Professional Documents
Culture Documents
upaya
untuk
membantu
masyarakat
agar
dapat
meningkatkan
dan
pemberdayaan
masyarakat
di
bidang
kesehatan;
(5)
Pendidikan
Kesehatan
Masyarakat
(DKI-PKM,
selanjutnya
dalam upaya kesehatan, dan menjadi daerah studi lapangan banyak negara di
dunia. Selain itu pada tahun 1978-1980 ada proyek "Nutrition Education"
yang diteruskan dengan proyek Nutrition & Community Health II (19881992) yang antara lain menghasilkan model penyuluhan gizi dan kesehatan
yang menggunakan metode pemasaran sosial.
3.
bukti
yang
meyakinkan
bahwa
promosi
kesehatan
dapat
2.
3.
4.
5.
6.
informasi
yang
bermanfaat
a.
Advokasi kesehatan
Advokasi menurut Websters Encyclopedic Unabridged Dictonary of the
English Language (1989) adalah: act of pleading for, supporting, or
recommending, active espousal (tindakan pembelaan, dukungan, atau
rekomendasi, dukungan aktif). Menurut Foss & Foss, at.al (1980) dan Toulmin
(1980) dalam Sendjaya (2000), advokasi adalah salah satu upaya persuasi
yang mencakup kegiatan penyadaran, rasionalisasi, argumentasi, dan
rekomendasi tindakan lanjut mengenai sesuatu hal. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa, advokasi salah upaya komunikasi yang dilakukan satu pihak
kepada pihak lainnya dengan tujuan utama memberikan dukungan,
pembelaan, dan rekomendasi sehubungan dengan suatu persoalan yang
dihadapi oleh pihak lain tersebut.
Konsep advokasi memiliki beberapa karakteristik dan prinsip dasar
sebagai berikut: (a) advokasi diperlukan ketika muncul suatu persoalan akibat
ketidaktahuan, ketidakpedulian, ketidakberdayaan, adanya penyimpangan,
atau karena adanya konflik kepentingan; (b) persoalan yang dihadapi berkaitan
dengan sistem nilai yang esensial (hak, kewajiban, norma, etika, moral, dll)
yang perlu dipegang teguh oleh semua pihak baik secara kelembagaan ataupun
secara individual dan kelompok; (c) advokasi lebih menitikberatkan pada
penegakan sistem nilai yang esensial baik yang menyangkut kepentingan
publik secara luas, kepentingan komunitas tertentu, ataupun kepentingan
perorangan sebagai warga masyarakat; (d) dalam konteks perorangan,
advokasi berkenaan dengan hak azasi dan eksisitensi.
Advokasi kesehatan adalah upaya memasyarakatkan program kesehatan,
mempengaruhi kebijakan publik, serta mendapatkan komitmen dan dukungan
dari para pemangku kepentingan dan para pengambil kebijakan untuk
melakukan perubahan tata nilai atau peraturan yang ada , sehingga tujuan
program kesehatan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Dukungan dapat
berupa kebijakan, penyediaan sumber daya seperti tenaga, dana, sarana dan
sebagainya. Kelompok sasaran untuk strategi advokasi adalah kelompok
sasaran tersier yaitu para pemangku kepentingan dan para pengambil kebijakan
sekunder,
mengembangkan
tujuan
SMART
(spesific/spesifik,
tujuan
kemitraan
menuju
Indonesia
Sehat
adalah:
(a)
Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah segala upaya fasilitasi
yang bersifat non instruktif untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
10
Kesehatan
masyarakat
dan
di
UNICEF,
bidang
1999).
kesehatan
Dengan
adalah
demikian
cara
untuk
11
bagi kader PKK, kader Posyandu, kader Poskesdes dll, sehingga mereka
menjadi tahu tentang program kesehatan dan dapat memberi tahu masyarakat di
lingkungannya
untuk
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan.
Secara
12
Agar promosi kesehatan dapat berjalan dengan baik, kita perlu memahami
benar tentang masalah kesehatan, perilaku, kaitan antara keduanya dan juga
tentang berbagai hal yang berpengaruh terhadap kesehatan. Hal ini dapat
diketahui dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Analisis
masalah kesehatan; (2) Menetapkan sasaran promosi kesehatan, meliputi: (a)
Menetapkan sasaran primer dan tatanan serta analisisnya, (b) Menetapkan
sasaran sekunder dan tatanan serta analisisnya, dan (c) Menetapkan sasaran
tersier dan tatanan serta analisisnya; (3) Menetapkan tujuan promosi
kesehatan, meliputi tujuan umum dan tujuan khusus; (4) Menetapkan strategi
promosi kesehatan: advokasi, kemitraan dan dukungan sosial, serta
pemberdayaan masyarakat,; (5) Menetapkan pesan pokok dan promosi
kesehatan; (f) Menetapkan metode dan saluran promosi kesehatan; (g)
Menetapkan rencana kegiatan operasional promosi kesehatan; dan (h)
Menetapkan pemantauan dan penilaian promosi kesehatan.
Ruang Lingkup dan Program Prioritas Promosi Kesehatan Di Era
Desentralisasi
Adapun ruang lingkup promosi kesehatan di era desentralisasi adalah:
program pendidikan kesehatan (primer, sekunder, dan tersier), pelayanan
kesehatan preventif, kegiatan berbasis pada masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat, pengembangan organisasi, kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan, tindakan kesehatan lingkungan, serta kegiatan ekonomi dan peraturan.
Beberapa program prioritas promosi kesehatan di era desentralisasi yang perlu
memperoleh perhatian saksama adalah :
1.
dan
lingkungan
sehat,
khususnya
dalam
mengantisipasi
desentralisasi;
2.
13
kemasyarakatan,
kalangan
swasta,
dll
dalam
semangat
kesetaraan.
4.
5.
6.
7.
8.
Penutup
Sebagai penutup makalah ini kiranya perlu diingat kata-kata orang bijak
bahwa "Action speaks louder", bahwa yang lebih penting adalah kegiatan nyata di
lapangan. Untuk itu kita semua diharapkan dapat memberikan panduan yang jelas
dan mudah dipraktekkan di lapangan, namun mempunyai dasar-dasar pemikiran
yang mantap.
Saat ini, sudah saatnya kita melaksanakan pola pikir Paradigma Sehat,
seperti yang diamanahkan oleh visi pembangunan kesehatan. Paradigma Sehat
berarti bahwa pembangunan semua sektor harus memperhatikan dampaknya di
14
dirinya
sehingga
dapat
memelihara
dan
meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
Dachroni 1998. Dari Alma Ala Ke Ottawa Sampai Jakarta. Jakarta. Departemen
Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2002. Paradigma Sehat Menuju Indonesia Sehat.
Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju
Indonesia Sehat 2010. Jakarta.
15
197
Departemen Kesehatan RI. 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 serta Pedoman
Penetapan Indikator Propinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1980. Pendekatan Edukatif Suatu Alternatif
Pendekatan Dalam Membangun Masyarakat. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1995. ARRIF Pedoman Manajemen Peran Serta
Masyarakat. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI dan Kesejahteraan Sosial Direktorat Promosi
Kesehatan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. 2000. Buku Strategi
Promosi Kesehatan Di Indonesia. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI Bekerjasama dengan United Nations Population Fund.
2002. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE)
Kesehatan Reproduksi untuk Petugas Kesehatan di Tingkat Pelayanana
Dasar. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI Bekerjasama dengan UNFPA (United Nations
Population Fund, 2002, Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Komunikasi
Infromasi, Edukasi (KIE) Kesehatan Reproduksi Untuk Petugas Kesehatan di
Tingkat Pelayanan Kesehatan dasar, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. 2002. Panduan Manajemen
PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta.
Elfindri. 2003. Ekonomi Layanan Kesehatan, Andalas University Press. Hal: 86
102. Padang.
Ewles L dan Simnett. 1994. Promoting Health, A Practical Guide. Second
Edition. Promosi Kesehatan, Petunjuk Praktis. Edisi Kedua. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Health Education USA. com/Keeping peers informed 24/7, Health Education,
July 1010, diakses 10 Maret 2011.
Mantra B.1979. Pendekatan Edukatif dalam PKMD. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.
Mantra B. 1997. Strategi Penyuluhan. Departemen Kesehatan RI. Pusat
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.
Maldonado, RW. 2002. Building Partnership with the Community: Lessons from
the Camden Health Improvement Learning Collaborative. Journal of Health
Care Management 45: 3 May/June 2002. Diakses 12 Juli 2010.
16
17