Professional Documents
Culture Documents
melalui tanda klinis yang timbul pada anak (lihat atas), walaupun hal ini
tidak begitu dapat diandalkan ( WHO: 2013)
Metode Pemberian Oksigen
Terdapat tiga metode yang direkomendasikan untuk pemberian
oksigen yaitu dengan menggunakan nasal prongs, kateter nasal dan kateter
nasofaring. Nasal prongs atau kateter nasal lebih sering dipakai dalam
banyak situasi. Nasal prongs merupakan metode terbaik dalam pemberian
oksigen pada bayi muda dan anak dengan croup yang berat atau pertusis.
Penggunaan kateter nasofaring membutuhkan pemantauan ketat dan reaksi
cepat apabila kateter masuk ke esofagus atau timbul komplikasi lainnya.
Penggunaan
sungkup
wajah
atau
headbox
tidak
Pemberian secara berselang Diberikan apabila hasil analisis gas darah saat
latihan didapat nilai:
a. Pada saat latihan PaO2 55 mmHg atau saturasi 88%
b. Pada saat tidur PaO255 mmHg atau saturasi 88%
Pasien dengan keadaan klinik tidak stabil yang mendapat terapi
oksigen perlu dievaluasi gas darah (AGD) serta terapi untuk
menentukan perlu tidaknya terapi oksigen jangka panjang.
(Sudoyo : 2014)
Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi absolut :
a. Kanul nasal / Kateter binasal / nasal prong : jika ada obstruksi nasal.
b. Kateter nasofaringeal / kateter nasal : jika ada fraktur dasar
tengkorak kepala, trauma maksilofasial, dan obstruksi nasal.
c. Sungkup muka dengan kantong rebreathing : pada pasien dengan
PaCO2 tinggi, akan lebih meningkatkan kadar PaCO2 nya lagi.
(Sudoyo : 2014)
Metode pemberian Oksigen
A. Sistem Aliran Rendah
Sistem aliran rendah diberikan untuk menambah konsentrasi udara
ruangan, bekerja dengan memberikan oksigen pada frekuensi aliran
kurang dari volume inspirasi pasien, sisa volume ditarik dari udara
ruangan. Karena oksigen ini bercampur dengan udara ruangan, maka
FiO2 aktual yang diberikan pada pasien tidak diketahui, menghasilkan
FiO2 yang bervariasi tergantung pada tipe pernafasan dengan patokan
volume tidal klien. Alat oksigen aliran rendah cocok untuk pasien
stabil dengan pola nafas, frekuensi dan volume ventilasi normal,
misalnya klien dengan Volume Tidal 500 ml dengan kecepatan
pernafasan 16 20 kali permenit. Contoh sistem aliran rendah adalah :
Kateter nasal, kanul nasal / kanul binasal / nasal prong, sungkup muka
sederhana, sungkup muka dengan kantong rebreathing, sungkup muka
dengan kantong non rebreathing.
(Sudoyo : 2014)
a) Kateter Nasal
Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen
secara kontinyu dengan aliran 1 6 liter/mnt dengan konsentrasi 24% -
FiO2 estimation :
Flows ( lt/mt ) FiO2 ( % )
6 : 55 60
8 : 60 80
10 : 80 90
12 15 : 90
1) Keuntungan konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi
90%, tidak mengeringkan selaput lendir. (Sudoyo: 2014)
aliran
dengan
untuk
cuff
perforasi,
membawa
gas
tersebut
bersama
DAPUS
Astowo, Pudjo. 2005. Terapi oksigen: Ilmu Penyakit Paru Bagian Pulmonologi
dan Kedokteran Respirasi. Jakarta : FKUI
Rogayah, R. 2009. The Principle Of Oxigen Therapy; Departemen Pulmonologi
Dan Respiratori. Jakarta : FKUI
Sudoyo, AW., Setiyohadi,B., Alwi, I., et all. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam ed. 6 jilid 1. Jakarta: Interna Publishing