You are on page 1of 4

BAB IV

PEMBAHASAN
1) Tetranychus urticae ( Tungau merah)

Berdasarkan pengamatan pada daun singkong yang terserang tungau, memiliki tanda :
jala-jala sutera halus yang dijalin oleh tungau ini dari kelenjar uniselular besar yang terletak
di palpi. Serangan tungau merah dapat merusak karena baik nimfa maupun imago mengisap
cairan dari daun, cabang muda dan buah dari inangnya. Tungau merah juga mengeluarkan
toksin pada waktu makan sehingga mengganggu proses metabolisme tanaman yang berakibat
pada pengurangan serat, biji dan buah serta menyebabkan daun menjadi kuning, kering dan
akhirnya daun gugur. Pada serangan yang berat dapat menyebabkan kematian tanaman.
Cuaca dengan kombinasi suhu tinggi dan kelembaban yang rendah berkorelasi dengan
meledaknya populasi tetranychid
Hama ini mengisap pada daun menyebabkan gejala klorotik pada daun dan gugur
daun sehingga menurunkan buah yang dihasilkan. Bagian-bagian mulutnyadapat disesuaikan
dengan menggigit dan menggergaji, menghisap dan menusuk. ungau merah (Tetranictus
cinnabarinus) merusak tanaman dengan menusuk pada bagian tanaman kemudian
memasukkan cairan pada kulit yang menyebabkan peradangan, eksudasi dan pembentukan
keopeng. Tungau berperan sebagai hama pada stadia nimfa dan imago. Infeksi tanamannya
terjadi dalam bentuk kontak tidak langsung dengan hospes.
Menurut Pracaya menyatakan bahwa tungau merah memiliki tubuh tanpa segmen dan
dilengkapi dengan alat mulut berupa sepasang cellicerae (rahang) dengan palpus. Tungau
merah apabila menyerang pada permukaan daun tanaman seperti daun ketela pohon akan
menyebabkan klorofil daun berubah menjadi keputihan atau kecoklatan. Selain itu daun akan
terlihat menguning atau bercak-bercak merah (klorosis) dan seperti terbakar pada bagian
tertentu yang terserang. Karena tungau ini perkembangannya sangat cepat dan sangat rakus
makannya, maka banyak sekali merusak makanan (Puspitorini, R.D , 2003).
2) Erionota thrax L ( Ulat Pelipat daun Pisang )

Berdasarkan pengamatan pada daun pisang yang terserang ulat, daun yang diserang
ulat digulung, sehingga menyerupai tabung dan apabila dibuka akan ditemukan ulat di
dalamnya. Ulat yang masih muda memotong tepi daun secara miring, lalu digulung hingga
membentuk tabung kecil. Di dalam gulungan tersebut ulat akan memakan daun. Apabila daun
dalam gulungan tersebut sudah habis, maka ulat akan pindah ke tempat lain dan membuat
gulungan yang lebih besar. Apabila terjadi serangan berat, daun bisa habis dan tinggal
pelepah daun yang penuh dengan gulungan daun.
Erionata thrax L merupakan hama penggulung daun yang merusak pada stadia larva.
Larva mulai menyerang dengan membentuk gulungan pada daun dan menggunakannya
sebagai tempat tinggal. Hama ini mempunyai tipe alat mulut penggigit pengunyah sehingga
daun yang digunakan untuk menggulung itu pun dimakannya juga, sehingga akan tampak
bagian daun yang robek.
Daun-daun yang dimakan dan digulung akan berwarna kuning kemudian coklat lalu
kering. Tipe alat mulut menggigit mengunyah (ordo Lepidoptera) dapat dibuktikan dengan
membuka gulungan daun yang diserang oleh hama, di sini akan nampak bekas gigitan berupa
daun yang bentuknya bergerigi tak beraturan. Mengingat fungsi daun sebagai tempat tanaman
melakukan fotosintesis maka serangan hama ini dapat menurunkan proses metabolisme
tanaman, kekurangan unsur hara dan mengakibatkan tanaman layu lalu mati(Balitbangtan,
2014).
3) Kepik Polong (Riptortus linearis)

Tanda dan Gejala Serangan :


1) Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan
polong dan biji kempis, kemudian mengering dan gugur.
2) Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji busuk dan menghitam.
3) Serangan terhadap polong tua menyebabkan bintik hitam pada biji.

Kepik menyerang dengan cara menghisap polong sehingga menjadi kosong atau
kempis (biji tidak terbentuk) dan polong muda akan gugur. Sedangkan polong tua yang
diserang kepik ini menyebabkan biji keriput dan berbintik-bintik kecil berwarna hitam,
selanjutnya biji tersebut akan membusuk. Hama ini menyerang polong dan menghisap isinya.
apabila polong yang diserang telah berisi akan tampak bintik-bintik hitam, dan jika polong
tersebut terbuka akan tampak biji kehitam-hitaman, kosong, dan gepeng. pemberantasan
kepik polong sama dengan penggerek polong.
Oleh karena itu, pemberantasan penggerek polong berarti juga pemberantasan kepik.
Pada polong muda menyebabkan biji kempis dan kadang-kadang polong gugur. Serangan
yang terjadi pada fase pertumbuhan polong menyebabkan biji dan polong kempis, kemudian
mengering. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji busuk dan
menghitam. Serangan polong tua menyebabkan adanya bintik hitam pada biji. Imago mulai
datang di pertanaman sejak pembentukan bunga, Akibat serangannya menyebahkan biji dan
polong kempis, polong gugur, biji menjadi busuk, berwarna hitam; kulit biji keriput, dan
adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis tanaman terhadap serangan pengisap
polong adalah stadia pengisian biji (Borror, D.J,1991).
4) Valanga Nigricornis (Belalang kayu coklat)

Berdasarkan pengamatan pada daun singkong yang terserang Tanda dan gejala
serangan hama yang terdapat pada daun jeruk yaitu adanya sobekan pada daun. Sobekan
tersebut diakibatkan oleh gigitan belalang (Valanga nigricornis). Belalang mempunyai tipe
alat mulut mandibulata, sehingga gejala yang ditinggalkan berupa sobekan pada
daun. Belalang berpotensi sebagai hama pada stadia imago dan nimfa. Sejak menetas,
belalang telah mampu memakan daun-daun muda untuk kelangsungan hidupnya. Belalang
sangat aktif memakan tanaman baik di siang hari maupun di malam hari karena sifatnya yang
poliphag. Tanda-tanda serangan antara lain daun yang terserang tidak utuh lagi, terdapat
lubang atau sobekan pada daun, gerekan pada batang/buah, korokan pada daun, daun
tergulung, dan bunga/daun terangkai.

Menurut Dardjo (1996), belalang memiliki tubuh yang terbagi atas caput, thorax, dan
abdomen yang tersusun atas segmen-segmen. Memiliki dua jenis mata, sedangkan kaki terdiri
dari tiga pasang terletak pada thoracal. Memiliki dua pasang sayap, yang depan disebut
tegmina dan yang belakang disebut membranus. Tympanus terletak pada abdomen pertama,
anus dan alat genetalia luar terletak pada segmen terakhir. Spirakulum terletak pada tiap
segmen abdomen.
Belalang mempunyai tipe alat mulut penggigit pengunyah. Bagian dari alat mulut
terdiri dari labrum, mandibula, maxilla dan labium. Antara maxilla dan labium terdapat
palpus yaitu alat peraba untuk mengetahui apakah yang disentuh makanan atau tidak. Palpus
pada maxilla disebut palpus maxillaris yang berjumlah 1 pasang. Sedangkan palpus pada
labium disebut palpus labialis yang berjumlah 1 pasang. Belalang merupakan serangga
pemakan berbagai jenis daun tanaman: ketela pohon, padi, kapas, jagung. Serangan yang
diakibatkannya ditunjukkan dengan adanya daun yang sobekan atau seperti bekas gigitan.
Ciri-ciri serangannya terlihat pada daun jeruk yang menjadi bahan pada prakikum acara ini.

BAB V KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan gejala dan tanda yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa spesimen hama dan inang yang ditemukan memiliki gejala dan tanda yang sama
dengan literatur. Sehingga pada tanaman inang benar bahwa terserang hama-ham yang
ditemukan

Daftar Pustaka
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2014. Tanaman buah tropika .Balitbangtan
Jl.
Ragunan
29,
Pasar
Minggu,
Jakarta
Selatan..
www.litbang.pertanian.go.id/peneliti/one/593/. Diakses tanggal 12 Maret 2016
Borror, D.J., Triplehorn, C.A., Johnson, N.F. 1991. Pengenalan Pelajaran Serangga. UGM
Press. Yogyakarta.
Dardjo, Y.V. 1996. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. UNS Press. Surakarta
Puspitorini, R.D., Rauf, S. Sosromarsono & T. Santoso 2003. Biologi dan Demografi Tungau
Merah. Institut Pertanian Bogor.

You might also like