Professional Documents
Culture Documents
A-1
BAB I
TEORI DASAR
Suatu sistem kerja terdiri dari elemen manusia, material, mesin,metode kerja dan
lingkungan. Elemen-elemen tersebut saling berinteraksi sehingga dapat mempengaruhi
performansi sistem tersebut. Untuk dapat merancang sistem kerja yang baik, seorang
perancang kerja harus dapat menguasai dan mengendalikan faktor-faktor yang membentuk
sistem kerja. Faktor-faktor tersebut bila dilihat dalam kelompok besarnya terdiri atas pekerja,
mesin ,peralatan serta lingkungan. Kerja merupakan suatu sistem, karena dalam
pelaksanaanya melibatkan komponen-komponen pendukung dan analisa terhadap objek kerja
yang dilaksankan. Dimana terdapat keterkaitan, saling mendukung dan mempengaruhi antara
komponen yang satu dengan lainnya.
a. Manusia
Manusia berperan sebagai perancang, pelaksana dan pengevaluasi. Sebagai pekerja, manusia
dengan segala sifat, kemampuan, kelebihan dan keterbatasanya dalam melakukan pekerjaan
memberikan pengaruh yang besar atas keberhasilan sistem kerja.
b. Bahan
Bahan merupakan segala sesuatu yang akan diproses dalam sistem kerja. Untuk dapat
menghasilkan output yang diharapkan dapat dilakukan penyesuain terhadap bahan yang
meliputi ukuran/dimensi, warna dan faktor lain yang berpengaruh terhadap proses dalam
sistem kerja.
c. Mesin
Mesin sebagai segala sesuatu yang membantu/mempermudah manusia dalam memproses
input sistem kerja
d. Lingkungan kerja
Kondisi lingkunagan kerja sangat mempengaruhi terhadap operator dalam menyelesaikan
pekerjaanya Parameter lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap proses dan hasil kerja
manusia antara lain temperature, kelembapan, penerangan, kebisingan dan getaran.
Prinsip-prinsip sistem kerja :
a. Tidak terjadi antrian
b. Minimasi waktu siklus
c. Minimasi waktu delay
A-2
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan secara sistematis dan jelas.
Melalui peta kerja, seseorang bisa melihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh
suatu benda kerja mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku), kemudian semua langkah
yang dialaminya seperti transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan, sampai
akhirnya menjadi suatu produk. Dengan adanya peta kerja ini, seseorang dapat menganalisa
metode kerja yang diterapkan sekarang.
Peta proses operasi adalah peta yang menggambarkan secara utuh urut-urutan operasi
dibutuhkan, urut-urutan operasi, jenis dan ukuran material yang dibutuhkan, mesin
yang dibutuhkan dan waktu dati masing-masing operasi.
Peta aliran proses adalah suatu diagram yang menunjukan urut-urutan dari operasi,
pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama suatu proses atau
prosedur berlangsung. Dalam peta aliran proses memuat informasi-informasi yang diperlukan
untuk menganalisa seperti waktu yang dibutuhkan dan jarak perpindahan
Peta tangan kiri dan tangan kanan ini menggambarkan semua gerakan-gerakan saat
bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri, juga
menunjukan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangna kanan
ketika suatu pekerja. Melalui peta ini kita bisa melihat semua operasi secara cukup lengkap
yang berarti mempermudah perbaikan operasi tersebut.
Sasaran yang ingin dicapai dengan penelitian cara kerja ini adalah untuk mendapatkan
cara kerja yang lebih baik guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi kerja. Usaha ini
dapat dilakukan dengan :
a. Melakukan perbaikan tata letak tempat kerja
b. Melakukan analisa dan perbaikkan elemen gerakan
c. Mendesain tempat kerja dan peralatan sesuai dengan prinsip ergonomic
Untuk melakukan perbaikkan cara kerja, alternatif itu harus dipilih yang baik yang dapat
dilaksanakan. Untuk memilih suatu cara kerja perlu dikembangkan suatu kriteria penilaian
yang dapat digunakan. Kriteria penilaian ini dapat meliputi :
a. Waktu penyelesaian yang dibutuhkan
b. Tenaga yang dikeluarkan
c. Akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkan oleh pekerjaan tersebut
A-3
Histogram
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Dimensi
Kerataan Permukaan
Keretakan
Ketepatan Lubang
A-4
A-5
A-6
A-7
A-8
Gagang Palu
A-9
Papan dasar
A-10
A-11
Kepala palu
A-12
A-13
Kaki kolintang
IV ANALISA
Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi
Teknik Industri Universitas Katolik Atma Jaya
A-14
9. Lakukan analisa terhadap histogram yang dibuat dan bandigkan hasilnya dengan pareto
diagram yang telah dibuat!
Hasil yang didapatrkan dari histogram dan pareto sama, dimana pada pareto dan
histogram didapati bahwa dari semua pasrt cacat terbesar terdapat pada dimensi.
Pada Papan nada didapati terdapat cacat terbesar pada pareto dan histogram
adalah dimensi.
Pada Papan penyangga belakang didapati cacat terbesar terdapat pada dimensi
dan keretakan
Pada ganagng palu cacat terbesar baik pada histogram ataupun pareto terdaoat
pada dimensi
Pada papan dasae terdapat 2 cacat yang besarnya sama yaitu pada dimensi dan
keretakan
Pada kepala palu terdapat 3 cacat terbesar baik pada diagram pareto ataupun
10. Lakukan analisis terhadap pareto diagram dan fishbone. Dan lakuakan pemecahan
masalahnya! Bagaimana cara meminimaliskan kecacatan yang tersebut!
Pareto Diagram dan Fishbone Diagram merupakan bagian dari tujuh alat yang digunakan
untuk mengidentifikasikan masalah. Pareto Diagram dibuat berdasarkan jumlah cacat
untuk setiap jenis cacat dari part/bagian kolintang yang dibentuk. Jenis cacat dimensi
menjadi jenis cacat yang paling banyak terjadi untuk setiap part. Pareto Diagram
menampilkan data yang ada berupa histogram.
Fishbone Diagram dibuat berdasarkan sumber kecacatan terbesar (berdasarkan Pareto
Diagram), jika terdapat dua jenis cacat dengan jumlah yang sama, maka fishbone yang
dibuat sebanyak 2 buah. Dengan Fishbone Diagram, kita dapat mengetahui lebih
mendalam penyebab terjadinya cacat pada benda.
A-15
Pada hasil histogram dan pareto terlihat bahwa banyaknya cacat yang sering terjadi ada
pada part dimensi, dimana dimesi mengalami kecacatan dikarenakan berbagai faktor
seperti : lingkungan, material, alat, manusia, dan metode
Pemecahan masalahnya:
Penggunaan bahan baku kayu yang lebih berkualitas agar tidak mudah retak dan
permukaan kayu tidak cacat.
Memberikan ukuran yang jelas untuk penempatan lubang agar tidak terjadi kesalahan
dalam menbuat lubang pada benda.
Memberikan training/pelatihan pekerjaan terhadap pekerja, agar pekerjanya menjadi
terampil dalam mengerjakan pekerjaannya.
Memasang alat peredam didalam alat atau mesin yang akan digunakan.
Menjaga kesehatan pekerja dengan cara memberikan waktu istirahat yang cukup agar
pekerja konsentrasi dalam mengerjarkan pekerjaannya.
Lebih teliti dalam pembacaan ukuran- ukuran dalam dimensi paret, sehingga
meminimaliskan kesalahan dimensi
Function of part
Effect of failure
A-16
kegagalan.
Risk assessment
Occurrence
Severity
Detection
kegagalan.
Risk level
Action
FMEA Worksheet
Menghasilkan
Nada 1
Effect of Failure
Mode
Ukuran/dimensi
Cause of Failure
Risk Level
Papan
Possible Failure
Detection
Function of Part
Severity
Part
Occurrence
Risk Assessment
Action
bunyi pada
mengukur,
ukuran/dimensi
kolintang
Pemotongan yang
part
Kerataan
diminta
Tidak ratanya papan
salah
Alat potong yang
permukaan
nada
kurang tajam
Ketepatan
Lubang
sulit
penempatan lubang
Ukuran/dimensi
Papan
Menghasilkan
Nada 2
bunyi pada
kolintang
Perbaiki
Tentukan ketebalan
part
Mengukur
48
dimemsi dengan
lebih teliti
Perbaiki
ukuran/dimensi
part
diminta
Pemotongan yang
Ketepatan
salah
Kurang teliti dalam
lubang
sulit
penempatan lubang
12
Mengukur
dimemsi dengan
lebih teliti
Papan
Menghasilkan
Nada 4
Dimensi/ukuran
bunyi pada
mengukur
kolintang
Keretakan
Perbaiki
ukuran/dimensi
part
diminta
Pemotongan yang
Mudah patah
salah
Kualitas bahan baku
kurang baik
Gunakan bahan
baku yang lebih
baik
Papan
Penyangga
Penyangg
kolintang
Ketepatan
kurang tajam
Kurang teliti dalam
lubang
sulit
penempatan lubang
dimemsi dengan
lebih teliti
Perbaiki
seimbang
mengukur
ukuran/dimensi
Pemotongan yang
part
Dimensi/ukuran
a Depan
24
Mengukur
salah
Papan
Penyangga
Penyangg
kolintang
Dimensi/ukuran
12
Perbaiki
seimbang
mengukur,
ukuran/dimensi
Pemotongan yang
part
Belakang
salah
Keretakan
Gagang
Pemukul papan
Palu
nada kolintang
Paku
Menyambungka
papan
n papan nada
nada
dengan
Dimensi/ukuran
penyangga kolintang
baik
Dasar
kolintang
Gunakan bahan
mengukur,
ukuran/dimensi
Pemotongan yang
part
Kerataan
salah
Alat potong yang
permukaan
Dimensi/ukuran
gagang palu
kolintang menjadi tidak
kurang tajam
Kurang teliti saat
seimbang
mengukur
1
2
3
2
1
1
12
Perbaiki
Tentukan ketebalan
part
Perbaiki
ukuran/dimensi
part
Pemotongan yang
kolintang
Bagian alas
baik
Kurang teliti saat
penyangga
Papan
Kerataan
salah
Alat potong yang
Tentukan ketebalan
permukaan
Keretakan
kurang tajam
Kualitas bahan baku
part
Gunakan bahan
Dimensi/ukuran
kurang baik,
baik
kurang tajam
Kurang teliti saat
seimbang
mengukur
Perbaiki
ukuran/dimensi
part
Pemotongan yang
Kepala
Palu
Kerataan
permukaan
Dimensi /ukuran
Bagian Pemukul
Suara
kolintang
menjadi kecil
Keretakan
Tidak
papan
ratanya
nada
salah
Alat potong yang
kurang tajam
Kurang teliti saat
salah
bagian Alat potong
Tentukan ketebalan
part
12
Perbaiki
ukuran/dimensi
part
yang 2
Gunakan
mengukur
Pemotongan
kepala palu
yang
kurang tajam
baku
baik
Perbaiki
Ketepatan
Lubang
sulit
penempatan lubang
yang
bahan
lebih
ukuran/dimensi
part
Semakin besar nilai Risk Level / Risk Potencial Number (RPN), berarti faktor tersebut semakin beresiko. Dalam hal ini, nilai Risk Level terbesar ada
pada part papan nada. Karena memiliki nilai Risk Level terbesar, maka part box sayap dapat dikatakan sebagai critical requirement dari kolintag.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik setelah melakukan pengolahan data dan analisa antara lain:
1. Suatu sistem kerja terdiri dari elemen manusia, material, mesin,metode kerja dan
lingkungan.
2. Studi gerakan merupakan salah satu metode perancangan kerja dengan cara melakukan
proses analisis terhadap beberapa gerakan bagian badan dalam menyelesaikan
pekerjaannya.
3. Pengukuran waktu siklus dapat dilakukan dengan pengukuran secara langsung maupun
secara tidak langsung. Dengan Pengukuran secara langsung merupakan pengukuran waktu
siklus terbaik.
4. Waktu baku merupakan waktu siklus dengan mempertimbangkan faktor penyesuaian dan
faktor kelonggaran. Sistem pengukuran dengan MTM ini membagi gerakan-gerakan kerja
atas: menjangkau, mengangkut, memutar, memposisikan, pelepas, lepas rakit, gerakan
mata, dan beberapa gerakan anggota badan lain
5. Dalam pengukuran waktu, sistem MOST menggunakan tiga model gerakan dasar yaitu:
gerakan umum, gerakan terkendali dan gerakan dengan menggunakan alat
6. Faktor penyesuaian dimaksudkan untuk menjaga kewajaran kerja agar tidak terjadi
kekurangan waktu karena kondisi kerja yang diamati terlalu ideal.
7. Faktor kelonggaran dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada pekerja untuk
melakukan hal-hal yang harus dilakukannya agar diperoleh data waktu yang lengkap dan
mewakili sistem kerja yang diamati.
8. Peta tangan kiri dan tangan kanan ini menggambarkan semua gerakan-gerakan saat
bekerja dan waktu menganggur yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri, juga
menunjukan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada tangan kiri dan tangna
kanan ketika suatu pekerja.
9. Peta aliran proses adalah suatu diagram yang menunjukan urut-urutan dari operasi,
pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang terjadi selama suatu proses
atau prosedur berlangsung
10. Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan secara sistematis dan jelas.
Melalui peta kerja, seseorang bisa melihat semua langkah atau kejadian yang dialami oleh
suatu benda kerja mulai masuk ke pabrik (berbentuk bahan baku), kemudian semua
langkah yang dialaminya seperti transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan,
sampai akhirnya menjadi suatu produk.
11. Terdapat 2 kelompok peta kerja saat ini, yaitu peta kerja keseluruhan dan peta kerja
setempat.
12. Peta kerja keseluruhan menggambarkan keseluruhan proses beserta karakteristik yang
dialami suatu bahan hingga menjadi produk akhir dan juga memberikan gambaran
mengenai hubungan antar stasiun kerja maupun antar kelompok kegiatan operasi.
13. Peta kerja setempat digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja setempat dimana dalam
suatu stasiun kerja hanya melibatkan orang dan fasilitas dalam jumlah yang terbatas.
14. Prinsip dan teknik identifikasi masalah pada suatu sistem kerja dilakukan untuk
mengidentifikasikan berbagai waste yang timbul dalam sistem kerja. FMEA (Failure
Mode and Effects Analysis) digunakan untuk mengidentifikasi kecacatan dan juga
menganalisa penyebab kecacatan pada produk agar dapat dilakukan perbaikan
15. Analisa dan perbaikan cara kerja dalam suatu sistem dilakukan dengan memanfaatkan
studi gerakan dan prinsip ekonomi gerakan.
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. Dhari Dhayu. Perbaikan Sistem Kerja dan Simulasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan
Promodel di PT.Inti.(on-line)
http://www.ittelkom.ac.id/library/index.php?
view=article&catid=25%3Aindustri&id=468%3Asistemkerja&option=com_content&Itemid=15
2. Diktat Kuliah APSK&E tentang Pengukuran Waktu Kerja Tak Langsung; dosen :
PakYanto, ST. Msc.