Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Agar dapat mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang optimal maka dikembangkan upaya kesehatan untuk
seluruh masyarakat yang mencakup upaya peningkatan (promotif), pencegahan
(preventif), penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang bersifat
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Dengan demikian perawatan merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam
semua upaya tersebut diatas. Dalam upaya perawatan ini perawat melaksanakan
suatu asuhan keperawatan dengan memperhatikan klien secara menyeluruh baik
fisik, mental, sosial maupun spiritual, dimana perawat harus selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu pelayanan dalam proses pertumbuhan dan pemulihan klien
dengan gangguan sistem endokrin khususnya Diabetes Melitus.
Diabetes Mellitus menimbulkan gangguan multi sistem dan merupakan
suatu penyakit yang banyak ditemukan di masyarakat. Hal ini dapat dilihat
dengan meningkatnya jumlah klien dengan Diabetes Mellitus yang datang ke
rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Diabetes Mellitus jika tidak ditangani dengan baik, maka akan
mengakibatkan timbulnya komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata,
ginjal, jantung, pembuluh darah, saraf dan lain-lain.
Mengingat resiko dari Diabetes Mellitus tersebut maka tindakan perawatan
yang sempurna sangat dibutuhkan.
Penyembuhan penyakit Diabetes Mellitus tidak hanya dengan pengobatan
saja, tapi yang lebih penting adalah diet yang baik, olah raga yang teratur, dan
juga pendidikan bagi klien dan keluarga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
b.
c.
d.
2.
b.
c.
2.)
3.)
b.
Insulin
Insulin adalah protein kecil yang berat molekulnya 5808 untuk
manusia. Insulin terdiri dari dua rantai asam amino, satu sama lain
dihubungkan oleh ikatan disulfide. Sekresi insulin diatur oleh glukosa
darah dan asam amino yang memegang peranan penting. Perangsang
sekresi insulin adalah glukosa darah. Kadar glukosa darah adalah 80
90 mg/ml.
Mekanisme untuk mencapai derajat pengontrolan yang tinggi yaitu :
a.)
b.)
Sebagai
sistem
umpan
balik
maka
2).
a.)
b.)
c.)
b.)
Etiologi
Etiologi dari Diabetes Mellitus sampai saat ini masih belum diketahui
dengan pasti dari studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahui bahwa
Diabetes Mellitus adalah merupakan suatu sindrom yang menyebabkan
kelainan yang berbeda-beda dengan lebih satu penyebab yang mendasarinya.
Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab
yaitu :
a.
Faktor genetik
Riwayat keluarga dengan diabetes :
Pincus dan White berpendapat perbandingan keluarga yang menderita
Diabetes Mellitus dengan kesehatan keluarga sehat, ternyata angka
kesakitan keluarga yang menderita Diabetes Mellitus mencapai 8, 33 %
dan 5, 33 % bila dibandingkan dengan keluarga sehat yang
memperlihatkan angka hanya 1, 96 %.
b.
Infeksi
Nutrisi
a.) Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.
b.) Malnutrisi protein
c.) Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.
3.)
Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi
biasanya menyebabkan hyperglikemia sementara.
4.)
Hormonal
Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi,
akromegali karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma
karena konsentrasi glukagon dalam darah tinggi, feokromositoma
karena kadar katekolamin meningkat
4.
Klasifikasi
Berdasarkan klasifikasi dari WHO (1985) dibagi beberapa type yaitu :
a.
b.
Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak dengan
obesitas.
c.
5.
Patofisiologi
Sebagian besar patologi Diabetes Mellitus dapat dikaitkan dengan satu
dari tiga efek utama kekurangan insulin sebagai berikut : (1) Pengurangan
penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan
konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg/hari/100 ml. (2)
Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak,
menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada
dinding vaskuler yang mengakibatkan aterosklerosis. (3) Pengurangan protein
dalam jaringan tubuh.
Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada
Diabetes Mellitus yang tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine
penderita Diabetes Mellitus. Bila jumlah glukosa yang masuk tubulus ginjal
dan filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit glukosa
dalam jumlah bermakna mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi
glomerulus yang terbentuk tiap menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila
kadar glukosa meningkat melebihi 180 mg%.
Asidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolisme karbohidrat ke
metabolisme telah dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir semua
energinya pada lemak, kadar asam aseto asetat dan asam Bihidroksibutirat
dalam cairan tubuh dapat meningkat dari 1 Meq/Liter sampai setinggi 10
Meq/Liter.
6.
Gambaran Klinik
Gejala yang lazim terjadi, pada Diabetes Mellitus sebagai berikut :
Pada tahap awal sering ditemukan :
a.
b.
c.
d.
e.
Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa sarbitol fruktasi)
yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan
sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.
7.
Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan Diabetes Mellitus adalah untuk
mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut dan kronik.
Jika klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari
hyperglikemia atau hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes tergantung pada
ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi
farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin. Penyuluhan
kesehatan awal dan berkelanjutan penting dalam membantu klien mengatasi
kondisi ini.
8.
Komplikasi
a.
Akut
1.)
Hypoglikemia
2.)
Ketoasidosis
3.)
Diabetik
b.
Kronik
1.)
2.)
3.)
Neuropati diabetic.
B.
Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin Diabetes Mellitus
dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat
kesehatan, keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu,
pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
Hal yang perlu dikaji pada klien degan Diabetes Mellitus :
a. Aktivitas dan istirahat :
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan
tidur, tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.
b. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada
ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola
mata cekung.
c. Eliminasi
Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
d. Nutrisi
Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.
e. Neurosensori
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan
teori, maka diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien Diabetes
Mellitus yaitu :
a. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
b. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan
pemajanan/mengingat,
3.
Rencana Keperawatan
a.
Kekurangan
volume
cairan
tubuh
2.)
3.)
Pantau
masukan
dan
: Memberikan
perkiraan
kebutuhan
akan
cairan
5.)
b.
Perubahan
status
nutrisi
kurang
dari
Menunjukkan
tingkat
energi
biasanya
-
Intervensi :
1.)
2.)
3.)
Rasional
4.)
: Meningkatkan
rasa
keterlibatannya;
memberikan
c.
Resiko
infeksi
berhubungan
dengan
hyperglikemia.
Tujuan :
-
Mendemonstrasikan
teknik,
Observasi
tanda-tanda infeksi dan peradangan.
Rasional
2).
Tingkatkan
upaya untuk pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik
pada semua orang yang berhubungan dengan pasien termasuk
pasiennya sendiri.
Rasional
3).
Pertahankan
teknik aseptik pada prosedur invasif.
Rasional
4).
Berikan
perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh.
Rasional
5).
Lakukan
perubahan posisi, anjurkan batuk efektif dan nafas dalam.
Rasional
d.
Mempertahankan
tingkat
kesadaran/orientasi.
-
Mengenali
dan
mengkompensasi
Pantau
dan status mental.
tanda-tanda
vital
Rasional
2.)
Panggil
pasien
dengan
: Menurunkan
kebingungan
dan
membantu
untuk
Pelihara
aktivitas
rutin
pasien sekonsisten mungkin, dorong untuk melakukan kegiatan seharihari sesuai kemampuannya.
Rasional
4.)
Selidiki
adanya
keluhan
yang
sentuhan/distorsi
berat,
yang
kehilangan
mempunyai
resiko
sensasi
tinggi
Intervensi :
1.)
Rasional
: Pendidikan
dapat
meningkatkan
memberikan
tingkat
aktivitas
motivasi
untuk
meskipun
pasien
3.)
Pantau
nadi,
frekuensi
: Mengindikasikan
tingkat
aktivitas
yang
dapat
Tingkatkan
partisipasi
f.
Ketidakberdayaan
penyakit
jangka
panjang/progresif
yang
berhubungan
tidak
dapat
dengan
diobati,
Mengidentifikasi
cara-cara
sehat
Membantu
dalam
merencanakan
Anjurkan
pasien/keluarga
Rasional
2.)
Tentukan
tujuan/harapan
3.)
Berikan
dukungan
pada
pasien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri sendiri dan
berikan umpan balik positif sesuai dengan usaha yang dilakukannya.
Rasional
4.)
Berikan
dukungan
pada
g.
Kurang
pengetahuan
tentang
penyakit,
Mengungkapkan
pemahaman
Mengidentifikasi
hubungan
tentang penyakit.
-
Intervensi :
1.)
Rasional
2.)
3.)
4.)
Diskusikan
pentingnya
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini penulis akan menguraikan kasus Asuhan keperawatan pada klien
Ny .A dengan gangguan sistem endokrin pada kasus Diabetes Mellitus tipe II di RS
Stella maris Makassar. Klien masuk rumah sakit tanggal 9 juni 2013 dirawat oleh
perawat ruangan dan penulis melakukan pengkajian pada tanggal 11 -juni 2013.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan digunakan pendekatan proses
keperawatan yang dimulai dari pengkajian sampai dengan intervensi
Adapun uraian lebih lanjut dari pelaksanaan sebagai berikut :
Tgl Masuk RS
: 9-6-2013
: st.yosept /stella
maris
A.
Pengkajian
1.
Biodata
a. Identitas Klien
Nama
: Ny. A
Umur
: 52 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Bangsa
: Indonesia
Kawin/Belum
: kawin
Pekerjaan
: PNS
Alamat
NO. RM
: 426676
Identitas Penanggung
Biaya perawatan klien ditanggung oleh PT. Askes Indonesia
2.
Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
1.) Keluhan utama : Lemah dan pusing
2.) Faktor pencetus : klien menyatakan mungkin karena sudah tua.
3.) Sifat keluhan : menetap.
4.) Faktor yang memberatkan bila klien beraktifitas.
5.) Hal yang meringankan pada saat istirahat.
6.) Keluhan yang menyertai : batuk
7.) Pertolongan obat obatan yang pernah diperoleh tidak diketahui
b. Riwayat kesehatan masa lalu
1.) Ganguan ginjal 1 bulan dan cuci darah
2.) DM (+) 6 bulan berobat tidak teratur
c. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada anggota keluarga menderita penyakit yang sama dengan klien.
3.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum lemah, klien nampak sakit sedang
b. Kesadaran composmentis
c. BB :
Kg, TB :
cm
d. Tanda-tanda vital
TD : 150/90 mmHg
N : 84 x/menit
SB : 36 0 C
4.
Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium Tgl 11-JUNI- 2013
GDS
75mg/dl
85mg/dl
5.
Kebiasaan
a.)
Sebelum sakit
-
Pola makan
:
Nasi,
sayur-sayuran
-
Frekuensi makan
: 3 x sehari
Nafsu makan
: Baik
lauk,
Makanan
kesukaan
: Manis-manisan
-
Makanan pantang
: Tidak ada
Minuman
sehari
dalam
: 8 gelas/hari ( 1500
2000 ml)
b.)
Setelah sakit
-
Pola makan
:
Nasi, lauk, sayur-sayuran
Frekuensi
: 5 - 6
x/hari
Klien
menyatakan nafsu makan meningkat.
Makanan
pantang
Makanan
Minuman
dalam sehari
15
Pola makan
Nasi,
lauk,
sayur-
sayuran
-
Frekuensi
Nafsu makan
makan kurang
: 2 x/hari
: Klien menyatakan nafsu
6.
Istirahat
Pengobatan
- Dextrazone 40%
B.
KLASIFIKASI DATA
Data Subyektif
-
Data Obyektif
-
Tanda-tanda vital :
TD : 150/90 mmHg
SB : 360 C
N : 84x/menit
-
C.
NO
1.
ANALISA DATA
DATA
ETIOLOGI
Data Subyektif :
-
Klien
menyatakan nafsu makan
kurang
Klien
Gangguan
pola nutrisi
hyperglikemia
disajikan.
-
Pembatasan intake
Klien
menyatakan
disediakan
porsi
tidak
dengan
yang
se-suai
selera/
keinginannya
-
Tanda
tanda vital :
T : 150/90 mmHg
N : 84x/menit
S : 36 0 C
P : 16 x/menit
Porsi
Penurunan selera/minat
terhadap makanan yang
disajikan
Keluarga
mengata-kan porsi makan
ditransfer kejaringan
MASALAH
NO
DATA
2.
makan
ETIOLOGI
tidak
MASALAH
dihabiskan
(3/4 porsi)
-
Bibir
nampak pucat dan kering.
Konjungtiv
a nampak pucat
Data subyektif :
-
Klien
menyatakan lemah seluruh
badan.
Klien
menyatakan kadang merasa
pusing.
Klien
menyatakan mudah lelah
jika beraktifitas
Keluarga
klien
(istri) menyatakan
Klien
nampak lemah
ADL
dibantu di tempat tidur
3.
Aktifitas
metabolisme karbohidrat
menurun
kelemahan/kelelahan
aktifitas terganggu
Gangguan
aktifitas
fisik
(kelelahan)
NO
DATA
selama
ETIOLOGI
dirumah
sakit
mandi
Tanda
tanda vital :
Cemas
N : 84 x/menit
S : 36 0 C
Data subyektif :
-
Klien
menyatakan
tidak
tahu
tentang penyakitnya
-
Klien
menyatakan susah untuk
tidur
Klien
menyatakan
berha-rap
cepat sembuh.
-
Klien
menyatakan
mengetahui
tidak
apa
yang
T : 150/90 mmHg
MASALAH
Kecemasan
NO
DATA
-
ETIOLOGI
MASALAH
Ekspresi
wajah murung
D. PRIORITAS MASALAH
1.
Data Obyektif :
-
2.
Data obyektif :
-
3.
Kecemasan
berhubungan
dengan
perubahan
status
Data obyektif :
-
E. RENCANA KEPERAWATAN
Nama
: Ny.A
Tgl. Masuk RS
: 9 06 - 2013
Umur
: 52 Tahun
Tgl. Pengkajian
: 11 06 - 2013
J. Kelamin
: Perempuan
No. Register
: 426676
Alamat
Dx. Medis
: DM Type II
TGL/
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
NO.
KEPERAWATAN
11/6/13 Gangguan pola nutrisi berhu- Gangguan pola nutrisi 1.
Kaji
intake Untuk mengetahui jumlah intake perhari sehingga dapat
1.
DIAGNOSA
makanan
intake :
perhari
Data Subyektif :
-
makan baik
Klien
disajikan.
Klien
porsi
tidak
yang
se-suai -
dengan selera/keingi-nan.
2.
Timbang
TTV
dalam batas normal :
disediakan
Porsi
menyatakan
makan diha-biskan
Klien
Nafsu
T : 100-120/80-90
Berikan
penjelasan
mmHG
pola
pemenuhan
N : 64 80 x/m
S : 36 37,20 C
diet
P : 16 24x/m
Mellitus
Diabetes
Klien
tidak nam-pak lemah
4.
Identifikasi
TGL/
NO.
DIAGNOSA
-
TUJUAN
KEPERAWATAN
Keluarga
(istri) mengata-kan porsi
makan
yang
RENCANA KEPERAWATAN
INTERVENSI
makanan yang
5.
dihabiskan
hanya porsi.
Data Obyektif :
-
disukai
atau
dike-hendaki
klien
untuk
dimasukkan
Tanda
RASIONAL
tanda vital :
program
T : 90/60 mmHg
pembatasan
N : 76 x/menit
klien.
S : 36,5 0 C
P : 16 x/menit
-
6.
Porsi
(3/4 porsi)
pada pangkal.
nampak pucat dan kering.
-
Konjungtiv
dan
tingkat
kebutuhan
klien
sehingga
di-habiskan klien
7.
Bibir
klien
2.
Tentukan
Konsultasi
dengan
ahli
untuk
pengaturan
diet.
gizi
Kolapsnya sirkulasi dapat terjadi sebagai akibat aktifitas
TGL/
DIAGNOSA
NO.
RENCANA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
Klien mampu melaku- 8.
Penatalaksanaa jika curah jantung berkurang
KEPERAWATAN
a nampak pucat
-
aktifitas
mandiri
pem-berian
vitamin.
kriteria :
-
menunjuk-kan
kemampuan
Gangguan
aktifitas
fisik
partisipasi
tuhan
dan
dalam
Bantu
an dalam pemenuhan
Data subyektif :
ADL minimal
Klien
klien
sesudah melakukan
badan.
aktifitas
Klien
menyatakan kadang merasa
pusing.
3. Anjurkan
untuk
Klien
menyatakan mudah lelah
pasien
mengatur
TGL/
DIAGNOSA
NO.
3.
TUJUAN
KEPERAWATAN
jika beraktifitas
Data obyektif :
-
Kecemasan
Klien
ADL
Tanda
Klien
dapat
tanda vital :
-
1. Kaji tingkat
Pengetahuan
kecemasan klien
yang
benar
tentang
penyakit
dan
Klien
menyatakan
S : 36,5 0 C
mengerti
P : 16 x/menit
penyakitnya.
2. Dengarkan
tentang
dengan empati
Tanda
tanda vital
Data subyektif :
T : 100-120/80-90
Klien
tidak
3. Beri
mmHG
tahu
S : 36 37,20 C
-
penyuluhan
N : 64 80 x/m
tentang penyakitnya
Klien
mene-rima
N : 76 x/menit
menyatakan
keadaannya
T : 90/60 mmHg
Ekspr
esi wajah tenang
berkurang/
nampak lemah
-
RENCANA KEPERAWATAN
INTERVENSI
RASIONAL
dapat digunakan untuk menyusun intervensi yang tepat
P : 16
tentang
penyakitnya.
4. Beri dorongan
spiritual
TGL/
DIAGNOSA
NO.
KEPERAWATAN
menyatakan susah untuk
tidur
-
Klien
menyatakan
berha-rap
cepat sembuh.
-
Keluarga
(istri) klien me-nyatakan
klien tertidur cukup lelap
dan nyenyak.
Data obyektif :
-
Ekspresi
wajah murung
TUJUAN
24x/m
RENCANA KEPERAWATAN
INTERVENSI
RASIONAL
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah menyelesaikan studi kasus pada klien Ny. Y dengan gangguan sistem
endokrin ; Diabetes Mellitus di ruang ST.yosept RS. Stella maris Makassar, dengan
bertitik tolak pada pembahasan bab sebelumnya maka penulis dapat menarik
kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1.
2.
3.
Perawatan
dan
pengobatan
Diabetes Mellitus terdiri dari diet, yang merupakan hal yang sangat berperan,
latihan fisik yang tepat, obat-obatan dan juga pendidikan kesehatan mengenai
penyakit tersebut.
B.
Saran-saran
1. Untuk klien dan keluarga
Setelah mengetahui tentang penyakit Diabetes Mellitus serta komplikasi yang
ada maka klien perlu menyadari keadaan dirinya, sehingga perlu melakukan
kontrol yang efektif mungkin untuk mencegah terjadinya peningkatan gula
darah dan diharapkan keluarga dapat bekerja sama dalam hal ini.
2. Untuk petugas di ruangan
Harus ada kerjasama dan komunikasi yang baik antara perawat dengan
perawat, perawat dengan klien dalam melaksanakan asuhan keperawatan
sebab dengan adanya kerjasama dan komunikasi yang baik, dengan
memandang individu sebagai makhluk biopsiko sosial dan spiritual.
3. Untuk masa yang akan datang, penulis mengusulkan jika memungkinkan
bahwa dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk penulisan karya tulis
ini perlu diberi waktu agak lama agar memudahkan dalam melakukan
evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, (1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, EGC, Jakarta.
Doenges, E. Marylinn, dkk, (1994), Rencana Asuhan Keperawatan Dengan
Gangguan Sistem Endokrin, EGC Jakarta.
Doenges, E. Marylin, dkk, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan (edisi 3), EGC,
Jakarta.
Engram, Barbara, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, EGC,
Jakarta.
Guyton and Hall, (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, EGC. Jakarta.
Long, C. Barbara, (1996), Perawatan Medikal Bedah , Ikatan Alumni Pendidikan
Padjajaran Bandung.
Purmoharjo, Hotma, SKp, (1994), Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan
Sistem Endokrin, EGC, Jakarta.
Price, A. Sylvia dan Lorraine M. Wilson, (1995), Patofisiologi, Edisi IV, EGC.
Jakarta.
Tjokronegoro, Arjatmo, Prof. dr. Ph.D, Hendra Utama,(1999), Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Edisi III, EGC. Jakarta.
2013