You are on page 1of 8

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Nama

Umur

Jenis Kelamin

Status perkawinan

: -

Pekerjaan

:-

Bangsa

Agama

Tanggal Pemeriksaan :

B. Anamnesis
Keluhan Utama: Gatal pada kedua tungkai
Riwayat Penyakit Sekarang:
C. Status Presens
Keadaan Umum
Sakit

: Ringan - sedang

Kesadaran

: Composmentis

Gizi

: Cukup

Hygiene

: Baik

D. Status Dermatology-Venerology
Lokasi : regio cruris dekstra - sinistra
Efloresensi primer : plakat hiperpigmentasi, papula milier
Efloresensi sekunder : ekskoriasi, skuama
Pemeriksaan laboratorium :
tidak ada
Tes yang dilakukan :
tidak ada
Terapi yang diberikan:
Dexamethasone + asam salisilat 3% = u. e
Cetirizine = 1 dd 1
F. Resume
Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik RS. Khusus Daerah dengan
keluhan Gatal pada kedua tungkai dialami kurang lebih sejak 2 tahun yang lalu. Awalnya
hanya bitnik-bintik kemerahan dan gatal, di garuk dan lamakelamaan melebar. Ruam
semakin lama semakin membesar akibat garukan sehingga tampak hiperpigmentasi dan
erosi dan menebal seperti kulit batang pohon. Gatal dirasakan semakin hebat terutama pada
saat pasien duduk. Riwayat berobat (-), Riwayat alergi pasien mengaku mengalami alergi
makanan yakni mie dan telur, riwayat keluarga dengan penyakit yang sama (-), riwayat penyakit
kulit sebelumnya (-), riwayat pengobatan (-), penyakit DM (+).
G. Differensial Diagnosis
1. Liken planus
2. Liken simpleks kronikus

H. Diagnosis
Liken Amiloidosis
Liken Amiloidosis mempunyai gambaran klinik yang khas dengan adanya makula atau
papul yang terdapat di daerah ekstensor anggota gerak bawah yang disertai rasa gatal dengan
atau tanpa penyakit lain sebagai penyakit dasar dan tidak ada hubungannya dengan penyakit kulit
lainnya.7 Terlihat dari anamnesis dan gejala klinik serta efloresensi dari kulit pasien tersebut.
I. Diskusi

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dermatologi, maka


ditegakkan diagnosis pada pasien yaitu Liken Amiloidosis. Liken Amiloidosis adalah kondisi
kulit yang ditandai dengan timbulnya papula likenoid hyperkeratotik yang diskret, pruritik, yang
dapat bergabung menjadi plak abu-abu kecoklatan. Umumnya lesi berlokasi di permukaan
ekstensor ekstremitas bawah dan ekstremitas atas. Lesi disebabkan oleh adanya tumpukan
amiloid di dalam kulit sebagai akibat kelainan metabolisme, tanpa disertai amiloidosis sistemik
dan penyakit kulit lainnya. 3
Penderita umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan
dermatitis dan lokasinya. Pada fase akut dimulai dengan bercak eritematosa yang berbatas jelas
kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel, atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah
menimbulkan erosi dan eksudasi (basah). Pada yang kronis terlihat kulit kering, hiperpigmentasi,
berskuama, papul, likenifikasi, dan mungkin juga fissura, batasnya tidak jelas. Kelainan ini sulit
dibedakan dengan dermatitis kontak iritan kronis, mungkin penyebabnya juga campuran.3

Gambar 1. Tampak makula hiperpigmentasi bilateral pada kedua tungkai


Gambar 1. Tampak papul dan hiperpigmentasi di kedua tungkai

Gambar 2. Tampak papul dan hiperpigmentasi akibat garukan

Lichen amiloidosis adalah penyakit kulit kronis yang gatal, ditandai dengan akumulasi
jaringan ekstraseluler atipikal amiloid tanpa kerusakan sistemik. penyakit amiloidosis kulit
primer ditandai dengan rasa gatal yang terus-menerus dari beberapa papula hiperkeratosis yang
akan meletus dan bergabung menjadi plak.4, 6
Liken amyloidosis khas dengan adanya popular seperti kubah, berwarna seperti kulit
sampai coklat, diskret dan sedikit berskuama, dan juga berkelompok mirip seperti liken simpleks
kronikus. Papula ini terutama di jumpai didaerah tulang kering. Selain itu dapat juga di jumpai di
daerah paha, lengan bawah ekstensor dan punggung.7
Diagnosis dari liken amiloidosis dapat ditegakkan dengan berdasarkan anannesis,
manifestasi klinis, dan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan biopsi jaringan. Pada
biopsi kulit dijumpai adanya protein amiloid pada jaringan epidermis dan jaringan subkutan.
Lesi terletak terutama pada kaki anterior, tetapi dapat terjadi di paha, lengan, dan
punggung. Analisis histologis menunjukkan akumulasi amiloid dalam dermis papilerdan acantho
sis dari epidermis. deposito amiloid bisa menjadi hasil dari traumaepidermal yang dihasilkan
oleh garukan jangka panjang atau berhubungan dengankepadatan serat saraf.4
terapi saat ini untuk lichen amiloidosis adalah kortikosteroid topikal, etretinate,
kalsipotriol, UV-B fototerapi, YAG laser, topikal dimethyl sulfoxide, siklofosfamid, siklosporin
dan dermabrasi manual.4
Penyakit ini bersifat kambuhan, setelah diobati maka lesi dan pruritus dapat kambuh
kembali dalam jangka waktu tertentu.
J. Diagnosa banding
Diagnosis banding untuk liken amiloidosis yaitu7 :
3. Liken planus
4. Liken simpleks kronikus
J.1.

Liken Planus
Liken planus ditandai dengan papul-papul berwarna yang khas. Papul-paul berwarna

merah biru, berskuama, dan berbentuk siku-siku. Lokasi di ekstremitas bagian fleksor, selaput
lendir, dan alat kelamin. Sangat gatal, dan umumnya membaik dalam waktu 1-2 tahun. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan jumlah leukosit dan limfosit yang menurun. Pemeriksaan

histopatologi menunjukan penebalan lapisan granuloma, degenerasi mencair membrana basalis


dan sel basal. Terdapat pula infiltrat seperti pita terdiri atas limfosit dan histiosit pada dermis
bagian atas.

J.2.

Liken Simpleks Kronikus


Liken simpleks kronikus merupakan peradangan kulit kronis yang sangat gatal ditandai

dengan kulit yang menebal dan garis kulit tampak lebih menonjol. Hal ini terjadi akibat garukan
atau gosokan yang berulang-ulang karena adanya stimulus pruritogenik yang bervariasi. Lesi
biasanya tunggal, awalnya berupa plak eritematous, sedikit edematous, lambat laun edema dan
eritema menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal, likenifikasi dan ekskoriasi.
Sekitarnya menjadi hiperpigmentasi, batas dengan kulit menjadi tidak jelas. Gambaran klinis
juga dipengaruhi lokasi dan lamanya lesi. Letak lesi dapat timbul dimana saja, tetapi yang bisa
ditemukan di kulit kepala, tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva,
skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian
depan, dan punggung kaki.

Liken Simpleks Kronikus

K. Pemeriksaan Anjuran
Diagnosis dari liken amiloidosis dapat ditegakkan dengan berdasarkan anannesis,
manifestasi klinis, dan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan biopsi jaringan.
Pada biopsi kulit dijumpai adanya protein amiloid pada jaringan epidermis dan jaringan
subkutan.
L. Terapi dan Edukasi
Sesuai dengan terapi untuk penyakit radang menahun. Jika terdapat infeksi sekunder
dapat diberikan antibiotic, steroid terkadang penting dalam beberapa kasus
Pengobatan amyloidosis primer ini belum ada yang memuaskan. Dapat dicoba pemberian
kortikosteroid local secara oklusi. Ada laporan keberhasilan pengobatan dengan pemberian
etretinate, Co2 laser, dan dermabrasi, pemberian kortikosteroid intralesi hanya berhasil jika
lesinya sedikit.7
Untuk edukasi itu sendiri, kembali ke patomekanisme dimana tidak di ketahui penyebab
pastinya. Akantetapi dapat di berikan saran agar tidak selalu menggaruk. Agar penyakitnya tidak
melebar.

BAB III
KESIMPULAN
Lichen amiloidosis adalah penyakit kulit kronis yang gatal, ditandai dengan akumulasi
jaringan ekstraseluler atipikal amiloid tanpa kerusakan sistemik. Penyakit ini khas dengan
adanya popular seperti kubah, berwarna seperti kulit sampai coklat, diskret dan sedikit
berskuama, dan juga berkelompok mirip seperti liken simpleks kronikus. Papula ini terutama di
jumpai didaerah tulang kering. deposit amiloid bisa menjadi hasil dari traumaepidermal yang
dihasilkan oleh garukan jangka panjang atau berhubungan dengan kepadatan serat saraf.

Pada pasien ini dapat kita temukan adanya papul-papul yang banyak di daerah tulang
kering di kedua tungkai dengan daerah yang berubah warna agak kemerahan atau
hiperpigmentasi yang merupakan hasil dari bekas garukan pasien yang terus menerus.
Diagnosis dari liken amiloidosis dapat ditegakkan dengan berdasarkan anannesis,
manifestasi klinis, dan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan biopsi jaringan. Dan dari
anamnesis serta pemeriksaan klinis didapatkan adanya kelainan kulit yang mengarah ke
diagnosis Lichen Amiloidosis.
terapi saat ini untuk lichen amiloidosis adalah kortikosteroid topikal, etretinate,
kalsipotriol, UV-B fototerapi, YAG laser, topikal dimethyl sulfoxide, siklofosfamid, siklosporin
dan dermabrasi manual. Penyakit ini bersifat kambuhan, setelah diobati maka lesi dan pruritus
dapat kambuh kembali dalam jangka waktu tertentu.
Dari diagnosis yang telah diambil, maka pasien ini di beri pengobatan oleh dokter dengan
kortikosteroid topical dan obat oral (..).

DAFTAR PUSTAKA
1. Ladyzinski B. Lichen Amyloidosis. CMAJ Journal. . 2014; Avaible from URL:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3986318/ ; di akses tanggal 23 April 2016
2. Resham J V. Vasicular Lesions In Lychen Amyloidosis Internasional journal. . 2015;
avaible from URL; https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26515863 ; di akses tanggal 23
April 2016
3. Irawan C A, Liken amyloidosis. Avaible from URL; http://stethoscopemedia.blogspot.co.id/. Diakses tanggal 23 April, 2016
4. Silva G R. 2014. Lychen Amyloidosis, Annals of Clinical Pathology, Case report:
SciMEDCentral.
5. Preetha K, A Krishnan, S Kar, A Mohankar. 2013. Lichen Amyloidosis: Treatment By
Manual Dermabrasion, Case report. Marc, vol 18 no, 58-60
6. Al-Khenaizan S. 2015. Lichen Amyloidosis: Background,

Patophyisiology,

Epidemiologi, December 11. medScape. internet journal


7. Roseyanto I D M, kelainan Kulit oleh Defisiensi Gizi dan Gangguan Metabolik : Ilmu
Penyakit Kulit. Harahap M, Editor. Hipokrates Jakarta : 2000. Hal 254-5
8. Siregar R.S. Dermatosis Eritroskuamosa in Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit 2th Ed.
EGC : Jakarta : Hal 218-9.

You might also like