You are on page 1of 6

I.

METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan

Alat
Toples plastic

: sebagai wadah tepung yang akan diinvestasikan Tribolium

castaneum
Kain kasa
: sebagai penutup toples.
Karet gelang
: untuk mengikat kain kasa dengan toples.
Lup
: untuk mengamati T. castaneum.
Timbang
: untuk menimbang beras.
Kuas
: Untuk mengambil imago
Nampan
: Untuk menampung tepung
Saringan
: Untuk menyaring tepung
Bahan
- Tribolium castaneum Herbst. (Coleoptera:Tenebrionidae): sebagai bahan pengamatan.
- Tepung
: sebagai bahan pengamatan.
- Ragi
: sebagai nutrisi Tribolim castaneum
-

3.2 Cara Kerja

3.3 Analisis Perlakuan


Pada praktikum Ilmu Hama Tanaman dengan materi Rearing atau perbanyakan
serangga, hal yang dilakukan yaitu pertama dengan mengidentifikasi spesies dari Tribolium.
Setelah diketahui spesies Tribolium, jantan dan betina dipisahkan. Tepung terigu sebanyak 250
gram dimasukkan ke dalam toples bersamaan dengan ragi sebanyak 12,5 gram. Imago disaring
lalu dimasukkan 10 imago jantan dan 10 imago betina ke dalam toples yang berisi tepung dan
ragi tersebut. Toples ditutup dengan kain kasa, dibiarkan selama 7 hari dan diamati keberadaan
masing-masing fase dan lama per stadia menggunakan mikroskop.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengamatan
Stadia serangga

Lama per stadia

Telur
Larva
Pupa
Imago

5-12 hari
22-30 hari
8 hari
3 tahun

4.2 Pembahasan
a) Hubungan hasil pengamatan terhadap siklus hidup dan lama per stadia T. castaneum
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan, tidak diketahui lama per stadia
dari T. castaneum karena pengamatan hanya dilakukan dua kali yaitu tujuh hari setelah
pengamatan dan pada akhir pengamatan. Pada saat pengamatan pertama tidak
ditemukan adanya telur, larva, pupa, ataupun imago baru. Pada akhir pengamatan
terdapat 254 telur, 138 larva, 19 pupa, dan 20 imago. Sehingga lama stadia T.
castaneum didapatkan dari literature. Menurut Bennet (2003), Telur berwarna putih dan
dapat dilihat secara mikorkopis dengan ukuran kurang lebih 1,5 mm. Stadia telur 5-12
hari Larva mempunyai 6 tungkai, berwarna krem kekuning-kuningan sampai kecoklatcoklatan. Periode larva 22-30 hari. Menurut Jungwi (2009), Pupa hampir sama dengan
larva instar akhir, pertama-tama berwarna putih, lama kelamaan berubah menjadi kuning
kecoklatan kemudian berubah menjadi merah kecoklat-coklatan dengan ukuran
panjangnya 3,5 mm. Periode pupa kurang lebih 8 hari. Imago berada di dalam bahan
makanan, dapat bertelur 300-400 butir telur selama periode 4-6 bulan. Imago berwarna
merah kecoklatan dengan ukuran panjang 4 mm. Siklus hidup keseluruhan 7-12 minggu
dengan umur kumbang dewasa dapat mencapai 3 tahun atau lebih.
b) Factor-faktor yang mempengaruhi siklus hidupT. castaneum
Faktor Makanan
Tersedianya makanan yang cukup maksudnya adalah yang cocok bagi
kehidupan serangga, bila makanan tidak cocok bagi hama dengan sendirinya
populasi

hama

tidak

akan

dapat

berkembang

sebagaimana

biasanya.

Ketidakcocokan makanan dapat timbul karena kurangnya kandungan unsur yang


diperlukan, rendahnya kadar air dalam kandungan makanan, permukaan material

yang keras dan bentuk materialnya (Kartasapoetra, 1991).


Faktor Kelembaban dan Suhu
Pengaruh kelembaban terhadap perkembangan kumbang bubuk beras
berbeda untuk setiap stadium. Hasil percobaan Hutomo (1972 dalam Selin, 2013)
menunjukan bahwa pada kelembaban antara 3070%, persentase kematian telur,
larva dan serangga dewasa makin tinggi dengan makin rendahnya kelembapan.
Kelembapan yang terlalu rendah, dapat menyebabkan kematian yang cukup tinggi

terhadap telur, larva dan terutama imago yaitu pada kelembapan 30, 40 dan 50%

(Nyoman, 2005 dalam Selin, 2013).


Faktor kadar Air
Produk-produk pertanian yang tersimpan dalam gudang yang kadar airnya
tinggi sangat disukai hama gudang. Batas terendah kadar air bahan dalam
simpanan yang diperlukan bagi kehidupan normal kebanyakan hama gudang sekitar
8-10% Kadar air yang berbeda menyebabkan perubahan biji akan berbeda pula. Biji
yang berukuran cukup besar dan kulit luarnya cukup keras, untuk dapat mencapai
kadar air di bawah 10-11% cukup sulit. Biji yang berukuran kecil dengan kulit
permukaan yang relative lunak umumnya dapat mencapai kadar air yang rendah

atau di bawah 10% (Tjahjadi, 2002 dalam Selin, 2013).


Kondisi Fisik Ruang Penyimpanan
Kondisi fisik ruang penyimpanan adalah merupakan factor penting dalam
penyimpanan komoditi pasca panen. Ruang penyimpanan yang baik adalah yang
memiliki kondisi yang baik (Triharso, 2004).

III. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan tidak dapat diketahui lama per stadia
dari Tribolium castaneum. Literatur menunjukkan bahwa Tribolium castaneum

tumbuh dan

berkembang dengan sangat cepat terutama pada stadia larva-pupa. Keadaan tersebut mungkin
saja dapat terjadi akibat adanya beberapa faktor seperti kecukupan nutrisi dari pakan yang
disediakan, kelembaban dan suhu lingkungan saat pemeliharaan.

DAFTAR PUSTAKA
Bennett, Stuart M. 2003. Tribolium confusum (Confused Flour Beetle) and Tribolium castaneum
(Rust Red Flour Beetle). Texas University.
Kartasapoetra. 1967. Hama Hasil Tanaman Pangan Dalam Gudang. Jakarta: Bina Aksara.
Mangudiharjo, S. 1978. Hama-Hama Pertanian Di Indonesia III (Pada Bahan Dalam Simpanan).
Yayasan Pembina Fak. Pertanian UGM. Yogyakarta.
Selin,

K.

2013.

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi

Kehidupan

Serangga

http//:Kuliahagribisnis.blogspot.com. Diakses 5 Mei 2016.


Triharso. 2004. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Universitas Gadjah Mada. Press.

(Online).

You might also like