You are on page 1of 36

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI

ARSITEKTUR
BAB II

TINJAUAN PUSATAKA
1.1. Pengertian
1.1.1. Arsitektur
Pengertian arsitektur menurut para ahli
Marcus Pollio Vitruvius (1486) Kesatuan dari kekuatan/kekokohan
(firmitas), keindahan (venustas), dan kegunaan/fungsi (utilitas)
Banhart CL. Dan Jess Stein
Arsitektur adalah seni dalam mendirikan bangunan termasuk
didalamnya segi perencanaan, konstruksi, dan penyelesaian
dekorasinya; sifat atau bentuk bangunan; proses membangun;
bangunan dan kumpulan bangunan
Van Romondt
Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia.
Ruang berarti menunjuk pada semua ruang yang terjadi karena
dibuat oleh manusia atau juga ruang yang terjadi karena proses alam
seperti gua, naungan pohon dan lain-lain
Robert Gutman (1976)
Arsitektur sesungguhnya merupakan kulit ketiga manusia. Arsitektur
merupakan lingkungan buatan yang bukan saja menjembatani antara
manusia dengan lingkungan melainkan sekaligus merupakan wahana
ekspresi kultural untuk menata kehidupan jasmaniah,psikologis dan
sosial manusia.
Claudil (1979)
Arsitektur adalah sesuatu yang bersifat personal, menyenangkan dan
memerlukan pengalaman. Arsitektur adalah hasil persepsi dan
penghargaan manusia terhadap ruang dan bentuk. Ada tiga
pengalaman arsitektur: aspek fisikal, emosional dan kebutuhan

intelektual
Francis DK Ching (1979)
Arsitektur membentuk suatu tautan yang mempersatukan ruang,
bentuk, teknik dan fungsi.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR

Amos Rappoport (1981)


Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia, yang lebih dari
sekedar fisik, tapi juga menyangkut pranata-pranata budaya dasar.
Pranata ini meliputi: tata atur kehidupan sosial dan budaya
masyarkat, yang diwadahi dan sekaligus memperngaruhi arsitektur
J B. Mangunwijaya (1992)
Arsitektur sebagai vastuvidya (wastuwidya) yang berarti ilmu

bangunan. Dalam pengertian wastu terhitung pula tata bumi, tata


gedung, tata lalu lintas (dhara, harsya, yana)
1.1.2. Bentuk
Menurut Vitruvius, tidak ada istilah bentuk. Bentuk, bagi Vitruvius, bila
mau dikaitkan dengan fungsi/utilitas tentunya merupakan gabungan
antara firmistas (technic) dengan venustas (beauty/delight) (Saliya, 1999).
Obyek-obyek

dalam

persepsi

kita

memiliki

wujud/ujud

(shape)

(Abecrombie, 1984;37)

Wujud/ujud

merupakan

hasil

konfigurasi

tertentu

dari

permukaan-

permukaan dan sisi-sisi bentuk (Ching, 1979;50)


1.1.2.1.

Ciri-Ciri Visual Bentuk

Ciri-ciri pokok yang menunjukan bentuk, dimana ciri-ciri tersebut pada


kenyataanya dipengaruhi oleh oleh keadaan bagaimana cara kita
memandangnya. Juga merupakan sarana pokok yang memungkinkan kita
mengenal dan dan melihat serta meninjau latar belakang, persepsi kita
terhadap satu dan yang lain, sangat tergantung dari derajat ketajaman
visual dalam arsitektur.
Bentuk dapat dikenali karena ia memiliki ciri-ciri visual, yaitu (Ching, 1979):
a. Wujud : adalah hasil konfigurasi tertentu dari permukaanpermukaan

dan sisi-sisi bentuk.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
b. Dimensi : dimensi suatu bentuk adalah panjang, lebar dan
tinggi. Dimensi-dimensi

ini

Adapun skalanya

menentukan proporsinya.

ditentukan

oleh perbandingan ukuran

relatifnya terhadap bentuk-bentuk lain disekelilingnya.


c. Warna : adalah corak, intensitas dan nada pada permukaan
suatu bentuk.Warna
yang

adalah

membedakan

suatu

atribut

yang

paling

mencolok

bentuk terhadap lingkungannya.

Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk.


d. Tekstur : adalah karakter permukaan suatu bentuk. Tekstur
mempengaruhi perasaan
pada

saat

kualitas

kita

pada

pemantulan

waktu

menyentuh,

juga

cahayamenimpa permukaan

bentuk tersebut.
e. Posisi : adalah letak relatif suatu bentuk terhadap suatu
lingkungan ataumedan visual.
f. Orientasi : adalah posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar,
arah mata angin atau terhadap pandangan seseorang yang
melihatnya.
g. Inersia Visual : adalah derajad konsentrasi dan stabilitas suatu
bentuk. Inersia suatu bentuk tergantung pada geometri dan
orientasi relatifnya terhadap bidang dasar dan garis pandangan
kita.
Dengan penghayatan terhadap wujud kita bisa mendapatkan kepuasan. Wujud dapat
menawan

perhatian

kita,

mengundang

keingintahuan,

memberikan sensasi

yang menyenangkan ataupun tidak menyenangkan dalam berbagai cara. Ada


wujud-wujud yang memuat pesan-pesan khusus, mempengaruhi kita dengan cara
yang mudah dimengerti,

sementara yang lain dengan cara yang sulit

Dengan atau tanpa penjelasan, kekuatan

wujud

tidak

dapat

dijelaskan.
dipertentangkan

(Abercrombie, 1984)
Sebagai contoh dengan dimensi/ukurannya, piramid adalah suatu wujud yang
mempunyai suatu kekuatan. Tentunya, effektifitasnya diperkaya oleh pengulangan

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
melalui sejarah dan oleh kekayaan akan asosiasi-asosiasinya yang terakumulasi
(terkumpul). Bagi masyarakat Mesir, yang mengenalnya sebagai transformasi ideal
dan agung dari gundukan makam biasa, yang mempercayainya sebagai jaminan
keabadian Pharaoh dan yang melihat lapisan atapnya yang berkilat memantulkan
cahaya langsung pertama dari matahari terbit, sebagai imaji kedewaan/ketuhanan
bagi mereka jelas,
Piramid memiliki arti yang tidak akan pernah kita peroleh kembali bagi kita
saat ini. Sekalipun demikian, piramid masih mempunyai pengaruh terhadap kita,
walaupun masyarakat yang mengenal asal usulnya dan mempunyai keyakinan
terhadap pendirinya (masyarakat Mesir terhadap Pharaoh) sudah tidak ada
(musnah), wujudnya tetap ada dan tetap mempunyai kekuatan (dalam tingkat
yang berbeda). Piramid mempunyai kekuatan yang hakiki. Obelisk
satu

bentuk

yang

memiliki

daya

tarik.obelisk

adalah

hamper selalu

salah
menarik

perhatian. Tidak dapat dipungkiri bahwa obelisk melambangkan lingga . Tetapi


bukan berarti asosiasi ini dilihat sebagai satu-satunya sumber daya tariknya.
Sumber

tersebut

mungkin

sedikit

lebih

berkaitan

dengan

sex

daripada

dengan sebuah isyarat melawan gravitas, usaha melawan inersia. Dome merupakan
salah satu

bentuk arsitektur yang

mendasar.

Dome

berbeda

dengan

piramid dan obelisk, memiliki tingkat bentuk yang berbeda dimana piramid
obelisk

dapat

dikategorikan

sebagai

obyek

seni

(sculpture).

dan

Dome dapat

disebut sebagai sebuak bentuk bangunan (building form), dalam arti sebuah
bentuk yang tidak hanya memiliki permukaan luar tetapi juga ruang dalam
dan organisasi (internal space). Dengan pengertian lain, secara umum, bentuk
(form) lebih tinggi (superior) dari wujud (shape), bahwa arsitkeutr berada pada
potensinya yang

paling

tinggi

ketika

eksterior

dan

interior

dapat

dipahami

sebagai suatu kesatuan. Bentuk dapat diperkuat atau dilemahkan oleh bentuk
lain. Untuk program- program fungsional pada bangunan biasanya membutuhkan
gabungan beberapa elemen.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
Hal ini tidak berarti menjadi keterbatasan estetika.Arsitek dapat menghasilkan efek
yang

impresif

dengan

menggabungkan

bentuk-bentuk.

Misalnya dengan

menggunakan pengulangan bentuk-bentuk yang sama, atau mengejutkan dengan


mensejajarkan dua bentuk yang sama sekali berbeda, yang kemudian dapat
menimbulkan
menjadi

penghargaan

satu

bahwa

komposisi

perbedaan-perbedaan

tunggal.

Bentuk

dapat

dapat

digabungkan

bergabung

untuk

menghasilkan komposisi yang koheren dengan cara persamaan, pengulangan


ataupun

proporsi. Bentuk-bentuk yang sama tidak perlu benar-benar sama dan

sebangun, untuk dapat dikenali hubungan antara mereka; kemiripan dalam satu
keluarga sudah cukup, justru karena keberagaman dapat menyenangkan, bahkan
lebih disukai daripada kesamaan yang sempurna.
Bentuk dalam arsitektur meliputi permukaan luar dan ruang dalam. Pada saat
yang sama, bentuk maupun ruang mengakomodasi fungsi-fungsi (baik fungsi fisik
maupun non fisik). Fungsi-fungsi tersebut dapat dikomunikasikan kepada bentuk.
Dalam

kenyataannya,

menghadirkan berbagai

keterkaitan
macam

fungsi,

ekspresi.

ruang

Penangkapan

dan

bentuk

ekspresi

bentuk

dapat
bisa

sama ataupun berbeda pada setiap pengamat, tergantung dari pengalaman dan
latar belakang pengamat.
Bentuk arsitektural adalah titik temu antara massa dan ruang . Bentuk-bentuk
arsitektural, tekstur, material, pemisahan antara cahaya dan bayangan, warna,
merupakan perpaduan dalam menentukan mutu atau jiwa dalam penggambaran ruang.
Mutu arsitektur akan ditentukan oleh keahlian seorang perancang dalam menggunakan
dan menyatukan unsure-unsur tadi, baik dalam pembentukan ruang dalam (interior)
maupun ruang-ruang luar (eksterior) di sekeliling bangunan-bangunan
Edmund N. Bacon, Perancangan Kota, 1974

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
Bentuk merupakan sebuah istilah inklusif yang memiliki beberapa pengertian. Bentuk
dapat dihubungkan pada penampilanluar yang dapat dikenali seperti sebuah kursi atau
seseorang yang mendudukinya. Hal ini juga menjelaskan kondidi tertentu di mana
sesuatu dapat mewujudkan keberadaannya, misalnya bila kita bicara mengenai air
dalam bentuk es atau uap. Dalam seni dan perancangan, seringkali dipergunakan
istilah tadi untuk menggambarkan struktur formal sebuah pekerjaan-cara dalam
menyusun dan mengkoordinasikan unsure-unsur dan bagian-bagian dari suatu
komposisi untuk mengahsilkan suatu gambaran nyata. Dalam konteks studi ini, bentuk
dapat dihubungkan baik dengan struktur internal maupun garis isternal serta prinsip
yang memberikan kesatuan secara menyeluruh. Jika bentuk lebih sering dimaksudkan
sebagai pengertian massa atau isi tiga-dimensi, maka wujud secara khusus lebih
mengarah pada aspek penting bentuk yang mewujudkan penampilannya-konfigurasi
atau perletakan garis atau kontur yang membatasi suatu gambar atau bentuk,
Perspektif atau sudut pandang yang berbeda memperlihatkan wujud ataupun aspekaspek bentuk dalam pandangan mata manusia.
Jarak kita terhadap bentuk tersebut menentukan ukuran yang tampak.
Keadaan pencahayaan dimana kita melihat suatu bentuk akan mempengaruhi
kejelasan dari wujud dan strukturnya.
Lingkungan visual yang mengelilingi benda tersebut mempengaruhi kemampuan kita
dalam menterjemahkan dan mengidentifikasi bentuk tersebut.
2.3. Wujud
wujud memperlihatkan sisi luar karakteristik suatu bidang atau konfigurasi permukaan
suatu bentuk runang. Wujud merupakan sarana pokok yang memungkinkan kita
mengenal, mengindentifikasi dan mengkategorikan gambar-gambar dan bentuk-bentuk
tertentu. Persepsi kita terhadap suatu wujud sangat tergantung pada tingkat ketajaman
visual yang terlihat sepanjang kontur yang memisahkan suatu gambar dari latar
belakangnya atau antara suatu bentuk dan daerahnya.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR

Dalam arsitektur, kita berkonsentrasi dengan wujud-wujud dari:


Bidang lantai, dinding dan langit-langit yang membatasi ruang
Bukaan-bukaan jendela dan pintu di dalam ruang tertutup.
Baying-bayang (silhouette) dan kontur bentuk-bentuk bangunan.

2.3.1. Wujud Dasar


secara psikologis manusia secara naluriah akan manyederhanakan lingkungan
visualnya untuk memudahkan pemahaman. Dalam setiap komposisi bentuk, kita
cenderung mengurangi subyek utama dalam daerah pandangan kita ke bentuk-bentuk
yang paling sederhana dan teratur. Semakin sederhana dan teraturnya suatu wujud,
semakin mudah untuk diterima dan dimengerti.

Secara geometri kita ketahui wujud-wujud beraturan seperti lingkaran dan sederetan
segi banyak beraturan (yang memiliki sisi-sisi dan sudut-sudut yang sama) yang tak
terhingga banyaknya dapat dilukiskan di dalam lingkaran, segitiga, dan bujur sangkar.

Lingkaran

: sederetan titik-titik yan disusun dengan jarak yang sama dan


seimbang terhadap sebuah titik tertentu di dalam lingkungan.

Segitiga

: sebuah bidang datar yang dibatasi oleh tiga sisi dan mempunyai
tiga buah sudut.

Bujur sangkar : sebuah bidang datar yang mempunyai empat buah sisi yang sama
panjang dan empat buah sudut siku-siku.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR

A. Lingkaran
Lingkaran adalah suatu yang terpusat, berarah ke dalam dan pada umumnya bersifat
stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan sebuah
lingkaran pada pusat suatu bidang akan memperkuat sifat dasarnya sebagai poros.
Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk bersuduat lainnya disekitar bentuk
lingkaran

atau

menempatkan

suatu

unsure

menurut

arah

kelilingnya,

dapat

menimbulkan perasaan gerak putar yang kuat.


Komposisi dari lingkaran bisa mencapai titik:
v Netral,
v Stabil
v Tidak stabil
v Seimbang
v Terpusat sendiri
v Dinamis
v Diam ditempat
B. Segitiga
Segitiga menunjukkan stabilitas. Apabila terletak pada salah satu sisinya, segitiga
merupakan bentuk yang sangat stabil. Jika diletakkan berdiri pada salah satu sudutnya,
dapat menjadi seimbang bila terletak dalam posisi yang tepat pada suatu
keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan cederung jatuh ke salah satu sisinya

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR

C. Bujur Sangkar
Bujur sangkar menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Bentuk ini merupakan
bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki arah tertentu. Bentuk-bentuk segi
empat lainnya dapat dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar-yang berubah
dengan penambahan tinggi atau lebarnya. Seperti juga segitiga, bujur sangkar tampak
stabil jika berdiri pada salah satu sisinya dan dinamis jika berdiri pada salah satu
sudutnya.

2.4. Bentuk Pejal Dasar


.Kubus, kerucut, bola, silinder dan peramida adalah bentuk-bentuk dasar utama
dimana peran cahaya sangat penting: kesan bentuk-bentuk ini tampak berbeda dan
jelas bagi kita serta tanpa keraguan. Inilah alasan mengapa bentuk-bentuk yang indah,
bahkan bentuk-bentuk yang paling indah Le-Corbusier

Wujud dasar dapat dikembangkan atau diputar untuk mengahasilkan bentuk ruang atau
bentuk pejal yang berbeda, teratur dan mudah dikenali. Lingkaran membentuk bola dan
silinder, segitiga membentuk kerucut dan piramida, bujur sangkar membentuk kubus.
Dalam konteks ini, istilah pejal (solid) bukan menjelaskan suatu benda yang padat dan
keras tetapi lebih pada suatu bentuk atau gambar geometric tigadimensi

Bola:

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
Bentuk benda pejal yang dihasilkan oleh perputaran sebuah setengah lingkaran pada
garis tengahnya, di mana jarak semua titik pada permukaan terhadap pusatnya adalah
sama. Bola adalah bentuk yang terpusat dan memiliki konsentrasi (pemusatan) yang
tinggi. Seperti halnya lingaran yang merupakan bentuk dasarnya, bola mempunyai titik
pusat dan pada umumnya stabil dalam lingkungannya. Bola cenderung menggelinding
jika diletakkan pada suatu bidang miring. Dilihat dari sudut manapun juga, wujud bola
selalu tampak sama.

Silinder:

Bentuk benda pejal yang dihasilkan olah perputaran sebuah segi empat pada salah
satu sisinya. Silinder terpusat pada sumbu yang berbentuk garis yang menghubungkan
pusat-pusat kedua permukaan lingkaran yang ada. Silinder dapat diperpanjang dengan
mudah menurut arah sumbunya. Silinder merupakan bentuk yang stabil jika diletakkan
pada permukaan lingkarannya; berubah menjadi labil jika sumbunya dicondongkan.

Kerucut:

Bentuk benda pejal yang dihasilkan oleh perputaran sebuah segitiga pada salah satu
sisinya. Seperti halnya silinder, kerucut merupakan bentuk yang sangt stabil jika berdiri
di atas permukaan lingaran dasarnya dan berubah menjadi tidak stabil jika sumbu
vertikalnya dimiringkan atau dibalik. Bentuk ini masih dapat diletakkan berdiri pada
ujungya dalam suatu keadaan seimbang yang kritis.

Piramida:

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR

Bentuk Polihedron dengan dasar sisi banyak dan bidang-bidang segitiga yang bertemu
pada satu titik. Bentuk pyramid memiliki cirri-ciri yang serupa dengan kerucut. Oleh
karena semua permukaan sisi-sisinya merupakan bidang-bidang yang datar, maka
piramida dapat berdiri dengan stabil pada setiap permukaannya. Lain halnya dengan
kerucut yang berkesan lembut, piramida secara relative adalah bentuk yang berkesan
keras dan bersudut.

Kubus:

Sebuah benda pejal prismatic yang memiliki enam permukaan bujur sangkar yang
berukuran sama, di mana setiap dua sisi yang berhadapan membentuk sudut siku-siku.
Karena dimensi-dimensi tersebut, kubus adalah bentuk statis yang tidak menunjukkan
gerak maupun arah. Bentuk ini merupakan bentuk yang stabil kecuali jika berdiri di atas
salah satu sisi atau sudutnya. Walaupun profil sudut-sudutnya dipengaruhi oleh arah
pandang kita, kubus merupakan bentuk yang sangat mudah dikenali.

2.5. Bentuk-bentuk beraturan dan tidak beraturan


Bentuk beraturan adalah bentuk-bentuk yang berbubungan satu sama lain dan tersusun
secara rapi dan konsisten. Pada umumnya bentuk-bentuk tersebut bersifat stabil dan
simetris terhadap satu sumbu atau lebih. Bola, silinder, kerucut, kubus, dan piramida
merupakan contoh utama bentuk-bentuk beraturan

Bentuk-bentuk dapat mempertahankan keteraturannya meskipun dimensi-dimensinya


diubah, ataupun unsure-unsurnya ditambah atau dikurangi. Berdasarkan pengalaman

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
dalam membangun bentuk-bentuk serupa, kita dapat membangun suatu bentuk teratur
yang baru berdasarkan bentuk dasar meskipun dengan menghilangkan atau
menambahkan beberapa bagiannya.

Bentuk tak teratur adalah bentuk yang bagian-bagiannya tidak serupa dan hubungan
antar bagiannya tidak konsisten. Pada umumnya bentuk ini tidak simetris dan lebih
dinamis dibandingkan bentuk beraturan. Bentuk tak beraturan bisa berasal dari bentuk
beraturan yang dikurangi oleh suatu bentuk tak beraturan ataupun hasil dari komposisi
tak beraturan dari bentuk-bentuk beraturan.

Selama kita berkecimpung baik dengan massa padat maupun ruang kosong di dalam
arsitektur, bentuk-bentuk beraturan bisa berada dalam bentuk-bentuk tak beraturan.
Demikian juga bentuk-bentuk tak beraturan bisa berada dalam bentuk-bentuk beraturan

2.6. Perubahan bentuk


Semua bentuk dapat dipahami sebagai hasil dari perubahan benda pejal utama, melalui
variasi-variasi yang timbul akibat manipulasi dimensinya, atau akibat penambahan
maupun pengurangan elemen-elemennya.

Perubahan Dimensi

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
Suatu bentuk dapat diubah dengan menggabungkan salah satu atau beberapa dimensidimensinya dan tetap mempertahankan identitasnya sebagai

anggota bagian dari

suatu bentuk. Sebuah kubus misalnya, dapat diubah menjadi bentuk-bentuk prisma
serupa dengan mengubah ukuran tinggi, lebar atau panjangnya. Bentuk tersebut dapat
dipadatkan menjadi bentuk bidang pipih atau direntangkan menjadi suatu bentuk linier
Perubahan dengan Pengurangan

Suatu bentuk dapat diubah dengan mengurangi sebagian dari volumnya. Tergantung
dari banyaknya pengurangan, suatu bentuk mampu mempertahankan identitas asalnya
atau diubah menjadi suatu bentuk yang lain sama sekali. Sebagai contoh, sebuah
kubus dapat mempertahankan identitasnya sebagai kubus walaupun sebagian dari
kubus tersebut dihilangkan atau diubah menjadi serangkaian bentuk polyhedron teratur
yang menggambarkan suatu bola.

Perubahan dengan Penambahan:

Suatu bentuk dapat diubah dengan menambah unsure-unsur tertentu kepada volume
bendanya. Sifat proses penambahan serta jumlah dan ukuran relative unsure yang
ditambahkan akan menentukan apakah identitas bentuk asal dapat dipertahankan atau
berubah.

2.7. Perubahan Bentuk

Sebuah bola dapat diubah menjadi bentuk bulat terlur atau elips dengan cara
memperpanjang salah satu sumbunya.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
Sebuah pyramid dapat diubah bentuknya dengan merubah dimensi dasarnya,
modifikasi ketinggian puncaknya atau dengan memindahkan kedudukan titik puncak
keluarnya dari sumbu vertical yang normal
Sebuah kubus dapat diubah menjadi bentuk persegi panjang prismatic dengan
memperpendek atau memperpanjang tinggi, lebar, ataupun tebalnya.

2.8. Bentuk yang dikurangi


Kita selalu mencari keteraturan dan kesenambungan di dalam bentuk-bentuk yang
dapat dilihat dalam batas pandangan. Apabila sebagian dari bentuk pejal utama
tersebut tersembunyi dari pandangan kita, kita cenderung melengkapi bentuknya dan
memandangnya seakan-akan bentuk tersebut utuh karena secara naluriah benda
tersebut akan terlihat utuh meskipun secara kasat mata tidak terlihat. Sama halnya
dengan bentuk-bentuk beraturan yang volumenya hilang sebagian, bentuk-bentuk
tersebut dapat mempertahankan identitas formalnya jika kita menganggapnya sebagai
bentuk yang tidak lengkap. Kita menyebut bentuk-bentuk terselubung ini sebagai
bentuk-bentuk yang dikurangi. Karena sangat mudah dikenali, bentuk-bentuk deometrik
sederhana.

Seperti bentuk pejal utama, dapat menerima secara langsung adanya pemotongan.
Bentuk-bentuk ini akan tetap mempertahankan identitas formalnya jika bagian-bagian
volumenya dihilangkan tanpa merusak sisi, sudut dan profil keseluruhan.

Keraguan akan identitas asli akan timbul jika sebagian dari bentuk tersebut dihilangkan
dari volumenya dengan merusak sisi-sisinya dan secara drastis mengubah profilnya.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
Pada deretan gambar-gambar ini, kapankah bentuk bujur sangkar yang dihilangkan
salah satu sudutnya ini diubah menjadi sebuah konfigurasi L yang terdiri dari dua
buah bidang empat persegi panjang?

Volume ruang dapat dikurangi untuk menciptakan jalan masuk yang menjorok ke
dalam, halaman terbuka, ataupun bukaan-bukaan jendela yang terbentuk oleh adanya
bukaan pada permukaan dinding secara vertical dan horizontal.
2.9. Bentuk yang ditambah
Apabila sebuah bentuk terpotong diperoleh dengan menghilangkan sebagian dari
volume asalnya, maka suatu bentuk dengan penambahan dihasilkan dengan
menghubungkan satu atau beberapa bentuk tambahan lain terhadap volume yang
sudah ada.Kemungkinan-kemungkinan dasar untuk penggabungan dua bentuk atau
lebih adalah:

Gaya tarik ruang

Tipe hubungan ini terjadi karena kedua bentuk relative berdekatan satu dengan yang
lain, atau saling membagi/ memberikan sifat visual umumnya seperti wujud, warna, atau
material

Hubungan antar sisi

Pada tipe dengan pertemuan antar sisi ini, maka bentuk-bentuk itu akan memiliki satu
sisi bersama-sama dan dapat berporos pada sisi tersebut.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR

Hubungan antar permukaan bidang

Pada tipe pertemuan permukaan bidang ini, kedua bentuk memiliki bidang-bidang datar
yang berhubungan dan terletak sejajar satu sama lain

Ruang-ruang yang saling terkait

Pada tipe dengan volume-volume ruang yang saling berkaitan ini, bentuk-bentuk ruang
tersebut saling menembus ke dalam masing-masing ruangnya. Bentuk-bentuk ini tidak
perlu memilik kesamaan visual

Berikut ini mengkategorikan bentuk-bentuk dengan penambahan menurut sifat


hubungan yang muncul diantara bentuk-bentuk komponennya sebaik konfigurasi
keseluruhannya.

2.10. Bentuk Terpusat


Bentuk-bentuk terpusat menuntut adanya dominasi secara visual dalam keteratuan
geometris, bentuk yang harus ditempatkan terpusat, misalnya seperti bola, kerucut,
ataupun silinder. Oleh karena sifatnya yang terpusat, bentuk-bentuk tersebut sangat
ideal sebagai struktur yang berdiri sendiri, dikelilingi oleh lingkunganya, mendominasi
sebuah titik didalam ruang, atau menempati pusat suatu bidang tertentu. Bentuk ini
dapat menjadi symbol tempat-tempat yang suci atau penuh penghormatan, atau untuk
mengenang kebesaran seseorang atau suatu peristiwa.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR

2.11. Bentuk Linier


Bentuk garis lurus atau linier dapat diperoleh dari perubahan secara proposional dalam
dimensi suatu bentuk atau melalui pengaturan sederet bentuk-bentuk sepanjang garis.
Dalam kasus tersebut deretan bentuk dapat berupa pengulanangan atau memiliki sifat
serupa dan diorganisir oleh unsure lain yang terpisah dan lain sama sekali seperti
sebuah diding atau jalan.

Bentuk garis lurus dapat dipotong-potong atau dibelolkkan sebagai penyeluaian


terhadap kondisi setempat seterti topografi, pemandangan tumbuh-tumbuhan, maupun
keadaan lain yang ada dalam tapak.
Bentu garis lurus dapat diletakkan dimuka atau menunjukkan sisi suatu ruang luar
atau membentuk bidang masuk ke suatu ruang di belakangnya.
Bentuk linier dapat dimanipulasi untuk membatasi sebagian.
Bentuk linier dapat diarahkan secara vertical sebagai suatu unsure menara untuk
menciptakan sebuah titik dalam ruang.
Bentuk linier dapat berfungsi sebagai unsure pengatur sehingga bermacam-macam
unsure lain dapat ditempatkan disitu.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR

2.12. Bentuk radial


Suatu bentuk radial terdiri dari atas bentuk-bentuk linier yang berkembang dari suatu
unsure inti terpusat kearah luar menurut jari-jarinya. Bentuk ini menggabungkan aspekaspek pusat dan linier menjadi satu komposisi.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
Inti tersebut dapat dipergunakan baik sebagai symbol ataupun sebagai pusat fungsional
seluruh organisasi. Posisinya yang terpusat dapat dipertegas dengan suatu bentuk
visual dominant, atau dapat digabungkan dan menjadi bagian dari lengan-lengan
radialnya.
Lengan-lengan radial memiliki sifat-sifat dasar yang serupa dengan bentuk linier, yaitu
sifat ekstrovertnya. Lengan-lenga radial dapat menjangkau ke luar dan berhubungan
atau meningkatkan diri dengan sesuatu yang khusus di suatu tapak. Lengan-langan
radial dapat membuka permukaanya yang diperpanjang untuk mencapai kondisi sinar
matahari, angin, pemandangan atau ruang yang diinginkan.
Organisasi bentuk radial dapat dilihat dan dipahami dengan sempurna dari suatu titik
pandang di udara. Bila dilihat dari muka tanah, kemungkinan besar unsure pusatnya
tidak akan dengan jelas, dan pola penyeberan lengan-lengan linier menjadi kabur atau
menyimpang akibat pandangan perspektif.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR

2.13. Bentuk kelompok (cluster)


Jika organisasi terpusat memiliki dasar geometric yang kuat dalam penataan bentukbentunya, maka organisasi kelompok dibentuk berdasarkan persyaratan fungsional
seperti ukuran, wujud ataupun jarak letak. Walaupun tidak memiliki aturan deometrik
dan sifat introvert bentuk perpusat organisasi kelompok cukup fleksibel dalam
memadukan bermacam-macam wujud, ukuran, dan orientasi ke dalam strukturnya.
Berdasarkan fleksibilitasnya, organisasi kelompok bentuk-bentuk dapat diorganisir
dengan berbagai cara sebagai berikut:

Dapat dikaitkan sebagai anggota tambahan terhadap suatu bentuk atau ruang
induk yang lebih besar
Dapat dihubungkan dengan mendekatkan diri untuk menegaskan dan
mengekspresikan volumenya sebagai suatu kesatuan individu.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
Dapat menghubungkan volume-volumenya dan bergabung menjadi suatu bentuk
tunggal yang memiliki suatu variasi tampak

Suatu organisasi kelompok dapat juga terdiri dari bentuk-bentuk yang umumnya setera
dalam ukuran, wujud dan fungsi. Bentuk-bentuk ini secara visual disusun menjadi
sesuatu yang koheren, organisasi nonhirarki, tidak hanya melalui jarak yang saling
berdekatan namun juga melalui kesamaan sifat visual yang dimilikinya.
Sejumlah bentuk perumahan kelompik dapat dijumpai dalam berbagai bentuk arsitektur
tradisional dari berbagai kebudayaan. Meskipun tiap kebudayaan melahirkan suatu
jenis yang unik sebagai tanggapan terhadap factor kemampuan teknis, iklim dan social
budaya, pengorganisasian perumahan kelompok ini pada umumnya mempertahankan
individualitasnya masing-masing unitnya serta suatu tingkat keragaman moderat dalam
konteks keseluruhan penataan.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR

2.14. Bentuk grid


Grid adalah suatu system perpotongan dua garis-garis sejajar atau lebih yang berjarak
teratur. Grid membentuk suatu pola geometric dari titik-titik yang berjarak teratur pada
perpotongan garis-garis grid dan bidang-bidang beraturan yang dibentuk oleh garisgaris grid itu sendiri.
Grid yang paling umum adalah yang berdasarkan bentuk geometri bujur sangkar.
Karena kesamaan demensi dan sifat semetris dua arah, grid bujur sangkar pada
prinsipnya, tak berjenjang dan tak berarah. Grid bujur sangkar dapat digunakan sebagai
skala yang membagi suatu permukaan menjadi unit-unit yang dapat dihitung dan
memberikannya suatu tekstur tertentu. Grid bujur sangkar juga dapat digunakan untuk
menutup beberapa permukaan suatu bentuk dan menyatukannya dengan bentuk
geometri yang berulang dan mendalam.
Bujur sangkar, bila diproyeksikan kepada dimensi ketiga, akan menimbulkan suatu
jaringan ruang dari titik-titik dan garis-garis referensi. Di dalam kerangka kerja modular
ini, beberapa bentuk dan ruang dapat diorganisir secara visual.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
2.15. Penggabungan bentuk geometri
Apabila dua buah bentuk yang berbeda geometri atau berlawanan orientasinya dan
saling menembus batas masing-masing. Maka masing-masing bentuk akan bersaing
untuk mendapatkan supermasi dan dominasi secara visual. Pada situasi semacam ini,
bentuk-bentuk berikut ini dapat berkembang:

kedua bentuk dapat menghilangkan identitas masing-masing dan bersatu


menciptakan suatu bentuk komposit yang baru.
Salah satu dari kedua bentuk tersebut dapat menerima bentuk yang lain secara
keseluruhan di dalam ruangnya.
Kedu bentuk tersebut dapat mempertahankan identitas masing-masing dan bersamasama memiliki bagian volume yang saling berkaitan.
Kedua bentuk dapat terpisah dan dihubungkan oleh unsure ketiga yang memiliki
geometri serupa dengan salah satu bentuk asalnya.

Bentuk-bentuk yang berbeda dalam hal geometri atau orientasi mungking tergabung
dalam suatu organisasi tunggal untuk beberapa alas an sebagai berikut:

Untuk menampung atau menekankan kebutuhan-kebutuhan yang berbeda dari


ruang interior dan bentuk eksterior.
Utnuk menunjukkan kepentingan fungsional atau simbolis dari suatu betntuk atau
ruang di dalam konteksnya.
Untuk menciptakan suatu bentuk komposit yang menggabungkan geometrigeometri kontras kepada organisasi terpusatnya.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR

Utnuk mengarahkan suatu ruang terhadap suatu arah tertentu di dalam tapak
bangunan.
Untuk membentuk volume ruang yang jelas dari suatu bentuk bangunan.
Untuk menunjukkan dan menegaskan bermacam-macam system konstruksi atau
mekanik yang berada di dalam sebuah bentuk bangunan

Untuk memperkuat kondisi local yang simetris dalam suatu bentuk bangunan.
Untuk menanggapi geometri-geometri yang berbeda topografi, tumbuh-tumbuhan,
batas-batas tapak, atau struktur-struktur yang sudah ada di lapangan
Untuk memanfaatkan jalur gerak yang sudah ada pada suatu tapak bangunan.

Bentuk penggabungan dua bentuk diantaranya:


1.

lingkaran dan bujur sangkar

2.

grid yang diputa

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR

DEFINISI EKSPRESI
Definisi ekspresi menurut terminologinya

Term ekspresi sudah sangat populer digunakan oleh berbagai bidang, termasuk disiplin
arsitektur. Namundemikian, dalam disiplin arsitektur term ekspresi memiliki pengertian
yang sangat spesifik. Dari berbagai Pustaka yang menjelaskan term ekspresi, dapat
disimpulkan bahwa ekspresi memiliki definisi yang identic dengan proses
komunikasi. Hal ini bisa dipahami dari kata-kata kunci yang digunakan, seperti:
transforming, showing, representing, putting, conveying, feeling, pressing, squeezing, dl
l. [Mirriam Webster;
Collins Discovery Encyclopedia; The American Heritage Dictionary of the English Lan
guage].

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR

Masih menurut sumber yang ada, sebagai proses komunikasi tentunya membutuhkan
media untuk
berkomunikasi. Media yang digunakan dapat bermacam-macam, antara lain: bahasa tu
buh, bahasa verbal,
bahasa tulis [termasuk simbol-simbol], rupa, audio, atau sesuatu yang ditunjukan oleh si
fat alamiah yang
dapat tercipta atau menampakkan pesan komunikasi. Media-media inilah yang menjadi
konteks dari
berbagai pengertian atau definisi yang ada, sehingga menjadikan terminologi ekspresi
sangat luas variasi
definisinya. Selain itu, di dalam pengertian ekspresi terdapat komponen pesan yang i
ngin disampaikan
kepada komponen penerima.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan definisi ekspresi secara terminologi adalah prose
s komunikasi melalui
suatu media yang ditujukan untuk membangun kesamaan persepsi akan pesan yang di
komunikasikan.

Definisi ekspresi menurut berbagai disiplin ilmu

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
Definsi ekspresi di atas masih relatif abstak karena hanya dijelaskan menurut terminol
oginya. Sedangkan
dalam literatur berbagai disiplin ilmu, term ekspresi mulai menunjukkan definisi yang sp
esifik. Dari berbagai
literatur disiplin ilmu, diperoleh gambaran adanya penekanan definisi ekspresi pada; (1
)komponen pesan,
yaitu substansi konseptual atau kontekstual dari masing-masing bidang ilmu yang diban
gun dan ingin
disampaikan. (2)komponen media yang digunakan, yaitu bagaimana masing-masing bid
ang ilmu
menggunakan bahasanya untuk menyampaikan pesan. (3)komponen penerima, yaitu b
agaimana penerima
merespon dan membangun persepsi tentang pesan melalui media yang ada, bagaiman
a penerima
menciptakan persepsi dalam dirinya, bagaimana penerima memahami persepsi tersebu
t dengan baik, dll
menurut kaidah-kaidah keilmuan (ilmiah) disiplin ilmu terkait. Untuk itu secara skematik
penjelasan tersebut
dapat digambarkan atau diilustrasikan sebagai berikut:

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR

Gambar 1. Definisi Ekspresi Ditinjau dari Beragam Disiplin Ilmu

Definisi ekspresi menurut disiplin ilmu arsitektur


Sebagaimana definisi ekspresi menurut beragam disiplin ilmu, maka menurut disiplin
ilmu arsitektur,
pengertian ekspresi mencakup 3 komponen, yaitu pesan, media, dan penerima. Pesan
dapat dilihat sebagai
pembahasan mengenai praktek dan pengetahuan arsitektur, yaitu desain (Unwin, 200
3:13; Cook, 2007:5;
Robinson, 2001:68). Media dipahami sebagai hasil karya desain arsitektur, yaitu bang
unan (Conway and
Roenisch, 2005; Unwin, 2003:14; Cook, 2007:5) Sedangkan penerima adalah bagaima
na respon penerima
terhadap karya desain arsitektur yang diukur dari kualitas desain dan kinerja bangunan
serta affordances
hasil karya desain tersebut (Lang, 1987; Conway and Roenisch, 2005:1).
Ketiga komponen yang ada, dalam perpektif disiplin ilmu arsitektur tersebut mencakup:

1.Praktek dan pengetahuan arsitektur, yaitu desain. Desain, sebagai perwuju dan
arsitektur, merupakan pengertian yang komprehensif (mudahdi pahami) dari
arsitektur itu sendiri. Jika dalam pengertian generik,ruang merupakan esensi dari
arsitektur, maka desain sesungguhnya adalah perwujudan ruang secara lebih
kompleks. Ruang disini bukan berarti hanya sepetak luas yang memiliki panjang dan

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
lebar, melainkan ruang dipahami sebagai keseluruhan dari wadah bagi manusia untuk
beraktivitas. Ruang memiliki komponen komponen fisik pembentuknya, yang dalam
sebuah desain terdiri atas komponen-komponen fisik bangunan. Menurut Vitruvius,
terdapat 2 komponen dasar dalam setiap desain (karya arsitektur), yaitu komponen
komoditi (elemen-elemen fisik) dan komponen keindahan (estetika).
Kedua komponen inilah yang menjadi perhatian atau pesan dari setia desain, termasuk
pada proses ekspresinya.

2.Media komunikasi, yaitu bangunan. Bangunan dapat dipahami melalui 2 cara, pertam
a secara fisik (meliputi; bentuk, struktur, keindahan, dan fungsi bangunan) dan kedua
secara metafora. Secara umum bangunan memiliki fungsi utama memenuhi kebutuhan
akan tempat berlindung dan memberikan rasa aman sehingga secara simbolik kedua
kebutuhan ini akan terlihat dari bentuk bangunan yang ada.

3.Respon penerima, dalam hal ini dilihat dari bagaimana desain atau bangunan menunj
ukkan kualitas desain dan kinerjanya. Dari sisi bangunan maka keindahan yang ada
pada bangunan harus mampu Disampaikan (seperti bangunan yang harus
berbicara) kepada penghuni atau masyarakat umum yang merasakan keberadaan
bangunan tersebut. Hal ini dikarenakan untuk mengetahui perasaan
tiap orang tentang sebuah bangunan tentunya tidak mungkin sehingga bangunanlah ya
ng seharusnya dipahami bagaimana bangunan tersebut berbicara kepada penghuni
atau masyarakat di sekitarnya. Untuk itu dikenal adanya konsep affordances yang
harus terlihat dari sebuah bangunan.
Penjelasan di atas dapat diilustrasikan dalam gambar berikut:

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR

Gambar 2. Definisi Ekspresi Ditinjau dari Disiplin Ilmu Arsitektur

MODEL EKSPRESI ARSITEKTUR


Dari seluruh uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kajian ekspresi dalam
tulisan ini telah menghasilkan sebuah model yang dapat berfungsi untuk menjelaskan
(explain) fenomena desain arsitektur. Sebagaimana umumnya kaidah-kaidah sebuah
model dalam berbagai bidang ilmu, maka model ekspresi arsitektur inipun
mengandung komponen konsep dan proposisi dan hubungan di antaranya :

Konsep ekspresi arsitektur


Konsep adalah simbol yang digunakan untuk memaknai fenomena tertentu. Konsep
merupakan komponen utama untuk membentuk teori atau model. Konsep muncul
karena dibentuk dan untuk membentuk konsep diperlukan 3 elemen, yaitu:
(1) simbol, (2) muatan makna atau konsepsi, dan (3) obyek atau peristiwa:
fenomena, fakta, referensi empirik. Simbol dapat berbentuk kata tunggal, kata ma
jemuk, kalimat pendek atau berbentuk notasi. Muatan makna (konsepsi) adalah
sesuatu yang diisi ke dalam atau dilekatkan pada simbol dinyatakan melalui definisi
(definisi konseptual). Sedangkan obyek atau referensi empirik (obyek,

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
peristiwa,indikator empirik) adalah sesuatu yang ditunjuk oleh simbol dan terkandung
dalam muatan makna (konsepsi). Berdasar uraian tersebut maka dapat dinyatakan
bahwa yang dimaksud dengan konsep ialah simbol yang diisi dengan muatan makna
(konsepsi) tertentu untuk merujuk pada peristiwa (obyek) tertentu (Ihalauw, 2008).
Berdasar pengertian di atas, berikut penjelasan konsep (termasuk simbol, muatan
makna, dan obyek yang terkait) yang selanjutnya membentuk proposisi dan model
ekspresi arsitektur.
Tabel 1. Konsep-konsep Ekspresi Arsitektur
Konsep
Desain

Simbol
Komponen desain;

Muatan makna
Prinsip desain

Obyek
Kegiatan/aktivitas

fungsi, keindahan,

yang diolah

mendesain/merancang yang

dan kekuatan.

dilakukan
oleh seorang arsitek/desainer
.

Bangunan
(karya desain)

Elemen; garis, bida


ng, ruang (dan
komposisinya)
Bentuk/wujud bang
unan (facade,
selubung, dll).

Proposisi ekspresi arsitektur

Unsur-unsur fi
sik yang diwuj
udkan dari
proses desain
dan menjadi s
arana
memenuhi keb
utuhan
penghuni/pem
akai bangunan
.

Bangunan/ lingkungan buatan


(fisik)
sebagai wadah berbagai aktiv
itas
sehari-hari dan untuk memen
uhi
berbagai kebutuhan pemakai
nya.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR

Proposisi adalah sebuah pernyataan (statement) tentang sifat fenomena. Konstruksi


teori yang membahas Tentang arti dari pernyataan tentang sifat fenomenon ketimbang
tentang kebenaran dari pernyataan tentang sifat fenomenon itu. Proposisi dibentuk
dengan cara menautkan dua konsep Pertautan itu dilandaskan pada spesifikasi
dengan dasar teoritis yang kuat (Ihalauw, 2008).
Dari 3 konsep yang ada, yaitu desain, bangunan, dan respon, maka untuk dapat
membentuk proposisi harus memiliki keterkaitan diantara konsep tersebut.
Berikut 2 proposisi yang terbentuk akibat adanya keterkaitan antara;
(1) konsep desain dengan bangunan dan (2) konsep bangunan dengan respon.
1.Keterkaitan antara konsep desain dan bangunan dapat dijelaskan melalui keterk
aitan fenomena keduanya. Kegiatan mendesain dipahami sebagai kegiatan
mengolah fungsi-keindahan-kekuatan yang merupakan kegiatan
utama seorang arsitek (Robinson, 2001:67-68). Dari kegiatan ini akan
dapat diwujudkan sebuah bangunan. Adapun landasan teoritis yang menjelaskan
kedudukan kedua konsep tersebut adalah model proses desain (Lang,1987:43) yang
merupakan sebuah teori positive-prosedural.

Gambar 3. Proposisi: Proses Desain

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
2.Selanjutnya proposisi kedua terbentuk dari keterkaitan antara konsep bangunan
dengan konsep respon terhadap bangunan. Kedua konsep tersebut dihubungkan
oleh kaitan bahwa sebuah bangunan tentu akan menimbulkan respon yang
merupakan dampak yang ditimbulkan oleh bangunan (hasil desain) melalui
kemampuan desain dalam berbicara kepada pengguna (klien), Sesame profesi
arsitek, dan masyarakat umum yang melihat atau merasakan keberadaan bangunan
Tersebut (Conway and Roenisch, 2005; Encyclopdia Britannica). Hal ini
dijelaskan dalam berbagai teori-teori yang ada dalam studi-studi tentang perilaku
lingkungan (environment behavior studi/EBS); Environmental Perception and Behavior
Approach (Patricios, 1975), TheTheory of Mediational of Environmental Meaning
(Hersberger, 1974), dan yang utama adalah The Gestalt Theory of Perception (Max
Wertheimer dan Christian von Ehrenfels).

Dari berbagai teori yang mendasari hubungan antara konsep bangunan dengan
respon terhadapa bangunan, maka dapat disimpulkan sebagaimana skema berikut ini:

Gambar 4. Proposisi: Makna dan Metafora

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
Model ekspresi arsitektur
Berdasar uraian konsep, proposisi, dan hubungan yang terjalin diantaranya, maka
dapat digambarkan sebuah model yang berfungsi menjelaskan hakikat ekspresi
arsitektur. Berikut bentuk tatanan model ekspresi arsitektur yang dimaksud:

Gambar 5. Model Ekspresi Arsitektur

Secara singkat, paparan dari model ekspresi arsitektur tersebut adalah bahwa sebuah d
esain harus mampu Mengkomunikasikan gagasan desainnya kepada pemakai atau
masyarakat di sekitarnya. Gagasan desain
Yang dikomunikasikan tersebut mencakup hakikat kebutuhan akan wadah atau ruang
dan keindahan serta kenyamanan.
Sebagai penjelasan tambahan,
desain merupakan hasil pekerjaan seorang arsitek atau desainer atau Perancang
untuk memenuhi kebutuhan akan wadah aktivitas dan memberikan kenyamanan dan
kesenangan dari desain yang akan dihasilkan.
Untuk itu, beberapa komponen dasar desain harus diproses melalui sebuah mekanisme
untuk menghasilkan karya desain yang dapat diprediksikan kemampuannya
memenuhi kebutuhan pengguna maupun masyakarat umum lainnya. Namun demikian,
persoalan bagaimana menyajikan gagasan sekaligus wujud gagasan tersebut
menjadi tanggungjawab dari desain yang dihasilkan.

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR
Untuk itulah bangunan sebagai hasil karya desain harus mampu berbicara ke
pada pemakainya atau masyarakat tentang gagasan-gagasan akan ketersediaan,
kenyamanan, keindahan, dlsb
yang menjadi kebutuhan penggunanya. Sebaliknya dari sisi pemakai atau masyarakat,
mereka akan mampu
membangun persepsi yang sesuai dengan apa yang digagas oleh perancang dengan
bantuan mekanisme proses desain (teori arsitektur).

EKSPRESI DALAM KARYA DESAIN ARSITEKTUR


Dari uraian model ekspresi arsitektur yang berfungsi menjelaskan bagaimana kom
unikasi sebuah karya arsitektur dengan pemakainya, komunikasi kepada sesame
arsitek dan juga komunikasi kepada masyarakat di sekitarnya maka dapat dilihat dari
beberapa contoh ekspresi dalam karya desain arsitektur berikut:

HUBUNGAN BENTUK DAN EKSPRESI


ARSITEKTUR

You might also like