"Teknis Audit Implementasi Sistem Manajemen Lingkungan
Based on Performance". Pelaksanaan Audit Internal Sistem Manajemen Lingkungan "Based on Performance" masih belum memberikan hasil yang optimal. Sehingga internal audit masih menjadi formalitas terpenuhinya sistem manajemen untuk keperluan kelengkapan Audit Badan Sertifikasi. Biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam upaya menjaga sistem manajemen lingkungan ini terkadang menjadi beban perusahaan karena tidak dirasakan manfaatnya secara langsung maupun tidak langsung oleh pimpinan perusahaan. Berikut sedikit pencerahan terkait audit implementasi sistem manajemen lingkungan based on performance yang bisa diterapkan oleh perusahaan. 1. Definisikan ruang lingkup proses audit. (Mis.Proses Mixing/Pengadukan) 2. Identifikasi Aspek Lingkungan dari proses audit. Input : Pemakaian Bahan Baku & Pendukung, Pemakaian Energi (listrik, LPG, Solar), Pemakaian Sumber Daya Alam (Air, Kayu, Ketas, dll) Proses : - Paparan Partikel..... - Paparan Uap/Gas.... - Paparan Panas .... - Ceceran.... - Tumpahan ... - Paparan Kebisingan, Getaran, Kebauan Output : - Pemakaian Bahan Packaging, Limbah Bekas Product. 3. Analisa pengendalian dampak lingkungan, apakah memadai sesuai dampaknya ? - Skala High : Pengendalian Eliminasi-Substitusi-Engineering. - Skala Medium : Pengendalian Engineering Aspek / Dampak - Skala Low : pengendalian Administrasi atau Penggunaan Alat Pelindung Diri Kemampuan Auditor harus mampu menganalisa bahwa pengendalian dampak skala "High" harus diterapkan Eliminasi-Substitusi-Engineering. Kebanyakan auditor gagal melakukan "Environmental Impact Assessment" (Penilaian Dampak Lingkungan) sehingga tidak memberikan rekomendasi pengendalian yang efektif.
Efektivitas Audit Implementasi Sistem Manajemen Lingkungan
halaman 1 dari 2
4. Verifikasi Kepatuhan Perundangan, apakah ada pelanggaran ?
- Perundangan Pencemaran Udara - Perundangan Pencemaran Air & Tanah - Perundangan Pengelolaan B3 dan Limbah B3 - Perundangan Kebisingan/Getaran/Kebauan Kemampuan Auditor harus mampu mengevaluasi efektivitas pemenuhan perundangan di proses yang diaudit. 5. Verifikasi Aktual atau potensial pencemaran lingkungan yang terjadi di proses yang di audit ? Kemampuan auditor harus mampu menganalisa potensi pencemaran lingkungan pada kondisi abnormal bahkan dampak yang ditimbulkan mengakibatkan kondisi emergency. Kegagalan auditor biasanya tidak memberikan analisa potensi dampak lingkungan dari proses yang diaudit sehingga auditee merasa sudah tepat menerapkan pengendalian. 6. Verifikasi visualisasi komunikasi dampak lingkungan penting, memadai ? - Handling B3 : Ketersediaan smbol, label, MSDS, expire date, klasifikasi sesuai karakter, petunjuk operasional. - Handling Limbah B3 : Simbol, lebel, Record transaksi, manifest, klasifikasi sesuai karakter, petunjuk operasional. - Isu/Informasi lingkungan, kinerja lingkungan, kepatuhan perundangan, dll 7. Verifikasi ketersediaan petunjuk operasional & Uji konsistensi penerapan. 8. Verifikasi ketersediaan sistem tanggap darurat. - Pastikan Auditor mampu analisa darurat yang terjadi di proses yang diaudit ---> pengendalian ?. - Pastikan "Emergency Preparedness - Emergency Response - Emergency Action" Pada dasarnya pelaksanaan audit implementasi diatas dilakukan integrated pada proses yang diaudit dalam satu waktu terkait pemenuhan klausal 4.3.1./4.3.2./4.4.3/4.4.6/4.4.7. Pelaksanaan audit ini menitikberatkan efektivitas penerapan sistem manajemen lingkungan di proses bersangkutan dan potensi pemberdayaan sumber daya alam, energi serta efektivitas operasional dari proses tersebut. Demikian semoga bermanfaat dalam audit implementasi SML di perusahaan. Regard Dewo P.
Efektivitas Audit Implementasi Sistem Manajemen Lingkungan