You are on page 1of 22

Hand Out

Konsep Pasar dan Terbentuknya Harga


Pasar dalam Perekonomian

Judul /Identitas

: Ekonomi Mikro

Kelas / Semester

:X/I

Materi Pembelajaran

1. Bab 5 Pasar Persaingan Sempurna dan Pasar Persaingan Tidak Sempurna


2. Bab 6 Harga Pasar
Kompetensi Dasar

3.4

perekonomian
4.4 Melakukan penelitian tentang pasar dalam terbentuknya harga pasar dalam

Mendeskripsikan konsep pasar dan terbentuknya harga pasar dalam

perekonomian
Materi Pembelajaran
1. Demand (Permintaan)
A. Definisi Permintaan
B. Fungsi Permintaan
C. Hukum Permintaan
D. Kurva Permintaan
E. Faktor faktor yang mempengaruhi permintaan
F. Elastisitas permintaan
2. Supply (Penawaran)
A. Definisi Penawaran
B. Hukum Penawaran
C. Kurva Penawaran
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
E. Elastisitas penawaran
3. Harga Keseimbangan
A. Definisi harga keseimbangan
B. Terbentuknya harga keseimbangan
C. Faktor yang mempengaruhi harga keseimbangan
4. Pasar
A. Definisi Pasar
B. Struktur Pasar
C. Karakteristik (Ciri-Ciri) pasar
D. Fungsi Pasar
Informasi Pendukung
Sebagai media penunjang dapat mengakses media pembelajaran, seperti
1. Rumah Belajar
2. Buku Sekolah

: http://belajar.kemdikbud.go.id
: http://bse.kemdikbud.go.id

Paparan isi Materi


A. Permintaan
1. Pengertian permintaan
Permintaan adalah keinginan

untuk mendapatkan sejumlah barang/jasa dalam

rangka memenuhi kebutuhan.


2. Jenis-jenis permintaan
a. Permintaan efektif (berdaya beli), yaitu permintaan konsumen terhadap suatu
barang atau jasa yang disertai dengan daya beli (kemampuan membayar).
b. Permintaan absolut, yaitu permintaan konsumen terhadap suatu barang atau jasa
yang tidak disertai dengan daya beli (hanya didasarkan pada kebutuhan saja).
c. Permintaan potensial, yaitu permintaan konsumen terhadap suatu barang atau
jasa yang disertai daya beli tetapi belum melaksanakan pembelian.
3. Fungsi permintaan
Seperti kita ketahui bersama bahwa kurva permintaan bergerak dari kiri atas ke
kanan bawah atau sebaliknya. Hal tersebut terjadi karena adanya hubungan terbalik
atau negatif antara permintaan dan harga.

Secara matematis, persamaan untuk fungsi permintaan berdasarkan hukum


permintaan dapat ditulis sebagai berikut.

Keterangan:
Qd = jumlah (Quantity)
a
= konstanta
b
= koefisien pengarah (slope)
P
= tingkat harga
Perhatikanlah contoh berikut agar kamu dapat menentukan seberapa besar
perubahan permintaan apabila terjadi perubahan harga. Suatu fungsi permintaan jika
diketahui
a = 4, b = 2, dan P = Rp10,00. Berapakah jumlah barang yang diminta?
Fungsi permintaan = Qd = a bP
= 4 - 2P
= 4 - 2.10
= 16
Jadi apabila harga Rp10,00 jumlah barang yang diminta adalah 16. Jika digambarkan
dalam grafik dengan fungsi permintaan Qd = 4 - 2P adalah sebagai berikut.

Jika, P = 0 maka Q = 4 Jika, Q = 0 maka P = 2

4. Hukum permintaan serta asumsinya


Secara eksplisit, hukum permintaan berbunyi: semakin rendah harga suatu barang,
semakin banyak jumlah barang tersebut yang ingin diminta. Sebaliknya, semakin
tinggi harganya, semakin sedikit jumlah barang yang ingin diminta (ceteris
paribus).
Ceteris paribus adalah suatu asumsi atau anggapan bahwa semua faktor lain yang
turut memengaruhi permintaan dianggap konstan atau tidak berubah.
Hal lain yang diasumsikan tetap adalah:
a. Penghasilan seseorang tetap.
Jika penghasilan bertambah, maka kenaikan harga tidak banyak memengaruhi
permintaan. Mungkin saja, walaupun harga barang naik, permintaan suatu
barang tetap, karena penghasilan masyarakat bertambah.
b. Selera konsumen atau kesenangan orang akan barang itu tetap.
Jika orang tidak lagi menyukai suatu barang, maka walaupun harga barang
tersebut turun, permintaannya tetap turun.
c. Tidak adanya barang substitusi baru.
Jika ada barang substitusi baru, maka kenaikan harga sedikit saja akan
menyebabkan permintaan turun karena orang-orang akan beralih pada barang
substitusi baru.
d. Jumlah penduduk tetap
artinya, tidak ada pertambahan kebutuhan penduduk terhadap suatu barang.
Jika jumlah penduduk bertambah, maka permintaan barang tetap meningkat
meskipun harganya naik. Barang-barang yang dimaksud adalah untuk kebutuhan
pokok.
e. Orang tidak menganggap kenaikan harga itu merupakan suatu tanda bahwa harga
barang itu akan terus naik.
Jika demikian, orang tetap akan membeli barang yang harganya naik karena
takut tidak mampu membeli di masa yang akan datang.
5. Skedul permintaan (demand schedule)
Skedul permintaan diartikan sebagai suatu daftar yang menunjukkan tentang jumlah
barang dan jasa yang akan dibeli pada tingkat harganya.
a. Kurva

Daftar permintaan
Daftar permintaan adalah tabel yang memberikan gambaran dalam angkaangka tentang hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta
masyarakat. Hubungan permintaan dengan berbagai tingkat harga dapat
ditunjukkan dengan tabel berikut.

Tabel permintaan tas sekolah pada berbagai tingkat harga

Kurva
Jika digambarkan dalam kurva, tabel permintaan tas sekolah pada berbagai
tingkat harga di atas, maka akan berbentuk seperti berikut ini

Gambar kurva permintaan terhadap tas sekolah


Keterangan:
Pada gambar 3.2 di atas, pada kurva permintaan DD terdapat 5 titik yaitu 1, 2 ,
3,

4,

dan

5.

Masing-masing

titik

menggambarkan keadaan yang berbeda.


Keadaan 1 terjadi apabila harga satu tas
Rp50.000,00 jumlah tas yang dibeli adalah
200. Apabila harga turun ke Rp40.000,00
jumlah tas yang dibeli 400 buah. Demikian
seterusnya, akibatnya kurva permintaan
bergerak menurun dari kiri atas ke kanan
bawah.

Kurva demikian disebabkan hubungan harga dan jumlah yang diminta


mempunyai hubungan terbalik. Dalam menganalisis permintaan perlu disadari
perbedaan antara dua istilah berikut: Permintaan dan jumlah barang yang
diminta. Yang dimaksudkan dengan permintaan adalah keseluruhan dari kurva
permintaan. Jadi permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan daripada
hubungan antara harga dan jumlah permintaan. Dalam hal permintaan
digambarkan dengan kurva DD. Sedangkan

jumlah barang yang diminta

adalah permintaan pada suatu tingkat harga tertentu. Sebagai contoh, titik 4
menggambarkan bahwa pada harga Rp20.000,00 jumlah barang (tas sekolah)
yang diminta adalah 800 buah.
b. Perubahan jumlah yang diminta (Pergerakan kurva)
Pergerakan kurva menunjukkan berubahnya jumlah barang yang diminta karena
adanya perubahan harga barang itu sendiri. Dalam perubahan jumlah barang yang
diminta maka faktor-faktor lain seperti harga barang lain, selera, tingkat
pendapatan dianggap tetap (ceteris paribus). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dalam grafik berikut: Perubahan kurva

Gambar perubahan jumlah yang diminta


Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa perubahan jumlah barang yang diminta
dari OQ ke OQ1 atau pergeseran dari titik A ke titik B terjadi karena berubahnya
harga (penurunan harga) dari OP ke OP1. Jadi pada perubahan jumlah barang
yang diminta dapat ditandai adanya pergeseran
dari titik A ke titik B, dimana pergeseran terjadi
karena adanya penurunan harga dan pergeseran
itu terjadi disepanjang kurva atau masih pada
kurva yang sama.
c. Perubahan permintaan (pergeseran kurva)
Pergeseran kurva menunjukkan perubahan
permintaan, yaitu berubahnya jumlah barang
yang diminta sebagai akibat perubahan salah

satu faktor atau lebih

dari faktor-faktor yang dianggap tetap. Jadi dalam

perubahan permintaan maka asumsi ceteris paribus menjadi tidak berlaku. Ciri
yang nampak pada perubahan permintaan adalah pada harga barang yang
sama/tetap tetapi jumlah yang diminta bisa berubah (berkurang ataupun
bertambah), sehingga akan terjadi pergeseran kurva atau pada kurva yang berbeda.
Pada kondisi harga yang tetap tetapi jumlah barang yang diminta menjadi
berkurang disebut sebagai Permintaan Berkurang. Sedangkan pada harga yang
tetap tetapi jumlah barang yang diminta mengalami kenaikkan disebut permintaan
bertambah.

Gambar perubahan permintaan


Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa pergeseran dari titik A ke titik B
hanyalah merupakan perubahan jumlah yang diminta. Bertambahnya jumlah yang
diminta dari OQ ke OQ1 terjadi karena turunnya harga dari OP ke OP1, dan yang
terjadi hanyalah pergeseran disepanjang kurva DD (masih dalam satu kurva).
Pergeseran dari titik A ke titik C, yang terjadi pada harga yang tetap yaitu sebesar
OP, sedangkan jumlah barang yang diminta bertambah dari OQ ke OQ2. Pada
pergeseran ini bisa disebut sebagai perubahan permintaan atau lebih tetapnya
permintaan bertambah. Pada kasus permintaan bertambah ada pergeseran kurva
permintaan ke arah kanan atau kurva permintaan bergeser dari DD ke D1D1.
Pergeseran dari titik A ke F yang terjadi pada harga yang sama yaitu sebesar OP.
Pada kondisi ini ternyata jumlah yang diminta mengalami penurunan dari OQ ke
OQ3. Penurunan dari OQ ke OQ3 dapat disebut telah terjadi perubahan
permintaan, dalam hal ini bisa disebut permintaan berkurang. Pada kondisi
permintaan berkurang ini terjadi pergeseran kurva dari kurva DD ke kurva D2D2
atau kurva permintaan bergeser ke kiri.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
a. Harga barang itu sendiri
Dalam keadaan normal, harga es campur yang biasa Anda beli di kantin adalah
Rp2.000,00 per porsi. Ketika harga tersebut naik menjadi Rp3.000,00 per porsi
sedang- kan uang saku Anda tidak bertambah, apa yang akan Anda lakukan?

Mungkin Anda akan mengganti dengan jenis minuman lain yang lebih murah atau
setidaknya Anda mengurangi pembelian es campur karena takut uang saku Anda
tidak mencukupi. Ini menunjukkan bahwa kenaikan harga akan menurunkan
jumlah barang yang diminta.
b. Selera konsumen (taste)
Selera atau cita rasa masyarakat dapat memengaruhi tinggi rendahnya permintaan
terhadap suatu barang. Misalnya, ketika seseorang lebih menyukai barang
bermerek maka permintaan terhadap barang bermerek tetap tinggi walaupun
harganya mengalami kenaikan.
c. Pendapatan konsumen (consumer income)
Kecenderungan orang, bila pendapatannya bertambah, permin- taannya akan
bertambah pula, entah itu barang yang sering dibeli- nya atau jenis barang baru.
Hal ini berlaku untuk barang normal, bahwa terjadi korelasi positif antara
pendapatan dengan perminta- an barang. Saat pendapatan seseorang meningkat,
permintaan terhadap barang umumnya akan naik. Barang dan jasa yang semula
belum bisa terbeli menjadi terbeli, misalnya untuk barang sekunder dan barang
mewah.
d. Harga barang substitusi dan barang komplementer
Suatu barang dinamakan barang substitusi terhadap barang lain apabila dapat
menggantikan fungsi dari barang lain tersebut. Harga barang substitusi dapat
memengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya. Jika harga barang
pengganti bertambahmurah, maka barang yang diganti akan meng- alami
pengurangan permintaan. Misalnya, daging ayam adalah barang substitusi bagi
daging sapi, bila harga barang daging sapi naik, maka daging ayam akan relatif
lebih murah dibandingkan daging sapi. Akibatnya, permintaan terhadap daging
ayam meningkat.
Jenis barang lain yang berhubungan erat adalah barang komplementer atau barang
pelengkap. Contoh barang komplementer adalah motor dan bensin. Motor tidak
dapat dijalankan tanpa bensin, kenaikan harga bensin pertama- tama akan
menurunkan jumlah bensin yang diminta dan selanjutnya akan mengurangi
permintaan terhadap motor.
e. Pertambahan jumlah penduduk
Pertambahan penduduk terjadi sebagai akibat dari tingkat kelahiran yang lebih
besar dibandingkan dengan tingkat kematian. Ada pula pertambahan jumlah
penduduk karena terjadi perpindahan dari daerah lain (migrasi). Dengan adanya
pertambahan jumlah penduduk, maka dapat menambah permintaan terutama
kebutuhan sehari-hari. Sebagai contoh adalah kebutuhan makanan pokok.

Misalnya, makanan pokok mayoritas penduduk Indonesia adalah beras. Apabila


jumlah penduduk naik, otomatis permintaan terhadap beras juga meningkat.
f. Ekspektasi konsumen tentang harga
Apabila konsumen menganggap harga suatu barang terus naik, maka jumlah
barang yang diminta akan naik. Sebaliknya apabila harga suatu barang dianggap
terus turun, maka konsumen akan menunda pembelian sampai harga mencapai
tingkat terendah.
7. Elastisitas permintaan
a. Pengertian elastisitas permintaan
Elastisitas permintaan (Ed) diartikan sebagai derajat kepekaan perubahan kuantitas
barang yang diminta yang disebabkan karena perubahan harga barang itu sendiri.
Pengertian lain, Elastisitas permintaan sering diartikan sebagai perbandingan
persentase perubahan kuantitas barang yang diminta dengan persentase perubahan
harga barang itu sendiri. Besar kecilnya elastisitas permintaan diukur dengan
tingkat Koefisien Elastisitas.
b. Jenis-jenis elastisitas permintaan
Berdasarkan besar kecilnya tingkat koefisien elastisitas permintaannya, elastisitas
permintaan dapat dibedakan menjadi 5 (lima) macam:
1) Permintaan Inelastis Sempurna (Ed = 0)
Permintaan Inelastis Sempurna terjadi jika tidak ada perubahan jumlah yang
diminta meskipun ada perubahan harga, atau Qd = 0, meskipun P ada.
Secara matematis %Qd = 0, berapapun % P.
Dengan kata lain perubahan harga sebesar apapun sama sekali tidak
berpengaruh terhadap jumlah yang diminta.
Kasus permintaan inelastis sempurna terjadi bila konsumen dalam membeli
barang tidak lagi memperhatikan harganya, melainkan lebih memperhatikan
pada seberapa besar kebutuhannya. Contoh: Pembelian Garam dapur oleh
suatu keluarga atau pembelian Obat ketika sakit. Konsumen membeli garam
atau obat lebih mempertimbangkan berapa butuhnya, bukan pada berapa
harganya.
2) Permintaan Inelastis (Ed < 1)
Permintaan Inelastis kalau perubahan harga kurang begitu berpengaruh
terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain kalau
persentase perubahan jumlah yang diminta

relatif lebihkecil dibanding

persentase perubahan harga. Secara matematis %Qd < %P. Permintaan


Inelastis atau sering disebut Permintaan yang tidak peka terhadap harga, misal
harga berubah naik 10% maka perubahan permintaannya akan turun kurang
dari 10%. Elatisitas kurang dari satu biasanya terjadi pada barang-barang
kebutuhan pokok seperti beras, gula, pupuk, bahan bakar dan lain-lain.

3) Permintaan Elastis Uniter (Ed = 1)


Permintaan Elastis Uniter kalau perubahan harga pengaruhnya sebanding
terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain
persentase perubahan jumlah yang diminta sama dengan persentase perubahan
harga. Jadi kalau harga berubah turun sebesar 10% maka kuantitas yang
diminta juga akan berubah dalam hal ini akan naik sebesar 10%. Secara
matematis %Qd = %P. Permintaan yang elastis uniter atau yang elastis
proporsional atau yang Ed tepat = 1 sulit ditemukan dalam kehidupan seharihari, kalaupun terjadi sebenarnya hanyalah secara kebetulan.
4) Permintaan Elastis (Ed > 1)
Permintaan Elastis kalau perubahan harga pengaruhnya cukup besar terhadap
perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain persentase
perubahan jumlah yang diminta relatif lebih besar dari persentase perubahan
harga. Jadi kalau harga turun 10% maka kuantitas barang yang diminta akan
mengalami kenaikan lebih dari 10%. Secara matematis

%Qd

> %P.

Permintaan yang elastis atau atau peka terhadap harga (Ed >1) dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari biasanya terjadi pada barang-barang
mewah, seperti mobil, alat-alat elektronik, pakaian pesta dan lain-lain.
5) Permintaan Elastis Sempurna (Ed = ) Permintaan Elastis Sempurna terjadi
jika ada perubahan jumlah yang diminta meskipun tidak ada perubahan harga,
atau Qd = Ada perubahan, meskipun P = 0 (Tidak ada perubahan harga).
Secara matematis %Qd = Ada, %P = 0. Kasus permintaan elastis sempurna
terjadi pada bila permintaan suatu barang dapat berubah-ubah meskipun harga
barang tersebut tetap. Contoh kasus ini bisa terjadi pada berbagai produk, yang
jelas kalau permintaan akan produk tersebut bisa berubah-uabah walaupun
harga produk itu tetap. Grafik berikut menggambarkan jenis-jenis elastisitas.

Grafik Jenis-jenis Elastisitas Permintaan


2. Supply (Penawaran)
Secara sederhana, dalam perekonomian ada dua pihak yang saling berhubungan,
yaitu pihak yang menghasilkan dan pihak yang memakai atau dalam istilah ekonomi
disebut rumah tangga produksi dan rumah tangga konsumsi. Penghasil (produsen)
umumnya menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi permintaan pihak lain.
Produsen menjual barang atau jasa hasil produksinya agar mendapatkan kembali
pergorbanan yang dikeluarkan sewaktu memproduksi disamping untuk mendapatkan
keuntungan.
A. Definisi Penawaran
Transaksi di pasar tidak terwujud bila hanya ada permintaan dari pihak pembeli
saja. Permintaan dapat terwujud apabila ada barang-barang dan jasa yang disediakan
penjual (penawaran). Dengan demikian, bila ada
permintaan dan penawaran terjadilah transaksi di pasar.
Adapun yang dimaksud penawaran adalah jumlah
barang dan jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh
penjual. Keinginan para penjual dalam menawarkan
barang-barangnya

pada

berbagai

tingkat

ditentukan oleh beberapa faktor.


B. Faktor faktor yang mempengaruhi penawaran

harga

Seperti permintaan, penawaran juga dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu:


1. Biaya produksi (input).
Tinggi/rendahnya biaya produksi akan mempengaruhi harga jual yang pada akhirnya
akan mempengaruhi jumlah yang ditawarkan.
2. Teknologi
Maju/mundurnya atau canggih tidaknya teknologi akan mempengaruhi jumlah
penawaran. Makin canggih teknologi, produktifitas semakin besar, harga menjadi
murah, jumlah yang ditawarkan meningkat dan sebaliknya.
3. Harapan keuntungan.
Tingkat keuntungan produsen, besar kecilnya laba akan menentukan harga jual.
Keuntungan yang besar akan diperoleh jika harga barang murah, sehingga jumlah
penawaran meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan.
4. Kebutuhan akan uang tunai.
Mendesak atau tidaknya kebutuhan uang tunai bagi perusahaan akan berpengaruh
kepada harga jual yang akhirnya berpengaruh pada jumlah penawaran barang/jasa.
5. Harapan harga masa yang akan datang.
Bagi produsen yang mampu menahan barang untuk dijual pada saat harga dianggap
lebih menguntungkan, produsen akan menahan barang, sehingga mempengaruhi
jumlah penawaran.
C. Hukum Penawaran
Hukum penawaran mengatakan bahwa jumlah barang yang ditawarkan akan
selalu berbanding lurus dengan harganya artinya jika harga barang naik, maka jumlah
barang yang ditawarkan bertambah, sebaliknya jika harga turun, maka jumlah barang
yang ditawarkan berkurang. Dalam hukum penawaran juga berlaku kondisi ceteris
paribus.
D. Kurva Penawaran
Kurva penawaran (supply curve) adalah kurva yang menggambarkan
hubungan antara harga dengan jumlah barang yang dual atau ditawarkan pada
masing-masing tingkat harga.Sudah menjadi sifat produsen/penjual bahwa bila harga
naik, mereka akan menambah jumlah barang yang dual dan sebaliknya.Sehingga
bentuk kurva penawaran melereng dari kiri bawah ke kanan atas atau dari kanan atas
ke kiri bawah.
Contoh dari kurva penawaran :

Berdasarkan tabel diatas maka kurva penawarannya adalah

Gambar 3.2

Keterangan:
Pada gambar 3.2 di atas, pada kurva penawaran terdapat 5 titik yaitu 1, 2 , 3, 4,
dan 5. Masing-masing titik menggambarkan keadaan yang berbeda. Keadaan 1 terjadi
apabila harga satu pensil Rp 2.000,00 jumlah pensil yang ditawarkan adalah 10.
Apabila harga turun ke Rp 4.000,00 jumlah pensil yang dibeli 30 buah. Demikian
seterusnya, melereng dari kiri bawah ke kanan atas atau dari kanan atas ke kiri bawah.
E. Pergerakan kurva penawaran

Sama seperti pada permintaan, dengan adanya asumsi ceteris paribus, yaitu
faktor lain selain harga dianggap tetap, maka sepanjang fungsi penawaran akan kita
jumpai adanya perubahan jumlah yang ditawarkan sebagai akibat adanya perubahan
harga. Tepatnya dalam suatu kurva yang sama akan terdapat gerakan dari suatu
tempat/ titik ke tempat /titik lainnya, jika harga suatu barang mengalami perubahan.

F. Pergeseran kurva penawaran


Seperti halnya kurva permintaan, kurva penawaran pun akan mengalami
pergeseran. Pengeseran akan terjadi jika faktor-faktor diluar harga yang akan
mempengaruhi penawaran mengalami perubahan.

G. Elastisitas penawaran
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa
pengukuran elastisitas tidak hanya berlaku untuk
permintaan saja, namun konsep elastisitas, juga dapat
digunakan untuk menerangkan perubahan penawaran.
Elastisitas penawaran mengukur responsif penawaran
sebagai akibat perubahan harga. Tingkat elastisitas

penawaran dipengaruhi oleh dua faktor yang dianggap sangat penting di dalam
menentukan elastisitas penawaran, yaitu:
a. Sifat Perubahan Biaya Produksi
Penawaran akan bersifat tidak elastis apabila kenaikan penawaran hanya dapat
dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Namun jika penawaran
dapat ditambah dengan mengeluarkan biaya tambahan yang tidak terlalu besar maka
penawaran bersifat elastis. Apakah biaya produksi akan meningkat dengan cepat atau
akan mengalami pertambahan sedikit saja apabila produksi ditambah? Tergantung
banyak faktor! Salah satu faktor yang penting adalah sampai di mana tingkat
penggunaan kapasitas alat produksi yang dimiliki perusahaan. Apabila kapasitasnya
telah mencapai tingkat yang tinggi, investasi baru haruslah dilakukan untuk
menambah produksi. Dalam keadaan ini kurva penawaran akan menjadi tidak elastis,
terutama apabila faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk menaikkan produksi
sangat sukar untuk diperoleh.
b. Jangka Waktu Analisis
Pengaruh waktu pada elastisitas penawaran dibedakan menjadi tiga jenis jangka
waktu yaitu masa amat singkat, jangka pendek, dan jangka panjang.

Masa amat singkat; yaitu jangka waktu di mana para penjual tidak dapat
menambah penawarannya, sehingga penawarannya bersifat tidak elastis

sempurna.
Jangka pendek; di dalam jangka pendek kapasitas alat-alat produksi yang ada
tidak dapat ditambah. Tetapi perusahaan masih dapat menaikkan produksi
dengan kapasitas yang tersedia itu dengan menggunakan faktor faktor
produksi, termasuk barang modal secara lebih intensif, antara lain dengan cara
memperpanjang jam kerja, memperbaiki manajemen produksi, menggunakan
tenaga kerja lebih efektif, dan sebagainya. Usaha ini akan dapat menambah

produksi barang yang ditawarkan.


Jangka panjang; produksi dan jumlah barang yang ditawarkan dapat dengan
mudah ditambah dalam jangka panjang, sehingga penawaran bersifat elastis.

2. Menghitung Koefisien Elastisitas Penawaran


Perhitungan koefisien elastisitas penawaran sama dengan rumus untuk menghitung
koefisien elastisitas penerimaan. Berikut rumus menghitung koefisien elastisitas
penawaran.

atau

Keterangan:
Es : koefisien elastisitas penawaran
P : perubahan harga
Q : perubahan jumlah penawaran
Q : jumlah penawaran awal
P : harga awal
Berikut ini kemungkinan hasil dari perhitungan koefisien elastisitas penawaran.
a. Penawaran elastis
Permintaan yang bersifat elastis mempunyai angka koefisien elastisitas > 1,
hal ini berarti persentase perubahan penawaran lebih besar dari persentas
penambahan harga.

b. Penawaran inelastis
Penawaran yang bersifat inelastis mempunyai angka koefisien elastisitas
kurang dari 1 (Es < 1). Hal ini berarti persentase perubahan harga lebih besar
daripada persentase perubahan kuantitas yang ditawarkan. Dengan kata lain
perubahan yang besar dalam harga tidak diikuti oleh perubahan yang cukup
berarti dalam kuantitas yang ditawarkan.

c. Penawaran elastis uniter


Penawaran yang bersifat elastis uniter mempunyai angka koefisien elastisitas
sama dengan 1 (Es = 1). Hal ini berarti bahwa persentase perubahaan
penawaran sama dengan persentase perubahan harga.

d. Penawaran elastis sempurna


Penawaran yang bersifat inelastis sempurna mempunyai angka koefisien sama
dengan 0 (Es = 0), hal ini berarti besarnya perubahan harga sama sekali tidak
memengaruhi jumlah penawaran. Dengan kata lain, pada tingkat harga berapa
pun, jumlah barang yang ditawarkan selalu tetap.

e. Penawaran inelastis sempurna


Penawaran yang bersifat elastis sempurna mempunyai angka koefisien
elastisitasnya sama dengan tak terhingga (Es = ~), hal ini berarti perubahan
harga walaupun sedikit akan mengakibatkan perubahan jumlah penawaran
yang sangat besar.

3. Harga Keseimbangan
A. Definisi harga keseimbangan
Harga yang terbentuk pada titik pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva
penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan
hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) namun
demikian, kedua belah pihak pada dasarnya memiliki taksiran yang di perjual
belikan di pasar. Kecenderungan pembeli ialah menginginkan harga murah dengan
kualitas barang yang bagus, sedangkan penjual mempunyai kecenderungan untuk
mendapatkan keuntungan banyak. Kecenderungan berlawan ini tidak ada
kesepakatan harga. Kesepakatan harga pasar terbentuk melalui tawar menawar
antara pembeli dan penjual. Hasil tawar menewar antar pembeli dengan penjual
dinamakan harga pasar, dalam ilmu ekonomi disebut harga keseimbangan atau
equilibrium. Taksiran harga yang diberikan oleh konsumen dan produsen harga
subjektif.
Berdasarkan subjeknya, pembeli di pasar dapat digolongkan atas tiga kelompok
sebagai berikut :
a. Pembeli marjinal
b. Pembeli supermarjinal
c. Pembeli submarjinal
Berdasarkan harga subjektifnya, penjual di pasar dapat digolongkan atas tiga
kelompok sebagai berikut :
1. Penjual marjinal
2. Penjual supermarjinal
3. Penjual submarjinal
B. Terbentuknya harga keseimbangan
Proses terbentuknya harga keseimbangan berawal dari adanya interaksi antara
pembeli (permintaan) dan penjual (penawaran) yang dilakukan secara wajar.
Interaksi antara permintaan dan penawaran sangat dipengaruhi oleh hukum
penawaran dan hukum permintaan. Harga pasar akan tercapai setelah melalui
serangkaian proses tawar menawar antara penjual dan pembeli. Apabila harga
barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual
dirasa terlalu tinggi oleh pembeli maka barang dan
jasa tersebut tidak dapat terjual. Istilah shortage
dikenal dengan pengertian suatu keadaan dimana
terjadi kelebihan permintaan. Prinsip ceteris
paribus berlaku dalam hal ini, yaitu harga
merupakan satu-satunya faktor yang menentukan
permintaan dari pembeli dan penawaran dari

penjual. keseimbangan adalah kombinasi harga dan kuantitas dimana kuantitas


yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah
tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan
pihak pembeli serta pihak penjual. Kalaupun ada dorongan terhadap harga untuk
turun atau naik, harga tersebut lambat laun akan kembali pada harga
keseimbangan.
Dalam proses pembentukan harga ini jelas terlihat berlakunya hukum permintaan
dan penawaran. Hukum permintaan mengatakan bahwa kuantitas permintaan
berbanding terbalik dengan harga. Jika harga naik, maka kuantitas yang diminta
naik. Sedangkan hukum penawaran mengatakan bahwa kuantitas penawaran
berbanding lurus dengan harga. Jika harga turun, kuantitas yang ditawarkan
berkurang. Sebaliknya jika harga naik, kuantitas yang ditawarkan bertambah.
Bentuk kurva keseimbangan

Keterangan :
Titik E
: Harga Keseimbangan (Harga Pasar)
Garis S
: Garis Penawaran (Suplus)
Garis D : Garis Permintaan (Demand)
C. Faktor yang mempengaruhi harga keseimbangan
Permintaan terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan jumlah

barang atau jasa terbatas


Tinggi rendahnya biaya produksi
Pandangan masa depan dari produsen atau konsumen
Produsen mengetahui selera konsumen
Penawaran terhadap barang atau jasa bertambah, sedangkan daya beli

konsumen tetap atau berkurang.


D. Peranan harga pasar dalam perekonomian
Menunjukan perubahan kebutuhan masyarakat
Membantu menentukan penawaran

Menggerakan pengusaha untuk berkreasi terhadap perubahan permintaan.


E. Fungsi harga pasar
Menentukan jenis barang yang akan diproduksi
Menentukan pembagian hasil produksi diantara para konsumen
Menentukan teknologi yang akan digunakan dalam prosese produksi
4. Pasar
A. Pengertian
Arti Sempit
Dalam arti sempit pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk

mengeadakan transaksi jual-beli barang dan jasa.


Arti Luas
Dalam arti luas pasar adalah proses interaksi penjual dan pembeli untuk untuk
menentukan atau menetapkan harga keseimbangan/harga pasar
Contoh pasar dalam arti yang sangat luas yaitu
a. Pasar saham
b. Pasar uang,
c. Penjualan via internet dan surat kabar yang dilanjutkan dengan interaksi

melalui telepon.
B. PERAN PASAR DALAM PEREKONOMIAN
Terdapat 5 fungsi / peran pasar dalam perekonomian yaitu:
a. Menetapkan nilai
Harga adalah alat pengukur nilai di dalam pasar.
b. Mengorganisasi produksi
Cara mengorganisai produksi adalah lewat factor biaya, pengusaha akan
memilih metode yang dapat memaksimalkan rasio antara output produk
dengan input sumberdaya yang di ukur dengan uang.
c. Mendistribusikan produk
d. Menyelenggarakan penjatahan (rationing)
Penjatahan adalah inti dari terjadinya harga, sebab penjatahan membatasi
konsumsi dari produksi yang tersedia.
e. Menyediakan barang dan jasa untuk keperluan dimasa yang akan datang
C. BENTUK-BENTUK PASAR (OUTPUT) DAN CIRI-CIRINYA
Berdasarkan strukturnya pasar di bedakan menjadi 2 yaitu
a. Pasar persaingan sempurna
b. Pasar persaingan tidak sempurna
a. Pasar persaingan sempurna
1. Pengertian Pasar persaingan sempurna
Pasar persaingan sempurna adalah pasar dengan jumlah penjual dan
pembeli yang sangat banyak sehingga tidak ada satupun penjual ataupun
pembeli yang bias mempengaruhi harga.
2. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna
Yaitu:
a. Terdiri dari banyak penjual dan banyak pembeli
b. Adanya kebebasan untuk membuka dan menutup perusahaan ( free
entry and free exit)
c. Barang yang di perjual belikan bersifat homogeny(identik)

d. Penjual dan pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna


tentang keadaan pasar
e. Mobilitas sumber ekonomi cukup sempurna
Contoh pasar persaingan sempurna adalah pasar barang-barang
makanan pokok seperti Pasar Beras
b. Pasar persaingan tidak sempurna
1. Pengertian pasar persaingan tidak sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar pasar dimana terdapat
satu atau beberapa penjual yang menguasai pasar atau harga, serta satu
atau beberapa pembeli yang menguasai pasar atau harga.
2. Bentuk- bentuk pasar persaingan tidak sempurna
a. Pasar monopoly
Pasar monopoly adalah suatu model pasar yang mempunyai ciri
hanya terdapat satu penjual di pasar, output yang di hasilkan oleh
produsen bersifat unik, tidak mempunyai barang pengganti yang
sangat dekat( mirip) dan di pasar ada rintangan bagi produsen lain
untuk memasukinya.
Ciri-ciri pasar monopoli:
1. Hanya ada satu penjual
2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip
3. Adanya penghalang baik alami maupun buatan bagi perusahaan
lain untuk memasuki pasar
4. Dapat mempengaruhi penentuan harga
5. Promosi iklan kurang di perlukan
b. Pasar oligopoly
Pasar oligopoly adalah pasar yang hanya terdiri dari beberapa
perusahaan/penjual.
Cirri-ciri pasar oligopoly:
1. Menghasilkan barang standar atau berbedda corak
2. Kekuasaan menentukan harga bias kuat juga bias lemah
3. Perusaan oligopoly perlu melakukan promosi secara iklan
Contoh pasar oligopoly adalah industry semen dan bahan bangunan
industry mobil dll.
c. Pasar persaingan monopolistic ( monopolistic competition)
Pasar persaingan monopolistic adalah suatu pasar dimana terdapat banyak
produsen dalam suatu industry yang menghasilkan barang yang berbeda
corak( differentiated product)
Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik:
1. Terdapat banyak penjual
2. Barangnya bersifat berbeda corak
3. Perusahaan mempunyai sedikit kekuasaan untuk mempengaruhi harga
4. Keluar dan masuk ke dalam industri relative mudah
5. Persaingan menetapkan promosi penjualan sangat aktif dan mudah

You might also like