak dan kewajiban warga negara
yang telah diatur dalam UU Republik Indonesia.
Selain warga negara resmi, elemen penduduk yang menempati suatu
negara juga tidak lepas dari Warga Negara Asing(WNA). WNA adalah warga
negara lain yang menetap di wilayah negara lain atau bukan negaranya. WNA
menempati suatu negara dalam jangka panjang atau pendek dan bisa berstatus
sebagi penduduk atau bukan penduduk. WNA di Indonesia kebanyakan adalah
berstatus sebagai bukan penduduk, ini dinyatakan karena WNA di Indonesia
sebagian besar adalah turis yang berwisata, jadi hanya akan menduduki Indonesia
hanya beberapa hari. Namun ada juga yang bisa dikatakan penduduk, misalnya
WNA yang bersekolah atau bekerja di Indonesia.
Sama halnya dengan WNI, keberadaan WNA juga telah diatur dalam UU
Republik Indonesia. Dalam hal ini juga terdapat hubungan negara dengan WNA
itu sendiri, misalnya seperti hak WNA untuk mendapatkan perlindungan dan
kenyamanan, serta kewajiban WNA untuk mengindahkan semua peraturan
perundang-undangan yang merupakan dasar hukum negara Indonesia.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Rumusan Masalah
Apa itu Warga Negara?
Siapa yang disebut Warga Negara?
Apa syarat menjadi Warga Negara Indonesia?
Bagaimana teori status Warga Negara?
Bagaimana kedudukan Warga Negara di Indonesia?
Apa itu Kewarganegaraan?
Bagaimana jenis dan status Kewarganegaraan?

A.
1.
2.
3.
4.
5.

Tujuan Penulisan
Mengetahui apa itu Warga Negara.
Mengetahui siapa saja yang menjadi Warga Negara.
Mengetahui syarat, teori status dan kedudukan Warna Negara Indonesia.
Mengetahui apa itu Kewarganegaraan.
Mengetahui jenis dan status Kewarganegaraan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Warga Negara


.......... Warga negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian dari suatu
penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan
kedudukannya sebagai orang merdeka, karena warga negara mengandung arti
peserta, anggota atau warrga dari suatu Negara, yakni peserta dari suatu
persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama, atas dasar tanggung jawab
bersama untuk kepentingan bersama. Ada beberapa pengertian warga Negara
yaitu :

AS hikam di dalam Ghazali (2004)

Mendefinisikan bahwa warga Negara merupakan terjemahan dari


citizen artinya anggota dari sebuah komunitas yang membentuk Negara
itu sendiri.

Koerniatmanto S

Mendefinisikan warga Negara dengan anggota Negara. Sebagai


anggota Negara, seorang warga Negara mempunyai kedudukan yang
khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban
yang bersifat timbal balik terhadap negaranya.

Dalam UUD 1945 pasal 26

Warga Negara adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang
disahkan undang-undang sebagai warga Negara.
4

Pasal 1 UU No. 24/1958

Warga Negara Republik Indonesia adalah orang-orang yang


berdasarkan perundang-undangan dan/ atau perjanjian-perjanjian dan/ atau
peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi
warga Negara Republik Indonesia.
.......... Penduduk suatu negara dapat dibagi atas warganegara dan bukan warga
negara (orang asing). Dalam hubungan dengan negara yang didiaminya,
keduannya sangat berbeda, yakni:
1. Setiap warga negara memiliki hubungan yang tidak terputus dengan tanah
airnya, dengan UUD negaranya, walaupun misalnya yang bersangkutan
berada di luar negeri, selama yang bersangkutan tidak memutusakan
hubungannya atau terikat oleh ketentuan hukum Internasional, misalnya
seorang yang kawin dengan orang perancis, maka ia otomatis mengikuti
kewarganegaraan suaminya.
2. Penduduk yang bukan warga negara (orang asing) hubungannya hanyalah
selama yang bersangkutanbertempat tinggal dalam wilayah negara
tersebut.

B. Warga Negara Indonesia


5

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh
UU sebagai warga negara Republik Indonesia.
Berdasar UU Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia dijelaskan bahwa orang asing dapat menjadi warga negara Indonesia
(WNI) setelah memenuhi syarat dan tatacara yang diatur dalam peraturan dan
undang-undang. Pada pasal 8, disebutkan Kewarganegaraan Republik Indonesia
dapat

juga

diperoleh

melalui

pewarganegaraan.

Sedangkan

pengertian

pewarganegaraan adalah tata cara bagi orang asing untuk memperoleh


Kewarganegaraan Republik Indonesia melalui permohonan.
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang
menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah:
1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi
WNI.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI
dan ibu warga negara asing (WNA), atau sebaliknya.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI
dan ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara
asal sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak
tersebut.
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu
seorang WNI.
6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI.
6

7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang
diakui oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu
dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum
kawin.
8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada
waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui.
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila
ayah dan ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak
diketahui keberadaannya.
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah
dan ibu WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak
tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak
yang bersangkutan.
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan
permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya
meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan
janji setia.

C. Syarat Menjadi Warga Negara Indonesia


Permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika
memenuhi persyaratan seperti disebut dalam pasal 9, yakni:
1. Telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.

2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di


wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun
berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun tidak berturutturut.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Dapat berbahasa Indonesia serta

mengakui

dasar negara

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945.
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 1 (satu) tahun atau lebih.
6. Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia,
tidak menjadi berkewarganegaraan ganda.
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
Prosedur berikutnya antara lain permohonan harus ditulis dalam bahasa
Indonesia di atas kertas bermeterai. Keputusan akhir atas permohonan adalah pada
Presiden. Bila dikabulkan oleh Presiden maka status WNI dinyatakan berlaku
efektif sejak pemohon mengucapkan sumpah atau janji setia kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

D. Teori Status Warga Negara

Status Positif/Peran Positif, merupakan kegiatan warga negara dimana


berhak untuk mendapatkan sesuatu yang positif dari organisasi negara atau
untuk meminta pelayanan dari negara untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Status Negatif/Peran Negatif, merupakan segala bentuk kegiatan warga


negara untuk menolak campur tangan negara dalam urusan pribadi ataupun
dalam hal terentu.

Status Aktif/Peran Aktif, merupakan pelaksanaan hak dan kewajiban yang


merupakan hal paling utama, adalah suatu kegiatan warga negara agar ikut
untuk terlibat serta ambil bagian dalam kehidupan bernegara.

Status Pasif/Peran Pasif, yang memiliki arti untuk patuh kepada pimpinan
penyelenggara negara, kepatuhan warga negara terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

E. Kedudukan Warga Negara di Indonesia


Dalam sistem kewarganegaraan di Indonesia, Kedudukan warga negara
pada dasarnya adalahsebagai pilar terwujudnya Negara. Sebagai sebuah negara
yang berdaulat dan merdeka Indonesiamempunyai kedudukan yang sama dengan

negara lain di dunia, pada dasarnya kedudukan warganegara bagi negara


Indonesia

diwujudkan

dalam

berbagai

peraturan

perundang-undangan

tentangkewarganegaraan, yaitu :
1. UUD 1945
Dalam konteks UUD 1945, Kedudukan warga negara dan penduduk
diatur dalam pasal 26 yaitu :
a) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang warga Indonesia
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan UU
sebagai warga negara.
b) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang
tinggal di Indonesai.
c) Hal-hal mengenai warga negara penduduk di atur dengan UU.

2. UU No. 3 tahun 1946


Undang-undang No.3 ialah tentang warga negara dan penduduk negara
adalah peraturan derivasidibawah dibawah UU 1945 yang digunakan untuk
menegakan kedudukan Negara RI denganwarga negaranya dan kedudukan
penduduk negara RI.
3. UU No. 62 tahun 1958
UU No.62 tahun 1958 merupakan penyempurnaan dari UU tentang
kewarga negaraan yangterdahulu. UU No. 62 tahun 1958 tenang
kewarganegaraan RI merupakan produk hukumderivasi dari pasal 5 dan 144
10

UUD RI 1950 yang sampai saat ini masih berlaku dan tetapdigunakan sebagai
sumber hakum yang mengatur masalah kewarganegaraan di Indonesai
setelahkurang lebih 48 tahun berlaku, dan saat ini dinilai sudah tidak sesuai
lagi. Pernasalahankewarganegaraan yang semakin kompleks ternyata tidak
mampu ditampung oleh undang-undang ini.

F. Kewarganegaraan
.......... Kewarganegaraan (citizenship) artinya keanggotaan yang menunjukkan
hubungan

atau

ikatan

antara

negara

dengan

warga

negara.

Istilah

kewarganegaraan diebdakan menjadi dua, yaitu :

a. Kewarganegaraan dalam arti yuridis dan Sosiologis


1) Kewarganrgaraan dalam arti Yuridis ditandai dengan adanya ikata
hukum antara warga negara dengan negara yang menimbulkan
akibat-akibat hukum tertentu. Tanda-tandanya misalnya : akta
kelahiran, surat pernyataan, bukti kewarganegaraan, dll.
2) Kewarganegaraan dalam arti Sosiologis tidak ditandai dengan
ikatan hukum, tetapi ikatan emosional, seperti : ikatan perasaan,
ikatan keturunan, ikatan sejarah, ikatan tanah air, dll.
b. Kewarganegaraan dalam arti Formil dan Materiil

11

1) Kewarganegaraan dalam arti Formil menunjuk pada tempat


kewarganegaraan.
2) Kewarganegaraan dalam arti Materiil menunjuk pada akibat hukum
dari status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban
warga negara.
.......... Kewarganegaraan seseorang mengakibatkan orang tersebut memiliki
pertalian hukum serta tunduk pada hukum negara yang bersangkutan. Orang yang
sudah mempunyai kewarganegaraan tidak jatuh pada kekuasaan atau kewenangan
negara lain. Negara lain tidak berhak memperlakukan kaidah-kaidah hukum pada
orang yang bukan warga negaranya.

1. Asas Kewarganegaraan
.......... Sebagaimana dijelaskan di muka bahwa warga negara merupakan anggota
sebuah negara yang mempunyai tanggung jawab dan hubungan timbale balik
terhadap negaranya. Seorang yang diakui sebagai warga negara haruslah
ditentukan berdasarkan ketentuan yang telah disepakati dalam negara tersebut.
Ketentuan

itu

kewarganegaraan

menjadi

asas

seseorang.

atau
Setiap

pedoman
negara

untuk

menentukan

mempunyai

kebebasan

status
dan

kewenangan untuk menetukan asas kewarganegaraan seseorang.

12

.......... Dalam menerapkan asas kewarganegaraan itu, dikenal dengan dua


pedoman, yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan asas
kewarganegaraan berdasarkan perkawinan. Asas kewarganegaraan berdasarkan
kelahiran ada dua asas yaitu : ius soli (tempat kelahiran), ius sanguinis
(keturunan). Sedangkan berdasarkan perkawinan ada dua asas, yaitu : asas
kepastian hukum dan asas persamaan derajat.
1) Asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran
a. Asas Ius Soli (tempat kelahiran)
Istilah ini diambil dari bahsa Latin, yakni ius berarti hukum,
pedomaan atau dalil, Soli berasal dari kata solum berarti negeri, tanah atau
dareah. Asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan dari tempat dimana orang tersebut lahir. Sebagai contoh, jika
sebuah negara menganut asas ius soli, maka seorang yang dilahirkan di
negara tersebut mendapat hak sebagai warga negara.
b. Asas Ius Sanguinis (keturunan)
Sanguinis berasal dari kata sanguis yang artinya darah. Asas ini
menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan
keturunan dari orang tersebut. Contohnya, jika sebuah negara menganut
asas ius sanguinis, maka seseorang yang dari orang tua yang memiliki
kewarganegaraan suatu negara misalkan saja Indonesia, maka anak

13

tersebut berhak mendapat status kewarganegaraan orang tuanya, yakni


warga negara Indonesia.

2) Asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan


a. Asas persamaan hukum
Asas ini didasarkan pada pandangan bahwa suami istri adalah suatu
ikatan yang tidak terpecah sebagai inti dari masyarakat. Dalam
menyelenggarakan kehidupan bersama, suami istri perlu mencerminkan
suatu kesatuan yang bulat termasuk dalam masalah kewarganegaraan.
Berdasarkan asas ini diusahakan status kewarganegaraan suami dan istri
adalah sama dan satu.

b. Asas persamaan derajat


Asas ini berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan
perubahan status kewarganegaraan suami atau istri. Keduanya memiliki
hak yang sama untuk menentukan sendiri kewarganegaraan. Jadi, mereka
dapat berbeda kewarganegaraan seperti halnya sebelum berkeluarga.

2. Unsur-Unsur yang Menentukan Kewarganegaraan

14

a) Unsur darah keturunan (Ius Sanguinis)


Kewarganegaraan

dari

orang

tua

yang

menurunkannya

menentukan kewarganegaraan seseorang, artinya kalau anak dilahirkan


dari orang tua yang berwarganegara Indonesia, ia dengan sendirinya juga
warga negara Indonesia.
Prinsip ini adalah prinsip asli yang telah berlaku sejak dahulu, yang
diantaranya terbukti dalam system kesukuan, dimana anak dari anggota
sesuatu suku dengan sendirinya dianggap sebagai anggota suku itu.
Sekarang prinsip ini berlaku diantaranya di Inggris, Amerika, Perancis,
Jepang, dan juga Indonesia.
b) Unsur daerah tempat kelahiran (ius soli)
Daerah tempat seseorang dilahirkan menentukan kewarganegaraan.
Misalnya, kalau orang dilahirkan di dalam daerah hukum Indonesia, ia
dengan sendirinya menjadi warga negara Indonesia. Terkecuali anggotaanggota korps diplomatik dan anggota tentara asing yang masih dalam
ikatan dinas. Prinsip ini berlaku juga di Amerika, Inggris, Perancis, dan
juga Indonesia. Tetapi di jepang, prinsip ius soli ini tidak berlaku. Karena
seseorang yang tidak dapat membuktikan bahwa orang tuanya
berkebangsaan Jepang, ia tidak dapat diakui sebagai warga negara Jepang.
c) Unsur pewarganegaraan (Naturalisasi)

15

Walaupun tidak dapat memenuhi prinsip ius soli ataupun ius


sanguinis, orang dapat juga memperoleh kewarganrgaraan dengan jalan
pewarganegaraan atau naturalisasi. Syarat-syarat dan prosedur menurut
kebutuhan yang dibawakan oleh kondisi dan situasi negara masingmasing.
Dalam pewarganegaraan ini ada yang aktif ada pula yang pasif.
Dalam pewarganegaran aktif, sesseorang dapat menggunakan hak opsi
untuk memilih atau mengajukan kehendak menjadi warga negara dari
suatu negara. Sedangkan dalam pewarganegaraan pasif, seseorang yang
tidak mau diwarganegarakan oleh sesuatu negara atau tidak mau diberi
atau dijadikan warga negara suatu negara, maka yang bersangkutan dapat
menggunakan hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak pemberian
kewarganegaraan tersebut.

G. Jenis dan Status Kewarganegaraan


Pada Zaman Pergerakan Nasional berdiri berbagai organisasi pemuda yang
menentukan status kewarganegaraan, system yang lazim digunakan adalah stelsel
aktif dan pasif, yaitu:

Stelsel aktif, seseorang akan menjadi warga Negara suatu Negara dengan
melakukan tindakan-tindakan hukum tertentu secara aktif.

16

Stelsel pasif, seseorang dengan sendirinya menjadi warga Negara tanpa


harus melakukan tindakan hukum tertentu.
Jenis Kewarganegaraan:
Karena perbedaan dasar atau asas yang dipakai dalam enentukan
kewarganegaraan, maka hal demikian ini menimbulkan tiga kemungkinan
kewarganegaraan yang dimiliki seseorang :
a) Apatride, yaitu adanya seorang penduduk yang sama sekali
tidak mempunyai kewarganegaraan.
Contoh : seorang keturunan bangsa A (ius soli) lahir di negara
B (ius sanguinis). Maka orang tsb tidaklah menjadi warga
Negara B. dengan demikian, orang itu tidak mempunyai
kewarganegaraan (apatride).
b) Bipatride, yaitu adanya seorang penduduk yang mempunyai
dua kewarganegaraan sekaligus (kewarganegaraan rangkap
atau dwi-kewarganegaraan).
Contoh : seorang keturunan bangsa B (ius sanguinis) lahir di
Negara A (ius soli). Oleh karena ia keturunan bangsa B maka ia
dianggap sbg warga Negara B. akan tetapi, Negara A juga
menganggap warga negaranya karena berdasarkan tempat
lahirnya.
c) Multipatride, yaitu seseorang yang memiliki kewarganegaraan
lebih dari dua.
Contoh : seroang yang bipatride juga menerima pemberian
status kewarganegaraan lain ketika dia telah dewasa, dimana

17

saat menerima kewarganegaraan yang baru ia tidak melepaskan


status kewarganegaraan yang lama.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Orang yang berada pada suatu wilayah negara dapat
dibedakan

menjadi

2,

yaitu

penduduk

dan

bukan

penduduk. Penduduk meliputi warga negara dan warga


asing.
2. Ada 2 pedoman dalam menerapkan asas kewarganegaraan
yaitu dari sisi kelahiran yang meliputi asas ius soli dan asas

18

ius sanguinis. Jika dilihat dari sisi perkawinan meliputi asas


kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.
3. Ada 3 unsur dalam kewarganegaraan yaitu Unsur Darah
Keturunan (Ius Sanguinis), unsur tempat kelahiran, dan
unsur pewarganegaraan.
4. Setiap warga negara
kewarganegaraan.
adalah

karena

dapat

Masalah
timbulnya

menimbulkan

masalah

kewarganegaraan

tersebut

apatride,

bipatride,

dan

multipatride.
5. Sebagai warga negara demokrat memiliki karakteristik
tersendiri yaitu adanya sikap yang jujur, tanggung jawab,
kritis, rasional, adil, memiliki rasa hormat kepada orang
lain, dan bersikap terbuka.
6. Kewarganegaraan Indonesia

dapat

diperoleh

karena

melalui kelahiran, Pengangkatan, perkawinan, pemberian,


pewarganegaraan,

dan

turut

orang

tua/

mengikuti

kewarganegaraan orangtuanya.
7. Setiap warga negara wajib memperoleh hak atas dirinya
dari negara tersebut. Tetapi bukan hanya menuntut hak
saja, namun kewajiban sebagai warga negara juga harus
dilakukan oleh setiap warga negara.
B. Saran
Dalam

makalah

ini

telah

menjelaskan

beberapa

hal

mengenai warga negara baik itu pengertian warga negara sendiri


atau hal-hal lain yang berkenaan dengan warga negara. Karena
sebagai warga negara kita harus mengetahui apa saja yang
19

berhubungan dengannya, terutama hak dan kewajiban warga


negara agar kita tidak hanya menuntuk hak tetapi juga
melakukan

kewajiban

kita

sebagai

warga

negara.

Untuk

itu,sebagai warga negara haruslah kita mempelajari apa saja


yang berkenaan dengannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Azra, azyumardi. 2005. Pendidikan Kewargaan (Civic Education):


Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani. Jakarta: PRENADA MEDIA.

20

2. Winarno, dwi. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan: Paradigma Baru.


Jakarta: PT Bumi Aksara.
3. Kaelan MS dan Achmad Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan.
Yogyakartra: Paradigma.
4. Ubaidillah, Ahmad, (et al). 2000. Pendidikan
Kewarganegaraan:Demokrasi, HAM & Masyarakat Madani. Jakarta:
IAIN Jakarta Press.
5. Sukaya, Endang Zaelani, dkk. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.
6. Listyarti, Retno, 2002, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA dan MA
Kelas X, Jakarta, Erlangga.
7. Majelis Permusyawaaran Rakyat Indonesia, 2011, Undang-Undang Dasar
Negara Repuplik Indonesia Tahun 1945, Jakarta: sekretariat MPR RI.

GLOSARIUM
1. Apatride
kewarganegaraan.

: Orang-orang yang tidak mempunyai suatu

21

2. Asas
: Dasar (sesuatuu yang menjadi tumpuan
berfikir atau berpendapat).
3. Bipatride
: Orang-orang yang mempunyai
kewarganegaraan rangkap atau dwi kewarganegaraan.
4. Formil

: Sesuai dengan peraturan yang sah.

5. Hak opsi
: Hak untuk memilih atau mengajukan
kehendak menjadi warga negara dari suatu negara.
6. Hak repudiasi
kewarganegaraan dari suatu negara.
7. Ius sanguinus
:
kewarganegaraan seseorang.

: Hak untuk menolak pemberian

Unsur darah keturunan menentukan

8. Ius soli
: Unsur darah tempat kelahiran menentukan
kewarganegaraan seseorang.
9. Kewarganegaraan
: Hal yang berhubungan dengan warga
negara; keanggotaan sebagai warga negara.
10. Konstruktif
membangun.
11. Materiil

Bersifat

membina,

memperbaiki,

: Bersifat fisik atau kebendaan.

12. Naturalisasi
: Kewarganegaraan seseorang yang diperoleh
melalui pewarganegaraan.
13. Penduduk
: Semua orang yang pada suatu waktu
mendiami suatu wilayah tertentu.
14. Produktif
besar.

: Bersifat mampu menghasilkan dalam jumlah

15. Warga negara


: Seluruh individu yang mempunyai ikatan
hukum dengan suatu negara tertentu.
16. Yuridis

: Menurut hukum; secara hukum.

22

You might also like