Professional Documents
Culture Documents
Indikasi
Bleaching ekstra koronal biasa dilakukan terhadap gigi vital yang mengalami
perubahan warna (baik kongenital maupun perkembangan). Pemutihan pada gigi vital dapat
dilakukan pada keadaan :
pewarnaan tetrasiklin yang ringan pada gigi yang saluran akarnya telah menutup sempurna
fluorosis ringan
gigi dengan saluran akar yang telah menutup sempurna dengan tujuan fungsi estetis
(Heasman, 2003)
Dapat pula digunakan pada saat sebelum prosedur restorasi gigi (Paravina dan Powers,
2004).
Nonvital
Beberapa kasus pada perubahan warna yang disebabkan oleh:
- Perdarahan kerena trauma
- Preparasi kavitas ruang pulpa yang tidak baik
- Obat sterilisasi saluran akar
- Bahan pengisi saluran akar
- Bahan tumpatan amalgam
2. Kontraindikasi
Gigi vital yang tidak dapat dilakukan pemutihan adalah gigi vital dengan kondisi :
- Ruang pulpa besar dimana mengakibatkan gigi sensitif
- Saluran akar yang masih terbuka
- Adanya pengikisan email
- Restorasi yang luas
- Alergi peroksida (Goldstein, 1998)
- Gigi yang mengalami karies yang tidak direstorasi
- Restorasi yang rusak
- Sensitivitas gigi yang sudah dirasakan sebelumnya (Paravina dan Powers, 2004).
Nonvital:
- Gigi dengan karies yang besar
- Gigi dengan pengisian saluran akar yang tidak baik
- Gigi dengan pengisian Ag point
- rediscoloration
4. Macam macam teknik bleaching kelebihan dan kekurangan
Bleaching (pemutihan gigi) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
1. bleaching secara eksternal yang dilakukan pada gigi vital yang mengalami perubahan warna
2. bleaching secara internal yang dilakukan pada gigi non vital yang telah dirawat saluran akar dengan baik
(Walton dan Torabinejad, 1996).
a. Teknik Bleaching pada gigi vital yang berubah warna karena tetrasiklin
b. Bleaching teknik Mouthguard
c. Teknik Bleaching pada gigi vital yang berubah warna karena fluorosis
2.
peroksida pada
bagian labial dan palatinal gigi.
3. Pemanasan dilakukan dengan cara memakai lampu reostat controlled
sebanyak 3
kali.
5. Kapas dilepas, gigi dibilas dengan air hangat, buka ikatan dental floss,
lepaskan
Karet isolator, bersihkan sisa pasta pelindung mulut.
6. Suruh pasien menyikat gigi kemudian lakukan pemolesan.
7. Pasien disuruh datang 1 minggu kemudian, bila belum memuaskan
prosedur
bleaching diulang
vital
bleaching
atau
dipakai
pada
siang
hari.Prosedur
perawatan.
2. Gigi dicetak, dibuat model lengkung rahang dari gips batu. Dua lapis
relief die
diulaskan pada bagian bukal cetakan gigi untuk membentuk reservoir
bagi bahan pemutih.
3. Matriks plastik lunak setebal 2 mm dibuat dan dirapikan dengan gunting
sampai 1mm melewati tepi ginggiva.
4. Mouthguard dicoba pada mulut, lalu diangkat dan bahan pemutih
dimasukkan
Ke dalam ruangan dari setiap gigi yang akan diputihkan. Kemudian
Mouthguard dipasang atas gigi dalam mulut dan kelebihan bahan
pemutih gigi
dibuang.
5. Pasien harus dibiasakan menggunakan prosedur ini, biasanya 3-4 jam
sehari
dan bahan pemutih diisi kembali setiap 30-60 menit.
6. Perawatan dilanjutkan selama 4-24 minggu, pasien diperiksa setiap 2
minggu.
3.
Fluorosis
Untuk memperbaiki pewarnaan karena fluorosis ini, cara yang lebih efektif
adalah
teknik asam hidroklorik-pumis yang terkontrol atau disebut teknik pumis
asam.
Sebetulnya cara ini bukan cara pemutihan gigi murni (oksidasi), melainkan
suatu teknik dekalsifikasi dan pembuangan selapis tipis email yang
berubah warna (Walton & Torabinejab, 1996).
B Teknik internal
Pemutihan gigi intra korona pada gigi non vital dipakai teknik
termokatalitik
atau walking bleach. Adanya oksigen yang bebas akan mendorong zat
warna keluar
dari tubulus dentin.
1 Teknik Walking Bleach
Teknik ini dilakukan dengan cara menempatkan pasta campuran superoxol
dan
sodium perborat dalam kamar pulpa. Prosedur meliputi pengontrolan
warna gigi,
pemolesan permukaan email, aplikasi petroleum jeli pada gingiva dan
pemasangan
rubberdam untuk isolasi dan untuk menghindari iritasi,
preparasi
akses kavitas,
perawatan saluran akar, keluarkan guttap point 2 mm dari orifice dan
tanduk pulpa
dibersihkan, beri basis 2 mm diatas guttap, menghilangkan
smearlayer dengan
menggunakan EDTA, pembilasan dengan sodium hipoklorit & air,
mengeringkan
kavitas, masukkan pasta dengan baik, letakkan butiran kapas yang
mengandung
superoxol, tutup orifice dengan ZnOP cement/ IRM, pasien kembali 3
sampai 7 hari.
2 Teknik termokatalitik
Teknik ini dilakukan dengan bantuan cahaya dan panas. Caranya
dengan
isolasi gigi
4 Teknik Kombinasi
Makanan yang harus dipantang atau dibatasi usai melakukan pemutihan gigi adalah:
1. Tembakau
2. Kecap
Jadi, salah satu bentuk upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah dengan
cara bersiwak, gosok gigi, dan lain-lain. Dalam hal ini, pemutihan gigi [bleaching]
bisa jadi merupakan salah satu cara untuk memelihara keindahan gigi.
Seperti telah dijelaskan pada sebelumnya, warna normal gigi permanen adalah
kuning keabu-abuan, putih keabu-abuan, atau putih kekuning-kuningan. Derajat
perwarnaan gigi ini ditentukan oleh ketebalan dan translusensi email, ketebalan
dan warna dentin yang melapisi di bawahnya, dan warna pulpa. Dengan
bertambahnya usia, email dapat menjadi lebih tipis dan dentin dapat menjadi
lebih tebal karena adanya proses fisiologis yang terjadi di dalam gigi. Warna gigi
dapat berubah dikarenakan adanya faktor intrinsik dan ekstrinsik
terkait dengan bleaching, maka pembahasan tak akan lepas dari domain proses
perubahan dalam diri manusia. ALLAH SWT telah menciptakan alam semesta
termasuk manusia dalam keadaan seimbang, baik, dan indah.
Oleh karenanya, Islam melarang [mengharamkan] merubah ciptaan ALLAH,
khususnya pada manusia, apalagi perubahan tersebut berdampak pada
kerusakan. Khusus pada manusia, berusaha merubah dirinya yang tidak ada
alasan yang kuat merupakan bentuk ketidakridhaan dia kepada ALLAH. Dan
merubah ciptaan ALLAH merupakan salah satu cara syetan untuk menyuruh
manusia agar mereka bermaksiat. Sehingga merubah ciptaan ALLAH adalah
kemaksiatan yang diharamkan ALLAH. Merunut dari penyebab perubahan warna
gigi itu sendiri, maka hal ini tidak termasuk merubah ciptaan ALLAH yang
diharamkanNya, karena gigi pada dasarnya berwarna putih, dan jika tindakan
memutihkan gigi tersebut tidak merusak kesehatan maka hukumnya boleh.