Professional Documents
Culture Documents
Judul /Identitas
: Ekonomi Mikro
Kelas / Semester
:X/I
Materi Pembelajaran
3.4
perekonomian
4.4 Melakukan penelitian tentang pasar dalam terbentuknya harga pasar dalam
perekonomian
Materi Pembelajaran
1. Demand (Permintaan)
A. Definisi Permintaan
B. Fungsi Permintaan
C. Hukum Permintaan
D. Kurva Permintaan
E. Faktor faktor yang mempengaruhi permintaan
F. Elastisitas permintaan
2. Supply (Penawaran)
A. Definisi Penawaran
B. Hukum Penawaran
C. Kurva Penawaran
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
E. Elastisitas penawaran
3. Harga Keseimbangan
A. Definisi harga keseimbangan
B. Terbentuknya harga keseimbangan
C. Faktor yang mempengaruhi harga keseimbangan
4. Pasar
A. Definisi Pasar
B. Struktur Pasar
C. Karakteristik (Ciri-Ciri) pasar
D. Fungsi Pasar
Informasi Pendukung
Sebagai media penunjang dapat mengakses media pembelajaran, seperti
1. Rumah Belajar
2. Buku Sekolah
: http://belajar.kemdikbud.go.id
: http://bse.kemdikbud.go.id
Keterangan:
Qd = jumlah (Quantity)
a
= konstanta
b
= koefisien pengarah (slope)
P
= tingkat harga
Perhatikanlah contoh berikut agar kamu dapat menentukan seberapa besar
perubahan permintaan apabila terjadi perubahan harga. Suatu fungsi permintaan jika
diketahui
a = 4, b = 2, dan P = Rp10,00. Berapakah jumlah barang yang diminta?
Fungsi permintaan = Qd = a bP
= 4 - 2P
= 4 - 2.10
= 16
Jadi apabila harga Rp10,00 jumlah barang yang diminta adalah 16. Jika digambarkan
dalam grafik dengan fungsi permintaan Qd = 4 - 2P adalah sebagai berikut.
Daftar permintaan
Daftar permintaan adalah tabel yang memberikan gambaran dalam angkaangka tentang hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta
masyarakat. Hubungan permintaan dengan berbagai tingkat harga dapat
ditunjukkan dengan tabel berikut.
Kurva
Jika digambarkan dalam kurva, tabel permintaan tas sekolah pada berbagai
tingkat harga di atas, maka akan berbentuk seperti berikut ini
4,
dan
5.
Masing-masing
titik
adalah permintaan pada suatu tingkat harga tertentu. Sebagai contoh, titik 4
menggambarkan bahwa pada harga Rp20.000,00 jumlah barang (tas sekolah)
yang diminta adalah 800 buah.
b. Perubahan jumlah yang diminta (Pergerakan kurva)
Pergerakan kurva menunjukkan berubahnya jumlah barang yang diminta karena
adanya perubahan harga barang itu sendiri. Dalam perubahan jumlah barang yang
diminta maka faktor-faktor lain seperti harga barang lain, selera, tingkat
pendapatan dianggap tetap (ceteris paribus). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dalam grafik berikut: Perubahan kurva
perubahan permintaan maka asumsi ceteris paribus menjadi tidak berlaku. Ciri
yang nampak pada perubahan permintaan adalah pada harga barang yang
sama/tetap tetapi jumlah yang diminta bisa berubah (berkurang ataupun
bertambah), sehingga akan terjadi pergeseran kurva atau pada kurva yang berbeda.
Pada kondisi harga yang tetap tetapi jumlah barang yang diminta menjadi
berkurang disebut sebagai Permintaan Berkurang. Sedangkan pada harga yang
tetap tetapi jumlah barang yang diminta mengalami kenaikkan disebut permintaan
bertambah.
Mungkin Anda akan mengganti dengan jenis minuman lain yang lebih murah atau
setidaknya Anda mengurangi pembelian es campur karena takut uang saku Anda
tidak mencukupi. Ini menunjukkan bahwa kenaikan harga akan menurunkan
jumlah barang yang diminta.
b. Selera konsumen (taste)
Selera atau cita rasa masyarakat dapat memengaruhi tinggi rendahnya permintaan
terhadap suatu barang. Misalnya, ketika seseorang lebih menyukai barang
bermerek maka permintaan terhadap barang bermerek tetap tinggi walaupun
harganya mengalami kenaikan.
c. Pendapatan konsumen (consumer income)
Kecenderungan orang, bila pendapatannya bertambah, permin- taannya akan
bertambah pula, entah itu barang yang sering dibeli- nya atau jenis barang baru.
Hal ini berlaku untuk barang normal, bahwa terjadi korelasi positif antara
pendapatan dengan perminta- an barang. Saat pendapatan seseorang meningkat,
permintaan terhadap barang umumnya akan naik. Barang dan jasa yang semula
belum bisa terbeli menjadi terbeli, misalnya untuk barang sekunder dan barang
mewah.
d. Harga barang substitusi dan barang komplementer
Suatu barang dinamakan barang substitusi terhadap barang lain apabila dapat
menggantikan fungsi dari barang lain tersebut. Harga barang substitusi dapat
memengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya. Jika harga barang
pengganti bertambahmurah, maka barang yang diganti akan meng- alami
pengurangan permintaan. Misalnya, daging ayam adalah barang substitusi bagi
daging sapi, bila harga barang daging sapi naik, maka daging ayam akan relatif
lebih murah dibandingkan daging sapi. Akibatnya, permintaan terhadap daging
ayam meningkat.
Jenis barang lain yang berhubungan erat adalah barang komplementer atau barang
pelengkap. Contoh barang komplementer adalah motor dan bensin. Motor tidak
dapat dijalankan tanpa bensin, kenaikan harga bensin pertama- tama akan
menurunkan jumlah bensin yang diminta dan selanjutnya akan mengurangi
permintaan terhadap motor.
e. Pertambahan jumlah penduduk
Pertambahan penduduk terjadi sebagai akibat dari tingkat kelahiran yang lebih
besar dibandingkan dengan tingkat kematian. Ada pula pertambahan jumlah
penduduk karena terjadi perpindahan dari daerah lain (migrasi). Dengan adanya
pertambahan jumlah penduduk, maka dapat menambah permintaan terutama
kebutuhan sehari-hari. Sebagai contoh adalah kebutuhan makanan pokok.
%Qd
> %P.
Permintaan yang elastis atau atau peka terhadap harga (Ed >1) dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya terjadi pada barang-barang
mewah, seperti mobil, alat-alat elektronik, pakaian pesta dan lain-lain.
5) Permintaan Elastis Sempurna (Ed = ) Permintaan Elastis Sempurna terjadi
jika ada perubahan jumlah yang diminta meskipun tidak ada perubahan harga,
atau Qd = Ada perubahan, meskipun P = 0 (Tidak ada perubahan harga).
Secara matematis %Qd = Ada, %P = 0. Kasus permintaan elastis sempurna
terjadi pada bila permintaan suatu barang dapat berubah-ubah meskipun harga
barang tersebut tetap. Contoh kasus ini bisa terjadi pada berbagai produk, yang
jelas kalau permintaan akan produk tersebut bisa berubah-uabah walaupun
harga produk itu tetap. Grafik berikut menggambarkan jenis-jenis elastisitas.
pada
berbagai
tingkat
harga
Gambar 3.2
Keterangan:
Pada gambar 3.2 di atas, pada kurva penawaran terdapat 5 titik yaitu 1, 2 , 3, 4,
dan 5. Masing-masing titik menggambarkan keadaan yang berbeda. Keadaan 1 terjadi
apabila harga satu pensil Rp 2.000,00 jumlah pensil yang ditawarkan adalah 10.
Apabila harga turun ke Rp 4.000,00 jumlah pensil yang dibeli 30 buah. Demikian
seterusnya, melereng dari kiri bawah ke kanan atas atau dari kanan atas ke kiri bawah.
E. Pergerakan kurva penawaran
Sama seperti pada permintaan, dengan adanya asumsi ceteris paribus, yaitu
faktor lain selain harga dianggap tetap, maka sepanjang fungsi penawaran akan kita
jumpai adanya perubahan jumlah yang ditawarkan sebagai akibat adanya perubahan
harga. Tepatnya dalam suatu kurva yang sama akan terdapat gerakan dari suatu
tempat/ titik ke tempat /titik lainnya, jika harga suatu barang mengalami perubahan.
G. Elastisitas penawaran
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa
pengukuran elastisitas tidak hanya berlaku untuk
permintaan saja, namun konsep elastisitas, juga dapat
digunakan untuk menerangkan perubahan penawaran.
Elastisitas penawaran mengukur responsif penawaran
sebagai akibat perubahan harga. Tingkat elastisitas
penawaran dipengaruhi oleh dua faktor yang dianggap sangat penting di dalam
menentukan elastisitas penawaran, yaitu:
a. Sifat Perubahan Biaya Produksi
Penawaran akan bersifat tidak elastis apabila kenaikan penawaran hanya dapat
dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Namun jika penawaran
dapat ditambah dengan mengeluarkan biaya tambahan yang tidak terlalu besar maka
penawaran bersifat elastis. Apakah biaya produksi akan meningkat dengan cepat atau
akan mengalami pertambahan sedikit saja apabila produksi ditambah? Tergantung
banyak faktor! Salah satu faktor yang penting adalah sampai di mana tingkat
penggunaan kapasitas alat produksi yang dimiliki perusahaan. Apabila kapasitasnya
telah mencapai tingkat yang tinggi, investasi baru haruslah dilakukan untuk
menambah produksi. Dalam keadaan ini kurva penawaran akan menjadi tidak elastis,
terutama apabila faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk menaikkan produksi
sangat sukar untuk diperoleh.
b. Jangka Waktu Analisis
Pengaruh waktu pada elastisitas penawaran dibedakan menjadi tiga jenis jangka
waktu yaitu masa amat singkat, jangka pendek, dan jangka panjang.
Masa amat singkat; yaitu jangka waktu di mana para penjual tidak dapat
menambah penawarannya, sehingga penawarannya bersifat tidak elastis
sempurna.
Jangka pendek; di dalam jangka pendek kapasitas alat-alat produksi yang ada
tidak dapat ditambah. Tetapi perusahaan masih dapat menaikkan produksi
dengan kapasitas yang tersedia itu dengan menggunakan faktor faktor
produksi, termasuk barang modal secara lebih intensif, antara lain dengan cara
memperpanjang jam kerja, memperbaiki manajemen produksi, menggunakan
tenaga kerja lebih efektif, dan sebagainya. Usaha ini akan dapat menambah
atau
Keterangan:
Es : koefisien elastisitas penawaran
P : perubahan harga
Q : perubahan jumlah penawaran
Q : jumlah penawaran awal
P : harga awal
Berikut ini kemungkinan hasil dari perhitungan koefisien elastisitas penawaran.
a. Penawaran elastis
Permintaan yang bersifat elastis mempunyai angka koefisien elastisitas > 1,
hal ini berarti persentase perubahan penawaran lebih besar dari persentas
penambahan harga.
b. Penawaran inelastis
Penawaran yang bersifat inelastis mempunyai angka koefisien elastisitas
kurang dari 1 (Es < 1). Hal ini berarti persentase perubahan harga lebih besar
daripada persentase perubahan kuantitas yang ditawarkan. Dengan kata lain
perubahan yang besar dalam harga tidak diikuti oleh perubahan yang cukup
berarti dalam kuantitas yang ditawarkan.
3. Harga Keseimbangan
A. Definisi harga keseimbangan
Harga yang terbentuk pada titik pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva
penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan
hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) namun
demikian, kedua belah pihak pada dasarnya memiliki taksiran yang di perjual
belikan di pasar. Kecenderungan pembeli ialah menginginkan harga murah dengan
kualitas barang yang bagus, sedangkan penjual mempunyai kecenderungan untuk
mendapatkan keuntungan banyak. Kecenderungan berlawan ini tidak ada
kesepakatan harga. Kesepakatan harga pasar terbentuk melalui tawar menawar
antara pembeli dan penjual. Hasil tawar menewar antar pembeli dengan penjual
dinamakan harga pasar, dalam ilmu ekonomi disebut harga keseimbangan atau
equilibrium. Taksiran harga yang diberikan oleh konsumen dan produsen harga
subjektif.
Berdasarkan subjeknya, pembeli di pasar dapat digolongkan atas tiga kelompok
sebagai berikut :
a. Pembeli marjinal
b. Pembeli supermarjinal
c. Pembeli submarjinal
Berdasarkan harga subjektifnya, penjual di pasar dapat digolongkan atas tiga
kelompok sebagai berikut :
1. Penjual marjinal
2. Penjual supermarjinal
3. Penjual submarjinal
B. Terbentuknya harga keseimbangan
Proses terbentuknya harga keseimbangan berawal dari adanya interaksi antara
pembeli (permintaan) dan penjual (penawaran) yang dilakukan secara wajar.
Interaksi antara permintaan dan penawaran sangat dipengaruhi oleh hukum
penawaran dan hukum permintaan. Harga pasar akan tercapai setelah melalui
serangkaian proses tawar menawar antara penjual dan pembeli. Apabila harga
barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual
dirasa terlalu tinggi oleh pembeli maka barang dan
jasa tersebut tidak dapat terjual. Istilah shortage
dikenal dengan pengertian suatu keadaan dimana
terjadi kelebihan permintaan. Prinsip ceteris
paribus berlaku dalam hal ini, yaitu harga
merupakan satu-satunya faktor yang menentukan
permintaan dari pembeli dan penawaran dari
Keterangan :
Titik E
: Harga Keseimbangan (Harga Pasar)
Garis S
: Garis Penawaran (Suplus)
Garis D : Garis Permintaan (Demand)
C. Faktor yang mempengaruhi harga keseimbangan
Permintaan terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan jumlah
melalui telepon.
B. PERAN PASAR DALAM PEREKONOMIAN
Terdapat 5 fungsi / peran pasar dalam perekonomian yaitu:
a. Menetapkan nilai
Harga adalah alat pengukur nilai di dalam pasar.
b. Mengorganisasi produksi
Cara mengorganisai produksi adalah lewat factor biaya, pengusaha akan
memilih metode yang dapat memaksimalkan rasio antara output produk
dengan input sumberdaya yang di ukur dengan uang.
c. Mendistribusikan produk
d. Menyelenggarakan penjatahan (rationing)
Penjatahan adalah inti dari terjadinya harga, sebab penjatahan membatasi
konsumsi dari produksi yang tersedia.
e. Menyediakan barang dan jasa untuk keperluan dimasa yang akan datang
C. BENTUK-BENTUK PASAR (OUTPUT) DAN CIRI-CIRINYA
Berdasarkan strukturnya pasar di bedakan menjadi 2 yaitu
a. Pasar persaingan sempurna
b. Pasar persaingan tidak sempurna
a. Pasar persaingan sempurna
1. Pengertian Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna adalah pasar dengan jumlah penjual dan
pembeli yang sangat banyak sehingga tidak ada satupun penjual ataupun
pembeli yang bias mempengaruhi harga.
2. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna
Yaitu:
a. Terdiri dari banyak penjual dan banyak pembeli
b. Adanya kebebasan untuk membuka dan menutup perusahaan ( free
entry and free exit)
c. Barang yang di perjual belikan bersifat homogeny(identik)