You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN
Blighted ovum merupakan suatu kelainan dalam kehamilan di mana
kantong kehamilan tumbuh tanpa disertai pertumbuhan janin, sehingga hanya
kantong kehamilannya yang tumbuh. Seorang wanita yang mengalaminya juga
merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah
pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi
pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan hasilnya positif.
Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan blighted
ovum. Seorang wanita baru dapat diindikasikan mengalami blighted ovum bila
telah melakukan pemeriksaan USG transvaginal. Namun tindakan tersebut baru
bisa dilakukan saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter
kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih
jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan
tidak berisi janin. BO ini terjadi sedikitnya 60% dari semua keguguran dari setiap
trimester kehamilan. Namun, karena BO terjadi sangat awal, banyak wanita tidak
menyadarinya.
Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses
pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus,
penyakit kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar
beta HCG serta faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga
dapat menyebabkan blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau
istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.
Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanya blighted ovum baru
ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan
perdarahan. Selain blighted ovum, perut yang membesar seperti hamil, dapat
disebabkan hamil anggur (mola hidatidosa), tumor rahim atau penyakit usus.
Berdasarkan penelitian, keguguran spontan itu sekitar 50 persen merupakan
kehamilan
blighted ovum.

BAB 2
LAPORAN KASUS
3.1.

IDENTITAS

Nama

: Ny. SR

Umur

: 28 tahun

Suku Bangsa : Indonesia


Agama

: Islam

Pendidikan

: S1

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

MRS

: 28 Maret 2016 pukul 19.00

3.2.

ANAMNESIS

Keluhan Utama
Keluar flek darah dari jalan lahir sejak 18 hari SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien G1P0A0 dengan pendarahan dari jalan lahir sejak 18 HSMRS.
Awalnya flek berwarna merah segar dengan sedikit gumpalan, kemudian berwarna
kecoklatan. Pasien merasa perut kenceng-kenceng seperti diremas-remas.
Perdarahan yang keluar di rasa tidak banyak, berupa flek-flek dan disertai nyeri
perut bagian bawah. 2 hari SMRS pasien memeriksakan diri ke bidan dan
dinyatakan hamil. Kemudian sore harinya pasien periksa ke dokter , di usg dan
hanya terdapat kantung kehamilan tanpa janin.
Pasien juga mengeluh kepala dirasakan sedikit pusing dan pandangan
kadang-kadang berkunang-kunang. Keluhan mual tanpa disertai muntah juga
dirasakan oleh pasien sejak awal kehamilannya terutama dirasakan di pagi hari.
Tidak ada keluhan BAK dan BAB. Pasien tidak pernah mengalami eluhan
serupa sebelumnya. Riwayat penyakit sebelumnya seperti hipertensi, diabetes
melitus, asma, riwayat penyakit jantung serta riwayat operasi disangkal.

Riwayat Obstetrik
I.

Hamil ini uk. 6-7 minggu

Riwayat Menstruasi
Menarche

: 15 tahun

Siklus haid

: 15 hari

Lama

: 13-14 hari

HPHT : 10 Februari 2016

Riwayat Pernikahan
Satu kali, sejak 3 bulan yang lalu
Riwayat KB
Tidak pernah menggunakan KB
Riwayat ANC
Pernah 1 kali memeriksakan kandungan yang sekarang di bidan dan di dokter 1
kali, USG 1 kali di dokter dan dikataan hanya terdapat kantong kehamilan tanpa
janin.
3.3.

PEMERIKSAAN FISIK

Status Present:
Kondisi Umum

: Baik

Tekanan Darah

: 120/70 mmHg

Nadi

: 96 x/menit

Respirasi

: 20 x/menit

Suhu

: 36,5 oC

Status Generalis:
Mata

: Anemia -/-, ikterus -/-

THT

: Kesan dalam batas normal

Leher

: KGB tidak teraba membesar

Mulut

: Mukosa lebab, sianosis (-)

Thoraks

: Jantung = BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Paru

= VBS +/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Abdomen : Datar, BU (+) normal,


Ekstremitas : Akral hangat, lembab (+) , odem (-), CRT <3 detik, sianosis (-)
Status Ginekologi :
- Inspeksi Vagina

: Flx (+), fl (-), P (-), livide (+)

- VT

Porsio

: Flx (+), fl (-), pembukaan (-), nyeri

CU

: AF b/c > N

AP

: massa -/-, nyeri +/+

Cavum Douglas

: dbn, nyeri (-)

goyang (-)

3.4.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

a.) Pemeriksaan Laboratorium: tidak dilakukan


b.) Tes Kehamilan: PPT (+)
c.) Ultrasonografi: vesika urinaria terisi penuh, gestasional sac (+) dengan usia
kehamilan 6-7 minggu, fetal pole (-). Kesan: blighted ovum
3.5. DIAGNOSIS BANDING
Abortus imminens
3.6. DIAGNOSIS KERJA
G1P0A0 UK 6-7 minggu dengan Perdarahan pervaginam e.c blighted ovum
3.7.

PENATALAKSANAAN

a.) Terapi
-

Infus RL 20 tetes/menit

Kuretase

b.) Monitoring
-

Keluhan

Tanda-tanda vital

c.) Informed Consent


Menginformasikan kepada pasien dan suami tentang kondisi pasien
termasuk diagnosa, rencana tindakan segera beserta manfaat dan resiko
dari tindakan yang akan dilakukan.
3.8 PERJALANAN PENYAKIT
Follow up di ruangan
Tgl
29-

S
O
Keluar darah St present

A
G1P0A0 UK

P
IVFD RL 20 tpm

03-16 sedikit dari

TD : 110/80

6-7 minggu

Amoxicilin 3x500mg

Pukul jalan lahir,

dengan

Pro kuretase

07.00 nyeri perut

RR : 20 x/mnt

perdarahan

pervaginam

(+)

: 86 x/mnt
: 36,7C

St general:

e.c blighted

dbn

ovum

St ginekologi
Abdomen:
Distensi (-),
BU (+) N,
Nyeri tekan
20-

(+),
Pasien sudah St present

11-15 tidak ada

Post Kuretase Aff Infus

TD : 120/80

Blighted

keluhan,

ovum H1

darah dari

RR : 18 x/mnt

jalan lahir

sudah tidak

St general:

keluar

dbn

: 82 x/mnt
: 36,3C

St ginekologi
Abdomen:
Distensi (-),
BU (+) N,
Nyeri tekan (-)

BLPL
Kontrol poli obgyn

BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Blighted ovum meupakan kegagalan kehamilan awal (early pregnancy failure).
Blighted ovum adalah kehamilan tanpa janin (anembryonic pregancy), jadi cuma ada
kantong gestasi (kantong kehamilan) dan air ketuban saja. Kehamilan kosong
menimbulkan

gejala medis dimana rahim atau kandungan ibu membesar seperti

mendapatkan kehamilan walaupun di dalam rahim tersebut tidak terdapat janin sama
sekali.
Kondisi ini terjadi karena telur yang sudah dibuahi berhasil membentuk plasenta
dan membran, tetapi gagal terbentuk embrio. Diduga hal ini terjadi karena kelainan
kromosom pada telur yang sudah dibuahi tersebut. Blighted ovum biasanya terjadi pada
minggu-minggu awal kehamilan.

Gambar 1. Anatomi Organ Reproduksi Wanita


2.2 Etiologi
Berikut ini penyebab dari blighted ovum:
1. Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses
pembuahan sel telur dan sperma. Seandainya saja bakal janin yang memiliki
kelainan kromosom tersebut mampu bertahan hingga lahir, kemungkinan anak
akan menderita kelainan bawaan.
2. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus,
3. Penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol,
6

4. Rendahnya kadar beta HCG


5. Faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat
menyebabkan blighted ovum
6. Usia suami atau istri semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi
turun.
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat
berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang
sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian
plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim.
2.3 Patofisiologi
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun akibat
berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat berkembang
sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta
tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human
chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung telur
(ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di dalam
rahim. Hormon HCG yang menyebabkan munculnya gejala-gejala kehamilan seperti
mual, muntah dan menyebabkan tes kehamilan menjadi positif.
Meskipun embrio sudah terbentuk, tetapi tidak tumbuh dan berkembang
sebagaimana mestinya. Kehamilan hanya berupa kantung rahim yang berisi cairan,
uterus

akan berhenti pembesarannya.

Kemudian embrio juga akan terhenti

perkembangannya lalu mati. Embrio yang nekrosis itu dianggap uterus benda asing
sehingga uterus akan berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut sehingga
keluarlah bercak-bercak kecoklatan atau bahkan pendarahan dalam jumlah banyak. Tak
jarang pula keguguran terjadi secara spontan. Pada kehamilan normal, embrio sudah
terlihat sejak di USG pada usia kehamilan 6,5 minggu.
Setelah keguguran tanpa tindakan kurretage biasanya haid akan kembali datang
setelah 4 -6 minggu tetapi keguguran dengan tindakan kurretage biasanya haid akan
kembali datang setelah 2-3 bulan karena perlu penyesuaian hormonal. Beberapa dokter
menyarankan lebih baik menunggu hingga 2-3 kali periode menstruasi baru hamil lagi,
tetapi bisa juga untuk hamil sebulan kemudian, itu semua tergantung pada kondisi
kesehatan penderita.
7

Blighted ovum tidak terkait dengan gangguan kesuburan, sehingga kehamilan


selanjutnya bisa normal, tapi bila BO kembali pada kehamilan selanjutnya maka
kemungkinan besar terdapat kelainan kromosom menetap pada salah satu dari suamiistri.
2.4 Gambaran Klinis
Pada awalnya, wanita merasakan gejala-gejala hamil, seperti mudah lelah, merasa
ada yang lain pada payudara atau mual-mual. Blighted ovum terjadi di kehamilan yang
sangat dini, pada umumnya pasien datang ke dokter karena keluhan berupa bercak
pendarahan di usia kehamilan kurang lebih 6-8 minggu. Selanjutnya, pertumbuhan
plasenta berhenti dan kadar hormon HCG kembali turun, dan akhirnya gejala kehamilan
menghilang biasanya terjadi setelah usia kehamilan 3 bulan. Pada saat tersebut, wanita
akan merasa tidak nyaman di perut, atau keluar bercak perdarahan dari vagina.
Gejala awal sama dengan wanita hamil dengan menunjukan hasil PP test (+)
kadang diikuti dengan :
1. Mual, muntah (morning sickness),
2. Nyeri kepala,
3. Nyeri payudara dan payudara mengeras,
4. Cepat lelah,
5. Flek-flek merah kecoklatan dari jalan lahir,
6. Kram perut,
7. Pertumbuhan rahim yang lambat tidak sesuai dengan umur kehamilan.
2.5 Diagnosis
Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan blighted ovum.
Seorang wanita baru dapat diindikasikan mengalami blighted ovum bila telah melakukan
pemeriksaan USG transvaginal. Namun tindakan tersebut baru bisa dilakukan saat
kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah
lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan
tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin.
Karena gejalanya yang tidak spesifik, maka biasanya blighted ovum baru
ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul keluhan perdarahan.
Selain blighted ovum, perut yang membesar seperti hamil, dapat disebabkan hamil
anggur (mola hidatidosa), tumor rahim atau penyakit usus.
8

Pemeriksaan yang digunakan untuk mendiagnosis blighted ovum adalah sebagai


berikut:
1. Mengukur HCG level dengan gravindex test,
2. Pemeriksaan denyut jantung janin,
3. USG transvaginal atau USG abdominal.
Berdasarkan prosedur, ginekolog baru dapat menyimpulkan blighted ovum
setelah usia kehamilan di atas 7-8 minggu. Saat itu diameter kantong kehamilan sudah
mencapai ukuran antara 2,5-3 cm. Sementara jika dilakukan USG saat usia kehamilan
masih di bawah 8 minggu, dokter belum dapat melihat pertumbuhan janin karena
kantong kehamilan yang terbentuk masih kecil. Pada layar USG, besar kemungkinan
hanya terlihat lingkaran kantong janin saja. Lain halnya jika USG dilakukan saat usia
kehamilan 8 minggu dan hanya terlihat kantong kehamilan saja tanpa janin di dalamnya
baru dapat di diagnosis sebagai blighted ovum.
USG diawal kehamilan untuk memastikan apakah ibu mengalami kehamilan
kosong atau tidak. Dengan USG, pada usia kehamilan 7-8 minggu biasanya dokter akan
melihat perkembangan janin apakah telah mencapai 20 mm apa belum. Bila janin tidak
terlihat atau ukurannya lebih kecil dari 20 mm maka dokter akan memastikan ibu
mengalami gejala kehamilan kosong dan biasanya pada kontrol selanjutnya dokter akan
mengukur lagi perkembangan janin.

Bila sejak awal kehamilan berjalan dengan baik dan normal tanpa tanda-tanda
kelainan. Kelainan biasanya baru diketahui saat kehamilan memasuki pertengahan
trimester pertama. Saat diperiksa, dokter tidak dapat mendeteksi denyut jantung janin
atau tak melihat janin ketika melakukan USG.
2.10. Diagnosis Banding
9

1.KET
2.Abortus
3.Mola Hidatidosa
Blighted Ovum

KET

Abortus

Mola Hidatidosa

Planotest

+/-

Perdarahan

Ada

Ada

Ada

Ada berupa buah

pervagina
Warna

anggur atau mata ikan


Coklat kemerah-

Merah kehitaman

Merah segar

merahan
Nyeri

Ada

abdomen

Coklat spt bumbu


rujak

Ada biasanya sebelah

ada

Ada

kiri atau kanan

Tanda-tanda

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

Ada

- Tampak kantong

- Tampak kantong

- Tampak sisa

- Tampak bayangan

kehamilan tapi

kehamilan dan bagian-

kantong kehamilan

seperti badai salju

janin kosong

bagian janin diluar

tidak utuh lagi

hamil muda

Terlambat
haid

USG

cavum uteri bahkan


kadang-kadang
tampak denyut

- Tampak sisa
plasenta

jantung janin

2.11. Penatalaksanaan
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah
mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa untuk
memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena
infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian ini tidak berulang. Jika penyebabnya
antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil
sungguhan.
10

2.11

Komplikasi
Pada dasarnya kehamilan kosong tidak berdampak pada keselamatan si ibu.

Hanya saja, bahaya akan muncul sebagai akibat dari komplikasi tindakan yang
dilakukan. Semisal kuretase. Sementara sebelum dilakukan kuretase, umumnya si ibu
sudah mengalami perdarahan. Bila perdarahan yang terjadi tergolong berat, si ibu bisa
kehabisan darah yang dapat mengancam jiwanya. Dampak lain yang tidak kalah besar
pengaruhnya adalah faktor psikologis si ibu itu sendiri.
2.12

Prognosis
Dengan penanganan yang tepat dan selama tidak terjadi komplikasi, prognosis

dari blighted ovum adalah dubia ad bonam.


2.13

Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa

tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita yang
hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya,
melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan
kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang
rutin dan membiasakan pola hidup sehat.
1. Menghindari masuknya virus rubella ke dalam tubuh. Selain imunisasi, ibu hamil
pun harus selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggalnya.
2. Sembuhkan dahulu penyakit yang diderita oleh calon ibu. Setelah itu pastikan bahwa
calon ibu benar-benar sehat saat akan merencanakan kehamilan.
3. Melakukan pemeriksaan kromosom.
4. Tak hanya pada calon ibu, calon ayah pun disarankan untuk menghentikan kebiasaan
merokok dan memulai hidup sehat saat prakonsepsi.
5. Periksakan kehamilan secara rutin. Sebab biasanya kehamilan kosong jarang
terdekteksi saat usia kandungan masih di bawah delapan bulan.
6. Pada ibu hamil yang menderita diabetes melitus diarapkan untuk selalu mngontrol
kadar gula darah dalaam tubuhnya.

11

12

BAB 4
PEMBAHASAN

4.1. DIAGNOSIS
Diagnosis blighted ovum dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Berikut adalah perbandingan antara teori dan temuan-temuan klinis
yang dijumpai pada pasien yang mendukung diagnosis blighted ovum pada pasien.
No.
Teori
Pasien
1. Anamnesis
Anamnesis
1.
Tanda-tanda hamil muda
- Riwayat telat haid (+) dengan HPHT
Mual-muntah
(10-2-2016) UK 6-7 minggu
Rasa tegang pada payudara
- Keluar flek dari jalan lahir warna
2.
Keluar flek dari jalan lahir
merah kecoklatan
berwarna merah kecoklatan
- Mual-mual ringan terutama di pagi
3.
Ibu tidak merasakan gerak
hari sejak mulai merasa telat haid.
janin
2.

Pemeriksaan Fisik
1.
Status generalis
Abdomen: distensi (-), BU (+)
normal, nyeri tekan (-)
2.

Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis:
Abdomen: distensi (-), BU (+) normal,
nyeri tekan (-)

2. Status Ginekologi:
Vagina :
3.
Pemeriksaan ginekologi (VT)
Insp
: Flx (+), fl (-), P (+),
- Serviks teraba lunak,
livide (+)
- Porsio, vulva dan vagina livide
VT
:
(Chadwick Sign positif)
- Porsio: Flx (+), fl (-), P (-),
- Cavum Uteri: Ante Fleksi b/c > N
- Adneksa Parametrium: massa -/-,
nyeri +/+
- Cavum Douglas: normal, nyeri 3.

TFU < dari usia kehamilan

Pemeriksaan Penunjang
1.
PP Test (+)
2.
USG
- Kantung gestasi (-), fetal pole
(+)/(-), gerak janin (-), DJJ (-)

Pemeriksaan Penunjang
1. PP Test (+)
2. USG
- Kantung gestasi (+), fetal pole (-),
gerak janin (-), DJJ (-)

13

Berdasarkan tabel diatas, pada kolom anamnesis dapat dilihat bahwa pasien memenuhi
semua kriteria anamnesis untuk BO. Dari HPHT didapatkan umur kehamilan pada saat
pemeriksaan adalah 6-7 minggu.
Dari anamnesis pasien mengeluhkan adanya flek-flek coklat kemerahan yang keluar
melalui jalan lahirnya. Hal ini dapat disebabkan akibat dari perdarahan yang berasal dari uterus.
Selama fungsi endokrin plasenta masih bertahan, perdarahan uterus biasanya tidak ditemukan.
Perdarahan uterus akan terjadi bila dukungan endokrin terhadap endometrium sudah tidak
memadai lagi, dan ini terjadi jika janin telah mati. Pada keadaan telah terjadi kematian janin
pembentukan hormon HCG akan terganggu dan akan diikuti dengan terjadinya pelepasan
desidua yang bermanifestasi dalam bentuk perdarahan uterus.
Pasien juga mengeluhkan adanya mual-muntah ringan. Mual-muntah pada awal
kehamilan dipengaruhi oleh peningkatan kadar -hCG serum. Akan tetapi

masing-masing

wanita hamil memilki respon yang berbeda-beda, tidak semua wanita hamil akan mengalami
mual muntah meskipun kadar -hCG serumnya meningkat. Pada umumnya, makin tinggi
peningkatan kadar -hCG, mual-muntah yang terjadi akan semakin berat.
Pemeriksaan pada abdomen pasien, ditemukan fundus uteri yang tidak teraba, hal ini
sesuai dengan umur kehamilan pasien 6-7 minggu. Pada pemeriksaan tidak didapatkan adanya
distensi, defance musculare dan tanda cairan bebas (shifting dullness) dalam kavum abdomen.
Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa hasil pemeriksaan tersebut dapat menyingkirkan
diagnosis banding KET. Pemeriksaan dalam pada vagina juga mendukung bahwa pasien
memang dalam keadaan hamil (porsio yang livide).
Pemeriksaan PPT dengan hasil yang positif dengan ditunjang hasil USG yang
menunjukkan adanya kantong gestasi di intrauterin namun tidak ditemukannya janin dalam
kantong gestasi semakin menguatkan diagnosa bahwa pasien dalam blighted ovum.
4.2. DIAGNOSIS BANDING
Pasien didiagnosis banding dengan abortus oleh karena adanya riwayat keluar darah dari
vagina serta hasil PPT (+). Diagnosis abortus akhirnya disingkirkan oleh karena pada abortus
biasanya darah yang keluar lebih banyak, berwarna merah segar, dan tidak hanya berupa flekflek. Tidak dtemukan adanya nyeri goyang porsio dan penonjolan kavum douglas menyingkirkan

14

tanda-tanda adanya darah yang terkumpul pada rongga pelvis, dimana hal ini mengeliminasi
diagnosis ke arah KET.
4.3. PENATALAKSANAAN
Pertama dilakukan tindakan perbaikan keadaan umum dengan memberikan infus RL 20
tetes/menit dengan terus dilakukannya monitoring tanda-tanda vital. Tindakan kuretase yang
dilakukan bersifat sebagai alat terapeutik. Setelah mendapatkan perawatan selama 4 hari kondisi
pasien membaik dan pasien diijinkan untuk pulang.
4.4. KOMPLIKASI
Pada pasien ini belum ditemukan komplikasi berupa syok. Komplikasi berupa
perlengketan dengan usus tidak terjadi.
4.5. PROGNOSIS
Pada pasien ini, pemulihan berlangsung dengan baik. Pada pasien telah dilakukan
tindakan kuretase.

15

BAB 5
RINGKASAN
Blighted ovum meupakan kegagalan kehamilan awal (early pregnancy failure). Blighted
ovum adalah kehamilan tanpa janin (anembryonic pregancy), jadi hanya terdapat kantong gestasi
(kantong kehamilan) dan air ketuban saja. Kehamilan kosong menimbulkan

gejala medis

dimana rahim atau kandungan ibu membesar seperti mendapatkan kehamilan walaupun di dalam
rahim tersebut tidak terdapat janin sama sekali.
Hingga saat ini belum ada cara untuk mendeteksi dini kehamilan blighted ovum.
Seorang wanita baru dapat diindikasikan mengalami blighted ovum bila telah melakukan
pemeriksaan USG transvaginal. Namun tindakan tersebut baru bisa dilakukan saat kehamilan
memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16
milimeter sehingga bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung
kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin.
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah mengeluarkan
hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa untuk memastikan apa
penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena infeksi maka dapat diobati
sehingga kejadian ini tidak berulang. Jika penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program
imunoterapi sehingga kelak dapat hamil sungguhan.

16

You might also like