Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara geografis, Indonesia terdiri dari beribu pulau yang sebagian
besar wilayahnya (62%) merupakan perairan laut, selat, dan teluk, sedangkan
(38%) lainnya adalah daratan yang didalamnya juga memuat kandungan air
tawar dalam bentuk sungai, danau, rawa dan waduk. Demikian luasnya
wilayah laut di Indonesia sehingga mendorong masyarakat yang hidup di
sekitar wilayah laut memanfaatkan sumber kelautan sebagai tumpuan
hidupnya.1
Propinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan dengan luas
lebih kurang 329 867,61 km, sebesar 235 306 km (71,33%) merupakan
daerah lautan dan hanya 94 561,61 km (28,67%) daerah daratan. Di samping
itu di daerah lautan yang berbatasan dengan negara lain diperkirakan luas
daerah Zone Ekonomi Ekslusif adalah 379 000 km. Di daerah daratan
terdapat 15 sungai, diantaranya ada 4 sungai yang mempunyai arti penting
sebagai prasarana perhubungan.2
Selat Rupat merupakan salah satu selat kecil yang terdapat di Selat
Malaka dan secara geografis terletak di antara pesisir Kota Dumai dengan
Pulau Rupat Propinsi Riau yang memiliki panjang 72,4 km dan lebar (dari
garis pantai Dumai hingga pantai Pulau Rupat) 2,8-8 km. Pulau Rupat
merupakan sebuah pulau yang termasuk wilayah administrasi Kabupaten
Bengkalis dan pada umumnya masih belum memiliki aktivitas selain
1
perkebunan rakyat. Oleh sebab itu, kondisi di daratan Pulau Rupat secara
signifikan tidak mempengaruhi ekosistem perairan Selat Rupat, namun
aktivitas industri dan domestik di Kota Dumai sangat mempengaruhi
lingkungan perairan Selat Rupat.3
Selat Rupat memegang peranan penting dari segi ekologis maupun
ekonomis bagi masyarakat sekitarnya karena memiliki keanekaragaman hayati
berbagai jenis mangrove yang merupakan tempat hidup dan memijah ikan,
melindungi pantai dari terjangan angin gelombang laut dan abrasi pantai.3
Selat Rupat Utara dari segi ekonomis merupakan daerah tangkapan
sehingga banyak dari masyarakat di wilayah ini yang berprofesi sebagai
nelayan dan pencari kayu bakar sedangkan masyarakat yang tinggal di daratan
Pulau Rupat kebanyakan bekerja sebagai petani dan berkebun. Kehidupan
dibeberapa Pulau Rupat jauh dari kata layak secara kehidupan karena harus
bergantung pula semuanya dari alam. Semua itu mereka lakukan demi
menjaga tradisi dan budaya leluhur.1
Masyarakat yang tinggal di Pulau Rupat juga sangat rawan terkena
berbagai penyakit. Masalah
ini
membutuhkan
perhatian
khusus
dan
menajemen yang tepat. Selain itu penyakit kulit juga sering terkena seperti
tinea dan pruritus. Penyebab utama penyakit kulit mereka adalah menurunnya
kekebalan tubuh akibat minimnya mengkonsumsi air, intensitas mandi yang
kurang, dan rendahnya kualitas kebersihan pakaian. Selain itu juga dipicu oleh
beberapa bakteri yang berkembang akibat kondisi air yang tidak sehat .2
Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui
penyakit-penyakit
yang
diderita
komunitas
1.4 Manfaat
1.4.1
Bagi pembaca
Dapat mengetahui berbagai macam penyakit yang dapat timbul
didaerah pesisir khususnya Pulau Rupat sehingga dapat dicegah sejak dini.
1.4.2
Bagi Puskesmas
Sebagai
bahan
dasar
untuk
program
pencegahan
dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Masyarakat pesisir
2.1.1
Defenisi
Masyarakat pesisir di defenisikan sebagai kelompok orang yang
2.1.2
2.1.3
1. Pendapatan masyarakat 6
a. Sebagian besar masyarakat daerah pesisir umunnya memiliki mata
pencaharian sebagai nelayan.
b. Masyarakat juga dipengaruhi oleh jenis kegiatan seperti, usaha
perikanan tambak, dan usaha pengolahan hasil perikanan yang
memang dominan dilakukan.
c. Rendahnya pendidikan, produktivitas yang sangat tergantung pada
musim, terbatasnya modal usaha, kurangnya sarana penunjang,
buruknya mekanisme pasar dan lamanya transfer teknologi dan
10
kering),
timbul
gelembung-gelembung
kecil
yang
11
anak. Gejala dari penyakit ini adalah demam, bersin, pilek, sakit
kepala, badan terasa lesu, tidak napsu makan, dan radang mata.
Setelah beberapa hari dari gejala tersebut timbul ruam merah yang
gatal, bertambah besar, tersebar ke beberapa bagian tubuh.
e. Kusta, merupakan penyakit infeksi yang berlangsung dalam waktu
lama, penyebab penyakit kusta adalah Mycobacterium laprae.
Kuman ini dapat menyebabkan gangguan kulit, saraf tepi, dan
jaringan lain. Penyakit kusta terkenal sebagai penyakit yang paling
ditakuti karena dapat menyebabkan pemendekatan jari-jari atau
cacat tubuh sehingga menimbulkan masalah sosial, psikologis, dan
ekonomis.
12
Kondisi fisik 12
Wilayah Pulau Rupat merupakan bagian dari Kabupaten Bengkalis,
Sebelah selatan
Sebelah barat
Sebelah timur
2.4.2
Kondisi sosial-demografis
dianggap
sangat
menentukan
dan
berjasa
dalam
kegiatan
13
Kondisi Perekonomian
Secara umum perekonomian Pulau Rupat mengalami defisit dalam
14
2.4.4.1 Pendidikan
Di Pulau Rupat terdapat sarana pendidikan sampai jenjang SLTA.
Jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dikelola baik oleh pemerintah
maupun swasta. Sementara itu, jenjang pendidikan yang lebih tinggi hanya
disediakan oleh pemerintah. Keadaan ini menggambarkan rendahnya tingkat
partisipasi penduduk di kedua kecamatan yang ada di Pulau Rupat akan
pendidikan. Karenanya, banyak anak usia sekolah yang melanjutkan
pendidikan di luar Pulau Rupat atau bahkan di luar Kabupaten Bengkalis.
2.4.4.2 Kesehatan
Fasilitas kesehatan di Pulau Rupat terdiri dari jumlah Puskesmas
sebanyak 8 unit dan klinik KB 2 unit.
15
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis
penelitian
ini
adalah
deskriptif
retrospektif
dengan
menggunakan data Puskesmas Batu Panjang Pulau Rupat agar diperoleh pola
penyakit yang
terhitung pada caturwulan pertama (Januari sampai April) tahun 2012 dan
2013.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Pengambilan data penelitian ini akan diperoleh dari data Puskesmas
Batu Panjang Kecamatan Rupat pada 03 Juni 2013.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1
Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah data milik Puskesmas Batu
Panjang Kecamatan Rupat terhitung pada caturwulan pertama tahun 2012
dan 2013.
3.3.2
Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh data milik Puskesmas
Batu Panjang Kecamatan Rupat terhitung pada caturwulan pertama tahun
2012.
17
Kunjungan ke
Puskesmas Batu
Panjang
Kecamatan Rupat
Pengolahan
data
di
Kecamatan Rupat.
3. Peneliti mengolah data yang didapat secara komputerisasi.
3.6Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan di Puskemas Batu Panjang. Data yang
dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan bulanan
Puskesmas Batu Panjang Kecamatan Rupat.
3.7 Teknik Pengolahan Data
Data diolah dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi secara
komputerisasi agar diperoleh gambaran penyakit yang diderita pada
komunitas masyarakat Kecamatan Rupat.
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Batu Panjang Kecamatan
Rupat pada 03 Juni 2013, didapat data :
1000
500
0
19
Menurut
wawancara yang
sama, didapatkan
bahwa
masyarakat
20
21
600
400
200
0
22
Jan-13
200
100
0
Grafik 4.3 Pola lima penyakit terbesar bulan januari tahun 2012 dan
2013
Berdasarkan grafik di atas, pada
jumlah ISPA 507 orang, sedangkan tahun 2013 jumahnya 206 orang. Menurut
wawancara dengan Kepala Puskesmas Batu Panjang, pada tahun 2013 terjadi
penurunan karena sudah dilakukan tindakan promotif yaitu meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk berobat sedini mungkin.
Selanjutnya terdapat juga perbandingan antara influenza bulan
Januari tahun 2012 dan tahun 2013. Penurunan terjadi pada tahun 2013
karena masyarakat juga lebih diedukasi agar sedini mungkin untuk berobat.
Ketiga, perbandingan hipertensi antara bulan Januari tahun 2012
dan 2013. Pada tahun 2013 juga terjadi penurunan karena masyarakat yang
23
Feb-13
200
100
0
Grafik 4.4 Pola lima penyakit terbesar bulan Februari tahun 2012 dan
2013
24
Mar-12
250
Mar-13
200
150
100
50
0
Grafik 4.5 Pola lima penyakit terbesar bulan Maret tahun 2012 dan
2013
Grafik bulan Maret 2012 dan bulan Maret 2013 juga mengalami
penurunan. Hal ini diduga karena masyarakat berobat sedini mungkin berkat
program pemerintah Bengkalis yang memberi pembebasan biaya berobat di
puskesmas Batu Panjang.
25
600
500
400
Apr-12
300
Apr-13
200
100
0
Grafik 4.6 Pola lima penyakit terbesar bulan April tahun 2012 dan
2013
Grafik bulan April 2012 dan bulan April 2013 juga mengalami
penurunan. Hal ini diduga karena masyarakat berobat sedini mungkin berkat
program pemerintah Bengkalis yang memberi pembebasan biaya berobat di
puskesmas Batu Panjang.
26
1600
1400
1200
1 ISPA
1000
2 Diare
3 Influenza
800
4 Hipertensi
600
5 Penyakit Mata
Lainnya
400
200
0
27
hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak diderita oleh kelompok umur
ini.
1200
1000
800
2012 L
2012 P
600
2013 L
2013 P
400
200
0
didominasi oleh jenis kelamin laki- laki sedangkan tahun 2013 ISPA lebih
banyak diderita oleh jenis kelamin perempuan. Kasus diare dan hipertensi
caturwulan pertama tahun 2012 mau pun 2013 tetap didominasi perempuan.
Kasus influenza caturwulan pertama 2012 didominasi oleh laki-laki, namun
pada tahun 2013 perempuan mendominasi kasus ini.Pola yang sama dengan
influenza juga ditemukan pada kasus penyakit mata.
28
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Penyakit- penyakit yang diderita masyarakat Pulau Rupat di wilayah kerja
Puskesmas Batu Panjang caturwulan I tahun 2012 adalah ISPA, diare,
influenza, hipertensi, penyakit mata, diabetes melitus, dermatitis dan
eksim, dispepsia, gastritis, rematik dan lain- lain. Untuk caturwulan I
tahun 2013 terdapat penyakit ISPA, influenza, hipertensi, diare, rematik,
karies gigi, asthma, gastritis, dan penyakit mata lainnya.
2. Angka kesakitan pada komunitas masyarakat Pulau Rupat di wilayah kerja
Puskesmas Batu Panjang caturwulan I tahun 2012 untuk sepuluh besar
penyakitnya adalah ISPA pada urutan teratas yakni sebanyak 1931 orang,
diikuti masing-masing oleh diare 1116 orang, influenza 1027 orang,
hipertensi 932 orang, penyakit mata 904 orang, diabetes 788 orang,
dermatitis dan eksim 756 orang, dispesia 681 orang, gastritis 643 orang,
dan rematik 431 orang. Untuk sepuluh besar penyakit yang diderita
masyarakat wilayah kerja Puskesmas Batu Panjang Pulau Rupat
caturwulan I tahun 2013 ditemukan penyakit ISPA pada urutan teratas
yakni sebanyak 1149 orang, diikuti masing-masing oleh influenza 747
orang, hipertensi 555 orang, diare 534 orang, rematik 479 orang, karies
gigi 298 orang, asma 279 orang, gastritis 223 orang, dispepsia 204 orang,
dan penyakit mata lainnya 127 orang.
5.2 Saran
29
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Siagian, S.P. 2002. Daerah pesisir. Jakarta: Bumi Aksara.
2. Dinas Kesehatan Provinsi Riau. 2010. Profil kesehatan Provinsi Riau.
Diakses Tanggal 30 mei 2013.
www.depkes.go.id/downloads/profil/riau06.pdf
3. Pemkab Bengkalis. 2009. Kabupaten Bengkalis. Diakses tanggal 30 Mei
2013. www.bengkalis.go.id.
4. Terry, G.R. 2005. Penalaahan buku principles of management. Bandung:
Balai Lektur Mahasiswa UNPAD.
5. Nikijuluw, Victor. 2001. Populasi dan
31
14. Depkes
RI, Direktorat
Jendral
PPM
&
PLP. 1992.
Pedoman