Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Kacang tanah merupakan salah satu komoditas palawija yang cukup
penting dan perlu terus dikembangkan mengingat produk kacang tanah digunakan
sebagai bahan baku industri makanan dan pakan seperti industri kacang kulit,
kacang garing, kacang bawang, industri ice cream, industri bumbu-bumbuan serta
industri catering. Sejalan dengan semakin beragamnya peruntukan kacang tanah
mengakibatkan permintaan akan komoditas ini semakin meningkat bahkan
produksi yang ada sebesar 759.533 ton pada tahun 2014 belum mampu
mencukupi kebutuhan dalam negeri sehingga harus mendatangkan kacang tanah
dari luar negeri sebesar 119.496 ton.
Usaha untuk meningkatkan produksi kacang tanah terus dilakukan melalui
perluasan areal tanam dan peningkatan teknologi produksi melalui penggunaan
benih unggul dan perbaikan teknik budidaya, panen dan pasca panen. Kebutuhan
akan kacang tanah meningkat rata-rata setiap tahun 900.000 ton dengan
produksi rata-rata setiap tahun 783.110 ton atau sekitar 87,01% (Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, 2012). Pada saat ini kebutuhan nasional kacang tanah
masih harus dipenuhi dari impor sekitar 200.000 ton per tahun (Junaedi, 2011).
Berdasarkan data BPS (2011), rata rata produksi kacang tanah per satuan luas di
Indonesia masih rendah. Pada tahun 2011 produksi rata rata sekitar 1,281 ha-1.
Sementara produksi rata rata kacang tanah di Indonesia dari tahun 2006 2011
terus mengalami penurunan sebesar 147.150 ton.
Kacang tanah dipanen pada saat mencapai kemasakan biji yang tepat.
Panen yang terlalu cepat membuat biji menjadi keriput. Sebelum panen, tanah
yang agak kering ada baiknya dibasahi dulu agar olong tidak banyak tertinggal
sewaktu pencabutan. Penanganan kacang tanah yang terlambat panen, harus
dipisahkan antara yang telah tumbuh dan masih muda dan yang akan disimpan.
Hal ini karena kacang tanah yang tumbuh dan polong muda merupakan media
yang baik untuk pertumbuhan cendawan Aspergillus flavus, penghasil Afalatoxin
dan Penicillium, sp.
Penanganan pasca panen kacang tanah di tingkat petani pada umumnya
masih dilakukan secara tradisional seperti panen, perontokan polong, pengeringan,
pengupasan kulit dan sortasi. Kegiatan ini memerlukan cukup banyak tenaga kerja
sehingga pada saat-saat tertentu sering terjadi penundaan proses penanganan pasca
panen yang berakibat pada penurunan kwalitas hasil dan tingginya tingkat
kehilangan hasil (losses).
Untuk benih kacang tanah dipanen pada saat masak fisiologis kadar air sekitar
20 %.
Batang mulai mengeras.
Daun menguning dan sebagian mulai berguguran, Polong sudah berisi penuh
dan keras.
Kulit biji tipis dan mengkilap dan biji cukup keras.
Kulit polong cukup keras, serat sangat nyata dan warna polong coklat
kehitam-hitaman.
Teknik Pemanenan
Pencabutan tanaman, lalu memetik polong (buahnya) terus bersihkan dan
dijemur matahari, memilih bila diperlukan untuk benih dan seterusnya dilakukan
penyimpanan, untuk konsumsi bisa di pasarkan langsung atau bisa langsung
dibuat berbagai jenis produk makanan.
PASCA PANEN
Di Indonesia kacang tanah dikonsumsi sebagai makanan
sehari-hari dalam bentuk makanan ringan, sebagian sebagian bahan tambahan
dalam industri pangan, dan sebagian kecil lainnya diolah untuk diambil
minyaknya. Penanganan pascapanen kacang tanah meliputi panen, yang
dapat dilakukan pada tingkat kadar masih tinggi(lebih dari 28-34%) ataupun
ketika kadar air kacang tanah sudah cukup rendah (20-24%), perontokan, pengeringan,
dan pengupasan kulit.
Mirip dengan yang terjadi pada kedelai, penanganan pascapanen kacang
tanah umumnya dilakukan secara tradisional kecuali kegiatan perontokan dan
pengupasan kulit. Kacang tanah diipanen dengan cara mencabutnya dari tanah menggunakan
tangan, lalu menjemurnya di bawah sinar matahari. Polong kacang tanah kemudian
dilepaskan dari batangnya, juga menggunakan tangan, kemudian dijemur lagi
untuk menurunkankadar airnya. Kacang tanah umumnya disimpan
dalam bentuk polong karena lebih aman dari serangan hama. Secara
umum kegiatan pokok pasca panen kacang tanah adalah sebagai berikut
a. S e t e l a h d i p a n e n b r a n g k a s a n k a c a n g t a n a h d i p o t o n g l e b i h
k u r a n g 1 0 c m kemudian dibersihkan.
b. Pemipilan
Pipil
polong
Kacang
tanah
dari
batangnya
dengan
tangan.. P e n g e r i n g a n T e b a r k a n p o l o n g k a c a n g t a n a h d i
a t a s a n y a m a n b a m b u a t a u t a b i r s a m b i l dijemur dibawah terik matahari
sampai kering (Kadar air 9% 12%).
Tabel 2. Perkiraan Susut Maksimum Pada Penanganan Pasca Panen Kacang Tanah
Pengumpulan
Brangkasan yang belum dipipil jangan ditumpuk. Brangkasan tanaman
bisa dipotong di lapangan sehingga tinggal cabang dan polongnya saja dapat
dijemur, sedang brangkasannya dapat dikumpulkan.
Perontokan
Perontokan merupakan awal penanganan pascapanen kacang tanah. Proses
ini dapat mem-pengaruhi mutu polong seperti persentase kotoran, polong rusak,
dan rendemen biji. Kehilangan hasil pada proses perontokan polong ini cukup
besar, berkisar 0,5-2% dalam bentuk tercecer dan susut mutu.
Pada saat ini, sebagian besar petani masih melakukan perontokan polong
secara manual. Kapasitas perontokan masih rendah,baru 8-10 kg/jam/orang.
Selain itu, cara manual ini dapat menyebabkan susut yang cukup besar, yaitu biji
tercecer 2% dan kerusakan 2%.
Penggunaan mesin perontok polong kacang tanah dapat membantu
mempercepat perontokan, karena kapasitas kerjanya lebih tinggi dibanding cara
manual. Selain itu, susut mutu lebih kecil dan polong lebih bersih. Salah satu
mesin yang dapat digunakan adalah buatan Balai Besar Pengembangan Alat dan
Mesin Pertanian (BB Al-sintan), Serpong.
pemeriksaan benih yang disimpan digudang, dan perawatan gudang. Selain itu,
harus diupayakan agar kadar air benih yang akan disimpan tidak lebih dari 14%.
Pengendalian secara fisik dilakukan dengan membunuh hama, perlakuan
pengasapan, atau perlakuan suhu gudang. Pengendalian secara kimiawi dapat
dilakukan dengan menggunakan fumigant cair, antara lain metal bromide, karbon
tetraklorida, etilen dibromida, dan etilen diklorida. Aplikasi bahan kimia ini harus
dilakukan dengan menggunakan peralatan khusus dan relatif sulit karena
dimungkinkan terjadinya efek samping yang dapat menurunkan daya tumbuh
benih. Penggunaan fumigant padat yang mengandung fosfin relative lebih mudah
dan tidak menimbulkan efek samping terhadap benih.
1. Fumigant padat yang dapat digunakan antara lain Phostoxin dan Detia Gas
0,5-1,5 tablet Postoxin per meter persegi atau 3-5 tablet Postoxin per ton atau
satu soket Detia Gas EX-B per enam ton.
2. Fumigasi ruang atau kamar : 0,5-1 tablet atau 1-2 pellet Postoxin per meter
persegi.
3. Fumigasi benih dalam kantong kedap udara : satu pellet Postoxin per kantong
yang berisi 50 kg benih.
Hama yang berupa insekta direkomendasikan untuk dikendalikan antara lain
dengan Silosan 25 EC, Damfin 950 EC, Gardona 24 EC, dengan dosis sesuai
anjuran
yang
tertera
pada
label
kemasan.
Sementara,
hama
tikus
Pengemasan
Pengemasan bisa dilakukan untuk produk mentah/polong mentah dalam
bungkus plastik per 10 kg. Dapat juga berupa kemasan kue atau bentuk makanan
yang sudah dimasak seperti kacang rebus, kacang goreng dan berbagai jenis kue
dari kacang tanah. Untuk pengangkutan pada prinsipnya yang pentuing kondisi
komoditi tersebut tidak rusak atau tidak berubah dari kualitas yang sudah
disiapkan.
Kacang tanah dikemas dalam karung goni atau dari bahan lain yang sesuai
kuat dan bersih dan mulutnyadijahit, berat netton setiap karung maksimum 75 kg,
dan tahan mengalami handing baik pada pemuatan maupun pembongkaran. Di
bagian luar karung (kecuali dalam bentuk curah) ditulis dengan bahan yang aman
yang tidak luntur dengan jelas terbaca antara lain:
a) Produksi Indonesia.
b) Daerah asal produksi.
c) Nama dan mutu barang.
d) Nama perusahaan/pengekspor.
e) Berat bruto.
f) Berat netto.
g) Nomor karung.
h) Tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Besar Pengembangan Alat dan Mesin Pertanian.Mesin Perontok Polong
Kacang Tanah. Tangerang.
http://agroteknologi.web.id/teknik-penanganan-pasca-panen-kacang-tanah/
http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/detail/3185
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pasca
%20Panen/tep440_files/Penanganankacangtanah.htm
Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. 2010. Kacang Tanah. Menegristek Bidang Pendayagunaan dan
Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.