You are on page 1of 77

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM

PATOLOGI KLINIK BLOK HEMATO IMMUNOLOGI


PENGAMBILAN DARAH
PEMERIKSAAN DARAH RUTIN
PEMERIKSAAN DARAH KHUSUS
PENETAPAN GOLONGAN DARAH ABO
DARAH TEPI ABNORMAL
SUMSUM TULANG NORMAL DAN ABNORMAL
KOAGULASI

Penyusun :
TIM PK
LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
JURUSAN KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013
1

TATA TERTIB PRAKTIKUM


1. Mahasiswa wajib mengikuti semua kegiatan praktikum yang telah
dijadwalkan
2. Mahasiswa wajib hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai.
3. Mahasiswa wajib memakai jas praktikum.
4. Mahasiswa wajib membawa kartu praktikum.
5. Mahasiswa wajib mengisi daftar hadir praktikum setiap kali mengikuti
kegiatan praktikum
6. Sebelum praktikum dimulai dilakukan pretest, yang tidak lulus pretes
diberi kesempatan belajar 15 menit kemudian pre test ulang.
7. Praktikum dilaksanakan dengan tertib dan sungguh-sungguh.
8. Mahasiwa wajib mengikuti praktikum dengan tertib, dilarang merokok
bersendau gurau, tidak berbicara diluar konteks mata acara praktikum
yang sedang berlangsung dan atau melakukan kegiatan/perilaku yang
dapat mengganggu kegiatan praktikum
9. Di dalam ruang praktikum, mahasiswa wajib bekerja dengan hati-hati
untuk

menghindari

kecelakaan

di

dalam

ruang

praktikum

(laboratorium)
10.Mahasiswa wajib mengganti alat-alat praktikum. apabila memecahkan.
11.Tiap kelompok wajib membuat laporan sementara hasil praktikum dan
disahkan oleh dosen pembimbing praktikum.
12.Sebelum meninggalkan ruangan, pastikan alat-alat dan reagen
praktikum dalam keadaan bersih dan rapi.
13.Laporan individu dikumpulkan paling lambat satu minggu dari
praktikum.
14.Mahasiswa

yang

berhalangan

hadir

dalam

praktikum

wajib

memberitahukan secara tertulis kepada seksi akademik atau ketua blok.

15.Ketidakhadiran dalam praktikum harus disertai dengan alasan yang


dapat diterima. Alasan yang dapat diterima untuk tidak hadir dalam
praktikum adalah:
i) Ada anggota keluarga (Bapak, Ibu dan Adik/Kakak) yang meninggal
ii) Sakit, yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter. Ketua
dan seksi akademik blok HEMATO IMMUNOLOGI berwenang
memutuskan apakah surat keterangan sakit tersebut valid atau tidak
iii) Melaksanakan tugas dari Jurusan Kedokteran FKIK Unsoed, yang dibuktikan
dengan surat tugas dari Dekan FKIK.

PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN


3

A. SIKAP DAN PEMERIKSAAN


Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan bahan untuk pemeriksaan
hematologi :
1. Faktor pemeriksa
- Tidak kasar / sabar.
- Tidak menakutkan terutama bila penderita anak kecil.
- Tidak menunjukkan sikap ragu ragu.
- Terampil dan tidak ceroboh.
- Bekerja secara sistematis.
- Bekerja secara aseptis, bersih.
- Tidak makan / minum / merokok di laboratorium.
- Hindarkan pencemaran lingkungan.
- Perhatikan keselamatan orang lain dan diri sendiri.
2. Persiapan penderita
- Bila tidak ada keperluan tertentu, bahan pemeriksaan diambil dalam
keadan puasa 12 jam.
- Bila penderita makan sesaat sebelum diambil darahnya, maka akan
meningkatkan volume plasma.
- Aktivitas fisik akan meningkatkan, Hb, Eritrosit, LED.
- Posisi pada saat pengambilan tidur akan menurunkan nilai Hb dan Hematokrit.
- Beberapa jenis obat akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
B. MACAM BAHAN PEMERIKSAAN
Macam bahan yang akan diambil sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan. Misal
darah vena: untuk pemeriksaan darah rutin, darah kapiler untuk hitung sel.
Macam bahan pemeriksaan :
1. Darah Vena
Bayi baru lahir
Bayi
Dewasa
2. Darah Kapiler
Anak
Dewasa

: Vena Umbilicalis.
: Vena Jugularis Ekterna.
: Semua Vena Superficial.
Terbaik Vena Mediana Cubiti.
: Ujung ibu jari kaki.
: Ujung jari tangan.

C. CARA PENGAMBILAN
4

DARAH KAPILER
Sampel darah kapiler dapat digunakan untuk pemeriksaan :
Hb.
Hitung sel.
Mikrohematokrit.
Golongan darah.
Parasit malaria.
Alat yang digunakan : Lanset steril dan kapas.
Reagensia : alkohol 70 %.
Cara pengambilan :
1. Masase jari tangan ( telunjuk, jari tengah atau jari manis ). Desinfeksi dengan
alkohol 70 %, biarkan kering jangan ditiup.
Gambar :

2. Lokasi penusukan ujung jari tangan sebelah kiri / kanan ( lihat gambar ) lakukan
penusukan dengan lancet secara sekonyong konyong, sedalam kurang lebih 2 3
mm sampai darah mengalir bebas.
Gambar :

3. Buang tiga tetesan yang pertama.


Gambar :

4. Mengambil sampel langsung dari jari.


5

Gambar :

5. Gunakan kapas untuk menghentikan darah sesudah pengambilan sampel selesai.


Gambar :

Catatan :
Bila melakukan penusukan kemungkinan akan mendapatkan kesulitan, bungkus
dulu ujung jari dengan kain yang dicelupkan kedalam air hangat.
Harus bekerja secara cepat agar darah tidak membeku.
Bila penusukan lambat akan menyebabkan darah membeku sebagian dan akan
menyebabkan hasil rendah palsu.
Bila tusukan kurang dalam dan kemudian diperas peras akan menyebabkan
hasil rendah palsu.
Tempat tusukan cyanotic juga akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
DARAH VENA
Sampel darah yang dapat ditampung dengan atau tanpa antikoagulan. Dengan darah vena
dapat diperoleh bermacam macam sampel yaitu :
Whole Blood / darah penuh.
Plasma.
Serum.
Defibrinated Blood.
Clot Blood.
Tempat pengambilan :
Semua vena superficialis, biasanya vena mediana cubiti.
6

Alat yang dipergunakan :


- Disposible spuit.
- Torniquet.
- Kapas.
- Botol penampung.
Reagensia :

- Alkohol 70 %.
- Antikoagulan.

Cara pengambilan :
1. Bendung di sebelah proximal vena yang akan diambil agar tampak lebih jelas,
penderita diminta mengepal ngepalkan tangannya.
Gambar :

2. lakukan desinfeksi pada daerah tersebut dengan kapas alkohol 70 %


Gambar :

3. Periksa spuit, adakah udara, jarum kencang, bisa dihisap dengan mudah.
Gambar :

4.

Setelah alkohol kering ( tidak ditiup


tiup ), kulit ditegangkan, tusuk dengan
7

jarum dengan sudut 45 derajat , arah jarum sejajar dengan arah vena, jarum
menghadap keatas.
Gambar :

5. Setelah vena terasa tertusuk, jarum diputar menghadap ke bawah. Tusukan


dilanjutkan menghadap ke vena. Darah mengalir dengan sendirinya bila tusukan
tepat. Kepalan tangan dibuka, darah dihisap pelan pelan. Ambil darah sesuai
kebutuhan.
Gambar :

6. Lepas torniquet, jarum ditarik, tekan dengan kapas alkohol. Penderita diminta
untuk tetap menekan dengan kapas alkohol.
Gambar :
7.

Lepas jarum dari spuit, tuang darah kedalam botol penampung, dengan cara
mengalirkan darah lewat dinding botol penampung. Campur perlahan lahan
dengan cara menggeser atau membolak balikkan botol.
Gambar :

8. Jangan lupa memberi identitas penderita.


Gambar :

Catatan :
Daerah pengambilan mengalami kongesti akan menyebabkan
hemokonsentrasi.
Khusus untuk pemeriksaan koagulasi penusukan harus satu kali / tidak diulang
ulang.
Alat penampung harus bersih dan kering.
Bila ada penundaan pemeiksaan harus diberi anti koagulan.
Pada saat menuang darah spuit kedalam botol, jarum harus dilepas, tidak boleh
disemprotkan ( harus dialirkan lewat diding tabung ) dan tidak boleh dikocok
terlalu keras.
D. ANTIKOAGULANSIA
Karena suatu hal kadang kadang kita tidak dapat segera melakukan pemeriksaan
sehingga kita memerlukan zat yang menyebabkan darah tidak membeku. Ada macam
macam cara yang dilakukan :
1. Dengan memakai antikoagulansia.
2. Dengan memperoleh darah defebrilasi.
3. Dengan menggunakan alat alat yang dilapisi silicon ( dengan alat ini pembekuan
diperlambat )
MACAM ANTIKOAGULANSIA
1. EDTA ( Ethylen Diamine Tetra Acetic Acid )
-

Dipakai dalam bentuk garam Natrium atau Kaliumnya.


Sedikit toxic.
Dipakai untuk hematologi rutin.
Takaran yang diperlukan adalah 1 mg / ml darah.
Bila dosis > 2 mg / ml darah akan menyebabkan :
Sel merah degenerasi.
Hematokrit menurun.
MCV menurun.
MCHC meningkat.
Trombosit false meningkat.

Digunakan untuk pemeriksaan :


Rutin.
Hematokrit.
9

Osmotic Fragility Test.


Golongan darah.
Hitung sel.
Tidak dapat digunakan dalam studi koagulasi, prothrombin time.
Dapat digunakan dengan konsentrasi 10 %.

2. HEPARIN
-

Takaran menurut Dacie


: 12,5 17,5 IU / ml darah.
Kosasih
: 1,0 mg / 10 ml darah.
Harga mahal.
Guna untuk pemeriksaan :
- Osmotic Fragility Test.
- Hemoglobin.
- Hitung sel.
- Hematokrit.
- Golongan darah.

- Tidak dapat digunakan untuk darah hapus yang menggunakan cat


Romanowsky.
3. TRI SODIUM SITRAT
- Diperguanakan dalam bentuk larutan : 0,106 M = 3,13 %
- Takaran = 9 volume darah : 1 volume anti koagulan.
- Digunakan untuk studi koagulasi.
4. NATRIUM SITRAT 3,8 %
- Tidak toxic, maka dapat dicampur dalam spuit saat pengambilan darah.
- Aturan pakai :
Untuk studi koagulasi dipakai perbandingan darah dan antikoagulan 9 : 1.
LED dipakai darah dan antikoagulan 4 : 1.
- Dapat digunakan untuk pemeriksaan :
- LED ( Laju Endap Darah )
- Studi koagulasi.
- Transfusi.
5. DOUBLE OXALAT
- Bersifat toxic.
- Digunakan dalam bentuk kering.
- Dengan takaran : 2 mg / ml darah.
- Mempengaruhi bentuk sel darah sehingga terjadi hemolisa.
- Dapat digunakan untuk pemeriksaan :
- Kadar Hb.
- LED.
- Perhitungan sel darah.
- Pemeriksaan OFT.
10

Golongan darah.

6. NATRIUM FLUORIDE
- Digunakan untuk pemeriksaan glukosa darah.
- Antikoagulan ini dapat mencegah glukolisis.
- Takaran pemakaian 10 mg / ml darah.
7. ACD ( Acid Citrate Dextrose )
- Takaran pakai tiap 1 ml untuk 4 ml darah.
- Digunakan dalam : - Dinas transfusi.
- Menyimpan darah.
- Pemeriksaan radio isotop ( pemeriksaan hematology )
Penyimpanan bahan
Untuk pemeriksaan hematologi dapat mungkin tidak menunda pemeriksaan, tetapi bila
terpaksa menunda harus diberi antikoagulan. Batas waktu yang disarankan bila darah
disimpan ditemperatur ruang :
- Hemoglobin
: relatif stabil.
- Leukosit
: 2 jam.
- Eritrosit / hematokrit
: 6 jam.
- Hapusan darah
: 1 jam.
- LED
: 2 jam.
- Trombosit
: 1 jam.
- Retikulosit
: 6 jam.
Pengiriman bahan
Bila bahan pemeriksaan hematologi harus kita kirim / rujuk ke lain tempat maka harus
diperhatikan hal hal dibawah ini :
- Jarak tempat rujukan dengan batas kedaluwarsa.
- Penampung harus benar benar rapat, terfixir sehingga tidak ada yang tumpah,
tidak hemolisis karena goncangan, tidak ada es yang tercampur.
- Harus diberi es / es kering.
- Perhatikan proses pengangkutan bila kita tidak mengirim sendiri bahan tersebut.
E. PROSES PEMERIKSAAN
Dipengaruhi oleh berbagai macam sebab :
- Bahan pemeriksaan.
- Alat yang digunakan.
- Reagensia yang dipakai, batas kedaluwarsa dan kualitasnya.
- Suhu ruangan.
- Stabilitas tegangan listrik.
- Metode yang digunakan.
- Faktor pemeriksa : - Penguasaan teori.
- Teliti.
11

- Trampil.
- Motivasi.
F. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan sangat penting sebab walaupun semua proses berjalan dengan
baik kalau proses pencatatan dan pelaporan tidak baik, hasil yang keluar juga tidak baik.
G. SISTEM SATUAN NILAI DAN NILAI RUJUKAN
Dalam pelaporan hasil harus diperhatikan :
- Satuan yang dipergunakan menggunakan satuan konvensional atau Satuan
Internasional ( SI )
- Nilai normal yaitu nilai yang didapatkan pada kelompok orang yang nampak
sehat.
- Nilai rujukan yaitu nilai yang didapatkan pada kelompok tertentu.

12

PEMERIKSAAN DARAH RUTIN


MACAM PEMERIKSAAN DARAH RUTIN :
1. Hemoglobin.
2. Jumlah Leukosit.
3. Laju Endap Darah.
4. Hitung jenis Leukosit / Diff. Count.
1. PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN
Metode yang dipergunakan :
A. Kolorimetri visual
1. Tallquis.
2. Spencer.
3. Haden Housser.
4. Sahli.
B. Kolorimetrik / Fotoelektrik
A.4. Metode SAHLI
Alat yang dipergunakan :
- Alat untuk mengambil darah vena atau kapiler.
- Hemometer Sahli.
Hemometer Sahli terdiri dari :
1. Tabung pengencer panjang 12 cm, dinding bergaris mulai angka 2 (bawah)
s/d 22 ( atas )
2. Tabung standart Hb.
3. Pipet Hb dengan pipet karet panjang 12,5 terdapat angka 20 ul.
4. Pipet HCL.
5. Botol tempat aquadest dan HCL 0,1 N.
6. Batang pengaduk ( dari kaca )
Gambar :

Prinsip pemeriksaan :
13

Mengukur kadar Hb berdasar warna yang terjadi akibat perubahan Hb menjadi asam
hematin setelah penambahan HCL 0,1 N ( tidak semua Hb terukur ).
Sampel :
- Darah vena.
- Darah kapiler.
Cara pemeriksaan :
-

Isi tabung pengencer dengan HCL 0,1 N sebanyak 5 tetes.


Dengan pipet Hb hisap darah sampai angka 20 ul, jangan sampai ada
gelembung udara yang ikut terhisap.
Hapus darah yang ada pada ujung pipet.
Tuang darah kedalam tabung pengencer, bilas dengan HCL bila masih ada
darah dalam pipet.
Catat waktunya.
Tambahkan aquadest tetes demi tetes, aduk dengan batang kaca pengaduk.
Bandingan larutan dalam tabung pengencer dengan warna larutan standart.
Persamaan campuran dgn batang standard harus dicapai dalam waktu 3 5
menit setelah darah tercampur dengan HCL.
Bila sudah sama warnanya penambahan aquadest dihentikan, baca kadar Hb
pada skala yang ada di tabung pengencer / gr / 100 ml darah.

Nilai rujukan menurut Dacie :


- Dewasa laki laki
- Dewasa wanita
- Bayi < 3 bulan
- Bayi > 3 bulan
- Umur 1 tahun
- Umur 3 6 tahun
- Umur 10 12 tahun

: 12,5 18,0 gr %
: 11,5 16,5 gr %
: 13,5 19,5 gr %
: 9,5 13,5 gr %
: 10,5 13,5 gr %
: 12,0 14,0 gr %
: 11,5 14,5 gr %

Pemeliharaan alat :
-

BEGITU SELESAI PEKERJAAN LANGSUNG DIBERSIHKAN.


TABUNG PENGENCER SANGAT LUNAK SEHINGGA PERLU
DILETAKAN PADA DASAR YANG LUNAK.

Catatan :
- Cara Sahli kurang teliti jika dibandingkan dengan cara cyanmethemoglobin
tetapi masih jauh lebih baik daripada Tallquis yang menggunakan kertas dan
dicocokan dengan kertas standar.
- Kesalahan sebesar 10 %.
- Kesalahan yang terjadi akibat :
1. Keadaan alat : - volume pipet tidak tepat.
- warna tabung standar sudah pucat.
2. Tehnik / pemeriksa : - Ketajaman mata berbeda beda.
- Intensitas sinar kurang.
- Terdapat gelembung udara.
- Darah pada ujung pipet tidak dihapus.
- Waktu tidak tepat satu menit, sehingga asam
hematin belum sempurna terbentuk.
14

3. Reagensia : HCL 0,1 N.


Bila menggunakan darah kapiler kemungkinan akan memberikan hasil yang
lebih rendah bila dipijit pijit pada waktu pengeluaran darah setelah
penusukan.

2. JUMLAH LEUKOSIT.
Alat yang digunakan :
1. Hemositometer :

- Bilik hitung.
- Pipet Leukosit.
- Pipet Eritrosit.
- Bilik hitung :
Terbaik adalah bilik hitung Neubauer Improved atau Burker karena mempunyai daerah
perhitungan yang luas.
Neubauer Improved :
Luas seluruh bilik = 3 x 3 mm2.
Didalam bilik terdapat :
Kotak besar : 1 x 1 mm2.
Kotak sedang ada 2 macam :
Ditengah : 1/5 x 1/5 mm2.
Di empat sudut : x mm2.
Kotak kecil
: 1/20 x 1/20 mm2.
Tinggi / dalam : 0,1 mm.
Kotak sedang :
W
: Leukosit ( 1,3,7,9 ) : x mm2.
R
: Eritrosit ( 5 )
: 1/5 x 1/5 mm2.
Gambar :

15

Pipet Leukosit :
- Didalamnya terdapat bola berwarna putih.
- Mempunyai garis 0,5 1 11.
Gambar :

2. Kaca penutup.
3. Mikroskop.
Reagensia :
Larutan Turk terdiri dari :
Gentian Violet 1 % : 1 ml.
Asam Acetat Glacial : 1 ml.
Aquadest ad
: 100 ml.
Bahan :
Darah vena atau darah kapiler.
Prinsip pemeriksaan :
Menghitung sel leukosit di dalam suatu larutan yang merusak sel sel lain
dengan bilik hitung.
Cara kerja :
Bilik hitung dicari dengan mikroskop, cari kotak sedang dipojok ujung bilik hitung.
Hisap darah dengan pipet leukosit sampai angka 1 ( pengenceran = 10 kali ) atau
sampai 0,5 ( pengenceran = 20 kali ).
Gambar :

16

Hapus darah yang melekat pada ujung pipet.


Kemudian dengan ujung pipet yang sama hisap larutan Turk sampai garis tanda 11.
Hati hati jangan sampai ada gelembung udara
Angkatlah pipet dari cairan tutup ujung pipet dengan ujung jari lalu lepaskan karet
penghisap.
Kocok dengan arah horizontal selama 15 30 detik.

Gambar :

Buang 3 tetesan yang pertama.


Tuang pada bilik hitung yang telah ditutup dengan kaca penutup dan diletakan di
mikroskop.
Gambar :

Lakukan penghitungan sel leukosit dengan pembesaran obyektif 10 x atau 40 x.

Gambar :

17

Perhitungan :
Jumlah Leukosit = Tiap kotak sedang x 16 x
10
x
10
1mm
Tinggi bilik hitung pengenceran
Contoh :
Dihitung dalam kotak sedang = 90 sel Leukosit.
Pengenceran
= 10 x.
90
Jumlah sel Leukosit
=
x 16 x 10 x 10 = 12.000 / mm3
12
Nilai rujukan menurut Dacie :
Dewasa pria
: 4 11 ribu / mm3.
Dewasa wanita
: 4 11 ribu / mm3.
Bayi
: 10 25 ribu / mm3.
1 tahun
: 6 18 ribu / mm3.
12 tahun
: 4,5 13 ribu / mm3.
KESALAHAN LEBIH KECIL DIBANDING ERITROSIT.
Kesalahan biasanya oleh karena :
Alat.
Reagensia.
Sampel.
Pemeriksa.
Perawatan alat :
Pipet leukosit :
Begitu selesai digunakan harus segera dicuci, dengan aquadest dan
disemprot aceton.
Bila tersumbat jendalan darah diambil dengan kawat lembut.
Bila gagal rendam dalam larutan ( salah satu )
Ethanol 95 %.
Asam Acetat 0,5 %.
Dikromat cleaning solution.
Larutan Sodium Bikarbonat 1 %.
Bilik hitung :
Bersihan secepat mungkin.
Rendam dalam larutan deterjen 2 3 jam.
Bilas air.
Bilas alkohol.
Keringkan dengan kain halus.
3. LAJU ENDAP DARAH ( L E D )
18

Macam pemeriksaan Laju Endap Darah :


1. Westergreen.
2. Wintrobe ( juga dapat mengukur hematokrit sekaligus )
3. Cutler.
4. Hellige vollmer ( menggunakan darah kapiler )
Prinsip Pemeriksaan :
Apabila sejumlah darah diberi antikoagulan, diletakan dalam tabung gelas dalam
posisi tegak lurus maka sel sel akan mengendap, sebaliknya plasma akan bergerak ke
atas. Hal ini karena perbedaan berat jenis.
WESTERGREEN
Alat :
1. Tabung Westergreen.
2. Rak Westergreen.
Reagensia :
Larutan Natrium Sitrat 3,8 %.
Bahan :
Darah EDTA.
Cara pemeriksaan :
Isaplah dalam semprit steril 0,4 ml lar natriumsitrat 3,8 % yang steril juga.
Lakukanlah pungsi vena dengan semprit itu dan isaplah 1,6 ml darah sehingga
mendapatkan 2,0 ml campuran.
Masukkanlah campuran itu kedalam tabung dan campurlah baik baik.
Isaplah darah itu ke dalam pipet Westergreen sampai garis bertanda 0 mm,
kemudian biarkan pipet itu dalam keadaan tegak lurus dalam rak Westergreen
selama 60 menit.
Bacalah tingginya lapisan plasma dg milimeter dan laporkanlah angka itu sebagai
laju endap darah.
Gambar :

Nilai rujukan menurut :


JENIS KELAMIN
PRIA
WANITA

DACIE
0 5 mm / jam
0 7 mm / jam

Pemeliharaan alat :
Tidak boleh dicuci dengan deterjen.
Cuci dengan aquadest, bilas dengan aceton.
19

WESTERGREEN
0 15 mm / jam
0 20 mm / jam

Catatan : kesalahan karena :


Sampel harus fresh kurang dari 2 jam, darah tidak beku diberi antikoagulan.
Alat kotor akan menyebabkan hemolisa.
Kolom tidak sesuai, misalnya sempit maka akan lebih lama.
Analisis : Terhisap gelembung udara.
Posisi tabung dalam rak miring.
Diletakan ditempat yang panas dan sebagainya.
Adanya vibrasi ( getaran )
4. MEMBUAT PREPERAT DARAH HAPUS.
Prinsip Romanowsky.
Yang digunakan pulasan menurut :
1. Wright.
2. Giemsa.
3. Pulasan paduan May Grunwald & Giemsa.
Alat yang dibutuhkan :
1. Obyek glass yang bersih.
2. Spreader / penggeser.
3. Pipet darah dan pengaduk.
4. Bak pengecatan.
5. Bak pengeringan.
6. Timer.
7. Gelas ukur.
Reagensia :
1. Giemsa.
2. larutan penyangga pH 6,4 atau dengan aquadest pH 6,4.
3. Methanol ( 90 % ) untuk fiksasi.
Bahan :
Darah vena atau kapiler.
Cara membuat preparat darah hapus :
1. Ambil obyek glass yang bersih, letakan 1 tetes darah ( tidak melebihi 2 mm ) disisi
kanan.
Gambar :

20

2. Sentuh tetesan darah dengan spreader, darah akan melebar sepanjang spreader.
Gambar :

3. dorong spreader ke arah kiri dengan sudut 450 keringkan.


Gambar :

4. Amati preparat baik bila :


Tipis.
Rata.
Tidak terputus putus.
Ekor tidak robek.
Bentuk seperti peluru.
Gambar :

21

Biarkan sediaan kering di udara.

Bari identitas di kepala dengan menggunakan lidi, pinsil, label.


5. Fiksasi dengan methanol 90 % selama 10 menit ( beberapa buku menyebutkan
cukup 2 3 menit )
Gambar :

6. Buat larutan Giemsa kerja dari Giemsa stock dan buffer Sorensen dengan
perbandingan 1 : 9 untuk buffernya. Buat setiap hari.
Gambar :

7. Preparat yang telah dicat digenangi larutan Giemsa selama 20 menit.


8. Bilaslah dengan air yang mengalir.
9. Keringkan di udara.
10. Setelah kering dapat diolesi lacquer.
Penyimpanan :
Gambar :

22

5. MEMBACA PREPARAT HAPUS DARAH TEPI .


Gambar :

II

III

IV

VI

Preparat darah tepi dibagi dalam beberapa zone seperti diatas. Bila dilihat dengan
mikroskop akan tampak sebagai berikut :
Gambar :

Zone I (Irreguler zone)


3%

Zone IV (Thin Zone)


18%

Zone II (Thin zone)


14%

Zone V (even zone)


11%

Zone III Thick zone)


45%

Zone VI (Very thin zone)


14%

Dengan pemeriksaan 10 x ( obyektif )


Orientasi seluruh lapangan pandang.
Periksa adanya sel sel asing, parasit.
Estimasi jumlah leukosit.
Dengan pembesaran 40 x ( obyektif )
Hitung jenis sel darah putih.
Morfologi sel darah merah.
UNTUK PEMULA SEBAIKNYA MENGGUNAKAN OBYEKTIF 100 X.
Dengan pembesaran 100 x ( obyektif )
Penegasan.
Bangunan khas.
23

Estimasi Trombosit menurut Barbara Brown.

HITUNG JENIS LEUKOSIT.


Arah perhitungan tertentu seperti dibawah ini :
Gambar :

Bandingkan ukuran masing masing sel dan amati bentuk inti, granula.
Gambar :

Eosinofil.
Eosinofil.

Basofil.

Stab / batang.

24

Segmen.

Limfosit.

Monosit.

Table hitung jenis leukosit normal.


Eos
Bas
Staf
Sg
Limf
Mono
Jml

10

jumlah

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

100

Distribusi sel :
Limfosit

: di tengah.
25

Monosit
Neutrofil
Pelaporan

: tepi / ekor.
: tepi / ekor.

E / B / St / Sg / L / M.
Misal :
4 / - / 1 / 56 / 38 / 1.
Eritrosit berinti muda dilaporkan :./ 100 Leukosit.
Nilai normal menurut Miller :
Eosinofil
: 1 4 %.
Basofil
: 0 1 %.
Stab
: 2 5 %.
Segmen
: 50 70 %.
Limfosit
: 20 40 %.
Monosit
: 1 6 %.

MORFOLOGI DARAH TEPI


A. SEL DARAH MERAH
1. ANISOSITOSIS ( kelainanan variasi ukuran eritrosit )
Dibagi menjadi :
Ringan :

Kriteria :
Dijumpai Normosit sampai mikrosit atau
normosit sampai makrosit.
Variasi tersebut jumlahnya tak banyak.

Sedang :

Kriteria :
Kriteria sama dengan ringan.
Variasi tersebut jumlahnya lebih dari ringan.

26

Berat :

Kriteria :
Dijumpai mikrosit sampai makrosit.
Variasi tersebut jumlahnya sangat banyak.

Normal ukuran eritrosit adalah 6,9 9,6 mikron.


< 6,9 Mikrosit.
> 9,6 Makrosit.
2. POIKILOSITOSIS ( Kelainan variasi bentuk eritrosit )
Dibagi menjadi :
Ringan :

Dijumpai normosit sampai ovalosit


Ovalosit sampai eliptosit.
Eliptosit sampai sel sigar.

Sedang :

Idem ringan, ada Tear Drop Cell.


Pear Shape Cell dsb.

Berat :

Idem sedang ada fragmentosit, sel sabit


Sel target dsb.
27

KELAINAN BENTUK ERITROSIT :


a. Ovalosit.

b. Ciger cell / sel cerutu.

c. Elliptosit.

d. Sferosit ( bulat seperti bola )

e. Sel Burr.

f. Sel Krenasi.
28

g. Acantosit
( duri lebih panjang daripada crenasi )
h. Target cell /
Mexican hat cell /
Sel topi Meksiko / sel sasaran.

i. Tear Drop Cell / sel tetes air mata.

j. Pear Shape Cell / seperti buah pear.

k. Fragmentosit / Schistosit.

l. Sel sabit / Sikle Cell.

m. Sel Lepuh / Blister Cell.

n. Fragmentosit, Helmet Cell.

29

o. Stomatosit. /
Central pollar seperti mulut.

p. Triangulosit.

3. WARNA.
Ditentukan oleh central pollar.
Disebut kromasi

Normokrom
Hipokrom
Hiperkrom
Polikromasi

: Normal.
: Central pollar melebar.
: Gelap.
: Ada sel yang warnanya
lebih gelap.

4. BENDA INKLUSI ERITROSIT :


a. Basophilik Stippling.

b. Pappenheimer Body ( granula siderotik )

c. Howell Jolly ( lebih besar dari pappenheimer body )

30

d. Cincin Cabot ( denaturasi protein )

e. Benda Heinz ( hanya terlihat pada cat supra vital )

5. SUSUNAN SEL DARAH MERAH :


a. Aglutinasi oleh karena antibodi.

b. Rouleaux oleh karena susunan protein serum


yang abnormal.

Kelainan kombinasi :
Misal : Mikrosferosit.
Gambar eritrosit n & abn.

Makro

Normal

Mikro

B. SEL DARAH PUTIH / LEUKOSIT


31

Macam :
1. Estimasi jumlah.
2. Hitung jenis.
3. Abnormalitas.
1. Estimasi jumlah Leukosit.
Pedoman pasti belum ada.
Pembesaran 10 x.
Bila ditemukan antara 20 30 sel SDP / LPK kira-kira = 5000/mm3 darah.
2. Hitung jenis Leukosit ( lihat didepan )
3. Abnormalitas Leukosit.
a. Hipersegmentasi Polimorfonuklear.

b. Limfosit plasma biru : ( pada DHF )

c. Pelger Huet : Neutrofil dengan hiposegmentasi.

d. May Hegglin = Dohle Bodies oleh karena kelainan degenerasi.

32

e. Chediak Higasi.

f. Alder Reilly.

g. Maroteaux Lamy.

h. Hipogranulasi Granula berkurang.

i. Sel L.E.( Lupus Erimatosus )

j. Batang Auer : pada AML ( Akut Myeloblastic Leukemia )


33

k. Iklusi Supras : pada AML.

l. Sel Reider : Limfosit yang intinya mempunyai celah dalam.

m. Granula Toksik.

n. Bentuk Piknotik / degenerasi.

C. SEL BEKU DARAH / TROMBOSIT.


1. Estimasi jumlah ( Barbara Brown )
2. Bentuk abnormal.
Ad. 1. Estimasi jumlah.
Bentuk Trombosit normal :
34

Ukuran 1 4 mikron.
Sitoplasma biru muda.
Granula ditengah ( tidak jelas )

Bentuk Trombosit abnormal :


a. Giant Platelet / Trombosit raksasa.

b. seperti ular.

Ringkasan Pembacaan Preparat Darah Hapus Tepi.


a. Orientasi Umum :
- Parasit.
- Sel ganas.
b. Evaluasi Eritrosit :
- Estimasi derajat anemi.
- Ukuran.
- Bentuk.
- Warna.
- Inklusi.
- Susunan.
c. Evaluasi Leukosit :
- Estimasi jumlah.
- Hitung jenis ( rutin )
- Abnormalitas.
d. Evaluasi Trombosit :
- Estimasi jumlah.
35

Abnormalitas.

PEMERIKSAAN DARAH KHUSUS / LAIN


A. PEMERIKSAAN JUMLAH ERITROSIT
Alat :
Alat untuk mengambil darah vena / kapiler
Hemositometer :
- Bilik hitung Neubauer Improve.
- Kaca penutup.
- Pipet Eritrtosit : pipet dengan bola merah dengan skala
0,5 1 101.
- Mikroskop.
Reagen :
- Lar. Hayem tdd :
- Na2SO4 kristal
- NaCl
- HgCl2
- Aquadest

: 5,0 gram.
: 1,0 gram.
: 0,5 gram.
: 200,0 ml.

Prinsip pemeriksaan :
Menghitung sel eritrosit dalam larutan yang menghancurkan sel sel lain.
Cara pemeriksaan :
Serupa menghitung sel Leukosit :
- Bilik hitung yang telah ditutup dengan kaca penutup diletakan dibawah
mikroskop.
- Cari kotak kecil / kotak eritrosit ( bila menggunakan bilik hitung Neubauer
Improve ada ditengah )
Gambar :

36

- Dengan pipet eritrosit, pipet darah sampai angka 1 ( pengencerran 100 x )


Atau sampai angka 0,5 ( pengenceran 200 x ). Bersihkan ujung pipet.
- pertahankan posisi pipet, hisap lar Hayem sampai angka 101.
- Bersihkan ujung pipet.
- Kocok dengan arah horizontal.
- Buang 3 tetes yang pertama.
- Teteskan ke bilik hitung lewat sela sela kaca penutup.

Perhitungan :
80 kotak kecil ( 1 / 5 x 1 / 5 mm ) terdapat 460 sel eritrosit maka :
460
JUMLAH ERITROSIT =

80
(Rerata Eri.
Tiap kotak kecil)

400
(Juml kotak
/ mm3 )

10
(tinggi bilik
hitung)

100
(pengenceran)

= 2.300.000 / mm3
Nilai rujukan :
- Pria dewasa
- Wanita dewasa
- < 3 bulan
- 3 bulan
- 1 tahun
- 12 tahun

: 4,5 6,5 juta / mm3


: 3,9 5,6 juta / mm3
: 4,0 5,6 juta / mm3
: 3,2 4,5 juta / mm3
: 3,6 5,0 juta / mm3
: 4,2 5,2 juta / mm3

C. PEMERIKSAAN HEMATOKRIT
Nilai Hematokrit adalah :
Besarnya volume sel sel eritrosit seluruhnya didalam 100 mm3 darah dan
dinyatakan dalam %.
Prinsip pemeriksaan :
Darah dengan antikoagulan diputar / disentrifuge, kemudian dibandingkan
panjang kolom merah dengan kolom total.
Terdapat 2 metode pemeriksaan :
Makro Hematokrit
Mikro Hematokrit

tabung Wintrobe.
tabung kapiler.

Mikro Hematokrit
37

Alat :
Alat untuk memeperoleh darah vena / kapiler.
Pipet Hematokrit : panjang
7,5 cm.
diameter
1,2 mm.
Lampu spiritus / vasellin.
Sentrifuge yang dapat memutar dengan kecepatan 16.000 rpm.
Skala pembaca Ht.

Reagensia :
Heparin ( biasanya sudah melapisi lumen pipet kapiler Ht )
Bahan :
Darah vena / darah kapiler.
Cara pemeriksaan :
Bila menggunakan darah kapiler :
1. lakukan pengambilan darah kapiler :
Gambar :

2. Isi tabung kapiler dengan darah sampai 3/4 tabung.


Gambar :

3. Bakar ujung tabung yang kosong dengan lampu spiritus atau disumbat dengan
vasellin, hingga benar benar tertutup.
Gambar :
38

4. Sentrifuge dengan kecepatan 16.000 rpm selama 3 5 menit.


Gambar :

5. Baca dengan skala hematokrit panjang kolom merah.


Gambar :

Bila tidak punya skala Ht dipakai perhitungan :


Panjang kolom merah
Ht =
x 100 %
Panjang total kolom
Keuntungan mikro Hematokrit :
- Cepat, mudah.
- Kesalahan lebih kecil.
- Vol darah lebih sedikit.
Sumber kesalahan :
- Sentrifuge tidak benar.
- Lupa mengocok sampel.
- Penutupan ujung kapiler tidak rapat.
- Antikoagulan tidak tepat.
39

Tabung kapiler tidak ditera.

Nilai rujukan menurut DACIE :


Pria
: 47 + 7 %.
Wanita
: 42 + 5 %.
Bayi baru lahir
: 54 + 10 %.
3 Bulan
: 38 + 6 %.
3 6 bulan
: 40 + 45 %.
10 12 tahun
: 41 + 4 %.
D. NILAI ERITROSIT RATA- RATA ( NILAI INDEKS ERITROSIT )
TUJUAN :
Untuk memperkirakan :
- Ukuran Eritrosit rata rata.
- Banyaknya Hemoglobin tiap Eritrosit.
Macam :
1. MCV ( Mean Corpusculer Volume )
2. MCH ( Mean Corpusculer Hemoglobin )
3. MCHC ( Mean Corpusculer Hemoglobin Concentration )
1. MCV
= volume Eritrosit rata rata ( V E R ) : Satuan Femtoliter
MCV = VER =

Hematokrit

x 10

Jumlah Eritrosit
Catatan Eritrosit dalam juta.
Nilai normal = 82 92 Femtoliter.
2. MCH
= Hemoglobin Eritrosit rata rata ( H E R )
Adalah : Banyaknya Hb pereritrosit,
Satuan Pikogram.
MCH = HER =

Hematokrit

x 10

Jumlah Eritrosit
Nilai normal : 27 32 Pikogram.
3. MCHC
40

= Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit rata rata ( KHER )


Adalah : Kadar Hemoglobin Eritrosit yang didapat per Eritrosit.
Satuan : %.
MCHC = KHER =

Hb

x 100 %.

Ht
Nilai normal : 32 37 %.
CATATAN :
Nilai Eritrosit rata rata.
Memerlukan pemeriksaan :
- Hb.
- Ht.
- Jumlah Eritrosit.
Hb
: Dihitung dengan fotoelektrik ( Cyanmethemoglobin )
Eritrosit
: In Duplo ( 2 x pemeriksaan )
Kontrol
: Dilakukan dengan pemeriksaan preparat darah hapus, bila tidak sesuai
hasilnya, pemeriksaan jumlah Eritrosit diulangi.
PENETAPAN GOLONGAN DARAH
ABO
Cara Gelas Obyek
Gambar :

Anti A

anti B

anti AB

Teteskan anti A, anti B, kontrol pada tempat yang berbeda, masing masing 1 tetes.
Kemudian masing masing ditetesi darah 1 tetes.
Aduk, perhatikan adanya aglutinasi.
INTERPRESTASI HASIL :
Anti A
+

Anti B
-

Anti A, Anti B
+
41

Golongan Darah
O
A

+
+
+
Reagen / Kit golongan darah :
Serum anti A
Hijau / Biru.
Serum anti B
Kuning.
Serum anti A, anti B Tidak berwarna.

+
+

B
AB

Catatan :
Untuk membedakan poliaglutinasi, teteskan NaCl fisiologis.
Bila poliaglutinasi, aglutinasi akan hilang.
DARAH TEPI ABNORMAL
MEMBACA PREPARAT DARAH TEPI ABNORMAL
BAHAN

: Darah segar vena/kapiler dengan / tanpa antikoagulan EDTA

PENGECATAN

: Giemsa

ZONA BACA

: Zona IV, V, VI dimana eritrosit tersebar rata dan tidak saling


berdesakan.

Pembesaran Mikroskop
Lensa Obyektif 10x

Lensa Obyektif 40x:

:-

Orientasi semua zona selayang pandang

Periksa adanya sel asing / ganas / parasit

Estimasi leukosit

Hitung jenis leukosit

Morfologi eritrosit

Lensa Obyektif 100x ( harus dengan oli emersi ) :


-

Identifikasi sel yang kurang jelas

Benda inklusi lebih jelas

Hitung jenis juga dapat dilakukan dengan pembesaran ini.

Pembagian zona dan arah gerakan lapang pandang mikroskop sama seperti pada
pembacaan darah tepi normal.
Pemeriksaan Darah tepi Abnormal meliputi :
A. Hitung jenis leukosit
B. Gambaran Darah tepi :
-

Seri Leukosit

Seri Eritrosit

Seri trombosit

42

HITUNG JENIS LEUKOSIT


Tabel pembantu hitung jenis leukosit :
1

10

Jml
Sel

Eosinofil
Basofil
Staf
Segmen
Limfosit
Mielosit
Sel Blas
Promielosit
Mielosit
Meta M
Jml Sel

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

100

Pada keadaan normal hitungan sel max 100 sel lekosit.


Untuk jumlah SDP yang meningkat :
20.000 30.000/mm3, maka hitung lekosit sampai 200 sel.
> 30.000/mm3, maka hitung lekosit sampai 300 sel.
Laporkan hasil hitung jenis lekosit sebagai berikut :
Eosinofil

...........%

Sel Blas

...........%

Basofil

...........%

Promielosit

...........%

Staf

...........%

Mielosit

...........%

Segmen

...........%

Metamielosit ...........%

Limfosit

...........%

Monosit

...........%

Sel eritrosit
Sel eritrosit berinti dilaporkan dalam berapa jumlah sel eritrosit berinti/100 sel lekosit.
Misalnya 10/100 lekosit.
Normal : tidak ditemukan eritrosit berinti dalam darah tepi.

Smudge sel dilaporkan dalam ........%


Jika < 5% disebabkan oleh karena pembuatan preparat.
Abnornal jika >15%, disebabkan keganasan lekosit.
43

Kelainan bentuk inti : -

Inti ganda

Inti multiple

Inti piknotik

Pematangan inti dan sitoplasma yang tidak sinkron.

Tanda-tanda akut leukemia :


- Sel Bas meninggi antara 30-90%, bahkan lebih dan tampak monoton
- Perubahan pada sitoplasma sel Blas : vacuolisasi, benda inklusi.
- Hitung leukemikus positif.
Akut leukemia

: -AML & ALL

Tanda-tanda kronis leukemia :


- Lekosit 5.000 50.000/mm3
- Sel Blas kurang dari 5%
- Semua spektrum sel tampak ( Hiatus Leukemikus negatif )
Kronis Leukemia
Eo

Bs

: - CML & CLL


St

Sg

LEFT

M
RIGHT

Staf

>20%

Segmen

> 70%

- Leukemia

- Hipersegmentasi

- Infeksi

- Hiperlobulasi

Hiatus Leukemikus :
Pada hitung jenis bentuk sel muda ( blas ) banyak sekali, bentuk yang lebih tua
sedikit sekali ( mielosit & metamielosit ) , sedangkan bentuk tua banyak sekali
( segmen ).
Sehingga seakan-akan terjadi kekosongan hitung jenis.
Tanda-tanda keganasan umum :
Sel

: - Ukuran abnormal
- Bergerombol
- Monoton

Sitoplasma

: - Granula abnormal
- Inklusion bodies.
- Rapuh
44

Inti

: - Bercelah

- Hipersegmentasi

- Berlekuk-lekuk

- Megaloblastoid

- Multinukleus
Morfologi Sel Darah
1. Morfologi seri granulosit
Mieloblas

Promielosit

Mielosit Eosinofil

Metamielosit Netrofil

Mielosit Basofil

Metamielosit Eosinofil
45

Mielosit Netrofil

Metamielosit Basofil

Staf Eosinofil

Segmen Eosinofil

Staf Basofil

Segmen Basofil

Staf Netrofil

Segmen Netrofil

2. Morfologi Seri Eritrosit


Pro eritroblas

Basofilik eritroblas

Polikromatik eritroblas

Ortokromatik eritroblas

Retikulosit

Eritrosit

46

3. Morfologi seri trombosit


Megakarioblas

Promegakariosit

Megakariosit

Trombosit

3. Morfologi Seri Limfosit


Limfoblas

Prolimfosit

47

Limfosit

4. Morfologi Seri Monosit


Monoblas

Promonosit

Monosit

Proplasmosit

Plasmosit

5. Morfologi Seri plasma sel


Plasmoblas

GAMBARAN DARAH TEPI


1. Seri Lekosit
2. Seri Eritrosit
3. Seri Trombosit
GAMBARAN DARAH TEPI SERI LEKOSIT
1. Jumlah lekosit ( kuantitas )
2. Bentuk abnormal ( kualitas )
Kuantitas :
Dilakukan estimasi jumlah leukosit dengan cara :
- mengunakan mikroskop dengan pembesaran objektif 10 X
48

- dilakukan penghitungan jumlah leukosit


- normal ditemukan leukosit 20 -30 / lapangan pandang, yang sebanding dengan
jumlah lekosit 5000 6000 /mm3
- interpretasi: jumlah < 20 / lapangan pandang leukopenia
jumlah > 30 / lapangan pandang leukositosis
1. Lekopeni
Jumlah SDP kurang dari 4.000/mm3 (biasanya didapatkan netropeni)
Dijumpai pada penyakit :
-

Infeksi usus

Obat

Anemia aplastik

Infiltrasi sumsum tulang dari sel ganas

2. Lekositosis
Jumlah SDP lebih dari 12.000/mm3
Gambaran darah tepi nampak peningkatan jumlah lekosit.
Peningkatan lekosit :
Netrofilia

: - inflamasi
- uremia
- trauma

Eosinofilia

: - alergi
- Infeksi parasit
- syndroma Loffer
- Limfoma Hogkin

Basofilia

:- myxedeme ( virus)
- cacar air.

Limfositosis

: - Infeksi
- Limfoproliferatif
- Infeksi mononukleosis

Monositosis

: - leukemia monositik

Leukositosis fisiologis ditemukan pada :


- kerja berat
- emosi
- hamil/pansus/haid

49

Bentuk-bentuk leekosit abnormal dan Benda inklusi :


1. Barr Bodies/Drum Stik : Tonjolan kecil pada inti netrofil ( pada wanita ,
merupakan inaktif kromosom X )
2. Tocix granulasi: granula biru hitam pada netrrofil ( pada infeksi akut,
keracunan, kebakaran )
3. Hipersegmentasi: lobus 6 buah / lebih ( pada defisiensi B12 / asam folat )
4. Dohle bodies : small blue granula nerofil ( pada infeksi, keracunan, luka
bakar )
5. Netrofil degenerasi dengan inti piknotik : nukleus menggumpal, kromatin
tak tampak.
6. Pelger Huet Anomali : SDP netrofil berlobus 2 .
7. Vakuolisasi Netrofil : phagositosis aktif pada infeksi bakteri.
8. Auer Rods

: akut leukemia, batang merah ungu pada sel mieloblas.

9. Smudge sel / basket sel, SDP yang mati, sisa inti.


10. Giant lisosom = Supras bodies

: pada akut leukemia.

Gambar kelainan leukosit


1. Barr Bodies/Drum Stik

2. Toxic granulasi

3. Hipersegmentasi

4. Dohle bodies

5. Netrofil agranular

6. Pelger Huet Anomali


50

7. Vakuolisasi Netrofil

8. Auer Rods

9. Smudge sel / basket sel

10. Giant lisosom= Supras bodies

51

SERI ERITROSIT
Pembacaan seri eritrosit meliputi :
1. Kelainan ukuran / anisositosis dibagi menjadi 3 :
Anisositosis ringan

: 1-2 variasi mis : normosit & mielosit

Anisositosis sedang

: 2-3 variasi mis : mikrosit, normosit, makrosit.

Anisositosis berat

: 4 variasi / lebih: mikrosit, normosit, makrosit,

megalosit.

2. Kelainan bentuk sel / poikilositosis dibagi menjadi 3 :


Poikilositosis ringan : 1-2 variasi mis : normosit, ovalosit
Poikilositosis sedang : 2-3 variasi mis : normosit, ovalosit, target sel.
Poikilositosis berat

: lebih dari 4 variasi : ovalosit, mikrosit, burr sel, tear drop


sel, target sel, stomatosit.

3. Kelainan warna :
Hiperkromasi : sentral palor melebar, misal anulosit/ sel cincin.
Hipokromasi : central palor menyempit.
Polikromasi

: adanya variasi pewarnaan sel pada lapang pandang dimana tampak


bersamaan normokrom dan hiperkrom atau normokrom dan sperosit
atau normokrom dan retikulosit. ( warna lebih gelap )

4. Benda inklusi
- Basophilik stipling : granula halus dan kasar keunguan pada sitoplasma SDM.
- Pappenheimer bodies : granula keunguan mengelompok timbunan besi.
- Howell Jolly bodies : granula keunguan , 1 atau 2.
- Cabot rings

: benang tipis warna ungu berbentuk cincin atau angka 8.

5. Susunan
- Formasi Rouleaux

: serangkaian sel darah merah yang saling bertumpukan


pada permukaanya, seperti tumpukan uang logam

- Aglutinasi

52

Gambar kelainan eritrosit


1. Kelainan ukuran/anisositosis

2. Kelainan bentuk sel / poikilositosis

3. Hiperkromasi

4. Hipokromasi

5. Polikromasi

Benda Inklusi pada Eritrosit


1. Basophilik stipling

2. Cabot rings

53

3.Pappenheimer bodies

4. Howel Jolly Bodies

Bentuk-bentuk eritrosit Abnormal :


1. Spherosit

2. Target sel

3. Normal eritrosit (no 2, ukuran sama dengan limfosit)


4. Mikrosit ( no 1)
5. Makrosit

Limfosit

makrosit

6. Ovalosit-eliptosit
7. Acantosit
8. Burr sel
54

megalosit

burr sel
akantosit

eliptosit
9. Sel Krenasi

10. Schistosit

11. Sel sabit

12. Stomatosit

13. Formasi Rouleaux.


55

SERI TROMBOSIT
Pembacaan seri trombosit meliputi :
1. Estimasi jumlah ( Barbara Brown )
2. Bentuk abnormal
1. ESTIMASI JUMLAH
Menurut Barbara Brown, dengan pembesaran 10x
Hitung jumlah trombosit /LPB, lakukan minimal 3x ( dalam lapangan pandangan yang
berbeda ). Hitung reratanya.
Perhitungan : rerata trombosit x 20.000 = Estimasi jumlah trombosit.
Trombositopeni : pada jumlah trombosit yang menurun pada preparat darah tepi.
pada jumlah trombosit 150.000 400.000/mm3 sama dengan 8 20
trombosit/LPB (40x)
Pada

: ITP
Leukemia
Anemia Aplastik
Obat-obatan/bahan kimia
Hipoplasi megakariosit kongenital
Sindroma Fankoni
Sindroma Aldrich
DIC

Trombositosis: kenaikan jumlah trombosit


Pada : - perdarahan akut
- trauma
- anemia defisiensi besi

56

2. BENTUK ABNORMAL
Bentuk trombosit normal :
-

Ukuran 1 4 Micrometer

Sitoplasma biru muda

Granula ditengah ( tidak jelas )

Bentuk abnormal :
1. - Giant Platelet/trombosit raksasa
- Seperti ular
2. Kelainan ukuran dan bentuk:
Pada perdarahan, bentuk dan ukuran bisa besar.
Menggumpal oleh karena darah membeku pada waktu pembuatan preparat darah
tepi.

57

PRAKTIKUM DARAH TEPI ABNORMAL


Tujuan : Mengetahui jenis/bentuk abnormal pada darah tepi dan melaporkan hasilnya
dengan benar.
Prinsip pemeriksaan :
Pemeriksaan darah tepi abnormal meliputi :
1. Hitung jenis lekosit.
2. Gambaran darah tepi :
-

lekosit

eritrosit

trombosit

Bahan / materi preparat :


1. AML
2. CML
3. ALL
4. CLL
5. Leukositosis
6. Leukopeni
7. Eosinofilia
8. Trombositosis
9. Trombositopeni
10. Anemia
11. Thalasemia
12. LPB
Alat dan Bahan :
-

Mikroskop

Oil emersi

Harga normal hitung jenis lekosit darah tepi


- Eosinofil

: 1-4%

- Basofil

: 0-1%

- Staf

: 2-5%

- Segmen

: 50-70%
58

- Limfosit

: 20-40%

- Monosit

: 1-6%

- Blast

: 0%

- Promielosit

: 0%

- Mielosit

: 0%

- Metamielosit

: 0%

PREPARAT LEUKEMIA
1. AML : Akut Mieloid Leukemia
-

Biasanya lekositosis

Hitung jenis :

- mieloblas meninggi (> 20% menurut kriteria

WHO)
- Promieloblas meninggi
- Mielosit jumlahnya kecil
- metamielosit jumlahnya kecil
- batang meninggi
- segmen jumlahnya tinggi
- Hiatus leukemikus (+)
- Smudge sel meninggi
Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
2. Periksa dengan pembesaran obyektif 10x, 40x dan 100x
3. Gambaran masing-masing sel yang ditemukan ( identifikasi )
4. Lakukan hitung jenis lakosit.
2. CML : Chronik Mieloid Leukemi
- Leukositosis : 100.000 500.000 / mm3
- Hitung jenis : - mieloblas dan promielosit ada 5%
- mielosit,metamielosit, batang, segmen banyak
- hiatus leukemikus negatif ( semua stadium ada )
- Eritrosit

: kurang
Retikuosit normal / sedikit meninggi

- Kadang-kadang Basofil dan Eosinofil meningkat


Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
59

2. Periksa dengan pembesaran obyektif 10x, 40x dan 100x


3. Gambaran masing-masing sel yang ditemukan ( identifikasi )
4. Lakukan hitung jenis lakosit.
3. ALL
Leukosit : Predominan Limfoblas 50 90%
Gambaran : limfoblas : sel besar, inti besar
Sitoplasma relatif sedikit
Kromatin inti agak gelap
Nukleoli 1- 2
Bentuk limfosit tua sedikit
Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
2. Periksa dengan pembesaran obyektif 10x, 40x dan 100x
3. Gambaran masing-masing sel yang ditemukan ( identifikasi )
4. Lakukan hitung jenis lakosit.
4. CLL
Lekosit : leukositosis
Predominan limfosit kecil 65 75%
Stadium lanjut : limfosit kecil 95 98%
Limfoblas sedikit
Limfosit besar sedikit
Kadang-kadang tampak gambaran monoton
Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
2. Periksa dengan pembesaran obyektif 10x, 40x dan 100x
3. Gambaran masing-masing sel yang ditemukan ( identifikasi )
4. Lakukan hitung jenis lakosit.
PREPARAT NON LEUKEMIA
1. Leukositosis
Jumlah lekosit dalam darah tepi meningkat
Jumlah lekosit > 12.000/mm3
60

Variasi bentuk sel yang ditemukan pada seri : Netrofil, Eosinofil, Basofil, Lymfosit,
Monosit
Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
2. Periksa dengan pembesaran obyektif 10x lakukan penghitungan estimasi jumlah
leukosit
3. Periksa kelainan/variasi bentuk sel yang ditemukan
2. Leukopeni
Jumlah lekosit dalam darah tepi menurun
Jumlah lekosit < 4.000/mm3
Variasi bentuk sel yang ditemukan pada seri : Netrofil, Eosinofil, Basofil, Lymfosit,
Monosit
Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
2. Periksa dengan pembesaran obyektif 10x lakukan penghitungan estimasi jumlah
leukosit
3. Periksa kelainan/variasi bentuk sel yang ditemukan
4.

Eosinofilia

Jumlah eosinofil > 4%


Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
2. Periksa dengan pembesaran obyektif 10x, 40x (dan 100x jika kurang jelas)
3. Lakukan hitung jenis leukosit
5.Trombositosis
Jumlah trombosit > 400.000/mm3
Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
2. Periksa

dengan pembesaran obyektif 100x lakukan penghitungan estimasi

jumlah trombosit dengan cara Barbara Brown


3. Periksa kelainan ukuran / bentuk trombosit yang ditemukan

61

6. Trombositopeni
Jumlah trombosit < 150.000/mm3
Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
2. Periksa

dengan pembesaran obyektif 100x lakukan penghitungan estimasi

jumlah trombosit dengan cara Barbara Brown


3. Periksa kelainan ukuran / bentuk trombosit yang ditemukan
7. Anemia
Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
2. Periksa dengan pembesaran obyektif 10x, 40x, 100x
3. Periksa gambaran darah tepi eritrosit meliputi : kelainan ukuran, warna, bentuk,
susunan dan benda inklusi
8. Thalasemia
Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
2. Periksa dengan pembesaran obyektif 10x, 40x, 100x
3. Periksa gambaran darah tepi eritrosit meliputi : kelainan ukuran, warna, bentuk,
susunan dan benda inklusi
9. Limfosit Plasma Biru :
- Mempunyai bentuk limfosit atipik
- Limfosit dengan sitoplasma kebiruan
- Inti bervariasi : Seperti inti monosit ( monositoid )
Seperti inti plasmosit ( Plasmositoid )
Mempunyai nukleoli ( Blastoid )
- Dijumpai pada penyakit virus, khususnya DHF.
- Dilaporkan dalam : .... berapa sel / 100 lekosit.

62

PRAKTIKUM SUMSUM TULANG


Sumsum tulang merupakan tempat yang aktif didalam proses hematopoesis.
Sumsum tulang selain terisi sel-sel darah juga terisi oleh lemak.
Pemeriksaan sumsum tulang meliputi :
Hitung jenis sel lekosit.
Hitung jenis sel eritrosit
Hitung jenis sel limfosit
Hitung jenis sel monosit
Hitung jenis sel plasma
Hitung sel seri megakariosit
Penilaian trombosit
Ada tidaknya metastase sel ganas
Ada tidaknya parasit
Aktivitas eritrosit dan granulosit
ME Ratio
Panilaian Selularitas
Perbesaran mikroskop :
10x : 1. Menguju pulasan
1. Memilih bagian yang diperiksa/fragmen yang baik.
2. Menilai selularitas
3. Melihat megakariosit
40x/100x

: 1. Identifikasi / Morfologi sel


2. Selularitas
3. Megakariosit
4. Sel asing / ganas
5. ME Ratio
6. Hitung jenis

Preparat sumsum tulang :


1. Preparat Spread
2. Preparat Squash
63

1. PREPARAT SPREAD
Dibuat seperti hapusan darah tepi
Dibaca didaerah trail
Fragmen didaerah ekor
Untuk :

- Identifikasi sel
- Hitung jenis sel
- Selularitas

Gambar :

2. PREPARAT SQUASH
Dibuat dengan cara susmsum tulang dikumpulkan lalu dijepit diantara dua gelas obyek.
Preparat Squash :
-

Dibaca didaerah tengah ( Core )

Untuk estimasi selularitas dan jenis sel

Gambar :

64

Harga normal menurut Dacie dan Lewis :


Myeoloblas

: 0,1 3,5%

Promyeloblas

: 0,5 5%

Myelosit Netrofil

: 5 20%

Eosinofil

: 0,1 3%

Basofil

: 0 0,5%

Metamyelosit

: 10 30%

Segmen Netrofil

: 7 2,5%

Eosinofil

: 0,2 3%

Basofil

: 0 -0,5%

Limfosit

: 5 20%

Monosit

: 0 0,2%

Plasma sel

: 0,1 3,5%

Retikulum sel

: 0,1 2%

Megakariosit

: 0,1 0,5%

Pro Eritroblast

: 0,5 5%

Polikromatik Eritroblas

: 2 20%

Orthokromatik Eritroblas

: 2 10%

ME Ratio

:24:1

Pemeriksaan Selularitas :
Selularitas dibedakan menjadi :
1. Normoseluler
2. Hiperseluler
3. Hiposeluler
NORMOSELULER

Sel lemak

Sel hemopoietik
65

HIPERSELULER

HIPOSELULER

Sel lemak

: bulat dan kepucatan

Sel-sel hemopoetik

: Daerah yang tercat biru.

Normoseluler : sel lemak kurang lebih 25% sel hemopoetik


Hiperseluler

: hampir semua sel lemak diganti sel hemopoetik (sel lemak < 25%)

Hiposeluler

: sebagian besar fragmen merupakan sel lemak (sel lemak > 25%)

ME Ratio :
Perbandingan jumlah sel sistem myeloid dan sistem eritroid yang masih berinti.
Normal

:M:E=2:14:1

Megakariosit
-

Tentukan jumlah megakariosit dan morfologinya.

Estimasi jumlah trombosit

66

Hitung jenis sel-sel berinti :


-

Sel Myeloid / granuler

Seri Eritrosit

Seri limfosit

Seri monosit

Seri plasmosit

SUMSUM TULANG ABNORMAL


Pada keadaan abnormal terjadi peninggian fungsi hematopoesis sehingga terjadi perubahan
aktifitas hematopoesis dalam sumsum tulang. Biasanya terjadi expansi kearah perifer.
Data-data reaksi jaringan haemopoetik kadang-kadang kurang sempurna hanya dengan
pemeriksaan darah perifer saja, oleh karena itu aspirasi sumsum tulang menjadi penting.
Materi praktikum :
1. ITP
2. MM
3. HIPOPLASI
4. HIPERPLASI ERITROID
5. ANEMIA
6. CLL
7. ALL
8. CML
9. AML

Jenis preparat : 1. Spread


2. Squash
Selularitas : 1. Hiperseluler
2. Hiposeluler
3. Normoseluler
M : E Ratio
67

Normal

: 2-4 : 1

( Mieloid : Eritroid ) : proporsi prekursor granulosit terhadap sel darah merah dalam
sumsum tulang, Ratio ini menurun bila eritropoesis meningkat secara selektif sehingga
disebut eritropoesis hiperplasi.
Berdasarkan M : E Ratio dibagi menjadi III
1. Eritroid hiperplasi ringan : 1,5 2,5 : 1
2. Eritroid hiperplasi sedang : 0,5 1,5 : 1
3. Eritroid hiperplasi berat

: <0,5 : 1

Perbesaran mikroskop : 10x, 40x, 100x


Pemeriksaan sumsum tulang meliputi :

Hitung jenis sel lekosit

Hitung jenis sel eritrosit berinti

Hitung jenis sel limfosit

Hitung jenis sel monosit

Hitung jenis sel sel plasma

Hitung jenis sel megakariant

Penilaian trombosit

Ada tidaknya metastase sel ganas

Ada tidaknya parasit

Aktifitas eritrosit

Aktifitas granulosit

Penilaian selularitas

68

HITUNG JENIS SEL PADA SEDIAAN SUMSUM TULANG

Blast :
Promyelosit :
Myelosit Neutro :

Lymfosit :
Monosit :

Eosino :
Sel Plasma :

Baso :

PEMERIKSAAN KOAGULASI
PENDAHULUAN
Hemostasis adalah usaha tubuh menghentikan keluarnya darah dari pembuluh
darah dan mempertahan supaya darah tetap cair dan mengalir dalam pembuluh darah
sehingga keadaan faali tubuh dapat terpelihara.
Mekanisme hemostasis dipelihara oleh :
1. Sistem pembuluh darah.
2. Trombosit
3. Faktor-faktor koagulasi.
Kegagalan dalam proses hemostasis dapat menyebabkan perdarahan yang
abnormal, sedangkan kegagalan dalam memelihara viskositas supaya darah tetap cair
mengakibatkan trombosit.
Untuk mendeteksi adanya kelainan dalam proses hemostasis/ trombosis dilakukan
pemeriksaan skrining dengan tujuan untuk mengetahui/mengarahkan letak defek
hemostasis dan selanjutnya dapat dilakukan tes khusus untuk mencari kelainan tertentu.
Pemeriksaan skrining koagulasi antara lain :
1. Rumple Leed
2. Jumlah trombosit
3. Waktu perdarahan
69

4. Waktu pembekuan
5. Retraksi bekuan & konsistensi bekuan
6. Lysis bekuan
7. PPT
8. APPT
Waktu perdarahan, waktu pembekuan, PPT & APPT dipergunakan untuk pre operasi.
Dalam diktat ini hanya dibicarakan pemeriksaan skrining no. 1 s/d no. 6.
PEMERIKSAAN RUMPLE LEED
Pemeriksaan rumple leed merupakan salah satu pemeriksaan penyaring untuk
mendeteksi kelainan sistem vaskuler dan trombosit.
Prinsip pemeriksaan :
Dengan melakukan bendungan terhadap vena pada tekanan tertentu, bila dinding kapiler
kurang kuat akan rusak/pecah oleh bendungan dan terjadi perdarahan di bawah kulit.
Alat dan reagen :
Alat

: - tensimeter
- stetoskop

Reagen

:-

Cara pemeriksaan :
1. Ukur tekanan sistole dan diastole, ambil rata-ratanya.
2. Lakukan bendungan pada lengan atas dengan tekanan rat-rata tersebut, maksimal
100 mmHg dan pertahankan selama 10 menit.
3. Baca hasilnya pada volar lengan bawah kira-kira 4 cm di bawah lipat siku dengan
penampang 5 cm.
Penilaian hasil :
Normal : bila dalam waktu 10 menit tak tampak perdarahan pada area pembacaan
atau timbul petechiae kurang dari 5 buah.
Positif : dalam waktu 10 menit timbul 10 atau lebih petechiae.
Negatif

: dalam waktu 10 menit atau lebih tidak timbul petechiae atau


kurang dari

10 buah.

Catatan :
70

1. Bila dalam waktu kurang dari 10 menit sudah tampak lebih dari 10 buah petechiae,
percobaan dihentikan.
2. Bil adalm 10 menit tak tampak petechiae atau timbul bercak kurang dari 10 buah,
percobaan dihentikan, tunggu 5 menit dan ulangi pembacaanya. Bila tak ada
perubahan penilaiannya negatif.
3. Sebelum percobaan dihentikan apakah ada bekas gigitan nyamuk pada daerah volar
lengan bawah/noda hitam yang mungkin menyebabkan hasil menjadi positif palsu.
4. Bila rat-rata tekanan darah lebih dari 100 mmHg lakukan bendungan vena
maksimal pada tekanan 90 mmHG.
Arti klinis :
RL positif

: - gangguan vaskuler
- gangguan trombosit.

Kegunaan pemeriksaan : untuk menguji kapiler dan fungsi trombosit.


PEMERIKSAAN JUMLAH TROMBOSIT
Trombosit merupakan sel yang mudah rusak dengan ukuran 2-4 mikron dan susah
dibedakan dengan kotoran, sel mempunyai sifat mudah melekat pada permukaan asing dan
akan menggumpal sehingga harus sangat teliti dalam melakukan pemeriksaan trombosit.
Metode pemeriksaan :
1. Metode langsung

: a. BRECHER
b. HERWERDEN

2. Metode tak langsung


Metode langsung

: FONIO

Prinsip pemeriksaan :
Darah dicampur larutan pengencer yang dapat merusak sel-sel lain kecuali sel
trombosit dan jumlah trombosit dihitung dengan bilik hitung.
Metode langsung : Metode BRECHER :
Alat dan reagen
Alat

- bilik hitung N.I


71

- Mikroskop
- Hemositometer
- Piring petri dengan kapas basah.
Reagen

- Amonium oxalat 1%

- R / Amonium oxalat 1 gr
- Aquadestilata ad 100 ml.
Bahan pemeriksaan

: darah EDTA atau darah kapiler.

Cara pemeriksaan

1. Bilaslah pipet eritrosit dengan pengencer sampai angka 1.


2. Isap darah EDTA dengan pipet eritrosit sampai angka 0,5 dan lakukan
pengenceran 200 x dengan larutan ammonium oxalat 1%.
3. Campur rata selama 5 10 menit, buang beberapa tetes dan sisanya masukkan
dalam bilik hitung.
4. Letakkan bilik hitung di atas kapas basah dalam piring petri yang tertutup
selama 15 30 menit supaya trombosit mengendap.
5. Hitunglah jumlah sel pada seluruh bidang baca eritrosit dengan pembesaran
400x.
6. Baca hasilnya, kalikan hasil tersebut dengan faktor 200, hasilnya merupakan
jumlah trombosit dalam ul darah.
Cara pemeriksaan metode HERWERDEN sama dengan metode BRECHER.
Normal

: jumlah trombosit 150.000 450.000 / ul darah.

Metode tak langsung


Metode FONIO
Pada metode ini jumlah trombosit dilakukan pada preparat hapus dan hasilnya
diperhitungkan terhadap jumlah eritrosit.
Alat dan Reagen :
Alat

1. Lancet dan alat untuk mengambil darah vena


2. Kaca obyek dengan spreader
3. Hemositometer
4. Mikroskop

Reagen

1. Magnesium sulfat 14% steril

2.Larutan Giemsa
3. Larutan Hayem
72

Cara pemeriksaan :
1. Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering
2. Teteskan magnesium sulfat 14% pada langkah no. 1
3. Tusuk dengan lancet steril melalui magnesium sulfat sampai darah keluar, campur
rata
4. Buatlah preparat darah hapus, biarkan kering dan di cat dengan larutan Giemsa 1: 9
5. Hitung jumlah trombosit dalam 1.000 eritrosit.
6. Hitung jumlah eritrosit dengan metode Hayem
7. Lakukan perhitungan jumlah trombosit berdasar perhitungan no. 5 dan no. 6
Contoh

Jumlah trombosit dalam 1.000 eritrosit = 50 sel


Jumlah eritrosit metode Hayem / 1 ul = 4 juta sel/ul
Maka jumlah trombosit = ( 4.000.000 : 1.000 ) x 50 sel = 200.000 sel / ul
Normal : 40 60 trombosit per 1.000 eritrosit.
Arti klinis :
1. Jumlah dibawah normal disebut trombositopenia pada :
a. Trombositopenia purpura idiopati
b. Trombositopenia simptomatik misal pada alergi, penekanan sistem
trombosit dalam sumsum tulang.
c. Trombositoprnia toksika : keracunan benzene, sitostatika, sinar X
2. Jumlah diatas normal disebut trombositosis, pada :
a. Polisitemia
b. Leukemia mieloid kronika
c. Osteomielosklerosis dan osteomielofibrosis
Catatan

1. Condensor mikroskop harus letak rendah ( diturunkan )


2. Sebelum pemeriksaan harus dilakukan blank out
3. Trombosit mempunyai dinding yang teratur, bagian tengah sel terang dan latar
belakang remang-remang tampak seperti bintang menunjukan gerak Brown,
ukuran 2 4 mikron kadang sampai 7 mikron.
73

PEMERIKSAAN WAKTU PERDARAHAN


Pemeriksaan ini terutama menilai faktor-faktor hemostasis yang letaknya
ekstravaskuler, tetapi keadaan dinding vaskuler dan trombosit juga berpengaruh.
Metode pemeriksaan :
1. DUKE
2. IVY
1. Metode DUKE
Prinsip pemeriksaan :
Mengukur / menghitung waktu yang digunakan saat keluarnya darah dari luka yang dibuat
dengan standart tertentu sampai berhentinya perdarahan lewat luka tersebut.
Alat dan Reagen :
Alat

1. Lancet
2.Kapas alkohol
3. Gelas obyek
4. Kertas saring
5. Stop watch, penggaris

Reagen

: (-)

Cara Pemeriiksaan :
1. Cuping telinga tempat pemeriksaan dipijit-pijit atau digosok supaya hiperemis.
2. Bersihkan cuping telinga tersebut dengan kapas alkohol , biarkan kering.
3. Tusuk daerah tersebut (no. 2 ) dengan lancet sedalam 2-3 mm dan biarkan darah
keluar dengan bebas, saat darah keluar jalankan stopwatch.
4. Isap darah vena yang keluar dengan kertas saring tiap setengah menit sampai darah
berhenti mengalir jangan sampai kertas saring menyentuh luka, hentikan stopwatch
saat darah tidak dapat dihisap lagi, dan catat waktunya.
Catatan :
1. Pemeriksaan berhasil bila bercak pertama mempunyai penampang 3-5 mm.
2. Lakukan pada cuping telinga yang lain sebagai kontrol.
Penilaian hasil :
74

Normal : 1-3 menit.


PEMERIKSAAN WAKTU PEMBEKUAN
Waktu pembekuan adalah waktu yang diperlukan darah untuk membeku, hasilnya dapat
dijadikan ukuran aktivitas faktor-faktor koagulasi.
Metode pemeriksaan :
1. Gelas arloji.
2. Lee and White.
a. Metode Lee and White
Pemerikasaan waktu pembekuan dengan menggunakan darah lengkap seperti metode ini
merupakan pemeriksaan yang kasar tetapi masih dianggap yang terbaik.
Alat dan Reagen :
Alat

1.

Tabung reaksi

2.

Alat pengambilan darah vena.

3.

Stopwatch

4.

Rak tabung

5.

Inkubator ( kalau ada )

Reagen

: (-)

Cara Pemeriksaan :
1. Siapkan 3 tabung reaksi yang bebas dari kotoran letakkan pada rak.
2. Ambil darah vena 5 ml secara legeartis, saat darah mulai keluar jalankan stopwatch
( catat waktunya ).
3. Masukkan sampel ( no.2 ) perlahan-lahan pada 3 tabung pertama dengan posisi
miring masing-masing 1,5 ml, sisanya masukan dalam tabung ke-3 sebagai kontrol.
4. Diamkan 2-3 menit kemudian setiap 0.5 menit tabung I catat waktunya. Bila sudah
timbul bekuan lakukan hal yang sama terhadap tabung ke-2 catat waktunya.
5. Amati tabung ke-3 apakah sudah timbul bekuan bila belum tampak bekuannya
lakukan hal yang sama seperti tabung yang lain.
Penilaian hasil :
Waktu pembekuan dinyatakan dengan menentukan rata-rata hasil pemeriksaan tabung I
dan tabung II tersebut.
75

Contoh : misal tabung I beku dalam waktu 9 menit, tabung II beku dalam waktu 10 menit,
maka waktu pembekuannya = ( 9+10 ) : 2 = 9,5 menit.
Arti klinis :
Normal

: 9 15 menit.

Memanjang

: kelainan beberapa faktor koagulasi ( koagulopati ) inhibitor dalam

darah misal heparin.


Catatan :
1. Pengambilan darah tidak boleh terlalu banyak tusukan supaya cairan jaringan tak
ikut masuk dalam darah ( mempercepat timbulnya bekuan darah )
2. Waktu pengambilan darah tidak boleh lebih dari 30 detik supaya tak terjadi proses
pembekuan sebelum pemeriksaan dikerjakan.
3. Alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan harus bebas kotoran dan kering.
PEMERIKSAAN RETRAKSI BEKUAN DAN KONSISTENSI BEKUAN
Pemeriksaan ini digunakan untuk menguji fungsi trombosit. Bila bekuan didiamkan akan
mengkerut dan serum terperas keluar dan bekuan jadi kenyal. Selain trombosit permukaan
yang bersinggungan dengan bekuan dan faktor lain membantu terjadinya retraksi bekuan.
Cara Pemeriksaan :
A.

Retraksi Bekuan
1. Masukkan tabung I/II sisa pemeriksaan waktu bekuan darah dalam water
batch ( bila ada ) dengan suhu 3oC.
2. Amati hasilnya dalam waktu 30 menit 1 jam.

Penilaian hasil :
Normal

: serum mulai keluar waktu 0,5 jam, retraksi sempuran lewat 24 jam

Abnormal

: Lebih dari 2 jam tak tampak adanya serum.

B.

Konsistensi Bekuan :
Cara Pemeriksaan :
1. Keluarkan salah satu isi tabung sisa pemeriksaan waktu pembekuan darah,
letakkan pada piring petri.
2. Periksa konsistensi bekuan dengan dasar tabung reaksi.

Penilaian hasil :
76

Normal

: bentuk bekuan

: licin kompak, tak berlubang.

Konsistensi bekuan

: tidak rapuh, kenyal.

LYSIS BEKUAN DAN VOLUME SERUM


A.

Lysis Bekuan :
Cara Pemeriksaan :
1. Biarkan bekuan sisa pemeriksaan waktu pembekuan darah dalam inkubator 37 oC
selama minimal 24 jam.
2. Amati hasilnya.

Penilaian hasil :
Normal : lysis terjadi dalam waktu 72 jam.
B.

Volume Serum:
Cara pemeriksaan :
1. Keluarkan bekuan yang ada dalam tabung reaksi.
2. Tentukan volume serum yang ada dengan cara membandingkan volume semula
dengan cairan yang terperas dari bekuan.

Penilaian hasil :
Normal

: serum yang terperas dari bekuan 40%-60%

77

You might also like