Professional Documents
Culture Documents
INDONESIA (HIPPII)
2016
Memahami gambaran
epidemiologi berbagai
penyakit menular
Memahami transmisi
berbagai penyakit menular
Memahami pencegahan
berbagai penyakit menular
Infeksi
HIV
risiko
Tidak
Terinfeksi
Mulainya
AIDS
HIV
AIDS
Terminal
8-8
MASA PENULARAN
Tidak diketahui pasti
Diperkirakan segera setelah
terinfeksi pasien jadi infeksius
seumur hidup
Kerentanan dan kekebalan:
Abstinance
pasangan
Condom
sering
sudah
Drug
HEPATITIS A
Epidemiologi:
seluruh dunia, sporadik, kadang
kadang KLB.
Umumnya : anak usia sekolah dan
dewasa muda.
Case fatality rate rendah (0,1- 0,3%)
HEPATITIS A
Etiologi
Virus hepatitis A (HAV), family Picornaviridae.
Manusia: reservoir.
Banyak asimtomatis, gejala sangat ringan
Cara Penularan
Dari orang ke orang : fecal-oral.
Virus pada tinja terutama 1-2 minggu sebelum
gejala.
Sumber penularan: air minum/makanan
terkontaminasi ,
makanan tidak diolah dengan
HEPATITIS A
Masa inkubasi
15 sampai 50 hari, rata rata 28-30 hari
Masa penularan
Masa penularan: akhir masa inkubasi beberapa hari
setelah timbul ikterus.
Bayi dan anak : virus pada tinja sampai 6 bulan
setelah sembuh.
HEPATITIS A
GEJALA KLINIS
Ringan : sembuh sendiri dalam 1-2 minggu
Berat : beberapa bulan.
Gejala: demam, malaise, anoreksia, nausea
dan gangguan abdominal, diikuti timbulnya
ikterus setelah beberapa hari
4-17
HEPATITIS A
Pencegahan
Kebersihan diri
Kebersihan lingkungan
Perilaku hidup sehat
Kebersihan tangan
Kebersihan
makanan/minuman
Etiologi
Virus Hepatitis B (HBV)
Transmisi
Faktor Risiko
HBeAg positif : 30 40 %
HBsAg positif : 2 6 %
HCV (PCR +) : 10 %
HCV positif (PCR -) : 1 %
HIV positif
: 0,3 %
8-22
Pencegahan
Vaksinasi Hepatitis B
Setia pada satu pasangan
Bayi yang dilahirkan dari ibu
dengan HBV+ diberikan HBIg
Hati-hati menggunakan peralatan
yang mungkin terkontaminasi darah
Gunakan jarum suntik sekali pakai
Vaksin
Immunoprofilaksis sebelum
paparan :
Vaksin Hepatitis B
Immunoprofilaksis pasca paparan :
Vaksin Hepatitis B dan HBIg
Etiologi
Virus Hepatitis C (HCV)
Termasuk klasifikasi
Flaviviridae
Selubung glikoprotein, RNA
rantai tunggal
Hanya satu serotype yang
dapat diidentifikasi; terdapat
banyak genotype
8-25
Transmisi
Transmisi darah
Transmisi seksual
Transmisi maternal-neonatal
Tidak terdapat bukti
transmisi fekal-oral
8-26
Faktor Resiko
Household 3%
Occupational 3%
Sexual 21%
Transfusions *
3%
No Identified Risks
10%
Pencegahan
Infeksi bakterial :
* Salmonella typhi
* Salmonella
paratyphi
Sumber penularan
Manusia
Cara penularan
:
8-29
Gejala klinis
Sakit Perut
Mencret
Konstipasi
Sakit Kepala
Gangguan
kesadaran
Demam tinggi
Bingung
Temp. >39
Lidah Kotor
Perut tegang
MASA INKUBASI
Diagnosis klinis :
Possible case
Didapat gejala demam, gangguan saluran cerna, gangguan
pola buang air besar dan hepato/spenomegali. Sindrom
demam tifoid yang didapat belum lengkap. Possible case
hanya pada pelayanan kesehatan dasar.
Probable case
Didapat gejala klinis lengkap atau hampir lengkap, serta
didukung oleh gambaran laboratorium yang menyokong
demam tifoid (titer widal O >1/160 atau H >1/160 pada satu
kali pemeriksaan)
Definite case
Diagnosis pasti, ditemukan S.typhi pada pemeriksaan biakan
atau positif S.typhi pada pemeriksaan PCR atau terdapat
kenaikan titer Widal 4 kali lipat (pada pemeriksaan ulang 5-7
hari) atau titer Widal O >1/320, H >1/640 (pada pemeriksaan
sekali).
Pemeriksaan Laboratorium
Darah :
Leukopeni
Limfositosis relatif
Aneosinofilia
Trombositopenia
Kultur (darah, faeces, urine, sumsum tulang,
rose spot)
Serologi (Widal, Tubex, Typhidot, dipstick test)
Tehnik Molekuler
TATALAKSANA
PENCEGAHAN
KUMAN TUBERKULOSIS
Berbentuk Batang
Mempunyai sifat khusus: Tahan terhadap
asam pada pewarnaan disebut pula
sebagai Basil Tahan Asam (BTA)
Cepat mati dengan sinar matahari langsung
Bertahan hidup beberapa jam di tempat
yang gelap dan lembab
Dalam jaringan tubuh dapat dormant,
tertidur selama bertahun-tahun
Transmisi
POPULASI BERISIKO
Siapa saja dapat tertular, khususnya
bila daya tahan tubuh menurun
Perempuan dan anak-anak termasuk
populasi rentan
Merupakan Infeksi oportunistik
tersering pada orang dengan HIV/AIDS
PENGOBATAN TBC
TBC dapat diobati asal mengikuti
standar pengobatan
Strategi yang saat ini
direkomendasikan adalah DOTS
(Direct Observed Treatment)
Indonesia telah mencapai angka
kesembuhan 85% yang sesuai
dengan target global
TIPE PENDERITA
Kasus Baru:
Penderita belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
pernah dapat OAT < 1 bulan
Kasus Relaps:
Penderita yang pernah dapat pengobatan OAT dan telah
dinyatakan sembuh, kemudian berobat kembali dengan dahak
BTA+
Kasus Transfer In:
Penderita yang sudah mulai berobat di satu kabupaten,
kemudian pindah ke kabupaten lain
Kasus Lalai (drop-out):
Penderita sudah berobat min. 1 bulan kemudian berhenti