Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI
Bayi yang mendapatkan ASI penuh bisaanya mengeluarkan tinja beberapa kali
tinja yang lunak atau agak cair setiap hari. Oleh karena itu secara praktis, diare
didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi
tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh
ibunya.
Diare cair akut adalah diare yang timbul secara akut dan berlangsung kurang dari
14 hari (bisaanya 7 hari), tanpa disertai lendir atau darah, mungkin disertai muntah
dan panas. Penyebab terpenting diare cair akut pada anak di negara berkembang
adalah Rotavirus. Di beberapa tempat ETEC juga merupakan penyebab penting.
ETEC merupakan penyebab terbanyak diare pada orang bepergian.
Disentri adalah diare yang disertai darah dalam tinja. Penyebab utama disentri
akut adalah Shigella. Yang jarang adalah EIEC atau Salmonella. Entamoeba
histolytica dapat menyebabkan diare yang serius pada dewasa tapi jarang
menyebabkan disentri pada anak.
Diare persisten adalah diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung
lebih dari 14 hari. Tidak ada penyebab tunggal untuk diare persisten.
EPIDEMIOLOGI
Kebanyakan episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling
tinggi pada golongan umur 6 sampai 11 bulan. Pola ini menggambarkan kombinasi
penurunan kadar antibodi ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi, bayi mulai dikenalkan
makanan ataupun mulai merangkak sehingga kontak dengan patogen lebih sering
terjadi.
Variasi pola musiman dapat terjadi menurut daerah geografi. Pada daerah tropis,
diare karena rotavirus dapat terjadi sepanjang tahun, tapi puncaknya pada musim
kemarau. Sedang diare karena bakteri puncaknya pada musim hujan.
Tabel : jasad patogen yang sering didapatkan pada anak-anak dengan diare akut
yag datang ke sarana berobat di negara berkembang.
Virus
Kuman Patogen
Rotavirus
%
15-25
Antiibiotika anjuran
Tidak Ada
Bakteri
ETEC
10-20
Tidak Ada
Shigella
5-15
Cotrimoxasol
Campylobacter jejuni
10-15
Tidak Ada
Vibrio cholerae 01
5-10
Tetrasiklin
Salmonella (non-thypus)
1-5
Tidak Ada
EPEC
1-5
Tidak Ada
Cryptosporidium
5-15
Tidak Ada
20-30
Tidak Ada
Protozoa
Tidak ada patogen
2. Faktor infeksi
Feces (tinja)
Fingers
Food
Mulut
Flies
Fluid
Field
3. Faktor psikik
4. Faktor konstitusi saluran cerna
Konstitusi=keadaan, misal karena malabsorbsi atau intoleransi laktosa
PATOMEKANISME DIARE ENTERAL
VIRUS
Beberapa jenis virus, seperti rotavirusss, berkembang biak dalam epitel villi usus
halus, menyebabkan kerusakan epitel, dan pemendekan villi. Hilangnya sel epitel
villi, diganti sementara oleh sel epitel kripte yang belum matag. Hal ini
berhubungan dengan sekresi ari-elektrolit, serta hilangnya enzim disakaridase
(berkurangnya absorbsi disakarida terutama laktosa). Penyembuhan terjadi bila
vili mengalami regenerasi dan epitel vilinya menjadi matang.
BAKTERI
Penempelan di mukosa
Hal ini terjadi misal pada ETEC dan Vibrio cholerae 01. Kejadian ini
dihubungkan
dengan
perubahan
epitel
usus
yang
menyebabkan
kuman ini selain bisa merusak jaringan, juga menyebabkan sekresi air dan
elektrolit.
PROTOZOA
Penempelan Mukosa
G lamblia dan Cryptosporidium menempel pada epitel usus halus,
menyebabkan pemendekan villi dan mengakibatkan diare
Invasi Mukosa
Strain sangat ganas E histolitica dapat menginvasi mukosa kolon atau
ileum, mengakibatkan mikroabses dan ulkus. Namun pada manusia, 90 %
infeksi terjadi oleh strain tidak ganas.
MEKANISME DIARE
Ada 2 prinsip terjadinya diare cair : sekretorik, dan osmotic. Infeksi usus
dapat mengakibatkan diare melalui kedua mekanisme tersebut. Diare sekretorik lebih
sering terjadi, dan keduanya dapat terjadi secara bersamaan.
Diare Sekretorik
Yaitu diare yang disebabkan oleh sekresi air dan elektrolit ke dalam usus halus yang
terjadi bila bakteri mengeluarkan toksin yang merangsang sel-sel epitel mukosa
memproduksi cAMP, mengurangi penyerapan natrium dari lumen usus, meningkatkan
pengeluaran air dan klorida dari lumen usus.
Diare Osmotik
Diare osmotic dapat terjadi bila suatu terdapat bahan yang secara osmotic aktif, dan
mudah diserap.
Jika bahan semacam itu berupa larutan isotonic, air dan bahan terlarut di dalamnya
akan lewat tanpa diabsorbsi sehingga terjadi diare.
Jika berupa larutan hipertonik, air akan pindah dari cairan ekstraseluler ke dalam
lumen usus sampai osmolaritas dari isi usus sama dengan cairan ekstraseluler da
darah.
Dehidrasi Isotonik
Ada kekurangan keseimbangan air dan natrium
Asidosis Metabolik
Konsentrasi bikarbonat serum berkurang, mungkin kurang
dari 10 mmol/l
Ada muntah
Hipokalemia
aritmia jantung
ileus paralitik
Dehidrasi
Dehidrasi Berat
Keadaan Umum
Baik, sadar
Ringan-Sedang
Gelisah, Rewel
Mata
Normal
Cekung
Sgt cekung&kering
Air Mata
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Basah
Kering
Sangat Kering
Rasa Haus
Minum Bisaa
Haus
Malas Minum
Turgor Kulit
Menurut MTBS :
Kembali Cepat
Kembali lambat
Terdapat 2 atau
Gelisah, rewel
Letargis/tdk sadar
lebih tanda-tanda
tanda untuk
Haus
Malas minum
berikut ini :
diklasifikasikan
Mata cekung
Mata cekung
sebagai dehidrasi
Cubitan perut
Cubitan perut
ringan-sedang dan
kembali lambat
kembali sangat
berat
TERAPI REHIDRASI
Tujuan : Untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat dan
kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti
Terapi rehidrasi :
Upaya Rehidrasi Oral (URO) : cairan rehidrasi oral (oralit), cairan rumah
tangga
Pengobatan intravena
Berikut adalah petunjuk umum untuk jumlah larutan oralit atau cairan lainnya
yang diberikan di rumah setiap kali selesai buang air besar :
Anak dibawah 1 tahun sampai 4 tahun sebanyak 100-200 ml
Anak > 5 tahun sebanyak 200-300 ml
Komposis Oralit :
Kandungan
Natrium Klorida
Jumlah (gr/L)
3,5
Ion
Natrium
Konsentrasi(mmol/L)
90
Trinatrium sitrat*
2,9
Sitrat
10
Kalsium Klorida
1,5
Kalium
20
Klorida
80
Glukosa(anhidrosa) 20
Glukosa
*
: atau 2,5 g Natrium Bikarbonat (30 mmol bikarbonat)
111
hiperosmoler
Larutan Oralit
Meskipun tidak selalu dianggap sebagai cairan rumah tangga, larutan oralit
dapat digunakan di rumah untuk mencegah dehidrasi.
PENGOBATAN INTRAVENA
Cairan i.v dibutuhkan hanya untuk penderita dengan dehidrasi berat dan hanya
untuk mengembalikan dengan cepat volume darahnya serta memperbaiki renjatan
hipovolemik.
Cairan Ringer Laktat dapat digunakan untuk semua golongan umur untuk
memperbaiki dehidrasi karena diare akut oleh penyebab apapun. Pemberian oralit dan
makanan secara dini akan memberikan sejumlah kalium dan glukosa yang
dibutuhkan.
Bila tidak tersedia larutan Ringer Laktat, dapat digunakan garam faali/ NaCl
0,9 %; cairanD Gana; NaCl 0,45%
Cairan yang tidak dapat digunakan adalah cairan glukosa murni, karena tidsk
mengandung elektrolit.
ASI harus terus diberikan tanpa selingan. Bila anak mendapat susu formula atau
susu sapi, susu diberikan seperti biasa.
Anak umur 6 bulan atau lebih (yang sudah mendapat MP ASI), tetap diberikan
makanan lunak atau setengah padat paling tidak setengah dari kalori diitnya.
Pemberian makanan sebaiknya sedikit-sedikit dan sering (misal tiap 3-4 jam)
Setelah diare berhenti, makanan diberikan paling tidak satu kali lebih banyak
daripada biasanya setiap hari selama 2 minggu, menggunakan makanan yang
mengandung banyak gizi seperti yang diberikan pada saat diare
Penilaian status hidrasi pada anak dengan gizi buruk sangat sulit karena beberapa
tanda yang digunakan untuk menilai tidak dapat dipercaya.
Turgor kulit anak marasmus sangat jelek walau tidak dehidrasi. Sebaliknya, turgor
tampak normal pada anak kwashiorkor(edema)
Mata cekung tidak dapat dipercaya pada anak kwashiorkor
Keadaan mental anak sukar dinilai karena anak kwashiorkor biasanya apatis.
Sedangkan, anak marasmus cengeng.
Tidak ada air mata sulit dinilai pada semua anak kurang gizi karena sukar
menangis.
Pada anak dengan gizi buruk, sulit untuk membedakan dehidrasi ringan-sedang
atau berat.
Petunjuk untuk rehidrasi anak dengan gizi buruk adalah sebagai berikut :
Bila mungkin, pengobatan rehidrasi harus dilakukan di rumah sakit. Bila
penderita ditemukan di Puskesmas atau di klinik, harus dirujuk ke rumah sakit.
Ibunya diberi larutan oralit dan diberitahu bagaimana cara memberikannya
sebanyak 5 ml/ kg BB/ jam selama dalam perjalanan.
Semua cairan harus diberikan melalui mulut atau selang nasogastrik. Infus i.v
tidak boleh diberikan karena kelebihan cairan sangat mudah terjadi.
Rehidrasi harus dilakukan perlahan selama 12-24 jam. Jumlah larutan oralit yang
diberi dalam kurun waktu ini 70-100 ml/kg BB. Jumlah yang pasti ditentukan dari
berapa banyak anak mau minum. Dan harus dilakukan pengawasan yang ketat
terhadap tanda-tanda kelebihan cairan (meningkatnya edema). Anak harus tinggal
di tempat pengobatan sampai rehidrasi selesai.
Larutan oralit baku digunakan, Namun, pada anak dengan malnutrisi, sering
terjadi kurang kalium. Apalagi ada diare. Oleh karena itu, ditambahkan larutan
kalium yang mengandung 1 mmol kalium per ml. Larutan dapat disiapkan dengan
melarutkan 7,5 gram kalium klorida dalam 100 ml air. Cairan ini harus diberikan
4 ml/ kg BB/ hari selama 2 minggu, dibagi dalam beberapa dosis, dicampur
makanan.
Makanan harus dimulai sewsegera mungkin. Puasda meski hanya untuk
sementara, harus dihindarkan. Pemberian ASI harus diteruskan selama rehidrasi
dan makanan lain setelah anak mampu makan. Dalam jumlah kecil, biasanya
dapat diberikan 2-3 jam setelah rehidrasi. Petunjuk pemberian makan berikut
harus diikuti.
Pada anak marasmus harus dibatasi sampai 110 kkal/ kgBB./hari untuk
minggu pertama, tetapi makanan biasanya dapat diberikan sebanyak anak
mau. Makanan setengah cair atau cair harus diberikan beberapa kali dalam
jumlah kecil misal setiap 2 jam, pada siang dan malam. Awalnya, anak sulit
makan karena ada stomatitis. Pada beberapa keadaan anak harus makan
dengan selang nasogastrik selama beberapa hari.