You are on page 1of 43

HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH & PENGENDALI INFEKSI

INDONESIA (HIPPII)
2016

Memahami gambaran
epidemiologi berbagai
penyakit menular
Memahami transmisi
berbagai penyakit menular
Memahami pencegahan
berbagai penyakit menular

HIV (Human Immunodeficiency Virus)


- Merupakan virus RNA, famili retrovirus
- Masa inkubasi (masa laten klinis) lama.
- HIV menghancurkan sistem imun
rentan terhadap berbagai penyakit
menimbulkan gejala & tanda AIDS

AIDS (Acquired Immuno Deficiency


Syndrome)
adalah kumpulan gejala penyakit
yang disebabkan penurunan
kekebalan tubuh akibat HIV
(Human Immunodeficiency Virus).

Infeksi
HIV

risiko

Tidak
Terinfeksi

Mulainya
AIDS

HIV

AIDS

Terminal

Masing-masing kelompok mempunyai karakter


dan membutuhkan pelayanan dan dukungan
yang berbeda

Bervariasi tergantung usia dan obat ARV.


Deteksi antibodi memerlukan waktu
sekitar 1-3 bulan setelah terinfeksi
Terjadinya AIDS sekitar <1 thn s/d >15
thn.
Tanpa pengobatan efektif, 50% pasien
akan menjadi AIDS dalam 10 tahun

8-8

PERILAKU RISIKO TINGGI

Pengguna narkoba suntik bergantian


Senggama vaginal/anal tanpa kondom
Kontak oral - anal

KELOMPOK RISIKO TINGGI :

Pecandu obat bius I.V.


Pria homoseksual
Penerima transfusi darah
Wanita/pria tuna susila
Pria/wanita dengan banyak mitra
seksual
Mitra seksual dari kelompok diatas

MASA PENULARAN
Tidak diketahui pasti
Diperkirakan segera setelah
terinfeksi pasien jadi infeksius
seumur hidup
Kerentanan dan kekebalan:

Diduga semua orang rentan.


Pada penderita PMS dan pria yang
tidak dikhitan kerentanan akan
meningkat

Abstinance

Tidak berhubungan seks

Be faithful Saling setia dengan satu

pasangan
Condom

Gunakan Kondom bagi yang

sering
sudah
Drug

berganti-ganti pasangan atau


terkena HIV/AIDS
Tidak menggunakan narkoba
Gunakan jarum disposible

HEPATITIS A

Epidemiologi:
seluruh dunia, sporadik, kadang
kadang KLB.
Umumnya : anak usia sekolah dan
dewasa muda.
Case fatality rate rendah (0,1- 0,3%)

HEPATITIS A
Etiologi
Virus hepatitis A (HAV), family Picornaviridae.
Manusia: reservoir.
Banyak asimtomatis, gejala sangat ringan
Cara Penularan
Dari orang ke orang : fecal-oral.
Virus pada tinja terutama 1-2 minggu sebelum
gejala.
Sumber penularan: air minum/makanan
terkontaminasi ,
makanan tidak diolah dengan

HEPATITIS A

Masa inkubasi
15 sampai 50 hari, rata rata 28-30 hari
Masa penularan
Masa penularan: akhir masa inkubasi beberapa hari
setelah timbul ikterus.
Bayi dan anak : virus pada tinja sampai 6 bulan
setelah sembuh.

HEPATITIS A
GEJALA KLINIS
Ringan : sembuh sendiri dalam 1-2 minggu
Berat : beberapa bulan.
Gejala: demam, malaise, anoreksia, nausea
dan gangguan abdominal, diikuti timbulnya
ikterus setelah beberapa hari

4-17

HEPATITIS A
Pencegahan

Kebersihan diri
Kebersihan lingkungan
Perilaku hidup sehat
Kebersihan tangan
Kebersihan
makanan/minuman

Etiologi
Virus Hepatitis B (HBV)

Virus DNA hepatotropik.


Golongan Hepadnaviridae.
Terdiri atas 6 genotipe (A-H).
Inti HBV mengandung : Protein
polimerase dengan aktivitas reverse
transcriptase, HBcAg, dan HBeAg.
Selubung lipoprotein mengandung
HBsAg.

Transmisi

Terutama melalui darah


Hubungan seksual
Penetrasi jaringan atau mukosa
Transmisi maternal-neonatal
Tidak ada bukti penyebaran fekal-oral

Faktor Risiko

RISIKO AKIBAT TERTUSUK JARUM


SUNTIK (Needle Stick Injury)

HBeAg positif : 30 40 %
HBsAg positif : 2 6 %
HCV (PCR +) : 10 %
HCV positif (PCR -) : 1 %
HIV positif
: 0,3 %

(Sumber : guidance note on HCW Safety from


HIV and other blood borne virus, 2002)

8-22

Pencegahan

Vaksinasi Hepatitis B
Setia pada satu pasangan
Bayi yang dilahirkan dari ibu
dengan HBV+ diberikan HBIg
Hati-hati menggunakan peralatan
yang mungkin terkontaminasi darah
Gunakan jarum suntik sekali pakai

Vaksin

Immunoprofilaksis sebelum
paparan :
Vaksin Hepatitis B
Immunoprofilaksis pasca paparan :
Vaksin Hepatitis B dan HBIg

Etiologi
Virus Hepatitis C (HCV)

Termasuk klasifikasi
Flaviviridae
Selubung glikoprotein, RNA
rantai tunggal
Hanya satu serotype yang
dapat diidentifikasi; terdapat
banyak genotype
8-25

Transmisi

Transmisi darah
Transmisi seksual
Transmisi maternal-neonatal
Tidak terdapat bukti
transmisi fekal-oral
8-26

Faktor Resiko
Household 3%
Occupational 3%
Sexual 21%
Transfusions *
3%

No Identified Risks
10%

Illegal Drug Use


60%

*None since 1994

Pencegahan

Setia pada satu pasangan


Hati-hati menggunakan peralatan
yang mungkin terkontaminasi darah
Tidak ada vaksin yang tersedia untuk
Hepatitis C
Gunakan jarum suntik satu kali pakai
Tidak recapping jarum suntik habis
pakai

Infeksi bakterial :
* Salmonella typhi
* Salmonella
paratyphi
Sumber penularan
Manusia

Cara penularan

:
8-29

Gejala klinis

Sakit Perut
Mencret
Konstipasi
Sakit Kepala
Gangguan
kesadaran
Demam tinggi

Bingung
Temp. >39
Lidah Kotor
Perut tegang

MASA INKUBASI

Masa inkubasi sekitar 12 - 36 jam


Masa penularan
Selama sumbernya sakit, beberapa
hari-minggu
Carrier : beberapa bulan - >1 tahun
setelah sembuh
4-31

Diagnosis klinis :

Possible case
Didapat gejala demam, gangguan saluran cerna, gangguan
pola buang air besar dan hepato/spenomegali. Sindrom
demam tifoid yang didapat belum lengkap. Possible case
hanya pada pelayanan kesehatan dasar.
Probable case
Didapat gejala klinis lengkap atau hampir lengkap, serta
didukung oleh gambaran laboratorium yang menyokong
demam tifoid (titer widal O >1/160 atau H >1/160 pada satu
kali pemeriksaan)
Definite case
Diagnosis pasti, ditemukan S.typhi pada pemeriksaan biakan
atau positif S.typhi pada pemeriksaan PCR atau terdapat
kenaikan titer Widal 4 kali lipat (pada pemeriksaan ulang 5-7
hari) atau titer Widal O >1/320, H >1/640 (pada pemeriksaan
sekali).

Pemeriksaan Laboratorium

Darah :
Leukopeni
Limfositosis relatif
Aneosinofilia
Trombositopenia
Kultur (darah, faeces, urine, sumsum tulang,
rose spot)
Serologi (Widal, Tubex, Typhidot, dipstick test)
Tehnik Molekuler

TATALAKSANA

Sebaiknya di RS/ Puskesmas


Tirah baring
Makan kurang serat
Pengobatan : Cotrimoxazole,
Ciprofloxacine, Ceftriaxone, dll
Cegah penularan
Pendidikan

PENCEGAHAN

Kebersihan sebelum makan


Perlindungan makanan
Air Minum yang baik
Pembuangan yang baik
Vaksinasi:

Parenteral VICPS ( capsular polisaccharide


typhoid vaccine Typhim Vi)
Ty21a-live oral vaccine ( Vivotif Berna)

Indonesia adalah negara ke 3 dengan


masalah tbc terbesar di dunia
140.000 kematian di indonesia
disebabkan TBC dan setiap tahun
bertambah juta kasus baru TBC
TBC adalah pembunuh nomor 1 diantara
penyakit menular dan penyebab
kematian nomer 3 setelah penyakit
jantung dan penyakit pernafasan akut
pada seluruh golongan usia
8-36

TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh


Mycobacterium Tuberculosis
Pada 80% kasus mengenai organ paru, sisanya
mengenai organ lain.
Gejala:
Batuk lebih dari 3 minggu
Demam dan keringat malam
Berat Badan menurun dan nafsu makan turun
Nyeri dada dan sesak
Darah pada soutum

KUMAN TUBERKULOSIS

Berbentuk Batang
Mempunyai sifat khusus: Tahan terhadap
asam pada pewarnaan disebut pula
sebagai Basil Tahan Asam (BTA)
Cepat mati dengan sinar matahari langsung
Bertahan hidup beberapa jam di tempat
yang gelap dan lembab
Dalam jaringan tubuh dapat dormant,
tertidur selama bertahun-tahun

Transmisi

TBC menular dengan menyebar melalui droplet


di udara
Penularan dari penderita tbc pada umumnya
ketika batuk, bersin, berbicara atau meludah
Seseorang dapat tertular hanya dengan
menghirup sejumlah kecil bacilli, tergantung
sistem kekebalan tubuh
Penderita TBC dengan status BTA +, biasa
menularkan pada 10 15 orang setiap tahun.
Saat ini 1/3 populasi dunia tertular TBC

POPULASI BERISIKO
Siapa saja dapat tertular, khususnya
bila daya tahan tubuh menurun
Perempuan dan anak-anak termasuk
populasi rentan
Merupakan Infeksi oportunistik
tersering pada orang dengan HIV/AIDS

PENGOBATAN TBC
TBC dapat diobati asal mengikuti
standar pengobatan
Strategi yang saat ini
direkomendasikan adalah DOTS
(Direct Observed Treatment)
Indonesia telah mencapai angka
kesembuhan 85% yang sesuai
dengan target global

TIPE PENDERITA

Kasus Baru:
Penderita belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
pernah dapat OAT < 1 bulan
Kasus Relaps:
Penderita yang pernah dapat pengobatan OAT dan telah
dinyatakan sembuh, kemudian berobat kembali dengan dahak
BTA+
Kasus Transfer In:
Penderita yang sudah mulai berobat di satu kabupaten,
kemudian pindah ke kabupaten lain
Kasus Lalai (drop-out):
Penderita sudah berobat min. 1 bulan kemudian berhenti

You might also like