Professional Documents
Culture Documents
Penyusun :
TIM PK
LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK
JURUSAN KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2013
1
menghindari
kecelakaan
di
dalam
ruang
praktikum
(laboratorium)
10.Mahasiswa wajib mengganti alat-alat praktikum. apabila memecahkan.
11.Tiap kelompok wajib membuat laporan sementara hasil praktikum dan
disahkan oleh dosen pembimbing praktikum.
12.Sebelum meninggalkan ruangan, pastikan alat-alat dan reagen
praktikum dalam keadaan bersih dan rapi.
13.Laporan individu dikumpulkan paling lambat satu minggu dari
praktikum.
14.Mahasiswa
yang
berhalangan
hadir
dalam
praktikum
wajib
: Vena Umbilicalis.
: Vena Jugularis Ekterna.
: Semua Vena Superficial.
Terbaik Vena Mediana Cubiti.
: Ujung ibu jari kaki.
: Ujung jari tangan.
C. CARA PENGAMBILAN
4
DARAH KAPILER
Sampel darah kapiler dapat digunakan untuk pemeriksaan :
Hb.
Hitung sel.
Mikrohematokrit.
Golongan darah.
Parasit malaria.
Alat yang digunakan : Lanset steril dan kapas.
Reagensia : alkohol 70 %.
Cara pengambilan :
1. Masase jari tangan ( telunjuk, jari tengah atau jari manis ). Desinfeksi dengan
alkohol 70 %, biarkan kering jangan ditiup.
Gambar :
2. Lokasi penusukan ujung jari tangan sebelah kiri / kanan ( lihat gambar ) lakukan
penusukan dengan lancet secara sekonyong konyong, sedalam kurang lebih 2 3
mm sampai darah mengalir bebas.
Gambar :
Gambar :
Catatan :
Bila melakukan penusukan kemungkinan akan mendapatkan kesulitan, bungkus
dulu ujung jari dengan kain yang dicelupkan kedalam air hangat.
Harus bekerja secara cepat agar darah tidak membeku.
Bila penusukan lambat akan menyebabkan darah membeku sebagian dan akan
menyebabkan hasil rendah palsu.
Bila tusukan kurang dalam dan kemudian diperas peras akan menyebabkan
hasil rendah palsu.
Tempat tusukan cyanotic juga akan mempengaruhi hasil pemeriksaan.
DARAH VENA
Sampel darah yang dapat ditampung dengan atau tanpa antikoagulan. Dengan darah vena
dapat diperoleh bermacam macam sampel yaitu :
Whole Blood / darah penuh.
Plasma.
Serum.
Defibrinated Blood.
Clot Blood.
Tempat pengambilan :
Semua vena superficialis, biasanya vena mediana cubiti.
6
- Alkohol 70 %.
- Antikoagulan.
Cara pengambilan :
1. Bendung di sebelah proximal vena yang akan diambil agar tampak lebih jelas,
penderita diminta mengepal ngepalkan tangannya.
Gambar :
3. Periksa spuit, adakah udara, jarum kencang, bisa dihisap dengan mudah.
Gambar :
4.
jarum dengan sudut 45 derajat , arah jarum sejajar dengan arah vena, jarum
menghadap keatas.
Gambar :
6. Lepas torniquet, jarum ditarik, tekan dengan kapas alkohol. Penderita diminta
untuk tetap menekan dengan kapas alkohol.
Gambar :
7.
Lepas jarum dari spuit, tuang darah kedalam botol penampung, dengan cara
mengalirkan darah lewat dinding botol penampung. Campur perlahan lahan
dengan cara menggeser atau membolak balikkan botol.
Gambar :
Catatan :
Daerah pengambilan mengalami kongesti akan menyebabkan
hemokonsentrasi.
Khusus untuk pemeriksaan koagulasi penusukan harus satu kali / tidak diulang
ulang.
Alat penampung harus bersih dan kering.
Bila ada penundaan pemeiksaan harus diberi anti koagulan.
Pada saat menuang darah spuit kedalam botol, jarum harus dilepas, tidak boleh
disemprotkan ( harus dialirkan lewat diding tabung ) dan tidak boleh dikocok
terlalu keras.
D. ANTIKOAGULANSIA
Karena suatu hal kadang kadang kita tidak dapat segera melakukan pemeriksaan
sehingga kita memerlukan zat yang menyebabkan darah tidak membeku. Ada macam
macam cara yang dilakukan :
1. Dengan memakai antikoagulansia.
2. Dengan memperoleh darah defebrilasi.
3. Dengan menggunakan alat alat yang dilapisi silicon ( dengan alat ini pembekuan
diperlambat )
MACAM ANTIKOAGULANSIA
1. EDTA ( Ethylen Diamine Tetra Acetic Acid )
-
2. HEPARIN
-
Golongan darah.
6. NATRIUM FLUORIDE
- Digunakan untuk pemeriksaan glukosa darah.
- Antikoagulan ini dapat mencegah glukolisis.
- Takaran pemakaian 10 mg / ml darah.
7. ACD ( Acid Citrate Dextrose )
- Takaran pakai tiap 1 ml untuk 4 ml darah.
- Digunakan dalam : - Dinas transfusi.
- Menyimpan darah.
- Pemeriksaan radio isotop ( pemeriksaan hematology )
Penyimpanan bahan
Untuk pemeriksaan hematologi dapat mungkin tidak menunda pemeriksaan, tetapi bila
terpaksa menunda harus diberi antikoagulan. Batas waktu yang disarankan bila darah
disimpan ditemperatur ruang :
- Hemoglobin
: relatif stabil.
- Leukosit
: 2 jam.
- Eritrosit / hematokrit
: 6 jam.
- Hapusan darah
: 1 jam.
- LED
: 2 jam.
- Trombosit
: 1 jam.
- Retikulosit
: 6 jam.
Pengiriman bahan
Bila bahan pemeriksaan hematologi harus kita kirim / rujuk ke lain tempat maka harus
diperhatikan hal hal dibawah ini :
- Jarak tempat rujukan dengan batas kedaluwarsa.
- Penampung harus benar benar rapat, terfixir sehingga tidak ada yang tumpah,
tidak hemolisis karena goncangan, tidak ada es yang tercampur.
- Harus diberi es / es kering.
- Perhatikan proses pengangkutan bila kita tidak mengirim sendiri bahan tersebut.
E. PROSES PEMERIKSAAN
Dipengaruhi oleh berbagai macam sebab :
- Bahan pemeriksaan.
- Alat yang digunakan.
- Reagensia yang dipakai, batas kedaluwarsa dan kualitasnya.
- Suhu ruangan.
- Stabilitas tegangan listrik.
- Metode yang digunakan.
- Faktor pemeriksa : - Penguasaan teori.
- Teliti.
11
- Trampil.
- Motivasi.
F. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dan pelaporan sangat penting sebab walaupun semua proses berjalan dengan
baik kalau proses pencatatan dan pelaporan tidak baik, hasil yang keluar juga tidak baik.
G. SISTEM SATUAN NILAI DAN NILAI RUJUKAN
Dalam pelaporan hasil harus diperhatikan :
- Satuan yang dipergunakan menggunakan satuan konvensional atau Satuan
Internasional ( SI )
- Nilai normal yaitu nilai yang didapatkan pada kelompok orang yang nampak
sehat.
- Nilai rujukan yaitu nilai yang didapatkan pada kelompok tertentu.
12
Prinsip pemeriksaan :
13
Mengukur kadar Hb berdasar warna yang terjadi akibat perubahan Hb menjadi asam
hematin setelah penambahan HCL 0,1 N ( tidak semua Hb terukur ).
Sampel :
- Darah vena.
- Darah kapiler.
Cara pemeriksaan :
-
: 12,5 18,0 gr %
: 11,5 16,5 gr %
: 13,5 19,5 gr %
: 9,5 13,5 gr %
: 10,5 13,5 gr %
: 12,0 14,0 gr %
: 11,5 14,5 gr %
Pemeliharaan alat :
-
Catatan :
- Cara Sahli kurang teliti jika dibandingkan dengan cara cyanmethemoglobin
tetapi masih jauh lebih baik daripada Tallquis yang menggunakan kertas dan
dicocokan dengan kertas standar.
- Kesalahan sebesar 10 %.
- Kesalahan yang terjadi akibat :
1. Keadaan alat : - volume pipet tidak tepat.
- warna tabung standar sudah pucat.
2. Tehnik / pemeriksa : - Ketajaman mata berbeda beda.
- Intensitas sinar kurang.
- Terdapat gelembung udara.
- Darah pada ujung pipet tidak dihapus.
- Waktu tidak tepat satu menit, sehingga asam
hematin belum sempurna terbentuk.
14
2. JUMLAH LEUKOSIT.
Alat yang digunakan :
1. Hemositometer :
- Bilik hitung.
- Pipet Leukosit.
- Pipet Eritrosit.
- Bilik hitung :
Terbaik adalah bilik hitung Neubauer Improved atau Burker karena mempunyai daerah
perhitungan yang luas.
Neubauer Improved :
Luas seluruh bilik = 3 x 3 mm2.
Didalam bilik terdapat :
Kotak besar : 1 x 1 mm2.
Kotak sedang ada 2 macam :
Ditengah : 1/5 x 1/5 mm2.
Di empat sudut : x mm2.
Kotak kecil
: 1/20 x 1/20 mm2.
Tinggi / dalam : 0,1 mm.
Kotak sedang :
W
: Leukosit ( 1,3,7,9 ) : x mm2.
R
: Eritrosit ( 5 )
: 1/5 x 1/5 mm2.
Gambar :
15
Pipet Leukosit :
- Didalamnya terdapat bola berwarna putih.
- Mempunyai garis 0,5 1 11.
Gambar :
2. Kaca penutup.
3. Mikroskop.
Reagensia :
Larutan Turk terdiri dari :
Gentian Violet 1 % : 1 ml.
Asam Acetat Glacial : 1 ml.
Aquadest ad
: 100 ml.
Bahan :
Darah vena atau darah kapiler.
Prinsip pemeriksaan :
Menghitung sel leukosit di dalam suatu larutan yang merusak sel sel lain
dengan bilik hitung.
Cara kerja :
Bilik hitung dicari dengan mikroskop, cari kotak sedang dipojok ujung bilik hitung.
Hisap darah dengan pipet leukosit sampai angka 1 ( pengenceran = 10 kali ) atau
sampai 0,5 ( pengenceran = 20 kali ).
Gambar :
16
Gambar :
Gambar :
17
Perhitungan :
Jumlah Leukosit = Tiap kotak sedang x 16 x
10
x
10
1mm
Tinggi bilik hitung pengenceran
Contoh :
Dihitung dalam kotak sedang = 90 sel Leukosit.
Pengenceran
= 10 x.
90
Jumlah sel Leukosit
=
x 16 x 10 x 10 = 12.000 / mm3
12
Nilai rujukan menurut Dacie :
Dewasa pria
: 4 11 ribu / mm3.
Dewasa wanita
: 4 11 ribu / mm3.
Bayi
: 10 25 ribu / mm3.
1 tahun
: 6 18 ribu / mm3.
12 tahun
: 4,5 13 ribu / mm3.
KESALAHAN LEBIH KECIL DIBANDING ERITROSIT.
Kesalahan biasanya oleh karena :
Alat.
Reagensia.
Sampel.
Pemeriksa.
Perawatan alat :
Pipet leukosit :
Begitu selesai digunakan harus segera dicuci, dengan aquadest dan
disemprot aceton.
Bila tersumbat jendalan darah diambil dengan kawat lembut.
Bila gagal rendam dalam larutan ( salah satu )
Ethanol 95 %.
Asam Acetat 0,5 %.
Dikromat cleaning solution.
Larutan Sodium Bikarbonat 1 %.
Bilik hitung :
Bersihan secepat mungkin.
Rendam dalam larutan deterjen 2 3 jam.
Bilas air.
Bilas alkohol.
Keringkan dengan kain halus.
3. LAJU ENDAP DARAH ( L E D )
18
DACIE
0 5 mm / jam
0 7 mm / jam
Pemeliharaan alat :
Tidak boleh dicuci dengan deterjen.
Cuci dengan aquadest, bilas dengan aceton.
19
WESTERGREEN
0 15 mm / jam
0 20 mm / jam
20
2. Sentuh tetesan darah dengan spreader, darah akan melebar sepanjang spreader.
Gambar :
21
6. Buat larutan Giemsa kerja dari Giemsa stock dan buffer Sorensen dengan
perbandingan 1 : 9 untuk buffernya. Buat setiap hari.
Gambar :
22
II
III
IV
VI
Preparat darah tepi dibagi dalam beberapa zone seperti diatas. Bila dilihat dengan
mikroskop akan tampak sebagai berikut :
Gambar :
Bandingkan ukuran masing masing sel dan amati bentuk inti, granula.
Gambar :
Eosinofil.
Eosinofil.
Basofil.
Stab / batang.
24
Segmen.
Limfosit.
Monosit.
10
jumlah
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
100
Distribusi sel :
Limfosit
: di tengah.
25
Monosit
Neutrofil
Pelaporan
: tepi / ekor.
: tepi / ekor.
E / B / St / Sg / L / M.
Misal :
4 / - / 1 / 56 / 38 / 1.
Eritrosit berinti muda dilaporkan :./ 100 Leukosit.
Nilai normal menurut Miller :
Eosinofil
: 1 4 %.
Basofil
: 0 1 %.
Stab
: 2 5 %.
Segmen
: 50 70 %.
Limfosit
: 20 40 %.
Monosit
: 1 6 %.
Kriteria :
Dijumpai Normosit sampai mikrosit atau
normosit sampai makrosit.
Variasi tersebut jumlahnya tak banyak.
Sedang :
Kriteria :
Kriteria sama dengan ringan.
Variasi tersebut jumlahnya lebih dari ringan.
26
Berat :
Kriteria :
Dijumpai mikrosit sampai makrosit.
Variasi tersebut jumlahnya sangat banyak.
Sedang :
Berat :
c. Elliptosit.
e. Sel Burr.
f. Sel Krenasi.
28
g. Acantosit
( duri lebih panjang daripada crenasi )
h. Target cell /
Mexican hat cell /
Sel topi Meksiko / sel sasaran.
k. Fragmentosit / Schistosit.
29
o. Stomatosit. /
Central pollar seperti mulut.
p. Triangulosit.
3. WARNA.
Ditentukan oleh central pollar.
Disebut kromasi
Normokrom
Hipokrom
Hiperkrom
Polikromasi
: Normal.
: Central pollar melebar.
: Gelap.
: Ada sel yang warnanya
lebih gelap.
30
Kelainan kombinasi :
Misal : Mikrosferosit.
Gambar eritrosit n & abn.
Makro
Normal
Mikro
Macam :
1. Estimasi jumlah.
2. Hitung jenis.
3. Abnormalitas.
1. Estimasi jumlah Leukosit.
Pedoman pasti belum ada.
Pembesaran 10 x.
Bila ditemukan antara 20 30 sel SDP / LPK kira-kira = 5000/mm3 darah.
2. Hitung jenis Leukosit ( lihat didepan )
3. Abnormalitas Leukosit.
a. Hipersegmentasi Polimorfonuklear.
32
e. Chediak Higasi.
f. Alder Reilly.
g. Maroteaux Lamy.
m. Granula Toksik.
Ukuran 1 4 mikron.
Sitoplasma biru muda.
Granula ditengah ( tidak jelas )
b. seperti ular.
Abnormalitas.
: 5,0 gram.
: 1,0 gram.
: 0,5 gram.
: 200,0 ml.
Prinsip pemeriksaan :
Menghitung sel eritrosit dalam larutan yang menghancurkan sel sel lain.
Cara pemeriksaan :
Serupa menghitung sel Leukosit :
- Bilik hitung yang telah ditutup dengan kaca penutup diletakan dibawah
mikroskop.
- Cari kotak kecil / kotak eritrosit ( bila menggunakan bilik hitung Neubauer
Improve ada ditengah )
Gambar :
36
Perhitungan :
80 kotak kecil ( 1 / 5 x 1 / 5 mm ) terdapat 460 sel eritrosit maka :
460
JUMLAH ERITROSIT =
80
(Rerata Eri.
Tiap kotak kecil)
400
(Juml kotak
/ mm3 )
10
(tinggi bilik
hitung)
100
(pengenceran)
= 2.300.000 / mm3
Nilai rujukan :
- Pria dewasa
- Wanita dewasa
- < 3 bulan
- 3 bulan
- 1 tahun
- 12 tahun
C. PEMERIKSAAN HEMATOKRIT
Nilai Hematokrit adalah :
Besarnya volume sel sel eritrosit seluruhnya didalam 100 mm3 darah dan
dinyatakan dalam %.
Prinsip pemeriksaan :
Darah dengan antikoagulan diputar / disentrifuge, kemudian dibandingkan
panjang kolom merah dengan kolom total.
Terdapat 2 metode pemeriksaan :
Makro Hematokrit
Mikro Hematokrit
tabung Wintrobe.
tabung kapiler.
Mikro Hematokrit
37
Alat :
Alat untuk memeperoleh darah vena / kapiler.
Pipet Hematokrit : panjang
7,5 cm.
diameter
1,2 mm.
Lampu spiritus / vasellin.
Sentrifuge yang dapat memutar dengan kecepatan 16.000 rpm.
Skala pembaca Ht.
Reagensia :
Heparin ( biasanya sudah melapisi lumen pipet kapiler Ht )
Bahan :
Darah vena / darah kapiler.
Cara pemeriksaan :
Bila menggunakan darah kapiler :
1. lakukan pengambilan darah kapiler :
Gambar :
3. Bakar ujung tabung yang kosong dengan lampu spiritus atau disumbat dengan
vasellin, hingga benar benar tertutup.
Gambar :
38
Hematokrit
x 10
Jumlah Eritrosit
Catatan Eritrosit dalam juta.
Nilai normal = 82 92 Femtoliter.
2. MCH
= Hemoglobin Eritrosit rata rata ( H E R )
Adalah : Banyaknya Hb pereritrosit,
Satuan Pikogram.
MCH = HER =
Hematokrit
x 10
Jumlah Eritrosit
Nilai normal : 27 32 Pikogram.
3. MCHC
40
Hb
x 100 %.
Ht
Nilai normal : 32 37 %.
CATATAN :
Nilai Eritrosit rata rata.
Memerlukan pemeriksaan :
- Hb.
- Ht.
- Jumlah Eritrosit.
Hb
: Dihitung dengan fotoelektrik ( Cyanmethemoglobin )
Eritrosit
: In Duplo ( 2 x pemeriksaan )
Kontrol
: Dilakukan dengan pemeriksaan preparat darah hapus, bila tidak sesuai
hasilnya, pemeriksaan jumlah Eritrosit diulangi.
PENETAPAN GOLONGAN DARAH
ABO
Cara Gelas Obyek
Gambar :
Anti A
anti B
anti AB
Teteskan anti A, anti B, kontrol pada tempat yang berbeda, masing masing 1 tetes.
Kemudian masing masing ditetesi darah 1 tetes.
Aduk, perhatikan adanya aglutinasi.
INTERPRESTASI HASIL :
Anti A
+
Anti B
-
Anti A, Anti B
+
41
Golongan Darah
O
A
+
+
+
Reagen / Kit golongan darah :
Serum anti A
Hijau / Biru.
Serum anti B
Kuning.
Serum anti A, anti B Tidak berwarna.
+
+
B
AB
Catatan :
Untuk membedakan poliaglutinasi, teteskan NaCl fisiologis.
Bila poliaglutinasi, aglutinasi akan hilang.
DARAH TEPI ABNORMAL
MEMBACA PREPARAT DARAH TEPI ABNORMAL
BAHAN
PENGECATAN
: Giemsa
ZONA BACA
Pembesaran Mikroskop
Lensa Obyektif 10x
:-
Estimasi leukosit
Morfologi eritrosit
Pembagian zona dan arah gerakan lapang pandang mikroskop sama seperti pada
pembacaan darah tepi normal.
Pemeriksaan Darah tepi Abnormal meliputi :
A. Hitung jenis leukosit
B. Gambaran Darah tepi :
-
Seri Leukosit
Seri Eritrosit
Seri trombosit
42
10
Jml
Sel
Eosinofil
Basofil
Staf
Segmen
Limfosit
Mielosit
Sel Blas
Promielosit
Mielosit
Meta M
Jml Sel
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
100
...........%
Sel Blas
...........%
Basofil
...........%
Promielosit
...........%
Staf
...........%
Mielosit
...........%
Segmen
...........%
Metamielosit ...........%
Limfosit
...........%
Monosit
...........%
Sel eritrosit
Sel eritrosit berinti dilaporkan dalam berapa jumlah sel eritrosit berinti/100 sel lekosit.
Misalnya 10/100 lekosit.
Normal : tidak ditemukan eritrosit berinti dalam darah tepi.
Inti ganda
Inti multiple
Inti piknotik
Bs
Sg
LEFT
M
RIGHT
Staf
>20%
Segmen
> 70%
- Leukemia
- Hipersegmentasi
- Infeksi
- Hiperlobulasi
Hiatus Leukemikus :
Pada hitung jenis bentuk sel muda ( blas ) banyak sekali, bentuk yang lebih tua
sedikit sekali ( mielosit & metamielosit ) , sedangkan bentuk tua banyak sekali
( segmen ).
Sehingga seakan-akan terjadi kekosongan hitung jenis.
Tanda-tanda keganasan umum :
Sel
: - Ukuran abnormal
- Bergerombol
- Monoton
Sitoplasma
: - Granula abnormal
- Inklusion bodies.
- Rapuh
44
Inti
: - Bercelah
- Hipersegmentasi
- Berlekuk-lekuk
- Megaloblastoid
- Multinukleus
Morfologi Sel Darah
1. Morfologi seri granulosit
Mieloblas
Promielosit
Mielosit Eosinofil
Metamielosit Netrofil
Mielosit Basofil
Metamielosit Eosinofil
45
Mielosit Netrofil
Metamielosit Basofil
Staf Eosinofil
Segmen Eosinofil
Staf Basofil
Segmen Basofil
Staf Netrofil
Segmen Netrofil
Basofilik eritroblas
Polikromatik eritroblas
Ortokromatik eritroblas
Retikulosit
Eritrosit
46
Promegakariosit
Megakariosit
Trombosit
Prolimfosit
47
Limfosit
Promonosit
Monosit
Proplasmosit
Plasmosit
Infeksi usus
Obat
Anemia aplastik
2. Lekositosis
Jumlah SDP lebih dari 12.000/mm3
Gambaran darah tepi nampak peningkatan jumlah lekosit.
Peningkatan lekosit :
Netrofilia
: - inflamasi
- uremia
- trauma
Eosinofilia
: - alergi
- Infeksi parasit
- syndroma Loffer
- Limfoma Hogkin
Basofilia
:- myxedeme ( virus)
- cacar air.
Limfositosis
: - Infeksi
- Limfoproliferatif
- Infeksi mononukleosis
Monositosis
: - leukemia monositik
49
2. Toxic granulasi
3. Hipersegmentasi
4. Dohle bodies
5. Netrofil agranular
7. Vakuolisasi Netrofil
8. Auer Rods
51
SERI ERITROSIT
Pembacaan seri eritrosit meliputi :
1. Kelainan ukuran / anisositosis dibagi menjadi 3 :
Anisositosis ringan
Anisositosis sedang
Anisositosis berat
megalosit.
3. Kelainan warna :
Hiperkromasi : sentral palor melebar, misal anulosit/ sel cincin.
Hipokromasi : central palor menyempit.
Polikromasi
4. Benda inklusi
- Basophilik stipling : granula halus dan kasar keunguan pada sitoplasma SDM.
- Pappenheimer bodies : granula keunguan mengelompok timbunan besi.
- Howell Jolly bodies : granula keunguan , 1 atau 2.
- Cabot rings
5. Susunan
- Formasi Rouleaux
- Aglutinasi
52
3. Hiperkromasi
4. Hipokromasi
5. Polikromasi
2. Cabot rings
53
3.Pappenheimer bodies
2. Target sel
Limfosit
makrosit
6. Ovalosit-eliptosit
7. Acantosit
8. Burr sel
54
megalosit
burr sel
akantosit
eliptosit
9. Sel Krenasi
10. Schistosit
12. Stomatosit
SERI TROMBOSIT
Pembacaan seri trombosit meliputi :
1. Estimasi jumlah ( Barbara Brown )
2. Bentuk abnormal
1. ESTIMASI JUMLAH
Menurut Barbara Brown, dengan pembesaran 10x
Hitung jumlah trombosit /LPB, lakukan minimal 3x ( dalam lapangan pandangan yang
berbeda ). Hitung reratanya.
Perhitungan : rerata trombosit x 20.000 = Estimasi jumlah trombosit.
Trombositopeni : pada jumlah trombosit yang menurun pada preparat darah tepi.
pada jumlah trombosit 150.000 400.000/mm3 sama dengan 8 20
trombosit/LPB (40x)
Pada
: ITP
Leukemia
Anemia Aplastik
Obat-obatan/bahan kimia
Hipoplasi megakariosit kongenital
Sindroma Fankoni
Sindroma Aldrich
DIC
56
2. BENTUK ABNORMAL
Bentuk trombosit normal :
-
Ukuran 1 4 Micrometer
Bentuk abnormal :
1. - Giant Platelet/trombosit raksasa
- Seperti ular
2. Kelainan ukuran dan bentuk:
Pada perdarahan, bentuk dan ukuran bisa besar.
Menggumpal oleh karena darah membeku pada waktu pembuatan preparat darah
tepi.
57
lekosit
eritrosit
trombosit
Mikroskop
Oil emersi
: 1-4%
- Basofil
: 0-1%
- Staf
: 2-5%
- Segmen
: 50-70%
58
- Limfosit
: 20-40%
- Monosit
: 1-6%
- Blast
: 0%
- Promielosit
: 0%
- Mielosit
: 0%
- Metamielosit
: 0%
PREPARAT LEUKEMIA
1. AML : Akut Mieloid Leukemia
-
Biasanya lekositosis
Hitung jenis :
WHO)
- Promieloblas meninggi
- Mielosit jumlahnya kecil
- metamielosit jumlahnya kecil
- batang meninggi
- segmen jumlahnya tinggi
- Hiatus leukemikus (+)
- Smudge sel meninggi
Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
2. Periksa dengan pembesaran obyektif 10x, 40x dan 100x
3. Gambaran masing-masing sel yang ditemukan ( identifikasi )
4. Lakukan hitung jenis lakosit.
2. CML : Chronik Mieloid Leukemi
- Leukositosis : 100.000 500.000 / mm3
- Hitung jenis : - mieloblas dan promielosit ada 5%
- mielosit,metamielosit, batang, segmen banyak
- hiatus leukemikus negatif ( semua stadium ada )
- Eritrosit
: kurang
Retikuosit normal / sedikit meninggi
Variasi bentuk sel yang ditemukan pada seri : Netrofil, Eosinofil, Basofil, Lymfosit,
Monosit
Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
2. Periksa dengan pembesaran obyektif 10x lakukan penghitungan estimasi jumlah
leukosit
3. Periksa kelainan/variasi bentuk sel yang ditemukan
2. Leukopeni
Jumlah lekosit dalam darah tepi menurun
Jumlah lekosit < 4.000/mm3
Variasi bentuk sel yang ditemukan pada seri : Netrofil, Eosinofil, Basofil, Lymfosit,
Monosit
Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
2. Periksa dengan pembesaran obyektif 10x lakukan penghitungan estimasi jumlah
leukosit
3. Periksa kelainan/variasi bentuk sel yang ditemukan
4.
Eosinofilia
61
6. Trombositopeni
Jumlah trombosit < 150.000/mm3
Cara kerja :
1. Pasang preparat pada mikroskop
2. Periksa
62
1. PREPARAT SPREAD
Dibuat seperti hapusan darah tepi
Dibaca didaerah trail
Fragmen didaerah ekor
Untuk :
- Identifikasi sel
- Hitung jenis sel
- Selularitas
Gambar :
2. PREPARAT SQUASH
Dibuat dengan cara susmsum tulang dikumpulkan lalu dijepit diantara dua gelas obyek.
Preparat Squash :
-
Gambar :
64
: 0,1 3,5%
Promyeloblas
: 0,5 5%
Myelosit Netrofil
: 5 20%
Eosinofil
: 0,1 3%
Basofil
: 0 0,5%
Metamyelosit
: 10 30%
Segmen Netrofil
: 7 2,5%
Eosinofil
: 0,2 3%
Basofil
: 0 -0,5%
Limfosit
: 5 20%
Monosit
: 0 0,2%
Plasma sel
: 0,1 3,5%
Retikulum sel
: 0,1 2%
Megakariosit
: 0,1 0,5%
Pro Eritroblast
: 0,5 5%
Polikromatik Eritroblas
: 2 20%
Orthokromatik Eritroblas
: 2 10%
ME Ratio
:24:1
Pemeriksaan Selularitas :
Selularitas dibedakan menjadi :
1. Normoseluler
2. Hiperseluler
3. Hiposeluler
NORMOSELULER
Sel lemak
Sel hemopoietik
65
HIPERSELULER
HIPOSELULER
Sel lemak
Sel-sel hemopoetik
: hampir semua sel lemak diganti sel hemopoetik (sel lemak < 25%)
Hiposeluler
: sebagian besar fragmen merupakan sel lemak (sel lemak > 25%)
ME Ratio :
Perbandingan jumlah sel sistem myeloid dan sistem eritroid yang masih berinti.
Normal
:M:E=2:14:1
Megakariosit
-
66
Seri Eritrosit
Seri limfosit
Seri monosit
Seri plasmosit
Normal
: 2-4 : 1
( Mieloid : Eritroid ) : proporsi prekursor granulosit terhadap sel darah merah dalam
sumsum tulang, Ratio ini menurun bila eritropoesis meningkat secara selektif sehingga
disebut eritropoesis hiperplasi.
Berdasarkan M : E Ratio dibagi menjadi III
1. Eritroid hiperplasi ringan : 1,5 2,5 : 1
2. Eritroid hiperplasi sedang : 0,5 1,5 : 1
3. Eritroid hiperplasi berat
: <0,5 : 1
Penilaian trombosit
Aktifitas eritrosit
Aktifitas granulosit
Penilaian selularitas
68
Blast :
Promyelosit :
Myelosit Neutro :
Lymfosit :
Monosit :
Eosino :
Sel Plasma :
Baso :
PEMERIKSAAN KOAGULASI
PENDAHULUAN
Hemostasis adalah usaha tubuh menghentikan keluarnya darah dari pembuluh
darah dan mempertahan supaya darah tetap cair dan mengalir dalam pembuluh darah
sehingga keadaan faali tubuh dapat terpelihara.
Mekanisme hemostasis dipelihara oleh :
1. Sistem pembuluh darah.
2. Trombosit
3. Faktor-faktor koagulasi.
Kegagalan dalam proses hemostasis dapat menyebabkan perdarahan yang
abnormal, sedangkan kegagalan dalam memelihara viskositas supaya darah tetap cair
mengakibatkan trombosit.
Untuk mendeteksi adanya kelainan dalam proses hemostasis/ trombosis dilakukan
pemeriksaan skrining dengan tujuan untuk mengetahui/mengarahkan letak defek
hemostasis dan selanjutnya dapat dilakukan tes khusus untuk mencari kelainan tertentu.
Pemeriksaan skrining koagulasi antara lain :
1. Rumple Leed
2. Jumlah trombosit
3. Waktu perdarahan
69
4. Waktu pembekuan
5. Retraksi bekuan & konsistensi bekuan
6. Lysis bekuan
7. PPT
8. APPT
Waktu perdarahan, waktu pembekuan, PPT & APPT dipergunakan untuk pre operasi.
Dalam diktat ini hanya dibicarakan pemeriksaan skrining no. 1 s/d no. 6.
PEMERIKSAAN RUMPLE LEED
Pemeriksaan rumple leed merupakan salah satu pemeriksaan penyaring untuk
mendeteksi kelainan sistem vaskuler dan trombosit.
Prinsip pemeriksaan :
Dengan melakukan bendungan terhadap vena pada tekanan tertentu, bila dinding kapiler
kurang kuat akan rusak/pecah oleh bendungan dan terjadi perdarahan di bawah kulit.
Alat dan reagen :
Alat
: - tensimeter
- stetoskop
Reagen
:-
Cara pemeriksaan :
1. Ukur tekanan sistole dan diastole, ambil rata-ratanya.
2. Lakukan bendungan pada lengan atas dengan tekanan rat-rata tersebut, maksimal
100 mmHg dan pertahankan selama 10 menit.
3. Baca hasilnya pada volar lengan bawah kira-kira 4 cm di bawah lipat siku dengan
penampang 5 cm.
Penilaian hasil :
Normal : bila dalam waktu 10 menit tak tampak perdarahan pada area pembacaan
atau timbul petechiae kurang dari 5 buah.
Positif : dalam waktu 10 menit timbul 10 atau lebih petechiae.
Negatif
10 buah.
Catatan :
70
1. Bila dalam waktu kurang dari 10 menit sudah tampak lebih dari 10 buah petechiae,
percobaan dihentikan.
2. Bil adalm 10 menit tak tampak petechiae atau timbul bercak kurang dari 10 buah,
percobaan dihentikan, tunggu 5 menit dan ulangi pembacaanya. Bila tak ada
perubahan penilaiannya negatif.
3. Sebelum percobaan dihentikan apakah ada bekas gigitan nyamuk pada daerah volar
lengan bawah/noda hitam yang mungkin menyebabkan hasil menjadi positif palsu.
4. Bila rat-rata tekanan darah lebih dari 100 mmHg lakukan bendungan vena
maksimal pada tekanan 90 mmHG.
Arti klinis :
RL positif
: - gangguan vaskuler
- gangguan trombosit.
: a. BRECHER
b. HERWERDEN
: FONIO
Prinsip pemeriksaan :
Darah dicampur larutan pengencer yang dapat merusak sel-sel lain kecuali sel
trombosit dan jumlah trombosit dihitung dengan bilik hitung.
Metode langsung : Metode BRECHER :
Alat dan reagen
Alat
- Mikroskop
- Hemositometer
- Piring petri dengan kapas basah.
Reagen
- Amonium oxalat 1%
- R / Amonium oxalat 1 gr
- Aquadestilata ad 100 ml.
Bahan pemeriksaan
Cara pemeriksaan
Reagen
2.Larutan Giemsa
3. Larutan Hayem
72
Cara pemeriksaan :
1. Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering
2. Teteskan magnesium sulfat 14% pada langkah no. 1
3. Tusuk dengan lancet steril melalui magnesium sulfat sampai darah keluar, campur
rata
4. Buatlah preparat darah hapus, biarkan kering dan di cat dengan larutan Giemsa 1: 9
5. Hitung jumlah trombosit dalam 1.000 eritrosit.
6. Hitung jumlah eritrosit dengan metode Hayem
7. Lakukan perhitungan jumlah trombosit berdasar perhitungan no. 5 dan no. 6
Contoh
1. Lancet
2.Kapas alkohol
3. Gelas obyek
4. Kertas saring
5. Stop watch, penggaris
Reagen
: (-)
Cara Pemeriiksaan :
1. Cuping telinga tempat pemeriksaan dipijit-pijit atau digosok supaya hiperemis.
2. Bersihkan cuping telinga tersebut dengan kapas alkohol , biarkan kering.
3. Tusuk daerah tersebut (no. 2 ) dengan lancet sedalam 2-3 mm dan biarkan darah
keluar dengan bebas, saat darah keluar jalankan stopwatch.
4. Isap darah vena yang keluar dengan kertas saring tiap setengah menit sampai darah
berhenti mengalir jangan sampai kertas saring menyentuh luka, hentikan stopwatch
saat darah tidak dapat dihisap lagi, dan catat waktunya.
Catatan :
1. Pemeriksaan berhasil bila bercak pertama mempunyai penampang 3-5 mm.
2. Lakukan pada cuping telinga yang lain sebagai kontrol.
Penilaian hasil :
74
1.
Tabung reaksi
2.
3.
Stopwatch
4.
Rak tabung
5.
Reagen
: (-)
Cara Pemeriksaan :
1. Siapkan 3 tabung reaksi yang bebas dari kotoran letakkan pada rak.
2. Ambil darah vena 5 ml secara legeartis, saat darah mulai keluar jalankan stopwatch
( catat waktunya ).
3. Masukkan sampel ( no.2 ) perlahan-lahan pada 3 tabung pertama dengan posisi
miring masing-masing 1,5 ml, sisanya masukan dalam tabung ke-3 sebagai kontrol.
4. Diamkan 2-3 menit kemudian setiap 0.5 menit tabung I catat waktunya. Bila sudah
timbul bekuan lakukan hal yang sama terhadap tabung ke-2 catat waktunya.
5. Amati tabung ke-3 apakah sudah timbul bekuan bila belum tampak bekuannya
lakukan hal yang sama seperti tabung yang lain.
Penilaian hasil :
Waktu pembekuan dinyatakan dengan menentukan rata-rata hasil pemeriksaan tabung I
dan tabung II tersebut.
75
Contoh : misal tabung I beku dalam waktu 9 menit, tabung II beku dalam waktu 10 menit,
maka waktu pembekuannya = ( 9+10 ) : 2 = 9,5 menit.
Arti klinis :
Normal
: 9 15 menit.
Memanjang
Retraksi Bekuan
1. Masukkan tabung I/II sisa pemeriksaan waktu bekuan darah dalam water
batch ( bila ada ) dengan suhu 3oC.
2. Amati hasilnya dalam waktu 30 menit 1 jam.
Penilaian hasil :
Normal
: serum mulai keluar waktu 0,5 jam, retraksi sempuran lewat 24 jam
Abnormal
B.
Konsistensi Bekuan :
Cara Pemeriksaan :
1. Keluarkan salah satu isi tabung sisa pemeriksaan waktu pembekuan darah,
letakkan pada piring petri.
2. Periksa konsistensi bekuan dengan dasar tabung reaksi.
Penilaian hasil :
76
Normal
: bentuk bekuan
Konsistensi bekuan
Lysis Bekuan :
Cara Pemeriksaan :
1. Biarkan bekuan sisa pemeriksaan waktu pembekuan darah dalam inkubator 37 oC
selama minimal 24 jam.
2. Amati hasilnya.
Penilaian hasil :
Normal : lysis terjadi dalam waktu 72 jam.
B.
Volume Serum:
Cara pemeriksaan :
1. Keluarkan bekuan yang ada dalam tabung reaksi.
2. Tentukan volume serum yang ada dengan cara membandingkan volume semula
dengan cairan yang terperas dari bekuan.
Penilaian hasil :
Normal
77