You are on page 1of 3

Laporan Kasus

Seorang laki-laki 30 tahun datang ke UGD dengan keluhan demam lebih dari 1 bulan, kurang
lebih selama 40 hari. Demam naik turun, tidak terlalu tinggi disertai mencret. Batuk berdahak
kuning disertai sedikit sesak, nyeri dada saat batuk, keringat malam. Napsu makan menurun dan
berat badan turun 10kg. Tidak ada mual dan tidak muntah. Buang air kecil lancar, jernih, tidak
mengejan dan tidak menetes. Sudah beberapa kali berobat ke dokter dan tidak sembuh.
Riwayat kebiasaan: merokok 2 bungkus setiap hari, seks bebas dengan psk, sering mengonsumsi
alkohol.

Masalah
Pada pasien ini mengalami demam yang kronik, yaitu lebih dari 1 bulan. Demam yang kronik
dapat disebabkan oleh adanya infeksi, neoplasma, atau sistim imun yang menurun. Pada pasien
ini mengalami mencret yang memungkinkan terjadinya dehidrasi atau penurunan berat badan.
Batuk yang berdahak berwarna kuning mungkin adanya infeksi bakteri. Sesak pada pasien dapat
disebabkan oleh obstruksi saluran napas dan nyeri pada pasien ini dapat disebabkan oleh adanya
pleuritis.
Keringat malam terjadi karena perfusi yang berkurang. Napsu makan yang menurun
menyebabkan berat badan yang turun.
Pada riwayat kebiasaan pasien ini, merokok menyebabkan iritasi pada silia sehingga dapat
menyebabkan iritasi pada saluran napas. Pada pasien ini juga seks bebas dengan psk dapat
meningkatkan resiko penyakit menular seksual. Konsumsi alkohol meningkatkan resiko
gangguan fungsi hati.
Hudoyo,A ; Rusli,A; Wiwieka,S; Giriputra,S. Diagnosis TB-Paru pada Penderita HIV/AIDS.
Jurnal Tuberkulosis Indonesia. 2006 .Vol4 no 2.

Pemeriksaan Fisik
Pasien sadar, gizi kurang. Tampak anemis, tidak ikterik dan nampak sedikit sesak. Pembesaran
kelenjar kedua leher. Mulut lidah terdapat bercak keputihan.
Tinggi badan : 170 cm
Berat badan : 51 kg
Tekanan darah : 100-70 mmHg
Denyut Nadi : 100 x/menit
Suhu :38,7C
Frekuensi napas : 24 x/menit
Pemeriksaan rongga toraks :simetris, fokal fremitus normal. Sonor di kedua lampang pandang
paru. Vesikuler normal, ronki basah kasar, suara amforik pada daerah paru kanan atas.
Pemeriksaan abdomen dan ektremitas tidak ada kelainan.

Pendahuluan
Tuberkulosis pada pasien dengan HIV mempunyai gejala dan gambaran klinis yang berbeda
dengan pasien tanpa HIV. Hal ini disebabkan karena rendahnya reaksi imunologik penderita
AIDS. seperti diketahui manifestasi klinik TB sebenarnya merupakan reaksi immunologik
terhadap kuman TB. Walaupun gambaran radiologik TB pada penderita AIDS mirip gambaran
TB primer, keadaan umum pasien dengan AIDS dapat memburuk dengan cepat. Situasi penyakit
TB akan mengalami peningkatan dengan masuknya HIV/AIDS. Kombinasi TB dengan HIV
sangat mematikan. Di Daerah atau negara dengan prevalensi TB yang tinggi, terbukti adanya
kenaikan jumlah pasien TB secara signifikan.

Kesimpulan

Pada Pasien ini mengalami TB dengan HIV. Hal ini dilihat dari gejala-gelaja yang menunjukan
adanya demam yang kronik, diare, penurunan berat badan, serta adanya kelainan di paru. Pada
pasien ini didapat bercak putih pada mulut dan lidah yang menandakan adanya Candida albican.
Pengobatan TB menurut hasil CD4 pada pasien ini, yaitu (sesuaian ma hasil tata laksana, takut
beda) . Pada pasein ini prognosa (sesuain juga) berdasarkan kepatuhan pasien dalam pengobatan.

You might also like